[Resensi] Kevin Faldey; Taxi & The City - Erike Yuliartha

Mengagumkan, satu kata dari saya untuk novel Kevin Faldey; Taxi & The City. Cerita sederhana yang mengalir, memberikan banyak pelajaran yang mungkin kita sudah lupakan. Kesederhanaan, berbakti, perjuangan, terima kasih, maaf, penghiburan, dan masih banyak kosa kata lainnya yang mewakili isi novel. Saya bersyukur dipertemukan dengan novel luar biasa ini sehingga sadar jika menjadi pribadi yang baik adalah mutlak bagian dari ‘bahagia’.

Judul: Kevin Faldey; Taxi & The City
Penulis: Erike Yuliartha
Editor: A. Ariobimo Nusantara
Asisten Editor: Fanti Gemala
Desainer cover & ilustrasi: Rio Siswono
Penata isi: Novita Putri
Terbit: September 2014
Penerbit: PT Grasindo
Tebal buku: xiii + 213
ISBN: 9786022517030
Harga: Rp 47.000

Setelah Ibu kandungnya meninggal, Ibu Tini menggantikannya. Tidak ada yang berbeda kasih sayang antara keduanya bagi Kevin. Dia bersyukur memiliki dua ibu yang hebat. Suatu hari Ibu Tini pergi dari rumah. Ayah menyimpan sesal. Kevin kehilangan. Lalu, Ayah dan Kevin memulai pencariannya menemukan Ibu dengan jadi supir taxi. Berhasilkah mereka menemukan Ibu?

Tema novel ini adalah keluarga. Lebih banyak menceritakan mengenai hubungan ayah dan anak yang diwakili Pak Arfi Bastian dan anak laki-lakinya; Kevin Faldillah. Hubungan keduanya semakin erat setelah Ibu Tini meninggalkan rumah karena satu alasan. Kerinduan pada ibu yang dirasakan Kevin tidak berkurang sedikit pun. Pak Arfi Bastian yang awalnya kerja di bengkel memutuskan jadi sopir taxi demi mencari istrinya.

“Kalau jadi sopir taxi, Ayah bisa keliling kemana-mana. Siapa tahu nanti ketemu ibumu.” [hal.21]
Sebenarnya novel ini memberikan porsi kisah cinta-cintaan Kevin dengan dua gadis. Namun porsinya yang tidak sampai seperempat buku, jadi saya menganggap itu hanya warna-warni cerita. Bukan tema kedua.

Novel ini dibagi menjadi tiga episode. Episode pertama lebih banyak menceritakan masa kecil Kevin hingga ia lulus SMA. Ada banyak babak hidup yang diungkap termasuk awal mula kehilangan Ibu Tini dan kerinduan sosok ibu yang kerap ia tangisi, pertemanannya dengan David dan Sigit, kesukaannya pada sosok Kevin Costner dan tentu saja cinta monyet pertamanya pada Nancy.

Episode kedua menceritakan masa kuliah Kevin hingga ia kerja sebagai resepsionis di salah satu hotel. Karakter pada episode ini tergali sangat baik. Kevin menjadi sosok sederhana, rendah hati dan sangat menyayangi ayahnya.

“Gaji pertamaku semua buat Ayah. Masih ada uang di tabunganku...” [hal.114]
Episode ketiga menceritakan Kevin yang telah menjadi sopir taxi. Kerinduan pada ibu dan pencariannya tidak berhenti. Kevin bertemu banyak orang dan semakin banyak ia belajar dari para penumpang. Banyak pengalaman yang dibagikan pada episode ini dan banyak pelajaran hidup yang bisa dipetik.

Sepanjang membaca novel ini, pembaca akan diberikan nasihat kebaikan yang disampaikan tidak menggurui. Melainkan melalui pengalaman dari penumpang taxi yang diceritakan Ayahnya dan Kevin. Menjadikan novel ini penuh pesan moral.

Kevin Faldey sendiri menggunakan alur maju. Menceritakan tahap-tahap Kevin menjadi dewasa berkat didikan sang Ayah. Dengan gaya bahasa yang diksinya sederhana, membuat saya mudah saja menyelesaikan baca buku ini tanpa ada kendala. Sudut pandang yang dipakai orang pertama dari Kevin. Penulis juga kerap menyisipkan bagian cerita dengan PoV orang ketiga dari sosok orang lain. Solusi untuk memantapkan rasa cerita dengan membuat cerita terpapar utuh. Sedangkan setting cerita berada di kota Jakarta (sehari-hari Kevin) dan Jogjakarta (sewaktu Kevin liburan).

Kevin tidak pernah tahu, di desk resepsionis yang sedang sepi, Leona gundah karena kepergiannya. Sejak SMP dulu, ia sebenarnya sudah mulai “menaruh hati” pada Kevin, hanya saja ia tahu Kevin dekat dengan Nancy. Kini, saat waktu mempertemukan mereka kembali, rupanya Leona masih tertarik pada Kevin. Ia menyesal tak bisa menyampaikan perasaannya. Ia Cuma bisa berharap, kesempatan itu akan datang sekali lagi, suatu saat nanti. [hal.122]
Karakter-karakter yang muncul: Kevin Faldillah, Pak Arfi Bastian, Ibu Tini, Sigit, Ibu Siti, Pak Heru, Pak Yanto, Om Ary dan Istrinya, David, Nancy, Leona, Michael, Samantha, Mas Arman, Pak Yusuf, Ibu Ambar, dan penumpang lainnya yang tidak disebutkan namanya.

Novel ini saya sangat rekomendasikan dibaca siapa pun. Lantaran pesan moralnya yang baik dan memang novel ini sangat sederhana dipahami, dihayati, diikuti. Akhirnya saya memberikan rating 4 bintang dari 5 bintang.


Wishful Wednesday: Petualangan Tom


Selamat hari Rabu!
Selamat Wishuful Wednesday!

Minggu ini saya ingin berbagi harapan mengenai buku yang ingin dipunyai. Buku tersebut adalah buku klasik. Bercerita petualangan bocah nakal. Saya pernah membacanya dulu pas SMP. Waktu itu saya meminjam buku ini di perpustakaan sekolah. Buku ini juga bisa dikatakan awal mula saya mulai menyukai novel. Dan kesannya waktu itu sangat amazing!

Penasarankan buku apaan? Judulnya kok ada Tom-nya gitu, jangan-jangan Tom & Jerry nih? Hahaha, salah. Intip yuk berikut ini:

Judul: Petualangan Tom Sawyer
Penulis: Mark Twain
Penerbit: Kepustakaan Populer Gramedia
ISBN: 9786024240349

Kisah petualangan remaja karangan Mark Twain dengan latar belakang alam bebas di tepi Sungai Mississippi ini merupakan salah satu karya klasik Amerika. Tom yang nakal tinggal di rumah Bibi Polly yang dermawan. Setelah bertengkar dengan sahabatnya, Becky Thatcher, Tom pergi bertualang bersama Huck Finn, temannya. Secara kebetulan keduanya menyaksikan penjahat menusuk seorang dokter hingga meninggal. Si pembunuh menggenggamkan pisau itu di dalam tangan seorang pemabuk. Diselingi pengembaraan dan tingkah polah yang serba
nakal dan berani, Tom dan Huck dapat menemukan tempat persembunyian si pembunuh.

Apa alasan memilih buku ini?

1. Saya ingin bernostalgia dengan polah Tom. Dan saya masih ingat adegan ciuman Tom dengan teman perempuannya di lorong.

2. Saya selalu menyukai cerita yang ada petualangannya. Seperti saya melakukan perjalanan tanpa harus melakukannya.

Dua alasan itu cukup mewakili kenapa saya memilih buku Petualangan Tom Sawyer karya Mark Twain untuk episode wishful wednesday minggu ini. Terima kasih untuk penggagas wishful wednesday ini; https://perpuskecil.wordpress.com/. 

Semoga saya segera memiliki buku ini. Amin.

[EBook] Trio Detektif: Misteri Jeritan Jam - Robert Arthur

Ini pertama kalinya saya membaca buku Robert Arthur. Dikira buku dengan sampul yang memuat tiga anak laki-laki adalah karya penulis lokal sehingga saya beberapa kali melewatkan untuk mengoleksi. Dan baru kemarin saya ngeh dengan penulisnya yang Robert Arthur, penulis asing. Buku  ini dipilih sebab mengingatkan saya dengan buku paling berkesan (menurut saya); Tom Sawyer by Mark Twain. Untuk Trio Detektif ini, mengesankan, menagih, dan menyenangkan.

Judul: Trio Detektif - Misteri Jeritan Jam
Penulis: Robert Arthur
Alih bahasa: Agus Setiadi
Desain cover: Martin Dima
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama
Terbit: Maret 2015
Tebal buku: 200 halaman
ISBN: 9786020314648
Harga : Rp 40.000
Format baca: EBook

Pada awalnya hanya beker yang bunyinya menjerit, kemudian berlanjut pada pencarian orang bernama Albert Clock yang tidak ada kabar. Ini bukan sekedar pengusutan biasa karena ternyata berhubungan dengan kasus pencurian lukisan berharga dua tahun silam. Mampukan Trio Detektif mengungkapkan misteri beker menjerit ini?

Saya tidak memahami jalan pikiran Jupiter Jones yang menganggap beker dengan suara menjerit menjadi misteri. Keingintahuannya membuat dia memandang segala yang tidak biasa menjadi tanda tanya. Kemudian jiwa menyidiknya terpanggil untuk mencari tahu. Beker menjerit itu pun dijadikan pangkal petualangan berkat sebuah memo kecil yang mengantarkan pada pesan lainnya.

Petulangan yang saya maksud konsepnya seperti pada film detektif. Memecahkan petunjuk yang aneh untuk menuju ke kejelasan. Di buku ini saya harus mengakui kalau semua dugaan yang dipikirkan Jupiter hampir benar. Robert Arthur menjadikan Jupiter dilimpahi keberuntungan. Saya memang merasa salut dengan sifat deduksi Jupiter sehingga pengusutannya gemilang. Kalau pun ada halangan dalam menyukseskan penyelidikan itu bukan faktor intern pada tokoh utama, melainkan faktor ekstern berupa tokoh antagonis (Carlos, Jerry, Mr. Jeeters).

Teki-teki yang dihadirkan penulis sangat memusingkan. Saya ikut menerka maksud pesan yang dibuat oleh Albert Clock tapi gagal mengerti. Di sini, kecerdasan Jupiter berguna, wawasan luas Bob terbukti, sehingga perlahan-lahan pesan tadi terjawab maksudnya. Lalu peran Pete bagaimana? Saya menangkap karakter Pete ini kurang tertarik dengan teka-teki sehingga timbul ucapan-ucapan pesimis. Bukan berarti Pete tidak layak di Trio Detektif ini ya, sebab menurut informasi Pete bisa diandalkan dalam kondisi harus beraksi.

“Kalau kita sudah berhasil!” Pete tertawa hambar. “Saat itu kisa sudah jadi kakek-kakek berjangkut panjang, kalau melihat kerumitan pesan-pesan yang kita dapat... [hal. 95]
Alur cerita di sini menggunakan alur maju seiring petualangan ketiga detektif dengan dibantu Harry mencari pesan-pesan yang tersebar. Tidak banyak Robert Arthur memasukkan narasi mengenai masa lalu. Sebagian lagi dikemas dengan menjadi tutur tokoh seperti kejadian dituduh dan dipenjaranya Ralph Smith, ayah Harry, yang dituturkan Harry sendiri.

Apakah Robert Arthur berhasil menceritakan petualangan ketiga detektif? Saya akui novel ini memikat dan menghanyutkan berkat perpaduan gaya bercerita penulis yang tidak berbelit-belit dan penggunaan sudut pandang ketiga. Penulis bukan sedang bercerita tapi sedang menunjukkan aksi ketiga detektif. Menagih, seperti reaksi saya di paragraf awal, maksudnya sulit sekali untuk menghentikan membaca bagian kelanjutannya. Saya ikut dibuat penasaran dengan pesan-pesan Albert Clock, kasus pencurian lukisan berharga dua tahun silam, nasib ketiga detektif dari Carlos dkk., dan bisakah ketiga detektif membuktikan jika ayah Harry tidak bersalah.

Karakter-karakter yang muncul: Jupiter Jones, Bob Andrews, , Pete Crenshaw, Titus Jones, Mathilda Jones, Hans, Konrad, Tom, A. Felix, Harry, Mrs. Smith, Harry Smith, Mr. Jeeters, Alferd Hitfield, Worthington , Mrs. King, Mrs. Imogene Taylor, Mrs. Martha Harris, Carlos, Gerald Cramer/Jerry, Mr. Gerald Watson, Chief Reynolds, Officer Zebert, Miss Benneth, Mr. Hugenay, Mr. Crenshaw, Mrs. Crenshaw.

Saya rekomendasikan novel ini untuk pembaca yang menyukai cerita dengan tema detektif, petualangan, teka-teki. Saya juga memberikan rating 4 bintang dari 5 bintang.


[EBook] Love, Lemon, and The Last Kiss - Ida Ernawati


Judul buku: Love, Lemon, and The Last Kiss
Penulis: Ida Ernawati
Editor: Husfani Putri
Cover: Marcel A. W.
Terbit: Juni 2015
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama
Tebal buku: 192 halaman
ISBN: 9786020316086
Harga: Rp 48.000
Format: EBook IJakarta

Love, Lemon, and The Last Kiss bercerita mengenai Delia yang tiga bulan ini bekerja di hotel The Lemon, dan kurang nyaman dengan Ardan, salah satu rekan kerjanya. Alasannya, Ardan kerap telat dan tidak masuk kantor mendadak. Semua maklum dengan kondisi Ardan yang harus mengurus istrinya, Socha, yang sedang koma. Delia awalnya simpati. Setelah beberapa kali kejadian, ia pun geram. Namun setelah itu Delia merasakan perasaan lain. Apalagi setelah kejadian ciuman di dalam mobil.

Ada juga sosok Reza, teman masa lalunya, yang langsung melakukan pendekatan kepada Delia. keadaan ini membuat Delia dilema harus memilih siapa antara Ardan yang sudah beristri atau Reza yang belum benar-benar ia cintai.

Ide cerita novel ini awalnya menjebak rasa simpati pembaca, akan memilih siapa. Saya sendiri justru mendukung jika Delia memilih Reza. Ardan bukan pria yang loveable mengingat dia sudah beristri meski pun istrinya sedang koma. Pembaca kemudian dibuat bingung dengan bagian meninggalnya Socha. penulis seakan-akan ingin membuat posisi Ardan menjadi loveable. Lagi-lagi penulis membuat pembaca bingung sebab sebelum Socha meninggal, Delia sudah bertunangan dengan Reza.

Gemes, itulah yang saya rasakan ketika mengikuti cerita Delia. Konflik yang membingungkan begini membuat saya merasa terus penasaran. Penulis pun mengakhirinya dengan ending novel yang adil. Ending-nya bagaimana, sebaiknya baca sendiri novelnya.

Saya sedikit menyayangkan keputusan penulis meringkas cerita kencan-pertunangan antara Delia dan Reza. Semua dirangkung dalam narasi. Padahal jika dibuat rinci akan sangat membuat pembaca hanyut dengan kebimbangan Delia.

Setting yang mengambil Kota Batu membuat saya penasaran keberadaan hotel The Lemon ini. Katanya (menurut narasi) perpaduan kubah dan langitnya sangat memikat. Dan penggunaan plot maju-mundur membuat cerita tersampaikan dengan baik. Dibuka dengan waktu awal 2013, kemudian mundur ke awal 2012, cerita diakhiri dengan meneruskan awal 2013 tadi. Rentang itu terceritakan dengan manis perjalanan cinta Ardan-Delia-Reza.

Karakter yang muncul selain Ardan, Delia, dan Reza, muncul juga sosok Anya dan Bahtiar. Anya ini teman Socha dan rekan kerja Delia, yang menurut saya menjadi semi antagonis. Perannya lebih condong menghalangi hubungan Ardan dan Delia karena ia tahu betul bagaimana cerita cinta Ardan-Socha sangat memprihatinkan. Sedangkan Bahtiar berperan netral. Ia hanya mendengarkan curhatan Delia dan memberikan saran sebagai orang yang tidak memihak siapa pun.

Novel ini sangat manis dibaca oleh penyuka cerita cinta-cintaan tapi bukan yang ala SMA. Akhirnya saya memberikan rating 3 bintang dari 5 bintang.

Wishful Wednesday: Berbicara Tentang Harapan Dan Bahagia


Selamat hari Rabu!
Selamat Wishful Wednesday!

Penerbit yang satu ini kerap menerbitkan buku-buku yang menarik menurut saya. Buku yang menurut saya paling berkesan adalah buku Sabtu Bersama Bapak karya Adhitya Mulya. Yang paling menonjol menjadi ciri khas penerbit ini terletak pada bagaimana pemilihan tema yang bernuansa romantis, hangat, dipadukan dengan bahasa yang menghanyutkan. Penerbit yang saya maksud adalah Penerbit GagasMedia.

Wishful Wednesday kali ini saya sedang naksir buku berjudul One Little Thing Called Hope karya Winna Efendi. Saya percaya sih dengan karya penulis yang satu ini, sebab buku-bukunya memang bagus dan beberapa judul sukses difilmkan.


Judul             : One Little Thing Called Hope
Penulis          : Winna Efendi
Penerbit         : GagasMedia
Harga            : Rp 88.000

Aeryn. 
Hidup Aeryn seolah nyaris sempurna. Cantik, pintar, populer. Namun, setelah kehilangan ibunya, Aeryn menyadari bahwa kebahagiaan tidak pernah berlangsung terlalu lama. Selalu ada sesuatu yang terjadi. Kehadiran Flo dan Tante Hera dalam hidupnya membuat segalanya berubah. Bahagia ternyata tak seperti yang ia duga.

Flo.
Bagi Flo, hidup adalah makanan manis, kue, tas perca dan aksesori buatan tangan, kotak-kotak susu aneka rasa. Juga Genta dan Theo—dua cowok paling berarti baginya. Bahagianya hampir terasa lengkap ketika ia memiliki Aeryn sebagai kakak perempuan yang ia idamkan. Namun, bahagia ternyata tak seperti yang ia duga.
***

Ini kisah persahabatan yang tak terduga di antara orang-orang yang dipertemukan secara tak sengaja, keteguhan hati untuk bertahan pada pilihan meski itu sulit. Juga tentang cinta dan harapan yang harus dibagi dan direlakan pergi.
-
Kalau saya membaca dari blurb-nya, novel ini memiliki tema besar; persahabatan. Tema yang sudah sangat umum diangkat banyak penulis. Memandang nama besar si penulis; Winna Efendi, saya penasaran dengan trik penulis membuat tema yang umum tadi menjadi istimewa dan berbeda dari buku yang sudah ada. 

Kover bukunya sangat cantik dan sederhana. Entah pemilihan kain rajut itu ada hubungan dengan ceritanya atau tidak. Namun yang lebih menarik perhatian adalah tagline-nya "Sering kali, dia yang tak terdugalah yang selalu ada di sisimu".

Begitulah kenapa saya menginginkan memiliki novel ini. Dengan mengikuti Wishful Wednesday ini yang digagas oleh https://perpuskecil.wordpress.com/, semoga harapan itu bisa secepatnya terkabul. Amin.

[RePost] Blogtour & Giveaway Novel Our Destiny by Aya NH


Kali ini saya mau mem-posting hal yang baru nih. Namanya RePost. Semacam mem-posting ulang untuk meneruskan posting-an tetangga blog. Dan kali ini saya mem-posting mengenai blogtour & giveaway novel Our Destiny dari karya penulis Aya NH. Sebenarnya posting-an ini menjadi salah satu syarat yang diajukan oleh Biondy untuk mendapatkan kesempatan menjadi pemenang. Dan untuk yang mau beli langsung novelnya bisa mampir ke gramedia.com.

Sebelumnya saya mau cerita dulu mengenai novelnya. Novel Our Destiny ini menceritakan dua aspek yang menjadi 2 plot besar. Pertama, itu menceritakan bagaimana seorang nenek sangat membenci Afra karena menurut si nenek, Afra lah penyebab adiknya celaka. Kedua, mengenai percintaan Afra. Dari review Biondy, Afra sepertinya terjebak pada cinta segitiga. Lalu siapakah yang akan dipilih Afra?


Untuk menjawab pertanyaan tadi, perlu banget baca novelnya. Dan untuk kalian yang mau mendapatkan novelnya, langsung saja bertandang ke blognya  di sini! Syarat-syaratnya mudah, sebagai berikut:

  1. Peserta berdomisili di wilayah Indonesia.
  2. Buku hadiah akan dikirimkan oleh pihak penerbit/penulis
  3. Silakan mengisi kolom Rafflecopter di bawah ini.
  4. Giveaway berlangsung dari 8 Agustus 2016 - 14 Agustus 2016.
  5. Keputusan pemenang tidak dapat diganggu gugat.
  6. Bila dalam 24 jam tidak ada respon dari pemenang, maka akan dipilih seorang pemenang baru.

Oke sekian dulu RePost kesempatan ini. Yang mau mendapatkan novelnya secara cuma-cuma, silakan langsung meluncur ke TKP. Ketemu lagi di RePost selanjutnya, dan daggggh!

[EBook] Kata dalam Kotak Kaca - Pia Devina


Judul buku: Kata dalam Kotak Kaca
Penulis: Pia Devina
Desain sampul: Orkha Creative
Editor: Irna Permanasari
Terbit: Agustus 2015
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama
Tebal buku: 184 halaman
ISBN: 9786020318684
Harga: Rp 45.000
Format: Ebook IJakarta
# $ #

Halo,
Saya sudah menyelesaikan Ebook novel kedua yang saya baca melalui aplikasi Ijakarta, judulnya Kata dalam Kotak Kaca karya Mbak Pia Devina. Saya mulai familiar dengan nama Pia Devina sejak terbitnya novel yang berjudul Love Lock. Love Lock sudah saya baca dan sudah saya review di blog buku yang lama. Ketika membuka Ijak dan nemu karya lain dari Pia Devina, saya langsung mencomotnya.

Kata dalam Kotak Kaca ini bercerita mengenai tokoh perempuan bernama Rinjana Adinia yang memendam perasaan suka pada Pandu, sahabatnya sejak SMP sekaligus tetangga rumah. Begitu mendengar Pandu menyukai Tiara dan hubungan mereka serius, Rinjana tidak bisa menghentikan rasa sakit di hatinya. Ia memutuskan bekerja di Thailand.

Karena kondisi jantung papa Jana yang ngedrop, Jana harus pulang ke Indonesia. Saat itu pernikahan Pandu dan Tiara sudah menghitung beberapa hari lagi. Jana bimbang mengendalikan perasaannya ketika harus bertemu Pandu lagi. Biar pun kemudian hadir mantan sewaktu kuliah, Angga, ternyata tidak merubah perasaan Jana terhadap Pandu.

Berbicara ending, saya sangat salut dengan eksekusi yang hebat dari penulisnya. Tidak ada kesan diburu-buru. Justru menjelang akhir itu, saya dibuat emosi, sedih, bahagia, simpati, pilu, sepanjang mengikuti kisah Jana.

Selain kisah cinta, saya juga menangkap sisi keluarga yang manis di keluarga Jana. Pap dan Mam Jana memberikan keleluasaan bagi Jana untuk memutuskan kehidupan Jana sendiri. Kalau pun ada hal yang perlu diingatkan, mereka menggunakan cara yang santun tanpa memaksa. Kak Dinda yang sempat gaggal dalam pernikahannya, tidak memandang pengalaman buruk itu sebagai standar untuk Jana. Ia justru mengajarkan hal sebaliknya. Memberikan pesan untuk tidak terlalu larut pada patah hati. Dan pesan paling besar yang saya tangkap, jangan takut mengungkapkan kata hati sebelum keadaan semakin kacau.

Untuk karakter yang muncul, tokoh Jana ini yang paling kuat. Terkadang menjadi perempuan ceria, terkadang menjadi perempuan nelangsa, terkadang menjadi teman yang menyenangkan. Perubahan mood tokoh Jana tidak terasa berlebihan. Menurut saya pas sesuai kondisi bagian cerita. Sedangkan untuk tokoh lainnya; Pandu, Angga, Kak Dinda, hanya sebatas membantu keutuhan cerita. Saya mengatakan begini bukan berarti peran mereka kecil. Jujur, ketiga tokoh tadi tidak secara utuh terceritakan karena keterbatasan porsi cerita. Akan sangat manis jika novel ini dibuat sekuelnya dengan ketiga tokoh tadi sebagai tokoh utama.

Sampul buku novel ini sangat sederhana. Di pandangan saya, tidak menemukan relevansi dengan isi cerita. Berbeda dengan judulnya, seperti pribahasa untuk orang yang suka memendam perasaan sehingga pengakuan itu terus berada di ujung lidah.

Yang masih malu-malu buat bilang cinta dan sayang kepada seseorang, luangkan untuk membaca novel ini dan dapatkan suntikan alasan kenapa harus segera diutarakan. Akhirnya saya memberikan rating 4 bintang dari 5 bintang.

[EBook] New York After The Rain - Vira Safitri


Tidak ada yang tahu bahwa Julia Milano adalah sosok di balik penulis best seller terbitan BlackInk, tempat Julia bekerja sebagai editor.

Ketika Ethan Hall,  Sutradara ternama, ingin mengangkat salah satu karya Julia ke layar lebar, mau tidak mau Julia harus membuka topeng yang selama ini ia kenakan dan membuka diri untuk bekerja sama dengan pemuda itu.

Tapi siapa sangka, kedekatan membawa mereka pada skenario yang membuat luka hati dan rahasia-rahasia yang mereka sembunyikan tersibak.

Ketahuilah, seseorang akan melakukan apa pun untuk orang yang dicintainya. Apa pun ...
# # #

Judul buku: New York After The Rain
Penulis: Vira Safitri
Desain cover: Marcel A. W.
Editor: Irna Permanasari
Terbit: 2015
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama
Tebal buku: 288 halaman
ISBN: 9786020315065
Harga: Rp 60.000 (sebelum diskon, gramedia.com)
Format: Ebook IJakarta

Ini pengalaman pertama saya membaca ebook via IJakarta. Aplikasi perpustakaan digital punya kota Jakarta. Lebih hemat, lebih gampang, lebih efisien. Memungkinkan pemilik aplikasi untuk meminjam buku di IJak selama buku tersebut belum habis stock-nya dipinjam pengguna lain.

New York After The Rain merupakan novel yang meramu cerita romantis, hujan, penulis novel dan sutradara. Rasa romantis yang dihadirkan penulis sangat terasa melalui adegan-adegan yang dilakukan dua pria di sekitar Julia; Jacob Pierce dan Ethan Hall. Kedua pria itu sangat menjunjung tinggi wanita dengan memperlakukan sangat baik. Terbukti Julia sangat mengagumi Jacob Pierce dan kemudian harus mengakui perasaannya yang berangsur-angsur berubah terhadap Ethan Hall.

Hujan yang kerap mengguyur New York digarap penulis dengan manis. Sepanjang membaca ceritanya, saya sampai ikut merasakan dingin musim hujan; entah ketika sedang gerimis, ketika hujan deras, atau ketika hujan sudah reda. Hujan menjadi bagian besar cuaca yang dihadirkan penulis dan itu menambah keromantisan cerita di dalamnya. Gara-gara novel ini saya jadi merindukan hujan untuk bisa mengamatinya dari balik kaca dan merenung. Adakah yang sama tertariknya untuk melakukan hal tersebut?

Identitas tokoh utama yang melekat di novel ini lumayan tergali. Julia Milano sebagai penulis terceritakan dengan baik. Memang tidak menuturkan bagaimana penulis membuat novel dari nol hingga terpajang di etalase, namun novel ini lebih mengulik pada kehidupan sehari-hari seorang penulis novel. Cukup membuka mata bagi saya untuk mengenali kehidupan para penulis. Sedangkan Ethan Hall sebagai sutradara, sebagian jalan pikirannya dalam memandang karya dan pekerjaannya sempat tersinggung. Terutama alasan kuat yang melatarbelakangi ia memilih Goodbye, Autums menjadi sebuah film.

Kekuatan emosi dalam cerita ini menurut saya kurang tergali. Sebenarnya ada beberapa adegan yang menurut saya bisa lebih didramatisasi dalam hal penyampaian ceritanya. Namun entah kenapa adegan tersebut justru kehilangan emosinya. Contoh, ketika Julia ikut shooting di Jalan Christopher, ada kejadian mobil sedan merah yang melaju kencang dan itu membongkar kenangan Julia pada jalan itu. Seharusnya kejadian mobil melaju kencang itu sangat menegangkan. Tapi saya justru tidak menangkap emosi tersebut.

Untuk urusan plot yang tercipta, bagi saya sudah sangat luar biasa. Perubahan hati dari sosok Julia sangat nagih untuk diikuti hingga akhir terkait kedekatannya dengan Jacob Pierce dan Ethan Hall. Beberapa kali dugaan ending novel ini dipatahkan penulis dengan memunculkan kejutan-kejutan yang membuat saya sangat bersimpati kepada Julia. Dan pada akhirnya ending yang dipilih penulis cukup adil untuk Julia, Ethan Hall dan Jacob Pierce.

Novel ini saya rekomendasikan untuk pecinta kisah romantis dewasa. Saya yakin akan banyak pelajaran di dalamnya terutama untuk mengatakan ‘aku sayang kamu’. Akhirnya saya memberikan rating 3 bintang dari 5 bintang untuk New York After The Rain.

Informasi saja, saya juga tidak akan kapok membaca koleksi novel yang dimiliki Ijak. Terima kasih, Ijak.

Wishful Wednesday: 2 Buku Berlatar Bunga-Bunga


Selamat hari Rabu!
Selamat Wishful Wednesday!

Setiap hari hampir selalu ada buku yang terbit. Dari berbagai genre, dari berbagai penerbit, dari banyak penulis. Saya sebagai pembaca novel sering kali ngiler membaca informasi buku-buku baru. Alhasil, saya berharap bisa membaca buku-buku baru tadi. Dan blog https://perpuskecil.wordpress.com/ memberikan saya kesempatan untuk menuliskan harapan itu dalam postingan Wishful Wednesday. Rasanya saya tidak akan bosan menuliskan buku apa saja yang saya impikan. Harapannya, buku-buku itu kelak bisa saya miliki.

Untuk minggu ini saya sedang naksir 2 buku sekaligus.Yuk, intip saja informasinya!

1. JUVENILIA by Jane Austen


“Jaga dirimu dari jebakan cinta pertama dan kau tak perlu takut terhadap cinta yang datang berikutnya.”

Cinta pertama, perjodohan, dan cinta tak berbalas adalah beberapa topik mengenai percintaan yang diangkat Jane Austen dalam Juvenilia. Namun tak hanya itu. Intrik politik pun tak luput dari sorotan mata tajam sang penulis legendaris ini.

Juvenila adalah kumpulan karya-karya Jane Austen berupa novela, cerpen, puisi, bahkan penggalan skenario drama yang ditulisnya ketika masih remaja.

Dituturkan dengan gaya bahasa yang lugas dan cerdas, buku ini merekam sudut pandang Jane Austen remaja dalam memandang arti cinta, persahabatan, dan keluarga. Tak heran bila karya-karya ini menjadi jejak awal Jane sebagai penulis yang sukses melahirkan karya yang diapresiasi pembaca sepanjang masa.


2. THE CONVENIENT MARRGIAGE by Georgette Heyer


“Horatia, jadi kau tanpa tahu malu meminta Lord Rule menikahimu?”
“Ya,” jawab Horatia tegas. “Aku harus melakukannya.”
“Dia pasti luput menyadari,” ujar Charlotte, “bahwa kau gagap.”
Horatia mengangkat dagunya. “Aku menyinggung b-bah-wa aku g-gagap
dan dia mengatakan dia j-justru suka!”

Horatia Winwood sangat sadar dirinya tidak secantik sang kakak, Elizabeth Winwood. Dia pun tahu cara berbicaranya yang gagap bisa menjadi penghalang dirinya dalam mendapatkan pasangan ideal.

Namun, Horatia memberanikan diri mendatangi Marcus Drelincourt, Earl of Rule, yang sebelumnya tengah mengajukan pinangan pada kakaknya, Elizabeth. Semua itu dilakukan bukan untuk kepentingan dirinya sendiri, melainkan demi kelanjutan kisah cinta sang kakak yang sudah memiliki pujaan hati.

Sang Earl ternyata bersedia menikahi Horatia. Pria itu menyangka selanjutnya semua hal akan berjalan sesuai rencananya. Hanya saja takdir berkata lain dan hati tak dapat dibohongi. Akankah pernikahan yang berawal tanpa cinta ini bertahan?


# # #
Bagaimana dengan kedua buku di atas, menarik bukan? Kedua buku tadi diterbitkan oleh Noura Books Publishing. Dan keduanya masuk kategori novel romance klasik. Menurut saya latar kover yang berbunga-bunga itu, memikat mata. Membuat tambah penasaran dengan cerita di dalamnya. Semoga segera saya miliki kedua judul buku di atas. Amin.

[Resensi] Jodoh - Fahd Pahdepie


Judul buku: Jodoh
Penulis: Fahd Pahdepie
Penyunting: Ika Yuliana Kurniasih
Perancang sampul: labusiam
Pemeriksa aksara: Achmad Muchtar
Penata aksara: Martin Buczer
Terbit: Februari 2016 (cetakan kelima)
Penerbit: Penerbit Bentang
Tebal buku: viii + 246 halaman
ISBN: 9786022911180
Harga: Rp 54.000 (sebelum diskon, bukabuku.com)

Cinta tak sesederhana kata-kata “aku cinta kamu dan dunia harus mengerti itu”, cinta adalah “aku cinta kamu dan karenanya aku juga harus mengerti dunia di sekelilingmu”. [hal. 199]

Jodoh adalah buku pertama yang saya baca dari penulis bernama Fahd Pahdepie. Sebelum membeli bukunya, saya beberapa kali mendapati informasi mengenai buku ini di lini twitter. Berkat itu, penilaian saya terhadap buku ini lumayan besar.

Saya mengira buku ini akan memberikan gambaran mengenai Jodoh dengan lebih jelas melalui karakter yang dihadirkan. Di benak saya, buku ini akan mirip novel religi seperti Ayat-Ayat Cinta. Begitu beberapa bab pertama saya baca, saya sadar ini bukan novel yang ada di bayangan saya. Dan sangat mubadzir jika saya harus menghentikan membacanya.

Jodoh ini bercerita tentang Sena yang jatuh cinta pada Keara sejak mereka masuk SD. Cinta yang kadang membuat Sena merasa rindu, sedih, dan merasa harus berjuang, bukan sekedar cinta biasa. Perasaan itu tumbuh semakin subur seiring bertambahnya usia. Namun ternyata penyakit yang diderita Keara sempat membuatnya mempertanyakan, berjodohkah dirinya dengan Keara.

Satu kata yang muncul untuk karakter Sena ketika saya mulai mengenali sosoknya; pecundang. Ada pergulatan pikiran mengenai pemilihan penulis untuk karakter Sena ini, yang menurut saya sangat melow, tidak dewasa dan terkesan dipaksakan menjadi ‘soleh’. Pertama, ketika Sena dan Keara melanggar banyak aturan pesantren. Secara sudut pandang pertama, saya menemukan banyak narasi yang menunjukkan kalau Sena itu sadar dengan kesalahan yang tengah dilakukannya. Namun ternyata ia tetap meneruskan kesalahan itu; pacaran. Meski sudah menerima teguran keras, kesalahan itu diulanginya. Bahkan tambah parah. Ini yang membuat saya geleng-geleng kepala. Pemilihan memasukkan narasi sosok soleh untuk menggambarkan sosok yang nakal rasanya sangat bersebrangan.

Kedua, keputusan Sena meninggalkan Keara tahunan dengan alasan menjaga diri dari dosa. Terlalu mengada-ada mengingat bagaimana ia pernah memperlakukan Keara sebelumnya. Dan jika sudah menyadari batasan, rasanya kalau sampai tidak berkomunikasi, tindakan Sena sudah kategori keterlaluan. Apalagi sampai melarang temannya memberitahukan mengenai keberadaannya. Tindakan seperti ini lebih pantas jika dilakukan oleh pihak Keara.

Gaya bercerita penulis pun terlalu dibuat indah. Banyak sekali dialog antara Sena-Keara yang jika di diucapkan lantang menjadi terdengar lucu. Bukan bahasa orang yang sedang ngobrol atau diskusi. Mungkin maksud penulis agar buku ini bisa lebih menyerap dibaca. Entah ada apa dengan saya yang menganggap gaya menulis Fahd bukan selera saya.

Untuk intisari mengenai judul bukunya sendiri, saya tidak mendapatkan gambaran mengenai Jodoh itu seperti apa. Menurut saya penulis membuat penyampaian inti cerita menjadi berbelit-belit dan justru membingungkan sebenarnya pembaca akan dibawa pada pengertian mengenai Jodoh yang bagaimana. Saya hanya paham jika keduanya mencinta dan sudah memperjuangkan cintanya.

Maaf ya jika saya menuliskan lebih banyak minus-nya. Nah, untuk kelebihan buku ini justru pada penyampaian pesannya yang sangat dewasa. Saya menyukai pesan-pesan kebaikan yang diselipkan penulis untuk setiap babak yang dialami Sena dan Keara. Kovernya pun sangat memikat dan bisa memikat pembaca untuk membeli. Apalagi judulnya "Jodoh" yang kerap membuat sisi sentimen manusia terusik untuk mencari tahu.

Dan menurut saya buku ini pas dibaca untuk pembaca yang memang ingin tahu Jodoh dalam bentuk yang berbeda. Akhirnya saya memberikan rating untuk buku ini 2 bintang dari 5 bintang.