[Buku] Rainbirds - Clarissa Goenawan


Judul:
Rainbirds

Penulis: Clasrissa Goenawan

Penerjemah: Lulu Fitri Rahman

Penyunting: Barokah Ruziati

Perancang sampul: Sukutangan

Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama

Terbit: Juli 2020, cetakan kedua

Tebal: 400 hlm.

ISBN: 9786020379197


Tahun 1994, Ren Ishida menerima kabar kakak perempuannya, Keiko, ditikam berulang kali hingga tewas di Akakawa, kota terpencil tempat kakaknya tinggal. Ia pun memutuskan untuk sementara pindah ke kota itu sambil mengurus pemakaman dan membantu polisi menyelidiki kematian Keiko.

Namun kemudian, tanpa sadar Ren seolah mengikuti jejak-jejak terakhir yang Keiko tinggalkan. Ia mengisi posisi pekerjaan Keiko di kursus bimbingan belajar Yotsuba. Ia bahkan menerima syarat aneh untuk tinggal di rumah politisi terkemuka, di kamar yang sebelumnya ditempati Keiko.

Gadis kecil yang terus-menerus muncul dalam mimpi, seorang siswi bimbingan belajar yang agresif, suasana suram, penuh misteri dan teka-teki sepanjang menyusuri Akakawa, membuat Ren penasaran ingin mengetahui apa yang sebenar-benarnya terjadi pada malam Keiko terbunuh.

***

Sinopsis

Ren Ishida datang ke kota Akakawa untuk mengurusi pengkremasian kakak perempuannya, Keiko Ishida, sekaligus mengurus barang-barangnya. Selain itu ia juga ingin mencari tahu kenapa kakaknya bisa terbunuh dan siapa pelakunya. 11 tahun mereka tidak bertemu, hanya berkabar lewat telepon setiap hari Minggu, namun masih saja Ren kecolongan soal kakaknya. 

Di Akakawa, Ren dibantu Honda, salah satu rekan kerja Keiko di Yotsuba, tempat bimbel. Honda membantunya mengurusi akomodasi selama di sana. Ren juga bertemu dengan induk semang kamar Keiko, yang juga orang penting di kota itu, Kosugi Katou. Keluarga kecil yang tertutup dan penuh misteri sebab istrinya mengurung diri di kamar dan berhenti bicara.

Saat kesempatan untuk menggantikan mengajar kakaknya di bimbel, Ren memutuskan untuk tinggal lebih lama di Akakawa. Dia berniat untuk mencari tahu lebih dalam mengenai kehidupan kakaknya selama di sini. Dia pun pindah dari hotel dan tinggal di rumah Kosugi dengan kesepakatan yang persis sama dengan yang pernah dilakukan kakaknya.

Di bimbel, Ren bertemu dengan salah satu murid perempuan bernama Rio Nakajima, yang sebelumnya ia temui di dekat lokasi kakaknya terbunuh. Karena sebuah kejadian di minimarket, Ren bisa bertemu dengan ayahnya Rio, Nakajima. Pertemuan itu meninggalkan pertanyaan besar mengenai istrinya yang seorang model tangan, dikabarkan kabur. 

Ren tidak menyangka bisa bertemu dengan orang-orang yang dulunya berhubungan dengan kakaknya. Dari merekalah Ren menyusun kisah hidup Keiko, juga tentang rahasia-rahasianya. Ada banyak kisah yang mengejutkan Ren. Ternyata kakaknya selama ini tidak baik-baik saja.

Resensi

Alhamdulillah, semesta akhirnya menjodohkan saya dengan buku yang sejak dulu membuat saya penasaran. Dulu itu saya penasaran karena nama penulisnya sangat Indonesia banget, eh tetapi ternyatab dia penulis Singapura. Pada saat dia mau menerbitakan novel ketiganya, sebentar lagi terjemahannya akan terbit, barulah saya ketemu kesempatan membaca novel debutnya ini. 

Saya juga senang banget karena setelah beberapa kali ganti novel yang dibaca, baru novel ini yang akhirnya bisa kelar dibaca sampai tuntas. Yah, semoga ini sinyal bagus kalau ke depannya saya bisa membaca novel lainnya dengan sama lancarnya.

Saat membaca pembukaan novel ini, perhatian saya langsung tersedot karena penulis langsung menyinggung soal pembunuhan. Kita yang baca tentu jadi penasaran dengan apa motif pembunuhan itu dan siapa pelakunya. Secara jelas penulis menggiring pembaca ke arah sana. 

Dalam perkembangan ceritanya, si tokoh utama dibuat melakukan petualangan untuk mencari jawaban. Pertemuan Ren dengan orang-orang yang dulunya bersinggungan dengan kakaknya semacam pancingan buat pembaca untuk menebak siapa pelakunya. Dan yang menarik dari itu, penulis mengupas dengan apik soal hubungan mereka dengan kakaknya. Semua yang terhubung, semua punya ceritanya.

Misalnya tokoh Honda, salah satu rekan kerja Keiko, yang membantu Ren selama di kota itu ternyata memiliki masa lalu indah dengan kakaknya. Hampir saja mereka bersatu tapi takdir justru berkata sebaliknya. Ren menyadari fakta ini setelah cukup dekat dengan Honda dan gara-gara ia melihat gantungan kelinci yang persis seperti yang kakaknya punya.

Ada juga tokoh Kosugi Katou, seorang pria penting di kota itu, yang dulu pernah punya perjanjian khusus dengan kakaknya hingga kakaknya bisa tinggal di rumahnya. Penulis menjabarkan masalah yang dihadapi Katou dan keluarganya. Dan masih ada beberapa tokoh lain yang ditemui Ren, dan cerita bagaimana mereka berhubungan dengan kakaknya sangat menarik diikuti.



Membaca buku ini tuh rasanya seperti sedang mengikuti orang-orang dengan masalah hidupnya masing-masing. Kebanyakan masalah mereka memang terasa getir dan memilukan, tapi cerita yang begini memang nyaman diikuti ketimbang cerita yang senang-senang saja. Masalah kan bisa jadi konflik, dan dari konflik tersebut kita bisa menarik hikmah pelajaran.

Banyak sekali kejutan yang diberikan penulis dalam ceritanya. Dan itu menjadi jawaban kenapa mereka begini, kenapa mereka begitu. Dibuka tipis-tipis dan pelan tapi ketika sudah gamblang kita akan memahami ternyata masalah yang terjadi lebih pelik dari yang diduga.

Novel ini tidak diisi dengan konflik percintaan saja, ada juga konflik keluarga. Dan dimensi hubungan keluarga ini lumayan bervariasi. Ada hubungan kakak-adik, hubungan suami-istri, dan hubungan anak-orang tua. Jadi, cerita di dalamnya akan memperkaya kita soal kenyataan kehidupan yang bisa saja sebenarnya sudah dan akan kita alami. 

Tokoh-tokoh yang hadir dalam novel ini memang lumayan banyak dan semuanya berkarakter. Walau porsinya tidak sama banyak untuk semua tokohnya, tapi saya bisa terkesan dan mampu mengingat mereka. Misalnya tokoh perempuan berkimono yang menjaga hotel, walau tidak banyak adegan ia dengan Ren, tapi kehadirannya dapat dikenali dan perannya bisa saya ingat. Secara keseluruhan tokoh-tokoh di novel ini berhasil dihidupkan dengan baik dan berkarakter kuat.


Alur cerita yang digunakan penulis adalah campuran maju dan mundur. Pilihan alur ini memang harus dilakukan, terutama alur mundur untuk menerangkan cerita ketika Keiko masih hidup. Dan gaya bercerita penulis terasa sangat lembut, adem, tapi menghanyutkan. Yang cukup mengagetkan, penulis mampu pula menjabarkan adegan seksual dengan kalimat singkat tapi cukup jelas untuk dibayangkan. Uh, apalagi lumayan banyak bagian cerita yang membahas soal ini.

Terlepas dari konfliknya yang runcing dan sensitif, saya menangkap pelajaran lain dari novel ini yaitu tidak pernah rugi menjadi orang baik, apapun takdir kita nantinya. Tokoh Ren ini kelihatannya cukup baik.

Oya, judul Rainbirds ini saya belum paham apa kaitannya dengan kisahnya. Tapi memang kata ini sempat dibahas pada halaman 387 mengenai sebutan Rainbird untuk buruk kukuk atau burung hujan. Mereka akan berkicau sebelum hujan. Dan kemudian disusul kalimat, "Sejauh apa pun pergi, mereka selalu pulang." Atau jangan-jangan ini membahas soal kepulangan ke kematian? Tapi mungkin juga soal kepulangan Ren kembali ke Tokyo setelah 6 bulan ia lewati di kota kecil Akakawa menelusuri jejak kakak perempuannya.

Setelah selesai membaca novel ini, saya jadi tidak sabar untuk membaca novel penulis berikutnya yang berjudul The perfect World of Miwako Sumida. Tokoh Miwako Sumida ini sempat disinggung di novel ini sebagai seorang gadis, ketua OSIS, yang sempat tidur dengan Ren. Saya penasaran akan dibahas apa di novel itu.

Untuk pengalaman membaca yang menyenangkan ini saya ingin memberikan nilai 5/5 bintang. Novel yang cukup padat, mengesankan, dan membuka pandangan hidup.


Berikut beberapa kutipan yang saya tandai:

  • ...kesedihan itu sendiri tak akan menyakiti siapa pun. Hal-hal yang kaulakukan ketika sedang sedihlah yang bisa menyakitimu dan orang-orang di sekitarmu. - hal.125
  • ...saya sudah belajar untuk tidak memedulikan pendapat orang lain. Kita tak mungkin menyenangkan semua orang. - hal.140
  • Kenalan adalah orang yang kita kenal, tapi teman adalah orang yang bisa kita andalkan. - hal. 167
  • Jika kita saling mencintai, segalanya bisa diselesaikan dengan permintaan maaf sederhana. Tapi jika tidak, hubungan akan sulit dipertahankan. - hal. 213

Nah, sekian ulasan dari saya. Terkahir, jaga kesehatan dan jangan lupa membaca buku.




[Buku] Ayat-Ayat Mantan - Asef Saeful Anwar


Judul:
Ayat-Ayat Mantan

Penulis: Asef Saeful Anwar

Penyunting: Ipank Pamungkas

Ilustrasi sampul: Hannan Hafizh Rizq

Terbit: 2022, cetakan pertama

Penerbit: Shira Media

Tebal: xiv + 94 hlm.

ISBN: 9786027760592

Apabila engkau

Menemukan cinta baru

Nyanyikanlah bait ini

Setiap pagi;

"Bangun tidur kuterus rindu

Tidak lupa mengingat kamu

Habis mandi kutolong ibu

Membawakan calon menantu"

***

Resensi

Buku ini tipis dan memiliki label sebagai buku Self-Improvement. Nah, saya langsung bingung, sebab di dalamnya berisi puisi-puisi atau prosa. Ini bisa dilihat dari penggalan-penggalan kalimat yang disusun bak puisi dengan membubuhkan judul pada setiap bagiannya.

Menepiskan dulu kebingungan soal hubungan label dan bentuknya, saya akui kalau buku ini asyik dibaca ketika suntuk. Pasalnya, sesuai judul bukunya, isi dari puisi-puisi di dalamnya memang menceritakan semua hal soal mantan. Rasanya hampir semua hal yang berhubungan dengan mantan dibahas. 

Seperti status mantan dan efeknya akan kita temukan pada puisi pertama berjudul Hakikat Mantan. Di situ disinggung soal apa reaksi kita saat nama mantan disebut dan penulis membaginya menjadi tiga: Mantan akan membuat kita marah tanpa alasan, mantan akan membuat kita berpura-pura tak kenal, atau mantan akan membuat kita masih merasakan sisa debaran di dalam dada. 


Membaca 41 puisi soal mantan kita akan mendapatkan pandangan baru mengenainya. Kita akan diberikan solusi ala penulis dalam menghadapi dan menyikapi mantan. 

Contohnya ketika kita mendapatkan undangan mantan apa yang harus dilakukan. Pada puisi Menghadiri Pernikahan diberikan dua opsi jika kita diposisi demikian. Pertama, jika masih belum cukup ikhlas, cukup sampaikan saja pesan ucapan selamat dan turut berbahagia. Kedua, kalau sudah berdamai dengan perasaanmu, silakan datang menghadiri. Di situ ditegaskan, "Sesungguhnya mantan paling lemah merengek minta balikan, mantan paling kuat datang ke pernikahan."

Contoh lain yaitu ketika teman kita menyukai mantan kita, mesti bersikap bagaimana kita? Ini pun dijelaskan penulis dalam puisi yang berjudul Ketika Teman Bertanya Tentang Mantan, kalau perasaan suka tidak bisa dicegah. Bisa jadi temanmu selama ini mendoakan hubunganmu bersama mantan dengan mengesampingkan perasaannya. Maka biarkan mereka berbahagia. kecuali jika temanmu pengkianat, bolehlah ditonjok sekali, sekali saja jangan lebih dari itu.

Masih banyak sisi soal mantan yang disampaikan penulis di puisinya. Kalian bisa membacanya dalam buku ini dan menurut saya cukup mengena pesan yang ingin disampaikan penulis. Kalau pun saat ini tidak dalam kondisi sedang ingat mantan atau sudah move on dari mantan, buku ini bagus untuk bernostalgia ke momen ketika awal-awal putus dulu. 

Ah, kadang kumerasa bego dulu sampai bucinnya kebangetan. Bisa jadi kita akan komentar demikian


Kovernya yang berwarna merah darah memang mencolok. Ditambah ilustrasi sampul ala kitab-kitab membuat buku ini jadi kelihatan sakral dan kaku. Bagi saya tidak cukup menarik. Saya berharapnya mendapatkan kover yang lebih lembut dan sedikit penghiburan. Berandai-andai saja, akan bagus kalau kovernya berupa foto pemandangan atau ilustrasi lukisan yang berwarna-warni pada backround putih. Duh, pasti pembaca akan banyak yang naksir bukunya.

Terlepas dari kovernya, isi buku ini lebih menarik sih. Dan saya senang membaca puisi-puisinya. Makanya saya memberikan nilai 4/5. Buku ini bisa juga untuk memantik semangat membaca setelah cukup lama kesulitan menuntaskan satu judul. Alasannya selain bukunya tipis, temanya pun terbilang ringan.

Sekian ulasan dari saya, terakhir, jaga kesehatan dan jangan lupa membaca buku.


[Buku] Penaka - Altami N. D.


Judul:
Penaka

Penulis: Altami N. D.

Penyunting: Nonie Pahmi

Perancang sampul: Orkha Creative

Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama

Terbit: September 2022

Tebal: 216 hlm.

ISBN: 9786020664125


Pernikahannya memang baru berumur dua tahun, tapi Sofia sudah mau menyerah saja. Suaminya tidak hanya kecanduan game online, tapi juga super berantakan. Laksana bahkan beberapa kali membahayakan anak mereka tanpa sadar. Ngawur!

Karena tidak mau terjebak lebih lama, Sofia minta cerai. Ia bertekad mewujudkan impiannya agar tidak lagi merasa ketinggalan dari orang-orang di sekelilingnya. Namun, sehari setelah berikrar siap menjadi single parent, Sofia terbangun dan menyadari dirinya berubah menjadi... botol minum!

Sofia panik. Situasi yang menyebabkan ia tiba-tiba berubah menjadi kucing, anjing, atau orang asing ini membingungkan. Apalagi ketika ia menemukan rahasia-rahasia tak terduga dari orang-orang terdekatnya.

Lalu, bagaimana dengan rencana-rencana hidupnya? Bagaimana nasib anak semata wayangnya yang masih balita? Sofia harus segera menemukan cara untuk bisa kembali ke wujud asalnya.

***

Sinopsis

Novel ini menceritakan pasangan suami istri bernama Sofia dan Laksana yang sudah memiliki anak perempuan berusia dua tahunan, Raisa. Hubungan suami istri ini sedang diuji lantaran sikap keduanya yang tidak sesuai dengan keinginan masing-masing. 

Sofia kesal bukan main saat suaminya di rumah disibukkan dengan main game dan bukan membantunya menjaga Raisa. Dia merasa sudah capek mengurus rumah dan anak sampai-sampai ia kesulitan untuk makan dan mandi. Sofia berharap Laksana bisa diajak gantian. Belum lagi hal remeh lainnya yang dilakukan Laksana yang membikin Sofia naik darah.

Dan Laksana geram karena Sofia selalu ribut dan cerewet tanpa lihat kondisinya yang capek sepulang kerja. Ia merasa segala hal dikomentari. Nadanya ketika diajak bicara selalu ngotot.

Suatu malam, Raisa yang sedang dititipkan kepada Laksana karena Sofia harus ke toilet, terluka akibat terbentur pojok meja. Laksana lalai karena ia sibuk main game. Kejadian ini men-trigger Sofia untuk meminta cerai.

Pada pagi harinya, Sofia kaget karena ia berubah jadi botol minum. Ia melihat kelanjutan hidupnya dari sosok Sofia lain yang sesuai keinginannya selama ini. Perceraian itu pun disetujui Laksana. Pagi berikutnya Sofia menjadi kucing, dan seterusnya, setiap ia bangun tidur, jiwanya berpindah-pindah menjadi banyak hal.

Bagaimana Sofia bisa kembali ke wujud aslinya? Dan apa kabar dengan perceraian mereka? Bagaimana nasib Raisa kalau mereka bercerai?

***


Resensi

Karena judulnya unik, saya mencari artinya di KBBI. Di situ diterangkan artinya kalau Penaka adalah sebagai; seperti; seolah-olah. Saya menyimpulkan sendiri hubungan judul novel ini dengan isi ceritanya, kurang lebih begini: Kita bisa melihat semuanya jika kita berperan sebagai sesuatu.

Novel ini punya label Metropop tapi tema yang diangkat adalah tema domestik rumah tangga. Kita diajak menyelami keluarga kecil yang baru berjalan dua tahunan, melihat konflik yang biasa muncul ketika suami istri memiliki anak kecil. Saya bisa mengerti kemarahan Sofia saat Laksana keranjingan main game. Saya tidak setuju dengan siapa pun yang mengabaikan prioritas karena game walau dalam novel ini sebenarnya ada alasan masuk akal kenapa Laksana begitu. Pada bagian ini saya ikutan kesal membaca sikap Laksana saat menghadapi Sofia yang marah-marah karena ia melakukan pembenaran tanpa menyampaikan alasannya.

Intinya adalah dalam berumah tangga perlu dibuka ruang berdiskusi selebar-lebarnya. Jangan ada yang dipendam, jangan ada yang ditutupi. Sebab kalau tidak terus terang, siapa pun akan bermain asumsi. Dan jika dilanjutkan akan bermuara pada kesalahpahaman. Jika masih dianggap remeh kondisinya, saya yakin pasangan ini akan membuat keputusan gegabah.

Yang menyegarkan dalam novel ini, ide mengubah tokoh Sofia dan Laksana menjadi bentuk lain (botol minum, anjing, burung, nenek, kakek, remaja SMA, penjaga kasir minimarket) agar mereka melihat kehidupan mereka dari sisi lain, jadi cara ampuh yang bagus. Ini pukulan telak bagi pembaca agar tidak gegabah, tidak menghakimi, tidak menduga-duga, sebab setiap orang membuat keputusan pasti memiliki dasar dan alasan. Yang dibutuhkan oleh kita adalah menilai alasan dan dasar itu sudah baik atau belum.

Mengikuti perubahan bentuk Sofia dan Laksana menjadi hal seru seperti berpetualang. Kita sebagai pembaca akan dibikin penasaran mereka akan berubah jadi apa dan apa yang akan mereka lihat. Karena jadi botol minum, Sofia akhirnya tahu bagaimana Laksana di perjalanan berangkat dan pusingnya saat kerja di kantor. Karena jadi teplon, Laksana jadi tahu bagaimana Sofia sibuk dan lelahnya mengurus anak dan mengerjakan pekerjaan rumah. Sudut pandang lain akan menghasilkan pemahaman yang lain. Yang paling lucu saat Laksana jadi perempuan yang sedang mens, ia kebingungan mengganti pembalut, hehe.


Gaya bahasa penulis sangat renyah dan lincah. Tidak banyak bertele-tele dan runut. Dan penggunaan dua tokoh yang sama untuk satu adegan dibedakan salah satunya dengan tulisan miring. Ini membantu sekali pembaca memahami narasi jiwa tokoh utama dan peran tokoh utama. 

Banyak sekali pelajaran yang bisa diambil dari novel ini, terutama kalau kita membahas keluarga. Yang paling vokal tentu saja soal komunikasi anggota keluarga yang harus dijaga. Pelajaran lain yang mengena buat saya ketika dibahas soal keuangan dan gaya hidup. Ini penting juga diketahui oleh siapa pun, tidak melulu yang sudah nikah. Kalau kita memahami hikmah cerita di novel ini, saya yakin itu bisa jadi bekal untuk diri sendiri dan untuk kelak ketika berumah tangga.

Saya juga suka dengan penokohan yang ada. Perubahan karakter ketika mereka awal menikah, setelah menikah, saat konflik, dan saat semua mulai menyadari kekeliruan, digambarkan dengan baik oleh penulis. Ending ceritanya mampu membuat hati saya menghangat. Dan yang pasti, kita akan diajak untuk menjadi lebih dewasa, baik bersikap atau pun bertindak. 

Gradasi emosi yang disajikan dalam cerita di novel ini berwarna. Pembaca akan dibikin kesal di awal, diajak seru-seruan di tengah, lalu kita akan dibuat tumbuh lebih besar di akhir cerita. Novel ini menyegarkan dan memberi makna lebih. Meski terbilang tipis, buat saya novel ini bernilai tebal.


Beberapa kutipan yang menarik buat saya sebagai berikut:

  • Mereka yang berhasil mengendalikan diri dan terbiasa dengan kebaikan, niscaya akan berpikir dan berperilaku terpuji juga dalam kesehariannya. (hal. 14)
  • Rumah itu soal rasa, tempat penghuninya berbagi rasa sama-sama. (hal. 32)
  • Kesempatan itu momen, tidak datang dua kali. (hal. 50)
  • Manusia sering kali baru menyadari betapa berharganya sebuah kesempatan jika tidak lagi bisa mendapatkannya dengan cuma-cuma. (hal. 194)
  • Terkadang hal yang kita inginkan bukan hal yang kita butuhkan. (hal. 204)
  • Sesuatu yang dimulai dengan nggak baik itu seperti bom waktu, tinggal nunggu meledaknya. (hal. 209)

Untuk kovernya yang didominasi warna orange cukup bikin menarik. Gambar ketiga karakter inti yang berada di depan pintu saling melingkar cukup menggambarkan isi cerita tentang keluarga. Enggak pernah kecewa sih sama pilihan sampul penerbit satu ini. Variatif.

Keseluruhan cerita novel Penaka ini menarik dan unik. Ditambah konflik yang relate dengan banyak orang, novel ini akan sangat berharga dibaca oleh mereka. Saya merekomendasikan novel ini untuk dibaca. Yakin dah, banyak hal baik yang akan didapatkan. Dan saya memberikan nilai 4/5 bintang untuk novel ini.

Sekian ulasan saya, terakhir, terus jaga kesehatan dan jangan lupa baca buku!