Tampilkan postingan dengan label ilana tan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label ilana tan. Tampilkan semua postingan

Oktober 25, 2021

[Resensi] Summer in Seoul - Ilana Tan

gambar diunduh dari gramedia.com, diedit

Judul: Summer in Seoul

Penulis: Ilana Tan

Penerbit: Gramedia Pustaka Utama

Terbit: September 2021, cetakan ketiga puluh dua

Tebal: 280 hlm.

ISBN: 9786020655703

***

Jung Tae-Woo—penyanyi muda terkenal Seoul yang muncul kembali setelah empat tahun menghindari dunia showbiz.

"Aku hanya ingin memintamu berfoto denganku sebagai pacarku," kata Jung Tae-Woo pada gadis di hadapannya.

Sandy alias Han Soon-Hee—gadis blasteran Indonesia-Korea yang sudah mengenali Jung Tae-Woo sejak awal, namun sedikit pun tidak terkesan.

Sandy mengangkat wajahnya dan menatap laki-laki itu, lalu berkata, "Baiklah, asalkan wajahku tidak terlihat."

Awalnya Jung Tae-Woo tidak curiga kenapa Sandy langsung menerima tawarannya. Sementara Sandy hanya bisa berharap ia tidak akan menyesali keputusannya terlibat dengan Jung Tae-Woo. Hari-hari musim panas sebagai "kekasih" Jung Tae-Woo dimulai. Perubahan rasa itu pun ada. Namun keduanya tidak menyadari kebenaran kisah empat tahun lalu sedang mengejar mereka.

***

Cerita dimulai oleh kejadian tertukarnya ponsel antara Sandy alias Han Soon-Hee dengan penyanyi pria bernama Jung Tae-Woo. Sehingga pada malam itu dengan kerendahan hati Jung Tae-Woo dan manajernya, Park Hyun-Shik, mengantar Sandy ke apartemennya. Tetapi siapa sangka jika malam itu ada wartawan yang mengabadikan mereka. Berita soal gadis yang diduga kekasih Jung Tae-Woo justru menjadi berita positif yang akan menenggelamkan gosip dirinya yang dikatakan seorang gay.

Akhirnya Sandy menerima permintaan kerja sama untuk menjadi kekasih Jung Tae-Woo. Hubungan mereka yang didasarkan kesepakatan justru menumbuhkan perasaan suka. Jung Tae-Woo merasa hidupnya lebih berwarna. Sedangkan bagi Sandy, yang semula hanya ingin mengenal penyanyi itu dan menjawab rasa penasarannya, tidak bisa mengelak kalau perasaannya berbenturan dengan masa lalu kakak perempuannya pada empat tahun yang lalu. Kejadian pilu yang membuat Ibunya Sandy memaksa Sandy untuk menjauh dari Jung Tae-Woo.

Novel Summer in Seoul merupakan bagian dari series Musim/Season, tapi novel ini masih bisa dibaca sendiri tanpa harus membaca buku yang lainnya. Hanya saja kalau mau lengkap dan mengenal lebih mendalam tokoh-tokohnya ya harus baca semua novelnya. Novel ini terhubung dengan novel Spring in London berkat kemunculan tokoh Danny Jo dan Anna Jo, model terkenal di Korea. Dan proyek video klip yang dibintangi Danny Jo dan Naomi merupakan proyek debut kembali Jung Tae-Woo.

Ciri dari series Musim ini tidak jauh dari cerita cintanya yang manis dan bukan yang menye-menye. Karena dihadirkan tokoh dewasa jadi segala hal romantis dalam novel ini bukan yang akan bikin pembacanya mengernyitkan dahi. Saya malah suka senyum-senyum sendiri ketika membayangkan bagaimana Jung Tae-Woo melakukan pendekatan kepada Sandy.

Konflik yang dihadirkan Ilana Tan dalam novel ini tidak begitu tajam. Masih berkutat masa lalu yang kelam, yang terjadi empat tahun silam. Walaupun merupakan tragedi yang menyakitkan bagi keluarga Sandy, namun semua orang sudah menerima kejadian tersebut. Sehingga terungkapnya masa lalu itu bukan menjadi ganjalan besar bagi hubungan Jung Tae-Woo dan Sandy.

Novel ini memotret sebagian dunia hiburan di Korea. Sebagai penyanyi terkenal yang digilai penggemarnya, kadang Jung Tae-Woo juga bersikap awas berhadapan dengan mereka. Sebab bukan tidak mungkin ada penggemar fanatik yang bisa berbuat nekat demi bisa dekat dengan penyanyi idolanya. Masa lalu kelam Jung Tae-Woo juga berkaitan dengan penggemarnya.

Di novel ini juga beberapa bagian menunjukkan aktivitas seorang penyanyi Korea terkenal. Misal kegiatan syuting, jumpa fans, bahkan ketika harus menghadapi wartawan yang berkerumun untuk mewawancara.

Lagi-lagi menjadi kekurangan novel ini adalah bagaimana penulis tidak bertanggung jawab terhadap judul novelnya yang membawa salah satu musim karena suasana musim panas tidak dimaksimalkan dalam ceritanya. Musim panas tidak dijelaskan menjadi sesuatu yang melatarbelakangi cerita sejoli Jung Tae-Woo dan Sandy. Sehingga Summer di novel ini terkesan untuk mempermanis judul saja.

Selain itu, latar belakang Sandy juga tidak terekspos dengan utuh, terutama kehidupan kuliah Sandy. Saya tidak mendapatkan momen-momen dia di kelas, mengerjakan tugas, atau hubungan sosialnya dengan rekan-rekan kampus. 

Ilana Tan lebih berfokus membangun cerita roman bagaimana Jung Tae-Woo dan Sandy bisa bergerak semakin dekat, dan terus semakin dekat, lalu dia halangi dengan konflik dan orang ketiga, sampai akhirnya mereka menemukan akhir cerita yang manis. Bahkan dunia kerja Sandy bersama Ms. Kim pun terbatas hanya mengantarkan baju, setelah itu tidak ada lagi ragam pekerjaan yang menunjukkan kalau dia karyawan di butik itu.

Untuk gaya bercerita dalam novel ini tidak jauh berbeda dengan pendapat saya di ulasan novel Spring in London: penulis menggunakan gaya bercerita teratur dan sesuai kaidah bahasa. Tapi ternyata di novel ini ada yang berbeda, penggunaan bahasa gaul Indonesia muncul juga sebagai pembeda karakter tokoh yang benar-benar lahir dan bergaul di Indonesia. Sehingga pada sedikit bagian saya mendapat kesan sedang membaca novel yang baru terbit pada saat-saat ini.

Sejauh saya membaca series Musim ini, tidak ada tokoh yang benar-benar saya idolakan karena mungkin latar belakang tokoh-tokohnya tidak begitu relate dengan saya. Di novel ini kita akan berkenalan dengan Sandy si gadis yang pekerja keras, teratur, bijaksana, dan ceria. Dia dari awal tahu siapa Jung Tae-Woo, tapi kedekatannya murni karena ingin mengenalnya, bukan membawa masa lalu ke masa kini untuk menggugat si penyanyi. Jung Tae-Woo tipe penyanyi yang sayang dengan ibunya, pengertian dan bisa menempatkan diri terhadap kondisi orang lain, juga memiliki kesabaran yang teruji untuk mendapatkan tujuannya. 

Selain kedua tokoh utama, kita juga akan menemukan beberapa tokoh pendukung: Lee Jeung-Su (mantan pacar Sandy), Ms. Kim (pemilik butik tempat Sandy kerja), Kang Young-Mi (sahabat Sandy), Park Hyun-Shik (manajer Jung Tae-Woo), dan ada beberapa tokoh lain yang kemunculannya sekilas.

Pada novel ini kita sebagai pembaca akan diingatkan untuk menempatkan masa lalu tetap di belakang. Jangan sampai mengikat langkah kita menuju masa depan. Masa lalu yang menyakitkan tidak bisa dilupakan tapi bisa kita kenang sebagai pelajaran. 

Karenanya, untuk novel ini saya memberikan nilai 3 bintang dari 5 bintang untuk malu-malu kucingnya Jung Tae-Woo dan Sandy kalau mereka sebenarnya saling suka.

Sekian ulasan dari saya, terakhir, jaga kesehatan dan jangan lupa membaca buku!


----------------------------------------------------------

MONDAY BOOK REVIEW

Oya, karena hari ini bertepatan dengan hari Senin, jadi ulasan buku kali ini saya masukkan sebagai postingan Monday Book Review yang digagas oleh Kak Ira di blognya: irabooklover.com 

Label ini berlangsung dengan harapan akan bisa mempertemukan dan menggiatkan kembali blogger-blogger buku sehingga bisa lebih produktif dalam mengelola blognya ataupun dalam kegiatan membaca buku.

Bagi teman-teman yang mau ikut serta, silakan langsung berkunjung ke postingan Kak Ira yang membahas soal label Monday Book Review ini dengan mengklik poster di bawah ini:

Oktober 24, 2021

[Resensi] Spring in London - Ilana Tan

gambar diunduh dari gramedia.com, diedit

Judul: Spring in London

Penulis: Ilana Tan

Penerbit: Gramedia Pustaka Utama

Terbit: September 2021, cetakan kedua puluh enam

Tebal: 240 hlm.

ISBN: 9786020655789

***

Gadis itu tidak menyukainya. Kenapa?

Astaga, ia—Danny Jo—adalah orang yang baik. Sungguh! Ia selalu bersikap ramah, sopan dan menyenangkan. Lalu kenapa Naomi Ishida menjauhinya seperti wabah penyakit? Bagaimana mereka bisa bekerja sama dalam pembuatan video musik ini kalau gadis itu mengacuhkannya setiap saat? Kesalahan apa yang sudah dia lakukan?

Bagaimanapun juga Danny bukan orang yang gampang menyerah. Ia akan mencoba mendekati Naomi untuk mencari tahu alasan gadis itu memusuhinya.

Tetapi ada dua hal yang tidak diperhitungkan Danny. Yang pertama adalah kemungkinan ia akan jatuh cinta pada Naomi Ishida yang dingin, misterius, dan penuh rahasia itu. Dan yang kedua adalah kemungkinan ia akan menguak rahasia gelap yang bisa menghancurkan mereka berdua dan orang-orang yang mereka sayangi.

***

Naomi Ishida, seorang model perempuan keturunan Jepang, terlibat proyek video klip musik di London. Lawan pasangannya seorang model pria bernama Jo In-ho alias Danny Jo, seorang model asal Korea yang sedang belajar menjadi sutradara. Sejak awal perkenalan mereka di lokasi syuting, Naomi menjaga jarak dengan alasan yang belum dipahami Danny. Karena hal ini, Danny semakin tertarik kepadanya.

Dengan dalih pertemanan, Naomi membuka kesempatan supaya mereka saling mengenal walau proyek mereka sudah selesai. Tapi berjalannya waktu, perasaan keduanya tumbuh tanpa bisa dicegah namun tidak diungkapkan. Danny semakin perhatian, sedangkan Naomi mengalami dilema besar.

Kebimbangan makin memperkeruh pikiran Naomi sejak temannya yang bekerja di majalah, Miho Nakajima, ternyata tengah dijodohkan dengan Danny oleh keluarga masing-masing. Walau Danny terang-terangan tidak menyukai Miho, tetap saja Naomi terusik, bahkan pada beberapa momen dia merasa cemburu.

Ketika segalanya disangka berjalan lancar, pada satu pesta terjadi insiden menyedihkan yang berakhir terungkap masa lalu yang membuat Naomi menjaga jarak dengan laki-laki. Masa lalu kelam yang mau tidak mau menggoyahkan hubungan Naomi dan Danny, dan mengharuskan keduanya mempertimbangkan langkah selanjutnya.

Novel Spring in London adalah novel kedua Ilana Tan yang saya baca, setelah dulu saya pernah baca novelnya yang berjudul Autumn in Paris. Rencananya saya akan menyelesaikan series musim karya penulis yang terdiri dari empat buah buku. Syukur bisa lanjut ke series NewYork.

Novel ini membawa cerita cinta-cintaan yang manis walaupun ada konflik tajam yang menguji pada perjalanannya. Dimulai dari perkenalan, proses pendekatan, hubungan tanpa status tapi bisa saling perhatian dan cemburu, dan akhirnya diuji dengan konflik yang membuat pasangan mempertanyakan akan kemana arahnya hubungan yang sudah tinggal dirajut.

Dengan membawa kisah Naomi dan Danny di kota modern yang memiliki pemandangan bagus serta musim semi yang dingin membuat kita sebagai pembaca akan terkesan betapa romantisnya mereka. Sayangnya musim semi dan kota London tidak digali mendalam. Perubahan musim dan keindahan musim semi tidak dinarasikan lebih banyak untuk menunjang percintaan kedua tokoh utama. Lalu lainnya, hanya sedikit sudut Kota London yang dibahas. Padahal dengan judul novel yang membawa nama kota, saya berharap mendapat sensasi diajak jalan-jalan penulis menelusuri lebih jauh di Kota London. Bisa saja dibahas restoran romantis, beberapa taman yang dikunjungi pasangan, atau lokasi-lokasi kencan yang menarik.

Kekerasan seksual menjadi poin penting dan konflik besar yang dihadirkan penulis. Efek yang dialami korban bisa disampaikan penulis dengan apik sehingga pembaca akan bersimpati dan mengutuk perbuatan tersebut. Kekurangan dalam isu ini adalah tentang proses penyembuhan korban yang tidak disampaikan dengan jelas. Bertahun-tahun memendam rahasia dari semua orang dan lari dari kenyataan jika dirinya korban kekerasan seksual, tidak bisa disembuhkan hanya dengan bercerita dengan orang yang kita percaya, tanpa pendampingan ahlinya. Sisi ini yang kurang dikemukakan oleh penulis padahal korban akan menghadapi orang-orang yang bertalian dengan pelaku.

Isu lain yang dibahas tipis-tipis penulis adalah soal orientasi seksual yang berbeda. Diwakili oleh Christopher Scott sebagai teman flat Naomi yang berorientasi gay, pembaca seperti diberikan informasi kultur pergaulan bebas yang ada di London. Menurut saya yang membuat kultur ini bertahan disana karena setiap warganya menerapkan tidak ikut campur selama tidak menyinggung atau merugikan. 

Selama membaca novel ini saya tidak menemukan kendala karena penulis menggunakan gaya bercerita teratur dan sesuai kaidah bahasa. Ini pas karena menyesuaikan dengan tokoh utama yang dewasa sehingga cerita bisa lebih relate dengan pembaca. Lalu, cerita disampaikan dengan alur maju. Pada bagian menceritakan masa lalu penulis menggunakan kalimat langsung dari salah satu tokoh yang ada.

Untuk tokoh-tokoh yang hadir di novel ini merupakan tokoh usia dewasa yang sudah bekerja. Naomi Ishida seorang model keturunan Jepang yang pekerja keras. Sampai-sampai dia sering telat makan. Dia pendiam karena masa lalu dan memilih menjaga jarak dengan laki-laki. Danny Jo atau Jo In-ho adalah model asal Korea yang ingin belajar menjadi sutradara. Dia pekerja keras walau lahir dari keluarga kaya. Tipe pria yang perhatian dan memiliki selera terhadap perempuan yang menyenangkan dan berkarakter dibanding hanya sekadar cantik. Danny juga mampu menempatkan emosi pada situasi yang tepat. Sehingga amarah yang muncul bisa ditakar agar tidak menimbulkan masalah lain.

Tokoh figuran lain yang muncul adalah: Julie Humphrey (teman flat), Christopher Scott (teman flat), Miho Nakajima (teman di redaksi majalah), Keiko (saudara kembar Naomi), Anna Jo (kakak perempuan Danny), Kim Dong-min (teman kakak laki-laki Danny), dan masih ada beberapa tokoh lainnya.

Dari novel Spring in London kita bisa belajar untuk lebih mencintai diri sendiri. Tidak ada masa lalu yang bersih dan putih, pasti pernah ada noda. Tetapi noda bukan untuk dipendam, dirahasiakan, dan menjadi bara dalam sekam. Agar hidup bahagia, kita harus berdamai dengan masa lalu. Sejauh apapun kita lari, masa lalu tidak bisa ditinggalkan di satu tempat dan akan terus menjadi bayangan yang bisa mengusik kapan-kapan sesukanya.

Maka saya memberikan nilai 3 bintang dari 5 bintang untuk perjalanan cinta Naomi dan Danny yang harus menghadapi badai untuk berdamai dengan masa lalu. Novel yang saya rekomendasikan untuk dibaca kalian yang menyukai cerita cinta yang manis.

Sekian ulasan dari saya, jangan lupa jaga kesehatan dan terus membaca buku!

Desember 15, 2016

[Buku] Autumn In Paris by Ilana Tan

Judul: Autumn in Paris
Penulis: Ilana Tan
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama
Terbit: Cetakan keduapuluh tiga, Agustus 2013
Tebal buku: 272 halaman
ISBN: 9789792230307
Harga: Rp47.000 

Apa yang kamu pikirkan jika mendengar kata musim gugur (autumn) dan Paris? Saya sendiri membayangkan suasana romantis di Paris yang dipenuhi guguran daun-daun kuning. Menilik kover novel Autumn in Paris, rasa romantis itu sangat terasa berkat warna lembut pink pucat dan sepasang kekasih yang sedang memadu kasih di bangku panjang. Kamu bisa mengira novel macam apa Autum in Paris ini.

Diceritakan pada suatu hari Victoria Dupont dan Sebastien makan di bistro kecil yang menyediakan masakan indonesia. Sedikit bertukar kabar, lalu Sebastien menyatakan terlanjur sudah janjian juga dengan rekan arsitektur jepang yang akan mengganti rekannya terdahulu. Namanya Tatsuya Fujisawa. Perkenalan mereka berjalan lancar dan pelan-pelan perasaan sayang tumbuh tidak terkendali. Kemudian badai datang untuk hubungan mereka yang baru bertunas ketika kenyataan besar menghampiri. Ya, kenyataan jika mereka adalah saudara tiri, saudara sebapak (p. 122).

Penilaian saya pada karya Ilana Tan selalu lekat dengan percintaan yang membuat iri. Termasuk pada novel Autumn in Paris ini. Tema percintaan dijelaskan secara teratur, dimulai dari perkenalan di bistro, cerita-cerita yang dikirim Fujitatsu, jalan-jalan mereka ke museum, dan masih banyak kedekatan lainnya yang membuat level intim antara Victoria dan Fujisawa makin tinggi. Hubungan mereka saya sebut sebagai ‘cinta abu-abu’, sebab antara Victoria dan Fujisawa tidak ada kepastian hubungan, hanya dekat seperti pacaran. Apa ini yang sering disebut teman rasa pacar?

Di awal bab juga akan dijelaskan jika mulanya Victoria menyukai Sebastien –sahabat baik yang playboy, namun kode-kode Victoria tidak pernah dimengerti oleh Sebastien. Untuk hubungan ini saya sebut ‘cinta diam-diam’. Kehadiran Fujisawa membuat perasaan Victoria ke Sebastien menjadi jelas, sekadar rasa suka sebagai teman. Urusan kisah romantis, penulis memang ahlinya sehingga sisi percintaan romantis di novel ini tidak usah diragukan. Dibuktikan dengan penulis berhasil mengolah dua bentuk cinta yang penuh drama menghangatkan. Khusus untuk ‘cinta diam-diam’, sampai menuju akhir buku tidak ada ujung yang pasti. Saya sih berharapnya Victoria dan Sebastien jadi pasangan kekasih.

Yang membuat saya terkejut adalah konflik besarnya, incest atau hubungan sedarah. Kemudian yang saya pikirkan adalah bagaimana penulis akan membuat penyelesaian untuk konflik ini. Sebab, kasus incest bukan konflik yang bisa asal diselesaikan meski hanya dalam fiksi. Fakta jika Victoria dan Fujisawa bersaudara tiri dibuka oleh penulis di awal-awal bab. Tujuan penulis adalah untuk lebih dulu menggali luka-luka yang dialami Victoria, Fujisawa dan Jean Daniel Dumpont (ayah keduanya), kemudian membuat penyelesaian yang menguras air mata. Jika dikatakan penuh drama, saya bilang iya. Apakah ceritanya jadi berlebihan? Saya bilang tidak. Kadang perlu drama yang berlebihan atau lebay untuk menyelesaikan konflik yang tidak mudah diselesaikan, termasuk pada novel ini. Membicarakan incest akan melebar kemana-mana; nilai sosial, nilai agama, nilai psikologis, dan nilai keindonesiaan. Dan saya yakin pembaca akan ikut memikirkan nasib Victoria dan Fujisawa yang saling mencintai tapi mereka adalah saudara. Sehingga pantas jika novel ini dikatakan sebagai novel yang punya konflik berat.

Pengajaran dari konflik yang muncul adalah bagaimana cara menyikapi konflik tersebut. Penulis secara tidak langsung ingin mengatakan ‘masalah pribadi tidak seharusnya mengganggu urusan profesional’. Soalnya, kamu akan menemukan kejadian lost motivation pada diri Victoria dan Fujisawa ketika masalah besar menimpa dan itu berimbas pada pekerjaan mereka.

Ditambah, pembaca akan diingatkan untuk selalu berpikir positif. Ada dua kejadian yang menunjukkan pesan ini. Pertama, penilaian awal Victoria kepada Fujisawa ketika bertemu. Victoria memberi nilai kepada sosok Fujisawa yang akhirnya nilai itu berangsur-angsur meningkat. Kedua, pikiran dan pertimbangan Fujisawa untuk bertemu dengan ayah kandungnya. Ia menunda hingga setahun karena terbayang akan terjadi hal buruk dari reaksi sang ayah ketika akhirnya ia berterus terang. Namun hal buruk yang dipikirkankannya tidak terjadi.


Kekurangan novel ini terletak pada latar tempat yang tidak dilengkapi dengan data dan sejarah. Contohnya, ketika Fujisawa dan Victoria jalan-jalan ke museum Musee Rodin, penulis tidak menyinggung sejarah museum, karya-karya apa yang ada di dalamnya dan detail bangunan museum. Juga ketika Fujisawa dan Victoria naik ke puncak Arc de Triomphe, tidak ada penjabaran tempatnya seperti apa. Akibatnya, beberapa nama lokasi, gedung atau pemandangan yang disebutkan terasa hanya sebatas tempelan untuk menunjukkan setting di Paris. Nyawa Kota Paris-nya tidak sampai kepada pembaca.


Atau pandangan di atas hanya soal selera, sebab saya lebih suka novel yang memiliki detail dengan informasi-informasi yang mendukung beberapa objek di cerita.

Novel Autumn in Paris ini bisa menjadi pilihan bacaan bagi penikmat kisah romantis dengan konflik dan drama yang lebih banyak.


Rating dari saya: 3/5 bintang.