[Resensi] Gue Berani Putusin Elo! - As'ad S dkk.


Judul buku: Gue Berani Putusin Elo!
Penulis: As’ad S, Alma N, Rania K, Tiwi M, Mita R, Oksa P, Novia Y, K’nan, Ayka N, Tafrid H
Penyunting bahasa & penyelaras akhir: Asri Istiqomah
Penata letak: Vicko Princesa, Bagus Muhamad Ma’ruf
Desain sampul: Naafi Nur Rohma, Andhi Rasydan
Penerbit: Penerbit Indiva
Terbit: Januari 2015
Tebal buku: 168 hlm.; 19 cm
ISBN: 9786021614402

Dalam buku antologi ini terdapat 10 kisah yang benang merahnya sama; memutuskan. Jadi ketika membaca judulnya saja, pembaca sudah bisa menebak akan disuguhi cerita yang bagaimana.


Ada yang berharap menjadi tokoh utama dalam film-film religi romantis namun akhirnya harus memilih mengikhlaskan. Ada yang pacaran berkat dunia maya dan berakhir rugi besar. Ada yang suka gonta-ganti pacar dan ujung-ujungnya ia kena karmanya sendiri.

Yang membuat buku antologi ini menarik untuk dibaca karena dalam setiap ceritanya terselip pesan agama mengenai pandangan BERPACARAN. Berpacaran hanya menambah dosa, mengaburkan hati, dan menghalangi kesuksesan. Sehingga inti kesepuluh cerita mengatakan hal yang sama; jangan berpacaran.

Pesan yang disampaikan oleh kesepuluh penulis tidak terasa menggurui. Berkat cerita yang dikemas menjadi cerita pendek, mengindikasikan juga jika cerita tersebut seperti curhatan penulis. Gaya menulis setiap penulis terasa berbeda antara satu dengan yang lain. Ini membuat saya bisa menikmati keberagaman sekaligus menambah referensi dalam memahami tipe penulis vs gaya menulis.

Saya kurang sreg terhadap pengambilan karakter untuk cerita yang lebih didominasi anak sekolah dan kuliah. Mungkin karena usia saya sekarang yang bukan kategori anak sekolah dan kuliah, sehingga ceritanya hanya menjadi bacaan selingan meskipun pesannya sangat dipahami.

Kovernya pun menurut saya tidak merefleksikan cerita di dalamnya. Saya berandai-andai kovernya berlatar belakang warna putih. Pada pojok bawah kanan terserak sobekan kertas warna pink yang sebelumnya berbentuk hati. Disandingkan juga dengan setangkai mawar yang kelopaknya  sebagian sudah berguguran. Akan tergambar bagaimana rapuhnya hati yang mencoba kembali ke jalan yang benar tapi tidak bisa mengelak dari rasa sakit yang ditimbulkannya.

Buku antologi ini sangat direkomendasikan untuk pembaca muda agar memahami pilihannya untuk berpacaran atau tidak berpacaran. Saya memberi rating 3 dari 5.

Wishful Wednesday: Metropop Lagi


Selamat hari Rabu, selamat ber-wishful wednesday. Sebelumnya terima kasih untuk https://perpuskecil.wordpress.com/ yang sudah menggagas event ini. Sehingga setiap minggunya, saya bisa mencanangkan harapan buku-buku apa yang diidam-idamkan.

Minggu kali ini saya kembali tertarik pada buku-buku terbitan Gramedia yang secara kovernya, sangat menarik perhatian. Buku-bukunya berikut ini:

1. Love on Probation by Christina Juzwar


[ Janji kencan yang tidak ditepati membuat Alita Mendrofa sakit hati dan ingin melupakan keberadaan Arestyo Miller dalam hidupnya. Namun itu tak mungkin. Mereka bekerja di kantor yang sama dan pria itu pun gigih meminta maaf, bahkan nekat mengajaknya kencan ulang.

Yang tidak Lita pahami, persetujuannya atas usul Ares tentang memberi kesempatan pada hubungan mereka. Percobaan yang awalnya terdengar konyol. A thirty days probation.

Pelan-pelan, Lita membiarkan dirinya mengenal Ares. Ia masuk lebih dalam ke kehidupan pria itu. Ke cerita kelam tentang keluarga Ares dan akhirnya, alasan tentang janji kencan pertama yang tidak ditepati pria itu.

Yang Ares tidak pahami, alasan Lita menarik diri setiap pria itu bertanya tentang masa lalunya. Tentang bekas luka di punggungnya. Lalu bagaimana status hubungan mereka di hari ke-30? ]


2. Que Queen by Regina Alexandra


[ Bagi Ella, tidak ada pertanyaan yang lebih menyebalkan ketimbang “Kapan punya momongan?” Belum lagi tudingan bahwa ia terlalu sibuk berkarier sebagai chef di bakery ternama hingga melupakan kodrat sebagai wanita.

Maka Ella dan suaminya, Jordan, memutuskan mengikuti program kehamilan. Namun, dalam prosesnya Ella kembali dihadapkan pada pilihan sulit. Haruskah ia melepaskan cita-citanya di dunia yang dicintainya?

Dalam kondisi gamang, Ella menemukan bahwa dapur selalu menyediakan kekuatan jiwa yang ia butuhkan. Kekuatan untuk bangkit dan mengambil keputusan yang tepat. ]


Kedua novel itu menarik minat saya lantaran lini yang mengkategorikannya; Metropop. Alasannya, karakter dewasa yang biasa dimunculkan serta konflik yang dihadapi tokoh dewasa selalu membuat saya merasa sedang belajar kehidupan. Jadi, saya berharap bisa segera membaca kedua buku tersebut pas ketika bukunya rilis di bulan Mei nanti. Amin.

[Buku] Finding Cinderella - Collen Hoover



Judul: Finding Cinderella
Penulis: Collen Hoover
Alih bahasa: Shandy Tan
Editor: Mery Riansyah
Desain sampul: Orkha Creative
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama
Terbit: 2016
Ukuran buku: 200 hlm; 20 cm
ISBN: 9786020325279

Blurb.
Bagi Daniel, pertemuan dengan Cinderella di sekolah tahun lalu meninggalkan kesan yang mendalam. Ruang gelap tempat mereka bertemu memang menyembunyikan jati diri gadis itu. Namun interaksi mereka yang begitu intens sulit dilupakan.

Setelah akhirnya pacaran dengan gadis lain dan putus dengan cara yang buruk, Daniel ternyata masih penasaran ingin mencari tahu siapa Cinderella sebenarnya. Tapi semua berubah begitu ia bertemu Six, gadis dengan nama unik dan kepribadian yang lebih unik lagi. Six betul-betul sempurna di mata Daniel, rasanya seperti di dalam dongeng saja. Hingga sebuah petunjuk dari Six menjadi kunci bagi Daniel untuk menemukan Cinderella.


Review
Sebelumnya saya merasa bodoh karena saya tidak membaca kover belakang yang menandai jika Finding Cinderella ini adalah novel dewasa. Karena di dalamnya banyak sekali adegan semi-vulgar yang bikin saya harus kipas-kipas. Tapi semua impas ketika saya membaca penggalan Kisah Cinderella-ku sebelum menyentuh prolog-nya. Penggalan itu menceritakan perjalanan penulis Collen Hoover akhirnya bisa debut dengan novel perdananya. Penggalan yang akan membangkitnya gairah menulis untuk mereka yang suka menulis namun merasa belum tersulut kemampuannya.

Finding Cinderella memadukan meet cute ala dongeng Cinderella. Cinderella dan Daniel jatuh cinta di gudang alat kebersihan. Namun pertemuan tanpa tahu identitas dan muka masing-masing karena pertemuan mereka dalam kondisi ruangan gelap, kemudian dibatasi oleh suara bel masuk kelas. Sedangkan dalam dongengnya dibatasi suara lonceng pada tengah malam. Keduanya kemudian harus berpisah karena sosok Cinderella harus pindah entah kemana.

“Aku takkan datang ke sini lagi setelah hari ini,” ia memberi tahu dengan lirih. -Finding Cinderella, 27.
Kejadian itu membekas dibenak Daniel meskipun berkali-kali ia berusaha melupakannya dengan menjadi sosok berengsek. Setahun kemudian Daniel bertemu dengan sosok Six yang langsung membuatnya jatuh cinta dalam hitungan sehari. Aneh, tetapi ada penjelasannya kok kenapa bisa begitu. Six ini menjadi generator cerita yang menghidupkan kembali sisi romantis dari seorang Daniel. Bagaimana kisah Daniel dan Cinderella sementara Six muncul di tengah-tengahnya?

Untuk kisahnya sendiri, novel ini memang romantis. Meskipun untuk saya, kadarnya masih nanggung. Alasannya, karena karakter utamanya berusia sangat muda yang dikenal dengan kelabilannya. Sehingga perjalanan cinta mereka ya hanya sebatas manis tapi tidak mengesankan secara keseluruhan. Atau ini lantaran saya penyuka romance dengan karakter yang dewasa.

Ada beberapa poin yang kemudian saya soroti sepanjang membaca novel ini. Pertama, cerita novel ini tidak bisa ditiru secara membabi buta untuk pembaca di Indonesia. Nilai moral yang terkandungnya sangat "kebaratan" sekali sehingga sangat bertolak belakang dengan nilai kesopanan khas orang timur. Adegan ciuman, sex bebas, cara menghujat, bisa ditemui sepanjang cerita dan saya sebagai pembaca hanya sekedar tahu saja hal-hal tadi, bukan untuk dipelajari.

Kedua, pendidikan yang bisa dipelajari adalah efek pergaulan bebas tidak pernah baik. Salah satu kasusnya adalah hamil di luar nikah pada usia masih muda. Six menjadi gambaran betapa berat memiliki anak di usia muda. Namun cerdasnya Six, ia memikirkan nasib si anak dan akhirnya memutuskan keputusan yang salah tapi sebagai pembaca mau tidak mau harus setuju. Keputusan yang seperti apa? Silakan langsung baca saja bukunya.

Ketiga, persahabatan yang digambarkan penulis betapa mulianya. Seharusnya memang persahabatan bisa menjadi solusi, menjadi penopang, menjadi pendengar antara satu dengan yang lain. Persahabatan yang baik akan memberi dampak yang baik pula. Kepercayaan dalam persahabatan menjadi vital untuk dijaga agar tidak menghancurkannya.

Kalian lihat kovernya! Romantis bukan? Kedua anak manusia itu bernama Daniel dan Six. Mereka kerap berdekatan begitu karena merasa saling memiliki. Itu hanya sebagian yang diceritakan kover. Bahkan ada statement yang menyebutkan jika Daniel tidak bisa tidak mencium Six jika Six memamerkan senyumnya.

Plot. POV. Gaya menulis. Karakter
Novel ini bercerita dengan plot maju. Kilas balik dituturkan lewat narasi sepintas dan lewat dialog. Dan cara seperti itu membuat saya paham kenapa novel ini bisa tipis dalam hal jumlah halaman. Plotnya sangat dinamis secara pergerakan dari adegan ke adegan yang lain. Yang lebih membuat saya bisa menikmati novel ini, penulis menggunakan POV orang pertama di pihak Daniel. Sosok berengseknya Daniel kemudian gampang saya masuki secara pola pikir. Ini yang kemudian menjadi parameter keberhasilan penulis membuat cerita dengan tokoh utama yang melintas gender penulisnya.

Gaya penulisan penulis bisa saya nikmati dengan baik. Meskipun di beberapa bagian saya merasa kalimatnya kadang terlalu panjang dan struktur kalimatnya suka membingungkan. Keseluruhan sih masih aman dibaca kok. Untuk visualisasi setting dan waktu masih terbilang mencerahkan imajinasi pembaca.

Untuk karakter yang muncul, Daniel menjadi pusat cerita dan cukup mengesankan. Cuek, percaya diri tinggi, berengsek, labil namun bijaksana. Bijaksana? Beberapa masalah yang kemudian muncul antara dirinya dengan Six, Daniel bisa menempatkan dirinya dari sudut pandang yang lain dan dengan pikiran yang dingin. Masalah yang muncul pun surut terselesaikan dengan apik tanpa berlarut-larut.

Six adalah gadis yang blak-blakan, cerdas, penikmat hidup, sederhana dan penyimpan sedih yang ulung. Di balik kesenangannya memiliki Daniel, Six menutup rapat kesedihan masa lalu yang begitu kesedihan itu terbuka, sisi rapuhnya otomatis mendominasi. Bisa berhari-hari Six menanggung sedih.

Holder dan Sky, sahabat yang mengelilingi Six dan Daniel, dengan karakter yang pas sebagai sahabat yang baik. Pendukung, pendengar, penghibur dan pemberi solusi yang baik untuk masalah-masalah temannya.

Adegan favorit. 
Adegan paling berkesan yang saya ingat adalah ketika Daniel marah pada dirinya pasca ia mengetahui siapa aslinya sosok Six, hingga membuat dia memukul-mukul stir mobil lalu menedang-nendang ban mobil. Silakan baca halaman 153-155. Itu dilakukannya karena rasa marah yang menuntut dituntaskan tapi bingung dengan cara apa. Pada adegan ini penggambaran psikologi rasa marah, sedih, bingung yang bercampur, sukses tersampaikan ke pembaca.

Petik-petik.
Sebagian saya sudah menyebutkannya di atas. Dan saya juga perlu mengingatkan, jika karakter baik dan terhormat terlahir berkat situasi dan kondisi keluarga di rumah yang harmonis. Saya sempat iri melihat bagaimana interaksi antara Daniel dan keluarganya yang menurut saya sangat hangat. Maka jika karakter penghuni rumah terpuji, masalah sebesar apa pun akan dihadapi dengan elegan dan tuntas.

Final. Rating.
Novel ini memang mengundang minat yang besar mendalami romantisnya ala orang luar. Namun jauh di luar romantis, ada nilai baik yang kemudian bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari; persahabatan dan keluarga. Akhirnya saya memberikan rating 3 dari 5.

Penulis.
Kecintaan Collen Hoover pada dunia menulis dimulai tahun 1985 saat baru berumur lima tahun. Collen biasa menulis cerita pendek untuk teman dan keluarga. Hingga suatu saat ia memutuskan untuk menulis novel Slammed/Cinta Terlarang #1 yang akhirnya menjadi bestseller New York Times. Dua novel Collen Hoover yang juga laris versi NYT adalah Point of Retreat/Titik Mundur #2 dan Hopeles/Tanpa Daya.

Kini Collen tinggal di Texas bersama dengan suaminya dan tiga anak lelaki mereka.

Untuk mengenal Collen lebih dekat, kunjungi akunnya di Istagram, Twitter (@collenhoover), atau Facebook (www.facebook.com/authorcollenhoover). Dan tentu juga di situs web www.collenhoover.com.

[terima kasih untuk penerbit Gramedia yang sudah menghadiahi saya novel keren ini]