Jadi Blogger Itu Butuh Belajar


Kenapa saya memilih menjadi bloger buku? Tak lain dan tak bukan karena saya menyenangi kegiatan membaca buku. Hal yang paling saya sukai jadi dasar kenapa akhirnya saya bikin blog. Perjalanan dari 2015 sampai hari ini bisa dibilang tidak mudah. Ada waktu dimana saya rajin membuat postingan, ada waktu dimana saya benar-benar malas membuka blog sendiri. Tapi saya selalu meyakinkan diri untuk tidak pernah menghapus blog. Dulu soalnya saya pernah nekat menghapus blog karena ingin punya blog baru dengan konsep yang menurut saya menarik, dan ujung-ujungnya menyesal.

Sejak tanggal 03 November 2021, saya memberanikan membeli domain agar nama blog saya lebih komersial. Awalnya masih menggunakan blogspot yang gratis, tapi sekarang sudah ada "dot com" di belakang nama situsnya. Yang pertama kali terpikir penyedia domain yang akan saya pilih adalah Niagahoster. Kayaknya gara-gara penyedia domain ini sering banget dibicarakan di posting-an teman-teman bloger, makanya nempel banget di otak saya.

Perubahan domain ini bikin saya mikir panjang mengenai eksistensi blog ini. Saya tidak bisa mengabaikan value yang sekarang ada di blog untuk sekadar suka-suka. Tapi saya belajar untuk lebih bertanggung jawab, akan saya bawa kemana masa depan blog ini. Makanya saya mulai mencari-cari informasi apa pun mengenai pendayagunaan blog agar maksimal.

Lalu karena saya masuk ke grup WA Blogwalking Asik, yang isinya bloger-bloger kece dan berprestasi, akhirnya nyampe di posting-an mengenai sharing session dengan tajuk "Cara Meningkatkan Traffic Blog" yang dimoderatori oleh Mas Ari Santosa (www.arigetas.com), dengan narasumber Bang Doel (www.doel.web.id). Acara dilaksanakan via zoom meeting pada tanggal 19 November 2021. 


Lalu, apa ilmu yang diserap di acara ini?

Jujur, saya rada lelet mengikuti materi Bang Doel ini karena apa yang dibahas beliau pada akhirnya mendalam sampai ke penggunaan Google Seacrh Console. Tapi prinsip saya adalah mengikuti saja materi beliau, jika ada yang bisa diserap, dipakai, jika ada yang bingung, belajar lagi. Sesederhana itu, daripada pusing, bukan?

Menurut Bang Doel, ada 3 fase yang harus dilakukan agar bisa meningkatkan jumlah pengunjung blog (traffic blog). Sayangnya saya hanya mencatat sampai 2 tahap saja: 1) Persiapan sebelum membuat konten, dan 2) Persiapan saat membuat konten. Satu lagi tidak sempat catat, jadi kalian bisa cek di posting-an teman-teman bloger lain ya ;)

Kita akan bahas sepintas fase pertama yaitu saat akan membuat konten. Bang Doel menekankan kepada blogger untuk melakukan audit terhadap blog sendiri. Yang perlu dicek adalah kecepatan blog, UI + UX, dan struktural halaman. Untuk melakukan audit ini kita bisa dibantu oleh situs-situs penyedia jasa secara gratis. Tapi alangkah bagusnya jika kita menggunakan jasa berbayar. Pasti paham dong keunggulan menggunakan jasa berbayar, akan lebih akurat, lebih rinci, dan lebih aman.

Lalu fase kedua, kita akan dituntut untuk lebih kreatif membuat isi konten. Karena google sulit kita mengerti seperti pacar yang ngambek tiba-tiba, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan saat bikin konten. Konten itu ibarat tampang kita, agar dilirik dan disayang gebetan, eh google maksudnya, perlu tuh kita mematut diri sedemikian baik.

Pertama, kita harus menentukan search intens. Kalau tidak salah paham, maksudnya adalah mencari keyword yang biasa orang pakai untuk mencari informasi. Misal, ketika membuat konten atau artikel soal ponsel, kita harus tahu apa kata kunci yang biasa orang gunakan di mesin pencarian google. Apakah 'harga ponsel terbaru', 'spesifikasi handphone terbaru', atau 'ponsel harga murah'. 

Kedua, masukan keyword ke judul. Nah, yang ini penting banget, judul harus merepresentasikan isi kontennya. Dan bahaya juga jika ternyata judul dan isi konten tidak sinkron. Pembaca blog bisa-bisa merasa dibohongi. Alamat ngamuk, dan nggak mau main-main lagi dah!

Ketiga, hindari keyword stuffing atau menebar terlalu banyak keyword. Misalnya keyword yang kita pakai adalah daster murah, jangan sampai di sepuluh paragraf berisi keyword tadi. Ini juga mempengaruhi kenyaman pembaca blog lho! Kalau kelihatan banget sedang mengiklan, biasanya ke depannya blog ini akan di-skip. Saya sendiri lebih suka artikel yang informatif tapi dikemas kayak artikel pengalaman atau curhatan. Selain mengenal kehidupan blogernya, si pembaca blog bakal kena dengan merek-merek produk apa saja yang dipakai si bloger. Istilahnya beriklan sehalus mungkin, begitu.

Keempat, tetap masukan keyword di H2. Sumpah, kalau ini saya menyerah menjelaskannya. Memang saya tahu ada istilah H1, H2, H3, pas membuka versi HTML template blog, tapi saya tidak paham fungsinya dimana dan bagaimana.

Loncat langsung poin kelima, sertakan juga sinonim keyword. Contohnya kalau bahas ponsel, bisa jadi orqng-orang justru menggunakan kata kunci handphone atau HP. Nah, ini juga harus disertakan di konten ya, tapi dengan cara halus. Kalau jelas kelihatan berganti-gantian menggunakan kata sinonim dan berulang-ulang, kita akan membingungkan pembaca dan mereka bisa menyimpulkan kita bloger yang plin-plan. Putus sudah lah, ibarat kasih janji, tapi mencla-mencle, siapa yang mau.

Keenam, gunakan gambar dalam format webp dengan ukuran kurang dari 30Kb. Sampai saya menulis artikel ini, belum saya coba juga. Soalnya ribet mesti mencari situs konverter yang bakal rubah format JPEG ke webp. Saya mengakalinya dengan tetap menggunakan JPEG tapi memilih resolusi rendah. Manfaat menggunakan gambar ukuran kecil agar kecepatan blog jauh lebih baik. Sebab gambar dengan ukuran besar akan membebani blog ketika dibuka.

Ketujuh, sertakan link internal. Maksudnya dalam artikel yang dibuat, kita boleh menyematkan link internal postingan lain, tapi dengan syarat memiliki keterhubungan. Jika bahas soal novel, bisa kita menanam link ke posting-an mengenai penerbit atau penulis.

Kedelapan, masukan link keluar. Jadi saya mengertinya di artikel itu kita bisa memasukan link situs luar sebagai situs rujukan. Misalnya ketika saya buat resensi novel dan di artikel menyebut nama penerbit, nama penerbit ini bisa kita tanam link menuju website mereka. Sejauh ini saya jarang pakai teknik begini. Dulu pernah tapi menyesuaikan dengan aturan afiliasi saja. Sebab link luar yang kita tanam akan ada harganya, hehe.

Fase ketiga saya tidak mencatat karena fokus dengan penjelasan yang disampaikan Bang Doel walau rada-rada nggak paham, jadi silakan mengunjungi blog milik teman-teman yang lain saja.

Kesimpulan, setelah mengikuti diskusi ini, saya merasa wawasan saya memang perlu banget ditambah soal jadi bloger. Menantang sekali rasanya ketika mengelola blog buku tapi ingin dibuat komersial. Apa yang disampaikan Bang Doel, saya yakin itu baru sedikit ilmu soal jadi bloger. Masih banyak ilmu lainnya yang harus dipelajari agar menunjang proses mengelola blog. Dan saya berharap untuk teman-teman bloger yang sudah mantap eksistensinya bisa berbagi ilmu itu dengan membuat acara serupa atau sesi diskusi. Sesi kemarin merupakan kegiatan positif yang digagas oleh grup Blogwalking Asik dan harus-perlu-banget dibikin sering-sering. Semoga ya.

Nah, demikian artikel yang bisa saya bikin, semoga ada nilai yang bisa dipelajari. Bagaimanapun ilmu yang bermanfaat dan yang dibagikan akan mendatangkan pahala kebaikan. Amin ya Rabb!

Terakhir, jaga kesehatan dan terus membaca buku!

5 komentar:

  1. Kalo blogger buku masih minim bisa dimonetize. Bisa sih, tapi ya dikit duitnya dibanding blogger personal(lifestyle). Paling jualan backlink dan afiliate. Plus host tour (tapi dapetnya cuma buku aja)

    Kalo emang mau dimonetize fokus di bookstagram sama youtube lebih banyak peluang cari uangnya. Bisa dapet jutaan juga sebulan kalo telaten. Kayak Kanaya Sophia gitu nichenya jelas. :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul Kak Ila, kalo bloger buku susah gerak buat dimonitasi karena improve artikelnya lebih ke buku dibanding lainnya. Nah, makanya saya coba merambah ke instagram dan youtube, tetapi memang butuh belajar banyak sebab medianya beda banget. Sekarang lagi banyak belajar mengenai itu, hehe.

      Hapus
  2. Kalo mau dapet view banyak ya tinggal fokus di kualitas kontennya. Misal pengin dapet trafik bagus, usahain ngereview buku2 baru yang belum banyak orang review. Usahain 1-3 bulan saat buku baru dicetak dan masih bisa didapat di toko, artikelnya udah dipost di blog.

    Nanti artikelnya bisa page one deh. Viewnya bakal tembus 5-25 rb an/artikel. Soalnya kan orang penasaran buku baru itu bahas apa. Jadi detailkan aja reviewnya pake 5W+1H, panjang tulisan minimal 1200 kata, dan kasih plus minus isi bukunya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah ini masukankannya bagus banget Kak Ila, nanti saya usahakan meresensi buku-buku baru biar selalu update dengan hype buku-buku yang dibicarakan di sosial media, terutama twitter. Nuhun, Kak Ila :)

      Hapus
  3. Saya sempat tahu cara-cara itu, pernah coba menerapkan, dan terbilang berhasil, tapi semakin ke sini saya lagi-lagi menulis sesukanya.

    Entah pemikiran saya berubah atau mulai pesimis dengan mengomersialkan blog, yang jelas sekarang saya cuma berusaha menulis sebaik-baiknya buat manusia, bukan ke robot.

    Terkait menjadi bloger buku, saya cuma tahu kalau mereka tuh bakal dapat paketan buku dari suatu penerbit untuk diulas, atau bahkan dari penulisnya langsung. Urusan apakah ada komisi tambahan berbentuk uang, saya sama sekali kurang paham.

    Tapi saran Ila itu patut dicoba. Merambah ulasan via Youtube, bayaran dari adsense.

    BalasHapus