Resensi Novel A Friend's Goodwill - Denkus


Judul:
A Friend's Goodwill

Penulis: Denkus

Penyunting: Sari Mulia Eri

Desain sampul: Generared by AI

Penerbit: Bhuana Sastra

Terbit: November 2023

Tebal: 176 hlm.

ISBN: 9786230416132


Sempat kejar-kejaran dengan polantas, empat remaja yang membawa mayat ditangkap. [kalimat pertama, A Friend's Goodwill]



Empat siswa SMA; Langit, Iman, Satria, dan Hari, diamankan polisi setelah melarikan mobil menghindari razia. Dan saat mobil digeledah, di dalamnya ditemukan mayat temannya, Awan, yang mati dengan tusukan di leher. Penusukan terjadi di villa saat mereka liburan untuk merayakan ulang tahun Awan. Introgasi panjang dilakukan oleh polisi dan Langit terpojok dengan hasil yang dikemukakan ketiga temannya. Langit terus mengatakan kalau dia bukan pembunuh Awan walaupun dia pernah merisaknya di masa lalu.

Selama polisi menyelidiki kasus ini, Langit kembali memasuki kesehariannya sebagai murid sekolah. Tetapi semua sudah berbeda. Ketiga temannya keluar dari sekolah dan tidak ada akses untuk berkomunikasi. Banyak murid yang menuduhnya sebagai pembunuh dan beberapa di antaranya melakukan perisakan kepada Langit karena kebencian dengan tingkahnya di masa lalu.

Langit percaya kalau ketiga temannya pun bukan pembunuh Awan. Didukung dengan pernyataan Pak Bram, polisi yang menangani kasus ini, kalau pembunuhnya bukan di antara keempatnya, tetapi ada orang lain yang melakukannya, memotivasi Langit untuk mencari tahu siapa pembunuh Awan dan apa motifnya

Penyelidikan Langit selalu menemui kesulitan karena orang di sekitarnya sudah mencapnya sebagai pembunuh. Banyak pihak yang tidak percaya dan enggan untuk membantunya. 

Berhasilkah Langit menemukan pembunuh Awan dan membongkar apa motifnya?




Novel A Friend's Goodwill karya Denkus ini bergenre thriller mistery karena membahas soal kasus pembunuhan dan proses mencari tahu siapa pelakunya. Tipikal novel yang bikin penasaran karena penulis menebar petunjuk sedikit-sedikit pada setiap babnya lalu akan dibongkar menjelang ceritanya berakhir. Di sini pun sama, kita akan diberi tahu bertahap apa yang terjadi di masa lalu dan latar belakang dari tokoh atau pun sebuah peristiwa. Teknik ini kerap dipakai novel misteri dan membuat pembaca menebak-nebak siapa pelakunya dan bagaimana kejadiannya.

Isu yang diangkat penulis adalah perundungan di lingkungan sekolah SMA. Potret keadaan yang memang ada di sekitar kita. Beberapa kasus mencuat akhir-akhir ini di media sosial. Pelaku bukan hanya anak SMA saja, tapi ada juga yang anak SMP. Dilakukan bukan oleh anak laki-laki, tetapi ada juga anak perempuan. Miris sekali bukan?

Bentuk perundungan bisa bermacam-macam. Ada yang disuruh membelikan makanan, ada yang dipukuli atau ditendang, dan di novel ini lebih mengerikan lagi sebab ada adegan jari korban dipukul pakai palu oleh pelaku hingga jadi setengah buntung.

Pembaca akan diajak bersimpati dengan korban perundungan yang kebanyakan mental mereka ikutan rusak. Membuat trauma, dan tidak sedikit para korban memendam kebencian dan rasa marah yang dipendam dalam waktu lama. Di novel ini akan kita temukan beberapa korban yang dulunya dirisak justru berubah jadi perisak saat kesempatan itu datang. Bagai lingkaran setan, tidak berujung. Makanya pakar kesehatan selalu menekankan kesembuhan mental korban sebab jika tidak diatasi sampai tuntas ditakutkan si korban akan berubah jadi pelaku di masa depan.

Yang berbeda dari kasus perundungan lain, di novel ini kita akan mendalami perasaan pelaku yang bertobat. Bahkan di sini diceritakan kalau pelaku dan korban menjadi teman baik. Tapi tetap saja, cap perundung yang melekat susah dibersihkan. 

Tema keluarga dan persahabatan juga akan kita temukan di novel ini. Pada beberapa bagian penulis berhasil membikin saya menangis. Peran keluarga dalam kasus bully sangat penting, baik untuk korban maupun pelaku. Beberapa kali saya menangis karena terharu dengan hubungan Langit dan orang tuanya. Saya salut dengan papanya Langit yang bisa tegas pada kasus anaknya tetapi di sisi lain beliau juga menyayangi dengan gestur dan keputusan-keputusan bijak sebagai ayah.

Persahabatan Langit dengan Awan dan ketiga temannya merupakan gambaran kedewasaan dari anak SMA. Langit yang sedang menebus kesalahannya kepada Awan justru harus kehilangan karena kematian dan teman-teman Langit lainnya menopang dengan moral kalau yang kehilangan bukan dia saja, tapi semua. Pokoknya kita akan dibuat percaya kalau pelaku bully juga bisa tobat dan jadi lebih baik. Tetapi kalau di dunia nyata, entahlah ya.

Alur cerita di novel ini maju-mundur. Kita akan diajak melihat apa yang terjadi setelah Langit dan ketiga temannya bisa keluar dari kantor polisi setelah diintrogasi berjam-jam. Yang paling kentara adalah soal hukum sosial yang lebih mengerikan. Langit dibuat tak berdaya dengan tatapan nyinyir murid lain, tuduhan sebagai pembunuh, dan puncaknya sampai dia dilempar telur. 

Alur mundur akan muncul saat penulis membahas soal kejadian perundungan yang dilakukan Langit baik kepada Awan dan korban lainnya di masa lalu. Sekaligus penulis juga memberikan latar belakang kenapa Awan dan korban lainnya bisa jadi sasaran bully.

Banyak karakter yang muncul di novel ini tapi yang paling dominan dibahas adalah Langit. Dia murid SMA yang petantang-petenteng, suka merisak, tempramen, dan sok gagah-gagahan. Namun dia kemudian berubah jadi lebih baik. Menjadi sahabat yang bisa diandalkan, peka terhadap lingkungan sekitar, dan bisa menurut dengan orang dewasa. Ketiga temannya (Hari, Satria, dan Iman) menjadi karakter pendukung yang secara penggambaran belum kuat sebab mereka tampak menjadi nakal saat Langit nakal dan kemudian jadi baik saat Langit sudah tobat. Seperti mengikuti arah angin saja dan yang jadi anginnya yaitu Langit. Tidak ada penjelasan lengkap kenapa mereka ikut-ikutan apa yang dilakukan Langit.

Awan yang jadi korban pembunuhan tidak mendapatkan sorotan yang banyak sebab kita tidak bisa menyelami kedalaman karakter orang mati. Sebagian karakter yang dimunculkan dari tokoh Awan hanya melalui bagian-bagian masa lalu yang diceritakan ulang. Kita akan mengenal Awan sebagai sosok pemuda yang dermawan, suka membantu, baik, pekerja keras, dan menyayangi anak-anak.

Masih ada beberapa karakter pendukung lain yang memiliki peran penting misalnya korban bully lain seperti Nathan dan Miko. Ada juga karakter Nenek, Kenzo, orang tua Langit, murid-murid belajar pinggir kali, Pak Bram, dan guru di sekolah.

Dari keseluruhan karakter yang muncul, saya akui kalau penulis berhasil menghidupkan tokoh dengan baik dan memberi nyawa kepada alur cerita sehingga emosi dari mereka bisa sampai kepada saya sebagai pembaca. Ada poin yang bisa dikembangkan penulis yaitu soal gambaran fisik para tokohnya yang belum detail sehingga saya tidak bisa membayangkan Langit, Awan, Nathan, dan tokoh lainnya sosok seperti apa. Setelah selesai membaca novel ini saya masih menganggap mereka itu tetap di dua dimensi, sekadar tulisan nama karena poin tadi menurut saya belum terpenuhi.

Selain tipis, berkat gaya penulisan Kak Denkus yang lugas, to the poin, dan meringkas laju alur yang tepat membuat saya bisa menyelesaikan novel ini dalam sekali duduk. Setiap paragrafnya pun tidak disusun panjang-panjang jadi tidak bosan dengan ceritanya dan tahu-tahu sudah mau beres saja.

Kesimpulannya, novel A Friend's Goodwill ini mempunyai cerita menarik dan mengharukan. Kita akan dibuat lebih sadar tentang urgensi penyelesaian dan penanganan kasus bully. Bahaya perundungan bukan soal fisik saja, tetapi lebih dalam lagi karena menembus pada psikologi korban yang secara tidak kasat mata tetapi efeknya ada dan nyata.

Nah, sekian ulasan saya untuk novel ini, terakhir, jaga kesehatan dan jangan lupa membaca buku!



UNBOXING BOOKS #1


Halo Para Pembaca Buku!

Kali ini saya membuat artikel yang beda, bukan resensi novel atau pun notice!. Tapi ini artikel tentang pamer buku yang saya terima alias unboxing books. Jujur saja, setiap kali mendapatkan paket yang isinya buku, perasaan saya tuh senang sekali. Walaupun nantinya bakal rada menyesal karena artinya, "Yah, nambah terus tumpukan TBR buku-buku yang belum dibaca..." Tapi mau bagaimana lagi, buku baru terus bermunculan dan kesempatan untuk mendapatkannya juga ada, masa mau dilewatkan. Enggak kan?

Ada yang sama perasaannya kayak gitu juga nggak?

Dan selama tahun 2023 ini saya belum pernah membuat artikel unboxing books meski sudah berapa kali paket buku yang saya terima sejak tahun baru lalu. Dulu sebenarnya pernah membuat artikel ini, kira-kira tahun 2017-an. Kalau tidak salah kenapa berhenti karena waktu itu saya sadar kalau paket yang diterima lebih banyak dibandingkan buku yang berhasil dibaca. Kalau semua dibuatkan artikelnya, sudah pasti isi blog ini kebanyakan soal unboxing paket melulu. Dengan kesadaran itu akhirnya membuat saya berhenti membuat artikel unboxing.

Ada tiga alasan kenapa akhirnya kali ini saya mau membuat artikel unboxing books lagi:

PERTAMA: Saya percaya kalau setiap novel yang kita punya itu memiliki cerita atau alasan kenapa berada di kita. Sebuah penilaian dangkal yang objektif kenapa kita memilih novel tersebut. Saya menyebut penilaian dangkal karena kita belum tahu seberapa cocok novel tersebut untuk kita. Terlepas dari nantinya novel itu akan dibaca, tidak selesai dibaca, atau akhirnya dilepas kembali, setidaknya kita sadar penuh kalau kita yang memilihnya. Siapa tahu di luaran sana juga banyak pembaca buku yang memiliki alasan yang sama kenapa memilih sebuah novel untuk dimiliki.

KEDUA: Dengan menuliskan setiap novel baru yang kita terima, kita sekalian mendata juga. Sebenarnya setiap artikel unboxing books ini muncul artinya kita sedang menambah daftar buku yang kita miliki. Ini akan memberikan kita data keseluruhan jumlah buku yang kita punya dan memberikan kita refleksi, yakin ke depannya mau nambah lagi, novel-novel sebelumnya juga masih belum dibaca lho. Secara tidak langsung, artikel ini akan memberi batasan saya agar tidak menambah buku bacaan secara gegabah.

KETIGA: Memberikan informasi kepada pembaca lain dari mana saya membeli buku itu atau dari mana buku itu dikirim. Siapa tahu buku yang saya terima ternyata juga wishlist pembaca buku di luaran sana sehingga ketika kesempatan itu ada kalian sudah tahu harus membeli dimana dan pada harga berapa bisa membelinya.

Menurut saya tiga alasan ini cukup untuk jadi latar belakang kenapa saya kembali membuat artikel unboxing books lagi.


Lalu, Baton Diserahkan 81.750 | Mala Borneo 126.650


Dan sebagai artikel pertama, saya mau pamer paket buku yang saya terima hari ini (12/11/2023). Yup, sesuai foto di atas, dua novel itu yang saya terima. Novel Lalu, Baton Diserahkan karya Maiko Seo dan Novel Mala Borneo karya Retni Sb.

Awalnya saya tertarik membeli novel 'Lalu, Baton Diserahkan' karena kovernya yang berwarna orange khas musim gugur. Melihat warnanya membuat perasaan adem. Dan setelah menimbang beberapa hari akhirnya saya memutuskan untuk membelinya. 

Jika saya mau membeli buku terbitan Gramedia, pilihannya ada tiga: beli di website gramedia.com, beli di website mitra.gramedia, atau beli di akun shopee gramedia. Yang akan saya cek lebih dulu pasti harga dan diskonnya. Saya pasti mencari yang paling murah.

Saat mengintip di akun shopee gramedia, buku ini mendapatkan diskon 20%. Lalu saya cek juga harga buku ini di website mitra.gramedia dan diskonnya juga 20%. Kaget dong, sebagai mitra jualan masa diskonnya hanya dikasih sama saja dengan diskon yang dikasih di akun shopee, harusnya bisa dikasih lebih ya, hehe. Saya cek juga di website gramedia.com, dan di sini diskonnya lebih tinggi yaitu 25%. WOW!! Bedanya kalau beli di website itu pasti ada ongkir yang harus ditanggung, tapi tenang dulu kawan, website gramedia.com sering kasih promo potongan ongkir 10.000 dengan kode AYOMEMBACABUKU. Kalau kalian nanti beli di website-nya, jangan lupa gunakan promo ini ya, lumayan memangkas ongkir.

Dari hasil membanding-bandingan di atas, pilihan saya sudah pasti membeli di gramedia.com dong!

Lalu novel Mala Borneo ini saya tahu ketika sedang mengcek buku baru di akun shopee Buku Dojo. Ini adalah akun rujukan saya ketika mau mencari buku baru, dan kadang-kadang harga novel di toko ini bisa lebih murah dibandingkan toko lainnya. Pada menu buku dan setelah difilter sesuai yang paling terbaru, ketemulah novel-novel yang kayaknya kok baru lihat dan enggak ada sounding-nya di tempat lain. Ada enam novel yang secara kover hampir sama dan font untuk judulnya pun sama. Keenam novel ini dilabeli dengan "Pemenang Cerita Khatulistiwa 2022". Menarik nih! Dan dari kesemuanya itu, hanya nama Retni Sb yang pernah saya kenali. Berkat nama penulisnya ini akhirnya saya memutuskan beli novelnya berbarengan dengan novel Lalu, Baton Diserahkan.

Saya memesan di tanggal 9 November 2023 dengan mengambil buku dari Gramedia Matraman Jakarta dan paketnya diterima tanggal 12 November 2023. Tidak terlalu lama ya segitu sih, sama aja ketika beli di akun shopee.

Sekian dulu cerita unboxing books kali ini, semoga bisa memberi pencerahan buat kalian yang memiliki wishlist sama dengan dua novel yang baru banget saya terima fisiknya. Terakhir, jaga kesehatan dan jangan lupa membaca buku!


[NOTICE!] Novel Remedies Karya Trissella

Halo... Halo... Halo...

Saya merasa senang sekali ketika akun X saya di-mention sebagai salah satu pemenang giveaway yang digelar oleh Kak Tris Sella. Rasanya sudah lamaaaaaaaa sekali enggak pernah dapat buku dari kuis. Eh, alhamdulillah, akhirnya pecah telur juga.

Giveaway yang saya maksud merupakan bagian dari perilisan novel terbaru Kak Tris yang berjudul Remedies yang diterbitkan oleh Penerbit Gramedia

Wah tambah terharu dong bisa membaca karyanya lagi, apalagi saya dulu pernah membaca karya Kak Tris yang lain yaitu Heart Reset di tahun 2017.




Berbarengan dengan postingan giveaway tersebut, kita juga dikasih bocoran berupa penggalan prolog yang hemmm... mencubit hati, bikin sedih karena menerangkan soal tokoh bernama Gerry yang baru saja jadi piatu.

Ditambah lagi pada tulisan di belakang novelnya ada bagian yang menyinggung soal hubungan ayah dan anak. Huh! Kayaknya akan bikin sesak nafas sebab saya termasuk pembaca yang mudah melow ketika membaca cerita soal konflik orang tua dan anak.

Dan novel ini juga menyebutkan soal olahraga polo air. Saya sempat cek ke youtube karena pengen tahu olahraganya seperti apa dan tetap masih belum paham. Harapannya, olahraga polo air ini akan dibahas lebih banyak biar kita sebagai pembaca tahu hal basic dari olahraga ini.

Berikut adalah cuplikan prolog yang dibagikan Kak Tris:




Bagaimana, makin penasaran bukan dengan kisah di novel Remedies ini?

Jujur, saya sangat bersyukur sekali karena akan bisa membaca novel baru rilis lewat jalan sebagai hadiah. Tentu saja ini momen yang menyenangkan untuk pecinta dan pembaca buku seperti saya.

Saya juga mendoakan semoga pembaca blog ini bisa mendapatkan kesempatan yang sama untuk ikut membaca novel Remedies karya Kak Tris Sella.

Amin... Amin... Amin...

Resensi Novel Silence (Hening) - Shusaku Endo


Judul:
Silence (Hening)

Penulis: Shusaku Endo

Alih bahasa: Tanti Lesmana

Sampul: Staven Andersen

Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama

Terbit: Juni 2021, cetakan kelima

Tebal: 304 hlm.

ISBN: 9786020337173


Berita tersebut sampai kepada Gereja di Roma. [kalimat pertama, Silence]



Christovao Ferreira, yang seorang misionaris Kristen dikabarkan murtad di Jepang. Gereja Roma tahu situasi berat di Jepang. Dan untuk melanjutkan karya misionaris ini, dikirimlah Bapa Rubino dan keempat rekan lainnya untuk memasuki Jepang. Tetapi ada tambahan tiga orang pastor muda yang dulunya murid dari Ferreira: Francisco Garrpe, Juan de Santa Marta, dan Sebastian Rodrigues. Mereka ingin menyelidiki apa yang menimpa gurunya dengan kepala sendiri.

Untuk sampai di Jepang, rombongan akan memulai perjalanan dari Lisbon menuju India. Butuh berbulan-bulan untuk sampai ke sana dan merupakan perjalanan laut yang tidak mudah. Setelah tiba di Goa, mereka mendapatkan kabar jika kapal Portugis tidak diijinkan memasuki wilayah Jepang, dan membuat rombongan mesti berhenti di Kota Macao. 

Rombongan disambut oleh Bapa Valignano dan dia tidak mengijinkan melanjutkan perjalanan ke Jepang karena sedang marak penyiksaan oleh pemerintah Jepang kepada siapa pun yang memeluk Kristen. Namun murid Ferreira memaksa untuk memasuki Jepang dengan dibantu oleh orang Jepang bernama Kichijiro. Dan yang berangkat akhirnya hanya Garrpe dan Rodrigues, Santa Marta tidak diijinkan ikut karena sakit malaria.

Setiba di Jepang, dimulailah perjuangan berat dua pastor muda ini untuk menemukan guru mereka dan orang-orang Kristen yang saat itu ketakutan identitasnya diketahui sebab akan membuat mereka terbunuh dengan penyiksaan yang sangat menyakitkan. 

Keduanya mengalami masa berat harus sembunyi-sembunyi, menahan kelaparan, ditangkap oleh prajurit, dipenjara di pegunungan, menyaksikan pembantaian orang Jepang Kristen yang membantu mereka, dan semua itu terjadi karena mereka enggan menyangkal keyakinan mereka terhadap Kristen.

Apakah mereka mampu mempertahankan kekristenan mereka yang harus dibayar oleh banyak kematian warga kristen lainnya? Atau apakah mereka akan murtad seperti guru mereka Ferreira?




Novel ini tuh menceritakan dukanya seorang pastor melakukan misionaris di Jepang. Cerita ini malah mengingatkan saya kepada perjuangan Nabi Muhammad SAW sewaktu menyebarkan ajaran Islam. Ada yang menentang terbuka, menghina-dinakan, bahkan sampai ancaman pembunuhan. Enggak kebayang bagaimana pedihnya mereka menghadapi hal itu.

Konflik muncul sewaktu Rodrigues dihadapkan pada penderitaan siksaan seperti dipenjara atau menyaksikan orang lain dibunuh karena keukeuh dengan Kristen-nya. Batinnya resah mempertanyakan misionaris yang dilakukannya ini memang perlu atau tidak dilanjutkan sebab yang jadi korban bukan dirinya sendiri. Korbannya bisa menimpa siapa pun yang menolongnya. Seorang pastor harusnya mengasihi dengan kasih tapi yang terjadi justru menjadi sebab orang lain disiksa dan dibunuh.

Puncaknya, sesuai judul novel ini - Hening, Rodrigues mempertanyakan peran Tuhan ketika dirinya dan pemeluk Kristen lainnya didera siksaan pedih, Dia ada dimana. Kenapa Tuhan tidak menolongnya dan hanya hening saja saat dia dan yang lainnya berdoa dengan sangat keras meminta pertolongan.

Ada dua poin menarik yang mengesankan saya yaitu soal peran organisasi agama bagi umatnya dan soal status di agama yang disindir oleh Rodrigues. Jika ia murtad demi menyelamatkan umat lainnya agar tidak terbunuh akan menjadi kekecewaan bagi Gereja Roma di sana. Sementara peran mereka di sana hanya mengirimkan pastor ke Jepang, hidup mereka aman dan nyaman, tidak mengalami penderitaan yang sama, tetapi dengan entengnya bisa melabelkan, memberi cap kalau tindakan murtad itu sebagai kesalahan besar. Padahal yang murtad terpaksa kemudian harus menderita karena pilihannya itu. 

Selain itu, status pastor yang disandang Rodrigues membuatnya harus bersikap terus mengasihi, memberi berkat dengan santun, dan harus mempresentasikan ajaran Kristen dalam situasi apa pun. Padahal pastor sendiri adalah manusia biasa. Ketika mengalami penyiksaan, ia pun ingin mengakhirinya segera dengan menyangkal keyakinan. Tetapi ia tetap menolak keluar dari keyakinan karena ia pastor dan di luar sana banyak yang menyebutnya Bapa. Label pastor inilah yang kemudian membuatnya tidak leluasa mengekspresikan emosi secara natural dan jujur sebagai manusia. Rodrigues dibuat resah dengan situasi yang membingungkan ini.

Sewaktu membaca novel ini, saya harus ekstra sabar sebab novel ini tipikal yang slow pace. Beruntungnya saya sudah menyiapkan diri jadi bisa melewatinya dengan baik. Dan format berceritanya lebih banyak deskripsi dibanding dialog. Tidak heran sih sebab keunggulan novel ini tuh kelihatan dari bagaimana penulis menggambarkan situasi yang dialami si tokoh dengan detail. Banyak banget narasi yang membuat kita akan membayangkan visualnya. Contohnya, sewaktu Rodrigues dipenjara di ruangan gelap dan pada pagi hari akan kelihatan sinar matahari yang masuk melalui celah, itu dideskripsikan dengan apik dan bisa membangun imajinasi pembaca.

Sudut pandang di novel ini ada di tokoh Rodrigues. Di awal kita akan membaca surat-surat yang dikirim Rodrigues ke Gereja Roma untuk mengabarkan perjalanannya ke Jepang. Isi suratnya sangat runut dan sarat informasi. Kemudian akan berubah menjadi pencerita saat kondisi Rodrigues tertangkap dan tidak memungkinkan untuk mengirim surat ke luar Jepang. Bentuk bercerita yang menarik dan tidak membingungkan juga.

Karena hanya ada satu POV, karakter Rodrigues juga yang paling berkembang. Dia ini pastor yang baik dan taat tapi kemudian mengalami kebingungan dengan ajarannya ketika mengalami penyiksaan. Tokoh-tokoh lainnya muncul sebagai pendukung saja dan porsinya tidak cukup banyak.

Usai membaca novel ini saya tidak mau membahas soal keyakinan beragama itu harus bagaimana sebab saya hanya manusia biasa yang imannya mudah naik dan turun. Orang paling taat pun akan ada fase dia menjadi manusia biasa yang punya nafsu, niat jelek, pikiran buruk, dan dosa yang mungkin disembunyikan dengan rapi dari pandangan orang lain. Yang paling tegas pesan dari novel ini adalah kita harus peka dengan orang sekitar agar kita bisa memiliki manfaat baik di situ.

Dosa adalah kalau orang menginjak-injak kehidupan orang lain secara brutal dan sama sekali tidak peduli akan luka-luka yang ditimbulkannya (hal. 145)

Kesimpulannya, secara pribadi saya suka dengan cerita di novel ini dan saya akan merekomendasikannya untuk pembaca yang menyukai cerita perenungan soal agama yang slow pace

Sekian ulasan saya untuk novel ini, terakhir, jaga kesehatan dan jangan lupa membaca buku!



Resensi Novel The Architecture of love - Ika Natassa


Judul:
The Architecture of Love

Penulis: Ika Natassa

Editor: Rosi L. Simamora

Sampul: Ika Natassa

Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama

Terbit: Agustus 2023, cetakan kedelapan belas

Tebal: 304 hlm.

ISBN: 978602329260


Semua orang pasti pernah merasa tersesat, literally atau figuratively, dan tidak ada yang membuat Raia merasa lebih salah tempat daripada sebuah pesta tahun baru[kalimat pertama, the architecture of love]

 



Raia Arsjad adalah penulis yang kehabisan ide untuk novel barunya dan memutuskan menemui temannya, Erin, di New York. Dan pada malam tahun baru ia bertemu pertama kali dengan River, kakak Aga, yang sedang menggambar sketsa di ruang gelap. Disusul dengan pertemuan berikutnya, Raia dan River sepakat untuk menjelajahi Kota New York.

Sebagai seorang arsitek, River mempunyai banyak kisah mengenai bangunan-bangunan di NY. Semakin banyak tempat yang mereka datangi, semakin banyak cerita yang diungkapkan, semakin membuat River bingung dengan kedekatan yang terjalin. Rasanya ia ingin melangkah maju ke Raia tapi masa lalunya masih memberatkan.

Ada persamaan antara Raia dan River yaitu sama-sama pernah kehilangan ditinggalkan orang yang dicintai. Dan alasan ini yang membuat keduanya berpikir lebih lama untuk melangkah saling mendekat.





Novel The Architecture of Love ini memiliki tema romantis. Kita akan menemukan kisah percintaan yang mendominasi, tetapi di bagian lain kita juga akan menemukan kisah persahabatan dan kisah keluarga yang walau porsinya sedikit tapi cukup menghangatkan hati. Yang membedakan dari novel lainnya, di novel ini romansanya dikemas bukan dengan tokoh lajang, melainkan dipresentasikan lewat tokoh yang sudah menikah namun karena satu hal harus menjadi single. Karena status tokoh-tokohnya ini kita akan dikasih intip romantika dan konflik yang salah satunya bisa saja muncul ketika kita berumah tangga nanti.

Saya sangat suka dengan jalinan kisah cinta antara Raia dan River di sini karena penulis mengemasnya dengan elegan. Narasi yang digunakan terasa lugas dan tidak bertele-tele, khas Kak Ika sih, persis seperti di novel Critical Eleven. Selama membaca novel ini saya mendapatkan pengalaman baik sebab akhirnya bisa membaca dengan penuh nikmat, tidak terburu-buru, dan bisa lebih memahami narasi yang ditulis Bahasa Inggris. Jujur saja, saya tuh berjarak dengan novel-novel yang Bahasa Inggrisnya kebanyakan. Namun di novel ini saya bisa membaur karena memang sejak awal saya sudah menyiapkan diri jika harus menerjemahkannya di google.

Novel ini punya part yang membuat saya terharu yaitu ketika Raia ngobrol dengan ibunya dan membahas soal apa yang ia alami. Raia ingin tahu apakah ibunya kecewa dengan segala keputusan yang ia ambil dan ada keputusan yang ternyata gagal. Dan ibunya menjawab dengan lugas kalau Raia tidak pernah mengecewakan mereka sebagai orang tua. Selalu dan selalu saja kalau cerita atau film yang membahas hubungan orang tua dan anak selalu bisa membuat saya terenyuh.





Yang menarik lainnya di novel ini adalah dunia kepenulisan yang diungkapkan Kak Ika sangat jelas, bukan sebagai tempelan semata. Tentu saja tidak meragukan, ibaratnya Kak Ika ini sedang membuka pintu dapurnya dan membiarkan pembaca melongok ada apa di dalamnya. Sebenarnya bukan teknik menulis yang dibocorkan melainkan kehidupan apa yang dialami penulis. Dibahas soal fase writing block, pencarian ide, proses promosi buku dan konflik pribadi versus profesi. Menurut saya ini sangat menarik diketahui siapa tahu kita nanti bisa jadi penulis juga, hehehe. Amin.

Setting Kota New York menjadi begitu indah dengan pendeskripsikan yang baik. Berbagai sudut kota dikulik, berbagai tempat ditunjukkan, dan dipadukan dengan narasi situasi seperti musim dan cuaca, membuat kita seperti ikutan berkunjung ke sana. Enak kali ya kalau bisa jalan-jalan ke New York?

Dan kalau membahas karakter, sosok Raia dan River ini terbilang utuh penggambarannya. Mereka ini baik, tulus, yang laki-laki sangat gentle, yang perempuan begitu manis, tapi bagi saya belum cukup mengesankan. Mungkin karena karakter sempurna tadi dibentuk hanya untuk menyokong adegan-adegan romantis sehingga kebaikan tadi terasa dangkal. Berbeda jika diselipkan konflik non-romantis dan penulis menonjolkan karakter baik tadi, pasti akan terasa lebih dalam. Karena seseorang kelihatan baik itu harus untuk berbagai situasi, bukan hanya ketika kasmaran.

Kesimpulannya, novel ini menarik dan menyenangkan, membawa perasaan hangat juga. Saya sangat merekomendasikan untuk membaca kisah Raia dan River di sini sebelum kita ketemu dengan filmnya yang sedang tahap produksi.



Sekian ulasan dari saya, jika ada yang tidak berkenan dengan tulisan ini, semata-mata ini adalah opini saya sebagai yang sudah membaca novelnya. Terakhir, jaga kesehatan dan jangan lupa membaca buku!