[ Ulasan di bawah ini adalah kesan pribadi saya setelah membaca bukunya. Semua poin berdasarkan penilaian sendiri sesuai selera pribadi. Terima kasih. ]
Judul: 1Q84 Jilid 3
Penulis: Haruki Murakami
Penerjemah: Ribeka Ota
Penyunting: Arif Bagus Prasetyo
Sampul: Andrey Pratama
Penerbit: Kepustakaan Populer Gramedia (KPG)
Terbit: Februari 2024, cetakan kedelapan
Tebal: vi + 556 hlm.
ISBN: 9786024240073
Yang membuat saya mau membaca novel ini karena kata orang-orang ceritanya bagus. Banyak yang memuji juga novel Haruki Murakami lainnya. Saya sendiri baru baca memoar beliau berjudul What I Talk About When I Talk About Running yang membahas kaitan antara kegemaran berlari dengan kepenulisan penulis. Buku itu mengupas siapa sosok Haruki dan cerita bagaimana dia bisa menjadi penulis. Buku itu sangat menarik kalau kita mau mengenal sosok Haruki.
Akhirnya saya bisa menyelesaikan jilid ketiga dari novel 1Q84 ini. Proses baca yang enggak mudah. Novelnya tebal-tebal dan bukan tulisan yang banyak dialognya. Tapi novel 1Q84 menawarkan cerita aneh penuh teka-teki dan bikin candu. Saya bangga bisa membacanya.
Tentang Apa Novelnya?
Di Jilid 3 ini membahas bagaimana penyelidik bayaran Komune Sakigake bernama Ushikawa menggali informasi untuk menemukan Aomame yang menghilang tanpa jejak. Nama sekolah dasar Aomame dan Tengo yang sama membuat Ushikawa yakin ada hubungan antara keduanya. Nyonya Ogata yang kaya raya memang dicurigai terlibat tapi Ushikawa tidak menemukan motif yang jelas dan akhirnya mengabaikan sementara. Ushikawa memutuskan mengamati Tengo karena ia yakin Tengo akan membawanya kepada Aomame.
Aomame yang terus menunggu kemunculan Tengo di papan luncur di taman dekat apartemennya justru menemukan Ushikawa yang melintas. Kata Tamaru, ada pria yang tampilannya mencolok mengamati sekitar vila Nyonya Ogata dan dia yakin kalau orang itu suruhan Komune Sakigake. Aomame mengejar Ushikawa yang mencurigakan dan ia justru menemukan kotak pos atas nama Kawana di sebuah apartemen. Antara yakin dan enggak, Kawana itu pasti Kawana Tengo.
Tengo yang berharap bisa menemukan Kepompong Udara lagi di kamar ayahnya harus rela kalau ia tidak akan menemukannya lagi. Tengo memutuskan pulang dan justru dia ditinggalkan Fuka-Eri dengan pesan kalau ada yang sedang mengamatinya. Setelah bertemu Pak Komatsu, Tengo mendapatkan fakta kalau masalah novel Kepompong Udara dan Komune Sakigake memiliki rahasia dan itu berbahaya. Dan tak lama setelah meninggalkan panti, kabar duka datang menghampiri.
Tamaru menghormati keputusan Aomame yang melenceng dari rencana awal pelarian; pergi jauh, operasi wajah, dan menggunakan identitas baru. Keanehan muncul saat Aomame menyampaikan dirinya hamil. Kehamilan tanpa melakukan seks. Tamaru pun harus membereskan Ushikawa yang penyelidikannya makin mendekati target.
Dunia 1Q84 Yang Mencengangkan
Kalau ada yang bilang novel ini agak susah dipahami, maka itu benar adanya. Banyak banget hal aneh yang diberikan penulis. Terutama soal dunia di tahun 1Q84 yang sebenarnya versi lain dari tahun 1984.
Ciri paling mencolok tentu saja keberadaan ada dua bulan yang menggantung di langit. Bulan yang satu adalah bulan yang biasa kita lihat, satunya lagi bulan baru yang ukurannya lebih kecil dan warnanya agak kehijauan. Dan yang bisa melihat dua bulan di langit hanya beberapa orang saja; Tengo, Aomame, Fuka-Eri, dan Ushikawa. Saya enggak paham bagaimana Ushikawa bisa melihatnya padahal dia tidak mengalami momen supranatural seperti yang lainnya.
Sepanjang novel ini pun sering disebut istilah Orang Kecil. Mahluk yang pertama kali muncul dari bangkai kambing dengan perawakan mungil. Orang Kecil muncul pada malam tertentu saja dan mereka akan bekerja beberapa malam untuk membuat Kepompong Udara.
Kepompong Udara yang dibuat Orang Kecil akan berisi satu sosok terpilih. Ini yang kemudian memunculkan istilah Maza dan Dohta. Saya juga masih bingung maksud dari Maza dan Dohta ini, tapi salah satunya merupakan sebutan untuk sosok alter yang muncul dari Kepompong Udara.
Di Balik Misteri Ada Romansa Terselubung
Kasus yang paling menarik di novel ini adalah soal pembalasan untuk pelaku pelecehan seksual terhadap korban di bawah umur. Tipikal cerita yang bikin pembaca tegang dan bertanya-tanya apakah tokoh utamanya bisa berhasil melakukannya. Dan untungnya Aomame berhasil membunuh si Pemimpin. Saya kira setelah tugas itu selesai akan disusul oleh pembalasan orang-orang komune yang memburu Aomame untuk diganjar atas tindakannya. Kenyataannya, kasus segede itu menguap.
Justru garis besar novel ini seperti cerita cinta-cintaan yang tokoh utamanya terpisah dan berusaha untuk bertemu namun harus menghadapi rintangan dulu. Dan bersinggungan dengan Komune Sakigake adalah penghalangnya. Ekspektasi saya pada akhir cerita malah meleset. Tidak ada adegan heroik sama sekali.
Misteri yang dibangun sejak awal buku pun tidak diselesaikan secara tuntas. Kita tidak akan tahu siapa pengganti si Pemimpin di komune. Keberadaan Fuka-Eri pun tidak diketahui. Dan pengejaran Aomame pun berhenti begitu saja ketika dia bisa lolos dari dunia 1Q84. Saya berharap bakal ada kelanjutannya lagi biar tahu nasib tokoh-tokohnya.
Karakter Rumit Yang Manusiawi
Kelebihan dari novel ini tentu saja ada pada karakter-karakternya yang memiliki konflik rumit tapi terasa manusiawi sekali. Masa lalu setiap karakter digali lebih dalam sehingga kita bisa memahami kehidupan macam apa yang dilewati mereka. Di jilid 1 lebih banyak dibahas soal kehidupan Aomame, di jilid 2 berpusat pada kehidupan Tengo, dan di jilid 3 ini diulik kehidupan Ushikawa.
Tengo masih meragukan kalau ia anak dari ayahnya. Aomame melepaskan diri dari Jemaat Saksi dan melewati kemandirian yang tidak gampang. Ushikawa dicampakkan keluarga dan sekitarnya karena tampangnya yang tidak umum.
Kesimpulan
Tiga jilid yang punya cerita memikat dengan keunikan yang tidak biasa. Walau ini tipikal novel yang didominasi narasi, tapi alurnya mampu menghanyutkan pembaca pada konflik pelik tokoh-tokohnya. Setelah berhasil membaca semua jilid novel ini, saya jadi bersemangat akan membaca novel Haruki Murakami lainnya yaitu Membunuh Commendatore.
Nah sekian ulasan saya untuk novel 1Q84 Jilid 3 ini, terakhir, jaga kesehatan dan jangan lupa membaca buku!
0 komentar:
Posting Komentar