Tampilkan postingan dengan label republika. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label republika. Tampilkan semua postingan

April 28, 2017

[Buku] Bidadari-Bidadari Surga, Tere Liye


Judul : Bidadari-Bidadari Surga
Penulis : Tere Liye
Desain cover : Eja-creative14
Penerbit : Penerbit Republika
Terbit : Februari 2017, cetakan XXV
Tebal buku : viii + 363 halaman
ISBN : 9789791102261
Harga: Rp47.500 

Ini kali kedua aku membaca buku Bidadari-Bidadari Surga. Seperti keyakinanku, membaca kali berikutnya sebuah buku akan ditemukan hal baru. Dan rasa yang dulu ketika membaca, masih aku temukan pada proses membaca kemarin.

Bidadari-Bidadari Surga mengisahkan satu keluarga di Lembah Lahambay. Terdiri dari Mamak (ibu), Laisa, Dalimunte, Wibisana, Ikanuri, dan Yashinta. Keluarga sederhana setelah ditinggal mati Babak (ayah) dan mengharuskan anggota keluarga yang ada untuk berjuang melanjutkan hidup.

Dalam ungkapan sederhana, keluarga Kak Lais bagai bermetamorfosis. Dari sederhana menjadi istimewa. Perubahan itu disajikan Tere Liye dengan apik. Secara perlahan pembaca dibawa hanyut oleh peristiwa-peristiwa penting yang menjadi sebab istimewa.

Salah satu nilai paling besar yang aku temukan di buku ini adalah arti pengorbanan. Kak Lais memutuskan berhenti sekolah agar adik-adiknya bisa melanjutkan sekolah. Kondisi ekonomi saat itu tidak memungkinkan untuk membiayai semuanya. Pengorbanan itu semakin berarti karena Kak Lais tidak lepas tangan begitu saja. Ia pun galak memastikan adik-adiknya amanah masuk sekolah dan belajar dengan baik. Dan proses itu tidak mudah sebab Wibisana dan Ikanuri kerap membolos tanpa sepengetahuan Kak Lais.

Melalui buku ini juga aku melihat potret arti kerja keras. Ada ungkapan yang mengatakan ‘hasil tidak pernah mengkhianati usaha’ dan semakin jelas maksudnya setelah membaca habis kisah Kak Lais. Ada satu bagian yang mengisahkan usaha Kak Lais menanam strawberry di ladang. Mendobrak kebiasaan umum. Banyak sekali yang meragukan niatan Kak Lais berkebun strawberry. Dan penulis memang tidak membuat cerita Kak Lais dengan kesuksesan yang mujur. Usaha itu harus terbentur kegagalan. Semua tanaman strawberry layu dan mati. Seperti bertaruh, setelah itu Kak Lais lebih berani dan mencoba kembali. Yang harus diingat, usaha keras apa pun harus dibarengi ilmu. Bisa saja usaha keras berakhir kebuntungan bukan keberuntungan karena tidak memakai ilmu.

Sebenarnya masih banyak sekali nilai-nilai kebaikan yang dimunculkan penulis melalui cerita keluarga Kak Lais. Dan cara penulis menyampaikan nilai-nilai itu tidak seperti menggurui. Justru sangat mengena dengan cara yang sederhana karena disampaikan melalui gambaran kejadian sehari-hari. Pembaca jadi lebih mudah mengiyakan apa yang menjadi tujuan penulis.

Sebenarnya yang membuatku mengatakan ‘hal baru’ di awal adalah tentang jumlah SMS yang dikirimkan Mamak. Ada lima nomor tujuan; Dalimunte, Wibisana, Ikanuri, dan Yashinta. Lalu yang terakhir adalah orang yang sebenarnya menjadi sudut pandang novel ini dan dia bukan orang yang ikut menjadi saksi metamorfosis keluarga Kak Lais. Aku lupa fakta tentang dia ini. Mungkin pada waktu membaca buku ini dahulu, aku terlalu hanyut dengan jalan cerita sehingga mengabaikan bagian itu.

Dan terakhir, buku Bidadari-Bidadari Surga ini aku rekomendasikan untuk dibaca oleh anak-anak. Sangat sah jika orang dewasa membacanya pula. Tetapi seperti yang diungkapkan pada salah satu bagian buku ini, bercerita bisa menjadi salah satu cara untuk menanamkan nilai-nilai kebaikan kepada anak-anak. Dan buku ini punya potensi besar untuk melakukannya.


Maret 20, 2017

[Buku] Seruni, Almas Sufeeya


Judul : Seruni
Penulis : Almas Sufeeya
Editor : Triana Rahmawati
Kover : Resoluzy
Penerbit : Penerbit Republika
Terbit : Februari 2017
Tebal : vi + 239 halaman
ISBN : 9786020822396
Harga : Rp55.000 




Seruni datang ke Indonesia setelah tujuh tahun tinggal di Jepang. Tujuannya kembali ke Indonesia untuk menemukan seseorang dan untuk mengungkapkan misteri di masa lalu.

Di awal-awal  tiba di Indonesia, Seruni bertemu dengan orang-orang baik seperti Ana dan Rifat. Keduanya adalah pemilik resto Ramsu yang mempekerjakan Seruni jadi koki dan memberikan kamar di resto untuk ditinggali. Ia merasa terbantu sekali oleh bantuan mereka.

Seruni mendapatkan kejutan luar biasa ketika Ana memperkenalkan kakaknya, Kak Aster. Kerinduan itu membuncah dan diikuti ketidaksiapan mental, membuat Seruni nelangsa.

Misteri apakah yang terjadi di masa lalu? Dan berhasilkah Seruni menemukan seseorang itu?





Buku Seruni mempunyai ide cerita yang baru bagi saya. Tentang anak-anak yang menjadi korban perceraian orang tua. Karakter utama yang muncul hampir bersentuhan dengan isu  orang tua yang bercerai. Hasilnya, mereka menjadi orang-orang dewasa yang dibayangi oleh efek perceraian tersebut.

Ada yang menjadi pendendam, ada yang membenci orang tuanya atas perceraian itu, ada yang menjadi pemberontak, dan karakter di buku Seruni ini tidak ada yang memandang perceraian sebagai hal positif. Pesan besarnya, jangan gampang bercerai.

Bermula dari perceraian, konflik lainnya muncul. Dominan buku ini mengungkap permasalah keluarga. Seruni bermasalah dengan keputusannya di masa lalu dan membuat jurang dengan orang yang ia sayangi. Kak Aster menjadi pribadi murung dan memutuskan berhenti bicara sebagai bentuk penyesalan seorang kakak. Ana terbelit masalah antara keluarga papa tirinya dan mamanya. Taro menjadi pribadi yang terobsesi membalaskan luka pada orang yang melukai papanya hingga ia meninggal.

Sehingga buku Seruni ini bisa dikatakan buku bertema keluarga. Walaupun bukan keluarga harmonis, melainkan keluarga broken home.

Buku ini juga membawa kisah klise tentang jahatnya ibu tiri. Bukan jahat seperti menyiksa secara fisik, tetapi melalui verbal dan sikap yang pilih kasih.

Unsur Jepang melekat pada novel ini. Kita bisa melihat pada sampulnya yang berwarna kuning biru dan ada sosok perempuan berbusana kimono. Kita juga akan dibawa pada setting resto Ramsu pada awal buku. Resto dengan desain interior khas Jepang dan memiliki koleksi manga.

Utamanya tentang manga, saya berharap akan ada kelanjutan kisah yang berkaitan dengan manga. Tapi, sampai halaman terakhir, manga yang ada di resto tidak diceritakan kembali. Manga menjadi tempelan semata di buku ini.

Ritme cerita dibangun teratur. Bukan karena tema cerita yang kelam, kemudian kita disajikan cerita yang sedih-sedih melulu. Penulis membuat bertahap. Karena kesedihan itu muncul ketika misteri masa lalu diungkap dengan perlahan. Sehingga kamu akan menemukan beberapa bagian cerita berupa kilas balik.

Selingan yang menyenangkan ketika cerita menyentuh sisi roman. Bukan yang begitu kentara bisa dirasakan, tetapi manisnya cukup bisa dirasakan. Seruni kan punya masalah berat terkait keluarga dan masa lalu. Sedangkan Rifat sosok yang dewasa dan bukan orang yang spontan mengungkapkan apa yang dirasakannya. Kalian bisa tebak sendiri seberapa alot bagi keduanya untuk mengakui perasaan.

Sepanjang saya membaca Seruni ditemukan beberapa typo. Tidak banyak dan tidak mengganggu, tapi bisa dijadikan catatan untuk editor sebagai perbaikan. Misal di halaman 26 tulisan bahwa jadi bahwc. Dan di halaman 98 tulisan kembarnya jadi kembanya.

Satu tempat ikon yang membuat saya penasaran adalah Mesjid Camii, yang tidak jauh dari Stasiun Yoyogiuehara. Menurut informasi bukunya, menara mesjid ini memiliki gaya arsitektur Turki.


Akhirnya, setelah membaca buku Seruni, saya diingatkan untuk melihat keluarga sebagai tempat pulang. Seberat apa pun permasalahan, keluarga adalah orang terdekat yang akan berdiri di samping kita. Dan untuk buku Seruni ini saya memberikan rating 3/5.


  • Di dunia ini, tidak ada yang bisa menerka apa yang akan terjadi atau apa yang akan menjadi akhir, selain Tuhan. Yang pasti, semua manusia pasti akan menemui akhirnya (hal. 66)
  • Kadang, kamu harus mengikhlaskan apa yang tidak bisa kamu cegah (hal. 86)
  • Ada obat paling mujarab dan penawar untuk segala macam kesedihan (hal. 162)
  • Bukankah keluarga seharusnya berkumpul dan saling menjaga? (hal. 223)
  • Setiap orang punya masa lalu yang baik dan buruk, berkesan dan menyakitkan.Nggak ada manusia yang sempurna. (hal. 229)
  • Segelap apa pun hidup yang pernah dijalani, kesempatan untuk berubah menjadi lebih baik selalu ada (hal. 232)
[ Jangan lupa ikutan giveaway #Seruni ya di postingan selanjutnya! ]


Desember 25, 2016

Tentang Kamu yang Menelan Kepedihan

Judul: Tentang Kamu
Penulis: Tere Liye
Editor: Triana Rahmawati
Cover: Resoluzy
Lay out: Alfian
Penerbit: Penerbit Republika
Cetakan: Pertama, Oktober 2016
Tebal buku: vi + 524 halaman
ISBN: 9786020822341
Harga: Rp79.000 

Resensi ini merupakan hasil baca kedua saya (klik resensi pertama). Ada beberapa hal baru yang saya temukan, yang tidak saya temukan ketika membaca pertama kali. Mungkin ada benarnya yang mengatakan, jika kita membaca buku yang sama di waktu yang lain, akan ada pemahaman baru terhadap buku tersebut. Ajaib! Tapi itulah pikiran, mampu memberikan penilaian yang berubah-ubah.

Buku Tentang Kamu mengisahkan perjalanan pengacara muda bernama Zaman Zulkarnaen mencari ahli waris Sri Ningsih. Sri Ningsih adalah sosok perempuan usia 70 tahun yang meninggal di panti jompo di Paris dengan meninggalkan warisan sebesar 19 triliun rupiah. Ia tertarik dengan sosok Sri karena di benaknya, kekayaan sebanyak itu Sri bisa tinggal di rumah yang sangat mewah, bukan di panti jompo.

Perjalanan membawa Zaman ke lima kota. Pertama ia terbang ke Paris. Aimee, si pengurus panti menuturkan kisah sejak Sri muncul di depan pintu panti hingga ia meninggal. Kisah yang diceritakan Aimee lebih banyak pada kehidupan Sri yang bersahaja. Buku harian Sri yang diberikan Aimee menjadi petunjuk Zaman untuk menggenapkan kisah Sri berikutnya. 

Pulau Bungin, Sumbawa
Sumber: jadiberita.com

Di Sumbawa, tepatnya di Pulau Bungin, ia bertemu dengan Pak Tua Ode yang mengenali Sri. Pak Tua bercerita mengenai awal mula orang tua Sri yang berasal dari Jawa bisa tinggal di pulau yang kebanyakan penduduknya keturunan suku Bajo dan suku Bugis. Juga masa kecil pilu yang dialami Sri selama tinggal dengan ibu tiri sampai kisah ia dan adiknya, Tilamuta, bisa pergi meninggalkan Pulau Bungin menuju Pulau Jawa.

Di Surakarta, Zaman bertemu dengan sahabat baik Sri, Nur’aini. Cerita mengalir dari kesaksiannya, tentang persahabatan dan pengkhianatan. Cerita di Surakarta bisa dikatakan kisah Sri paling mengerikan. Nur’aini percaya Zaman akan melakukan yang terbaik untuk menunaikan pesan Sri, ia pun mempercayakan 20 surat yang dikirim Sri selama di Jakarta kepadanya. Lalu Zaman bertolak ke Jakarta. Penutur berikutnya adalah sosok anak perempuan yang muncul di salah satu foto Sri, yang saat ini menjadi pemimpin perusahaan sabun. Jakarta menjadi saksi bagaimana Sri jatuh bangun merintis bisnis dan ia belajar banyak untuk mewujudkannya.

Keanehan pada diri Sri yang meninggalkan Jakarta tiba-tiba, membuat Zaman bingung. Ia berangkat ke London untuk mengutuhkan ceritanya. Sebuah kebetulan, Rajendra Khan si pemilik kios makanan yang biasa Zaman membeli sarapan, menjadi orang berikutnya yang berkisah.  Dengan dibantu Aami (ibu) Rajendra, kisah Sri yang semakin dewasa meluncur menghanyutkan. London jadi latar asmara Sri dengan pemuda Turki bernama Hakan. Selain jatuh cinta, Sri juga mengalami kehilangan yang sangat besar, berkali-kali. Tiba-tiba Sri membuat bingung keluarga Rajendra Khan atas kepergiannya yang tanpa berpamitan langsung, melainkan lewat surat yang ditulisnya.

Apakah Zaman berhasil menemukan ahli waris yang sah atas kekayaan Sri?

Buku Tentang Kamu memuat banyak tema. Ada tema keluarga, tema persahabatan, tema profesi, dan tema percintaan. Semua menyatu membentuk kisah Sri sejak ia lahir hingga ia meninggal, dan meninggalkan kesan mendalam bagi orang-orang yang pernah dekat dengannya. Warisan, premis yang kuat tentu saja membuat pembaca penasaran soal ahli waris. Dan mau tidak mau pembaca harus menghabiskan kisahnya untuk tahu siapa yang berhak. Namun, warisan juga menjadi konflik yang dihadapi Zaman dan ibunya dengan keluarga besar. Kisah Sri ini menjadi cerminan bagi Zaman untuk menyelesaikan konflik keluarganya.

Rasa drama pada buku ini sangat kuat. Tapi bukan drama yang menye-menye, sisi action yang menjadi pembuktian hobi aktif Zaman terbukti ketika ia melumpuhkan anak buah Ningrum. Ala detektif juga tampak ketika Zaman memperhatikan petunjuk-petunjuk yang kemudian ia pikirkan seksama dan dirumuskan. Pemikiran inilah yang menjadikan Zaman punya akal banyak. Pembicaraan bisnis dan beberapa istilah bisnis juga sangat mendukung sehingga novel ini punya sisi cerita bisnis yang menonjol.

Gaya bahasa yang digunakan Tere Liye masih memikat dengan deskripsi yang lugas. Alur campuran yang didominasi kilas balik tidak membuat saya pusing untuk memahami cerita. Pemilahannya terstruktur dengan baik melalui pergantian bab yang rapi atau dengan penggalan 3 bintang (***).  Yang lebih menarik, Tere Liye memberikan banyak informasi baru di sepanjang novel ini. Misalnya kejadian luar biasa dunia yaitu krisi Y2K atau millenium bug (hal. 33-34) dan  krisisi keuangan di Amerika atau dikenal subprime mortgage crisis (hal. 470). Ada juga penjelasan mengenai kerusuhan besar di Jakarta yang disebut Malapetaka 15 Januari  atau Malari (hal. 251). Kemudian di halaman 403 disinggung mengenai bahaya perkawinan bagi pasangan yang berbeda rhesus darahnya.

Persitiwa Malari di Senen
Sumber: id.wikipedia.org

Sedangkan penokohan di buku ini, saya terkejut dengan pemilihan sosok Sri Ningsih. Ia perempuan sangat biasa, hitam, dan gempal. Karakter diri sederhana itu yang membuat ia istimewa, sebab tidak menjadikan dirinya menjadi biasa. Ia menjadi sosok kuat, pekerja keras, sabar, giat belajar, dan usaha-usaha yang dilakukannya tidak ada yang mengkhianati hasil. Sedang Zaman Zulkarnaen, hanya penutur tokoh utama. Sedikit saja karakter yang diulik darinya sebatas sebagai pemuda baik, tidak cerdas, pantang menyerah, berprinsip, dan tentu saja amanah. Dua tokoh utama yang dibuat tanpa cela. Dan itu memunculkan satu pertanyaan, bagaimana Sri Ningsih bisa memiliki kemuliaan seperti itu, sedangkan setahu saya masa kecilnya tidak mendapatkan pendidikan yang layak baik dari ayah, ibu kandung, atau ibu tirinya. Apakah ini yang disebut anugerah?

Pesan buku yang saya pahami dari buku ini adalah penulis mengingatkan seberapa murninya karakter baik kita. Lingkungan terus berubah dan itu menjadi tantangan terhadap kita untuk tetap jadi pribadi yang baik, sesuai anggukan universal. Jika jahat katakan jahat dan hindari, jika baik katakan baik dan amalkan. Saya tidak meperdebatkan atas sifat-sifat yang dimasukkan penulis pada karakter Sri atau Zaman yang terlalu baik. Justru tokoh seperti itu yang akan diingat dalam perjalanan hidup kita sebagai pembanding, sudahkah seperti mereka. Untuk lebih memahami pesannya, silakan baca catatan yang saya tulis di bawah.


Yang paling mengusik saya justru lembar persembahan penulis. Buku ini ia persembahkan untuk sang bunda. Di tambah cerita di dalamnya diceritakan banyak sosok ibu yang mulia. Lonceng yang mengingatkan kita untuk kembali memutar kisah baik sosok Ibu. Penulis menempatkan ibu sebagai kebaikan yang kemudian ia hadirkan melalui beberapa karakter.

Buku Tentang Kamu saya sangat rekomendasikan untuk dibaca sebab memberi banyak pencerahan dan karena ceritanya yang indah. Mudah-mudahan setelah selesai membacanya, kita akan melihat diri kita dengan lebih baik, terutama yang masih malas.

Rating dari saya: 4/5


Catatan
  • Selain bagiku, janji adalah janji, setiap janji sesederhana apa pun itu, memiliki kehormatan (hal. 45)
  • Ada cara terbaik untuk menerima takdir kejam itu dengan memeluknya (hal. 136)
  • Kita seharusnya lebih banyak bicara satu sama lain, agar bisa melewati masa-masa sulit bersama (hal. 136)
  • Dalam perkara kebaikan, bukankah sama saja siapa yang mengerjakannya.Yang lain tinggal mendukung dan membantu dari belakang (hal. 179)
  • Aku ingin sekali punya hati seperti miliknya. Tidak pernah membenci walau sedebu. Tidak berprasangka buruk walau setetes (hal. 206)
  • Itu jelas bukan ‘keberuntungan’. Jika itu harus disebut keberuntungan, maka itulah keberuntungan kerja keras, pantang menyerah (hal. 222)
  • Kenapa orang mudah sekali mengkhianati?Bukankah dalam hidup ini kejujuran adalah hal penting? (hal. 239)
  • Yang aku tahu, jika aku berdiri kokoh, maka orang-orang yang bekerja padaku juga akan ikut kokoh (hal. 239)
  • Ada banyak hal-hal hebat yang tampil sederhana (hal. 257)
  • Kerja keras tidak pernah mengkhianati, Nur (hal. 262)
  • Tidak ada yang benar-benar bisa kita lupakan, karena saat kita lupa, masih ada sisi-sisi yang mengingatnya (hal. 270)
  • Jadilah seperti lilin, yang tidak pernah menyesal saat nyala api membakarmu. Jadilah seperti air yang mengalir sabar. Jangan pernah takut memulai hal baru (hal. 278)
  • Cinta memang tidak perlu ditemukan, cintalah yang akan menemukan kita (hal. 286)
  • Setiap kali kita menunda melakukannya, semakin sedikit waktu yang kita punya (hal. 292)
  • Saat kita telah berhasil melupakan sesuatu, bukan berarti itu benar-benar telah lupa begitu saja, boleh jadi masih ada yang mengingatnya (hal. 340)
  • Lihat sampai ke mana ujung perjalanan perasaan kalian. Jika memang berjodoh, maka berjodohlah. Tidak perlu terlalu berharap, tapi tidak juga sangat negatif menanggapinya (hal. 360)
  • Ah, jatuh cinta kadang membuat orang bisa melakukan hal bodoh (hal. 369)
  • Toh, dalam kehidupan, masa sekarang dan masa depan jauh lebih penting, karena masa lalu, sehebat apa pun itu telah tertinggal di belakang (hal. 375-376)
  • Saat orang melihatnya begitu tegar menghadapi apa pun, orang-orang tidak tahu seberapa besar perjuangannya untuk membujuk dirinya sendiri untuk sabar, membujuk dirinya untuk melepaskan, melupakan, dan semua hal ringan dikatakan, tapi berat dilakukan. Karena bila bicara tentang penerimaan yang tulus, hanya yang bersangkutanlah yang tahu seberapa ikhlas dia telah berdamai dengan sesuatu (hal. 406)

Typo
  • Sebagianya = sebagiannya (hal. 254)
  • Sepuluh pengawal pusat penadah mobil curian itu digelandang, juga Lastri, dia terkulai didorong polisi naik ke atas mobil tahanan- sambil menatap penuh kebencian pada Ningrum yang duduk di lapangan rumput. Lastri adalah Ningrum, mungkin seharusnya ditulis Murni. Seharusnya memilih kata naik saja atau ke atas saja (hal. 515)

November 21, 2016

[Giveaway] Tentang Kamu by Tere Liye


Halo! 

Ada yang sudah tidak sabar untuk membaca buku Tere Liye yang terbaru? Baiklah, pada kesempatan ini saya bekerja sama dengan Penerbit Republika, mengadakan giveaway sebagai bentuk syukuran telah diterbitkannya novel baru Tentang Kamu karya Tere Liye.

Tapi boleh dong kalau saya ingin kamu untuk mengintip sejenak resensi [Buku] Tentang Kamu by Tere Liye (klik saja tulisannya). Share saja pendapat kalian mengenai buku ini walaupun belum baca. Lebih bagus kalau yang sudah baca bisa diskusi soal poin-poin keren pada bukunya.

Untuk ikut giveaway ini, silakan perhatikan syarat berikut ini:

  • Punya alamat kirim di Indonesia
  • Follow akun twitter @adindilla dan akun twitter @bukurepublika. Lalu share di twitter dengan hashtag #GATentangKamu
  • Follow blog saya via GFC
  • Tulis di kolom komentar format ini: akun twitter kamu, link share, alamat blog kamu (jika ada, saya mau berkunjung juga!)
  • Giveaway berlangsung periode 21 - 24 November 2016, pengumuman pemenang tanggal 25 November 2016. Doakan tidak ada halangan ya!

Oh iya, ada 2 novel "Tentang Kamu" yang akan dibagikan dan dikirimkan oleh saya.

Itu saja syaratnya, semoga tidak membuat susah kamu. Dan saya tunggu keikutsertaannya.


**[ Update ]**

Alhamdulillah, giveaway #GATentangKamu berjalan dengan sangat lancar. Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada Penerbit Republika yang sudah memberikan kesempatan untuk menjadi host giveaway kali ini. Saya juga berterima kasih kepada 76 peserta yang sudah ikut serta dalam giveaway yang berhadiah 2 buku Tentang Kamu karya Tere Liye

Ada rasa sedih karena hanya 2 buku yang tersedia yang bisa dibagikan. Jumlah peserta segitu, menurut saya sudah sangat banyak dan itu menunjukkan antusias membaca buku Tentang Kamu sudah tinggi. Baiklah, tidak berlama-lama lagi, saya akan segera umumkan pemenangnya.





Jreng!



Jreng!



Jreng!


Selamat kepada:


Selamat, kalian masing-masing mendapatkan 1 eks novel Tentang Kamu karya Tere Liye persembahan Penerbit Republika. 

Silakan kamu kirimkan data diri berupa: Nama - Alamat - No. Telepon, via DM di twitter atau melalui email ke hapudincreative(at)gmail(dot)com. Ditunggu segera ya!

Untuk yang belum beruntung, jangan berkecil hati. Akan ada giveaway berikutnya di bulan Desember 2016. Tetap semangat ya!


[Buku] Tentang Kamu by Tere Liye

Judul: Tentang Kamu
Penulis: Tere Liye
Editor: Triana Rahmawati
Cover: Resoluzy
Lay out: Alfian
Penerbit: Penerbit Republika
Cetakan: Pertama, Oktober 2016
Tebal buku: vi + 524 halaman
ISBN: 9786020822341
Harga: Rp79.000 

Saya sangat senang bisa membaca karya Tere Liye lagi. Menurut saya karya-karya Tere Liye lebih menonjolkan sisi drama dengan pesan moral yang menggugah nurani. Faktanya, quote-quote yang dikutip dari novel-novelnya bertebaran di sosial media.

Buku ini bercerita tentang Sri Ningsih, perempuan yang meninggal di panti jompo dengan meninggalkan warisan 19 triliun rupiah. Zaman Zulkarnaen, pemuda asal Indonesia, mendapat tugas sebagai pengacara di Thompson & Co., untuk menelusuri ahli warisnya.

Tugas ini mengantarkan Zaman ke Pulau Bungin, Sumbawa, Indonesia. Ia bertemu dengan Pak Tua (Ode) yang ternyata menjadi teman baik Sri pada masa kanak-kanak. Pada bagian ini, kisah Sri membuat saya hampir menangis sebab Sri mengalami masa yang sulit menjadi anak tiri. Perjalanan Zaman berlanjut ke Kota Surakarta, Pulau Jawa. Bagian ini menjadi bagian paling mengerikan dari kisah Sri. Bersama Nur’aini dan Sulastri, Sri mencicipi madrasah dan persahabatan. Namun beranjak dewasa, pengkhianatan dan dendam masa lalu menghancurkan semua hal indah pada masa itu. Ketika keadaan sudah menjadi baik, Sri memilih berangkat ke Jakarta. Sebagai warga pendatang, ia pontang-panting menjadi mandiri. Ketika sukses sudah hampir di tangan, situasi negara memorakporandakan impian Sri.

Tanpa gejala apa-apa, Sri menghilang dari Jakarta. Ia ternyata pergi ke London. Di kota inilah Sri mendapatkan keluarga baru yang berasal keturunan India. Episode di London lebih mengetengahkan pada cerita Sri yang jatuh cinta, menikah, memiliki anak, dan tentu saja prahara rumah tangga. Kisah roman Sri tidak berjalan mulus. Ia pun hijrah ke Paris, kota terakhir yang ia singgahi hingga ia meninggal.

Berasal dari mana warisan Sri yang banyak itu? Siapa ahli waris yang berhak mendapatkannya secara sah?

Detail cerita buku Tentang Kamu tidak sedangkal yang saya rangkum di atas. Kalau kamu pernah membaca buku Tere Liye sebelumnya, pasti tahu kalau kisahnya tidak sesederhana itu. Keluarga, persahabatan, dan percintaan, diramu secara apik menjadi latar kisah Sri. Berkali-kali saya terenyuh menyimak kisah Sri, ada bagian yang membangkitkan semangat, ada yang membuat gemas, ada yang membuat simpati, ada yang membuat takjub, juga ada yang membuat saya merasa tidak ingin mengakhiri kisahnya.

Ide cerita tentang warisan menjadi benang merah. Bergulir seperti bola salju, karena menyentuh banyak dimensi kehidupan baik Sri atau Zaman. Ini persamaan keduanya. Sedangkan klimaks cerita, Tere Liye meletakan pada bagian eksekusi konflik. Penulis menambahkan bumbu action sebagai penegas kemampuan Taekwondo yang dimiliki Zaman, pada bagian yang menegangkan menjelang akhir cerita.

Berbicara gaya bercerita Tere Liye, kemampuannya tidak diragukan lagi, selalu berhasil menghanyutkan pembaca. Sisi hukum sebagai pengacara yang jadi backround Zaman, cukup meyakinkan dan menjadi identitas yang tidak perlu ditanyakan. Pemilihan diksi yang tepat, tidak lugas dan tidak mendayu-dayu, membuat novel ini terasa renyah dengan kisah Sri yang sebenarnya kompleks jika diurai.

Tokoh utama buku Tentang Kamu adalah Sri Ningsih. Ia perempuan yang berangkat dari kesederhanaan dan pekerja keras. Masa lalu yang kelam menjadi catatan dalam hidupnya yang tidak akan ia lupakan dan justru membuatnya semakin kuat. Karakter Sri yang pantang menyerah membuat saya termotivasi untuk diterapkan secara pribadi.

Sri juga bukan perempuan yang mengecap pendidikan formal, namun berkat karakternya yang mau belajar, ia sukses dengan pengetahuan yang menakjubkan. Zaman pun sampai keheranan dengan pikiran Sri, terutama mengenai asal muasal warisan itu dan proses ia menaiki tangga kesuksesan ekonomi. Sebab, hanya mereka-mereka saja yang kuat, yang pernah mengalami babak hidup perih, mampu membalik keadaan menjadi berpihak, bukan menjadi terpuruk.

Lalu, Zaman Zulkarnaen menjadi tokoh utama kedua. Posisinya hanya sebagai juru cerita yang menyampaikan kisah hidup Sri Ningsih. Mengenai konflik Zaman sendiri, diceritakan dalam beberapa bagian saja, danZaman menyelesaikan konfliknya dengan mengkutip pelajaran dari kisah Sri.

Keunggulan lainnya, novel-novel Tere Liye selalu berisi informasi yang informatif. Novel ini menyingkap dua peristiwa masa lalu di Indonesia seperti peristiwa pemberontakan PKI dan peristiwa Malari, Malapetaka 15 Januari. Kedua peristiwa itu membawa kisah kelam untuk Sri. Juga ada bagian yang mengonfirmasi dibalik penyebutan ‘pedagang kaki lima’ (hal. 229).


Untuk kovernya yang didominasi warna kuning dan gambar sepatu usang, sudah menampilkan garis besar cerita, yaitu penelusuran melalui perjalanan panjang dari kisah masa lalu.

Hal yang kurang di novel ini adalah cerita yang dialami Sri sangat terasa fiktifnya. Sebab banyak sekali kebetulan-kebetulan yang ditemui Sri dan itu mempermudah jalan hidupnya. Kebetulan berupa anugerah yang datangnya di waktu dan kesempatan yang tepat. Sehingga selama proses membaca buku ini saya masih belum menyatu dengan tokoh Sri atau Zaman. Saya mengakui Tere Liye sudah maksimal menggarap ceritanya dan apa yang saya rasakan tadi hanya pendapat pribadi saja. Tentu saja novel ini tetap direkomendasikan untuk membuat karakter juang kita lebih mantap.

Rating dari saya: 4/5


Catatan:
  • Janji adalah janji, setiap janji sesederhana apa pun itu, memiliki kehormatan. [hal. 45]
  • “Seperti santan, semakin tua jiwa pelautku semakin kental, Nak. Tidak ada yang bisa menghentikan pelaut sejati membawa kapal kecuali maut. Meski aku memang tidak sekuat lagi nelayan muda, setidaknya pengalamanmu berharga.” [hal. 66]
  • “..., ada cara terbaik untuk menerima takdir kejam itu, dengan memeluknya....” [hal. 136]
  • Dalam perkara kebaikan, bukankah sama saja siapa yang mengerjakannya? Yang lain tinggal mendukung dan membantu dari belakang. [hal. 179]
  • “...Tidak pernah membenci walau sedebu. Tidak pernah berprasangka buruk walau setetes...” [hal. 206]
  • Jika kita gagal 1000x, maka pastikan kita bangkit 1001x. [hal. 210]
  • Kenapa orang mudah sekali mengkhianati? Bukankah dalam hidup ini kejujuran adalah hal penting? [hal. 239]
  • Aku harus mengenyahkan pikiran jelek ini. Aku tidak mau dikendalikan pikiran negatif. [hal. 250]
  • Ada banyak hal-hal hebat yang tampil sederhana. [hal. 257]
  • Tidak ada yang benar-benar bisa kita lupakan, karena saat kita lupa, masih ada sisi-sisi yang mengingatnya. [hal. 270]
  • “...Chaty, jadilah seperti lilin, yang tidak pernah menyesal saat nyala api membakarmu. Jadilah seperti air yang mengalir sabar. Jangan pernah takut memulai hal baru...” [hal. 278]
  • Nasihat-nasihat lama itu benar, cinta memang tidak perlu ditemukan, cinta-lah yang akan menemukan kita. [hal. 286]
  • Setiap kali kita menunda melakukannya, semakin sedikit waktu yang kita punya. [hal. 292]
  • “Kami respek dengan betapa mudahnya kamu membantu orang lain yang bahkan tidak dikenal.” [hal. 326]
  • Lihat sampai kemana ujung perjalanan perasaan kalian. Jika memang berjodoh, maka berjodohlah. Tidak perlu terlalu berharap, tapi tidak juga sangat negatif menanggapinya. [hal. 360]

November 14, 2016

[Buku] Alang by Desi Puspitasari

Judul: Alang
Penulis: Desi Puspitasari
Editor: Triana Rahmawati
Cover: Resoluzy Media
Penerbit: Penerbit Mahaka Publishing
Cetakan: Pertama, Juni 2016
Tebal: iv + 235 halaman
ISBN: 9786029474091
Harga: Rp55.000 

Novel Alang menceritakan tentang memperjuangkan mimpi. Melalui tokoh Alang, April, dan Arif, penulis menggambarkan sisi-sisi yang beragam mengenai cara menyikapi cita-cita. Alang adalah anak dari tukang becak. Ia suka musik dan kemudian ia belajar tekun bermain gitar. Perjuangannya menjadi musisi terhalang oleh ketidaksetujuan Bapaknya. Di pikiran Bapaknya, seniman tidak akan membuat hidup menjadi layak dan kaya. Pertengkaran dan perang dingin menjadi jurang antara Alang dan Bapaknya. “Begitulah bila terlalu menggemari kesenian. Tidak akan memberi hasil apa-apa kecuali keburukan!” (hal. 19).

Berbeda dengan Alang, April mengalami tekanan batin dalam keluarga. Mamanya selalu membandingkan prestasi April dengan kakaknya, Mbak Kartika. Pilihan masa depan menjadi penyair pun ditentang sang Mama. April pun memperjuangkan mimpinya hingga ia harus rela drop out dari kuliah kedokteran demi mengejar impiannya itu.

Arif punya kisah sendiri. Ia yang jadi cucu dari kakek mantan tahanan politik pada masa lalu, masa depannya sudah suram. Orang yang memiliki keterkaitan dengan sejarah tahanan politik tidak punya kesempatan untuk menjadi sukses. Dengan kondisi begitu, Arif melihat hidupnya dengan sangat realistis. Selepas lulus SMA, Arif memilih bekerja dari pada kuliah.

Apakah benar semua cita-cita harus diperjuangkan?

***
Poin besar novel ini membicarakan mengenai pandangan terhadap seniman. Citra menjadi seniman tidak bisa kaya, memang sudah berakar dari zaman dulu. Dan penulis mencoba memberi jawaban pada paradigma tadi. Dengan tema keluarga, persahabatan, roman, dan seni, penulis membuat kemasan yang bagus sehingga pada beberapa bagian cerita bisa membuat saya berkaca-kaca.

Klimaks cerita merangkap di eksekusi cerita. Setelah perjalanan panjang Alang mengejar cita-citanya, ia kembali ke titik dimana semua dimulai dan memutuskan memulai kembali. Adegan ini sukses membuat saya nangis. Saya paham pergulatan batin Alang yang menentang pendapat Bapaknya. Tidak ada yang mudah jika berkaitan dengan perusakan hubungan keluarga. Saya punya pengalaman sendiri, dan karena itu mudah sekali cerita di novel ini mempengaruhi emosi saya (dan emosi kalian). “Alang...” suaranya serak. “..minta maaf... nyuwun ngapunten.” (hal. 233).

Untuk setting cerita yang mengambil kota Madiun dan Jakarta, belum tergali maksimal. Saya tidak bisa menggambarkan lokasi-lokasi ketika tokoh-tokoh tadi diceritakan. Setahu saya, Madiun menjadi lokasi yang asri dan tenang, sedangkan Jakarta penuh dengan kekacauan. Dengan modal pengetahuan ini, saya coba meresapi kisahnya.

Tokoh utama novel ini adalah tiga karakter yang di awal saya sebutkan; Alang, April, dan Arif. Alang itu pemuda yang pekerja keras dibuktikan dirinya mau mencari belalang demi tujuan punya recorder, keras kepala karena ia tetap kuliah jurusan musik meski Bapaknya tidak pernah setuju, sedikit labil ketika dibutakan perasaan suka pada April sehingga sempat menanggalkan daya juang mengejar cita-citanya, dan berani meminta maaf dan memaafkan  ketika kesadaran menghampiri mengenai kekeliruan yang sudah ia lakukan.

April itu gadis yang jutek dan tegas untuk urusan pergaulan sehingga semasa SMP dan SMA ia tidak punya banyak teman, tekun dan berpikir sempit untuk pendapatnya kenapa pelajaran sastra di sekolah jamnya sedikit hingga ia kerap menggunakan jam pelajaran lain untuk mengasah kemampuan menulisnya, dan mudah terpengaruh keadaan ketika fasilitas orang tuanya dicabut, ia kelimpungan untuk mengejar cita-citanya lalu lebih memilih mundur.

Arif itu pemuda yang realistis dan pesimis. Ia selalu berpikir untuk hidup berada di area jangkauannya dan tidak pernah memimpikan hal diluar kemampuannya. Sehingga kehidupan Arif terbilang stagnan. Sedangkan karakter lain yang berkesan buat saya ada Siska, Mia, dan Ibunya Alang.


Kover novel Alang terbilang sederhana. Hanya gambar gitar saja yang punya korelasi dengan isi cerita. Dan saya tidak bisa berkomentar pemilihan kover dengan gaya lukisan cat air ini (di mata saya terlihat begitu) karena penerbit memang punya ciri demikian untuk buku-bukunya. Padu padan pemilihan warna setidaknya tidak membuat mata sakit dan itu sudah lebih dari cukup sebagai kover yang aman.

Pesan yang coba disampaikan penulis adalah untuk realitis menggantungkan mimpi dan mengejarnya dengan penuh tanggung jawab. Sebab tanpa kerja keras, mimpi akan tetap jadi mimpi yang suatu hari akan menghadirkan penyesalan. Dan penulis juga menegaskan pentingnya untuk serius bersekolah.

Rating dari saya: 3/5

Catatan:
  • Kenyataan hidup yang keras sering kali tanpa ampun mengubah penampilan seeorang dengan cepat. [hal. 4]
  • Dalam menjalani kenyataan, tak elok dan tak ada manfaatnya bila terlalu sering berkata ‘seandainya’. [hal. 8]
  • “Hidup di dunia nyata mengajarkan bahwa yang dibutuhkan dalam hidup ini sesungguhnya hanya duit!...” [hal. 26]
  • “... Kau harus bercita-cita tinggi. Pergi ke luar negeri. Menjadi pemusik seperti Jimmy Hendrix yang musiknya sangat begitu progesip.” [hal. 38]
  • Tapi tidak semua keberhasilan terwujud karena bakat. [hal. 40]
  • “Orang pandai karena mau belajar dan latihan. Tidak cuma masalah bakat.” [hal. 41]
  • Imajinasi seringkali membantu memberi dorongan seseorang untuk meraih mimpi. [hal. 71]
  • “Pekerjaan yang tidak memiliki masa depan hanyalah yang tidak diusahakan dengan sungguh-sungguh.” [hal. 77]
  • Seorang ibu bisa begitu misterius, mengerti segala hal yang dirahasiakan anaknya entah dari mana. [hal. 92]
  • Menjadi dewasa memang prihal berani mengambil keputusan dengan segala resikonya. [hal. 153]
  • Jatuh cinta barangkali memang membuat orang-orangnya menjadi bodoh. [hal. 182]
  • “Orang-orang gagal adalah mereka yang bersemangat hanya pada awalnya saja. Keinginan kuat itu akan menurun seiring berjalannya waktu –mereka sadari atau tidak.” [hal. 205]