Judul: Legenda Perompak Naga #1: Seni Membangunkan Naga Dari Laut
Penulis: Wisnu Suryaning Adji
Penyelaras aksara: Jia Effendie & Nurisya Febrianti
Desain sampul & isi: Sukutangan
Penerbit: PT Storial Indonesia Jaya
Terbit: April 2021
Tebal: vi + 290 hlm.
ISBN: 9786236029053
***
Wahai pendengar:
Kisah yang akan kuceritakan ini adalah rahasia. Aku telah mencuri catatan para Naga, orang-orang terpilih yang menjadi pemimpin kawanan perompak Naga Hijau dari Laut. Sesungguhnya, aku ragu. Namun, aku tetap akan menceritakannya, karena cepat atau lambat, rahasia ini akan menyeret hidupmu juga. Kumohon, simpanlah kisah ini untuk dirimu sendiri.
***
Premis
Novel ini menceritakan tentang si Juru Masak yang merupakan anggota kelompok perompak Naga Hijau yang kelompok ini dipimpin oleh seorang Perompak Naga. Kegiatan mereka di laut adalah merampok dari kapal-kapal yang melintas untuk dijarah hartanya.
Juru Masak sudah remaja, usianya sudah 17 tahun. Dia bergabung di kelompok perompak ini sejak ia diselamatkan Perompak Naga dari kapal perbudakan pada waktu kecil. Dia kemudian banyak diajari langsung oleh Perompak Naga segala ilmu perompak. Namun, keputusannya untuk menjadi Juru Masak membuat Perompak Naga kecewa.
Kebimbangan melanda Juru Masak antara memutuskan menjadi perompak selamanya atau meninggalkan kapal Naga Hijau dan memulai hidup sebagai juru masak di daratan.
Lalu muncul anak perempuan berusia 9 tahun bernama Kelana, yang merupakan anak dari Perompak Naga. Juru Masak menjalin keakraban dengan Kelana, dia mengajari banyak hal. Tetapi sejak kehadiran Kelana, muncul banyak masalah, terutama mengenai kepungan dan pengejaran anggota perompak oleh tentara kerajaan, dan muncul gelagat pengkhianat dari orang dalam.
Bagaimanakah perjalanan Juru Masak dalam menentukan takdir hidupnya?
***
Resensi
Novel ini bisa dikatakan novel kolosal dengan latar kapal dan laut. Sebagai cerita perompak, penulis berhasil menggambarkan suasana kapal yang mengapung di laut dan memaparkan bagaimana kehidupan perompak. Kehidupan perompak tidak jauh dari kegiatan merampok yang mengharuskan mereka untuk melakukan kekerasan bahkan membunuh. Menurut saya pada bagian ini masih kurang terasa gambaran aksi brutal perompak ketika merampok. Entah nilai seperti apa yang ingin ditawarkan penulis, tetapi karena ini soal perompak, saya justru membayangkan kebrutalan mereka seperti orang-orang viking yang ada di series Viking.
Untuk pertempuran yang diceritakan di novel ini menarik juga. Tapi porsinya masih sedikit dan setiap ada adegan perkelahian selalu terasa cepet banget selesai. Misalnya ketika Juru Masak yang membawa Kelana ke Tabib Darat dan mereka dikepung tentara kerajaan, pengejaran itu singkat sekali, kurang adegan lari-larinya. Lalu, pertempuran mengalahkan tentara kerajaan dan si pengkhianat juga dibikin singkat sekali. Sehingga dramatis ceritanya kurang.
Mengganjal juga ketika membaca cerita dengan alur maju tetapi tokohnya disebutkan hanya julukannya saja, bukan nama karakter. Misalnya, Juru Masak, Perompak Naga, Kelasi Tua, Tabib Kapal, Tabib Darat, Juru Layar, dan Juru Bintang. Rada bikin kagok dan susah sekali membayangkan sosoknya bagaimana. Dan tentu saja jadi masalah ketika karakternya minim dikenalkan secara visual dan sifat. Sebab saya mengenali kebanyakan karakter yang muncul berdasarkan kebisaan mereka saja. Efeknya, saya susah untuk memfavoritkan tokoh dalam novel ini.
Untuk konflik cerita di novel ini memang masih tipis banget. Saya paham kadarnya segitu sebab ini baru babak pertama dari petualangan si Juru Masak. Mungkin di buku keduanya - Reinkarnasi Burung Langit - kita akan dipuaskan oleh petualangan yang lebih seru dan lebih kental konfliknya.
Karena saya sudah menyinggung dengan buku keduanya, saya baca lagi bagian akhir novel ini dan tidak ada petunjuk yang bikin pembaca akan penasaran melanjutkan kisahnya ke buku kedua. Rasanya konflik di buku pertama sudah beres.
Jadi saya ingat dan membandingkan dengan series Rapijali yang dibuat tiga buku. Dalam cerita Rapijali, pada buku pertamanya menyimpan masalah besar yang belum selesai, dan akan terjawab di buku selanjutnya. Masalah yang belum selesai ini yang sebenarnya ingin diketahui pembaca akan bagaimana.
Nah, pada novel ini, saya merasa tidak menemukan itu. Atau saya yang keliru? Silakan untuk yang sudah membaca bukunya untuk mengingatkan saya poin itu, siapa tau saya melewatkannya.
Secara keseluruhan novel ini belum mengesankan saya. Tetapi novel ini memberikan pembaca pengalaman membaca cerita yang tidak umum, sebab latarnya di kapal dan dikenalkan dengan kehidupan perompak. Saya dulu pernah membaca novel dengan tema kapal, laut, dan peromak, yaitu series dwilogi Storm Sister. Rencananya beres dengan membaca novel Legenda Perompak Naga ini, saya tertarik membaca ulang novel Storm Sister tadi. Buat referensi perbandingan.
Oya mungkin ada yang penasaran kata 'naga' disini merujuk pada mahluk beneran naga seperti di film Hobbit atau bukan, saya jawab saja ya, naga disini menyebutkan pada kapal dan pemimpinnya. Jadi kapal disini tuh sering diberikan nama dengan awalan Naga, pun termasuk pemimpinnya. Misalnya kapal Naga Hijau, dan secara otomatis pemimpinnya disebut Perompak Naga.
Selain itu tokoh penting dalam novel ini memang punya kemampuan istimewa membuat bentuk naga atau mahluk lainnya dengan unsur yang dikuasainya. Kekuatan ini lah yang pada buku pertama ini lebih banyak diangkat sebab si Juru Masak belum mempunyai kepribadian utuh alias sedang mencari jati diri.
Setelah selesai membaca ceritanya, saya memberikan nilai 3/5 bintang. Dan perlu diacungi jempol untuk kover novelnya bagus banget, sumpah. Dan bikin iri lagi kalau lihat novel hard cover yang versi baru, keren pisan lah.
Terakhir, jaga kesehatan dan terus membaca buku!