[Resensi] Twelve And A Half - Gary Vaynerchuck


Judul:
Twelve And A Half

Penulis: Gary Vaynerchuck

Penerjemah: Ingrid Nimpoeno

Penerbit: Noura Books

Terbit: Agustus 2022, cetakan pertama

Tebal: 252 hlm

ISBN: 9786232423435



Twelve and a Half atau dua belas setengah, yang merupakan judul buku ini merujuk pada 12 nilai hidup dan setengah nilai hidup. Nilai tersebut dirangkum sebagai bahan-bahan emosional: rasa syukur (1), kesadaran diri (1), akuntabilitas (1), optimisme (1), empati (1), kebaikan (1), kegigihan (1), keingintahuan (1), kesabaran (1), keyakinan (1), kerendahan hati (1), ambisi (1), dan keterusterangan (1/2). 

Bagi penulis, setiap nilai hidup bernilai 1 karena sudah cukup menguasai. Sedangkan untuk nilai hidup yang masih proses dipelajari karena menjadi kekurangan bagi pribadinya, penulis memberikan nilai 1/2.

Rasa Syukur: Sikap menerima keadaan melalui perspektif lain yang lebih positif. Dan dengan bersyukur kamu akan terhindar dari penyesalan yang mendalam. 

Orang mendongak memandang mereka yang berperingkat lebih tinggi, tetapi tidak menunduk memandang miliaran orang yang berperingkat lebih rendah. (hal.29)

Kesadaran Diri: Mengenali diri sendiri dan mengakui apa yang menjadi kelemahan dan kelebihan. Kalau kamu sudah sadar diri, kamu akan kokoh menghadapi situasi yang berubah-ubah. Jika ada kelemahan, dapat kamu tingkatkan. Jika ada kelebihan, dapat kamu kuatkan.

Akuntabilitas: Memegang tanggung jawab dan tidak menunjuk orang lain atas nasib buruk yang kamu alami. Jika kamu menunjuk orang lain, artinya kamu lemah sebab kamu menjadi korban dari ulah orang lain. Dan dengan bertanggung jawab kamu akan dinilai sebagai orang yang berkomitmen baik.



Optimisme: Selalu mengedepankan harapan dan hanya melihat hal-hal baik saja. Bukan berarti tidak pernah melihat kemungkinan buruk, tapi hal-hal baik tadi menjadi bahan bakar utama melanjutkan hidup. Cara ini akan membuat langkah kamu lebih ringan meskipun kamu harus menghadapi masalah yang berat dan pelik.

Empati: Menempatkan diri menjadi orang lain karena kamu sadar jika kamu tidak mengenal seorang pun secara utuh. Kamu tidak bisa menilai seseorang atas dasar pandangan sekilas saja, dan penting sekali untuk bisa berempati agar bisa melihat seseorang dengan lebih baik.

Kebaikan: Bersikap baik meskipun di situasi tidak baik. Memang berat melakukannya tapi jika mampu melakukannya, keadaan buruk akan mampu dilewati dengan baik pula.

Kegigihan: Bukan sekadar rajin tetapi condong ke fokus melakukan sesuatu sesuai keyakinan. Dan saat melakukannya, kamu harus bisa menikmati prosesnya, tidak melulu berorientasi pada hasil semata.

Keingintahuan: Modal penting untuk berkembang dan menjadi pribadi lebih baik yaitu dengan mengakui kebodohan diri sendiri. Tanpa sikap ini, kamu akan menjadi orang biasa-biasa saja sebab menjalani hidup bagai mengikuti air mengalir.

Kesabaran: Nilai hidup yang paling banyak disebut, sebab kamu tahu kalau melakukan apa pun butuh waktu. Tidak ada pencapaian yang bisa diraih dengan instan. Butuh proses dan kerja keras. Dan sewaktu menjalani itu semua, dengan kesabaran yang tebal, kita akan merasakan kepuasan yang maksimal.

Keyakinan: Keteguhan hati dengan apa yang kita putuskan dan apa yang kita kerjakan. Terlepas pada benar atau salah, dengan sikap yakin kamu akan lebih bertanggung jawab.

Kerendahan Hati: Sikap menganggap diri sendiri tidak istimewa dan tidak menganggap orang lain lebih istimewa. Dengan sikap ini kamu akan terhindar dari kekecewaan terhadap orang lain.

Ambisi: Hasrat kuat untuk mencapai dan mewujudkan tujuan yang didambakan. Pada prosesnya dibutuhkan kesabaran dan kecermatan.

Keterusterangan: Kejujuran yang disampaikan walau hasilnya pahit. Tetapi sikap ini akan membuat lawan kamu berpikir dan mengevaluasi masalah.



Buku ini terdiri dari 3 Bab. Bab pertama membahas soal dua belas setengah (12 1/2) bahan-bahan emosional tadi, yang dijabarkan dengan cukup jelas dan singkat. Selain pengertian dari bahan-bahan emosional, penulis juga membahas pengalaman pribadinya ketika mengaplikasikannya. Penjelasannya sederhana, mudah dipahami, dan sangat relate dengan pembaca.

Saya sangat terkesan dengan bahan-bahan emosional yang dituturkan penulis. Seperti bercermin dan mulai mengakui ke diri sendiri jika ternyata masih banyak kekurangan. Membacanya membuat saya seperti diingatkan. Dan setelah dibaca semua bab pertama ini, saya semakin termotivasi untuk menjadi lebih baik dengan memperhatikan bahan-bahan emosinal tadi dan memastikan untuk terus mengasahnya.

Bahan emosional yang paling berkesan buat saya adalah kesabaran. Membacanya seperti melucuti diri sendiri yang suka buru-buru, spontanitas, dan reaktif. Sifat jelek ini kadang menyisakan penyesalan nantinya. Dan saya bertekad untuk perlahan-lahan memoles kesabaran agar saya lebih tenang menikmati hidup.

Bab kedua berisi contoh skenario peristiwa sehari-hari dan bahan-bahan emosional apa yang paling baik dipakai ketika mengalami hal tersebut. Ada 35 skenario peristiwa, dan hampir semuanya berada di lingkup dunia pekerjaan dan bisnis. Hubungan antara bawahan dengan atasan atau hubungan antara kolega. Ini memang sudah jelas kalau kita baca ulang jargon judulnya yang menyebutkan, "Kecerdasan Emosional Terpenting dalam Bisnis." Makanya, contoh peristiwanya ya seputar dunia kerja.

Penulis mewanti-wanti jika bahan-bahan emosional tadi tidak bisa diaplikasikan secara sendiri-sendiri. Pasti harus dikombinasikan, bisa dengan satu atau lebih bahan emosional lainnya. Dan setiap menghadapi skenario hidup, kamu membutuhkan kombinasi yang pas.


Salah satu contoh skenario menarik adalah apa yang akan kita lakukan jika ketika kita jadi pemimpin harus memimpin anggota tim yang lebih lama bekerja di tempat kerja dan usianya juga lebih tua. Dan penulis memberikan kombinasi bahan emosional yang terdiri dari empati, kebaikan, dan kerendahan hati. Empati gunanya untuk memahami apa yang orang tersebut rasakan, kebaikan gunanya untuk memperlakukan orang tersebut dengan baik, dan kerendahan hati gunanya menjaga kita agar tidak mendadak sombong dengan posisi jabatan baru. Dengan begini, hubungan pemimpin dan anggota tim tadi akan tetap solid.

Contoh skenario menarik lainnya adalah apa yang akan kamu lakukan jika pekerjaan saat ini membebani kamu karena ada pengurangan tim dan belum ada penggantinya, kamu ingin resign, tetapi kamu nyaman dengan orang-orangnya. Penulis menyodorkan kombinasi antara keterusterangan, keingintahuan, dan empati. Keterusterangan membuat kamu bisa menyampaikan apa yang kamu rasakan atas pekerjaan saat ini kepada atasan, keingintahuan akan membuat kamu memahami ada alasan apa kenapa belum ada rekrutmen lagi, dam empati membuat kamu bisa melihat kasus ini dari berbagai sisi, baik sisi manajer maupun sisi pemilik perusahaan. Jika sudah menerapkan kombinasi tadi, kamu tinggal memutuskan antara resign atau bertahan.

Pada bab ketiga, penulis memberikan tantangan bagi pembaca untuk menerapkan bahan-bahan emosional tadi. Buku ini ingin mengajak pembacanya untuk mempraktikan, bukan sekadar menuturkan teori-teorinya saja.

Sebagai contoh praktik ambisi, kamu akan diminta untuk merekam video dan membahas mimpi-mimpi yang ingin kamu wujudkan. Video ini di-share di media sosial agar pengikut kamu tahu. Cara ini akan membuat kamu memutar otak berupaya mewujudkan omongan di video tadi. Sebab pertaruhannya, kalau kamu gagal, kamu akan diolok-olok.

Sepanjang saya membaca buku, butuh ekstra sabar untuk menyelesaikan buku nonfiksi. Ditambah harus membuat ulasannya, itu pekerjaan yang berat. Tapi membaca buku ini memberikan efek langsung, saya mencoba bersikap gigih dan sabar dalam proses membacanya.

Menurut saya buku ini akan mengingatkan kita pada beberapa sikap positif yang diperlukan dalam keseharian. Jika kita praktikan terus, saya yakin kita akan menjadi pribadi yang menyenangkan dan kehidupan kita pun akan jauh lebih nyaman dan tenang.

Beberapa kutipan menarik:

  • Bijak dan jujurlah dengan diri sendiri mengenai salah langkah anda, tetapi jangan mulai menyesalinya. (hal. 30)
  • Jika ada mengambil energi dari rasa syukur, anda akan tahu bahwa itu bertahan jauh lebih lama daripada energi yang diambil dari rasa tidak percaya diri, kemarahan, atau kekecewaan. (hal. 31)
  • Pengkhayal tidak memiliki kesadaran diri mengenai kekuatan dan kelemahan mereka. (hal. 35)
  • Rasa tidak aman sering kali mengakibatkan penghindaran. Orang cenderung paling menghindari kekurangan mereka sendiri. (hal. 35)
  • Sulit untuk menerima kesalahan jika anda tidak baik kepada diri sendiri atau optimistis mengenai masa depan; menerimanya akan membuat anda benar-benar rentan terhadap penilaian orang lain. (hal. 42)

Buku ini bisa menjadi panduan meningkatkan kecerdasan emosional dalam bisnis. Berbobot dibaca oleh siapa pun yang sudah menginjak dunia pekerjaan. Dan karenanya, saya memberikan nilai 4/5 bintang.

Sekian ulasan saya untuk buku ini. Terakhir, jaga kesehatan dan jangan lupa membaca buku.



[Buku] Freeter, Membeli Rumah - Arikawa Hiro


Judul:
Freeter, Membeli Rumah

Penulis: Arikawa Hiro

Penerjemah: Ribeka Ota

Editor: Francisca Ratna

Desain sampul: Chyntia Yaneta

Penerbit: Penerbit Haru

Terbit: November 2021

Tebal: 400 hlm.

ISBN: 9786237351863


Masyarakat memandang remeh orang yang mengundurkan diri dari pekerjaan pertamanya hanya dalam tiga bulan.

Take Seiji hengkang dari pekerjaan tetap pertamanya hanya setelah tiga bulan bekerja dengan alasan konyol—kantornya aneh. Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dan karena terus disindir oleh ayahnya yang kolot, Seiji terpaksa menjadi freeter, orang yang sudah tamat pendidikan wajib tetapi cuma bekerja serabutan sebagai tenaga paruh waktu. Namun, masalah demi masalah menerjang keluarganya yang sudah kacau balau bak kapal pecah. Satu-satunya cara bagi mereka untuk pulih adalah dengan membeli rumah baru dan pindah.

Hanya saja, bagaimana seorang pekerja serabutan dengan pendapatan pas-pasan itu bisa membeli rumah?

Bisakah keluarganya pulih kembali?


Take Seiji tipikal yang belum bisa bertanggung jawab. Setelah lulus kuliah, dia diterima kerja tapi hanya bertahan tiga bulan karena menurutnya cara merekrutnya aneh dan lingkungannya enggak enak. Dan sejak itu dia kesulitan mendapatkan pekerjaan tetap. Mau tidak mau ia melakukan kerja paruh waktu agar tetap punya uang untuk senang-senang. Tapi ritme dia kerja sama saja, jika ada yang membuatnya tidak suka, ia akan keluar dengan entengnya.

Suatu hari, kedatangan Ayako, kakak perempuannya yang sudah menikah dan tinggal di kota lain bersama suaminya, membuka mata Seiji tentang kondisi ibunya. Dia menjelaskan penuh emosi tentang kondisi keluarganya di lingkungan tersebut yang ternyata mengerikan. Seiji tidak sadar kalau selama ini ibu mereka dirundung oleh tetangga sekitar rumah hingga jiwa ibu tertekan dan depresi. Sudah 20 tahun ibu menyimpan beban itu sendirian.



Seiichi sebagai kepala keluarga sebagai penyebab awal mula perundungan tersebut justru menganggap remeh kondisi istrinya dan membuat Ayako geram dan marah besar. Butuh waktu bagi Ayako dan Seiji untuk menyadarkan ayah mereka pada kondisi ibu.

Merasa tidak berguna menghadapai situasi keluarga yang genting, membuat Seiji lebih giat mencari pekerjaan paruh waktu yang mempunyai upah besar. Ia pun memilih pekerjaan sebagai kuli di perusahaan konstruksi, pekerjaan berat karena mengandalkan tenaga. Tapi demi kondisi ibu, ia rela melakukannya.

Selain menabung sampai jumlahnya cukup dan melebihi uang kakaknya yang pernah diserahkan kepadanya untuk keperluan ibu, Seiji juga menargetkan untuk bisa pindah rumah. Sebab menurut dokter cara paling penting untuk menyembuhkan ibu yaitu dengan mengeluarkan beliau dari lingkungan yang membuatnya tidak nyaman. 

Pelan-pelan Seiji mulai mendewasakan diri dengan peliknya hidup. Apakah ia berhasil merubah keadaan di keluarganya?


Freeter adalah lakuran dari freelance arbeiter. Biasanya mengacu pada orang yang telah tamat pendidikan wajib, tapi tidak punya pekerjaan tetap dan melakukan pekerjaan paruh waktu saja. (hal.1)

Saya menyesal kenapa baru sekarang membaca buku ini, padahal buku ini sangat bagus, dan akan saya simpan untuk dibaca ulang ketika mood saya turun atau ketika sedang jenuh dengan pekerjaan.

Novel ini punya tema keluarga. Dikemukakan permasalahan domestik yang pasti ada di sekitar kita. Seperti anak lelaki yang sudah dewasa tapi malas bekerja. Susahnya mencari pekerjaan. Seorang ayah yang angkuh dan dingin terhadap keluarga. Tertekannya seorang ibu karena suami dan anak-anaknya tidak peka.

Sepanjang mengikuti kisah Seiji, banyak banget bagian yang cukup menyentil saya. Terutama soal kesabaran. Poin ini merupakan nilai moral yang paling banyak ditekankan penulis. Kita akan ikut belajar arti sabar dari proses Seiji dan Ayako memperjuangkan kesembuhan ibu di tengah ayah yang belum melek kondisi depresi itu ada, dan di tengah tetangga-tetangga yang seperti mengintai setiap waktu mencari kekurangan keluarga untuk bahan guncingan.

Seiji dengan sabar memastikan ibu meminum obat yang diberikan dokter. Jika terlewat, kondisi ibu akan kembali parah. Dan saat ia memercayakan tugas itu kepada ayahnya, ibu justru kecolongan tidak minum obat dan membuatnya nekat mengiris tangannya. 

Seiji juga harus bekerja keras demi target mengumpulkan uang dan membeli rumah baru. Statusnya sebagai sarjana harus ditanggalkan dulu karena pekerjaan kuli ini yang ada di depannya, dan lagian upahnya lumayan besar.

Saya suka dengan perubahan karakter tokoh-tokohnya di novel ini. Seiji menjadi pria yang dewasa dan bijaksana. Dia bahkan rela membatalkan wawancara saat itu adalah satu-satunya harapan ia mendapatkan pekerjaan tetap, demi pulang ke rumah untuk menenangkan ibunya yang kena serangan panik karena obatnya hilang. Seiji juga meredam emosinya ketika berhadapan dengan ayahnya setelah ia mendapatkan banyak nasihat dari rekan kerjanya yang hampir semuanya adalah bapak-bapak.

Seiichi sebagai ayah pun mau bahu membahu setelah pikirannya terbuka pada kondisi kesehatan istrinya. Walau masih segan mengungkapkan dengan jelas, Seiichi menunjukan perubahan besar dan membuat Seiji dan Ayako lebih tenang.

Ayako pun mulai bisa melihat sisi baik ayahnya, apalagi setelah mereka bisa mewujudkan harapan yang selama ini diperjuangkan. Padahal selama ini ayah dan Ayako selalu bersitegang.



Novel ini pun menyoroti pentingnya kesehatan mental. Depresi yang ditumpuk bertahun-tahun akan butuh waktu lebih lama untuk disembuhkan. Dan penting banget buat kita untuk bisa mengungkapkan dan bercerita apa yang kita rasakan, apa beban kita, kepada orang lain. Jangan terlalu banyak menyimpan masalah sendirian sebab akan menggerogoti kewarasan kita secara pelan-pelan. 

Banyak juga detail-detail cerita yang akan berguna untuk para pencari kerja. Misalnya soal kertas lamaran atau CV yang harus selalu diperbaharui. Jawaban wawancara yang harus lebih spesifik dan bukan template. Masih banyak tips-tips mencari kerja yang masih relevan untuk dilakukan saat ini.

Setelah membaca novel ini, saya jadi lebih sadar untuk bekerja keras penuh kesadaran dan kesabaran. Tidak reaktif pada berbagai keadaan. Dan tentu saja harus bisa memanusiakan manusia dengan melakukan kebaikan-kebaikan walau terkesan sangat kecil.

Untuk novel yang menghangatkan hati ini, saya memberikan nilai 5/5 bintang. Novel ini saya rekomendasikan untuk kalian yang merasa hampa dan kosong jiwanya padahal selama ini melakukan rutinitas keseharian. Siapa tahu dengan membaca novel ini kita bisa belajar sabar dan tentu saja bersyukur, karena kita tidak di posisi Seiji. Dengan begitu jiwa kita akan lebih berisi.

Sekian kesan saya setelah membaca buku ini. Terakhir, jaga kesehatan dan jangan lupa membaca buku.



[Buku] Langit Merbabu - Rons Imawan


Judul:
Langit Merbabu

Penulis: Rons Imawan

Editor: Hutami Suryaningtyas & Dila Maretihaqsari

Sampul: Rony Setiyawan

Penerbit: Bentang Belia (PT Bentang Pustaka)

Terbit: Maret 2017, cetakan pertama

Tebal: viii + 308 hlm.

ISBN: 9786021383810


Setelah pertengkaran yang sengit itu, aku memutuskan untuk tetap menyambangi Merbabu. Tak ada yang bisa membungkam kecintaanku terhadap gunung, termasuk rengekan Langit saat memaksaku menunda keberangkatan.

Akan tetapi, ada yang lain kali ini. Di bawah langit Merbabu segalanya berubah dalam semalam. Aku benci saat firasat itu menunjukkan kuasanya lagi.

Seseorang hadir di tengah-tengah pendakianku dengan menampakkan raut berang. Aku tahu ia tak nyata, aku tahu dimensi kami tak sama, aku tahu ia membawa petaka.

Yang aku tak tahu ... siapa sosok itu sebenarnya, dan bencana apa yang akan kuhadapi sesampainya di Jakarta.


[1] Langit Merbabu

Langit dan Raras berdebat karena Langit meminta Raras untuk menunda pendakian agar mereka bisa merayakan hari ulang tahun Raras. Raras menolak sebab baginya mendaki sama dengan pulang. Pada perdebatan itu keluarlah pengakuan masing-masing mengenai perasaan yang selama ini terpendam. Tentang Langit yang merasa kecil di mata Raras jika dibandingkan dengan gunung selalu diprioritaskannya, atau tentang Raras yang merasa kecil di mata Langit sebab ia kerap ditinggalkan sendiri karena Langit sibuk dengan pekerjaannya. 

"Udah cukup. Pokoknya aku nggak bisa ngabulin permintaan kamu. Menunda kepulangan meski cuma seminggu, buat aku adalah kesalahan terbesar yang bakal aku lakuin. Hati aku udah di puncak sana, Lang, dan aku harus menyusulnya." (hal. 7).

Perdebatan selesai setelah Langit mengalah, ia akan menunggu Raras turun gunung, barulah mereka merayakan hari ulang tahun.

Raras dikenal memiliki kemampuan penglihatan untuk kejadian buruk. Saat turun gunung, Raras mendapatkan penglihatan bertemu dengan remaja tanggung berkupluk maroon yang meminta tolong karena ada temannya yang jatuh di sebuah lembah. Begitu Raras mendapatkan tubuh anak yang jatuh itu, ia dibuat kaget sebab wajah anak yang jatuh sama dengan sosok yang meminta tolong padanya. 

Pertanda lainnya, untuk memastikan perasaannya yang seperti diikuti sesuatu, Raras mengajukan untuk berhitung kepada empat temannya. Dan ia dibuat kaget sebab setelah menyebut lima, di belakangnya ada yang menyebut enam. Pada percobaan kedua, suara itu hilang digantikan suara deru nafas yang begitu jelas di belakangnya. Dan saat Raras menyorotkan lampu senter, ia melihat seraut wajah Langit yang sangat pucat. Raras makin histeris dan semakin yakin kalau ada hal buruk yang menimpa Langit.

Dengan penerbangan pertama, Raras kembali ke Jakarta, menuju rumah Langit. Raras sangat terpukul saat mendengar ucapan ibunya Langit. 

"Raras... Langit menyusul kamu beberapa jam setelah keberangkatanmu. Dia bilang kamu sudah tahu dan memastikan semua perlengkapan dan alat-alat penunjang kesehatannya sudah kalian siapkan." (hal. 34).

Dan Raras harus kehilangan Langit untuk selamanya. Apa yang sebenarnya terjadi dengan Langit?

[2] Sang Imam

Kesukaan mendaki gunung membawa Rahung, pemuda 27 tahun, orang Ujung Pandang, datang ke Pulau Jawa untuk menaklukan Gunung Merapi. Di Pos 2, Rahung bertemu dengan seorang seorang bapak berusia sekitar 50-an dan seorang gadis di belakangnya berusia sekitar 15 atau 16-an. Si bapak bernama Mahadri dan si gadis bernama Gawitra. Mereka hanya saling sapa tapi bagi Rahung, Gawitra sudah memikatnya.

Saat waktunya solat Maghrib, Rahung melaksanakan ibadahnya di sebuah tanah lapang. Kejadian yang bikin bulu kuduk meremang pun ia alami. Sepanjang solat, ia merasa ada yang mengikutinya di belakang. Dan begitu selesai solat, Rahung memastikan ke belakangnya dan tidak ada siapa-siapa.

Ada satu tempat disebut Pasar Bubrah, dan di situlah Rahung mendirikan tenda. Saat rebahan itulah Rahung kembali teringat paras Gawitra. Ia pun berujar dalam hati, 'Jika waktu mampu kabulkan keinginanku, akulah lelaki yang akan menjadi pendampingmu kelak.' (hal. 95).

Malam itu Rahung kembali diganggu oleh sosok perempuan yang meminta air. Ia juga mendengar suara ramai gitaran. Tapi saat dicari sumbernya, Rahung tidak menemukan pendaki lain. Gangguannya semakin kencang memperlihatkan kejadian sewaktu Gunung Merapi erupsi dan diduga perempuan itu adalah pendaki yang menjadi korban saat bencana itu melanda. Tempat tewasnya ya di Pasar Bubrah ini.

Setelah gangguan itu usai, Rahung bisa tidur sampai subuh. Dan dalam mimpinya Rahung mendengar suara Ambo (ayah) memanggil namanya. Tapi sewaktu ia solat Subuh, melalui sudut mata, Rahung bisa melihat banyak sekali gerombolan yang turun menuju ke arahnya. Rahung tahu mereka bukan manusia dan kini mereka berada di belakangnya. Saat Rahung menyudahi membaca Al-Fatihah, di belakangnya menyahut dengan 'Amin' yang sangat ramai dan kencang. Rahung terus berusaha untuk tetap fokus menyelesaikan solat walau hatinya dipenuhi ketakutan. Benar saja, mahluk lain itu kembali pergi memencar setelah Rahung mendapatkan bisikan agar ia tinggal di situ beberapa saat.

"Tinggallah di sini selama beberapa hari. Saat kamu pulang , kamu akan mendapatkan apa yang kamu inginkan." (hal. 110).

Tiga hari Rahung berada di gunung, dan saat sudah turun gunung, tepatnya di Terminal Boyolali, Rahung mendapatkan kenyataan yang susah masuk nalar. Uang yang ia akan pakai untuk ongkos bis sudah tidak laku. Harusnya saat Rahung membuka mata di Pasar Bubrah itu tanggal 23 April 1998, tapi ternyata hari saat ia turun di Terminal Boyolali sudah tanggal 13 Mei 2013. 15 tahun berlalu begitu saja. Rahung menjual semua alat mendakinya agar ia bisa pulang ke Makasar.

Setiba di Makasar, Rahung kehilangan semuanya. Rumah orang tuanya sudah tidak ada. Ia pun mencari adik-adiknya dan beruntung ia bisa menemukan adik ketiganya, Sumi. Tentu saja Sumi kaget setengah mati mendapatkan kakaknya kembali setelah menghilang di gunung belasan tahun dan kini wujud kakaknya tidak berubah sedikit pun. Kesedihan mendalam dirasakan Rahung, apalagi ketika mendengar cerita adiknya tentang bagaimana Ambo sangat bekerja keras mencarinya dengan naik-turun gunung sampai akhirnya Ambo meninggal di gunung juga. Rahung begitu marah kepada Tuhan atas takdir yang mengurungnya di gunung dan berujung kehilangan banyak orang yang ia sayangi.

Menurut Sumi, jawaban atas takdir ini hanya bisa dicari lewat sosok Gawitra. Rahung yang sempat menceritakan pertemuannya dengan Gawitra, diminta untuk kembali menemukan gadis itu. Rahung pun kembali ke Selo, Jawa Tengah, untuk menemukan jawabannya. Dan benar saja, Gawitra yang kini sudah punya anak laki-laki, ternyata pernah mengalami hal serupa, terkurung di Gunung Kelimutu. Mahadri bukan kakeknya, sangkaan Rahung, melainkan suami Gawitra yang kini sudah meninggal.

Ada rencana Allah apa hingga Rahung harus terkurung di Gunung Merapi? Dan apa yang membuat Gawitra juga pernah terkurung di Gunung Kelimutu?



[3] Rest (in Peace) Area

Anjar sudah terpuruk selama tiga bulanan setelah mengalami kecelakaan mobil di tol yang merenggut nyawa sahabatnya. Trisha sebagai pacar masih terus berjuang mengeluarkan Anjar dari traumanya dan agar ia bisa melanjutkan hidup kembali.

Diawali dari sebuah artikel soal akan terkabulnya harapan yang diucapkan saat mengendarai mobil dengan kecepatan lebih dari 120 km/jam sambil menutup mata, Anjar dan si kembar (Harap dan Gema) mencoba melakukan hal serupa sewaktu mereka di tol menuju Sukabumi. Perjanjiannya hanya Harap dan Gema yang akan menutup mata, sedangkan Anjar akan memegang kemudi sesuai kecepatan yang disyaratkan. Tidak lebih dari 5 detik, kecepatan sampai 200 km/jam, terasa lama. Setelahnya mobil mereka hampir menabrak truk kontainer yang tiba-tiba muncul. Ketiganya syok berat dan memutuskan untuk melipir ke rest area.

Sewaktu perjalanan ke rest area, Anjar melewati lokasi kecelakaan mobil. Tampaknya penumpang di mobil itu tidak tertolong dan yang selamat hanya seorang bocah laki-laki berumur lima tahunan. Dan anehnya, Harap bisa tahu kecelakaan itu padahal tadi sedang tidur. Gema justru tidak tahu apa-apa karena tidak melihatnya.

Setelah memastikan detail kecelakaan itu antara Anjar dan Harap, mereka sadar kalau harapan mereka kemungkinan terkabul. Harap ternyata bisa tahu kecelakaan tadi karena ia membaca pikiran Anjar. Ini sesuai dengan harapan yang ia minta, agar bisa membaca pikiran orang lain, dan kini menjadi kenyataan.

Sewaktu di rest area, Gema tidak mau kalah. Ia pun mencoba membuktikan harapannya, berupa ingin sembuh dari fobia buah durian, dan setelah membahas soal buah itu tanpa menimbulkan ketakutan, Gema yakin 100% kalau fobianya sudah sembuh. Si kembar pun penasaran apakah harapan Anjar terkabul.

"Gue tahu elo ikut nutup mata waktu kita ngetes percobaan itu." (hal. 252).

"Anyway, ya, seru aja, kan, bisa lihat apa yang bakal terjadi dalam beberapa menit ke depan? Cuma beberapa menit aja dan bukan semacam vision yang bisa lihat kejadian sampai bertahun-tahun ke depan. Gue nggak ngarep bisa lihat kapan dunia kiamat kayak di film Knowing, bisa tahu kayak gimana gue mati. Atau, tahu siapa jodoh lo berdua entar. Bukan. Bukan hal semacam itu. Gue cuma pengin bisa lihat yang deket-deket aja..." (hal. 258).

Saat mereka mau meninggalkan rest area untuk mencoba sekali lagi karena tampaknya harapan Anjar belum terwujud, Anjar dikagetkan dengan bola yang menggelinding mendekatinya. Anjar melihat anak kecil pemilik bola tersebut dan dia adalah anak yang selamat pada kecelakaan yang ia lihat itu. Artinya, kecelakaan itu belum terjadi. Anjar mengajak si kembar bergegas untuk menyelamatkan penumpang di mobil tersebut.

Apakah mereka berhasil mengubah takdir kecelakaan tersebut? Apa yang sebenarnya terjadi di tol itu hingga sahabat Anjar bisa tewas?


Di buku ini ada tiga cerita yang langsung habis secara konflik. Tidak ada keterkaitan antara satu cerita dengan lainnya. Tapi saya akui, ketiganya merupakan cerita yang seru. Saya sudah berkali-kali membaca buku ini dan efeknya tetap sama: seru, menguras air mata, dan membuat jatuh cinta.

Yang bikin saya suka dengan cerita di buku ini, salah satunya karena membawa tema pegunungan. Saya yang belum pernah mendaki ke puncak gunung mana pun merasa terobati keinginannya hanya dengan membaca kisah di sini. Secara tidak langsung saya bisa merasakan aura mistis yang suka disebut-sebut orang yang pernah mendaki seperti melihat hantu yang menyerupai pendaki dan tersesat di pegunungan karena ditarik ke dunia lain. Ketika membaca bagian ini, sumpah, saya langsung merasa bergidik.

Saya pernah menyebutkan kesukaan pada tema pegunungan di ulasan buku lain yang sama-sama membahas soal pegunungan, silakan baca ulasan bukunya di sini: [Buku] Pendakian Terlarang - Arganov

Salah lainnya yang saya suka adalah soal plot twist yang dibuat penulis pada setiap ceritanya sangat mengejutkan. Ceritanya dirancang dengan rapi, menebar petunjuk yang jelas tapi memiliki pemahaman beda, lalu dibuka menjelang akhir cerita dan itu memang cukup mengejutkan saya sebagai yang baca. Harusnya sudah menduga di awal tapi tetap saja terkecoh. Misalnya soal keaslian sosok Langit yang disorot senter Raras atau soal suara Ambo yang memanggil-manggil nama Rahung. Menurut saya penulis sangat-sangat-sangat berhasil membuat kejutannya.



Konten dramatisasi juga sangat pekat di sini. Beberapa bagian akan menyentil sisi sentimental pembaca. Misalnya di cerita pertama kita akan dibuat menangis ketika sadar kalau kita sudah ditinggalkan orang tersayang. Apalagi sebelumnya kita habis melakukan tindakan egois. Penyesalan yang timbul pasti berlipat-lipat seperti penyesalan Raras yang memilih gunung dibandingkan memilih Langit. Atau bagian ketika Rahung mengamuk dan marah kepada Tuhan lantaran sedih kehilangan orang tua, saudara, dan waktu. Makin menyayat lagi saat tahu bagaimana Ambo pontang-panting mencari saat ia menghilang sampai akhir hidupnya.

Seegois itukah diri ini hingga tega meninggalkan orang-orang yang kucintai untuk kali kedua? Haruskan kekerdilan ini membunuh kebahagiaan mereka yang selama bertahun-tahun menderita karena ulahku? Benarkah ini semua hanya tentang hati hingga kuputuskan untuk menghilang lagi selamanya? (hal. 191)

Karakter yang dibuat penulis sangat hidup. Walau tidak bisa didalami secara penuh karena ceritanya lebih pendek dari novel, tapi pembaca akan tetap terkesan. Ini berkat konflik yang dihadapi mereka terlalu mengesankan. 

Banyak nilai-nilai moral yang bisa kita petik setelah membaca ceritanya. Yang saya rasakan sendiri, setelah membacanya kita akan lebih rendah hati. Kita akan lebih sadar keberadaan kekuasaan Allah SWT yang membuat skenario hebat untuk takdir setiap manusia di bumi. 

Beberapa bagian kalimat bagus di novel ini saya tandai dan hasilnya sebagai berikut:

  • Tak seorang pun sanggup menolongmu di dunia ini selain dirimu sendiri. (hal. 74)
  • Dan, hanya kesabaran yang mampu menyelamatkan kita dari seribu penyesalan. (hal. 134)

Itulah kesan saya setelah membaca buku Langit Merbabu ini dan saya sangat merekomendasikan buku ini buat pembaca siapa pun saking bagusnya. Saya memberikan nilai 5/5 bintang

Terakhir, jaga kesehatan dan jangan lupa baca buku!



[Buku] Ketika Cinta Butuh Jeda - Arganov


Judul: Ketika Cinta Butuh Jeda

Penulis: Arganov

Penyunting: Dinda Mustikasari

Desain sampul: Yanyan Wijaya

Penerbit: PT Bhuana Ilmu Populer

Terbit: Juni 2019

Tebal: 172 hlm.

ISBN: 9786232162556


"Aku mencintaimu...." Itulah yang ingin didengar Yesha dari mulut Devans untuknya. Di depan mata Yesha, Devans menyatakan cinta, tetapi bukan untuknya, melainkan untuk sahabat Yesha. Hatinya hancur dan mati.

Kehadiran lelaki lain tidak mampu menghidupkan cintanya. Yesha telah mati, menyerahkan cintanya kepada satu laki-laki.

Suatu ketika, Devans kembali, ingin memperbaiki kesalahannya di masa lalu. Namun, itu justru membuat Yesha semakin terpuruk. Meskipun mencintainya, Yesha terlanjur membencinya.



Gara-gara lamaran Devans kepada Aruna, hidup Yesha hancur lebur. Bukan apa-apa, keduanya memang menyukai Devans. Tapi Yesha yang merasa diberi kode-kode tidak menduga jika perempuan yang bakal menjadi istri Devans bukan dirinya, melainkan sahabatnya.

Tiga tahun kemudian, Yesha dipertemukan kembali dengan Devans pada keadaan yang berbeda. Devans sudah menjadi ayah bagi gadis manis berusia 2 tahun bernama Aurelia. Dan Yesha baru tahu kalau Aruna sudah meninggal.

Perasaan sakit hati di masa lalu belum kunjung sembuh. Apalagi orang yang menyebabkan sakit hatinya justru muncul lagi dalam kehidupannya. Di tengah kegundahan hati menghadapi masa lalu, Ari hadir dan berterus terang mengenai perasaannya. 

Yesha dibuat bingung memilih antara Devans dan Ari. 



Ini kali kedua saya membaca novel karya Kak Arganov, sebelumnya saya sudah membaca bukunya yang berjudul Pendakian Terlarang. Saya sangat suka dengan buku itu dan rating saya berikan sebesar nilai 5/5 bintang. Karena hal ini, saya memutuskan untuk membeli buku ini sewaktu ada promo murah di gramedia.com yang bukunya dikirim dari Gramedia Grage Mall Cirebon. Karena berada di satu kota, saya membeli juga dengan pengiriman pick up in store.

Saya suka dengan kovernya yang minimalis, enak dipandang, walaupun bukan yang bakal menggiring orang yang melihatnya untuk langsung beli. Kalau saya kan pernah baca karya lainnya, jadi tahu kalau buku ini pun pasti menarik. Sayangnya, saya tidak menemukan identitas penulis di dalam bukunya. Novel ini langsung dibuka dengan prolog dan berakhir dengan epilog, tidak ada basa-basi seperti 'kata pengantar' atau 'tentang penulis'. Eit, saya enggak kehabisan akal dong untuk mencari informasi penulisnya, dan sampailah saya di akun instagram-nya. Beliau ini ternyata seorang ibu. Kalau menilik dari gramedia.com, Mbak Arganov ini sudah menerbitkan lima buku: Ketika Cinta Butuh Jeda, Pendakian Terlarang, Aku Bukan Dia, Home, dan Ra-Ja. Saya jadi pengen baca buku lainnya juga.

Sekarang masuk ke kesan setelah membaca cerita romance ini ya. Blurb-nya sudah sangat jelas sih, soal perempuan yang kecewa ditinggal nikah dan susah move-on meskipun sudah ada lelaki lain yang mendekatinya. Tema percintaan sangat mendominasi ceritanya dan konflik pun hanya berkutat soal itu. Tidak ada tema lain yang dibahas, dan bisa jadi ini alasan kenapa novelnya tipis banget, dan bisa dibaca dalam waktu relatif singkat.

Walau begitu saya menyukai bagaimana penulis merajut ceritanya. Pada beberapa bagian memang bikin gregetan terutama membaca bagian Yesha yang masih saja menarik diri dari Devans padahal sinyal Devans yang mau mendekatinya lagi sudah sangat jelas. Yesha terlalu banyak mengingat masa lalu makanya dia meradang sendiri. Dan dari novel ini saya baru tahu kalau move-on orang ada yang fasenya butuh lebih dari satu tahun. Saya kira satu tahun itu sudah terbilang paling lama, tapi Yesha bisa lebih lama, tiga tahun lho, dan dia masih bisa menangis di kamar setiap kali mengingat masa lalu.


Penulis juga membawakan ceritanya melalui diksi yang sederhana dan mudah dipahami. Makanya kenapa saya bisa melahap novel ini hanya hitungan jam saja, tidak terganggu oleh banyak distraksi. Tidak banyak memuat quote juga, alhasil saya tidak banyak meletakkan bookmark di dalam bukunya. Kalau enggak salah hanya sebiji, itu pun menandai kalimat yang dramatis antara Ari kepada Devans.

"Kamu menyerah sebelum mencobanya sama sekali. Kamu marah ketika orang lain ingin mencoba mencintai Yesha? Wah, egois sekali. Sampai berapa lama hukuman itu kau terapkan?" - hal. 139.

Karakter-karakter yang ada di novel ini bukan yang loveable dan akan terus diingat, soalnya penulis tidak membangun dengan lengkap dan detail. Lagi-lagi memang novel ini tuh ketipisan, coba lebih tebal mungkin kesempatan penulis untuk menggali setiap karakternya akan lebih banyak sehingga pembaca bisa merasa dekat. Kalau harus memilih karakter yang membuat saya terkesan, pasti saya akan menyebut karakter Ari. Kenapa? Dia tokoh sampingan yang menjadi korban, perasaannya tertuju ke orang yang salah, di waktu yang salah, dan dia otomatis tidak punya pilihan lain selain merelakan. Menyedihkan sekali nasibnya itu. Pilihan saya ya karena simpati.

Tokoh Yesha digambarkan sebagai perempuan muda yang bucin, pemendam, dan masih belum cukup dewasa untuk menentukan sikap. Malah di saat dia masih kuliah, penulis menggambarkannya seperti gadis yang introvert, selalu nunduk, dan agak susah untuk bertatapan mata. Dan yang paling kentara dia ini suka overthinking, terbukti dengan narasi dia yang kebanyakan menduga-duga sikap Devans kepadanya ketika takdir mempertemukan kembali.

Devans di sini memang tidak bisa dipastikan berkarakter seperti apa yang menonjol. Alasan dia menikahi Aruna justru karena salah paham. Dan bukannya menghentikan kesalahpahaman ini di malam lamaran itu, dia justru meneruskan karena faktor tidak enak hati. Masalah pun menggelinding terus.

Aruna sebagai teman Yesha memang tidak punya porsi banyak tapi perannya berarti. Dia pecemburu dan diam-diam ambisius sehingga dia menggunakan berbagai macam cara untuk mendapatkan apa yang ia inginkan. Dan saya masih bertanya-tanya mengenai status Aurelia ini, sebenarnya anak siapa, soalnya tidak disinggung nama pria lain.


Dari keseluruhan ceritanya, saya menangkap maksud penulis lewat konflik Yesha, Aruna, Devans, dan Ari ini adalah untuk jangan pernah segan mengungkapkan isi hati dan pikiran. Jangan membiarkan asumsi yang menguasai kesimpulan. Sebelum diungkapkan, kita mana akan tahu masalah dan kejadian sebenarnya. Kejujuran itu selalu membawa kebaikan. Jadi sebisa mungkin kita harus menjadi pribadi yang bisa jujur kepada diri sendiri dan kepada orang lain.

Segitu ulasan saya untuk novel Ketika Cinta Butuh Jeda ini. Saya memberikan nilai 3/5 bintang. Novel ini seru dibaca sebagai selingan ketika suntuk setelah membaca bacaan serius atau setelah dilanda reading slump.

Terakhir, jaga kesehatan dan jangan lupa membaca buku!


[Buku] Kisah Langit - Arum Effendi


Judul:
Kisah Langit

Penulis: Arum Effendi

Penyunting: Rini Nurul Badariah

Penerbit: Penerbit Qanita

Terbit: Juli 2013, cetakan pertama

Tebal: 324 hlm.

ISBN: 9786029225914

Kau berkas biru langit di jendelaku. Tetapi kau pergi, hari-hariku pun kembali diisi sunyi. Kini kau kembali, tapi tak lagi kulihat biru. Langit yang mengiringi langkahmu mendung dan penuh badai.

Sejak sakit merampas pendengarannya, dunia Rahani menjadi sunyi dan sepi. Tuli dan tak bisa bermain cello untuk mengejar kegeniusan sang kakak, dia tersingkir dari pandangan sang ibu yang memuja sang kakak. Pelarian Rahani adalah Bayu, yang selalu membawanya menikmati berkas biru langit di balik Jendela Laiden di rumah seberang jalan.

Tetapi, tragedi datang beurntun. Bayu pergi, kakak dan ayahnya meninggal dalam kebakaran. Tinggallah Rahani sendirian, merawat ibunya yang sakit akibat beban duka. Pelarian Rahani hanyalah menatap langit di Jendela Laiden rumah Bayu, sembari memainkan cello peninggalan sang kakak, meski musiknya tak bisa dia nikmati lagi.

Lalu, seorang pemuda misterius muncul ketika Rahani memainkan cello. Dia mengenalkan Rahani pada langit malam. Langit yang tak biru, tetapi menyajikan kilauan bintang. Bayukah dia? Dan mampukah dia mengusir mendung kesunyian di hati Rahani?

"Kau tak akan pernah menemukan Orion dan Scorpio berdampingan di satu langit malam."

***

SINOPSIS

Dari kecil Rahani dibanding-bandingkan oleh Bunda dengan kakaknya yang mahir memainkan alat musik harpa, Kak Rihan. Rahani tidak terlalu luwes bermain harpa karena ia lebih suka menggambar. Cita-citanya ingin menjadi arsitektur. Rahani juga harus kehilangan pendengaran akibat sakit meningitis sehingga kesehariannya harus menggunakan alat bantu dengar. Tragedi belum usai, Rahani harus kehilangan Ayah dan Kak Rihan pada kebakaran hotel saat mereka pergi ke luar kota untuk menghadiri pertunjukan. Bunda terpuruk dalam kesedihan dan Rahani makin tersisihkan. 

Sebenarnya Rahani punya kawan dekat bernama Bayu Narendra tapi dia pun harus pindah ke Jogjakarta. Rumah kosong, tepatnya di tangga dekat jendela besar yang disebut Jendela Laiden, yang merupakan spot favorit mereka makin tambah sunyi saja. Rahani sendirian melalui hari-harinya sampai ia dewasa dan bertemu lagi dengan Bayu di rumah kosong tersebut. Tapi Bayu datang tidak sendirian, ia bersama Antariksa Ganidar, sepupunya.

Bayu berubah menjadi sosok yang menyebalkan. Rahani yang kerap dikecewakan dibesarkan hatinya oleh Riksa. Takdir akhirnya membawa Rahani dan Riksa ke Belanda untuk kuliah berkat beasiswa. Tapi Riksa membawa misi lain berhubungan dengan keluarganya.

ULASAN

Menurut saya novel ini condong membahas soal hubungan keluarga antara anak dan orang tua yang tidak harmonis karena suatu hal. Rahani dengan Bundanya karena perlakuan pilih kasih. Riksa dan mamanya karena mereka harus berjauhan antara Indonesia dan Belanda. Konflik muncul dari hal ini.

Saya kurang suka dengan cerita di novel ini. Ceritanya terasa tidak punya roh. Dan bisa jadi gara-gara karakternya yang tidak loveable, ditambah alurnya yang kelewat dipaksakan. Resume fase di novel ini kurang lebih begini: konflik gara-gara dibandingkan, momen sakit parah, momen kehilangan, momen menghadapi orang tersayang yang berubah total, momen adaptasi di Belanda, momen cemburu, dan momen kecelakaan. Jujur saya agak capek karena dilempar ke begitu banyak fase walau setiap fase memiliki akhir. Padahal akan lebih dramatis kalau bisa menggabungkan fase tadi secara paralel.

Sebenarnya premis novel ini menarik, tapi karena terlalu banyak informasi yang dimasukan, saya tidak bisa merasakan emosi ceritanya. Informasi tersebut adalah soal astronomi, aritektur, penyakit meningitis, dan geografi Belanda. Bagus karena menambah wawasan bagi pembaca, tapi karena kebanyakan, saya tidak menemukan peleburan informasi tadi dengan alurnya. 

Beberapa momen menunjukkan kekonyolan dari tokoh-tokohnya. Misal ke-keukeuh-an Riksa menunggu mama dan adiknya di depan rumah saat badai salju. Menurut saya agak memaksakan banget harus begitu padahal teman Riksa sudah mengingatkan kalau badai salju tidak baik buat kesehatan. Dan tahu alasan apa yang dipakai Riksa, karena kangen. What?!! Receh banget untuk kekeraskepalaan yang bisa mengancam jiwa. Masih banyak kejanggalan lain di sepanjang novel ini dan itu yang membuat saya tidak bisa memasuki ceritanya.

Saya hanya bisa memberikan novel ini nilai 2/5 bintang. Tidak ada informasi apakah ini novel debutnya atau bukan. Tapi novel ini memang tidak berkesan buat saya.

Sekian ulasan saya untuk novel ini. Terakhir, jaga kesehatan dan jangan lupa membaca buku!



[Buku] Si Anak Emas (Sweet Valley Twins #2) - Francine Pascal


Judul:
Si Anak Emas (Sweet Valley Twins #2)

Penulis: Francine Pascal

Penerjemah: Amalia Th.

Editor: Harmiel M. Soekardjo

Penerbit: Dian Rakyat

Terbit: 1992, cetakan pertama

Tebal: iv + 100 hlm.

ISBN: 9795231383

Elizabeth dan Jessica Wakefield adalah penari terbaik di kelas balet mereka. Keduanya berhasrat untuk menari solo dalam resital yang akan datang. Elizabeth enggan bersaing dengan kembarannya, namun Jessica tak peduli. Ia yakin dirinya lebih baik dari kembarannya. Masalahnya adalah guru balet mereka. Apapun usaha Jessica, Bu Andre tak pernah memperhatikannya, bahkan ia selalu memuji Elizabeth.

Ini tidak adil - dan Jessica tak mau mengalah, hanya karena kembarannya itu kesayangan guru.

***

Buku tipis ini saya dapatkan secara gratis sebagai bonus ketika beli tiga novel preloved karya Cecillia Wang di salah satu akun eccomerce. Dilihat dari tampilan fisiknya, novel ini tuh jadul banget. Desain dan foto di sampulnya khas buku-buku lama. Dan untuk judul Anak Emas ini ternyata series nomor dua dari Sweet Valley Twins.

Untuk ceritanya, novel ini mengangkat konflik persaingan Elizabeth dan Jessica untuk menjadi penari balet solo sebagai Swanilda pada pertunjukan. Jessica kadung kesal dengan pelatihnya, Bu Andre, karena beliau tidak pernah memperhatikannya, dan justru sibuk memuji dan menyanjung kembarannya, Elizabeth. Padahal kalau soal teknik menari, Jessica lebih unggul dibanding kembarannya. Dan karena itu, Jessica selalu menilai kalau Bu Andre tidak adil dengan mengistimewakan Elizabeth seperti anak emas. 

Persaingan ini membuat hubungan Elizabeth dan Jessica tidak harmonis. Ayah dan Ibu bahkan harus turun tangan agar keduanya bisa akur dan saling mengerti. Karena terobsesi menjadi Swanilda, Jessica berusaha keras menjegal Elizabeth agar gagal audisi. Tapi tetap saja Elizabeth yang akhirnya lolos ditunjuk sebagai penari utama. Jessica makin kesal dan sampai menjelang pertunjukan ia masih belum terima dengan kenyataan dan terus berupaya memberontak. Elizabeth sebagai kakak jauh lebih bijaksana. Ia pun merencanakan skenario agar hubungannya dengan Jessica kembali harmonis tanpa menggagalkan pertunjukan.

Novel Anak Emas ini tergolong buku anak-anak. Tokoh utamanya; Elizabeth dan Jessica, masih sekolah kelas enam. Sehingga konflik yang dibangun terbilang ringan. Karena membawa tema iri dan dengki, penulis mengemas persaingan antara si kembar dengan lembut. Kejahatan-kejahatan yang ditunjukan sebagai bentuk iri hati pun bukan yang tindakan kriminal, tetapi langkah-langkah yang mungkin banget dipikirkan dan dilakukan anak seusia itu.

Saya suka dengan karakter Elizabeth yang dewasa. Ia bisa memikirkan mana prioritas penting sehingga ia rela mengorbankan keinginannya demi hubungan harmonis dengan kembarannya. Dan walau sudah dijahati, Elizabeth tetap menganggap kalau Jessica adalah segalanya.

Penerjemahan novelnya pun bagus. Saya tidak mengalami kesusahan membacanya. Ada kata-kata nyeleneh masa kini yang ternyata sudah dipakai di novel lawas, rada mengagetkan memang. Tapi poin ini masih aman, tidak mengganggu proses mengikuti ceritanya. 

Ending ceritanya cukup melegakan. Saya memberikan nilai 4/5 bintang untuk cerita seru di kembar ini.

Dan yang terpenting, di akhir buku kita akan dibawa pada bagian pembukaan untuk novel lanjutannya. Setelah judul ini, kita akan dibawa berpetualangan memecahkan soal kehadiran anak perempuan seusia si kembar yang datang di rumah keluarga Mercandy yang dikenal berhantu. Judul lanjutannya Rumah Hantu. Saya penasaran banget dan kayaknya bakal pelan-pelan mencari buku lainnya.

Setelah mencari info di eccomerce, ternyata ada beberapa series Sweet Valley lainnya seperti Sweet Valley Kids dan Sweet Valley High. Untuk series ini saja, saya baru ketemu kalau punya 11 judul. Jadi pengen cepat-cepat mengumpulkan semua seriesnya, hehe.

Nah, sekian ulasan dari saya. Terakhir, jaga kesehatan dan jangan lupa baca buku!




Selamat Datang 2023

Tahun demi tahun berganti, resolusi pun ikut berganti. Ada yang dicoret karena tercapai, ada juga yang dicoret karena sudah tidak relevan. Tapi pada dasarnya resolusi itu ada demi kebaikan. 


Tahun 2022 tidak begitu mengesankan untuk blog ini. Sebab semua harapan yang pada saat awal tahun ditulis, tidak ada yang terwujud dengan baik. Ternyata saya tipe orang yang ambisius tapi tidak sadar kemampuan. Tidak heran saya terkesan banyak wacana tapi tidak pernah direalisasikan. 

Pembelajaran banget sih untuk tahun 2023 agar lebih baik lagi.


Lalu, harapan saya di tahun 2023 sebagai berikut:

  1. Membaca 50 buku dan mengulasnya di blog.
  2. Membeli 2 buku sebulan, budget 120K.
  3. Mengadakan GA 1 kali sebulan.
  4. Membuat konten buku di youtube.

Saya kembali lagi belajar. Tapi semoga di tahun 2023 ini saya bisa mendapatkan peningkatan yang lebih baik. Saya kira apa yang saya tulis di atas, sangat mungkin dilakukan. Semoga fokus saya tidak lantas memudar oleh drama kehidupan yang memang tidak bisa dihindarkan memengaruhi mood membaca saya.

Demikian harapan saya di tahun 2023 ini, semoga keadaan membaik dan saya makin bisa menikmati proses ngeblog-nya.

Nah, apa harapan kalian di tahun 2023? Silakan sharing di kolom komentar ya!