[Buku] Tirah - Erast Yuu



Judul: Tirah

Penulis: Erast Yuu

Editor: Tim Scritto

Layouter: Eldesign19

Desain cover: Eldesign19

Penerbit: Scritto Books Publisher

Terbit: 2018, cetakan pertama

Tebal: x + 230 hlm.

ISBN: 9786025134739

***

Ada angin yang membelai wajah. Terdapat kilatan cepat yang melewatinya. Badan bergetar, mata pun memicing ke arah jam. Baru pukul 10 malam, tetapi seolah sudah menunjukkan pukul dua belas. Kata orang-orang, tengah malam adalah waktunya hantu berkeliaran. Muncul gelengan pelan. Rardi menyugesti otak bahwa itu bukan apa-apa. Dia memilih berbalik dan berjalan menuju tempat tidur untuk kedua kali. Berharap hal-hal yang dia alami hanya mimpi, atau halusinasi.

Belum naik ke atas ranjang, ada sesuatu yang mengelus pundak. Ah, bukan! Itu bukan sekadar perasaan. Udara dingin dalam tangan itu mampu membuat badannya bergetar. Menelusuk ke setiap sel di dalam tubuh. Dada naik turun, lebih cepat dari biasanya. Bahkan, keringat dingin mulai mengucur dari dahi. Semakin lama, pegangan itu semakin keras mencengkram leher. Listrik padam secara tiba-tiba. Angin besar ikut muncul dalam kamar membuat beberapa kertas beterbangan. Satu foto berfigura lepas dan pecah dengan suara yang amat nyaring. Bahkan, ada suara aneh, seperti suara yang tercekat. Perlahan namun pasti, Rardi menengok ke belakang. Mendadak, wajahnya membeku ketika mengamati sosok itu dalam kegelapan.

***

Sinopsis

Berawal dari ketidakikhlasan Ardan melepas mantan pacarnya yang kini berpacaran dengan Zuldan, dia mengajukan lokasi KKN ke Kampung Angker, Garut. Alasannya untuk mempermalukan Zuldan. Lokasi Kampung Angker dikenal mengerikan dan menurut kabar ada dua mahasiswa yang KKN di sana meninggal dunia. Rumor yang beredar penyebab kematian dua mahasiswa itu oleh hantu perempuan bernama Tirah. Riset mengerikan soal Kampung Angker dan gangguan yang dialami oleh Zuldan, Zigta, dan Rardi setelah mengiyakan pilihan Ardan tidak lantas mengurungkan kepergian mereka.

Setibanya mereka di Kampung Angker, misteri mengenai hantu Tirah dan kematian orang kota membuat keempat mahasiswa ini semakin tertarik untuk menguak. Dan penyelidikan mereka perlahan-lahan membuka rahasia beberapa orang di Kampung Angker, sekaligus memperjelas peristiwa kematian Tirah. Dugaan mereka mengarah kepada Parman, suami Tirah, dan kepada RT Kampung Angker, Pak Mantri. Sebab kedua orang ini memiliki hubungan tidak baik dari gelagatnya.

Penyelidikan yang dilakukan keempat mahasiswa harus ditukar nyawa. Bukannya menyerah, mereka justru semakin giat membuka tabir yang tersembunyi. 

Berhasilkah mereka membuka misteri hantu Tirah? 

Resensi

Novel Tirah ini merupakan novel horor lokal yang mengambil latar sebuah kampung di Garut. Digambarkan Kampung Angker sebagai kampung yang masih asri, masih banyak hutan, bersuhu dingin, sepi penduduk, dan sering berkabut. Lokasinya sudah sangat mendukung cerita sehingga aura kampung yang menyeramkan begitu terasa. Namun, sayangnya adat dan kebudayaan di Garut luput dibahas. Padahal masa KKN merupakan waktu yang pas untuk mendalami hal tersebut.

Secara garis besar, novel ini adalah perjalanan keempat mahasiswa: Zuldan, Ardan, Rardi, dan Zigta, mengungkap kebenaran soal hantu Tirah yang menjadi dalang pembunuhan setiap orang kota yang mengunjungi Kampung Angker. Penyelidikan mereka melebar jadi mencari pembunuh sebenarnya. Ada keyakinan kecil yang membuat mereka ragu dengan cerita kejahatan hantu Tirah, sebab mereka yang sudah meninggal tidak mungkin mengusik mereka yang masih hidup.

Tema balas dendam mendominasi konflik yang muncul di novel ini. Kita akan melihat jika dendam bisa membuat orang melakukan kejahatan di luar batas pikiran manusia. Memerkosa dan membunuh contohnya. Dan pelakunya tidak bisa melihat kebenaran meski sudah diberi tahu, saking dibutakan oleh dendam. Gara-gara dendam ini, menyebabkan orang tidak bersalah menjadi korban. Pelaku pun menciptakan alibi agar kejahatannya tidak terbongkar dengan menebarkan kabar tidak benar.

Menurut saya, penulis berhasil membuat cerita hantunya seram dengan narasi yang tidak lebay. Beberapa kejadian kemunculan hantu bisa membuat saya bergidik ngeri. Latar belakang pelaku melakukan kejahatan pun masuk akal. Sehingga cerita misteri dengan balutan dendam bisa diikuti dengan baik.


Misteri atas kematian Tirah dan kelakuan orang-orang yang terlibat dibuka penulis dengan pelan-pelan. Ada dua versi kronologi kejadian naas yang menimpa Tirah membuat saya kaget dan ikut bersimpati campur geram. Awal mengetahui versi pertama, saya ikut mendukung balas dendam hantu Tirah. Namun setelah mengetahui versi kedua, saya jadi miris dan menyayangkan tragedi yang sudah kadung terjadi di Kampung Angker. Saya bahkan mengecam pelaku sebenarnya.

Tokoh utama novel yang diwakili oleh keempat mahasiswa menegaskan jika novel ini menyasar pembaca muda. Karakter kemudaan mereka cukup terasa realistis. Ada yang mesum, ada yang pikirannya soal perempuan saja, ada yang pemarah dan merasa benar sendiri, dan ada juga yang sikapnya tenang. Awal mula cerita novel ini pun disampaikan melalui konflik anak muda: cemburu, mantan pacar, persahabatan, dan dunia kampus. 

Dari novel Tirah ini, pembaca akan mendapatkan pesan jika menuruti ego dendam, masalah tidak akan selesai dan justru akan memicu masalah baru lainnya. Dan secara lebih luas, kita diingatkan untuk selalu mencari kebenaran kabar yang kita dengar. Kabar yang mentah-mentah ditelan, bisa saja itu ujaran fitnah. Jika demikian, kita bisa salah membuat keputusan dan bertindak.

Untuk kengerian novel hantu Tirah ini saya memberikan nilai 4 dari 5 bintang. Jika penerbit Scritto ini masih eksis, saya ingin typo dalam novel ini diperbaiki. Saya rasa novel ini punya potensi memuaskan pembaca yang suka cerita horor karena cerita hantu dan misterinya bagus.

Nah, sekian ulasan dari saya. Terakhir, jaga kesehatan dan jangan lupa membaca buku!


[Buku] The Extincts - Veronica Cossanteli



Judul: The Extincts

Penulis: Veronica Cossanteli

Penerjemah: Febry Reyzky

Penyunting: Eunike Septiana

Penyelaras akhir: Ani Nuraini Syahara

Penata letak: Astrid Arastazia

Redesain cover: Alif Mustofa

Penerbit: Bhuana Ilmu Populer (BIP)

Terbit: September 2021

Tebal: 228 hlm.

ISBN: 9786230406263

***

Demi mendapatkan uang untuk membeli sepeda baru, George melamar pekerjaan di Peternakan Wormestall, yang ternyata… bukan peternakan biasa! Di sana ada berbagai makhluk yang telah punah atau hanya dianggap mitos: burung dodo, unicorn, naga, hingga Ichthyosaurus! 

Namun, hanya Orang yang Tepat-lah yang bisa bekerja di sana. Berhasilkah George mendapatkan pekerjaan itu? 

Lalu bagaimana ia menghadapi seorang taksidermis yang berniat mengawetkan makhluk-makhluk di Peternakan Wormestall?

***

Sinopsis

George Drake adalah anak 11 tahun yang pada satu hari kehilangan sepeda. Dan pada hari yang sama, dia melihat pengumuman lowongan kerja di Peternakan Wormestall. Ini seperti jalan keluar untuk masalahnya agar bisa menabung untuk membeli sepeda baru. Karena kondisi keuangan keluarga mereka tidak baik-baik saja sejak ditinggal Dad.

Peternakan Wormestall bukan peternakan biasa. George bertemu dengan Mrs. Lind dan Lobelius. Selain mereka, dia juga bertemu dengan hewan-hewan aneh yang menurut Ms. Lind merupakan spesies terakhir atau bisa dibilang, hewan langka.

Ada satu hewan Basilisk, sejenis ular bernama Mortifier yang kabur dari peternakan dan menjadi alasan menghilangnya beberapa hewan. Mortifier mampu membuat yang melihat matanya menjadi batu. Kejadian ini membangunkan kisah legenda mengenai naga bernama Wyrm Squermington.

Dan kemunculan Dimond Pye, ibu tiri Prudence si anak baru di sekolah George, yang merupakan Taksidermis (pengawet segalanya) membuat George dan Prudence harus menyelamatkan penghuni Peternakan Wormestall. Berhasilkan mereka melindungi Peternakan Wormestall?

Resensi

Novel ini merupakan novel remaja. Cirinya, karena tokoh di novel ini masih usia remaja. Kehidupan seputar anak remaja ditampilkan penulis dengan konflik-konflik yang membumbuinya. Seperti kehidupan sekolah, kehidupan pertemanan mereka, dan kehidupan mereka di rumah.

Novel ini punya kisah petulangan. Inti dari ceritanya, bagaimana tokoh utama bisa melindungi hewan-hewan langka di Peternakan Wormestall dari ambisi seorang taksidermis. Pembaca akan diajak melihat usaha penyelamatan itu. Emosi kita akan diaduk dengan kehadiran sosok Diamond yang punya ambisi jahat mengawetkan hewan langka untuk mendapatkan penghargaan tinggi di kalangan taksidermis.

Penulis menghadirkan hewan-hewan yang menurut saya unik dan asing. Sebab penggambaran hewan-hewan yang muncul di ceritanya, benar-benar aneh. Ada yang sejenis ular tapi memiliki paruh. Ada yang sejenis ikan tapi memiliki gigi tajam. Ada juga perpaduan antara tubuh elang dengan badan singa. Selain itu, nama-nama hewan-hewannya susah dilapalkan. Saking anehnya, saya tidak bisa membedakan dan membayangkan masing-masing. Tapi jangan khawatir, di belakang novel ini akan ada daftar nama hewan sesuai kelas dan ciri-cirinya.

Kesan saya setelah membaca novel ini adalah seru dan bikin hati hangat. Lho? 

Kisah petualangan George dan Prudence akan dipenuhi adegan lari-lari berkejaran dengan waktu, adegan melarikan diri, adegan menghentikan aksi si penjahat, dan tentu saja adegan kekerasan melawan penjahat yang secara narasi masih aman untuk pembaca anak-anak dan remaja. Paket ini yang membuat novel ini seru.

Lalu, pada akhir novel, kita akan mendapatkan bagian kisah pembuktian jika George sangat menyayangi Mum. Setelah melalui serangkaian petualangan dan bisa mengembalikan Lily, anak perempuan yang dikabarkan di makan naga Wyrm Squermington, George mendapatkan hadiah yang lumayan. Meski sempat ragu dengan keputusannya, George justru menggunakan uang itu untuk membeli hadiah besar yang memang dibutuhkan Mum. Momen ini bikin Mum menangis dan tidak percaya dengan apa yang dilakukan George.

Membicarakan tentang uang, saya jadi ingin mengutip perkataan Mrs. Lind yang ini, ".... Uang itu seperti gatal yang mengganggu-- semakin kau garuk, semakin gatal kaurasa. Begitu kau memilikinya dalam jumlah banyak, kau akan semakin menginginkannya..." (hal. 210).

Tokoh-tokoh lain yang muncul adalah: Miss Thripps (guru sekolah George), Josh dan Matt (teman sekolah George), Harry dan Frank (saudara kandung perempuan George), dan masih banyak beberapa karakter yang menjadi pendukung.

Menurut saya, novel dengan kover cantik ini punya kekurangan yaitu minim ilustrasi untuk hewan-hewan aneh yang ada dalam ceritanya. Pembaca bisa mengikuti petualangan George dan Prudence tapi tidak bisa menikmati ketakjuban hewan-hewannya. 

Dari novel The Extincts ini kita bisa belajar jika berbuat baik itu akan melahirkan efek yang baik. Meski George sempat kehilangan sepeda, tapi ketika ditanya oleh Mum, dia jujur soal apa yang terjadi. Dan berkat dia melakukan hal baik setelahnya, dia mendapatkan balasan hal baik juga berikutnya.

Untuk novel yang seru dan bikin hati hangat ini saya memberikan nilai 4 dari 5 bintang. Kisah George dan Prudence ini aman dibaca oleh pembaca remaja dan anak-anak.

Nah, sekian ulasan dari saya. Terakhir, jaga kesehatan dan terus membaca buku!



[Buku] The House at Pooh Corner - A. A. Milne



Judul: The House at Pooh Corner

Penulis: A. A. Milne

Ilustrator: E. H. Shepard

Penerjemah: Berliani Nugrahanti

Penyunting: Suhindrati Shinta & Yuli Pritania

Penyelaras aksara: Nani & Nuraini S.

Penata aksara: cddsc

Desainer sampul: @platypo

Penerbit: Noura Books

Terbit: Januari 2022, cetakan pertama

Tebal: 200 hlm.

ISBN: 9786232422964

***

"Piglet? Apa yang akan kau lakukan kalau rumahmu tertiup angin?" tanya Christopher Robin.

Sebelum Piglet memikirkannya, Pooh telah menjawab pertanyaan itu untuknya. "Dia akan tinggal bersamaku," kata Pooh. "Iya, 'kan, Piglet?"

Piglet meremas cakar Pooh. "Terima kasih, Pooh," katanya. "Dengan senang hati."

***

Sinopsis

Melanjutkan buku pertamanya, Winnie The Pooh, pada buku keduanya ini akan menceritakan kelanjutan petualangan Pooh bersama teman-temannya. Dimulai dari hancurnya rumah Eeyore yang ditiup angin, Pooh dan Piglet dengan kebaikan hatinya membuatkan rumah baru bagi Eeyore.

Ada cerita mengenai permainan Ranting Pooh, yaitu main balapan ranting yang dijatuhkan ke sungai. Pemenangnya adalah yang rantingnya muncul lebih dulu. Ada juga tentang akal-akalan Rabbit untuk membuat Tiger tidak membal dengan membuatnya tersesat di hutan. Tetapi justru si Rabbit sendiri yang tersesat. Dan masih banyak lagi kisah Pooh lainnya dalam buku ini.

Resensi

Buku kedua ini merupakan kumpulan cerita petulangan Pooh yang lainnya. Karena ini merupakan kelanjutan buku pertamanya, beberapa kejadian masih terhubung dengan detail yang pernah di bahas di buku pertamanya. Pada satu judul, Pooh dan Piglet melakukan pencarian Small, lalu mereka terperosok ke dalam lubang. Lubang ini ternyata yang mereka buat juga (ada dibuku pertama), yang awalnya untuk menjebak Heffalump.

Seperti nilai moral yang saya ungkap pada ulasan buku pertamanya, tentang berbuat baik dan saling menolong, pada buku kedua ini makin banyak contohnya. Misalnya Piglet yang membantu Owl dan Pooh  yang terjebak di rumah Owl yang ambruk dihantam angin. Adanya juga Robin yang menolong Pooh dan Piglet yang terperosok ke lubang. Lalu, Pooh dan Piglet juga berhasil menemukan Small. Lainnya, banyak tokoh yang membantu memberikan sarapan untuk Tiger yang kelaparan.

Saya lupa menyampaikan pada ulasan buku pertamanya jika dalam buku series Pooh ini kita akan diajak untuk bernyanyi bersama Pooh. Rupanya Pooh ini gemar menciptakan lagu dan menyanyikannya. Sedangkan Piglet akan menjadi pendengar pertama dan setia sebab dialah yang paling dekat dengan Pooh.


Di buku ini dibahas juga mengenai kegiatan Robin yang mulai melakukan aktivitas belajar. Robin digambarkan mengalami pertumbuhan sehingga dia mau tidak mau harus melewati kehidupan normalnya. Dan ini juga menjadi tanda tanya kenapa di bab akhir buku ini ada cerita mengenai perpisahan Robin dengan seluruh teman-teman binatangnya. 

Ungkapan perpisahan ini menjadi penegas seberapa dekat Pooh dan Robin. Robin memilih mengajak Pooh untuk terakhir kalinya berjalan-jalan sambil membicarakan banyak hal. Dan jika boleh menduga-duga, Robin meninggalkan dunia Pooh karena sebenarnya Pooh itu dongeng yang disampaikan penulis untuk anak laki-lakinya, Robin. Saya tidak tahu apakan setelah kedua buku ini masih ada buku lainnya yang menceritakan petualangan Pooh.

Melalui buku ini, kita juga belajar jika setiap ada kebersamaan, akan ada pula perpisahan. Dan sebaik-baik perpisahan adalah setelah kita meninggalkan manfaat dan guna baik untuk yang ditinggalkan.

Sebagai salah satu buku anak klasik yang ceritanya menghangatkan hati, saya memberikan nilai 5 dari 5 bintang. Saya jadi ingat, buku cantik ini pasti akan sangat menyenangkan jika dibaca keponakan. Saya berencana untuk memberikan kedua buku Pooh ini agar bisa memberikan pengalaman membaca kisah yang menarik baginya.

Nah, sekian ulasan dari saya. Terakhir, jaga kesehatan dan jangan lupa membaca buku!




[Buku] Winnie The Pooh - A. A. Milne



Judul: Winnie The Pooh

Penulis: A. A. Milne

Ilustrasi: E. H. Shepard

Penerjemah: Berliani Nugrahanti

Penyunting: Suhindrati Shinta & Yuli Pritania

Penyelaras aksara: Nani & Nuraini S.

Penata aksara: cddc

Desainer sampul: @platypo

Penerbit: Noura Books

Terbit: Januari 2022, cetakan pertama

Tebal: 164 hlm.

ISBN: 9786232422957

***

"Kau Beruang Terbaik di Seluruh Dunia," kata Christopher Robin dengan lembut.

"Benarkah?" tanya Pooh penuh harap. Dan, wajahnya seketika berseri-seri.

***

Sinopsis

Novel klasik Winnie The Pooh menceritakan pengalaman-pengalaman seru yang dialami Pooh bersama Piglet, Eeyore, Owl, Rabbit, Kanga, Roo dan Christopher Robin.

Ada pengalaman Pooh memanjat pohon untuk mendapatkan madu pada sarang lebah. Ada pengalaman Pooh yang badannya tersangkut di pintu rumah Rabbit yang lubangnya kecil dan membuatnya mesti melakukan diet agar kurusan supaya bisa keluar dari lubang pintu rumah Rabit. Ada juga pengalaman Pooh menemukan ekor Eeyore yang hilang. Masih banyak petulangan lain Pooh dalam novel ini.

Resensi

Ini adalah pengalaman pertama saya membaca cerita Winnie The Pooh. Secara karakter, beruang madu ini sangat terkenal tapi saya tidak pernah membaca sumber cerita aslinya. Membaca novel anak klasik ini menjadi pengalaman menyenangkan. Selain ceritanya yang ringan, kisah Pooh penuh dengan petulangan. Saya seperti sedang menenggak air mineral dari mata air langsung; jernih, sederhana, apa adanya.

Penceritaan yang dilakukan penulis dalam buku pertama ini menempatkan penulis sebagai pencerita yang sedang menceritakan kisah Pooh kepada anak laki-lakinya, Christopher Robin. Dan anaknya itu menjadi salah satu tokoh yang ada dalam ceritanya. 

Sebagai cerita yang tokohnya lebih banyak binatang, penulis tidak membuang sifat binatang mereka dan tidak memaksakan tokoh-tokohnya seperti manusia. Terutama untuk otak dan pengetahuan mereka, penulis membuat mereka terkesan bodoh. Saya jadi ingat dengan pernyataan yang mengatakan jika perbedaan manusia dan hewan yang utama ada pada akalnya. Dan penulis memakai prinsip ini.

Ada banyak kejadian konyol yang dilakukan tokoh-tokohnya. Pooh dan Piglet pernah menelusuri jejak Woozle di atas salju. Sampai di semak-semak, mereka heboh karena jejak kaki yang ditemukan bertambah. Padahal itu jejak kaki mereka sendiri akibat mereka berputar-putar mengelilingi semak. Ada juga kekonyolan Eeyore yang mencelupkan ekornya ke sungai untuk menyelamatkan Roo yang tercebur. Yang lain menelusuri sungai kemana Roo terseret arus, sedangkan Eeyore masih bertahan di posisi semula, sampai-sampai ekornya kedinginan hingga kebas. Lain waktu, Rabbit merencanakan penculikan Roo dari induknya Kanga, tapi justru berujung mereka jadi berteman.

Untuk menggambarkan karakternya, saya kutip dari perkataan Piglet mengenai teman-temannya. Pooh disebutkan punya otak kecil. Dia Sering mengambil tidakan bodoh, tapi akhirnya dia baik-baik saja. Ada Owl yang sebenarnya dia tidak pintar tapi dia tahu banyak hal. Ada Rabbit yang tidak banyak belajar dari buku tapi dia bisa memikirkan rencana-rencana cerdas. Ada Kanga, tidak cerdas dan pusat perhatiannya hanya untuk Roo, anaknya yang aktif. Ada Eeyore yang sangat merana dan gemar mengeluhkan kekurangan pada banyak hal. Piglet sendiri tipe yang pecundang karena badannya kecil dan gampang menangis. Dan Christopher Robin merupakan satu-satunya karakter manusia yang muncul dalam kisah Pooh ini. Sebagai anak-anak, Robin memiliki banyak ide untuk memecahkan masalah dan kadang menjadi rujukan bagi tokoh lain untuk meminta pendapat.


Pujian tertinggi dari saya untuk desiner sampulnya yang membuat sampul cerita dengan begitu bagus, dominasi warna kuning dan hanya menampilkan karakter Pooh dan judul saja. Kelihatan sangat bersih dan elegan. Pemilihan warna juga sangat memikat pembaca anak-anak.

Selain itu, kelebihan buku ini, di dalamnya akan kita temukan ilustrasi-ilustrasi cerita yang menarik dan berwarna. Ini akan membuat pembaca bisa menggambarkan dengan lebih jelas adegan-adegan dan suasana yang coba disampaikan penulis.


Setelah membaca novel ini, kita akan belajar banyak nilai moral. Salah satu yang paling mencolok adalah untuk selalu berbuat baik dan menolong kepada sesama. Karena pada lain waktu, kita akan diposisi meminta bantuan orang lain juga. Kebanyakan karakter di novel ini mengajarkan hal itu. Saking polosnya, beberapa sindiran mengenai kebodohan beberapa karakter tidak menjadi pikiran tokoh lain. Bagi mereka, menghabiskan waktu setiap hari harus dengan menyenangkan.

Maka, saya dengan bangga memberikan nilai 5 dari 5 bintang. Selain memberikan cerita yang membuat nostalgia dengan cerita anak-anak, pembaca akan menemukan momen hangat sepanjang membaca kisah Pooh sebab kesederhanaan ceritanya meresap ke hati dan benak.

Sekian ulasan dari saya. Terakhir, jaga kesehatan dan terus membaca buku!



[Buku] Kepergian Kedua - Amanatia Junda


Judul:
Kepergian Kedua

Penulis: Amanatia Junda

Penyunting: Ninus Andarnuswari

Penerbit: BukuMojok

Terbit: Januari 2020, cetakan pertama

Tebal: vi + 108 hlm.

ISBN: 9786237284239

***

“Bagaimana kalau kamu pulang, cepat menikah, lalu ambil anak Indah. Dia bisa meneruskan sekolah, nanti jadi sarjana. Ibuk juga lega akhirnya punya mantu dan cucu dan statusmu jelas. Bagaimana kalau begitu, Le?”

Di Wetter, sebuah kota kecil di Jerman berjarak sekitar dua puluh jam penerbangan dari Gayut, Jawa Timur, Irul mengira ia bisa melarikan diri dari kuasa Ibuk dan segala benang kusut konflik keluarga besar trah Jauhari. 

Ia salah. Kabar kehamilan Indah, sepupunya yang masih belia, mengejarnya tanpa ampun. Ia dituntut memainkan peran utama sebagai satu-satunya cucu laki-laki. Tanpa seorang pun tahu rahasia macam apa yang ia bawa pergi dari Gayut.

***

Dulu, pernah mikir bakal ada kesempatan untuk baca buku kumcer Amanatia yang 'Waktu Untuk Tidak Menikah' yang jelas-jelas bukunya sudah punya. Tapi saya justru menyelesaikan buku keduanya ini, berupa novel tipis. Sengaja saya pilih buku ini untuk memacu 'mesin motivasi' agar saya bisa membaca buku lebih banyak lagi. Sebab akhir-akhir ini saya kesulitan membagi waktu untuk baca buku dengan waktu kerjaan baru.

Kepergian Kedua menceritakan tokoh utama berusia awal 30an yang balik ke Jerman untuk kedua kali, Birrul Walidain. Sampai pada satu waktu, dia mendapatkan kabar dari Ibuknya kalau Indah, sepupunya, hamil. Usia Indah masih 16 tahun, dan menurut kabar itu, pelakunya adalah pemuda penjual seblak, Heru.

Lagi-lagi, Irul dituntut untuk ikut andil menyelesaikan masalah sepupunya. Dan tanpa diketahui siapa pun, Irul menyimpan rahasia besar mengenai menghilangnya Paklik Dar, ayah Indah.

Pada dasarnya, novel ini punya alur cerita yang singkat saja. Irul yang sedang ada di Jerman dituntut menyelesaikan masalah soal sepupunya, Indah. Tetapi penulis merekap masalah-masalah yang pernah muncul di keluarga besar trah Jauhari dan pernah melibatkan Irul dalam penyelesaiannya di masa lalu. Masalah sengketa tanah warisan kakek dengan adik kakeknya, masalah undian mobil antara Pakde Mar dan Pakde Kar, dan sekarang masalah Indah yang hamil di bawah umur.

Bisa dikatakan alur novel ini campuran maju-mundur. Dan menurut saya alur mundurnya lebih banyak walau berupa potongan-potongan peristiwa penting di masa lalu. Amanatia seperti ingin lebih fokus menceritakan semua keterlibatan Irul menyelesaikan masalah keluarga besar dibandingkan menceritakan Irul selama di Jerman, pada kepergiannya yang kedua kali ini.

Isu yang pertama muncul dibahas adalah soal hamil di luar pernikahan. Indah yang berusia 16 tahun menanggung hal ini. Dalam novel ini dibahas opsi-opsi penyelesaian yang akan diputuskan keluarga besar. Salah satunya adalah melakukan aborsi. Tapi ada sisi kotradiksi yang bisa jadi renungan pembaca, Indah ini merupakan siswa pintar dan berprestasi tapi kenapa bisa terjebak hal demikian. Dan dijawab pula dalam novel ini jika faktor kondisi keluarga punya pengaruh terhadap pergaulan seorang anak. Yup, bapaknya Indah menghilang sejak kasus sengketa warisan tanah. 

Apa kecelakaan yang tengah menimpa Indah berhubungan dengan mentalnya yang terguncang akibat kehilangan sosok bapak? (hal. 41)

Dalam penyelesaian kasus Indah ini, pembaca akan menemukan fakta yang bikin nyeri hati di ujung cerita. Dan akhirnya keluarga besar mesti menanggung aib itu bulat-bulat.

Isu lain yang muncul di novel ini adalah mengenai kerawanan hubungan persaudaraan disebabkan oleh rebutan harta. Contoh dalam novel ini adalah masalah sengketa warisan tanah dan soal hadiah undian. Hubungan saudara mudah retak jika menyangkut rebutan harta. Dan dalam kehidupan nyata sudah banyak kasus demikian, bahkan bisa sampai meja pengadilan. Yang baru-baru ini muncul soal tuntutan penjara yang dilakukan anak kepada ibunya karena tanah warisan. Membaca berita soal ini sungguh bikin mengelus dada dan beristighfar.

Isu menarik lainnya mengenai stereotip anak laki-laki yang dituntut serba bisa menyelesaikan masalah yang muncul di keluarga. Padahal tidak semua anak laki-laki memiliki pengalaman dan kekuatan untuk menyelesaikan masalah tersebut. Dan lebih menyakitkan lagi jika kita sebagai anak laki-laki salah memutuskan perkara, beban kesalahan tersebut diletakan di pundak kanan-kiri, tanpa dibagi. Tuntutan yang begini yang kadang membuat kita sebagai anak laki-laki mudah terjaga pas tidur, dan berujung melek sampai subuh.

Novel tipis ini menarik, membawa tema keluarga dan sedikit bumbu romansa. Tema keluarga yang diangkat penulis merupakan keluarga besar dengan adat jawa. Maka kita akan menemukan banyak kosakata bahasa jawa yang bertebaran. Selain itu, mengenal keluarga besar Irul membuat saya seperti sedang masuk ke tengah-tengah mereka dan menyaksikan sendiri bagaimana mereka saling berinteraksi dengan kejawaannya itu.

Tema romansa memang sekadar bumbu, yang kemunculannya untuk membuat kaya rasa. Irul yang sudah berusia 30an, sangat polos berhubungan dengan perempuan. Satu momen ketika hubungannya dengan Gadis meningkat lebih intim, dia tidak mempersiapkan kemungkinan arah liar yang akan dituju. Untuk usia Irul segitu rasanya terlalu budiman sekali. Walau pada momen itu Irul tidak menolak melakukannya, namun ketidaksiapan dia membuat momen itu jadi kentang. 

Yang menurut saya kurang dari novel ini adalah cerita soal Irul tidak tereksplorasi dengan mendalam karena Amanatia meringkas itu. Setelah membaca sampai selesai, saya tidak mendapatkan kesan berupa simpati atau tertarik dengan karakter yang muncul yang bergulat dengan konflik yang dihadapi. Kemungkinannya karena penulis fokus menghadirkan potongan-potongan kejadian masa lalu. Padahal jika ceritanya merunut panjang, pembaca akan lebih kenal dengan Irul dan akan lebih bersimpati.

Meski demikian, novel tipis ini tetap sangat layak dibaca sebab isu-isu yang dibahasnya akan sangat terhubung dengan kehidupan kita. Pelajaran hidup dalam novel ini sangat berarti sebagai gambaran dalam berinteraksi di keluarga besar. Maka saya memberikan nilai 3 dari 5 bintang.

Sekian ulasan dari saya, terakhir, jaga kesehatan dan terus membaca buku!


Rekap Bookmail Desember 2021

Halo! Selamat tahun baru! Akhirnya saya bisa menginjak tahun 2022 dalam keadaan sehat dan baik-baik saja. Setelah badai keras menimpa saya sejak awal bulan Oktober 2021, hari ini saya bisa merentangkan tangan dengan lega karena badai itu berlalu. Justru saya siap menyongsong segala hal baik di tahun ini dengan hati yang lebih besar. Semoga hal baik juga sedang dirasakan kalian juga ya!

Seperti biasa, setiap awal bulan, saya akan merekap bookmail yang saya terima pada bulan sebelumnya. Kali ini saya merekap bookmail di bulan Desember 2021 kemarin. Yuk simak buku-bukunya!

1. Sang Pemanah - Paulo Coelho

2. Children of Virtue and Vengeance - Tomi Adeyemi


Saya membeli kedua buku ini di akun shopee Aiakawabooks dengan diskon yang lumayan gede. Buku Sang Pemanah dibeli dengan 83.400 (harga asli 139.000, diskon 40%). Sedangkan buku CoVaV saya beli seharga 60.000( harga asli 110.000, diskon 45%).

3. Save The Cat! Writes a Novel - Jessica Brody


Untuk buku non-fiksi ini saya beli karena tertarik mendalami ilmu menulis. Semoga saja kelak saya bisa menerbitkan novel, amin! Saya beli buku ini seharga 83.300 (harga asli 98.000, diskon 15%).

4. Seorang Laki-Laki yang Keluar dari Rumah - Puthut EA

5. Cinta Tak Pernah Tepat Waktu - Puthut EA

6. Kepergian Kedua - Amanatia Junda

7. Serat Cantigi - E. Rokajat Asura



Ketiga buku ini saya dapatkan di toko shopee kamarbaca_mgl yang mengadakan promo "beli 3 buku bayar 120.000". Paket yang tidak bisa saya abaikan sebab beli ketiga buku ini jauh lebih murah. Dan saya memilih buku karya Puthut EA sebab sudah kadung suka dengan tulisan beliau di buku kumcer Kupu-Kupu Bersayap Gelap.

Selain itu saya juga dikasih bonus novel Serat Cantigi. Makin lumayan banget bukan promonya?

Saya beli buku Seorang Laki-Laki yang Keluar Rumah seharga 40.000 (harga asli 88.000), buku Cinta Tak Pernah Tepat Waktu seharga 40.000 (harga asli 78.000), dan buku Kepergian Kedua seharga 40.000 (harga asli 48.000). Sedangkan buku Serat Cantigi adalah bonus alias gratis.

8. Waking Gods (Themis File #2) - Sylvain Neuvel

9. Mereka yang Tak Kembali (Long Bright River)  - Liz Moore

10. Keruntuhan Gondolin (The Fall of Gondolin) - J.R.R. Tolkien

11. The Extincts - Veronica Cossanteli

12. The Fountains of Silence - Ruta Sepetys

13. Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas - Eka Kurniawan

14. The Trouble With Perfect - Helena Duggan





Jadi ketujuh buku ini merupakan paket pertama yang saya beli pas momen 12.12 di website gramedia.com dengan promo dikson 50%. Siapa sih yang akan melewatkan momen diskon gede begini. Sebab, biasanya gramedia hanya kasih diskon paling besar 30%. Jadilah saya lupa diri.

Ketujuh buku ini saya pilih sebab merupakan buku yang menurut saya bakal menarik. Saya membeli novel terjemahan karena suka dengan alur cerita yang lugas dan mengesankan. Sedangkan satu novel penulis negeri sendiri, Eka Kurniawan, karena novel ini sudah diangkat ke film dan ketika saya menulis bagian ini, film tersebut banyak dipuji pengulas film.

Berikut harga buku-buku di atas: The Trouble With Perfect - 56.700 (harga asli 113.400), Waking Gods (Themis File #2) - 50.000 (harga asli 100.000), Mereka yang Tak Kembali (Long Bright River) - 64.500 (harga asli 129.000), Keruntuhan Gondolin (The Fall of Gondolin) - 77.500 (harga asli 155.000), The Extincts - 41.000 (harga asli 82.000), The Fountains of Silence - 50.000 (harga asli 100.000), Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas - 37.500 (harga asli 75.000).

15. Cara Menghentikan Waktu (How to Stop Time) - Matt Haig

16. Anything is Possible - Elizabeth Strout

17. The Girl With The Shark's Teeth - Cerrie Burnell



Ketiga buku ini adalah paket kedua yang saya beli di situs gramedia.com pas momen 12.12. Seperti biasa, saya memilih buku ini karena merupakan novel terjemahan. Dan saya tidak sabar ingin membaca novel karya Mat Haig yang disebut-sebut karyanya itu sebagai novel psikologi.

Saya membeli buku Cara Menghentikan Waktu (How to Stop Time) - 64.500 (harga asli 129.000), buku Anuthing is Possible seharga 35.000 (harga asli 70.000), dan buku The Girl With The Shark's Teeth seharga 35.000 (harga asli 70.000).

18. Perempuan Tak Mendua - Andrei Aksana

19. Library of Souls (Miss Peregrines #3) - Ransom Riggs


Masih di momen 12.12, kedua buku ini saya beli dengan diskon 50% dari akun shopee gramediaofficial. Saya membeli karya Andrei Aksana karena pernah membaca novel beliau yang berjudul Senyawa. Sayangnya, waktu itu saya belum membuat blog ini jadi tidak ada ulasannya. Karya beliau menarik. Lalu, seri ketiga Miss Peregrines saya beli untuk melengkapi seriesnya. Semoga bisa segera memulai membacanya.

Saya membeli novel Perempuan Tak Mendua seharga 64.500 (harga asli 129.000) dan novel Library of souls seharga 81.500 (harga asli 163.000).

20. Daun Yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin - Tere Liye

21. Berani Bahagia - Ichiro Kishimi & Fumitake Koga


Kedua buku ini juga saya beli di momen 12.12 di akun shopee gramediaofficial dengan diskon 50%. Novel Tere Liye yang ini sudah beberapa kali saya baca ulang ketika dulu punya novel versi lawasnya. Tapi karena novelnya dipinjam temen dan entah sekarang gimana nasibnya, saya sengaja membeli lagi karena ingin membaca ulang.

Sedangkan untuk buku non-fiksi Berani Bahagia dibeli karena ingin melengkapi karya penulis yang sebelumnya saya juga sudah membeli buku Berani Tidak Disukai.

Saya membeli novel Daun Yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin seharga 34.500 (harga asli 69.000) dan buku Berani Bahagia seharga 52.500 (harga asli 105.000).

22. Jika Kita Tak Pernah Jadi Apa-Apa - Alvi Syahrin


Kedatangan buku ini bikin bingung sebab saat itu saya kira paket tersebut adalah barang yang saya beli via ecommerce. Tetapi begitu dibuka, isinya buku ini. Saya merasa nggak beli, kok datang bukunya. Pas dibuka isi bukunya, di halaman judul ada cap kalau buku ini adalah " Persembahan Dari Penerbit, Tidak Untuk Dijual". Wah, ini kayaknya sengaja dikirim deh sama penerbit. Makanya saya sangat berterima kasih untuk kiriman bukunya. Jadi, buku ini saya dapatkan secara gratisss.

23. 80/20 - Richard Koch

24. Cinco Esquinas (Lima Sudut) - Mario Vargas Llosa

25. Harapan Dari Tempat Paling Jauh - Inggrid Sonya



Ketiga buku ini merupakan paket terakhir yang saya beli ketika momen 12.12. Tidak ada alasan khusus kenapa saya membeli kedua buku fiksi ini, kecuali hanya ingin membaca karya yang belum saya baca saja. Sedangkan untuk buku 80/20 saya beli karena ingin mengenal Prinsip Pareto yang dulu sempat disinggung pada satu diskusi dengan mantan manajer saya di kerjaan dulu.

Saya membeli buku 80/20 seharga 39.000 (harga asli 78.000), buku Cinco Esquinas seharga 46.500 (harga asli 93.000), dan buku Harapan Dari Tempat Paling Jauh seharga 52.500 (harga asli 105.000)

***

Dari kesemua buku yang saya beli, pada bulan Desember 2021 saya menghabiskan uang sebanyak 1.229.400, untuk 24 buku. WOW masih jumlah yang mencengangkan sebab beli buku sebanyak itu padahal membacanya tidak rajin-rajin sekali. Ini efek diskon yang digagas gramedia.com, yang bikin saya mikir kapan lagi bisa beli buku dengan diskon segede itu.

Semoga tahun 2022 ini saya bisa mengerem sekencang-kencangnya dan mulai rajin baca biar TBR berkurang drastis.

Nah sekian artikel Rekap Bookmail Desember 2021. Terakhir, jaga kesehatan dan jangan lupa membaca buku!