[Resensi] My Pre-Wedding Blues - Anna Triana


Judul: My Pre-Wedding Blues
Penulis: Anna Triana
Editor: Pradita Seti Rahayu
Penerbit: Elex Media Komputindo
Terbit: 2016
ISBN: 9786020280226

Kejujuran tak selalu jadi jawaban paling benar saat hati dan perasaan banyak orang yang jadi taruhan.

Candace dan Abim sepakat menikah. Candace siap menjadi tua bersama Hans, Abim mau menemani Aira sepanjang hidupnya. Sepasang sahabat beda gender dari bayi ini yakin, mereka bisa menjalani kehidupan rumah tangganya kelak. Tapi, saat persiapan pernikahan hampir sempurna, rasa takut kehilangan mengambil alih keyakinan mereka. Abim merasa Candace takkan bisa jadi teman travelling terbaiknya lagi. Candace juga sadar, Abim akan sulit ia jadikan tempat berkeluh kesah seperti biasa.

Bagaimana mereka menghadapi pre-wedding blues ini? Apakah Hans dan Aira mampu menerima kejujuran hati Abim dan Candace.

Review. Abim dan Candace akhirnya bersama. Maaf seribu maaf saya mengungkap ending novel ini. Tapi saya harus bilang, buat saya bukan ending yang penting di novel ini. Tapi perjalanan mereka berdua mempermainkan takdir. Abim dan Candace memang sangat dekat karena tumbuh bersama sejak dari bayi. Usia Candace terpaut lebih tua setahun dengan Abim. Dan kedekatan mereka, bagi Candce menuntutnya kadang menjadi kakak, kadang menjadi teman, kadang menjadi sahabat, dan seringnya menjadi musuh untuk bertengkar. Tidak ada rahasia antara keduanya.

Candace menerima lamaran kekasihnya, Hans. Ia yakin Hans pria terbaik yang layak menjadi suaminya. Disusul lamaran Abim kepada Aria yang sama manisnya. Pernikahan mereka akan digelar berdekatan. Namun siapa sangka kalau pernikahan mereka memunculkan kegelisahan yang akhirnya merubah jalan hidup mereka.

Persahabatan, pernikahan, dan Pulau Karimunjawa menjadi tiga bahan yang dikemas apik. Penulis menggambarkan persahabatan yang membuat saya iri. Kedekatan mereka begitu ber-attitude. Persahabatan yang kemudian tidak berputar di antara mereka berdua, tetapi sikap bersahabat juga menyebar kepada keluarga masing-masing. I love my family, itu yang kemudian ingin saya katakan setelah menyaksikan Abim dan Candace berinteraksi dengan keluarga masing-masing.

Pernikahan menjadi awal pertanyaan yang kemudian memunculkan ragu. Kata hati pun kerap dikesampingkan demi melihat banyak harapan dan kebahagian dari orang-orang terdekat. Saya tidak sanggup membayangkan bagaimana merevisi ulang rencana pernikahan setelah semuanya dipersiapkan. Ini bukan tentang baju pengantin, bukan soal gedung, atau katering, tapi mengenai kebahagian yang sudah diumumkan kepada orang terdekat. Apa mereka tidak kecewa?

Pulau Karimunjawa akhirnya menjadi sesi pencarian apa arti masing-masing. Di pulau ini pula keduanya berusaha keras menerima skenario hidup yang jelas-jelas bukan yang mereka mau. Tapi bukannya menjadi tenang dan ikhlas, pergolakan batinnya makin berkecamuk hebat.

Saya kemudian memperhatikan kover novelnya. Mempelai wanita yang memakai gaun pengantin tapi memunggungi pembaca. Itu Candace yang menangis. Ia menahan kesedihan agar tidak terumbar bebas dan menyakiti yang menyaksikannya. Rasanya ingin menepuk bahunya agar ia berbalik badan dan saya ingin mengatakan, “Abim soulmate-mu. Abim takdirmu. Jadi jujur sajalah soal perasaanmu sekarang!”

Novel ini juga komplit sebab tidak hanya membahas mengenai sisi percintaan. Penulis pun menggambarkan sisi keluarga yang di mata saya sangat harmonis. Saya salut, sebab banyak penulis yang hanya fokus pada konflik kedua tokoh utama dan melempar jauh-jauh peran keluarga.

Pokoknya, kalian akan menyesal jika tidak menjadi saksi Abim dan Candace mencoba membodohi takdir. Bacalah buku ini, please!

Plot. Gaya menulis. POV. Karakter.Penulis menggunakan plot maju mundur. Beberapa membahas kilas balik. Dan bagi saya plot seperti ini sangat menunjang dengan gaya bercerita penulis yang mengalir sekali. Penulis tidak membuat novelnya mendayu-dayu meskipun sebenarnya cerita Abim dan Candace perlahan tapi pasti menguras emosi yang membaca. Saya tidak menangis, tapi hati saya merasa diobok-obok. Saya sedih tapi tidak terlalu. Hebatnya, penulis bercerita dengan begitu teratur, tidak tergesa-gesa bahkan sampai mau ending pun, penulis sangat sabar mengemas cerita untuk tidak diakhiri dengan gampang. Kalian akan diberikan kejutan menohok ketika akan mencapai ending-nya.

POV yang dipakai penulis adalah campuran antara sudut pandang ketiga dan sudut pandang orang pertama. Konsisten penggunaanya meski dengan mengubah pihak yang bercerita antara Abim, Candance, Karina, Bayu, dan lain-lain. Ini yang akhirnya membuat penulis sangat mampu menyampaikan apa yang dirasakan, apa yang dipikirkan, setiap tokoh dalam menyoroti tokoh yang lainnya. It’s so nice.

Karakter yang hadir di novel ini saya kasih nilai 10. Bukan mengada-ada, Abim digambarkan konyol. Bahkan Candace mengatainya childish. Tapi di balik sosok itu, dia juga pria dewasa seperti pada umumnya. Kharisma sebagai seorang pria untuk Abim letak terbesarnya pada sifat humoris. Jadi wajar ketika rencana pernikahan digagas, Candace merasa takut kehilangan semua kekonyolan Abim. Lalu sosok Candace itu perempuan yang cerewet tapi perhatian. Dia mengerti cara memperlakukan teman dengan baik dan menerima semua karakter sahabat mulai dari baik dan buruknya.

Ada Hans, pria formal yang baik. Karena sangat baik, Candace pun sempat yakin memilih dia. Ketika badai datang, Candace bingung bagaimana untuk tidak mengecewakannya. Aira pun sosok perempuan yang terpuji. Memiliki tugas merawat ibunya dan tidak pernah mengeluh dengan hal itu. Yang paling menonjol karakter Aira ini muncul, ketika akhirnya ia harus memilih untuk mundur dari pernikahan. Dengan tenang dan lega, ia menelan rasa sedih dan kecewa dengan kondisi hati yang dingin. Pikirannya sangat mengagumkan.

Bagian favorit. Ada di halaman 160-162. Perjalanan mereka ke Pulau Karimunjawa menjadi keputusan kalau mereka harus menerima perubahan hubungan. Pernikahan akan merenggut kedekatan yang selama ini terjalin. Dan perpisahan mereka ke rumah masing-masing sangat memilukan.

Tugas gue buat jagain lo udah selesai sekarang. Mulai hari ini, tugas itu resmi jadi punya Hans.My Pre-wedding Blues, 161.
Petik-petik.
“... , padahal seharusnya gue lakukan cuma ngikutin kata hati. Sesederhana itu.”-My Pre-Wedding Blues, 265.
Semuanya mengarah pada pesan untuk belajar mengikuti kata hati. Tidak boleh membohongi diri sendiri setiap memutuskan keputusan penting. Biasanya dan lebih banyak, kata hati selalu menunjuk kepada kebaikan.

Final. Rating. Bagi saya novel ini buku wajib bacaan untuk semua orang. Ini semacam panduan sebelum menikah. Bukan soal A sampai Z tentang mempersiapkan pernikahan dari soal properti. Ini panduan kejiwaan dan pilihan sebelum menikah agar lebih bisa yakin. Pernikahan tidak akan berhasil jika keraguan diyakin-yakinkan. Akhirnya, saya memberi rating 5 dari 5.

Penulis. Anna Triana, 26 tahun, anak kedua dari dua bersaudara. Suka membaca sejakkecil dan mulai suka menulis sejak SMP. Hobi mendengarkan musik,makan dan jalan-jalan. Saat ini bekerja sebagai seorang guru di salah satu sekolah dasar swasta di Jakarta. “My Pre-wedding Blues” adalah novel kelimanya setelah “Hingga Ujung Waktu” (Media Pressindo, 2013), “Best I Ever Had” (Media Pressindo, 2014), “Simple Thing Called Love” (Elex Media Komputindo, 2015), dan “A Simple Wish for You” (Kinomedia, 2015).


Anna dapat diajak bertegur sapa via akun twitternya @annatriana_anna.

Wishful Wednesday: Raden si Pencuri


Assalamualaikum!

Waktu memang lebih liar dari-mungkin ya- hewan liar di alam yang aslinya. Nggak kerasa sudah hari Rabu. Dan karena saya pernah menggumamkan, insyaallah, untuk ikut terus mem-posting Wishful Wednesday yang digagas oleh https://perpuskecil.wordpress.com , hari Rabu selalu menjadi alarm agar tidak lupa setor. Apa saya menjadikan Wishful Wednesday sebagai kewajiban? Nggak juga. Karena yang setahu saya, kewajiban itu lebih utama ke Yang Maha Esa.

Namun sebagai pecinta dan pembaca buku, selama seminggu kemarin ada saja informasi buku bagus yang memunculkan hasrat memiliki. Terlebih setelah membaca beberapa pendapat yang menelanjangi dari judul hingga akhir halaman buku tersebut.

Oke, kali ini saya sedang kesemsem dengan buku fantasi yang bak dongeng. Buku ini bukan diterbitkan oleh penerbit mayor, melainkan oleh penerbit Banana. Namun pesonanya memikat mereka yang mengerti dan penikmat cerita dengan cara lebih baik dari pada saya. Buku apakah gerangan?

Judulnya Raden Mandasia Si Pencuri Daging Sapi besutan Yusi Avianto Pareanom. Informasi yang mengabarkan jika buku ini bagus dibaca berasal dari dua sumber. Pertama, ceritanya ditulis oleh Sabda Arman. Yang kedua, ceritanya ditulis oleh Bernard Batubara.


Keduanya mengapresiasi karya ini dengan euforia yang menurut saya sangat 'WOW'. Mungkin seperti nostalgia pada dongeng petualangan yang semakin dewasa semakin susah dijumpai. Akhirnya, saya berharap segera dipertemukan dengan buku ini dan ikut ber-WOW ria.

[Resensi] After Rain - Anggun Prameswari



Judul buku : After Rain
Penulis : Anggun Prameswari
Penyunting :Ayuning
Proofreader: Jia Effendie
Desain dan ilustrasi sampul : Levina Lesmana
Penata letak :Landi A. Handwiko
Penerbit : GagasMedia
Terbit : 2014 (cetakan keenam)
Ukuran buku : viii + 324 hlm; 13 x 19 cm
ISBN : 9797806596

Mungkin aku dibutakan oleh cinta, sebab akalku dikacaukan olehmu. Seberapa banyak pun aku meminta, kau takkan memilihku.

Inikah yang kau sebut cinta?

Menunggumu bukan pilihan. Izinkan aku meninggalkanmu, dengan serpihan hati yang tersisa. Dan jika ternyata dia yang ada di sana, sama-sama menanggung keping-keping hati yang berhamburan, saat kami saling menyembuhkan-salahkah itu?

Review. Sebenarnya buku ini sudah saya pinjam dari rekan kantor sudah lama sekali. Sempat membaca beberapa bab di awal namun mentok kembali. Dan keinginan membaca buku ini muncul kembali setelah membaca review novel Perfect Pain dari salah satu blogger buku (saya lupa nama blognya, pas sedang blogwalking).

Di review tersebut disebutkan jika penulis memunculkan genre baru; Romance Depresi. Karena genre inilah saya langsung membabat After Rain.

Bercerita mengenai proses move on seorang perempuan 26 tahun bernama Serenade Senja. Ia menjalin hubungan dengan rekan kerjanya yang juga cinta pertamanya; Bara, selama sepuluh tahun. Namun Bara ini bukan tipe pria yang loveable, sebab dia sudah beristri dan beranak; Anggi-Lily. Hubungan mereka yang tersembunyi terusik oleh satu pertanyaan saja.

“Kalau aku memintamu memilih aku atau Anggi, siapa yang kau pilih?”After Rain, 19.
Jawabannya, Bara memilih Lily. Otomatis Seren terluka dan merasa terpuruk. Sepuluh tahun menunggu Bara, berakhir dengan pilihan yang tidak sesuai keinginannya.

Seren memilih resign dari tempat kerja dan memilih menjadi guru di sekolah tempat Nola, keponakan Kean yang merupakan sahabat baik Seren. Dan di sinilah ia bertemu kedua kalinya dengan Elang, pria bersorot mata tajam. Pertemuan pertama terjadi di Panti Asuhan. Sayangnya, saat itu Seren hanya melihat Elang sepintas saja.

Bagaimanakah Seren menyembuhkan luka hatinya? Lalu takdir apa yang mempertemukan Seren, Bara dan Elang?

Plot. POV. Gaya bercerita. Secara garis besar, plot-nya menggunakan plot maju. Ada sih beberapa bagian yang kilas balik menceritakan bagaimana Seren dan Bara ketemu, percakapan soal awal mula Seren kerja di tempat kerja yang sama dengan Bara, bagaimana dialog ketika Bara menceritakan mengenai perjodohannya. Namun bagian kilas balik tersebut porsinya sangat sedikit dan dibuat beda dengan jelas melalui penggunaan font yang berbeda. Jadi saya menganggapnya kilas balik itu hanya sisipan cerita saja agar gambaran jalan cerita lebih jelas.

Cerita dipaparkan dari sudut pandang orang pertama. Sehingga kemampuan penulis terungkap jelas dalam menyelami tokoh ‘Aku’ ini. Dan saya menilainya, penulis berhasil menggunakan POV-nya.

Saya memiliki pendapat sendiri mengenai gaya bercerita penulis ini. After Rain yang memiliki genre romance, memang berhasil menghadirkan unsur percintaan. Biar pun harus diawali dengan kesedihan yang dalam, saya masih menganggap ending-nya sangat romance banget.

Lalu saya harus jujur jika genre tersebut sepertinya berpengaruh terhadap penyampaian cerita. Kalau saya menganalogikan dengan gambar grafik, novel ini bercerita dengan datar dan tenang. Mungkin tepatnya mendayu-dayu. Ada kesan penulis menggunakan cara tersebut sebagai jalan memaparkan dan menggali sebanyak mungkin rasa sedih yang dialami Seren; kebodohan, kesedihan, kerapuhan dan ketidakbisaan menerima keputusan. Dan lagi-lagi ini sukses. Namun jangan salahkan jika saya harus meloncat beberapa kalimat di setiap paragrafnya.

Karakter yang muncul di novel ini sangat hidup. Serenade Senja; perempuan dewasa yang masih mengagungkan cinta, susah move on, pemikir dan menyukai pendidikan. Tokoh utama ini semacam ulat yang berubah menjadi kepompong. Yang awalnya begitu susah melupakan Bara, kelamaan menjadi kuat dan mampu memutuskan yang terbaik bagi dirinya. Proses perubahan inilah yang saya sukai dari karakter Seren. Semacam proses penyembuhan hati dari luka masa lalu.

Bara; pria berkeluarga pecinta anak, tidak tegas, egois dan bukan pria bertanggung jawab. Karater Bara ini menjadi antagonis. Sebab apa yang dilakukannya di mata saya keliru sekali. Tidak adil mengikat perempuan tanpa dimiliki. Dan usianya yang sudah kepala tiga, rasanya tidak pantas memiliki keegoisan sangat tinggi yang lebih mementingkan perasaan dan keamanan rumah tangganya saja. Wajar kan seandainya saya kurang suka dengan Bara?

Elang; semacam malaikat dan bersifat cool. Ini sangat disayangkan sekali, sebab karakternya sangat tidak tergali. Baik dari sisi kelam luka hatinya yang terdahulu maupun dari kelegaan hatinya setelah menemukan rumah baru. Saya menduga karena penulis terlalu fokus pada tokoh Seren sehingga posisi Elang ini kurang perhatian. Padahal dari segi peran, seharusnya Elang memiliki porsi yang sama besar karena menyangkut akhir penyembuhan luka hati Seren.

Kean; sahabat terbaik dan dapat diandalkan. Mungkin ini menjadi gambaran jika kebanyakan perempuan pasti memiliki satu atau lebih sahabat seperti Kean ini. Yang bisa diandalkan dalam kondisi apa pun.

Bagian favorit. Saya sendiri tidak paham kenapa menyukai adegan yang ada di halaman 231. Tiga kalimat yang menurut saya sangat dramatis. Kejadiannya ketika Bara mencium bibir Seren dan Seren merasa ciuman itu sudah berubah rasanya.
“Cukup, Bara. Cukup.”
“Seren, kenapa?”
“Aku nggak bisa.”
Petik-petik. Saya menangkap benang merah jika mencintai seseorang butuh kepastian mutlak. Jika iya, perjuangkan dan dapatkan. Jika tidak, tolong untuk dilepaskan agar bisa menemukan bahagia di lain suasana.

Cuplikan.
  • Senyum adalah perhiasaan terbaik yang mempercantik wanita (14).
  • Biasanya orang punya kualitas mengajar , akan punya kemampuan storry telling yang bagus (85).
  • Kita semua punya pilihan, Cuma kadang kita malas melihat kemungkinan yang ada (90)
  • Semakin lo cinta sama seseorang, semakin besar ketergantungan lo sama dia (194).
  • Patah hati bukan vonis mati (189).
  • Mengajar itu seni. Seni mendidik manusia tanpa perlu terasa seperti mendidik (240).
  • Tapi kita perlu melakukan hal yang sulit, agar hidup ke depannya lebih gampang (240).
  • Lelaki dinilai bagaimana dia bisa bertanggung jawab atas apa yang dia sudah lakukan (291).

Final. Rating. Novel ini pas dibaca ketika hujan dan oleh pencari bacaan romance yang ada drama-dramanya. Akhirnya saya memberikan rating 4 dari 5.

Penulis. ANGGUN PRAMESWARI. After Rain adalah novel debut Anggun Prameswari. Sebelumnya, cewek gemini yang juga pecinta bulan purnama ini, sering menulis cerpen di banyak media nasional. Selain menulis, kesehariannya diisi dengan mengajar Bahasa inggris di SMP-SMA Harapan Bangsa, Tangerang. 

Anggun bisa dihubungi di; 
@mbakanggun (twitter), 
mbak.anggun (at)gmail (dot)com.

Puisi "Serenade Senja"


Aku menemukanmu di sana. Tersenyum dan berbinar. Seakan seisi dunia percaya. Kau gembira, kau bahagia. Matamu mata kesedihan. Mataku pun dulu begitu. Jadi, siapa yang mau kau tipu.

Di senja ini, duduklah di sini. Rebahkan kepala, dan isi hati. Matahari berjanji kembali. Jadi, cukup, jangan tangisi. Ada aku di sini, menemani.

(Puisi ada di halaman 323)

Wishful Wednesday: Ove..Ove..!


Assalamualaikum!

Kembali ketemu di hari Rabu, harinya mengutarakan harapan pengen punya buku apa, hehehe. www.perpuskecil.wordpress.com yang menggoda saya untuk turut serta di wishful wednesday, sebab saya sadar terlalu banyak buku, terutama novel, yang saya inginkan.

Gara-gara membaca Kilas Buku: A Man Called Ove dari blognya http://buku.dibaca.in saya juga jadi ingin memiliki dan membaca buku ini.


Judul buku : A Man Called Ove
Penulis : Fredrik Backman
Penerbit : Noura Books

###
Alasan saya menginginkan buku ini, setelah membaca review dari blognya http://buku.dibaca.in, saya menangkap sosok Ove ini sebagai pribadi yang unik dan sederhana. Saya meyakini jika membaca novel ini, saya akan ditulari pikiran-pikiran adem ayem khas Ove.

Saya juga mengharapkan akan ditemukan banyak pelajaran dari pria bernama Ove ini. Sebab perjalanan pria yang sudah berumur memiliki cerita yang lebih bisa diceritakan kembali dengan bijaksana. Mungkinkah Ove menjadi parameter pria yang menginspirasi?

Besar harapan saya bisa memiliki buku ini secepatnya. Mohon doanya ya!

[Resensi] I Am Yours - Kezia Evi Wiadji



Judul buku : I Am Yours
Penulis : Kezia Evi Wiadji
Penyunting : Denis Agung
Desain cover dan tata letak : Amanda M. T. Castilani
Penerbit : Penerbit Bhuana Sastra
Terbit : 2014
Ukuran buku : vi + 274 hlm.
ISBN : 9786022495802

Blurb.
Alex: Loe milik gue & selamanya akan menjadi milik gue.
David: Aku mencintaimu sejak pertama kali melihatmua.
Daniel: Dia cantik. Dia berbeda. Dia sungguh istimewa.
Amelia: Seandainya aku bebas menentukan pilihan hidupku.

Kisah tentang cinta yang terkhianati.
Kisah tentang hati yang patah.
Kisah tentang harapan yang tak kunjung padam.
Kisah tentang ketidakpastian dan janji yang harus ditepati.
Haruskah Amelia menentukan pilihannya sendiri?
Atau justru takdir yang mengambil alih...


Resensi novel.
Saya memutuskan untuk membaca ulang novel I Am Yours lagi karena saya memang menyukai ceritanya. Dan novel ini juga merupakan pemberian dari penulisnya; Kezia Evi Wiadji, yang entah ganjaran giveaway atau apa, saya lupa momennya.

Menilai kover depannya, sangat berkarakter kalau novel ini karya dari penulis perempuan. Sepasang kekasih, seorang laki-laki yang memegang seikat bunga mawar merah dan perempuan, bergandengan tangan dan hanya menampakkan sebagian tubuh, menandakan jika di dalamnya menyajikan cerita cinta yang romantis. Dan untuk tulisan judulnya, saya menebak jika penulis menyukai drama korea. Entah ini benar atau salah, biar penulisnya yang mengkonfirmasi jika membaca review ini.

Novel I Am Yours mengambil tema perjodohan sejak bayi. Ini diungkapkan pada prolognya. Keseluruhan cerita kemudian dibagi menjadi dua bagian oleh penulis. Bagian pertama bercerita mengenai ketertarikan David pada sosok perempuan sederhana bernama Amelia. Sifatnya yang tidak agresif; tebakkan saya karena David ini punya sifat minder, membuatnya kalah cepat dengan temannya, Alex, untuk mendekati Amelia. Konflik di bagian pertama bertambah pelik ketika muncul perselingkuhan dan pengkhianatan dari orang terdekat. Konflik di bagian pertama ini diselesaikan dengan baik oleh penulis.

Pada bagian kedua, saya (yang rada-rada lupa jalan ceritanya) sempat menduga jika penulis hanya akan menyajikan cerita bagaimana David dan Amelia bisa bersatu. Awalnya memang cerita digiring ke hal tersebut. Namun di separuh bagian kedua ini, muncul konflik keluarga David dan muncul juga karakter baru bernama Daniel. Rumitnya perjodohan baru muncul di bagian kedua ini. Amelia sebenarnya dijodohkan dengan Daniel atau David? Mending baca aja bukunya dan silakan kalian pilih maunya dengan Daniel atau dengan David.

Saya mempunyai beberapa catatan mengenai novel I Am Yours ini. Pertama, saya mengakui kalau ending novel ini gampang ditebak. Tapi beberapa kejutan memang berhasil dibuat oleh penulis dengan tidak membeberkan petunjuknya di awal. Contohnya, hubungan antara Alex dan Sandra, sahabat Amelia. Kedua, saya penasaran dengan judul film Sandra Bullock yang mau ditonton oleh Amelia dengan Alex dan judul film Sandra Bullock yang ditonton bersama David. Soalnya, katanya filmnya bergenre romantis.

Ketiga, saya menemukan satu typo pada halaman 156. Naun,... seharusnya Namun,.... Typo itu tidak mengurangi saya menikmati cerita. Namun rasanya perlu disampaikan. Entah apakah masih ada atau tidak, sebab saya tidak terlalu fokus mencarinya. Kalau kebetulan saya menemukan, saya menandainya.

Keempat, biarpun novel ini bergenre romantis, jangan salah penulis juga memasukan genre keluarga. Konfliknya berkisar antara David, ayahnya dan Daniel. Ada pengajaran jika tidak ada orang tua yang menghendaki hal buruk pada anaknya. Dan ditekankan untuk selalu bisa memaafkan kekeliruan keluarga di masa lalu.

Kelima, novel ini mengandung adegan ciuman yang menurut saya sangat detail dan terjadi beberapa kali. Waspada! Ups!

Kurang bagus apa coba novel I Am Yours ini?

Plot. POV. Gaya bercerita. Karakter.
Novel I Am Yours menggunakan plot maju. Jika pun ada kilas balik, penulis menuturkannya dengan narasi dan sepenggalan saja. Sehingga tidak memperpanjang cerita dengan detail kilas balik tadi. Meski begitu, esensi cerita tidak berkurang sedikit pun.

POV-nya pun menguntungkan dalam menyampaikan perasaan kedua tokoh utama karena diperankan dari sudut pandang ketiga, baik sisi David maupun Amelia. Loncat-loncat antara POV-nya tidak membingungkan. Menurut saya sudah pas dalam rangka menyampaikan rasa dari versi kedua tokoh.

Mungkin ini PR besar buat penulisnya, novelnya terlalu banyak narasi. Tengok saja halaman 143 – 147, lebih dari tiga halaman. Gaya bercerita seperti ini tidak salah, tapi alangkah lebih baik jika dirangkai dengan pola kejadian. Novel ini kesannya informatif daripada komunikatif. Saya sendiri tidak tahu bagaimana cara merubah pola demikian, hanya sebagai pembaca kadang ada lelah juga selama membacanya. Keuntungan gaya informatif ini, detailnya disampaikan lengkap. Namun bolehlah untuk dipertimbangkan kembali gaya bercerita agar lebih komunikatif.

Giliran karakter yang saya kupas dan ini bagian menariknya menurut saya. Amelia, anak semata wayang yang kesepian sejak mamanya meninggal dan papanya sibuk  pulang-pergi Indonesia-Singapura. Penurut, ketika ia bersama Alex semua permintaan pacarnya dipenuhi dengan menanggalkan perasaan ketidaknyamanannya. Tangguh, peristiwa menyedihkan; pengkhianatan orang terdekat, kecelakaan,  kematian Alex dan Papanya, perusahaan papanya yang hampir bangkrut, membuatnya menjadi sosok yang kuat. Keadaan tidak baik menempanya untuk tidak larut dengan keterpurukan.

David, sosok yang pendiam dan pemikir. Gemes juga ketika ia keduluan Alex mendapatkan Amelia karena terlalu banyak pertimbangan. Namun semakin bertambah umur, ia menjadi sosok yang manis dan mampu memikirkan orang lain dari sudut pandang orang tersebut. Kekurangannya, saya tidak setuju dengan cara David meninggalkan Amelia dan menghilang pasca ia mengetahui sosok yang dijodohkan dengan Amelia. Kesannya terlalu feminim, mungkin ini efek karena penulisnya perempuan sehingga jalan pikiran pria belum dipahami total. Nah, fakta sebenarnya mengenai perjodohan akan membuat pembaca terkejut. Silakan cari di ending cerita.

Alex, sosok yang menurut saya punya tipe player. Dan dia ini memiliki kharisma untuk membuat nyaman lawan jenis. Tidak heran gayanya mendekati Amelia berhasil mutlak. Dan yang paling menonjol adalah karakter dominan sehingga Amelia bisa diperintahnya semau dia tanpa mempertimbangkan Amelia suka atau tidak suka. Karakter ini ada saya kira karena gaya hidupnya yang mewah. Sehingga semua kemauan dia sudah terbiasa harus sesuai keinginannya dan terpenuhi.

Sandra, sahabat dekat yang kemudian menjadi seperti sosok antagonis. Saya tidak melihatnya demikian. Perempuan itu mainnya hati, apalagi jika mencari pasangan. Saya tidak menyalahkan Sandra yang akhirnya mengkhianati Amelia. Siapa sih yang bisa menahan hati sukanya sama siapa? Dan Sandra akhirnya mau jujur mengenai resiko peran yang sudah ia lakukan. Itu positifnya kebesaran hati Sandra yang akhirnya mau jujur.

Daniel, karakternya belum terlalu kuat di novel ini. Kalau dikatakan baik, saya setuju. Namun kalau harus dicari yang paling dominan karakternya, sifat mengalah-menghargai mungkin yang paling tepat. Toh pada akhirnya ia tidak bisa memaksakan keinginannya kepada Amelia dan membiarkan Amelia menentukan keinginannya. Mungkin satu yang aneh, Daniel ini jatuh cinta kepada Amelia pas ketemu ketika Amelia terlambat masuk kuliah. Secepat itukah? Apakah ini cinta pada pandangan pertama?

Bagian favorit.
Dari semua bab yang ada, saya paling menyukai bab 17. Diceritakan kronologis manis bagaimana David bisa mencium Amelia berkat kehadiran tamu tak diundang; kecoak. Pokoknya, saya suka sekali dengan adegannya. Dibilang adegan sinetron banget, abaikan, yang penting indah. Hahaha.

Petik-petik.
Banyak sekali pesan yang bisa diambil di novel ini. Saya sebutkan beberapa saja ya. 
Pertama, jangan terlalu lama menimbang kesempatan kalau tidak mau keduluan orang lain. 
Kedua, hargailah orang lain sebab kadang beda hati beda keinginan. 
Ketiga, sabarlah dalam mengharapkan sesuatu. Akan selalu ada skenario terbaik untuk setiap jalan hidup orang. 
Keempat, jangan terlalu mendahulukan prasangka. Yang namanya prasangka tidak selalu benar.

Final. Rating.
Novel I Am Yours cocok dibaca oleh pecinta cerita romantis. Namun terlalu dangkal membaca jika hanya melihat dari sisi tersebut saja. Sebab novel ini juga bertambah nilainya dengan memasukan nilai keluarga. Akhirnya untuk kisah cinta Amelia, saya memberikan rating 4 dari 5.

Seandainya.
Setelah membaca kedua kalinya, saya justru kepikiran konsep ‘seandainya’. Seandainya penulis (Kezia Evi Wiadji) membuat buku kelanjutannya yang mengambil karakter Daniel yang sudah bertambah dewasa, tentu akan menarik. Dia akan dipertemukan kembali dengan keluarga David-Amelia dan keponakan imutnya. Mengkhayal ya!

Penulis.
Akrab disapa Evi. Disela-sela waktunya sebagai karyawati sebuah bank swasta di Jakarta, dia mencoba terjun ke dunia tulis-menulis sejak tahun 2011. Dari tangannya telah hadir beberapa novel, cerpen, dan novela.

Melaluin berbagai kisah, penulis mencoba berbagi semangat hidup, inspirasi, dan pesan. Dan seperti keinginannya menuliskan nama Tuhan, dia berusaha melakukan yang terbaik selama Tuhan mempercayakan talenta ini.

Penulis dapat dihubungi melalui:
evi.wiadji@gmail.com
https://www.facebook.com/pages/Kezia-Evi-Wiadji/217869758362612
http://twitter.com/KeziaEviWiadji

Jawab ya!
Bagaimana penilaian terhadap perjodohan?


[Resensi] Complicated Thing Called Love - Irene Dyah


Judul buku : Complicated Thing Called Love
Penulis : Irene Dyah
Editor : Dini Novita Sari
Desain sampul : Orkha Creative
Foto : Budi Nur Mukmin & Irene Dyah Respati
Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama
Terbit : 2016
Ukuran buku : 256 hlm.; 20 cm
ISBN : 9786020325576

Blurb.
Awalnya, alur cerita ini sedikit membingungkan. Tak jelas mana hulu mana muara. Tapi jangan menyerah. Percayalah, ada titik ketika semua keping puzzle itu bertemu. Seperti cinta.

Kalau Garin Nugroho punya cinta dalam sepotong roti, maka Nabila punya “Cinta (Monyet) dalamsepotong pisang”. Organik. Gadis yang biasanya patuh itu kali ini memilih berontak: tetap pacaran meski dilarang. Bisa ditebak, kisahnya berakhir dan monyet bernama Bayu itu harus diusir.

Lalu hadir Bagas, pria sempurna pilihan ibunda. Semua jadi terlihat mudah bagi Nabila. Sayang, Bayu belum betul-betul pergi dari hatinya. Duh, bagaimana bisa Nabila memilih di antara Bagas si calon suami idaman dan Bayu yang bengal dan bikin deg-degan? Dan kenapa Nabila mesti berguru pada kisah cinta para sahabatnya?

Sebabnya satu: cinta memang repot.

Ide cerita.
Saya memilih Complicated Thing Called Love (CTCL) karya Irene Dyah ini lantaran waktu saya membelinya sedang booming sekali informasinya di sosmed, terutama kalangan pecinta buku. Selain itu, karena CTCL juga salah satu novel berlabel Metropop. Saya kayaknya sudah beberapa kali menyebutkan kalau saya memang jatuh cinta dengan lini ini.

Di novel ini, penulis sengaja memberikan porsi perkenalan di awal-awal buku terhadap tokoh sentral yang terlibat. Selain Nabila, penulis memperkenalkan teman-teman Nabila: Mbak Sora, Mbak Dania,Mbak Aalika dan Mbak Dewi. Semua perkenalan keempat teman Nabila dikemas dengan menceritakan perkenalan, pergolakan, permainan, dengan benang merah, sisi lain cinta.

Membaca intro dari banyak tokoh, sempat membuat saya berpikir akan sangat susah memahami keseluruhan novel. Sudah terbayang saya harus menghafal plot cerita dari kelima tokoh. Pusing-pusing dah! Namun itu tidak terjadi, sebab cerita keseluruhan novel hanya berputar di tokoh Nabila. Keempat temannya menjadi pelengkap penguat dengan konflik yang dialami Nabila.

CTCL bercerita tentang Nabila yang dilamar oleh Bagas, pria pilihan ibunya. Nabila bimbang sebab jauh di dalam hatinya, masih bertengger sosok Bayu, cinta monyetnya. Dan intro keempat temannya seperti menjadi pertimbangan Nabila untuk memutuskan siapa yang akan dipilih. Konfliknya menurut saya sederhana namun penulis berhasil mengemas dengan plot yang sedikit berputar-putar sehingga membuat saya terus penasaran.

Plot. Gaya bercerita. POV.
Penulis menggunakan plot campuran maju-mundur. Kilas baliknya lumayan banyak. Saya menyebutnya plot yang berputar-putar. Keuntungan menggunakan plot ini, pembaca akan dibuat ketagihan dengan banyaknya potongan kisah yang terpenggal-penggal. Mau tidak mau, pembaca mengharuskan mengikuti keseluruhan cerita. Contohnya, Nabila akhirnya menikah dan di bab tersebut penulis tidak menyebutkan siapa mempelai prianya. Bab berikutnya, penulis mundur ke beberapa purnama sebelumnya. Trik yang keren bukan?

Keseruan melahap habis perjalanan cinta Nabila tidak bisa dilepaskan dari bagaimana penulis bercerita. Saya menyukai dengan cara aman penulis membuat cerita dari hal-hal yang dipahaminya. Sehingga setiap diksi kalimat bukan jenis yang sengaja diyakin-yakinkan. Hanya saja di novel ini saya menemukan banyak paragraf panjang yang kadang harus saya lewati sebab teramat panjang. Saya lebih suka paragraf singkat tapi banyak daripada paragraf panjang tapi sedikit. Soalnya selama membaca pikiran saya juga bekerja. Rasanya kalau kepanjangan, akan membuat otak lebih mudah lelah.

Untuk POV-nya, penulis menggunakan sudut pandang orang ketiga dari beberapa tokoh yang muncul. Semacam penguatan kepada pembaca terhadap keadaan dan perasaan yang dialami tokoh. Dan sukses membuat saya kadang tersenyum, kadang ingin menangis.

Kesuksesan novel juga ditunjang oleh karakter-karakter yang hidup. Nabila, masih muda dan penurut. Sikap penurutnya ini saya duga akibat pengasuhan ibunda yang terlalu terorganisir. Dan efek baiknya, Nabila menjadi lebih teliti dan banyak perhitungan dalam memutuskan sesuatu. Tidak sembrono.

Bayu yang merupakan cinta monyet Nabila, terkesan seperti pria yang mengidap Peterpan Syndrom. Tidak bisa memikul tanggung jawab besar sebab terlalu banyak ketakutan. Meskipun ada penjelasan mengenai jalan pikirannya itu. Dan tokoh ini merupakan karakter yang saya benci. Alasannya, sebagai pria yang berkharisma bukan berarti bisa seenaknya menyakiti perempuan. Ketidakjelasan arah percintaan yang kemudinya dikendalikan Bayu membuat saya gemes sendiri. Melambungkan hati perempuan sangat ahli, memberi kejelasan atas sikap romantisnya malah tidak sanggup. Aneh.

Bagas adalah pria lainnya. Pilihan ibunda Nabila. Tidak ada cela. Mapan, tampan, dewasa, baik dan perhatian. Jika memang Bagas ini nyata, saya yakin akan banyak perempuan yang berharap bisa bersanding dengannya. Dan kebesaran hatinya terbukti ketika Nabila memilih mundur atas rencana pernikahannya.

Ibunda Nabila juga merupakan sosok penting yang ikut andil memberikan keseruan novel ini. Dia sosok yang realistis, tegas dan terencana. Semua dia lakukan demi memberikan semua hal terbaik kepada anak perempuannya. Dan saya sangat suka dengan karakter beliau.

Porsi keempat sahabat Nabila untuk karaternya, silakan dibaca saja. Kalau dari saya, mereka adalah sosok-sosok perempuan hebat bagi temannya, bagi keluarganya, bagi kehidupan pribadinya.

Bagian favorit.
“... Maafkan Ibu yo, Nduk. Ibu tahu aku terlalu banyak dan terlalu ingin campur tangan dalam kehidupanmu. Karena ibu eman dan sayang betul kepadamu....”Complicated Thing Called Love, hal.200
Sebelum acara pernikahan berlangsung, Nabila dan Ibunya terlibat obrolan intim anak-orangtua. Dan saya merasa terharu dengan hati mulia sang ibu yang ditunjukan dengan memohon maaf terlebih dahulu. Lebih lengkapnya silakan cek halaman 199 – 202.

Petik-petik.
Terlalu banyak pesan moral yang ingin disampaikan oleh penulis. Namun paling berkesan buat saya adalah dalam memilih pasangan gunakan logika. Kemudian cintai pasangan dengan segenap hati. Dalam berrumah tangga ada kalanya menemui kondisi harmonis dan kondisi kritis. Cinta yang besar dan tulus harusnya bisa mengamankannya sehingga kondisi bahtera terkendali.

Final. Rating.
Novel ini cocok untuk yang masih ragu dengan asmaranya. Juga menjadi cermin bagi mereka yang akan menikah. Di sini pembaca akan diberi training pra dan pasca nikah. Akhirnya saya meberikan rating 4 dari 5.

Penulis.
Irene Dyah Respati, nomadic sejak lulus SMA. Besar di Solo, tinggal berpindah ke Jogjakarta, Jakarta, Tokyo, Shizuoka, Bangkok; dan koleksi daerah jajahan itu terus bertambah seiring kesukaannya berkelana bersama keluarga. Punya (terlalu) banyak hobi, tapi hanya sedikit yang konsisten; membaca, menulis, menari, dan kucing-bila itu dapat disebut hobi.

Setelah melepaskan karir sebagai humas perusahaan otomotif terbesar di Indonesia, hingga kini Irene (baca: Airin) adalah ibu rumah tangga purnawaktu dengan 1001 jenis pekerjaan, termasuk penjinak dua bocah menggemaskan, dan menjadi kawan bermain seekor kucing ABG yang takut kesepian.

Novel Irene yang sudah beredar adalah Tiga Cara Mencinta (2014), Dua Cinta Negeri Sakura (2015), Wheels and Heels (2015), Love in Marrakech (2016), dan kumpulan kisah inspiratif Meniti Cahaya (2015). Dia berharap suatu saat bukunya akan difilmkan agar suaminya (yang tidak suka membaca tapi maniak film) bisa menikmati kisah-kisah yang dia tulis.

Jawab ya!
Perlu tidak dalam rumah tangga melakukan honeymoon kedua?

[Resensi] Pengantin Pengganti - Astrid Zeng


Judul buku : Pengantin Pengganti
Penulis : Astrid Zeng
Editor : Irna Permanasari
Desain sampul : Marcel A. W.
Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama
Terbit : 2016
Ukuran buku : 264 hlm.; 20 cm
ISBN : 9786020325835

Blurb.

Nico, dokter muda dari keluarga dokter terkenal yang dijodohkan dengan Beatrice, mengatakan rencananya yang hanya akan menikahi Beatrice selama setahun. Nico yakin bahwa tunangannya, yang pergi dua bulan menjelang pernikahan mereka, akan kembali. Jadi, ia hanya memerlukan wanita yang mau menjadi istri pengganti untuk membuat keluarganya tidak malu dan menekannya terus-menerus untuk melupakan tunangannya.

Di sisi lain, Beatrice sudah gerah dengan sikap orangtuanya yang terlalu protektif kepada dirinya maupun kedua adik perempuannya. Ia memutuskan bahwa setahun bersama Nico berarti membuka pintu kebebasan dari kekangan orangtuanya.

Tanpa berpikir panjang,Beatrice menyetujui tawaran Nico. Ia tidak pernah membayangkan, menjadi pengantin pengganti bagi Nico malah membuatnya tertarik kepada suaminya. Apa yang harus Beatrice lakukan? Haruskah ia memanfaatkan waktu selama setahun ini untuk berusaha merebut hati suaminya? Akankah Benita, tunangan Nico, benar akan kembali sesuai keyakinan Nico?


Ide cerita

Jika mau tahu secara garis besar cerita ‘Pengantin Pengganti ‘ ini, silakan kembali baca blurb yang saya tulis ulang dari kover belakang novel. Di situ jelas sekali dipaparkan mengenai pernikahan kontrak antara Nico dan Beatrice. Alasan mereka terhubung dalam kontrak pranikah juga dibocorkan dalam kaver tersebut. Alasan Nico adalah untuk menyelamatkan harga diri keluarganya atas kepergian Benita, tunangan Nico, yang pergi keluar negeri untuk melanjutkan pendidikan kedokteran menjelang pernikahan mereka yang tinggal dua bulan. Alasan Beatrice untuk membebaskan diri dari sikap protektif orang tua. Sikap protektif orang tuanya akibat trauma kejadian penculikan Beatrice dan kedua adiknya, Bibiana dan Bellatrix, sewaktu mereka berusia kanak-kanak.

Saya merasa alasan Beatrice untuk menerima pernikahan kontrak tidak masuk akal, rasanya alasan tersebut sangat remeh sekali. Karena di benak saya, pernikahan itu sakral karena ada prosesi agama dan melibatkan banyak orang-orang penting dalam hidup mempelai. Sehingga keputusan menikah kontrak dengan alasan keegoisan pribadi terlalu mengada-ada.

“Aku sudah melakukan hal gila. Setuju menikahi laki-laki yang baru beberapa menit aku temui dan sekarang kamu mengatakan bahkan untuk acara pernikahan, aku hanya perlu datang tanpa mempersiapkan apa pun.” Pengantin Pengganti, hal.29

Pernah menonton drama korea “Full House” yang dibintangi Rain dan Song Hye Kyo? Novel Pengantin Pengganti ini menurut saya sama manisnya. Chemistry antara Nico dan Beatrice terbangun dengan baik. Perbedaannya, di drama korea itu kedua tokoh harus saling membenci di awal-awal, sedangkan di novel ini jurangnya hanya soal kekakuan hubungan antara kedua tokohnya. Saya menduga hal ini terjadi karena perbedaan usia antara Nico dan Beatrice yang terlampau jauh. Nico berumur 34 tahun sedangkan Beatrice berumur 22 tahun. Sehingga karakter Nico lebih dewasa dan tidak meledak-ledak.

Coba tengok lagi ke kover belakang novelnya. Ada tulisan Novel Dewasa. Yup! Novel ini memang kategori novel dewasa yang konten cerita di dalamnya ada bagian yang memaparkan hubungan seksual. Sepanjang buku, pembaca akan dibuat iri dengan keromantisan antara Nico dan Beatrice. Meskipun pernikahan kontrak, urusan hati tidak ada yang bisa membendung. Dan karena sudah menjadi urusan hati, taraf romantis pasangan suami istri dekat dengan ciuman, rabaan dan desahan. Penulis sangat blak-blakan menunjukkan pemandangan suami istri seperti aslinya di kehidupan nyata. Sebagai pembaca pria, saya seperti bernostalgia dengan cerita seks yang biasa saya baca via blog. Kipas-kipas panas.

Kerumitan hubungan suami istri pun diungkap salah satu penyebabnya, soal kepercayaan. Apalagi dalam rumah tangga Nico dan Beatrice ini, penulis menghadirkan pihak ketiga yang menguji kekokohannya lewat karakter Benita, masa lalu Nico.

Plot. POV. Karakter. Gaya menulis.

Plot yang digunakan penulis adalah plot maju. Pembaca digiring kebanyak babak kehidupan rumah tangga Nico – Beatrice yang sewaktu-waktu manis sekali, sewaktu-waktu penuh curiga dan cemburu. Yang disayangkan oleh saya adalah kekurangan penulis menceritakan perpisahan antara Nico dan Benita. Bisa dengan menggunakan bab terpisah atau narasi saja. Sebab saya tidak bisa merasakan sedalam dan sebesar apa perasaan yang dimiliki Nico untuk Benita. Padahal perasaan Nico pada tunangannya itu jelas beberapa kali menguji hati Beatrice.

Sudut pandang penulis bercerita sudah sangat sesuai yaitu orang ketiga. Jalan pikiran dan perasaan kedua tokoh tersampaikan mengena ke saya sebagai pembaca. Pemilihan POV ini akhirnya membuat saya memaklumi penyebab naik turun emosi Nico dan Beatrice.

Berbicara karakter, di novel ini tokoh-tokohnya sudah sangat hidup. Beatrice adalah sosok perempuan yang masih memiliki keegoisan mengingat usianya yang masih muda. Bagusnya Beatrice ini, dia bukan tipe perempuan yang akan ceroboh memutuskan sesuatu. Sehingga sepanjang perjalanannya sebagai istri, perannya sudah sangat sesuai. Jika pun dia manja, ingin diperhatikan, pernah marah, gampang curiga dan cemburu, kesemuanya bisa dimaklumi sebagai kesatuan sosok perempuan yang utuh. Nico yang sudah cukup berumur memang berkepribadian tenang, bijaksana dan bertanggung jawab. Karakter Nico itu menyeimbangkan karakter Beatrice. Lalu sosok Benita di sini ditempatkan sebagai tokoh antagonis. Perempuan yang akhirnya melakukan cara kotor untuk mendapatkan keinginannya dengan bumbu mengintimidasi.

Selain tokoh sorotan penting tadi, tokoh Bibiana dan Bellatrix sebagai saudara kandung Beatrice juga lumayan menarik perhatian. Bibiana yang ceplas-ceplos, Bellatrix yang cengeng, keduanya mewakili pencitraan sebagai sudara yang baik. Hubungan Beatrice-Bibiana-Bellatrix sangat harmonis dan saling mendukung. Dan karakter pendukung lainnya sudah mempunyai porsi yang manis demi melengkapi warna kedua tokoh utamanya.

Penuturan penulis menuangkan cerita rumah tangga Nico-Beatrice menggunakan diksi yang sederhana. Karakter lini Amore yang menyesuaikan dengan setting cerita orang-orang dengan tokoh dewasa, gaya berceritanya dipenuhi mutlak oleh penulis. Tidak menjerat pembaca dalam kejenuhan mengikuti perjalanan manis Nico dan Beatrice.

Bagian favorit.

“Aku ingin pulang... Semua sudah selesai! Mulai detik ini aku yang menceraikanmu.” Pengantin Pengganti, hal.239

Dialog ini seperti klimaks rasa curiga dan cemburu Beatrice terhadap Nico. Beatrice meradang ketika mendapati Nico sedang berduaan dengan Benita di kamar hotel. Emosi saya pun ikut sakit dan prihatin dengan kondisi Beatrice. Keseruan cerita ada di halaman 233 – 243.

Petik-petik

Saya menikmati rasa romantis hubungan suami sitri selama membaca novel ini. Pelajaran terbaik yang saya tangkap dalam menjalankan rumah tangga adalah keterbukaan. Semua harus serba terbuka antara suami dan istri, dalam hal apa pun. Sedikit saja ada yang disembunyikan, kepercayaan pada pasangan akan dipertaruhkan. Dan jangan heran jika kehilangan kepercayaan akan memunculkan konflik-konflik lain yang sepele namun jumlahnya banyak. Jumlah yang banyak inilah yang akan menjadi badai.

Final. Rating.

Pengantin Pengganti akan membuka pikiran pembaca jika berumah tangga tidak selalu manis. Akan selalu ada lika-liku namun percayalah jika semua bisa diatasi selama bisa mengendalikan kemudinya. Akhirnya saya memberi rating 4 dari 5.

Penulis.

Astrid Zeng ini sebagai author, designer dan restaurateur.

Instagram: @ZENGbyAstridZeng
Facebook: /ZengStore
Twitter: @astridzeng
Blog: http://astridzeng.tumblr.com/
www.astridzeng.com

Jawab ya!

Bagaimana mengatasi rasa curiga dengan pasangan?

Wishful Wednesday : Menikmati Indonesia Bareng Gagas Media


Mungkin, yang namanya keberhasilan novel salah satunya adalah membuat pembaca ingin kembali menikmati cerita serupa lagi-lagi dan lagi. Terlepas dari siapa penulisnya dan apa penerbitnya. Ini pula yang saya rasakan setelah membaca novel Kasta, Kita, Kata-Kata karya Ardila Chaka dari penerbit PING. Novel ini membawa setting Kalibiru dengan pemandangan Waduk Sermo yang sangat indah. Setting yang sangat Indonesia dan kedaerahan.

Di wishful wednesday yang digagas www.perpuskecil.wordpress.com ini, saya berharap bisa mengkoleksi dan membaca novel seri #indonesiana yang baru-baru ini diluncurkan oleh penerbit GagasMedia. Total novel dengan label #indonesiana ada 5 judul. Cek di bawah ini ya!

1. Satu Kisah yang Tak Terucap oleh Guntur Alam


Satu Kisah yang Tak Terucap mengambil setting Kota Palembang. Guntur Alam memperkenalkan tokoh yang dijodohkan; Ratna dan Lee. Lebih lengkapnya silakan mampir di blognya Mbak Anggun: http://mbakanggun.blogspot.co.id/2016/02/membaca-satu-kisah-yang-tak-terucap.html

2. Kita Dan Rindu yang Tak Terjawab oleh Dian Purnomo


Kita Dan Rindu yang Tak Terjawab membawa pembaca kepada kebudayaan orang Batak. Mbak Dian Purnomo memperkenalkan sosok Naiza Rosauly Situmorang. Lengkapnya silakan cek di blognya http://morraquatro.tumblr.com/

3. Di Bawah Langit yang Sama oleh Helga Rif


Di Bawah Langit yang Sama menghanyutkan pembaca dengan narasi Pulau Bali dan adatnya. Helga Rif memperkenalkan tokoh bernama Indira. Informasi bisa dibaca di blognya Rido Arbain : http://www.ridoarbain.com/2016/02/review-di-bawah-langit-yang-sama-helga.html#more

4. Perempuan-Perempuan Tersayang oleh Okke 'sepatumerah'


Perempuan-Perempuan Tersayang menculik pembaca jauh ke daerah Nusa Tenggara Timur bersama tokoh yang direka Mbak Okke, bernama Fransinia (kayaknya iya deh, soalnya diblog Alvi tidak disebutkan namanya, apa saya yang kelewatan). Bocoran info buku di http://www.alvisyahrin.com/2016/02/kerja-untuk-hidup-atau-hidup-untuk-kerja.html

5. Pertanyaan Kepada Kenangan oleh Faisal Oddang


Pertanyaan Kepada Kenangan mengupas adat yang ada di daerah Toraja bersama tokoh yang diciptakan Faisal Oddang bernama Rinai. Mau baca info bukunya sok mampir ke sini: https://vildasintadela.wordpress.com/2016/02/15/dilematika-mencintai-budaya/

****
Kelima novel di atas merupakan novel yang 'katanya' mengusung keindonesiaan dan kedaerahan. Masing-masing judul membawa satu nama daerah dengan kebudayaan lokalnya. Saya semakin penasaran dengan jalan cerita yang dibangun. Apakah penceritaannya akan sederhana seperti daerah-daerah indonesia atau justru terjebak penceritaan ala luar negeri? 

Semoga secepatnya saya bisa membaca seri ini.

Catatan:
*gambar diambil dari akun twitter @GagasMedia
*gambar untuk novel Pertanyaan Kepada Kenangan tidak bisa diunduh, jadi saya ganti.