Resensi Novel Ketika Cinta Butuh Jeda - Arganov


Judul: Ketika Cinta Butuh Jeda

Penulis: Arganov

Penyunting: Dinda Mustikasari

Desain sampul: Yanyan Wijaya

Penerbit: PT Bhuana Ilmu Populer

Terbit: Juni 2019

Tebal: 172 hlm.

ISBN: 9786232162556


"Aku mencintaimu...." Itulah yang ingin didengar Yesha dari mulut Devans untuknya. Di depan mata Yesha, Devans menyatakan cinta, tetapi bukan untuknya, melainkan untuk sahabat Yesha. Hatinya hancur dan mati.

Kehadiran lelaki lain tidak mampu menghidupkan cintanya. Yesha telah mati, menyerahkan cintanya kepada satu laki-laki.

Suatu ketika, Devans kembali, ingin memperbaiki kesalahannya di masa lalu. Namun, itu justru membuat Yesha semakin terpuruk. Meskipun mencintainya, Yesha terlanjur membencinya.



Gara-gara lamaran Devans kepada Aruna, hidup Yesha hancur lebur. Bukan apa-apa, keduanya memang menyukai Devans. Tapi Yesha yang merasa diberi kode-kode tidak menduga jika perempuan yang bakal menjadi istri Devans bukan dirinya, melainkan sahabatnya.

Tiga tahun kemudian, Yesha dipertemukan kembali dengan Devans pada keadaan yang berbeda. Devans sudah menjadi ayah bagi gadis manis berusia 2 tahun bernama Aurelia. Dan Yesha baru tahu kalau Aruna sudah meninggal.

Perasaan sakit hati di masa lalu belum kunjung sembuh. Apalagi orang yang menyebabkan sakit hatinya justru muncul lagi dalam kehidupannya. Di tengah kegundahan hati menghadapi masa lalu, Ari hadir dan berterus terang mengenai perasaannya. 

Yesha dibuat bingung memilih antara Devans dan Ari. 



Ini kali kedua saya membaca novel karya Kak Arganov, sebelumnya saya sudah membaca bukunya yang berjudul Pendakian Terlarang. Saya sangat suka dengan buku itu dan rating saya berikan sebesar nilai 5/5 bintang. Karena hal ini, saya memutuskan untuk membeli buku ini sewaktu ada promo murah di gramedia.com yang bukunya dikirim dari Gramedia Grage Mall Cirebon. Karena berada di satu kota, saya membeli juga dengan pengiriman pick up in store.

Saya suka dengan kovernya yang minimalis, enak dipandang, walaupun bukan yang bakal menggiring orang yang melihatnya untuk langsung beli. Kalau saya kan pernah baca karya lainnya, jadi tahu kalau buku ini pun pasti menarik. Sayangnya, saya tidak menemukan identitas penulis di dalam bukunya. Novel ini langsung dibuka dengan prolog dan berakhir dengan epilog, tidak ada basa-basi seperti 'kata pengantar' atau 'tentang penulis'. Eit, saya enggak kehabisan akal dong untuk mencari informasi penulisnya, dan sampailah saya di akun instagram-nya. Beliau ini ternyata seorang ibu. Kalau menilik dari gramedia.com, Mbak Arganov ini sudah menerbitkan lima buku: Ketika Cinta Butuh Jeda, Pendakian Terlarang, Aku Bukan Dia, Home, dan Ra-Ja. Saya jadi pengen baca buku lainnya juga.

Sekarang masuk ke kesan setelah membaca cerita romance ini ya. Blurb-nya sudah sangat jelas sih, soal perempuan yang kecewa ditinggal nikah dan susah move-on meskipun sudah ada lelaki lain yang mendekatinya. Tema percintaan sangat mendominasi ceritanya dan konflik pun hanya berkutat soal itu. Tidak ada tema lain yang dibahas, dan bisa jadi ini alasan kenapa novelnya tipis banget, dan bisa dibaca dalam waktu relatif singkat.

Walau begitu saya menyukai bagaimana penulis merajut ceritanya. Pada beberapa bagian memang bikin gregetan terutama membaca bagian Yesha yang masih saja menarik diri dari Devans padahal sinyal Devans yang mau mendekatinya lagi sudah sangat jelas. Yesha terlalu banyak mengingat masa lalu makanya dia meradang sendiri. Dan dari novel ini saya baru tahu kalau move-on orang ada yang fasenya butuh lebih dari satu tahun. Saya kira satu tahun itu sudah terbilang paling lama, tapi Yesha bisa lebih lama, tiga tahun lho, dan dia masih bisa menangis di kamar setiap kali mengingat masa lalu.


Penulis juga membawakan ceritanya melalui diksi yang sederhana dan mudah dipahami. Makanya kenapa saya bisa melahap novel ini hanya hitungan jam saja, tidak terganggu oleh banyak distraksi. Tidak banyak memuat quote juga, alhasil saya tidak banyak meletakkan bookmark di dalam bukunya. Kalau enggak salah hanya sebiji, itu pun menandai kalimat yang dramatis antara Ari kepada Devans.

"Kamu menyerah sebelum mencobanya sama sekali. Kamu marah ketika orang lain ingin mencoba mencintai Yesha? Wah, egois sekali. Sampai berapa lama hukuman itu kau terapkan?" - hal. 139.

Karakter-karakter yang ada di novel ini bukan yang loveable dan akan terus diingat, soalnya penulis tidak membangun dengan lengkap dan detail. Lagi-lagi memang novel ini tuh ketipisan, coba lebih tebal mungkin kesempatan penulis untuk menggali setiap karakternya akan lebih banyak sehingga pembaca bisa merasa dekat. Kalau harus memilih karakter yang membuat saya terkesan, pasti saya akan menyebut karakter Ari. Kenapa? Dia tokoh sampingan yang menjadi korban, perasaannya tertuju ke orang yang salah, di waktu yang salah, dan dia otomatis tidak punya pilihan lain selain merelakan. Menyedihkan sekali nasibnya itu. Pilihan saya ya karena simpati.

Tokoh Yesha digambarkan sebagai perempuan muda yang bucin, pemendam, dan masih belum cukup dewasa untuk menentukan sikap. Malah di saat dia masih kuliah, penulis menggambarkannya seperti gadis yang introvert, selalu nunduk, dan agak susah untuk bertatapan mata. Dan yang paling kentara dia ini suka overthinking, terbukti dengan narasi dia yang kebanyakan menduga-duga sikap Devans kepadanya ketika takdir mempertemukan kembali.

Devans di sini memang tidak bisa dipastikan berkarakter seperti apa yang menonjol. Alasan dia menikahi Aruna justru karena salah paham. Dan bukannya menghentikan kesalahpahaman ini di malam lamaran itu, dia justru meneruskan karena faktor tidak enak hati. Masalah pun menggelinding terus.

Aruna sebagai teman Yesha memang tidak punya porsi banyak tapi perannya berarti. Dia pecemburu dan diam-diam ambisius sehingga dia menggunakan berbagai macam cara untuk mendapatkan apa yang ia inginkan. Dan saya masih bertanya-tanya mengenai status Aurelia ini, sebenarnya anak siapa, soalnya tidak disinggung nama pria lain.


Dari keseluruhan ceritanya, saya menangkap maksud penulis lewat konflik Yesha, Aruna, Devans, dan Ari ini adalah untuk jangan pernah segan mengungkapkan isi hati dan pikiran. Jangan membiarkan asumsi yang menguasai kesimpulan. Sebelum diungkapkan, kita mana akan tahu masalah dan kejadian sebenarnya. Kejujuran itu selalu membawa kebaikan. Jadi sebisa mungkin kita harus menjadi pribadi yang bisa jujur kepada diri sendiri dan kepada orang lain.

Segitu ulasan saya untuk novel Ketika Cinta Butuh Jeda ini. Saya memberikan nilai 3/5 bintang. Novel ini seru dibaca sebagai selingan ketika suntuk setelah membaca bacaan serius atau setelah dilanda reading slump.

Terakhir, jaga kesehatan dan jangan lupa membaca buku!


Resensi Novel Kisah Langit - Arum Effendi


Judul:
Kisah Langit

Penulis: Arum Effendi

Penyunting: Rini Nurul Badariah

Penerbit: Penerbit Qanita

Terbit: Juli 2013, cetakan pertama

Tebal: 324 hlm.

ISBN: 9786029225914

Kau berkas biru langit di jendelaku. Tetapi kau pergi, hari-hariku pun kembali diisi sunyi. Kini kau kembali, tapi tak lagi kulihat biru. Langit yang mengiringi langkahmu mendung dan penuh badai.

Sejak sakit merampas pendengarannya, dunia Rahani menjadi sunyi dan sepi. Tuli dan tak bisa bermain cello untuk mengejar kegeniusan sang kakak, dia tersingkir dari pandangan sang ibu yang memuja sang kakak. Pelarian Rahani adalah Bayu, yang selalu membawanya menikmati berkas biru langit di balik Jendela Laiden di rumah seberang jalan.

Tetapi, tragedi datang beurntun. Bayu pergi, kakak dan ayahnya meninggal dalam kebakaran. Tinggallah Rahani sendirian, merawat ibunya yang sakit akibat beban duka. Pelarian Rahani hanyalah menatap langit di Jendela Laiden rumah Bayu, sembari memainkan cello peninggalan sang kakak, meski musiknya tak bisa dia nikmati lagi.

Lalu, seorang pemuda misterius muncul ketika Rahani memainkan cello. Dia mengenalkan Rahani pada langit malam. Langit yang tak biru, tetapi menyajikan kilauan bintang. Bayukah dia? Dan mampukah dia mengusir mendung kesunyian di hati Rahani?

"Kau tak akan pernah menemukan Orion dan Scorpio berdampingan di satu langit malam."

***

SINOPSIS

Dari kecil Rahani dibanding-bandingkan oleh Bunda dengan kakaknya yang mahir memainkan alat musik harpa, Kak Rihan. Rahani tidak terlalu luwes bermain harpa karena ia lebih suka menggambar. Cita-citanya ingin menjadi arsitektur. Rahani juga harus kehilangan pendengaran akibat sakit meningitis sehingga kesehariannya harus menggunakan alat bantu dengar. Tragedi belum usai, Rahani harus kehilangan Ayah dan Kak Rihan pada kebakaran hotel saat mereka pergi ke luar kota untuk menghadiri pertunjukan. Bunda terpuruk dalam kesedihan dan Rahani makin tersisihkan. 

Sebenarnya Rahani punya kawan dekat bernama Bayu Narendra tapi dia pun harus pindah ke Jogjakarta. Rumah kosong, tepatnya di tangga dekat jendela besar yang disebut Jendela Laiden, yang merupakan spot favorit mereka makin tambah sunyi saja. Rahani sendirian melalui hari-harinya sampai ia dewasa dan bertemu lagi dengan Bayu di rumah kosong tersebut. Tapi Bayu datang tidak sendirian, ia bersama Antariksa Ganidar, sepupunya.

Bayu berubah menjadi sosok yang menyebalkan. Rahani yang kerap dikecewakan dibesarkan hatinya oleh Riksa. Takdir akhirnya membawa Rahani dan Riksa ke Belanda untuk kuliah berkat beasiswa. Tapi Riksa membawa misi lain berhubungan dengan keluarganya.

ULASAN

Menurut saya novel ini condong membahas soal hubungan keluarga antara anak dan orang tua yang tidak harmonis karena suatu hal. Rahani dengan Bundanya karena perlakuan pilih kasih. Riksa dan mamanya karena mereka harus berjauhan antara Indonesia dan Belanda. Konflik muncul dari hal ini.

Saya kurang suka dengan cerita di novel ini. Ceritanya terasa tidak punya roh. Dan bisa jadi gara-gara karakternya yang tidak loveable, ditambah alurnya yang kelewat dipaksakan. Resume fase di novel ini kurang lebih begini: konflik gara-gara dibandingkan, momen sakit parah, momen kehilangan, momen menghadapi orang tersayang yang berubah total, momen adaptasi di Belanda, momen cemburu, dan momen kecelakaan. Jujur saya agak capek karena dilempar ke begitu banyak fase walau setiap fase memiliki akhir. Padahal akan lebih dramatis kalau bisa menggabungkan fase tadi secara paralel.

Sebenarnya premis novel ini menarik, tapi karena terlalu banyak informasi yang dimasukan, saya tidak bisa merasakan emosi ceritanya. Informasi tersebut adalah soal astronomi, aritektur, penyakit meningitis, dan geografi Belanda. Bagus karena menambah wawasan bagi pembaca, tapi karena kebanyakan, saya tidak menemukan peleburan informasi tadi dengan alurnya. 

Beberapa momen menunjukkan kekonyolan dari tokoh-tokohnya. Misal ke-keukeuh-an Riksa menunggu mama dan adiknya di depan rumah saat badai salju. Menurut saya agak memaksakan banget harus begitu padahal teman Riksa sudah mengingatkan kalau badai salju tidak baik buat kesehatan. Dan tahu alasan apa yang dipakai Riksa, karena kangen. What?!! Receh banget untuk kekeraskepalaan yang bisa mengancam jiwa. Masih banyak kejanggalan lain di sepanjang novel ini dan itu yang membuat saya tidak bisa memasuki ceritanya.

Saya hanya bisa memberikan novel ini nilai 2/5 bintang. Tidak ada informasi apakah ini novel debutnya atau bukan. Tapi novel ini memang tidak berkesan buat saya.

Sekian ulasan saya untuk novel ini. Terakhir, jaga kesehatan dan jangan lupa membaca buku!



Resensi Novel Si Anak Emas (Sweet Valley Twins #2) - Francine Pascal


Judul:
Si Anak Emas (Sweet Valley Twins #2)

Penulis: Francine Pascal

Penerjemah: Amalia Th.

Editor: Harmiel M. Soekardjo

Penerbit: Dian Rakyat

Terbit: 1992, cetakan pertama

Tebal: iv + 100 hlm.

ISBN: 9795231383

Elizabeth dan Jessica Wakefield adalah penari terbaik di kelas balet mereka. Keduanya berhasrat untuk menari solo dalam resital yang akan datang. Elizabeth enggan bersaing dengan kembarannya, namun Jessica tak peduli. Ia yakin dirinya lebih baik dari kembarannya. Masalahnya adalah guru balet mereka. Apapun usaha Jessica, Bu Andre tak pernah memperhatikannya, bahkan ia selalu memuji Elizabeth.

Ini tidak adil - dan Jessica tak mau mengalah, hanya karena kembarannya itu kesayangan guru.

***

Buku tipis ini saya dapatkan secara gratis sebagai bonus ketika beli tiga novel preloved karya Cecillia Wang di salah satu akun eccomerce. Dilihat dari tampilan fisiknya, novel ini tuh jadul banget. Desain dan foto di sampulnya khas buku-buku lama. Dan untuk judul Anak Emas ini ternyata series nomor dua dari Sweet Valley Twins.

Untuk ceritanya, novel ini mengangkat konflik persaingan Elizabeth dan Jessica untuk menjadi penari balet solo sebagai Swanilda pada pertunjukan. Jessica kadung kesal dengan pelatihnya, Bu Andre, karena beliau tidak pernah memperhatikannya, dan justru sibuk memuji dan menyanjung kembarannya, Elizabeth. Padahal kalau soal teknik menari, Jessica lebih unggul dibanding kembarannya. Dan karena itu, Jessica selalu menilai kalau Bu Andre tidak adil dengan mengistimewakan Elizabeth seperti anak emas. 

Persaingan ini membuat hubungan Elizabeth dan Jessica tidak harmonis. Ayah dan Ibu bahkan harus turun tangan agar keduanya bisa akur dan saling mengerti. Karena terobsesi menjadi Swanilda, Jessica berusaha keras menjegal Elizabeth agar gagal audisi. Tapi tetap saja Elizabeth yang akhirnya lolos ditunjuk sebagai penari utama. Jessica makin kesal dan sampai menjelang pertunjukan ia masih belum terima dengan kenyataan dan terus berupaya memberontak. Elizabeth sebagai kakak jauh lebih bijaksana. Ia pun merencanakan skenario agar hubungannya dengan Jessica kembali harmonis tanpa menggagalkan pertunjukan.

Novel Anak Emas ini tergolong buku anak-anak. Tokoh utamanya; Elizabeth dan Jessica, masih sekolah kelas enam. Sehingga konflik yang dibangun terbilang ringan. Karena membawa tema iri dan dengki, penulis mengemas persaingan antara si kembar dengan lembut. Kejahatan-kejahatan yang ditunjukan sebagai bentuk iri hati pun bukan yang tindakan kriminal, tetapi langkah-langkah yang mungkin banget dipikirkan dan dilakukan anak seusia itu.

Saya suka dengan karakter Elizabeth yang dewasa. Ia bisa memikirkan mana prioritas penting sehingga ia rela mengorbankan keinginannya demi hubungan harmonis dengan kembarannya. Dan walau sudah dijahati, Elizabeth tetap menganggap kalau Jessica adalah segalanya.

Penerjemahan novelnya pun bagus. Saya tidak mengalami kesusahan membacanya. Ada kata-kata nyeleneh masa kini yang ternyata sudah dipakai di novel lawas, rada mengagetkan memang. Tapi poin ini masih aman, tidak mengganggu proses mengikuti ceritanya. 

Ending ceritanya cukup melegakan. Saya memberikan nilai 4/5 bintang untuk cerita seru di kembar ini.

Dan yang terpenting, di akhir buku kita akan dibawa pada bagian pembukaan untuk novel lanjutannya. Setelah judul ini, kita akan dibawa berpetualangan memecahkan soal kehadiran anak perempuan seusia si kembar yang datang di rumah keluarga Mercandy yang dikenal berhantu. Judul lanjutannya Rumah Hantu. Saya penasaran banget dan kayaknya bakal pelan-pelan mencari buku lainnya.

Setelah mencari info di eccomerce, ternyata ada beberapa series Sweet Valley lainnya seperti Sweet Valley Kids dan Sweet Valley High. Untuk series ini saja, saya baru ketemu kalau punya 11 judul. Jadi pengen cepat-cepat mengumpulkan semua seriesnya, hehe.

Nah, sekian ulasan dari saya. Terakhir, jaga kesehatan dan jangan lupa baca buku!




Selamat Datang 2023

Tahun demi tahun berganti, resolusi pun ikut berganti. Ada yang dicoret karena tercapai, ada juga yang dicoret karena sudah tidak relevan. Tapi pada dasarnya resolusi itu ada demi kebaikan. 


Tahun 2022 tidak begitu mengesankan untuk blog ini. Sebab semua harapan yang pada saat awal tahun ditulis, tidak ada yang terwujud dengan baik. Ternyata saya tipe orang yang ambisius tapi tidak sadar kemampuan. Tidak heran saya terkesan banyak wacana tapi tidak pernah direalisasikan. 

Pembelajaran banget sih untuk tahun 2023 agar lebih baik lagi.


Lalu, harapan saya di tahun 2023 sebagai berikut:

  1. Membaca 50 buku dan mengulasnya di blog.
  2. Membeli 2 buku sebulan, budget 120K.
  3. Mengadakan GA 1 kali sebulan.
  4. Membuat konten buku di youtube.

Saya kembali lagi belajar. Tapi semoga di tahun 2023 ini saya bisa mendapatkan peningkatan yang lebih baik. Saya kira apa yang saya tulis di atas, sangat mungkin dilakukan. Semoga fokus saya tidak lantas memudar oleh drama kehidupan yang memang tidak bisa dihindarkan memengaruhi mood membaca saya.

Demikian harapan saya di tahun 2023 ini, semoga keadaan membaik dan saya makin bisa menikmati proses ngeblog-nya.

Nah, apa harapan kalian di tahun 2023? Silakan sharing di kolom komentar ya!