Tampilkan postingan dengan label arganov. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label arganov. Tampilkan semua postingan

Januari 29, 2023

Resensi Novel Ketika Cinta Butuh Jeda - Arganov


Judul: Ketika Cinta Butuh Jeda

Penulis: Arganov

Penyunting: Dinda Mustikasari

Desain sampul: Yanyan Wijaya

Penerbit: PT Bhuana Ilmu Populer

Terbit: Juni 2019

Tebal: 172 hlm.

ISBN: 9786232162556


"Aku mencintaimu...." Itulah yang ingin didengar Yesha dari mulut Devans untuknya. Di depan mata Yesha, Devans menyatakan cinta, tetapi bukan untuknya, melainkan untuk sahabat Yesha. Hatinya hancur dan mati.

Kehadiran lelaki lain tidak mampu menghidupkan cintanya. Yesha telah mati, menyerahkan cintanya kepada satu laki-laki.

Suatu ketika, Devans kembali, ingin memperbaiki kesalahannya di masa lalu. Namun, itu justru membuat Yesha semakin terpuruk. Meskipun mencintainya, Yesha terlanjur membencinya.



Gara-gara lamaran Devans kepada Aruna, hidup Yesha hancur lebur. Bukan apa-apa, keduanya memang menyukai Devans. Tapi Yesha yang merasa diberi kode-kode tidak menduga jika perempuan yang bakal menjadi istri Devans bukan dirinya, melainkan sahabatnya.

Tiga tahun kemudian, Yesha dipertemukan kembali dengan Devans pada keadaan yang berbeda. Devans sudah menjadi ayah bagi gadis manis berusia 2 tahun bernama Aurelia. Dan Yesha baru tahu kalau Aruna sudah meninggal.

Perasaan sakit hati di masa lalu belum kunjung sembuh. Apalagi orang yang menyebabkan sakit hatinya justru muncul lagi dalam kehidupannya. Di tengah kegundahan hati menghadapi masa lalu, Ari hadir dan berterus terang mengenai perasaannya. 

Yesha dibuat bingung memilih antara Devans dan Ari. 



Ini kali kedua saya membaca novel karya Kak Arganov, sebelumnya saya sudah membaca bukunya yang berjudul Pendakian Terlarang. Saya sangat suka dengan buku itu dan rating saya berikan sebesar nilai 5/5 bintang. Karena hal ini, saya memutuskan untuk membeli buku ini sewaktu ada promo murah di gramedia.com yang bukunya dikirim dari Gramedia Grage Mall Cirebon. Karena berada di satu kota, saya membeli juga dengan pengiriman pick up in store.

Saya suka dengan kovernya yang minimalis, enak dipandang, walaupun bukan yang bakal menggiring orang yang melihatnya untuk langsung beli. Kalau saya kan pernah baca karya lainnya, jadi tahu kalau buku ini pun pasti menarik. Sayangnya, saya tidak menemukan identitas penulis di dalam bukunya. Novel ini langsung dibuka dengan prolog dan berakhir dengan epilog, tidak ada basa-basi seperti 'kata pengantar' atau 'tentang penulis'. Eit, saya enggak kehabisan akal dong untuk mencari informasi penulisnya, dan sampailah saya di akun instagram-nya. Beliau ini ternyata seorang ibu. Kalau menilik dari gramedia.com, Mbak Arganov ini sudah menerbitkan lima buku: Ketika Cinta Butuh Jeda, Pendakian Terlarang, Aku Bukan Dia, Home, dan Ra-Ja. Saya jadi pengen baca buku lainnya juga.

Sekarang masuk ke kesan setelah membaca cerita romance ini ya. Blurb-nya sudah sangat jelas sih, soal perempuan yang kecewa ditinggal nikah dan susah move-on meskipun sudah ada lelaki lain yang mendekatinya. Tema percintaan sangat mendominasi ceritanya dan konflik pun hanya berkutat soal itu. Tidak ada tema lain yang dibahas, dan bisa jadi ini alasan kenapa novelnya tipis banget, dan bisa dibaca dalam waktu relatif singkat.

Walau begitu saya menyukai bagaimana penulis merajut ceritanya. Pada beberapa bagian memang bikin gregetan terutama membaca bagian Yesha yang masih saja menarik diri dari Devans padahal sinyal Devans yang mau mendekatinya lagi sudah sangat jelas. Yesha terlalu banyak mengingat masa lalu makanya dia meradang sendiri. Dan dari novel ini saya baru tahu kalau move-on orang ada yang fasenya butuh lebih dari satu tahun. Saya kira satu tahun itu sudah terbilang paling lama, tapi Yesha bisa lebih lama, tiga tahun lho, dan dia masih bisa menangis di kamar setiap kali mengingat masa lalu.


Penulis juga membawakan ceritanya melalui diksi yang sederhana dan mudah dipahami. Makanya kenapa saya bisa melahap novel ini hanya hitungan jam saja, tidak terganggu oleh banyak distraksi. Tidak banyak memuat quote juga, alhasil saya tidak banyak meletakkan bookmark di dalam bukunya. Kalau enggak salah hanya sebiji, itu pun menandai kalimat yang dramatis antara Ari kepada Devans.

"Kamu menyerah sebelum mencobanya sama sekali. Kamu marah ketika orang lain ingin mencoba mencintai Yesha? Wah, egois sekali. Sampai berapa lama hukuman itu kau terapkan?" - hal. 139.

Karakter-karakter yang ada di novel ini bukan yang loveable dan akan terus diingat, soalnya penulis tidak membangun dengan lengkap dan detail. Lagi-lagi memang novel ini tuh ketipisan, coba lebih tebal mungkin kesempatan penulis untuk menggali setiap karakternya akan lebih banyak sehingga pembaca bisa merasa dekat. Kalau harus memilih karakter yang membuat saya terkesan, pasti saya akan menyebut karakter Ari. Kenapa? Dia tokoh sampingan yang menjadi korban, perasaannya tertuju ke orang yang salah, di waktu yang salah, dan dia otomatis tidak punya pilihan lain selain merelakan. Menyedihkan sekali nasibnya itu. Pilihan saya ya karena simpati.

Tokoh Yesha digambarkan sebagai perempuan muda yang bucin, pemendam, dan masih belum cukup dewasa untuk menentukan sikap. Malah di saat dia masih kuliah, penulis menggambarkannya seperti gadis yang introvert, selalu nunduk, dan agak susah untuk bertatapan mata. Dan yang paling kentara dia ini suka overthinking, terbukti dengan narasi dia yang kebanyakan menduga-duga sikap Devans kepadanya ketika takdir mempertemukan kembali.

Devans di sini memang tidak bisa dipastikan berkarakter seperti apa yang menonjol. Alasan dia menikahi Aruna justru karena salah paham. Dan bukannya menghentikan kesalahpahaman ini di malam lamaran itu, dia justru meneruskan karena faktor tidak enak hati. Masalah pun menggelinding terus.

Aruna sebagai teman Yesha memang tidak punya porsi banyak tapi perannya berarti. Dia pecemburu dan diam-diam ambisius sehingga dia menggunakan berbagai macam cara untuk mendapatkan apa yang ia inginkan. Dan saya masih bertanya-tanya mengenai status Aurelia ini, sebenarnya anak siapa, soalnya tidak disinggung nama pria lain.


Dari keseluruhan ceritanya, saya menangkap maksud penulis lewat konflik Yesha, Aruna, Devans, dan Ari ini adalah untuk jangan pernah segan mengungkapkan isi hati dan pikiran. Jangan membiarkan asumsi yang menguasai kesimpulan. Sebelum diungkapkan, kita mana akan tahu masalah dan kejadian sebenarnya. Kejujuran itu selalu membawa kebaikan. Jadi sebisa mungkin kita harus menjadi pribadi yang bisa jujur kepada diri sendiri dan kepada orang lain.

Segitu ulasan saya untuk novel Ketika Cinta Butuh Jeda ini. Saya memberikan nilai 3/5 bintang. Novel ini seru dibaca sebagai selingan ketika suntuk setelah membaca bacaan serius atau setelah dilanda reading slump.

Terakhir, jaga kesehatan dan jangan lupa membaca buku!


Desember 12, 2019

[EBook] Pendakian Terlarang - ArgaNov


Judul: Pendakian Terlarang
Penulis: ArgaNov
Penyelaras aksara: Agnes O.
Desain sampul & tata letak: Pandu S.
Penerbit: Bhuana Sastra
Cetakan: I, Desember 2019
Tebal: 116 hlm.
ISBN: -

Sinopsis
Delapan anak muda yang tergabung dalam grup hiking Devil Expedition akhirnya berkesempatan menaklukan puncak Gunung Marapi di Sumatera Barat. Perjalanan ini sudah dinantikan sejak tahun-tahun sebelumnya namun selalu gagal terlaksana karena berbagai halangan. Yang terakhir membuat mereka gagal mendaki karena salah satu teman mereka, Lisa, mendadak meninggal dunia.

“Jika siapa pun yang memasukkan langkahnya di seberang puncak Gunung Marapi, maka pilihannya adalah menjadi dari kami atau mati.”

Semua tahu ada larangan yang harus mereka taati kalau tidak mau berurusan dengan orang Kampung Bunian.

Akankah perjalanan mereka berhasil mencapai puncak Gunung Marapi?

Resensi
Salah satu alasan saya mengungguh ebook ini di aplikasi Gramedia Digital adalah judulnya yang memuat kata “Pendakian”. Saya selalu suka bacaan yang ada cerita tentang pendakian gunung. Ini dikarenakan saya belum pernah naik gunung. Padahal keinginan melakukannya sudah sangat menggebu dan beberapa kali merencanakan tapi masih belum ketemu jadwalnya. Alam memang tampaknya belum menghendaki saya menikmati suasana pegunungan.


Buku Pendakian Terlarang ini menceritakan sekumpulan anak muda yang melakukan pendakian Gunung Marapi yang ada di Sumatera Barat. Benar-benar menceritakan pendakian tanpa ada sisipan konflik drama lainnya. Dimulai dari mempersiapkan segala keperluan untuk pendakian. Misalkan mempersiapkan tenda dan alat lainnya, termasuk logistik. Ketepatan untuk menghitung persiapan ini setidaknya harus mendekati pas. Kalau sampai kurang siap, maka bersiap saja untuk mengalami kesusahan selama pendakian.

Di dalam buku ini dijelaskan beberapa adab yang harus ditaati oleh pendaki selama mendaki gunung. Pertama, kita harus meminta ijin kepada pemimpin lingkungan setempat sebelum memulai pendakian. Dalam buku ini tim Devil Expedition meminta ijin kepada kepala desa. Sebenarnya untuk beberapa gunung sudah ada pos perijinan pengelola sehingga urusan perijinan bisa dilakukan di tempat itu. Tujuannya adalah supaya para pendaki terawasi ketika naik dan turun gunung. Sehingga jika sesuatu terjadi dengan para pendaki, misalnya pendaki hilang, kepala desa atau kru di pos perijinan bisa segera melakukan pencarian.

Dan yang kedua, para pendaki dilarang meninggalkan sampah di gunung. Sampah yang ada harus di bawah lagi ke bawah ketika turun gunung. Cara ini wajib dipatuhi untuk menjaga lingkungan gunung tetap bersih dari sampah.

Adab ketiga adalah pendaki dilarang merusak lingkungan gunung, salah satunya adalah jangan memetik bunga atau pohon yang ada di lingkungan gunung. Tujuannya agar habitat gunung tetap terjaga seperi semula.

Sebenarnya ada beberapa aturan mendaki yang biasanya disampaikan kru perijinan tetapi karena saya belum pernah mendaki, jadi saya kurang paham yang lainnya. Ketiga adab tadi merupakan yang disebutkan di dalam buku ini. Yang lainnya, yang pernah saya dengar, selama pendakian, kita dilarang berucap yang buruk atau melakukan hal buruk. Katanya kalau kita tidak mematuhi, kita akan mengalami hal-hal aneh. Salah satu yang sering dibicarakan, yang melanggar aturan tadi, bukan tidak mungkin akan dibikin berputar-putar tanpa menemukan jalan yang benar. Ngeri ya membayangkannya!

Tampaknya untuk pendakian Gunung Marapi pun ada tambahan larangan lainnya bagi para pendaki yaitu dilarang mengusik atau mengganggu dunia lain yang ada di sekitar gunung, yang biasa dikenal dengan sebutan Orang Kampung Bunian. Kampung ini merupakan kampung yang tak kasat mata. Keberadaannya susah dipastikan. Sehingga kepala desa menekankan adab-adab tadi agar dipatuhi untuk menjaga para pendaki dari sesuatu yang aneh.

Jujur saja saya merasa ketakutan selama membaca buku ini. Ini bukti keberhasilan penulis menyampaikan ceritanya dengan diksi yang tidak bertele-tele dan tepat penggunaan untuk menggambarkan suasana. Padahal sebelum membaca buku ini, saya membaca buku horor lain, tapi baru di buku ini saya merasakan ketakutan yang luar biasa.

Awalnya rasa takut itu saya rasakan ketika Mila menyadari perubahan Nina yang menjadi pendiam sejak mereka berangkat. Ditambah ketika Mila pun mendengar suara samar-samar yang memanggil namanya. Suasana mencekam bertambah ketika perjalanan malam hari dan Nina semakin bertingkah aneh. Dalam kondisi lelah dan pegal, mereka harus mengurus Nina yang tiba-tiba pingsan. Begitu Nina sadar justru dia meracau seperti orang kesurupan.

“Tadi seperti suara kepala desa, panggil namaku,” katanya bingung.
Aku mengedarkan pandangan ke sekitar, diikuti yang lainnya. Tidak asa siapa pun di sekitar sini. Lagipula hari sudah menjelang Maghrib, mana mungkin masih ada orang di ladang. (Hal. 18)
Beberapa kejadian yang membuat saya bergidik ngeri seperti hembusan angin dingin yang berasal dari kegelapan, suasana hening namun seperti tengah diawasi, suara bisikan yang muncul sesekali tanpa ada sumbernya, kemunculan sosok orang berbadan besar di kegelapan, dan adegan kesurupan yang dialami Nina. Pokoknya saya sarankan jangan membaca buku ini malam hari. Takutnya kalian susah tidur lantaran sensasi mencekam masih menyelimuti. Karena itu yang saya alami, saya membacanya malam hari dan saat mau tidur masih kebayang suasana gunung malam hari yang dingin dan keramat.

Biarpun temanya horor dengan latar pegunungan, buku ini mengingatkan banyak hal untuk pembaca diantaranya:

  1. Jangan menganggap remeh keramat sebuah gunung. Sebab gunung memiliki rahasia aneh yang akan susah ditangkal jika kita berbuat ceroboh selama pendakian.
  2. Kita harus peka dengan tanda restu dalam hal apa pun. Bisa saja asalnya dari alam atau bahkan dari orang-orang sekitar. Di buku ini diceritakan jika Mila dan teman-temannya sebenarnya tidak diijinkan berangkat mendaki oleh orang tua. Tetapi mereka memaksakan kehendak dan benar saja pendakian mereka berujung maut.

Akhirnya dan Rating
Buku ini pas dibaca untuk kalian yang menyukai cerita horor. Dan pas juga dibaca oleh kalian yang suka mendaki gunung atau punya keinginan mendaki gunung seperti saya. Terakhir, buku Pendakian Terlarang ini saya beri nilai 5 dari 5.

***** 

  • ...tapi kami tahu kalau persaudaraan itu bisa dibentuk dengan cara naik gunung bersama, menikmati indahnya tantangan medan yang mempersatukan kami bagai saudara. (Hal. 38)

[gambar Gunung Marapi diunduh dari: http://www.gosumatra.com/gunung-marapi-sumatera-barat/]