[ Ulasan di bawah ini adalah kesan pribadi saya setelah membaca bukunya. Semua poin berdasarkan penilaian sendiri sesuai selera pribadi. Terima kasih. ]
Judul: 1Q84 Jilid 2
Penulis: Haruki Murakami
Penerjemah: Ribeka Ota
Desain sampul: Andrey Pratama
Penerbit: Kepustakaan Populer Gramedia (KPG)
Terbit: Februari 2024, cetakan kedelapan
Tebal: vi + 452 hlm.
ISBN: 9786024240066
Novel ini kelanjutan dari buku 1Q84 Jilid 1 yang menceritakan dua tokoh utama; Tengo dan Aomame, yang akan bersinggungan untuk menyelami misteri komune Sakigake. Pada akhir buku pertamanya, Tengo dan Aomame sepakat untuk memulai penyelidikan walau dengan motif yang berbeda. Tengo ingin mengetahui isi komune tersebut sebagai latar belakang Fuka-Eri. Aomame ingin memberi pelajaran si Pemimpin yang sudah melecehkan anak perempuan di bawah umur dengan dalih ritual.
Atas kesabaran menunggu momen yang tepat, Aomame akhirnya bisa berhadapan langsung dengan si Pemimpin komune, sebagai tukang pijat. Keduanya berdialog intens tentang komune dan Orang Kecil. Walau sempat terbersit simpati dengan penderitaan si Pemimpin dalam posisinya sebagai kepala komune, rencana Aomame dapat dituntaskan. Ada perjanjian yang akhirnya disepakati keduanya mengenai nasib Tengo.
Keterlibatan Tengo membuat novel Kepompong Udara bersama Fuka-Eri membawa resiko besar. Komune Sakigake mengintimidasi. Dan Tengo mulai menyimpulkan jika keselamatan orang-orang terdekatnya ikut terancam. Pertama, pacar rahasianya mendadak tidak bisa menemuinya lagi di masa depan, kabar itu disampaikan oleh suami pacarnya dengan nada aneh. Kedua, Pak Komatsu selaku editor menghilang tanpa kabar di tengah banyak tugas yang harus diurus karena novel Kepompong Udara menjadi best seller dan pembicaraan di masyarakat.
Misteri soal komune Sakigake mulai dibuka sedikit demi sedikit. Namun tentang keberadaan Orang Kecil ini yang masih belum jelas. Dari novel Kepompong Udara disebutkan jika Orang Kecil ini adalah mahluk misterus yang pertama kali muncul dari bangkai kambing yang waktu itu dikurung di gudang bersama tokoh utama. Mulut kambing disebut sebagai lorong.
Kepompong Udara sendiri adalah hasil kerja Orang Kecil yang biasa muncul di malam hari. Isi kempompong itu sendiri adalah manusia yang mirip dengan manusia yang sudah hidup lebih dulu. Jika merujuk pada isi novel Kepompong Udara, kepompong yang pertama kali dibuat oleh Orang Kecil berisi sosok Fuka-Eri. Karena kehadiran sosok yang lainnya, Fuka-Eri yang asli memilih kabur karena ia sadar ada hal buruk dan aneh yang akan terjadi di komune.
Di novel ini akan dibahas juga soal hubungan Tengo dan ayahnya. Tengo merasa kalau dirinya bukan anak dari ayahnya. Dugaan ini diperkuat oleh bayangan ingatan masa kecil soal adegan sensual antara ibunya dengan pria muda yang jelas sekali itu bukan ayahnya. Dan ayahnya yang mengidap demensia dan diurus di sebuah panti, tidak pernah memberikan jawaban jelas ketika Tengo mengonfirmasi soal dugaannya itu.
Akhir novel ini membuat saya penasaran lagi sebab Aomame digambarkan menarik pelatuk pistol yang ia masukkan ke dalam mulutnya. Sedangkan Tengo yang kembali ke panti setelah mendengar kabar ayahnya koma menemukan kepompong udara di kamar ayahnya.
Selain itu ada drama Aomame melihat Tengo di taman dekat apartemennya, namun saat mau ditemui sosok Tengo sudah menghilang. Saya benar-benar penasaran bakal seperti apa pertemuan Aomame dan Tengo. Dan bagaimana keduanya bekerja sama untuk membuka misteri soal Orang Kecil dan komune Sakigake.
Penerjemahan novel ini sangat baik dan bikin saya begitu menikmati kisahnya. Saya akui kalau jumlah halamannya tebal, tetapi saya tetap dibuat penasaran dan selalu mau melanjutkan membacanya.
Banyak sekali hal-hal yang absurd yang disebutkan di novel ini, yang kalau dipikir logika itu tidak mungkin ada di kenyataan. Tapi hal-hal absurd tadi tidak mengganggu saya dalam memahami alur kisahnya. Misalnya soal alter yang muncul dari kepompong udara, atau soal kemunculan bulan kedua yang warnanya agak kehijauan. Aneh memang, tapi itu mendukung untuk membuat hal misterus di ceritanya lebih tak tertebak.
Karakter yang muncul di novel ini pun begitu hidup. Untuk tokoh utamanya memiliki karakter yang tebal berkat penceritaan latar belakang yang terperinci. Sebagai pembaca, saya seperti mengenal betul siapa sosok Aomame dan Tengo. Dan tahu betul alasan kenapa mereka menjadi sosok saat ini.
Secara keseluruhan, novel ini bikin nagih dibaca. Saya akui tema ceritanya tidak ringan dan bisa jadi berat untuk beberapa pembaca. Menyelesaikan membaca novel ini ibarat latihan sabar dan untuk menikmatinya kita tidak perlu buru-buru. Saya jadi pengen cepat-cepat baca jilid ketiganya.
Nah, sekian ulasan saya untuk novel 1Q84 Jilid 2. Terakhir, jaga kesehatan dan jangan lupa membaca buku!
Wahh lagi nyari banget buku ini krn baru baca yg jilid pertama itu aja pinjam di perpus hihi.
BalasHapusKak hapudin aku brusan cek shopee, mw angkut preloved Heaven masih ada?
Terima kasih sudah berkunjung Kak.
HapusBuku Heaven masih ada Kak
Ini buku yang sempat bermasalah di pengiriman itu mas? Syukurlah kalau lancar akhirnya
BalasHapusBetul, Kang. Transaksi pertama dibatalkan karena terlalu lama, akhirnya beli lagi dan hanya kisaran 2 hari udah sampai. Makanya bisa langsung dibaca tuntas, hehe.
Hapus