Judul: Sekaca Cempaka
Penulis: Nailiya Nikmah JKF
Penerbit: PT Elex Media Komputindo
Cetakan: I, Juli 2014
Tebal: viii + 248 hlm.
ISBN: 9786020243962
Sinopsis Novel
Sebuah surat tak bernama yang diterima oleh Badri dan Rara tentang sekaca cempaka yang dimiliki oleh pasangan mereka, membuka semua asal mula sekaca cempaka itu, beserta masa lalu yang selama ini tidak mereka tahu.
Terbukanya masa lalu tersebut justru melimbungkan pernikahan mereka. Dugaan-dugaan dan pertanyaan silih bertindihan menuntut penjelasan dan jawaban.
Mampukan mereka bertahan dengan kisah masa lalu yang tampaknya belum juga berujung?
Resensi Novel
Novel Sekaca Cempaka ini merupakan novel islami yang berada di bawah lini Quanta. Yang paling khas dari lini ini adalah ukuran novelnya yang lebih kecil dibandingkan ukuran novel pada umumnya. Dan tentu saja cerita di dalamnya memiliki muatan nilai-nilai islam.
Benarkah setiap orang harus punya rahasia, termasuk menyembunyikannya dari pasangan hidup?
Saya pernah mendengar kalau suami atau istri boleh memiliki rahasia, yang tidak harus diketahui pasangannya. Pernyataan ini benar karena tujuannya menjaga perasaan pasangan. Kalau gara-gara rahasia ini bisa membubarkan pernikahan, saya kira wajar kalau rahasia tetap jadi rahasia. Hal krusialnya adalah rahasia seperti apa yang diperbolehkan.
Konflik dalam novel ini disebabkan oleh rahasia yang tidak disampaikan kepada pasangan. Nurul yang menyimpan salah satu sekaca cempaka tidak memberitahukan sejarah benda itu kepada suaminya, padahal benda itu merupakan bukti masa lalunya yang belum tuntas.
Begitu juga dengan Syaiful yang menyimpan pasangan lain sekaca cempaka, tidak menjelaskan kisah yang menyertai benda itu kepada istrinya padahal momennya ada. Dia justru menutupi kisah masa lalunya itu.
Alhasil ketika pasangan mereka mencium masa lalu yang ternyata dipertemukan lagi, membuat pernikahan mereka diuji. Apalagi ternyata ada pihak lain yang memperkeruh dan menimbulkan fitnah, perjalanan kedua pasangan untuk memperbaiki masa lalu terasa lebih menyakitkan.
Kearifan lokal yang digali membuat adem ayem
Latar tempat novel ini ada di Banjarmasin. Penulis yang lahir di kota itu mencoba menggali banyak kebudayaan yang ada di sana. Bukan saja mengenai bunga-bunga yang dikarang oleh pengarang bunga, melainkan penulis banyak membubuhkan istilah-istilah kebudayaan dalam bahasa daerah sana. Dan disinggung juga beberapa nama penyair lokal di Banjarmasin semisal Hijaz Yamani dan Ajjamudin Tifani.
Selain itu, penulis menggunakan sudut pandang dari tokoh Ibu Si Pengarang Bunga, Nurul dan Rahma. Penulis mencoba melihat masalah dari sudut pandang sebagai perempuan. Dan cara ini tentu saja berhasil menunjukkan bagaimana nelangsanya menjadi perempuan yang dikuntit masa lalu.
Sepanjang membaca kisah Nurul dan Syaiful ini, saya merasakan adem ayem yang bikin membaca kisah mereka nagih. Terlebih lagi, masing-masing karakter memegang teguh ajaran islam. Rasanya saya ikut terserap ke dalam kisah mereka dan begitu kisahnya berakhir, semacam ada perpisahan yang enggan dirayakan.
Jangan main-main dengan masa lalu yang belum tuntas
Pembaca seperti diingatkan kalau kita tidak boleh menyepelekan masa lalu yang belum tuntas. Sebab suatu saat masa lalu itu akan menuntut untuk diselesaikan sampai paripurna. Dan bukan tidak mungkin saat hal itu terjadi akan banyak hati yang merasa disakiti.
Salah satunya adalah tidak ada alasan untuk menyimpan benda yang asalnya dari masa lalu. Kita pasti tahu alasan menyimpan barang kenangan yang benar. Jangan sampai karena pengaruh ingin mempertahankan masa lalu atau ingin bernostalgia, justru melahirkan bom waktu yang bisa meledak di kemudian hari.
Terakhir dan Rating
Saya sangat terkesan membaca novel Sekaca Cempaka ini lantaran dinarasikan dengan begitu apik dan tenang. Perpaduan budaya, kehidupan pernikahan dan bunga-bunga membuat novel ini menguarkan aroma yang bikin adem. Sehingga saya memberikan novel ini nilai 4 dari 5.
*****
masa lalu itu seperti bom waktu yang bisa meledak sewaktu-waktu. mungkinkah ada baiknya sebelum menikah saling memberitahukan rahasia masing-masing yang krusial pada pasangan? agar kedepannya tidak menjadi sumber masalah?
BalasHapusSeharusnya begitu. Pernikahan itu bukan ikatan yang gampang diputus. Jadi memang sebaiknya mengenal dulu pasangan masing-masing. Sehingga tidak berbuntut masalah di kemudian hari
Hapusmenarik juga nih utk dibaca.. bisa dicoba nanti dicari di gramed
BalasHapusMenarik banget ini. Pokoknya ceritanya bikin kita sebagai pembaca untuk ikut mikir, beneran begitu ya. Tapi kayaknya buku ini udah jarang banget, soalnya ini aja adanya di buku obralan
Hapuswah ternyata cetakan 2014 pun sudah masuk obralan ya, mungkin utk e-book nya ada mas.
HapusKayaknya kalau ebooknya sih ada. Harus cek Gramedia Digital atau cari di beberapa perpustakaan online
HapusLihat sekilas sinopsisnya sih agak menarik, tentang suami istri yang ternyata menyimpan benda dari masa lalu asmaranya.
BalasHapusMendingan yang disimpan duit aja ya kang, pasangan pasti tidak curiga..🤣
Iya, pasangan yang menyimpan benda masa lalu, dan masa lalu itu malah datang lagi. Berabe jadinya.
HapusDengan duit kayaknya masalah dapat dibikin adem lama, hehe
Ada e-booknya tidak kang, kalo bisa sih yang gratis..😂
Hapussaya belum pernah nyari sih ebook gratis begitu. Coba cek perpustakaan online saja seperti Ijak, Ipusnas, dll
HapusWah, baru tahu kalau ada buku Mbak Nailiya yang ini, padahal saya orang KalSel *tutupmukapakaibantal*. Semoga masih ada yang jual yak, saya penasaran pengin baca
BalasHapusWah satu daerah rupaya sama penulisnya. Saya penasaran sama daerah Amuntai saat ini...
HapusSemoga masih ada yang jual, soalnya saya juga belum cek di beberapa perpustakaan online, apakah ada yang simpan atau nggak...
Jadi penasaran mau baca buku ini, judul dan resensinya menarik :)
BalasHapusTerima kasih Mbak Ratih, sudah mampir. Hayu atuh dibaca, dan beneran pasti suka sama ceritanya.
HapusTerima kasih telah membaca Sekaca Cempaka dengan baik dan menulis resensi novel ini dengan apik. Salam hangat semuanya :)
BalasHapusWah penulisnya mampir kesini, terima kasih Mbak Nailiya :)
Hapus