Judul buku : I Am Yours
Penulis : Kezia Evi Wiadji
Penyunting : Denis Agung
Desain cover dan tata letak : Amanda M. T. Castilani
Penerbit : Penerbit Bhuana Sastra
Terbit : 2014
Ukuran buku : vi + 274 hlm.
ISBN : 9786022495802
Blurb.
Alex: Loe milik gue & selamanya akan menjadi milik gue.
David: Aku mencintaimu sejak pertama kali melihatmua.
Daniel: Dia cantik. Dia berbeda. Dia sungguh istimewa.
Amelia: Seandainya aku bebas menentukan pilihan hidupku.
Kisah tentang cinta yang terkhianati.
Kisah tentang hati yang patah.
Kisah tentang harapan yang tak kunjung padam.
Kisah tentang ketidakpastian dan janji yang harus ditepati.
Haruskah Amelia menentukan pilihannya sendiri?
Atau justru takdir yang mengambil alih...
Resensi novel.
Saya memutuskan untuk membaca ulang novel I Am Yours lagi
karena saya memang menyukai ceritanya. Dan novel ini juga merupakan pemberian
dari penulisnya; Kezia Evi Wiadji, yang entah ganjaran giveaway atau apa, saya
lupa momennya.
Menilai kover depannya, sangat berkarakter kalau novel ini
karya dari penulis perempuan. Sepasang kekasih, seorang laki-laki yang memegang
seikat bunga mawar merah dan perempuan, bergandengan tangan dan hanya
menampakkan sebagian tubuh, menandakan jika di dalamnya menyajikan cerita cinta
yang romantis. Dan untuk tulisan judulnya, saya menebak jika penulis menyukai
drama korea. Entah ini benar atau salah, biar penulisnya yang mengkonfirmasi jika
membaca review ini.
Novel I Am Yours mengambil tema perjodohan sejak bayi. Ini
diungkapkan pada prolognya. Keseluruhan cerita kemudian dibagi menjadi dua
bagian oleh penulis. Bagian pertama bercerita mengenai ketertarikan David pada
sosok perempuan sederhana bernama Amelia. Sifatnya yang tidak agresif; tebakkan
saya karena David ini punya sifat minder, membuatnya kalah cepat dengan temannya,
Alex, untuk mendekati Amelia. Konflik di bagian pertama bertambah pelik ketika
muncul perselingkuhan dan pengkhianatan dari orang terdekat. Konflik di bagian pertama
ini diselesaikan dengan baik oleh penulis.
Pada bagian kedua, saya (yang rada-rada lupa jalan
ceritanya) sempat menduga jika penulis hanya akan menyajikan cerita bagaimana
David dan Amelia bisa bersatu. Awalnya memang cerita digiring ke hal tersebut.
Namun di separuh bagian kedua ini, muncul konflik keluarga David dan muncul
juga karakter baru bernama Daniel. Rumitnya perjodohan baru muncul di bagian
kedua ini. Amelia sebenarnya dijodohkan dengan Daniel atau David? Mending baca
aja bukunya dan silakan kalian pilih maunya dengan Daniel atau dengan David.
Saya mempunyai beberapa catatan mengenai novel I Am Yours
ini. Pertama, saya mengakui kalau ending novel ini gampang ditebak. Tapi
beberapa kejutan memang berhasil dibuat oleh penulis dengan tidak membeberkan
petunjuknya di awal. Contohnya, hubungan antara Alex dan Sandra, sahabat
Amelia. Kedua, saya penasaran dengan judul film Sandra Bullock yang mau
ditonton oleh Amelia dengan Alex dan judul film Sandra Bullock yang ditonton
bersama David. Soalnya, katanya filmnya bergenre romantis.
Ketiga, saya menemukan satu typo pada halaman 156. Naun,...
seharusnya Namun,.... Typo itu tidak mengurangi saya menikmati cerita. Namun
rasanya perlu disampaikan. Entah apakah masih ada atau tidak, sebab saya tidak
terlalu fokus mencarinya. Kalau kebetulan saya menemukan, saya menandainya.
Keempat, biarpun novel ini bergenre romantis, jangan salah
penulis juga memasukan genre keluarga. Konfliknya berkisar antara David,
ayahnya dan Daniel. Ada pengajaran jika tidak ada orang tua yang menghendaki
hal buruk pada anaknya. Dan ditekankan untuk selalu bisa memaafkan kekeliruan
keluarga di masa lalu.
Kelima, novel ini mengandung adegan ciuman yang menurut saya sangat detail dan terjadi beberapa kali. Waspada! Ups!
Kurang bagus apa coba novel I Am Yours ini?
Plot. POV. Gaya bercerita. Karakter.
Novel I Am Yours menggunakan plot maju. Jika pun ada kilas
balik, penulis menuturkannya dengan narasi dan sepenggalan saja. Sehingga tidak
memperpanjang cerita dengan detail kilas balik tadi. Meski begitu, esensi
cerita tidak berkurang sedikit pun.
POV-nya pun menguntungkan dalam menyampaikan perasaan kedua
tokoh utama karena diperankan dari sudut pandang ketiga, baik sisi David maupun
Amelia. Loncat-loncat antara POV-nya tidak membingungkan. Menurut saya sudah
pas dalam rangka menyampaikan rasa dari versi kedua tokoh.
Mungkin ini PR besar buat penulisnya, novelnya terlalu
banyak narasi. Tengok saja halaman 143 – 147, lebih dari tiga halaman. Gaya
bercerita seperti ini tidak salah, tapi alangkah lebih baik jika dirangkai
dengan pola kejadian. Novel ini kesannya informatif daripada komunikatif. Saya
sendiri tidak tahu bagaimana cara merubah pola demikian, hanya sebagai pembaca
kadang ada lelah juga selama membacanya. Keuntungan gaya informatif ini,
detailnya disampaikan lengkap. Namun bolehlah untuk dipertimbangkan kembali
gaya bercerita agar lebih komunikatif.
Giliran karakter yang saya kupas dan ini bagian menariknya
menurut saya. Amelia, anak semata wayang yang kesepian sejak mamanya meninggal dan
papanya sibuk pulang-pergi
Indonesia-Singapura. Penurut, ketika ia bersama Alex semua permintaan pacarnya dipenuhi dengan menanggalkan perasaan ketidaknyamanannya. Tangguh, peristiwa
menyedihkan; pengkhianatan orang terdekat, kecelakaan, kematian Alex dan Papanya, perusahaan papanya
yang hampir bangkrut, membuatnya menjadi sosok yang kuat. Keadaan tidak baik menempanya
untuk tidak larut dengan keterpurukan.
David, sosok yang pendiam dan pemikir. Gemes juga ketika ia
keduluan Alex mendapatkan Amelia karena terlalu banyak pertimbangan. Namun
semakin bertambah umur, ia menjadi sosok yang manis dan mampu memikirkan orang
lain dari sudut pandang orang tersebut. Kekurangannya, saya tidak setuju dengan
cara David meninggalkan Amelia dan menghilang pasca ia mengetahui sosok yang
dijodohkan dengan Amelia. Kesannya terlalu feminim, mungkin ini efek karena
penulisnya perempuan sehingga jalan pikiran pria belum dipahami total. Nah, fakta
sebenarnya mengenai perjodohan akan membuat pembaca terkejut. Silakan cari di
ending cerita.
Alex, sosok yang menurut saya punya tipe player. Dan dia ini
memiliki kharisma untuk membuat nyaman lawan jenis. Tidak heran gayanya
mendekati Amelia berhasil mutlak. Dan yang paling menonjol adalah karakter
dominan sehingga Amelia bisa diperintahnya semau dia tanpa mempertimbangkan Amelia
suka atau tidak suka. Karakter ini ada saya kira karena gaya hidupnya yang
mewah. Sehingga semua kemauan dia sudah terbiasa harus sesuai keinginannya dan terpenuhi.
Sandra, sahabat dekat yang kemudian menjadi seperti sosok
antagonis. Saya tidak melihatnya demikian. Perempuan itu mainnya hati, apalagi
jika mencari pasangan. Saya tidak menyalahkan Sandra yang akhirnya mengkhianati
Amelia. Siapa sih yang bisa menahan hati sukanya sama siapa? Dan Sandra
akhirnya mau jujur mengenai resiko peran yang sudah ia lakukan. Itu positifnya
kebesaran hati Sandra yang akhirnya mau jujur.
Daniel, karakternya belum terlalu kuat di novel ini. Kalau dikatakan
baik, saya setuju. Namun kalau harus dicari yang paling dominan karakternya, sifat
mengalah-menghargai mungkin yang paling tepat. Toh pada akhirnya ia tidak bisa
memaksakan keinginannya kepada Amelia dan membiarkan Amelia menentukan keinginannya.
Mungkin satu yang aneh, Daniel ini jatuh cinta kepada Amelia pas ketemu ketika Amelia
terlambat masuk kuliah. Secepat itukah? Apakah ini cinta pada pandangan
pertama?
Bagian favorit.
Dari semua bab yang ada, saya paling menyukai bab 17. Diceritakan
kronologis manis bagaimana David bisa mencium Amelia berkat kehadiran tamu tak diundang;
kecoak. Pokoknya, saya suka sekali dengan adegannya. Dibilang adegan sinetron banget,
abaikan, yang penting indah. Hahaha.
Petik-petik.
Banyak sekali pesan yang bisa diambil di novel ini. Saya
sebutkan beberapa saja ya.
Pertama, jangan terlalu lama menimbang kesempatan
kalau tidak mau keduluan orang lain.
Kedua, hargailah orang lain sebab kadang
beda hati beda keinginan.
Ketiga, sabarlah dalam mengharapkan sesuatu. Akan selalu
ada skenario terbaik untuk setiap jalan hidup orang.
Keempat, jangan terlalu
mendahulukan prasangka. Yang namanya prasangka tidak selalu benar.
Final. Rating.
Novel I Am Yours cocok dibaca oleh pecinta cerita romantis.
Namun terlalu dangkal membaca jika hanya melihat dari sisi tersebut saja. Sebab
novel ini juga bertambah nilainya dengan memasukan nilai keluarga. Akhirnya untuk
kisah cinta Amelia, saya memberikan rating 4 dari 5.
Seandainya.
Setelah membaca kedua kalinya, saya justru kepikiran konsep ‘seandainya’.
Seandainya penulis (Kezia Evi Wiadji) membuat buku kelanjutannya yang mengambil
karakter Daniel yang sudah bertambah dewasa, tentu akan menarik. Dia akan
dipertemukan kembali dengan keluarga David-Amelia dan keponakan imutnya.
Mengkhayal ya!
Penulis.
Akrab disapa Evi. Disela-sela waktunya sebagai karyawati sebuah bank swasta di Jakarta, dia mencoba terjun ke dunia tulis-menulis sejak tahun 2011. Dari tangannya telah hadir beberapa novel, cerpen, dan novela.
Melaluin berbagai kisah, penulis mencoba berbagi semangat hidup, inspirasi, dan pesan. Dan seperti keinginannya menuliskan nama Tuhan, dia berusaha melakukan yang terbaik selama Tuhan mempercayakan talenta ini.
Penulis dapat dihubungi melalui:
evi.wiadji@gmail.com
https://www.facebook.com/pages/Kezia-Evi-Wiadji/217869758362612
http://twitter.com/KeziaEviWiadji
Jawab ya!
Bagaimana penilaian terhadap perjodohan?
Kereeeeen ripiunya din, sukaa
BalasHapusKamu ternyata banyak ngerti istilah resensi ya? Wah kudu berguru nih
Filmnya sandra bullock yg romantis, keknya yg jadul itu deh tp ku juga lupa judulnya haha
Bayangin tokoh david malah bayanginnya david yg jadi hostnya my trip my adventur
Sayang ending uda bisa ketebak dari awal ya
Iya sih klo kepanjangan narasi agak boring, mungkin bener saran yg kamu utarakan yakni diselipin pola kejadian
Wihhh kece bisa langsung nebak pengarangnya suka drakor, tp blum ada konfirmasi ni
Semoga kezianya baca ya biar tambah bagus novelnya
Terima kasih, saya jg masih belajar kok.
HapusDavid my trip my advanture sih yg mana. Nti googling lah biar kekinian.
Kyknya penulis udh baca review ini, soalnya linknya sudah dipasang di fb nya