Tampilkan postingan dengan label buku. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label buku. Tampilkan semua postingan

Mei 22, 2023

Resensi Novel As Always, I Love... - Nureesh Vhalega


Judul:
As Always I Love...

Penulis: Nureesh Vhalega

Penyunting: Maria Lusia Anindya

Penerbit: PT Elex Media Komputido

Terbit: Januari 2020

Tebal: 288 hlm.

ISBN: 9786230012259


Beberapa bulan menjelang pernikahannya, ayah Lyrrani Bestari meninggal. Dunianya runtuh, karena selama ini dia merasa hanya punya ayahnya dan Rayen, sahabatnya sejak masa SMA. Tidak hanya itu, beberapa masalah mulai bermunculan seiring persiapan pernikahannya. Sesosok orang yang hilang dari hidupnya empat belas tahun lalu, tiba-tiba kembali. Belum lagi, Juan, tunangannya, yang tetap sibuk dnegan pekerjaannya di tengah persiapan pernikahan mereka.

Lyrra bersyukur punya Rayen yang dapat selalu ia andalkan di tengah semua permasalahan yang dihadapinya. Keduanya begitu dekat sampai semua orang di sekitar meragukan persahabatan mereka. "Kami cuma sahabat" sudah sering mereka lontarkan.

Apakah Rayen dapat membantu Lyrra melewati ini semua menuju pernikahannya? Ataukah Rayen akan menghancurkan semuanya... dengan menyatakan perasaan yang sesungguhnya?

***


"Yang terbaik bakal datang di waktu yang tepat. Bukan di waktu yang kita mau, atau kita harapkan, tapi di waktu yang tepat." -hal. 172.

Setahun pacaran, Lyrra akhirnya dilamar oleh Juan dan diterima. Kabar ini disampaikan ke ayahnya tapi reaksi beliau bukan seperti yang Lyrra mau, walau ujung-ujungnya tetap direstui dengan syarat dan ketentuan yang disampaikan langsung kepada Juan.

Enam bulan lagi pesta pernikahan akan digelar. Sejak malam lamaran itu Lyrra sudah merasakan ada perasaan aneh yang mengganjal di hatinya. Entah untuk masalah yang mana.

Namun ayah Lyrra mendadak meninggal. Ia pun terpuruk, merasa sendirian. Tidak ada rumah untuk pulang, ibu tiri jelas bukan pilihan tepat sebab ia tidak akrab dengannya. Beruntung Rayen jadi pahlawan sejati yang akan bersedia kapan pun dan dimana pun.



"... Dan, nggak ada anak yang baik-baik aja dua minggu setelah orangtuanya meninggal. Lo bisa bohongin semua orang, tapi lo nggak bisa bohongin gue." -hal. 62.

Sakit hati lebih dalam muncul saat tidak sengaja Lyrra bertemu kembali dengan ibu kandungnya yang sudah bertahun-tahun meninggalkannya. Lyrra sangat membenci ibunya, jangankan mendengarkan penjelasan soal masa lalu, bertemu saja enggan.

Masalah makin bertumpuk saat Rayen mengungkapkan perasaannya. Lyrra sangat sedih dan marah sebab hubungannya dengan Juan sudah sejauh ini. Ia bingung harus berbuat apa.

Sekuat apa pun Lyrra menghindar, kebenaran akan terwujud di tangan semesta. Tuhan seperti sedang merajut lagi kisah baru antara Lyrra dengan ibunya, antara Lyrra dengan Juan, dan antara Lyrra dengan Rayen. Masa lalu yang pelik mulai menemukan titik terang. Semua yang tertutupi mulai tersibak jelas.

Lyrra bukan saja berperang dengan kisah cintanya, tapi ia pun harus menghadapi masa lalu yang keliru. Tapi apakah Lyrra bisa berdamai dengan masalahnya yang bertubi-tubi?


Membaca novel As Always, I Love... mengingatkan saya pada novel My Pre-Wedding Blues karya Anna Triana. Ceritanya soal persahabatan lawan jenis yang sebenarnya saling suka tapi karena alasan tertentu harus dipendam. Semakin pelik lagi ketika yang perempuan akan menikah dan yang lelaki galau.

Formula novel roman yang sudah banyak dipakai tapi buat saya tetap saja menarik. Soalnya pasti banyak yang mengalami situasi begitu. Dan paling banyak alasannya karena mereka enggak mau merusak persahabatan. Mereka takut kalau pas sudah pacaran lalu ada ketidakcocokan dan akan berujung putus. Persahabatan mereka pun pasti terpengaruh, bisa putus juga.

"Cuma karena lo bakal nikah, bukan berarti gue harus buru-buru ngikutin jejak lo. Apa yang lo anggap baik, belum tentu baik buat orang lain. Jangan egois." -hal. 34

Tetapi di novel ini berbeda, alasannya karena keluarga. Saya kaget sih pas tahu alasan sebenarnya kenapa Lyrra dan Rayen tidak bersatu sejak dulu, padahal kedekatan mereka sudah terlalu solid. Alasan itu logis menahan keduanya. 

Selain romansa, novel ini pun kental banget tema keluarganya. Menyinggung soal keputusan bercerai karena tahu mereka bersatu tanpa cinta yang utuh, dan kalau dilanjutkan akan tambah menyakiti satu sama lain. Dan keputusan bercerai ini sebenarnya memengaruhi anak. Lyrra adalah contoh korban perceraian orang tua yang sampai ia dewasa tidak tahu apa penyebabnya. Asumsi berkembang liar dan tanpa tahu cerita sebenarnya ia membenci ibu kandungnya.

"... Luka bukan sesuatu yang bisa dihindari dari hidup. Setiap manusia yang bernafas pasti akan merasakannya. Tapi... jangan biarkan luka menenggelamkan kamu, Lyrra." -hal. 91

Di novel ini pun akan disajikan keruwetan keluarga Lyrra dan Rayen. Tetapi saya menangkap poin kalau anak yang bijaksana akan mendahulukan kebahagian orang tua di atas segalanya. Cukup mengharukan sekali mengetahui kenapa Rayen bisa sebego itu memendam perasaannya. Di balik kebegoannya ada keikhlasan pengorbanan yang luar biasa.

Saya suka dengan gaya menulis Kak Nuressh yang lugas dan langsung pada poinnya. Tidak diindah-indahkan, tidak nyastra. Narasinya mudah dipahami, dan kayaknya ini kelebihan novel yang kerasa banget di lini CityLite dan Le Marrige. Jadi ketika ada dialog yang meluap-luap, saya bisa merasakan emosi panasnya.

Kalau untuk cerita urbannya sudah pasti kerasa. Latar di Jakarta dan pekerjaan sebagai arsitek. Situasi prefesional sangat terasa sehingga detail ini tidak hanya sebagai tempelan saja. 



Karakter-karakternya juga berhasil dihidupkan penulis. Lyrrani Bestari digambarkan sebagai pekerja keras, mandiri, supel, baik, cantik, dan agak enggak enakan. Saya suka sih bagaimana Lyrra memelihara kedekatannya dengan teman-temannya; Anggit dan Irenne, padahal mereka sudah berada di fase yang berbeda-beda. Irenne sedang menunggu kelahiran bayinya, Anggit masih berpetualangan mencari pasangan, dan Lyrra sedang menuju pernikahan. Namun mereka menghargai satu sama lain, kalau pun ada sindir-sindiran itu lantaran rasa sayang semata.

Juan Harnanto Irsyad, si calon suami Lyrra adalah pria dewasa yang karirnya sudah mapan. Pintar memasak dan pandai mengambil hati. Tipe yang bijaksana dalam menghadapi masalah. Dia mudah meminta maaf dan enggan berlarut-larut dalam amarah ketika sedang berseteru dengan Lyrra. Hubungan mereka pun akan kembali manis. Kekurangannya satu, pekerjaan yang nanjak dibuntuti resiko kesibukan yang susah diprediksi. Ini yang kadang bikin Lyrra sedih sebab momen kebersamaan mereka suka direnggut oleh pekerjaan urgensi.

Rayendra Kendavaz adalah sahabat dekat Lyrra yang terpikat sejak di bangku SMA. Sering bertindak konyol tapi terukur. Misalnya, dia tidak mengisi bensin mobilnya karena ingin berangkat kerja bareng dengan Lyrra. Atau dia main catur dengan ayah Lyrra agar bisa mengambil hatinya sehingga restu bisa turun. Di balik sosoknya yang kadang menyebalkan, Rayen tipe pria yang super perhatian. Sudah bisa dipastikan sih, siapa pun perempuan yang memiliki pasangan seperti Rayen pasti hidupnya akan jauh lebih berwarna. Bisa romantis, bisa bikin emosi.

Selain ketiga tokoh utama di atas, ada juga sahabat Lyrra; Anggit dan Irenne. Ada juga ayah dan ibu Lyrra. Dan tentu saja ibunya Rayen, Tante Nia.

"Hidup bersama orang yang mencintai kamu memang baik, Sayang, tapi nggak ada yang lebih hebat dari hidup bersama orang yang mencintai kamu, juga kamu cintai." -hal. 210.

Untuk kovernya yang didominasi warna putih terlihat sederhana. Ada sosok perempuan yang berambut panjang dan pada ilustrasi rambutnya dipenuhi coret-coret kusut. Menggambarkan sekali bagaimana otak Lyrra yang dipenuhi masalah.

Buat saya novel ini cukup berkesan karena ceritanya yang cukup menyentuh dan gaya menulis penulis yang enak diikuti. Saya merekomendasikan novel ini untuk pembaca yang suka cerita romansa tapi yang kekinian, baik dari segi konflik atau pun narasinya. Saya memberikan nilai 4/5 bintang.

Sekian ulasan novel As Always, I Love... dari saya. Terakhir, jaga kesehatan dan jangan lupa membaca buku.


Februari 23, 2023

Resensi Novel Freeter, Membeli Rumah - Arikawa Hiro


Judul:
Freeter, Membeli Rumah

Penulis: Arikawa Hiro

Penerjemah: Ribeka Ota

Editor: Francisca Ratna

Desain sampul: Chyntia Yaneta

Penerbit: Penerbit Haru

Terbit: November 2021

Tebal: 400 hlm.

ISBN: 9786237351863


Masyarakat memandang remeh orang yang mengundurkan diri dari pekerjaan pertamanya hanya dalam tiga bulan.

Take Seiji hengkang dari pekerjaan tetap pertamanya hanya setelah tiga bulan bekerja dengan alasan konyol—kantornya aneh. Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dan karena terus disindir oleh ayahnya yang kolot, Seiji terpaksa menjadi freeter, orang yang sudah tamat pendidikan wajib tetapi cuma bekerja serabutan sebagai tenaga paruh waktu. Namun, masalah demi masalah menerjang keluarganya yang sudah kacau balau bak kapal pecah. Satu-satunya cara bagi mereka untuk pulih adalah dengan membeli rumah baru dan pindah.

Hanya saja, bagaimana seorang pekerja serabutan dengan pendapatan pas-pasan itu bisa membeli rumah?

Bisakah keluarganya pulih kembali?


Take Seiji tipikal yang belum bisa bertanggung jawab. Setelah lulus kuliah, dia diterima kerja tapi hanya bertahan tiga bulan karena menurutnya cara merekrutnya aneh dan lingkungannya enggak enak. Dan sejak itu dia kesulitan mendapatkan pekerjaan tetap. Mau tidak mau ia melakukan kerja paruh waktu agar tetap punya uang untuk senang-senang. Tapi ritme dia kerja sama saja, jika ada yang membuatnya tidak suka, ia akan keluar dengan entengnya.

Suatu hari, kedatangan Ayako, kakak perempuannya yang sudah menikah dan tinggal di kota lain bersama suaminya, membuka mata Seiji tentang kondisi ibunya. Dia menjelaskan penuh emosi tentang kondisi keluarganya di lingkungan tersebut yang ternyata mengerikan. Seiji tidak sadar kalau selama ini ibu mereka dirundung oleh tetangga sekitar rumah hingga jiwa ibu tertekan dan depresi. Sudah 20 tahun ibu menyimpan beban itu sendirian.



Seiichi sebagai kepala keluarga sebagai penyebab awal mula perundungan tersebut justru menganggap remeh kondisi istrinya dan membuat Ayako geram dan marah besar. Butuh waktu bagi Ayako dan Seiji untuk menyadarkan ayah mereka pada kondisi ibu.

Merasa tidak berguna menghadapai situasi keluarga yang genting, membuat Seiji lebih giat mencari pekerjaan paruh waktu yang mempunyai upah besar. Ia pun memilih pekerjaan sebagai kuli di perusahaan konstruksi, pekerjaan berat karena mengandalkan tenaga. Tapi demi kondisi ibu, ia rela melakukannya.

Selain menabung sampai jumlahnya cukup dan melebihi uang kakaknya yang pernah diserahkan kepadanya untuk keperluan ibu, Seiji juga menargetkan untuk bisa pindah rumah. Sebab menurut dokter cara paling penting untuk menyembuhkan ibu yaitu dengan mengeluarkan beliau dari lingkungan yang membuatnya tidak nyaman. 

Pelan-pelan Seiji mulai mendewasakan diri dengan peliknya hidup. Apakah ia berhasil merubah keadaan di keluarganya?


Freeter adalah lakuran dari freelance arbeiter. Biasanya mengacu pada orang yang telah tamat pendidikan wajib, tapi tidak punya pekerjaan tetap dan melakukan pekerjaan paruh waktu saja. (hal.1)

Saya menyesal kenapa baru sekarang membaca buku ini, padahal buku ini sangat bagus, dan akan saya simpan untuk dibaca ulang ketika mood saya turun atau ketika sedang jenuh dengan pekerjaan.

Novel ini punya tema keluarga. Dikemukakan permasalahan domestik yang pasti ada di sekitar kita. Seperti anak lelaki yang sudah dewasa tapi malas bekerja. Susahnya mencari pekerjaan. Seorang ayah yang angkuh dan dingin terhadap keluarga. Tertekannya seorang ibu karena suami dan anak-anaknya tidak peka.

Sepanjang mengikuti kisah Seiji, banyak banget bagian yang cukup menyentil saya. Terutama soal kesabaran. Poin ini merupakan nilai moral yang paling banyak ditekankan penulis. Kita akan ikut belajar arti sabar dari proses Seiji dan Ayako memperjuangkan kesembuhan ibu di tengah ayah yang belum melek kondisi depresi itu ada, dan di tengah tetangga-tetangga yang seperti mengintai setiap waktu mencari kekurangan keluarga untuk bahan guncingan.

Seiji dengan sabar memastikan ibu meminum obat yang diberikan dokter. Jika terlewat, kondisi ibu akan kembali parah. Dan saat ia memercayakan tugas itu kepada ayahnya, ibu justru kecolongan tidak minum obat dan membuatnya nekat mengiris tangannya. 

Seiji juga harus bekerja keras demi target mengumpulkan uang dan membeli rumah baru. Statusnya sebagai sarjana harus ditanggalkan dulu karena pekerjaan kuli ini yang ada di depannya, dan lagian upahnya lumayan besar.

Saya suka dengan perubahan karakter tokoh-tokohnya di novel ini. Seiji menjadi pria yang dewasa dan bijaksana. Dia bahkan rela membatalkan wawancara saat itu adalah satu-satunya harapan ia mendapatkan pekerjaan tetap, demi pulang ke rumah untuk menenangkan ibunya yang kena serangan panik karena obatnya hilang. Seiji juga meredam emosinya ketika berhadapan dengan ayahnya setelah ia mendapatkan banyak nasihat dari rekan kerjanya yang hampir semuanya adalah bapak-bapak.

Seiichi sebagai ayah pun mau bahu membahu setelah pikirannya terbuka pada kondisi kesehatan istrinya. Walau masih segan mengungkapkan dengan jelas, Seiichi menunjukan perubahan besar dan membuat Seiji dan Ayako lebih tenang.

Ayako pun mulai bisa melihat sisi baik ayahnya, apalagi setelah mereka bisa mewujudkan harapan yang selama ini diperjuangkan. Padahal selama ini ayah dan Ayako selalu bersitegang.



Novel ini pun menyoroti pentingnya kesehatan mental. Depresi yang ditumpuk bertahun-tahun akan butuh waktu lebih lama untuk disembuhkan. Dan penting banget buat kita untuk bisa mengungkapkan dan bercerita apa yang kita rasakan, apa beban kita, kepada orang lain. Jangan terlalu banyak menyimpan masalah sendirian sebab akan menggerogoti kewarasan kita secara pelan-pelan. 

Banyak juga detail-detail cerita yang akan berguna untuk para pencari kerja. Misalnya soal kertas lamaran atau CV yang harus selalu diperbaharui. Jawaban wawancara yang harus lebih spesifik dan bukan template. Masih banyak tips-tips mencari kerja yang masih relevan untuk dilakukan saat ini.

Setelah membaca novel ini, saya jadi lebih sadar untuk bekerja keras penuh kesadaran dan kesabaran. Tidak reaktif pada berbagai keadaan. Dan tentu saja harus bisa memanusiakan manusia dengan melakukan kebaikan-kebaikan walau terkesan sangat kecil.

Untuk novel yang menghangatkan hati ini, saya memberikan nilai 5/5 bintang. Novel ini saya rekomendasikan untuk kalian yang merasa hampa dan kosong jiwanya padahal selama ini melakukan rutinitas keseharian. Siapa tahu dengan membaca novel ini kita bisa belajar sabar dan tentu saja bersyukur, karena kita tidak di posisi Seiji. Dengan begitu jiwa kita akan lebih berisi.

Sekian kesan saya setelah membaca buku ini. Terakhir, jaga kesehatan dan jangan lupa membaca buku.



Februari 15, 2023

Resensi Novel Langit Merbabu - Rons Imawan


Judul:
Langit Merbabu

Penulis: Rons Imawan

Editor: Hutami Suryaningtyas & Dila Maretihaqsari

Sampul: Rony Setiyawan

Penerbit: Bentang Belia (PT Bentang Pustaka)

Terbit: Maret 2017, cetakan pertama

Tebal: viii + 308 hlm.

ISBN: 9786021383810


Setelah pertengkaran yang sengit itu, aku memutuskan untuk tetap menyambangi Merbabu. Tak ada yang bisa membungkam kecintaanku terhadap gunung, termasuk rengekan Langit saat memaksaku menunda keberangkatan.

Akan tetapi, ada yang lain kali ini. Di bawah langit Merbabu segalanya berubah dalam semalam. Aku benci saat firasat itu menunjukkan kuasanya lagi.

Seseorang hadir di tengah-tengah pendakianku dengan menampakkan raut berang. Aku tahu ia tak nyata, aku tahu dimensi kami tak sama, aku tahu ia membawa petaka.

Yang aku tak tahu ... siapa sosok itu sebenarnya, dan bencana apa yang akan kuhadapi sesampainya di Jakarta.


[1] Langit Merbabu

Langit dan Raras berdebat karena Langit meminta Raras untuk menunda pendakian agar mereka bisa merayakan hari ulang tahun Raras. Raras menolak sebab baginya mendaki sama dengan pulang. Pada perdebatan itu keluarlah pengakuan masing-masing mengenai perasaan yang selama ini terpendam. Tentang Langit yang merasa kecil di mata Raras jika dibandingkan dengan gunung selalu diprioritaskannya, atau tentang Raras yang merasa kecil di mata Langit sebab ia kerap ditinggalkan sendiri karena Langit sibuk dengan pekerjaannya. 

"Udah cukup. Pokoknya aku nggak bisa ngabulin permintaan kamu. Menunda kepulangan meski cuma seminggu, buat aku adalah kesalahan terbesar yang bakal aku lakuin. Hati aku udah di puncak sana, Lang, dan aku harus menyusulnya." (hal. 7).

Perdebatan selesai setelah Langit mengalah, ia akan menunggu Raras turun gunung, barulah mereka merayakan hari ulang tahun.

Raras dikenal memiliki kemampuan penglihatan untuk kejadian buruk. Saat turun gunung, Raras mendapatkan penglihatan bertemu dengan remaja tanggung berkupluk maroon yang meminta tolong karena ada temannya yang jatuh di sebuah lembah. Begitu Raras mendapatkan tubuh anak yang jatuh itu, ia dibuat kaget sebab wajah anak yang jatuh sama dengan sosok yang meminta tolong padanya. 

Pertanda lainnya, untuk memastikan perasaannya yang seperti diikuti sesuatu, Raras mengajukan untuk berhitung kepada empat temannya. Dan ia dibuat kaget sebab setelah menyebut lima, di belakangnya ada yang menyebut enam. Pada percobaan kedua, suara itu hilang digantikan suara deru nafas yang begitu jelas di belakangnya. Dan saat Raras menyorotkan lampu senter, ia melihat seraut wajah Langit yang sangat pucat. Raras makin histeris dan semakin yakin kalau ada hal buruk yang menimpa Langit.

Dengan penerbangan pertama, Raras kembali ke Jakarta, menuju rumah Langit. Raras sangat terpukul saat mendengar ucapan ibunya Langit. 

"Raras... Langit menyusul kamu beberapa jam setelah keberangkatanmu. Dia bilang kamu sudah tahu dan memastikan semua perlengkapan dan alat-alat penunjang kesehatannya sudah kalian siapkan." (hal. 34).

Dan Raras harus kehilangan Langit untuk selamanya. Apa yang sebenarnya terjadi dengan Langit?

[2] Sang Imam

Kesukaan mendaki gunung membawa Rahung, pemuda 27 tahun, orang Ujung Pandang, datang ke Pulau Jawa untuk menaklukan Gunung Merapi. Di Pos 2, Rahung bertemu dengan seorang seorang bapak berusia sekitar 50-an dan seorang gadis di belakangnya berusia sekitar 15 atau 16-an. Si bapak bernama Mahadri dan si gadis bernama Gawitra. Mereka hanya saling sapa tapi bagi Rahung, Gawitra sudah memikatnya.

Saat waktunya solat Maghrib, Rahung melaksanakan ibadahnya di sebuah tanah lapang. Kejadian yang bikin bulu kuduk meremang pun ia alami. Sepanjang solat, ia merasa ada yang mengikutinya di belakang. Dan begitu selesai solat, Rahung memastikan ke belakangnya dan tidak ada siapa-siapa.

Ada satu tempat disebut Pasar Bubrah, dan di situlah Rahung mendirikan tenda. Saat rebahan itulah Rahung kembali teringat paras Gawitra. Ia pun berujar dalam hati, 'Jika waktu mampu kabulkan keinginanku, akulah lelaki yang akan menjadi pendampingmu kelak.' (hal. 95).

Malam itu Rahung kembali diganggu oleh sosok perempuan yang meminta air. Ia juga mendengar suara ramai gitaran. Tapi saat dicari sumbernya, Rahung tidak menemukan pendaki lain. Gangguannya semakin kencang memperlihatkan kejadian sewaktu Gunung Merapi erupsi dan diduga perempuan itu adalah pendaki yang menjadi korban saat bencana itu melanda. Tempat tewasnya ya di Pasar Bubrah ini.

Setelah gangguan itu usai, Rahung bisa tidur sampai subuh. Dan dalam mimpinya Rahung mendengar suara Ambo (ayah) memanggil namanya. Tapi sewaktu ia solat Subuh, melalui sudut mata, Rahung bisa melihat banyak sekali gerombolan yang turun menuju ke arahnya. Rahung tahu mereka bukan manusia dan kini mereka berada di belakangnya. Saat Rahung menyudahi membaca Al-Fatihah, di belakangnya menyahut dengan 'Amin' yang sangat ramai dan kencang. Rahung terus berusaha untuk tetap fokus menyelesaikan solat walau hatinya dipenuhi ketakutan. Benar saja, mahluk lain itu kembali pergi memencar setelah Rahung mendapatkan bisikan agar ia tinggal di situ beberapa saat.

"Tinggallah di sini selama beberapa hari. Saat kamu pulang , kamu akan mendapatkan apa yang kamu inginkan." (hal. 110).

Tiga hari Rahung berada di gunung, dan saat sudah turun gunung, tepatnya di Terminal Boyolali, Rahung mendapatkan kenyataan yang susah masuk nalar. Uang yang ia akan pakai untuk ongkos bis sudah tidak laku. Harusnya saat Rahung membuka mata di Pasar Bubrah itu tanggal 23 April 1998, tapi ternyata hari saat ia turun di Terminal Boyolali sudah tanggal 13 Mei 2013. 15 tahun berlalu begitu saja. Rahung menjual semua alat mendakinya agar ia bisa pulang ke Makasar.

Setiba di Makasar, Rahung kehilangan semuanya. Rumah orang tuanya sudah tidak ada. Ia pun mencari adik-adiknya dan beruntung ia bisa menemukan adik ketiganya, Sumi. Tentu saja Sumi kaget setengah mati mendapatkan kakaknya kembali setelah menghilang di gunung belasan tahun dan kini wujud kakaknya tidak berubah sedikit pun. Kesedihan mendalam dirasakan Rahung, apalagi ketika mendengar cerita adiknya tentang bagaimana Ambo sangat bekerja keras mencarinya dengan naik-turun gunung sampai akhirnya Ambo meninggal di gunung juga. Rahung begitu marah kepada Tuhan atas takdir yang mengurungnya di gunung dan berujung kehilangan banyak orang yang ia sayangi.

Menurut Sumi, jawaban atas takdir ini hanya bisa dicari lewat sosok Gawitra. Rahung yang sempat menceritakan pertemuannya dengan Gawitra, diminta untuk kembali menemukan gadis itu. Rahung pun kembali ke Selo, Jawa Tengah, untuk menemukan jawabannya. Dan benar saja, Gawitra yang kini sudah punya anak laki-laki, ternyata pernah mengalami hal serupa, terkurung di Gunung Kelimutu. Mahadri bukan kakeknya, sangkaan Rahung, melainkan suami Gawitra yang kini sudah meninggal.

Ada rencana Allah apa hingga Rahung harus terkurung di Gunung Merapi? Dan apa yang membuat Gawitra juga pernah terkurung di Gunung Kelimutu?



[3] Rest (in Peace) Area

Anjar sudah terpuruk selama tiga bulanan setelah mengalami kecelakaan mobil di tol yang merenggut nyawa sahabatnya. Trisha sebagai pacar masih terus berjuang mengeluarkan Anjar dari traumanya dan agar ia bisa melanjutkan hidup kembali.

Diawali dari sebuah artikel soal akan terkabulnya harapan yang diucapkan saat mengendarai mobil dengan kecepatan lebih dari 120 km/jam sambil menutup mata, Anjar dan si kembar (Harap dan Gema) mencoba melakukan hal serupa sewaktu mereka di tol menuju Sukabumi. Perjanjiannya hanya Harap dan Gema yang akan menutup mata, sedangkan Anjar akan memegang kemudi sesuai kecepatan yang disyaratkan. Tidak lebih dari 5 detik, kecepatan sampai 200 km/jam, terasa lama. Setelahnya mobil mereka hampir menabrak truk kontainer yang tiba-tiba muncul. Ketiganya syok berat dan memutuskan untuk melipir ke rest area.

Sewaktu perjalanan ke rest area, Anjar melewati lokasi kecelakaan mobil. Tampaknya penumpang di mobil itu tidak tertolong dan yang selamat hanya seorang bocah laki-laki berumur lima tahunan. Dan anehnya, Harap bisa tahu kecelakaan itu padahal tadi sedang tidur. Gema justru tidak tahu apa-apa karena tidak melihatnya.

Setelah memastikan detail kecelakaan itu antara Anjar dan Harap, mereka sadar kalau harapan mereka kemungkinan terkabul. Harap ternyata bisa tahu kecelakaan tadi karena ia membaca pikiran Anjar. Ini sesuai dengan harapan yang ia minta, agar bisa membaca pikiran orang lain, dan kini menjadi kenyataan.

Sewaktu di rest area, Gema tidak mau kalah. Ia pun mencoba membuktikan harapannya, berupa ingin sembuh dari fobia buah durian, dan setelah membahas soal buah itu tanpa menimbulkan ketakutan, Gema yakin 100% kalau fobianya sudah sembuh. Si kembar pun penasaran apakah harapan Anjar terkabul.

"Gue tahu elo ikut nutup mata waktu kita ngetes percobaan itu." (hal. 252).

"Anyway, ya, seru aja, kan, bisa lihat apa yang bakal terjadi dalam beberapa menit ke depan? Cuma beberapa menit aja dan bukan semacam vision yang bisa lihat kejadian sampai bertahun-tahun ke depan. Gue nggak ngarep bisa lihat kapan dunia kiamat kayak di film Knowing, bisa tahu kayak gimana gue mati. Atau, tahu siapa jodoh lo berdua entar. Bukan. Bukan hal semacam itu. Gue cuma pengin bisa lihat yang deket-deket aja..." (hal. 258).

Saat mereka mau meninggalkan rest area untuk mencoba sekali lagi karena tampaknya harapan Anjar belum terwujud, Anjar dikagetkan dengan bola yang menggelinding mendekatinya. Anjar melihat anak kecil pemilik bola tersebut dan dia adalah anak yang selamat pada kecelakaan yang ia lihat itu. Artinya, kecelakaan itu belum terjadi. Anjar mengajak si kembar bergegas untuk menyelamatkan penumpang di mobil tersebut.

Apakah mereka berhasil mengubah takdir kecelakaan tersebut? Apa yang sebenarnya terjadi di tol itu hingga sahabat Anjar bisa tewas?


Di buku ini ada tiga cerita yang langsung habis secara konflik. Tidak ada keterkaitan antara satu cerita dengan lainnya. Tapi saya akui, ketiganya merupakan cerita yang seru. Saya sudah berkali-kali membaca buku ini dan efeknya tetap sama: seru, menguras air mata, dan membuat jatuh cinta.

Yang bikin saya suka dengan cerita di buku ini, salah satunya karena membawa tema pegunungan. Saya yang belum pernah mendaki ke puncak gunung mana pun merasa terobati keinginannya hanya dengan membaca kisah di sini. Secara tidak langsung saya bisa merasakan aura mistis yang suka disebut-sebut orang yang pernah mendaki seperti melihat hantu yang menyerupai pendaki dan tersesat di pegunungan karena ditarik ke dunia lain. Ketika membaca bagian ini, sumpah, saya langsung merasa bergidik.

Saya pernah menyebutkan kesukaan pada tema pegunungan di ulasan buku lain yang sama-sama membahas soal pegunungan, silakan baca ulasan bukunya di sini: [Buku] Pendakian Terlarang - Arganov

Salah lainnya yang saya suka adalah soal plot twist yang dibuat penulis pada setiap ceritanya sangat mengejutkan. Ceritanya dirancang dengan rapi, menebar petunjuk yang jelas tapi memiliki pemahaman beda, lalu dibuka menjelang akhir cerita dan itu memang cukup mengejutkan saya sebagai yang baca. Harusnya sudah menduga di awal tapi tetap saja terkecoh. Misalnya soal keaslian sosok Langit yang disorot senter Raras atau soal suara Ambo yang memanggil-manggil nama Rahung. Menurut saya penulis sangat-sangat-sangat berhasil membuat kejutannya.



Konten dramatisasi juga sangat pekat di sini. Beberapa bagian akan menyentil sisi sentimental pembaca. Misalnya di cerita pertama kita akan dibuat menangis ketika sadar kalau kita sudah ditinggalkan orang tersayang. Apalagi sebelumnya kita habis melakukan tindakan egois. Penyesalan yang timbul pasti berlipat-lipat seperti penyesalan Raras yang memilih gunung dibandingkan memilih Langit. Atau bagian ketika Rahung mengamuk dan marah kepada Tuhan lantaran sedih kehilangan orang tua, saudara, dan waktu. Makin menyayat lagi saat tahu bagaimana Ambo pontang-panting mencari saat ia menghilang sampai akhir hidupnya.

Seegois itukah diri ini hingga tega meninggalkan orang-orang yang kucintai untuk kali kedua? Haruskan kekerdilan ini membunuh kebahagiaan mereka yang selama bertahun-tahun menderita karena ulahku? Benarkah ini semua hanya tentang hati hingga kuputuskan untuk menghilang lagi selamanya? (hal. 191)

Karakter yang dibuat penulis sangat hidup. Walau tidak bisa didalami secara penuh karena ceritanya lebih pendek dari novel, tapi pembaca akan tetap terkesan. Ini berkat konflik yang dihadapi mereka terlalu mengesankan. 

Banyak nilai-nilai moral yang bisa kita petik setelah membaca ceritanya. Yang saya rasakan sendiri, setelah membacanya kita akan lebih rendah hati. Kita akan lebih sadar keberadaan kekuasaan Allah SWT yang membuat skenario hebat untuk takdir setiap manusia di bumi. 

Beberapa bagian kalimat bagus di novel ini saya tandai dan hasilnya sebagai berikut:

  • Tak seorang pun sanggup menolongmu di dunia ini selain dirimu sendiri. (hal. 74)
  • Dan, hanya kesabaran yang mampu menyelamatkan kita dari seribu penyesalan. (hal. 134)

Itulah kesan saya setelah membaca buku Langit Merbabu ini dan saya sangat merekomendasikan buku ini buat pembaca siapa pun saking bagusnya. Saya memberikan nilai 5/5 bintang

Terakhir, jaga kesehatan dan jangan lupa baca buku!



Januari 29, 2023

Resensi Novel Ketika Cinta Butuh Jeda - Arganov


Judul: Ketika Cinta Butuh Jeda

Penulis: Arganov

Penyunting: Dinda Mustikasari

Desain sampul: Yanyan Wijaya

Penerbit: PT Bhuana Ilmu Populer

Terbit: Juni 2019

Tebal: 172 hlm.

ISBN: 9786232162556


"Aku mencintaimu...." Itulah yang ingin didengar Yesha dari mulut Devans untuknya. Di depan mata Yesha, Devans menyatakan cinta, tetapi bukan untuknya, melainkan untuk sahabat Yesha. Hatinya hancur dan mati.

Kehadiran lelaki lain tidak mampu menghidupkan cintanya. Yesha telah mati, menyerahkan cintanya kepada satu laki-laki.

Suatu ketika, Devans kembali, ingin memperbaiki kesalahannya di masa lalu. Namun, itu justru membuat Yesha semakin terpuruk. Meskipun mencintainya, Yesha terlanjur membencinya.



Gara-gara lamaran Devans kepada Aruna, hidup Yesha hancur lebur. Bukan apa-apa, keduanya memang menyukai Devans. Tapi Yesha yang merasa diberi kode-kode tidak menduga jika perempuan yang bakal menjadi istri Devans bukan dirinya, melainkan sahabatnya.

Tiga tahun kemudian, Yesha dipertemukan kembali dengan Devans pada keadaan yang berbeda. Devans sudah menjadi ayah bagi gadis manis berusia 2 tahun bernama Aurelia. Dan Yesha baru tahu kalau Aruna sudah meninggal.

Perasaan sakit hati di masa lalu belum kunjung sembuh. Apalagi orang yang menyebabkan sakit hatinya justru muncul lagi dalam kehidupannya. Di tengah kegundahan hati menghadapi masa lalu, Ari hadir dan berterus terang mengenai perasaannya. 

Yesha dibuat bingung memilih antara Devans dan Ari. 



Ini kali kedua saya membaca novel karya Kak Arganov, sebelumnya saya sudah membaca bukunya yang berjudul Pendakian Terlarang. Saya sangat suka dengan buku itu dan rating saya berikan sebesar nilai 5/5 bintang. Karena hal ini, saya memutuskan untuk membeli buku ini sewaktu ada promo murah di gramedia.com yang bukunya dikirim dari Gramedia Grage Mall Cirebon. Karena berada di satu kota, saya membeli juga dengan pengiriman pick up in store.

Saya suka dengan kovernya yang minimalis, enak dipandang, walaupun bukan yang bakal menggiring orang yang melihatnya untuk langsung beli. Kalau saya kan pernah baca karya lainnya, jadi tahu kalau buku ini pun pasti menarik. Sayangnya, saya tidak menemukan identitas penulis di dalam bukunya. Novel ini langsung dibuka dengan prolog dan berakhir dengan epilog, tidak ada basa-basi seperti 'kata pengantar' atau 'tentang penulis'. Eit, saya enggak kehabisan akal dong untuk mencari informasi penulisnya, dan sampailah saya di akun instagram-nya. Beliau ini ternyata seorang ibu. Kalau menilik dari gramedia.com, Mbak Arganov ini sudah menerbitkan lima buku: Ketika Cinta Butuh Jeda, Pendakian Terlarang, Aku Bukan Dia, Home, dan Ra-Ja. Saya jadi pengen baca buku lainnya juga.

Sekarang masuk ke kesan setelah membaca cerita romance ini ya. Blurb-nya sudah sangat jelas sih, soal perempuan yang kecewa ditinggal nikah dan susah move-on meskipun sudah ada lelaki lain yang mendekatinya. Tema percintaan sangat mendominasi ceritanya dan konflik pun hanya berkutat soal itu. Tidak ada tema lain yang dibahas, dan bisa jadi ini alasan kenapa novelnya tipis banget, dan bisa dibaca dalam waktu relatif singkat.

Walau begitu saya menyukai bagaimana penulis merajut ceritanya. Pada beberapa bagian memang bikin gregetan terutama membaca bagian Yesha yang masih saja menarik diri dari Devans padahal sinyal Devans yang mau mendekatinya lagi sudah sangat jelas. Yesha terlalu banyak mengingat masa lalu makanya dia meradang sendiri. Dan dari novel ini saya baru tahu kalau move-on orang ada yang fasenya butuh lebih dari satu tahun. Saya kira satu tahun itu sudah terbilang paling lama, tapi Yesha bisa lebih lama, tiga tahun lho, dan dia masih bisa menangis di kamar setiap kali mengingat masa lalu.


Penulis juga membawakan ceritanya melalui diksi yang sederhana dan mudah dipahami. Makanya kenapa saya bisa melahap novel ini hanya hitungan jam saja, tidak terganggu oleh banyak distraksi. Tidak banyak memuat quote juga, alhasil saya tidak banyak meletakkan bookmark di dalam bukunya. Kalau enggak salah hanya sebiji, itu pun menandai kalimat yang dramatis antara Ari kepada Devans.

"Kamu menyerah sebelum mencobanya sama sekali. Kamu marah ketika orang lain ingin mencoba mencintai Yesha? Wah, egois sekali. Sampai berapa lama hukuman itu kau terapkan?" - hal. 139.

Karakter-karakter yang ada di novel ini bukan yang loveable dan akan terus diingat, soalnya penulis tidak membangun dengan lengkap dan detail. Lagi-lagi memang novel ini tuh ketipisan, coba lebih tebal mungkin kesempatan penulis untuk menggali setiap karakternya akan lebih banyak sehingga pembaca bisa merasa dekat. Kalau harus memilih karakter yang membuat saya terkesan, pasti saya akan menyebut karakter Ari. Kenapa? Dia tokoh sampingan yang menjadi korban, perasaannya tertuju ke orang yang salah, di waktu yang salah, dan dia otomatis tidak punya pilihan lain selain merelakan. Menyedihkan sekali nasibnya itu. Pilihan saya ya karena simpati.

Tokoh Yesha digambarkan sebagai perempuan muda yang bucin, pemendam, dan masih belum cukup dewasa untuk menentukan sikap. Malah di saat dia masih kuliah, penulis menggambarkannya seperti gadis yang introvert, selalu nunduk, dan agak susah untuk bertatapan mata. Dan yang paling kentara dia ini suka overthinking, terbukti dengan narasi dia yang kebanyakan menduga-duga sikap Devans kepadanya ketika takdir mempertemukan kembali.

Devans di sini memang tidak bisa dipastikan berkarakter seperti apa yang menonjol. Alasan dia menikahi Aruna justru karena salah paham. Dan bukannya menghentikan kesalahpahaman ini di malam lamaran itu, dia justru meneruskan karena faktor tidak enak hati. Masalah pun menggelinding terus.

Aruna sebagai teman Yesha memang tidak punya porsi banyak tapi perannya berarti. Dia pecemburu dan diam-diam ambisius sehingga dia menggunakan berbagai macam cara untuk mendapatkan apa yang ia inginkan. Dan saya masih bertanya-tanya mengenai status Aurelia ini, sebenarnya anak siapa, soalnya tidak disinggung nama pria lain.


Dari keseluruhan ceritanya, saya menangkap maksud penulis lewat konflik Yesha, Aruna, Devans, dan Ari ini adalah untuk jangan pernah segan mengungkapkan isi hati dan pikiran. Jangan membiarkan asumsi yang menguasai kesimpulan. Sebelum diungkapkan, kita mana akan tahu masalah dan kejadian sebenarnya. Kejujuran itu selalu membawa kebaikan. Jadi sebisa mungkin kita harus menjadi pribadi yang bisa jujur kepada diri sendiri dan kepada orang lain.

Segitu ulasan saya untuk novel Ketika Cinta Butuh Jeda ini. Saya memberikan nilai 3/5 bintang. Novel ini seru dibaca sebagai selingan ketika suntuk setelah membaca bacaan serius atau setelah dilanda reading slump.

Terakhir, jaga kesehatan dan jangan lupa membaca buku!


Januari 11, 2023

Resensi Novel Kisah Langit - Arum Effendi


Judul:
Kisah Langit

Penulis: Arum Effendi

Penyunting: Rini Nurul Badariah

Penerbit: Penerbit Qanita

Terbit: Juli 2013, cetakan pertama

Tebal: 324 hlm.

ISBN: 9786029225914

Kau berkas biru langit di jendelaku. Tetapi kau pergi, hari-hariku pun kembali diisi sunyi. Kini kau kembali, tapi tak lagi kulihat biru. Langit yang mengiringi langkahmu mendung dan penuh badai.

Sejak sakit merampas pendengarannya, dunia Rahani menjadi sunyi dan sepi. Tuli dan tak bisa bermain cello untuk mengejar kegeniusan sang kakak, dia tersingkir dari pandangan sang ibu yang memuja sang kakak. Pelarian Rahani adalah Bayu, yang selalu membawanya menikmati berkas biru langit di balik Jendela Laiden di rumah seberang jalan.

Tetapi, tragedi datang beurntun. Bayu pergi, kakak dan ayahnya meninggal dalam kebakaran. Tinggallah Rahani sendirian, merawat ibunya yang sakit akibat beban duka. Pelarian Rahani hanyalah menatap langit di Jendela Laiden rumah Bayu, sembari memainkan cello peninggalan sang kakak, meski musiknya tak bisa dia nikmati lagi.

Lalu, seorang pemuda misterius muncul ketika Rahani memainkan cello. Dia mengenalkan Rahani pada langit malam. Langit yang tak biru, tetapi menyajikan kilauan bintang. Bayukah dia? Dan mampukah dia mengusir mendung kesunyian di hati Rahani?

"Kau tak akan pernah menemukan Orion dan Scorpio berdampingan di satu langit malam."

***

SINOPSIS

Dari kecil Rahani dibanding-bandingkan oleh Bunda dengan kakaknya yang mahir memainkan alat musik harpa, Kak Rihan. Rahani tidak terlalu luwes bermain harpa karena ia lebih suka menggambar. Cita-citanya ingin menjadi arsitektur. Rahani juga harus kehilangan pendengaran akibat sakit meningitis sehingga kesehariannya harus menggunakan alat bantu dengar. Tragedi belum usai, Rahani harus kehilangan Ayah dan Kak Rihan pada kebakaran hotel saat mereka pergi ke luar kota untuk menghadiri pertunjukan. Bunda terpuruk dalam kesedihan dan Rahani makin tersisihkan. 

Sebenarnya Rahani punya kawan dekat bernama Bayu Narendra tapi dia pun harus pindah ke Jogjakarta. Rumah kosong, tepatnya di tangga dekat jendela besar yang disebut Jendela Laiden, yang merupakan spot favorit mereka makin tambah sunyi saja. Rahani sendirian melalui hari-harinya sampai ia dewasa dan bertemu lagi dengan Bayu di rumah kosong tersebut. Tapi Bayu datang tidak sendirian, ia bersama Antariksa Ganidar, sepupunya.

Bayu berubah menjadi sosok yang menyebalkan. Rahani yang kerap dikecewakan dibesarkan hatinya oleh Riksa. Takdir akhirnya membawa Rahani dan Riksa ke Belanda untuk kuliah berkat beasiswa. Tapi Riksa membawa misi lain berhubungan dengan keluarganya.

ULASAN

Menurut saya novel ini condong membahas soal hubungan keluarga antara anak dan orang tua yang tidak harmonis karena suatu hal. Rahani dengan Bundanya karena perlakuan pilih kasih. Riksa dan mamanya karena mereka harus berjauhan antara Indonesia dan Belanda. Konflik muncul dari hal ini.

Saya kurang suka dengan cerita di novel ini. Ceritanya terasa tidak punya roh. Dan bisa jadi gara-gara karakternya yang tidak loveable, ditambah alurnya yang kelewat dipaksakan. Resume fase di novel ini kurang lebih begini: konflik gara-gara dibandingkan, momen sakit parah, momen kehilangan, momen menghadapi orang tersayang yang berubah total, momen adaptasi di Belanda, momen cemburu, dan momen kecelakaan. Jujur saya agak capek karena dilempar ke begitu banyak fase walau setiap fase memiliki akhir. Padahal akan lebih dramatis kalau bisa menggabungkan fase tadi secara paralel.

Sebenarnya premis novel ini menarik, tapi karena terlalu banyak informasi yang dimasukan, saya tidak bisa merasakan emosi ceritanya. Informasi tersebut adalah soal astronomi, aritektur, penyakit meningitis, dan geografi Belanda. Bagus karena menambah wawasan bagi pembaca, tapi karena kebanyakan, saya tidak menemukan peleburan informasi tadi dengan alurnya. 

Beberapa momen menunjukkan kekonyolan dari tokoh-tokohnya. Misal ke-keukeuh-an Riksa menunggu mama dan adiknya di depan rumah saat badai salju. Menurut saya agak memaksakan banget harus begitu padahal teman Riksa sudah mengingatkan kalau badai salju tidak baik buat kesehatan. Dan tahu alasan apa yang dipakai Riksa, karena kangen. What?!! Receh banget untuk kekeraskepalaan yang bisa mengancam jiwa. Masih banyak kejanggalan lain di sepanjang novel ini dan itu yang membuat saya tidak bisa memasuki ceritanya.

Saya hanya bisa memberikan novel ini nilai 2/5 bintang. Tidak ada informasi apakah ini novel debutnya atau bukan. Tapi novel ini memang tidak berkesan buat saya.

Sekian ulasan saya untuk novel ini. Terakhir, jaga kesehatan dan jangan lupa membaca buku!



Januari 08, 2023

Resensi Novel Si Anak Emas (Sweet Valley Twins #2) - Francine Pascal


Judul:
Si Anak Emas (Sweet Valley Twins #2)

Penulis: Francine Pascal

Penerjemah: Amalia Th.

Editor: Harmiel M. Soekardjo

Penerbit: Dian Rakyat

Terbit: 1992, cetakan pertama

Tebal: iv + 100 hlm.

ISBN: 9795231383

Elizabeth dan Jessica Wakefield adalah penari terbaik di kelas balet mereka. Keduanya berhasrat untuk menari solo dalam resital yang akan datang. Elizabeth enggan bersaing dengan kembarannya, namun Jessica tak peduli. Ia yakin dirinya lebih baik dari kembarannya. Masalahnya adalah guru balet mereka. Apapun usaha Jessica, Bu Andre tak pernah memperhatikannya, bahkan ia selalu memuji Elizabeth.

Ini tidak adil - dan Jessica tak mau mengalah, hanya karena kembarannya itu kesayangan guru.

***

Buku tipis ini saya dapatkan secara gratis sebagai bonus ketika beli tiga novel preloved karya Cecillia Wang di salah satu akun eccomerce. Dilihat dari tampilan fisiknya, novel ini tuh jadul banget. Desain dan foto di sampulnya khas buku-buku lama. Dan untuk judul Anak Emas ini ternyata series nomor dua dari Sweet Valley Twins.

Untuk ceritanya, novel ini mengangkat konflik persaingan Elizabeth dan Jessica untuk menjadi penari balet solo sebagai Swanilda pada pertunjukan. Jessica kadung kesal dengan pelatihnya, Bu Andre, karena beliau tidak pernah memperhatikannya, dan justru sibuk memuji dan menyanjung kembarannya, Elizabeth. Padahal kalau soal teknik menari, Jessica lebih unggul dibanding kembarannya. Dan karena itu, Jessica selalu menilai kalau Bu Andre tidak adil dengan mengistimewakan Elizabeth seperti anak emas. 

Persaingan ini membuat hubungan Elizabeth dan Jessica tidak harmonis. Ayah dan Ibu bahkan harus turun tangan agar keduanya bisa akur dan saling mengerti. Karena terobsesi menjadi Swanilda, Jessica berusaha keras menjegal Elizabeth agar gagal audisi. Tapi tetap saja Elizabeth yang akhirnya lolos ditunjuk sebagai penari utama. Jessica makin kesal dan sampai menjelang pertunjukan ia masih belum terima dengan kenyataan dan terus berupaya memberontak. Elizabeth sebagai kakak jauh lebih bijaksana. Ia pun merencanakan skenario agar hubungannya dengan Jessica kembali harmonis tanpa menggagalkan pertunjukan.

Novel Anak Emas ini tergolong buku anak-anak. Tokoh utamanya; Elizabeth dan Jessica, masih sekolah kelas enam. Sehingga konflik yang dibangun terbilang ringan. Karena membawa tema iri dan dengki, penulis mengemas persaingan antara si kembar dengan lembut. Kejahatan-kejahatan yang ditunjukan sebagai bentuk iri hati pun bukan yang tindakan kriminal, tetapi langkah-langkah yang mungkin banget dipikirkan dan dilakukan anak seusia itu.

Saya suka dengan karakter Elizabeth yang dewasa. Ia bisa memikirkan mana prioritas penting sehingga ia rela mengorbankan keinginannya demi hubungan harmonis dengan kembarannya. Dan walau sudah dijahati, Elizabeth tetap menganggap kalau Jessica adalah segalanya.

Penerjemahan novelnya pun bagus. Saya tidak mengalami kesusahan membacanya. Ada kata-kata nyeleneh masa kini yang ternyata sudah dipakai di novel lawas, rada mengagetkan memang. Tapi poin ini masih aman, tidak mengganggu proses mengikuti ceritanya. 

Ending ceritanya cukup melegakan. Saya memberikan nilai 4/5 bintang untuk cerita seru di kembar ini.

Dan yang terpenting, di akhir buku kita akan dibawa pada bagian pembukaan untuk novel lanjutannya. Setelah judul ini, kita akan dibawa berpetualangan memecahkan soal kehadiran anak perempuan seusia si kembar yang datang di rumah keluarga Mercandy yang dikenal berhantu. Judul lanjutannya Rumah Hantu. Saya penasaran banget dan kayaknya bakal pelan-pelan mencari buku lainnya.

Setelah mencari info di eccomerce, ternyata ada beberapa series Sweet Valley lainnya seperti Sweet Valley Kids dan Sweet Valley High. Untuk series ini saja, saya baru ketemu kalau punya 11 judul. Jadi pengen cepat-cepat mengumpulkan semua seriesnya, hehe.

Nah, sekian ulasan dari saya. Terakhir, jaga kesehatan dan jangan lupa baca buku!




Desember 21, 2022

Resensi Novel Le Petit Prince (Pangeran Cilik) - Antoine De Saint-Exupery


Judul:
Le Petit Prince (Pangeran Cilik)

Penulis: Antoine De Saint-Exupery

Penerjemah: Henri Chambert-Loir

Desain sampul: Marcel A. W.

Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama

Terbit: November 2022, cetakan kedua puluh tujuh

Tebal: 120 hlm.

ISBN: 9786020323411


Pangeran Cilik termasuk buku yang paling banyak diterjemahkan di dunia. Konon pernah disadur ke 230 bahasa asing. Buku ini memang luar biasa. Tampaknya seolah cerita anak-anak, tapi sebenarnya dinikmati dan direnungkan juga oleh orang dewasa. Lewat cerita seorang anak yang mengamati dunia dengan mata naif dan lugu, Saint-Exupery menyentuh beberapa nilai dan pengalaman manusia paling dasar, seperti kekuasaan, tanggung jawab, dan cinta. Dongeng yang mengharukan sekaligus amat mendalam ini termasuk karya-karya agung sastra dunia yang tidak terlupakan.

***

SINOPSIS

Tokoh Aku, pada usia enam tahun, melihat gambar ular sanca yang melilit mangsanya pada sebuah buku. Lalu ia pun membuat gambar versinya sendiri; ular sanca menelan gajah, dan saat disodorkan kepada orang dewasa, persepsi mereka berbeda dengan pemahaman si Aku. Gambar tersebut dibilang gambar topi. Lalu si Aku menggambar versi terbuka yang menunjukan lebih jelas kalau yang ia gambar itu ular sanca memakan gajah. Tetapi orang dewasa mengatakan kalau ilmu bumi, ilmu hitung dan ilmu sejarah, dianggap lebih penting. Sejak itu si Aku berhenti menggambar dan memilih profesi menerbangkan pesawat terbang setelah ia dewasa.

'Orang dewasa tidak pernah mengerti apa-apa sendiri, maka sungguh menjemukan bagi anak-anak, perlu memberi penjelasan terus-menerus.' -hal. 8-9

Suatu hari pesawat yang dikendarainya mengalami kerusakan dan ia pun mendarat di Gurun Sahara. Sendirian ia harus membetulkan kerusakan pesawatnya, dan air minum yang tersisa hanya cukup untuk seminggu.

Satu subuh, si Aku bertemu dengan sosok Pangeran Cilik yang memintanya menggambar seekor domba. Dan dari pertemuan ini, si Aku dan Pangeran Cilik mengobrol banyak hal hingga si Aku mengenali Pangeran Cilik lebih dalam.

Pangeran Cilik banyak bertanya dan secara tidak sadar ia menceritakan siapa dirinya. Tentang planet tempat ia berasal, tentang bunga mawar, tentang pohon baobab, dan tentang perjalanannya melintasi planet-planet hingga akhirnya ia mencapai Bumi.

Di planet pertama, Pangeran Cilik bertemu dengan raja yang berkuasa. Di planet kedua ia bertemu seseorang yang sombong. Di planet ketiga ia bertemu dengan pemabuk. Di planet keempat ia bertemu dengan pengusaha. Di planet kelima dihuni ia bertemu penyulut lentera. Dan di planet keenam ada ia bertemu lelaki tua yang menulis buku-buku tebal. Bumi adalah planet ketujuh yang disinggahi Pangeran Cilik dan ia terdampar di Gurun Sahara.

Di Bumi, Pangeran Cilik bertemu dengan ular gurun, bunga berkelopak tiga, kebun mawar, seekor rubah, tukang wesel rel kereta api, dan penjual pil. Orang terakhir yang ditemui Pangeran Cilik sepertinya adalah si Aku ini.

Perjalanan yang penuh petualangan membuat Pangeran Cilik mendapatkan pengetahuan baru. Selain itu, ia juga mendapatkan pengajaran moral soal kehidupan.

***

IDE CERITA

Kalau ada yang bilang ini buku anak, bisa benar. Soalnya karakter Pangeran Cilik ini memang masih anak-anak, walau enggak jelas umur berapa. Dan gaya dia bicara dan berpikir juga masih polos seperti anak-anak pada umumnya, yang serba tidak tahu dan penasaran pada banyak hal.

Di buku ini Pangeran Cilik berpetualang melintasi planet-planet dan bertemu penghuninya. Tema petualangan bukannya tema yang umum di buku anak-anak. Ditambah unsur fantasi khas dongeng sangat kental ditemui di buku ini. Misal, Pangeran Cilik bisa bercakap-cakap dengan tumbuhan dan binatang. Jadi pantaslah kalau buku ini bisa dikategorikan sebagai buku bacaan anak-anak.

Lalu, kalau mau dibilang buku untuk pembaca dewasa, ada benarnya juga. Isu yang disinggung di beberapa bagian memang lebih pas dibaca oleh orang dewasa sebagai pengingat. Contohnya seorang astronom Turki yang mengabarkan soal keberadaan Asteroid B 612, tidak dipercayai orang-orang hanya karena ia memakai baju daerahnya. Tapi selang bertahun-tahun kemudian, dia menyampaikan informasi yang sama dengan memakai baju modern, orang-orang langsung percaya. Perkara baju bisa merubah penilaian. Ini sifat manusia sih, gampang menilai dari apa yang tampak di mata. 

Manusia dewasa juga disindir sebagai orang yang suka angka-angka. Dibilangnya, orang dewasa jarang menanyakan hal penting di luar angka kepada orang lain, misalnya apa kegemarannya, bagaimana kesehatannya, atau bagaimana kondisi keluarganya. Tetapi kebanyakan mereka menanyakan pertanyaan yang ada angkanya, misal tinggal di rumah nomor berapa, cicilan rumah berapa, gaji sebesar apa, sudah punya anak berapa, dan masih banyak pertanyaan serupa lainnya.

Banyak sekali pelajaran moral yang disinggung oleh pertanyaan Pangeran Cilik kepada si Aku. Kita sebagai pembaca akan diingatkan nilai-nilai yang mungkin sudah tidak kita perhatikan. Walau buku ini lucu, tapi kalau dibaca oleh pembaca dewasa, buku ini justru mengajak untuk merenung.

Untuk ending ceritanya dapat saya pahami secara garis besar. Tapi untuk memahami apa yang sebenarnya terjadi, kayaknya perlu dibaca ulang sebab beberapa kalimat malah membingungkan alurnya.

"Jadi bukan kebetulan kalau pagi-pagi hari aku mengenalmu, delapan hari yang lalu, kamu sedang berjalan-jalan sendirian, seribu mil jauhnya dari pemukiman orang? Kamu waktu itu sedang kembali ke tempat jatuhmu?" -hal. 101

Dan setelah saya membaca sampai akhir buku, saya berasumsi jangan-jangan si Pangeran Cilik ini tuh hanya halusinasi si Aku ketika ia terdampar di Gurun Sahara seorang diri. Jadi, dengan sendirinya dia menciptakan satu tokoh khayalan di otaknya yang ia ajak bicara dan diajak berkeliling gurun, saking si Aku ini mengalami dehidrasi dan guncangan mental karena mesti bertahan sendirian. Ini PR sih buat saya untuk membaca ulang bukunya agar lebih mengerti secara keseluruhan. Kalau sekali baca, bisa saja ada pemahaman yang terlewatkan.

PLOT/GAYA BERCERITA/POV/KARAKTER

Alur novel Pangeran Cilik ini menggabungkan alur maju dan mundur. Namun dominannya alur mundur, sebab penulis mesti menjabarkan siapa Pangeran Cilik, dari mana dia berasal, dan bagaimana perjalanan dia yang akhirnya bisa sampai ke Bumi.

Menurut saya penulis berhasil membuat cerita sederhana tapi berbobot. Terkesan buku anak-anak tapi banyak isu orang dewasa yang diangkat. Makanya tidak heran kalau buku ini laris dimana-mana. Dan untuk kualitas terjemahannya sudah sangat bagus. Cerita Pangeran Cilik ini mudah dinikmati berkat diksi-diksi yang tidak aneh-aneh.

POV yang dipakai penulis adalah sudut pandang orang pertama. Tetap mempertahankan ke'aku'annya meski fokus cerita sebenarnya lebih banyak ke Pangeran Cilik. 

Si Aku ini tidak tampak spesial. Dia hanya orang dewasa yang suka menerbangkan pesawat setelah mengubur mimpinya menjadi pelukis. Sedangkan Pangeran Cilik adalah sosok kecil yang polos, lugu, dan punya keingintahuan yang besar. Biar pemikir, tapi tidak dengan pikiran yang liar dan aneh. Karakternya mewakili sifat anak-anak pada umumnya, yang kepo.


BAGIAN FAVORIT

Siapa sih yang enggak sedih pas perpisahan? Apa lagi selama delapan hari mereka ngobrol bareng, bahas banyak hal, dan tiba-tiba terucap perpisahan. Huhuhu, sedih. 

'Hanya tampak satu kilat kuning dekat pergelangan kakinya. Sejenak ia tidak bergerak. Ia tidak berteriak. Ia rebah dengan pelan bagaikan pohon tumbang. Tanpa bunyi, karena pasir.'-hal. 110.

PETIK-PETIK

Terlalu banyak pesan moral yang diungkapkan melalui petualangan Pangeran Cilik di buku ini. Pesan pertama yang disampaikan penulis melalui tokoh si Aku yang galau sejak gambar gajah di tubuh ular dibilangnya gambar topi adalah jangan pernah mematahkan semangat seseorang. Bukan kepada anak kecil saja, kepada orang dewasa pun. Kita punya keberanian yang beda-beda dalam membuat keputusan. Bagi sebagian orang, pendapat orang lain bisa menjadi gunting yang jika salah digunakan akan memutus semangatnya.

Lalu, sindiran halus mengenai kekuasaan dan cara berkuasa disampaikan saat Pangeran Cilik singgah di planet pertama yang dihuni oleh seorang raja. Menurutnya, kekuasaan dan perintah dari penguasa harus masuk akal agar dipatuhi rakyatnya. Kayaknya buku ini harus dibaca oleh penguasa dan anak buahnya di Indonesia ini, biar paham salah satu nilai yang harus dimiliki oleh seorang penguasa.

"Tepat! Setiap orang harus diminta apa yang dapat ia berikan," sambung Raja. "Kekuasaan berasaskan akal. Jika kamu menyuruh rakyatmu menceburkan diri ke laut, mereka akan memberontak. Aku berhak menuntut kepatuhan, sebab perintah-perintahku masuk akal." -hal. 46

Di planet lima yang dihuni oleh penyulut lentera, kita bisa belajar mengenai konsep taat aturan dan bertanggung jawab. Di sini penyulut lentera akan mematikan dan menghidupkan lentera dalam satu menit. Ia melakukannya secara taat walau ia tidak punya waktu untuk istirahat. Menurut si Penyulut Lentera, "Aturan adalah aturan." Bayangkan kalau kita berada di posisinya, kita pasti akan meninggalkan tugas tersebut dengan mengeluarkan banyak pembenaran. Dari cerita ini kita memang harus benar-benar melakukan tugas dengan baik dan bertanggung jawab.

Masih banyak nilai moral lain yang bisa kita petik, tapi alangkah lebih baiknya jika kalian membaca bukunya langsung. Akan lebih mengena ke relung sebab kita sendiri yang menentukan kapan mau meresapi nilai-nilai tersebut.

NILAI

Membaca buku terkenal yang sering wara-wiri dibicarakan orang-orang menjadi kebanggan sendiri. Setidaknya sebagai pembaca buku, saya pernah membaca buku yang dibaca banyak orang di seluruh dunia juga. Dan untuk cerita Pangeran Cilik dan petualangannya ini saya berikan nilai 4/5 bintang

Novelnya punya cerita ringan dan menyenangkan tapi mengajak kita untuk menjadi lebih baik pula. Bukankah berharga banget kan bisa baca buku yang seperti ini?

Hal menyenangkan lainnya, di buku ini kita disuguhi ilustrasi berwarna yang cakep-cakep pisan. Tidak membosankan membuka halaman demi halamannya.

Nah, sekian ulasan saya. Terakhir, jaga kesehatan dan jangan lupa membaca buku!



Desember 19, 2022

[Buku] The Good Earth (Bumi Yang Subur) - Pearl S. Buck


Judul:
The Good Earth (Bumi Yang Subur)

Penulis: Pearl S. Buck

Penerjemah: Gianny Buditjahya

Desain dan ilustrasi sampul: Staven Andersen

Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama

Terbit: Maret 2019, cetakan keenam

Tebal: 512 hlm.

ISBN: 9789792241051

Kisah tentang keluarga Wang Lung-keluarga petani Cina sederhana yang mendapat kemuliaan dari tanah yang diolahnya. Wang Lung mencintai tanahnya melebihi cintanya kepada keluarga dan dewa-dewanya. Dan tanah itu membuat hidupnya makmur. Wang Lung mempertahankan tanahnya dari bencana alam dan gerombolan bandit. Dan dia berhasil. Dia menanamkan akar sebuah dinasti yang berkuasa. Dinasti yang terdiri atas istri-istri, selir-selir, dan banyak anak-anak yang kelak mengkhianatinya.

***

SINOPSIS

Wang Lung adalah pemuda miskin yang tinggal dengan ayahnya di rumah sederhana. Mereka memiliki sebidang tanah tepat di seberang rumahnya. Dalam keterbatasan, Wang Lung akhirnya bisa menikahi  seorang budak perempuan tidak cantik, berwajah kotak, berkaki dan berbadan besar, yang dijemputnya dari Rumah Keluarga Hwang, bernama O-lan. Meskipun O-lan sangat pendiam, tapi ia tangkas, rajin, dan berpengalaman melakukan pekerjaan rumah. Semua kegiatan mengurus rumah yang dulunya dilakukan Wang Lung kini dikerjakan O-lan. Dan berkat perawakan O-lan yang besar, tenaganya sangat membantu untuk menggarap sawah.

Keuletan dan kerja keras O-lan patut diacungi jempol. Ia bisa melahirkan anak tanpa bantuan siapa pun. Ia juga bisa pergi ke sawah padahal beberapa saat lalu baru saja melahirkan. Wang Lung begitu terharu dengan kesetiaan O-lan.

Perlahan-lahan ekonomi keluarga Wang Lung membaik. Tapi belum lama merasakan ketenangan dan ketentraman hidup, kemarau panjang hingga menyebabkan kelaparan memaksa keluarga Wang Lung harus pindah ke daerah selatan. Di desanya tidak ada yang bisa dimakan, bahkan desas-desusnya sampai ada yang makan daging sesamanya. Di selatan, O-lan dan anak laki-lakinya mengemis, Wang Lung menarik angkong. Tapi hidup tetap saja pas-pasan. Wang Lung semakin rindu dengan tanahnya di desa. 


Satu kejadian pemberontakan hingga mendobrak gerbang rumah orang kaya, membuat Wang Lung mendapatkan sekantung emas dan berkat uang itu ia dan keluarganya memutuskan kembali ke kampung halaman. Tak disangka O-lan pun ternyata mendapatkan mutiara dari rumah keluarga kaya tersebut. Mutiara lebih berharga nilainya dibandingkan emas. Mereka mendadak menjadi kaya.

Lalu Wang Lung membeli tanah baru yang terkenal subur dan ia garap dibantu tetangganya bernama Ching. Tahun-tahun berikutnya ia menjadi tuan tanah kaya raya. Uang perak banyak ditabung, tanah-tanah terus bertambah. 

Harta ternyata membawa ujian. Wang Lung terpikat dengan perempuan cantik di sebuah kedai teh dan perak demi perak menggelontor ke tangan perempuan itu. Bahkan dua mutiara yang dimiliki O-lan pun diambilnya demi menghadiahi perempuan itu.

Masalah lain, keluarga pamannya yang pemalas datang meminta tinggal bareng dan diurus segala-galanya. Wang Lung tidak bisa menolak dan sejak itu tambah banyak mulut yang harus ia beri makan. Meski sebanyak apa pun kebutuhan yang harus ia penuhi, Wang Lung berusaha keras agar tanahnya tidak dijual.

***

IDE CERITA

Novel The Good Earth ini mempunyai tema keluarga sebab membahas tokoh Wang Lung dari mulai ia menikah, punya anak, punya cucu, dan sampai ia berumur 65 tahun. Perjalanan membangun dinasti keluarganya berawal dari tanah yang subur. Pada prosesnya Wang Lung harus melalui lika-liku yang tidak mudah. Wang Lung menemukan banyak masalah seiring banyak kemajuan yang ia dapatkan baik dari sisi keluarga, maupun tanahnya.

Punya banyak harta membuat Wang Lung mulai memasuki kedai teh dan akhirnya terpikat perempuan cantik bernama Lotus. Uangnya diperas untuk hadiah-hadiah dan Wang Lung merasa itu hal biasa. Ongkos menikahi Lotus dan biaya hidup sehari-harinya membutuhkan banyak uang. Ditambah ia harus membayari kemewahan untuk pembantunya dan istri dari pamannya yang pemalas karena malah berteman dengan Lotus.

Anak laki-lakinya yang sudah dewasa mulai bertingkah karena nafsunya sedang bergejolak. Wang Lung memergoki anaknya itu tengah berduaan dengan Lotus dan membuatnya marah besar. Wang Lung pun memilih untuk mengawinkan anaknya itu. Pesta yang dibuat pun lagi-lagi mahal. Dan Wang Lung sudah bisa membayangkan untuk menghadapi masalah serupa sebab masih ada anak laki-lakinya yang lain, yang ketika usianya sudah dewasa akan bertingkah sama.

Sejak ada Lotus, Wang Lung tidak lagi memperhatikan istri pertamanya O-lan. Walau ruangan kedua istri itu di lokasi yang berdekatan, hidup Wang Lung dan O-lan seperti sendiri-sendiri. O-lan yang pendiam menahan sakit diperutnya sendirian. Setelah O-lan meninggal, Wang Lung dan anak-anaknya baru sadar peran besar seorang ibu. Tanpa ibu, rumah menjadi tidak terurus. Lotus yang cantik tidak bisa diandalkan untuk mengerjakan pekerjaan rumah yang kasar.

Masih banyak masalah lain yang dihadapi Wang Lung seiring bertambahnya usia. Dan saya sangat suka bisa mengikuti kisah perubahannya dari petani miskin menjadi tuan tanah kaya.


PLOT/GAYA BERCERITA/POV/KARAKTER

Karena membahas soal perubahan Wang Lung dari petani miskin menjadi tuan tanah kaya raya, plot yang digunakan penulis adalah plot maju. Buku ini meringkas perjalanan bertahun-tahun dari Wang Lung sampai ia berumur sekitar 65 tahunan. Mulai dari ia yang malu-malu menjemput calon istrinya sampai ia bisa menikmati masa tenang ketika bisa melihat dan bermain-main dengan cucu-cucunya.

Saya agak terkejut ketika tahu kalau buku ini memuat perjalanan panjang dari Wang Lung. Buku ini adalah buku pertama dari trilogi Wang. Kalau di buku pertamanya saja Wang Lung si tokoh utama sudah tua, lalu di buku kedua dan ketiga akan dibahas pada fase mana lagi. Saya sangat penasaran.

Karena fase panjang itu membuat penulis membawa ceritanya dengan meringkas banyak hal. Tidak semua momen diceritakan dengan detail. Walau cukup nyaman diikuti, tapi saya merasa penulis terlalu ambil resiko dengan menceritakan Wang Lung sampai seusia itu. Terjemahan pun sangat baik. Saya tidak kaku mengikuti kisahnya. Kalau ternyata saya butuh seminggu untuk bisa selesai membacanya bukan karena ceritanya tidak menarik, hanya saja tipe cerita di novel ini tuh memang lambat. Tidak banyak momen seru dan meledak-ledak yang disajikan, kebanyakan hanya membahas soal apa yang terjadi dengan keluarga Wang saja.

Sudut pandang yang digunakan penulis adalah sudut pandang ketiga serba tahu. Pilihan ini membuat penulis leluasa menjabarkan pemikiran semua tokoh yang ada sehingga pembaca diuntungkan mengenal lebih dalam situasi yang terjadi.

Wang Lung adalah lelaki sederhana yang sangat cinta dengan tanahnya. Dia pekerja keras dan baik. Kalau pun dia terpeleset di tengah jalan, itu karena proses yang akan membuatnya lebih bijaksana. O-lan adalah istri pertama Wang Lung yang tidak cantik. Dia sangat telaten mengurus rumah tangga. Sama pekerja kerasnya dengan Wang Lung. Dan yang membuat saya menaruh hormat dengan O-lan, dia sangat setia. Meski Wang Lung membawa istri kedua, O-lan tetap mengerjakan tugasnya sebagai istri yaitu memasak makanan dan mengurus ayah Wang Lung. Lotus adalah istri kedua Wang Lung. Tipe perempuan cantik yang maunya dilayani. Tidak kenal kerja keras sebab semua pekerjaan dikerjakan oleh pembantunya.

Anak Lelaki Sulung Wang Lung tipe yang agak bebal meski pun ia pemuda yang pintar. Darahnya panas sehingga kadang ia membangkang kepada ayahnya. Setelah berumah tangga, barulah diketahui kalau ia tipe lelaki yang boros. Anak Lelaki Kedua Wang Lung berkebalikan dari anak pertama. Tidak banyak bicara, tapi dia cerdas, Pandai berhitung dan pandai berdagang. Dan kemudian ia dikenal sebagai lelaki kikir yang segala-galanya diperhitungkan. Anak Lelaki ketiga Wang Lung jauh lebih pendiam. Tapi pada akhir cerita dketahui kalau dia tipe anak yang berkemauan keras. Jika dilarang, ia akan makin memaksa. Wang Lung juga punya dua anak perempuan. Yang paling besar ternyata terbelakang karena sewaktu hamil kondisi sedang musim kelaparan. Sedangkan si bungsu harus dipingit ketika usianya sudah cukup untuk segera dinikahkan. Wang Lung terpaksa mengirim si bungsu ke keluarga calon suaminya agar anaknya tidak diganggu oleh pamannya.


BAGIAN FAVORIT

Karena tokoh yang saya sukai hanya O-lan, jadi bagian paling berkesan ketika Wang Lung meminta dua mutiara yang disimpan istrinya untuk diberikan kepada perempuan di kedai teh. 

"Kupikir aku ingin membuatkan giwang dari mutiara ini, nanti," dan karena ia takut Wang Lung menertawakannya, O-lan berkata lagi,"kuharap aku bisa memberikannya pada anak perempuan kita yang terkecil kalau dia kawin nanti." - hal.254

Selain itu, saat O-lan tahu kalau dua mutiara itu diberikan untuk perempuan lain, aura kesedihannya begitu terasa. Nasibnya saat itu sangat tragis.

"Dan rupanya mutiaraku larinya ke dia, ya, kepada siapa lagi!"

Seketika itu juga pegangan Wang Lung terlepas dan petani itu tak dapat menjawab apa-apa lagi. Detik itu juga amarahnya lenyap, lalu dengan kemalu-maluan ia melangkah pergi dari situ... -hal. 281

PETIK-PETIK

Pepatah yang bilang kalau ujian lelaki itu harta, tahta, dan wanita, itu dibenarkan dalan novel ini. Setelah Wang Lung mendapatkan harta yang banyak, ia mulai menempatkan diri sebagai orang kaya. Ogah diperlakukan seperti dulu saat ia masih miskin. Lalu, uang banyak membuatnya gampang mendapatkan wanita dan mudah membelinya.

Sayangnya ujian dari itu semua belum membuat Wang Lung terpuruk sekali. Mungkin akan kita temukan di buku ketiganya yang berjudul A House Divided (Runtuhnya Dinasti Wang). 

Poin penting yang perlu diingat dari novel ini sebagai berikut:

  • Tanah merupakan aset diam yang snagat berharga. Investasi paling baik memang di tanah.
  • Bekerja keras tidak pernah mengkhianati hasil.
  • Selain bekerja keras, bekerja cerdas pun perlu agar semakin banyak yang didapatkan.

NILAI

Novel ini tergolong tebal dengan cerita yang dipadatkan. Butuh waktu dan kesabaran untuk menyelesaikannya, tapi itu sebanding dengan pengalaman mengenal keluarga Wang Lung dan proses perubahannya. Karena itu saya memberikan nilai 4/5 bintang. Saya pasti akan membaca novel selanjutnya: Sons (Wang si Macan) dan A House Divided (Runtuhnya Dinasti Wang).

Nah sekian ulasan dari saya. Terakhir, terus jaga kesehatan dan jangan lupa membaca buku!