Judul: Finding Cinderella
Penulis: Collen Hoover
Alih bahasa: Shandy Tan
Editor: Mery Riansyah
Desain sampul: Orkha Creative
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama
Terbit: 2016
Ukuran buku: 200 hlm; 20 cm
ISBN: 9786020325279
Blurb.
Bagi Daniel, pertemuan dengan Cinderella di sekolah tahun lalu meninggalkan kesan yang mendalam. Ruang gelap tempat mereka bertemu memang menyembunyikan jati diri gadis itu. Namun interaksi mereka yang begitu intens sulit dilupakan.
Bagi Daniel, pertemuan dengan Cinderella di sekolah tahun lalu meninggalkan kesan yang mendalam. Ruang gelap tempat mereka bertemu memang menyembunyikan jati diri gadis itu. Namun interaksi mereka yang begitu intens sulit dilupakan.
Setelah akhirnya pacaran dengan gadis lain dan putus dengan cara yang buruk, Daniel ternyata masih penasaran ingin mencari tahu siapa Cinderella sebenarnya. Tapi semua berubah begitu ia bertemu Six, gadis dengan nama unik dan kepribadian yang lebih unik lagi. Six betul-betul sempurna di mata Daniel, rasanya seperti di dalam dongeng saja. Hingga sebuah petunjuk dari Six menjadi kunci bagi Daniel untuk menemukan Cinderella.
Review.
Sebelumnya
saya merasa bodoh karena saya tidak membaca kover belakang yang menandai jika
Finding Cinderella ini adalah novel dewasa. Karena di dalamnya banyak sekali
adegan semi-vulgar yang bikin saya harus kipas-kipas. Tapi semua impas ketika
saya membaca penggalan Kisah Cinderella-ku sebelum menyentuh prolog-nya.
Penggalan itu menceritakan perjalanan penulis Collen Hoover akhirnya bisa debut
dengan novel perdananya. Penggalan yang akan membangkitnya gairah menulis untuk
mereka yang suka menulis namun merasa belum tersulut kemampuannya.
Finding Cinderella memadukan meet cute ala dongeng
Cinderella. Cinderella dan Daniel jatuh cinta di gudang alat kebersihan. Namun
pertemuan tanpa tahu identitas dan muka masing-masing karena pertemuan mereka dalam kondisi ruangan gelap, kemudian dibatasi oleh suara bel masuk kelas. Sedangkan dalam dongengnya dibatasi suara lonceng pada tengah malam. Keduanya
kemudian harus berpisah karena sosok Cinderella harus pindah entah kemana.
“Aku takkan datang ke sini lagi setelah hari ini,” ia memberi tahu dengan lirih. -Finding Cinderella, 27.
Kejadian itu membekas dibenak Daniel meskipun berkali-kali
ia berusaha melupakannya dengan menjadi sosok berengsek. Setahun kemudian
Daniel bertemu dengan sosok Six yang langsung membuatnya jatuh cinta dalam
hitungan sehari. Aneh, tetapi ada penjelasannya kok kenapa bisa begitu. Six ini
menjadi generator cerita yang menghidupkan kembali sisi romantis dari seorang
Daniel. Bagaimana kisah Daniel dan Cinderella sementara Six muncul di
tengah-tengahnya?
Untuk kisahnya sendiri, novel ini memang romantis. Meskipun
untuk saya, kadarnya masih nanggung. Alasannya, karena karakter utamanya
berusia sangat muda yang dikenal dengan kelabilannya. Sehingga perjalanan cinta
mereka ya hanya sebatas manis tapi tidak mengesankan secara keseluruhan. Atau
ini lantaran saya penyuka romance dengan karakter yang dewasa.
Ada beberapa poin yang kemudian saya soroti sepanjang
membaca novel ini. Pertama, cerita novel ini tidak bisa ditiru secara membabi buta
untuk pembaca di Indonesia. Nilai moral yang terkandungnya sangat "kebaratan" sekali
sehingga sangat bertolak belakang dengan nilai kesopanan khas orang timur.
Adegan ciuman, sex bebas, cara menghujat, bisa ditemui sepanjang cerita dan saya
sebagai pembaca hanya sekedar tahu saja hal-hal tadi, bukan untuk dipelajari.
Kedua, pendidikan yang bisa dipelajari adalah efek pergaulan
bebas tidak pernah baik. Salah satu kasusnya adalah hamil di luar nikah pada
usia masih muda. Six menjadi gambaran betapa berat memiliki anak di usia muda.
Namun cerdasnya Six, ia memikirkan nasib si anak dan akhirnya memutuskan keputusan
yang salah tapi sebagai pembaca mau tidak mau harus setuju. Keputusan yang
seperti apa? Silakan langsung baca saja bukunya.
Ketiga, persahabatan yang digambarkan penulis betapa
mulianya. Seharusnya memang persahabatan bisa menjadi solusi, menjadi penopang,
menjadi pendengar antara satu dengan yang lain. Persahabatan yang baik akan
memberi dampak yang baik pula. Kepercayaan dalam persahabatan menjadi vital untuk
dijaga agar tidak menghancurkannya.
Kalian lihat kovernya! Romantis bukan? Kedua anak manusia itu bernama Daniel dan Six. Mereka kerap berdekatan begitu karena merasa saling memiliki. Itu hanya sebagian yang diceritakan kover. Bahkan ada statement yang menyebutkan jika Daniel tidak bisa tidak mencium Six jika Six memamerkan senyumnya.
Plot. POV. Gaya
menulis. Karakter.
Novel ini bercerita dengan plot maju. Kilas balik
dituturkan lewat narasi sepintas dan lewat dialog. Dan cara seperti itu membuat
saya paham kenapa novel ini bisa tipis dalam hal jumlah halaman. Plotnya sangat
dinamis secara pergerakan dari adegan ke adegan yang lain. Yang lebih membuat
saya bisa menikmati novel ini, penulis menggunakan POV orang pertama di pihak
Daniel. Sosok berengseknya Daniel kemudian gampang saya masuki secara pola
pikir. Ini yang kemudian menjadi parameter keberhasilan penulis membuat cerita
dengan tokoh utama yang melintas gender penulisnya.
Gaya penulisan penulis bisa saya nikmati dengan baik.
Meskipun di beberapa bagian saya merasa kalimatnya kadang terlalu panjang dan
struktur kalimatnya suka membingungkan. Keseluruhan sih masih aman dibaca kok.
Untuk visualisasi setting dan waktu masih terbilang mencerahkan imajinasi
pembaca.
Untuk karakter yang muncul, Daniel menjadi pusat cerita dan cukup mengesankan. Cuek, percaya
diri tinggi, berengsek, labil namun bijaksana. Bijaksana? Beberapa masalah yang
kemudian muncul antara dirinya dengan Six, Daniel bisa menempatkan dirinya dari
sudut pandang yang lain dan dengan pikiran yang dingin. Masalah yang muncul pun
surut terselesaikan dengan apik tanpa berlarut-larut.
Six adalah gadis yang blak-blakan, cerdas, penikmat hidup,
sederhana dan penyimpan sedih yang ulung. Di balik kesenangannya memiliki
Daniel, Six menutup rapat kesedihan masa lalu yang begitu kesedihan itu
terbuka, sisi rapuhnya otomatis mendominasi. Bisa berhari-hari Six menanggung
sedih.
Holder dan Sky, sahabat yang mengelilingi Six dan Daniel,
dengan karakter yang pas sebagai sahabat yang baik. Pendukung, pendengar,
penghibur dan pemberi solusi yang baik untuk masalah-masalah temannya.
Adegan favorit.
Adegan paling berkesan yang saya ingat adalah
ketika Daniel marah pada dirinya pasca ia mengetahui siapa aslinya sosok Six, hingga
membuat dia memukul-mukul stir mobil lalu menedang-nendang ban mobil. Silakan baca halaman 153-155. Itu
dilakukannya karena rasa marah yang menuntut dituntaskan tapi bingung dengan
cara apa. Pada adegan ini penggambaran psikologi rasa marah, sedih, bingung
yang bercampur, sukses tersampaikan ke pembaca.
Petik-petik.
Sebagian saya sudah menyebutkannya di atas. Dan saya juga perlu mengingatkan,
jika karakter baik dan terhormat terlahir berkat situasi dan kondisi keluarga di
rumah yang harmonis. Saya sempat iri melihat bagaimana interaksi antara Daniel
dan keluarganya yang menurut saya sangat hangat. Maka jika karakter penghuni
rumah terpuji, masalah sebesar apa pun akan dihadapi dengan elegan dan tuntas.
Final. Rating.
Novel
ini memang mengundang minat yang besar mendalami romantisnya ala orang luar. Namun
jauh di luar romantis, ada nilai baik yang kemudian bisa diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari; persahabatan dan keluarga. Akhirnya saya memberikan rating 3 dari 5.
Penulis.
Kecintaan
Collen Hoover pada dunia menulis dimulai tahun 1985 saat baru berumur lima
tahun. Collen biasa menulis cerita pendek untuk teman dan keluarga. Hingga
suatu saat ia memutuskan untuk menulis novel Slammed/Cinta Terlarang #1 yang akhirnya menjadi bestseller New York Times. Dua novel Collen Hoover yang juga laris versi NYT
adalah Point of Retreat/Titik Mundur
#2 dan Hopeles/Tanpa Daya.
Kini Collen tinggal di Texas bersama dengan suaminya dan
tiga anak lelaki mereka.
Untuk mengenal Collen lebih dekat, kunjungi akunnya di
Istagram, Twitter (@collenhoover), atau Facebook (www.facebook.com/authorcollenhoover).
Dan tentu juga di situs web www.collenhoover.com.
[terima kasih untuk penerbit Gramedia yang sudah menghadiahi saya novel keren ini]
Aku kira ini novellanya Hopeless, ternyata bercerita tentang Six. Udah beli sih, nunggu bukunya sampai, aku suka banget tulisannya Colleen Hoover, melihat genre yang dia usung memang New Adult, jadi nggak heran kalau bikin kipas-kipas, wakakaka.
BalasHapusHahahah, penyuka adegan kipas-kipas kayaknya.Tapi dari segi cerita memang seru. Ini perkenalan pertama saya dengan Collen Hoover. Dan saya kayaknya harus mengkoleksi bukunya yang lain.
HapusRatingnya 3 dari 5. Wah... Novel yang menggugah banget ni din. XD Ada adegan 18+ pulak. Hadeh... keknya pengalaman kedepan, harusnya cek dulu blurbnya din. Biar gak kejadian gini lagi. XD
BalasHapusTapi, tetep saja apapun Novelnya, pasti punya pesan masing-masing. Ya, meskipun kadang tersirat. Ini novel terjemahan ya?
Sejauh ini, gue suka alur cerita novel yg Maju. Karen, kalo maju mundur, takut gue lupa sama bab sebelumnya. Soalnya, gue baca novel itu pas waktu kosong. Dan paling 2 bab. Lanjutnya kalo ada waktu kosong lagi. Jadi, untuk alur maju mundur (cantik), gue belum terlalu menikmati.
Iya, ada adegan hip-hip huranya. Dan ke depannya saya merasa penting membaca blurbnya dulu. Terutama untuk novel terjemahan macam ini. lalu untuk saya mah alurnya apa pun selama perpindahannya aman dan tidak bikin pusing, bisa saya nikmati..:)
HapusKayanya bagus nih, wajib punya novelnya.
BalasHapusIya.. silakan berburu di toko buku terdekat. Cukup bagus untuk hiburan kok.
Hapusmenarik... reviewnya keren...
BalasHapustp saya ga terlalu suka covernya :D
Kovernya menurut saya mah keren. Ada kesan dramatisnya.. hehe
Hapus