Tampilkan postingan dengan label clara ng. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label clara ng. Tampilkan semua postingan

Juli 25, 2024

Resensi Novel Mao Mao & Berang-Berang: Penerbangan Ajaib ke Ujung Dunia - Clara NG

[ Ulasan di bawah ini adalah kesan pribadi saya setelah membaca bukunya. Semua poin berdasarkan penilaian sendiri sesuai selera pribadi. Terima kasih. ]




Judul:
Mao Mao & Berang-Berang: Penerbangan Ajaib ke Ujung Dunia

Penulis: Clara NG

Penyunting: Arif Koes Hernawan & Dhewiberta H.

Ilustrasi sampul & isi: Larasita Apsari & Jarikecil

Penerbit: Penerbit Bentang

Terbit: April 2023, cetakan pertama

Tebal: vi + 246 hlm.

ISBN: 9786231860804



Mao Mao adalah bebek yang terlahir berbeda dibandingkan bebek lainnya. Kepalanya besar. Bulunya berwarna ungu magenta. Perbedaan itu yang membuatnya sering dijahili dan diolok-olok. Beruntung dia diasuh oleh Uni, induk bebek yang baik dan bijaksana, yang menyayanginya sepenuh hati. Dan Mao Mao baru tahu rahasia tentang siapa ibunya saat ia sudah remaja.

Mao Mao menjadi sosok yang serba ingin tahu, blak-blakan, dan keras kepala. Pertanyaan-pertanyaannya kerap menyusahkan bebek dewasa. Termasuk tentang kenapa bebek bermigrasi secara gerombolan? Apa tidak bisa bebek-bebek itu bermigrasi sendiri-sendiri?

Demi membuktikan kalau dia bisa pergi ke Danau Tak Bertepi sendirian, Mao Mao belajar terbang. Tak lama setelah ia bisa terbang, Mao Mao meninggalkan Negeri Anyaman menuju Danau Tak Bertepi.

Perjalanan Mao Mao melintasi banyak kerajaan. Dia bertemu banyak binatang lain. Dia belajar banyak hal. Sampai akhirnya Mao Mao menemukan apa yang ia mau bersama Berang-Berang.

***



Saya sebenarnya ingin menyebut novel dengan karakter binatang ini sebagai buku anak tetapi agak berat juga sebab di ujung kisah Mao Mao akan disisipkan cerita romantis. Tema petualangan yang sejak awal buku dikenalkan ke pembaca, ambyar juga di ujungnya. Novel ini tampaknya akan pas dibaca oleh remaja, persis seperti Mao Mao yang sudah tumbuh jadi remaja.

Sebagai cerita petualangan, saya suka dengan kerajaan-kerajaan yang disinggahi Mao Mao. Setiap kerajaan punya kekhasan sendiri. Misalnya Kerajaan Asap digambarkan sebagai wilayah industri yang dipenuhi asap dan limbah. Membayangkannya saja sudah bikin sesak. 

Kerajaan Keramik yang kemudian disinggahi Mao Mao seperti wilayah Arab, yang tandus dengan bentuk bangunan yang khas. Kalau di Arab bangunannya berbetuk kotak, kalau di Kerajaan Keramik berbentuk silinder. Dan kerajaan-kerajaan lainnya pun memiliki ciri yang membuatnya berbeda dibandingkan kerajaan lainnya.

Unsur magic pun akan kita temukan di cerita Mao Mao ini. Yang paling kentara banget adalah kehadiran Rusa yang selalu siaga ketika Mao Mao dalam situasi kesusahan. Saya tidak tahu karakter Rusa ini sebagai apa sebenarnya, tetapi kehadiran dan jasanya itu sudah seperti malaikat saja.

Sebagai cerita dengan tokoh hewan, kita akan menemukan banyak sekali hewan-hewan lain yang meramaikan kisahnya. Sayangnya, saya tidak menemukan kedalaman karakternya kecuali tokoh Rusa, Monyet, dan Berang-Berang. Yang lainnya terlupakan begitu saja.

Secara alur cerita, apa yang dilakukan Mao Mao sebagai pembuktian diri, tidak cukup mengesankan ketika sudah terwujud di bagian kisah akhirnya. Saya menangkap cerita ini bukan soal membuktikan diri melainkan cerita tentang mencari jati diri. 

Lika-liku yang dilalui Mao Mao dalam perjalanannya membuat dia memahami apa yang ia mau. Dan tentu saja keputusan yang dipilih Mao Mao berdasarkan kebahagiaan. Demi menuju pembelajaran itu, kita akan disuguhkan lebih dulu drama Mao Mao yang frustasi karena sayapnya patah. Pada bagian ini memang menyedihkan.

Secara keseluruhan, saya suka dengan buku ini tapi belum begitu mengesankan. Saya belum siap saja membaca cerita hewan yang terlalu panjang. Karena biasanya cerita hewan itu tidak serumit dan sepelik yang dialami Mao Mao. Kalau saja cerita ini diwakili oleh tokoh manusia, rasanya pasti akan berbeda. Mungkin akan lebih bisa relate dalam memahami emosi dari tokoh-tokohnya.

Sekian ulasan saya untuk novel ini. Terakhir, jaga kesehatan dan jangan lupa membaca buku!

Desember 12, 2023

Resensi Buku Anak: Gaya Rambut Pascal - Clara Ng, Verdi


Judul:
Gaya Rambut Pascal

Penulis: Clara Ng

Ilustrator: Verdi

Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama

Terbit: Februari 2010, cetakan kedua

Tebal: 24 hlm.

ISBN: 9789792214895

RINGKASAN

Salah satu kebanggaan menjadi singa adalah punya rambut yang lebat. Pascal pun merasa demikian. Tapi ia bingung mau menata rambutnya seperti apa setelah ia tahu sudah ditunjuk untuk menjadi pemimpin parade pada Malam Festival. Ia pun ditolong Stella, si orang utan, untuk membantu memilihkan gaya rambut yang pas.

Kira-kira gaya rambut seperti apa ya yang dipilih Pascal?


ULASAN

Arrrgghh! Saya jadi ketagihan membaca buku anak!

Ini adalah buku keempat dari Mbak Clara NG yang saya baca. Tiga buku sebelumnya pun sangat menarik. Pokoknya kalian pun harus membaca buku anak untuk memberi jeda otak memahami bacaan yang berat-berat.

Di buku anak ini, tokoh utamanya masih binatang yaitu seekor singa. Kalian tahu kan ciri-ciri paling umum dari seekor singa yang dikenali anak-anak? Yup! Singa punya rambut panjang di kepalanya.

Dan karena ingin tampil amazing, singa pun memikirkan untuk merubah tatanan rambutnya. Ini yang kemudian jadi konflik, soal bentuk rambut.

Melalui cerita singa dan rambutnya ini kita bisa mengajarkan kepada anak-anak untuk menjadi diri sendiri. Hal baik yang bisa didapatkan dengan menjadi diri sendiri adalah kita tidak perlu kerepotan menjadi orang lain. Anak-anak tentunya perlu diajarkan untuk memiliki kecintaan terhadap dirinya sendiri agar bisa menumbuhkan rasa percaya diri.

Buku ini pun sama ringkasnya tapi sensasi menyenangkan setelah membacanya tetap saya dapatkan. Mungkin karena pesan kebaikan yang basic yang coba disampaikan melalui buku ini, saya seperti mendapatkan cucuran air setelah mengalami kegersangan.

Untuk ilustrasi bukunya tetap menarik sebab sederhana dan ceria. Warna latar belakang ceritanya adalah kuning tapi yang agak gelap gitu. Ini yang bikin kelihatan agak sendu sebab warna hewan yang muncul pun kebanyakan kuning gelap dan cokelat. Singa kuning, marmut kuning, jerapah kuning, dan orang utan cokelat. Meski begitu, buku ini tetap enak dilihat.

Oya, ternyata buku ini merupakan bagian dari buku anak 'Berbagi Cerita, Berbagi Cinta'. Totalnya ada tujuh buku, semoga saya bisa membaca kesemuanya, hehe.

Sekian ulasan buku anak ini, terakhir, jaga kesehatan dan jangan lupa membaca buku!

Desember 05, 2023

Resensi Buku Anak: Bugi Hiu Suka Senyum - Clara Ng, Cecillia Hidayat


Judul:
Bugi Hiu Suka Senyum

Penulis: Clara Ng

Ilustrator: Cecillia Hidayat

Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama

Terbit: Februari 2010

Tebal: 24 hlm.

ISBN: 9789792254440

RINGKASAN

Hiu itu identik dengan giginya yang tajam dan menyeramkan. Tetapi Bugi justru kebalikannya, dia suka tersenyum. Dan ketika sekumpulan Paus bermain di sekitar tempat para hiu dengan ribut dan berisik, Bugi dan Luki memikirkan cara mengusir mereka dengan menakut-nakuti. Tetapi para Paus malah tertawa.

Cara apa yang harus dilakukan oleh Bugi dan Luki agar para Paus beranjak pergi?


ULASAN

Setelah di buku yang lalu kita bertemu dengan cerita hewan yaitu Buaya, kali ini kita ketemu dengan hewan air lainnya yaitu ikan Hiu.

Pasti sudah tahu dong gimana ganasnya ikan yang satu ini! Bahkan banyak sekali film-film yang mengangkat cerita keganasan ikan hiu menyerang manusia dan selalu bikin penasaran sekaligus ngeri-ngeri sedap.

Eh tapi Bugi ini lain lho, dia ikan Hiu yang selalu tersenyum. Tetap slay apa pun masalahnya. Termasuk ketika tempat mereka kedatangan para ikan Paus yang berisik. Dan ketika mereka menunjukkan sikap galak untuk menakut-nakuti, para ikan Paus malah tertawa.

Bugi pun mengusulkan cara lain yaitu dengan senyuman dan ramah tamah. Cara ini malah berhasil.

Dari buku ini kita bisa belajar jika senyuman itu memberikan efek positif untuk memulai pertemanan. Dan katanya, tersenyum itu bisa menular. Jadi jangan pasang muka masam terus ya, perbanyak tersenyum dan bermuka ramah.

Bugi juga secara tidak langsung mengingatkan kita agar menjadi diri sendiri. Soalnya Bugi tidak terprovokasi dengan Luki yang mengatakan kalau jadi hiu itu harus galak. Bugi tetap menjadi hiu yang murah senyum.

Buku ini juga punya cerita yang sederhana tapi memiliki muatan nilai kebaikan yang pas ditanamkan kepada anak-anak sejak usia dini. Agar anak-anak bisa punya amunisi ketika mau berteman dengan yang lain, yaitu dengan menjadi anak yang murah senyum dan ramah.



Ilustrasinya selalu konsisten menarik dan menyenangkan mata walau pun ilustratornya berbeda dengan dua buku sebelumnya. Dan khusus buku ini warna yang dominan adalah warna biru karena latar ceritanya berada di air laut. Bentuk ikannya lucu-lucu walau pun saya agak susah membedakan bentuk hiu dan paus, hehe.

Kesimpulannya, buku cerita anak ini bagus untuk dijadikan bacaan anak, apalagi kalau dibacakan oleh orang tua menjelang tidur, ditambah dengan ekspresi lucu untuk mendramatisasinya. Pasti anak-anak girang mendengarkan kisahnya.

Nah, sekian ulasan buku anak ini. Terakhir, jaga kesehatan dan jangan lupa membaca buku!

Desember 04, 2023

Resensi Buku Anak: Air Mata Buaya - Clara Ng, Gina


Judul:
Air Mata Buaya

Penulis: Clara Ng

Ilustrator: Gina

Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama

Terbit: Maret 2010

Tebal: 24 hlm.

ISBN: 9789792254839

RINGKASAN

Berkat kelembutan hatinya, Buaya yang merupakan salah satu murid di kelas Bu Gajah, kerap menangis karena banyak hal yang mengusik hati. Dan siapa pun yang melihatnya akan ikut menangis.

Kira-kira apa yang membuat seluruh murid dan Bu Gajah menangis di kelas?


ULASAN

Setelah sebelumnya saya membaca buku anak berjudul Ambilkan Bulan, Yah! yang ditulis Kak Clara Ng, malah keterusan membaca karyanya yang lain. Dan beruntung sekali karena banyak koleksi buku anak Kak Clara Ng di Ipusnas yang bisa diakses secara gratis.

Buku kedua ini judulnya agak-agak ambigu sebab "air mata buaya" suka diucapkan untuk menunjukkan tangisan pura-pura. Tetapi di buku anak ini yang disebut air mata buaya karena memang Buaya ini murid yang sensitif. Hatinya mudah terharu dan membuatnya gampang mencucurkan air mata.

Ketika air susu punya Kelinci tumpah, Buaya yang menangis. Menurutnya, air susu itu akan sangat berguna untuk yang tidak bisa membeli susu.

Termasuk ketika insiden bubur di mangkuk yang kecipratan cat air berwana hijau dan membuat buburnya tidak bisa dimakan membuat Buaya sesenggukan. Menurutnya, bubur itu bisa memberikan makan seluruh anak di Indonesia dan sekarang harus terbuang.

Kelembutan hati Buaya ini mempersentasikan hati anak-anak yang rapuh. Dan kelembutan hati Buaya perlu dicontoh sebab membuatnya peka terhadap lingkungan sekitar. Empatinya begitu tinggi walaupun digambarkan Buaya ini masih anak-anak.

Dan saya suka dengan respon Bu Gajah yang bertanya dengan lembut alasan kenapa Buaya menangis. Ini pembelajaran bagus untuk orang dewasa ketika menghadapi anak kecil menangis yaitu dengan mengajaknya membicarakan apa yang terjadi. Akan tambah sedih jika anak kecil tambah dibentak ketika mereka menangis hanya karena orang dewasa merasa pengang dengan suara tangisannya.

Sekali lagi yang membuat saya suka dengan dua buku anak yang sudah saya baca ini yaitu selain ceritanya sederhana, juga memiliki nilai moral yang bagus untuk ditanamkan kepada anak-anak yang masih dalam fase usia emas. Buku anak ini juga memberikan pelajaran parenting untuk orang tua atau orang dewasa dalam memperlakukan anak-anak dengan baik.


Dan ilsutrator pada buku ini berbeda dengan ilustrator buku Ambilkan Bulan, Yah! Kelihatan sekali perbedaan hasil karyanya walaupun ciri ilustrasi anaknya tetap dijaga yaitu gambarnya lucu-lucu, warna-warni dan ceria. Kalau Kak Gina kelihatannya lebih suka main motif pada karyanya sehingga terkesan ramai dan ceria. Misalnya pada backround gambarnya pasti ada motif yang disisipkan entah berupa bayangan foto atau bentuk-bentuk sederhana lainnya.

Sedangkan karya Kak Maryna lebih banyak main polos sehingga tampak lebih clean. Atau jangan-jangan karya Kak Maryna dipengaruhi ceritanya yang di malam hari sehingga kebanyakan gambar-gambarnya tidak memiliki motif.

Kesimpulannya, buku anak ini juga pas sekali dibacakan kepada anak-anak menjelang mereka tidur. Dan tentu saja sebagai pencerita, kita harus menekankan nilai-nilai baik yang ada di dalam ceritanya.

Sekian ulasan untuk buku anak ini, terakhir, jaga kesehatan dan jangan lupa membaca buku!


Desember 03, 2023

Resensi Buku Anak: Ambilkan Bulan, Yah! - Clara Ng, Maryna


Judul:
Ambilkan Bulan, Yah!

Penulis: Clara Ng

Ilustrator: Maryna

Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama

Terbit: Februari 2020, cetakan kedua

Tebal: 23 hlm.

ISBN: 9789792225754

RINGKASAN

Saat tidak bisa tidur dan melihat ke jendela, Putri Sofi melihat bulan. Ia pun meminta ayahnya yang seorang raja untuk mengambilkan bulan tersebut. 

Bisakah Sang Raja mengambilkan bulan untuk Putri Sofi?


ULASAN

Sebagai buku anak, buku ini mempunyai cerita sederhana yaitu tentang permintaan seorang anak perempuan kepada ayahnya untuk mengambil bulan di langit. Permintaan yang mustahil tetapi sebagai seorang ayah, dia harus memberikan respon yang bijaksana dan memuaskan sang anak.

Tentu saja hal pertama yang harus dilakukan sebagai ayah adalah mencontohkan usahanya. Sang Raja melakukan segala cara untuk mengambil bulan di depan anaknya dengan dibantu Juru Masak, Kesatria, dan Tukang Kebun. Mereka saling menopang, bahkan sampai menaiki pohon walau akhirnya mereka malah terjatuh.

Cerita mengambil bulan ini bukan hanya menyenangkan jika dibacakan kepada anak kecil, tetapi secara tidak langsung juga menjadi ilmu parenting bagi orang tua. Saya mengatakan begitu sebab di sini ada pelajaran agar orang tua mencontohkan bagaimana berusaha dan bekerja keras di depan sang anak sehingga mereka akan belajar untuk menghargai usaha seseorang dan juga bahwa tidak semua keinginan bisa terpenuhi dengan mudah melainkan perlu diusahakan.



Karena keringkasan ceritanya, buku ini akan sangat bagus jika dibacakan menjelang tidur. Anak-anak yang mendengarkan kisah Sang Raja dan Putri Sofi ini akan ikut membayangkan bagaimana keriuhan mengambil bulan. Ditambah ilustrasi warna-warni yang lucu dan ceria, anak-anak pasti akan lebih tertarik untuk melihat-lihat gambarnya sekaligus membuat mereka belajar berimajinasi yang menyenangkan.

Sekian ulasan untuk buku anak ini, terakhir, jaga kesehatan dan jangan lupa membaca buku!

Oktober 19, 2023

Resensi Buku Anak Angin Dari Tebing 1 - Clara NG, Yustina Antonio


Judul: Angin Dari Tebing 1

Penulis: Clara Ng

Ilustrasi: Yustina Antonio

Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama

Terbit: Maret 2020

Tebal: 140 hlm.

ISBN: 9786020637372




Ada sebuah sekolah sederhana di tepi tebing. Orang-orang menyebutnya Sekolah Tebing. Ada 13 anak yang menjadi muridnya. Dan ini kisah keseharian segala yang berada di sekitar Sekolah Tebing.



Bersyukur banget bisa meminjam buku anak ini sebab gambar di dalamnya benar-benar menghibur. Kalau membaca profil ilustratornya, Kak Yustina, gambar-gambar ini dibuat menggunakan cat air. Tekstur dan warnanya lembut dan menyenangkan. Sangat bagus untuk sajian buku anak dan sudah pasti gambar-gambarnya bakal memikat pembaca berlama-lama memandangi detailnya.

Buku anak ini memiliki 28 judul cerita. Menurut saya sih tergolong banyak tetapi jangan panik dulu, setiap ceritanya pendek-pendek karena setiap halamannya ada gambar-gambarnya juga. Membaca buku begini bisa habis dalam sekali duduk lho.

Ceritanya sendiri berputar pada keseharian penghuni di dalam dan sekitar Sekolah Tebing. Ada 13 murid yang lucu-lucu dan memiliki kekhasan masing-masing. Ada mahluk hidup yang berbagi kisah  juga seperti anak kucing, ulat, anjing, kura-kura, laba-laba, tumbuhan bugenvile, dan masih banyak lagi.






Setiap ceritanya punya tema yang ringan. Seperti ketakutan Tia ketika pindah rumah, aksi kejar-kejaran tiga tikus yang menghebohkan kelas, tidurnya ulat yang pas bangun sudah jadi kupu-kupu, mimpi Bu Sheila bertemu Gatotkaca, dan masih banyak lainnya. Semua ceritanya aman kok untuk dibacakan buat anak-anak. Mereka pasti senang mendengar kisah yang unik dan sederhana, ditambah karakternya bermacam-macam.






Kak Clara Ng berhasil membangun imajinasi tentang sebuah sekolah dan pernak-perniknya yang begitu asyik buat anak-anak. Ditambah lingkungan sekitar dan suasananya yang mirip di pedesaan membuat jiwa kanak-kanak saya merindukan momen bisa lari-larian di lapangan dengan riang. Nostalgia sekali bagi pembaca yang punya masa kecil di lingkungan yang asri.

Oya buku ini juga ada bagian keduanya. Saya tidak sabar ingin meminjam dan membacanya juga. Dan sekian ulasan saya untuk buku anak ini, terakhir, jaga kesehatan dan jangan lupa membaca buku!