Tampilkan postingan dengan label buku anak. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label buku anak. Tampilkan semua postingan

Juli 09, 2025

Resensi Novel The Wild Robot: Sang Robot Liar - Peter Brown

[ Ulasan di bawah ini adalah kesan pribadi saya setelah membaca bukunya. Semua poin berdasarkan penilaian sendiri sesuai selera pribadi. Terima kasih. ]


Judul: The Wild Robot: Sang Robot Liar

Penulis & ilustrasi : Peter Brown

Penerjemah: Maria Lubis

Penerbit: Noura Kids

Terbit: Februari 2025, cetakan pertama

Tebal: 300 hlm.

ISBN: 9786238094752

Tag: buku anak, robot, petualangan, hewan



Novel The Wild Robot menceritakan robot bernama ROZZUM unit 7134 yang terdampar di sebuah pulau setelah kapal kargo yang membawanya tenggelam di laut. Dia kemudian bertemu banyak hewan dan mesti beradaptasi dengan kondisi pulau yang baru pertama kali ia ketahui.

Satu kejadian bebatuan yang menewaskan keluarga angsa dan menyisakan satu telur memaksa Roz bertanggung jawab. Ia kemudian mengambil peran sebagai induk bagi anak angsa yang diberi nama Brightbill.

Momen perpisahan Roz dengan Brightbill yang sudah remaja tak terelakan karena angsa terbiasa melakukan migrasi menjelang musim dingin. Tanpa anaknya, Roz tidak merasa kesepian sebab di tengah musim salju yang ganas, ia justru melakukan hal besar untuk membantu teman-temannya.

Situasi memanas saat pulau kedatangan robot lain dengan kode RECO yang akan membawa semua robot jenis ROZZUM ke pembuatnya. Pertarungan antara robot dan hewan-hewan di pulau itu terjadi sangat seru. Tiga robot RECO dikalahkan tapi itu akan membawa banyak robot lain ke pulau itu. Keputusan sekaligus pengorbanan besar diambil Roz untuk menyelamatkan penguni pulau. Sedih tapi ini demi kebaikan banyak nyawa.

***


Ide ceritanya sangat menarik, dua hal bertentangan antara robot dengan kecanggihannya harus berpetualang di alam liar yang sangat konvensional dan sangar dasar. Ada gap besar dan menariknya kita diajak mengikuti bagaimana Roz beradaptasi dengan geografis, cuaca, dan hewan-hewan penghuni pulau. Proses yang tidak mudah, beberapa kejadian yang dialami Roz malah merusak bagian-bagian robot dan itu cukup memprihatinkan.

Konflik besar diwakilkan oleh pergulatan dan perjuangan Roz menjadi sosok induk untuk anak angsa bernama Brightbill. Robot punya program terstruktur, tidak mempunyai emosi natural, dan pengetahuannya terbilang kontekstual, menimbulkan kegugupan saat mengurus anak angsa yang punya naluri hewannya sendiri. Beruntung Roz dikelilingi banyak teman yang membantunya dengan banyak saran logis. Dan hubungan induk-anak ini yang paling banyak menyedot simpati saya. Penulis memotret kalau peran orang tua, terutama menjadi ibu, bukan peran gampang. 

Alasan kenapa Roz dibantu banyak hewan lainnya karena Roz juga selalu membantu yang lain. Karma baik akan berbalik baik. Bahkan pengorbanan besar yang dipilih Roz di akhir buku pun berdasarkan untuk kebaikan semua hewan di pulau itu. Roz paham kalau peperangan menimbulkan banyak kerugian, termasuk bisa membunuh hewan-hewan. Dan jika solusinya harus mengorbankan dirinya, Roz memilih jalan itu meski ia tidak tahu akan seperti apa hasil dari keputusannya.

Nilai moral paling kuat yang disampaikan novel ini yaitu kesadaran untuk saling membantu. Sekecil apa pun bantuan yang diberikan, percayalah, akan ada kebaikan lain yang bakal membantu kita di kesempatan lain.

Walau pun novel ini terbilang tebal, tapi menarik sekali karena di dalamnya ada ilustrasi-ilustrasi yang ampuh menjadi jeda. Setiap babnya pun disusun dengan pendek-pendek sehingga cepat selesai bacanya. Penerjemahannya mudah dipahami.


Sebelum membaca novel ini, saya pernah menonton filmnya lebih dahulu. Kalau dibandingkan, lebih seru filmnya. Dalam film lebih berhasil menghidupkan ceritanya dengan menonjolkan warna-warna alam liar, memperjelas konflik-konflik dengan hewan-hewan, dan momen pertempuran pun rasanya lebih epik. Karena di bukunya berupa bab pendek-pendek menajdikan narasinya kurang detail dan kurang emosional. Bahkan bentuk robotnya pun berbeda antara film dan buku. Kalau di buku kepalanya agak kotak sedangkan di filmnya bulat dan lebih detail.

Secara keseluruhan, novel The Wild Robot cukup menarik diikuti. Novelnya mempunyai pesan moral yang jelas dan ceritanya cukup ringan jika ingin dibacakan untuk anak-anak. Dan ternyata buku ini adalah buku pertamanya. Petualangan Roz masih berlanjut. Saya penasaran dengan nasib Roz dan kira-kira bagaimana dia bisa kembali kepada teman-temannya. 

Nah, sekian ulasan saya untuk novel ini. Terakhir, jaga kesehatan dan jangan lupa membaca buku!

Juni 29, 2025

Resensi Buku Anak Poupelle Of Chimney Town - Akihiro Nishino

[ Ulasan di bawah ini adalah kesan pribadi saya setelah membaca bukunya. Semua poin berdasarkan penilaian sendiri sesuai selera pribadi. Terima kasih. ]

Judul: Poupelle Of Chimney Town

Penulis & ilustrator: Akihiro Nishino

Penerjemah: Hiroaki Kato, Arina Ephipania

Penerbit: Noura Books

Terbit: Mei 2023, cetakan kedua

Tebal: 90 hlm

ISBN: 9786232422902

Tag: cerobong asap, keluarga, ayah


Walau pun saya penikmat novel, tapi saya juga sangat suka buku anak. Selain tipis, buku anak juga kebanyakan punya cerita yang sederhana. Nilai moral yang disampaikan juga jelas sehingga memahaminya cukup mudah.

Kali ini saya baca buku anak bagus; baik secara fisik bukunya, juga secara ceritanya. 

Tentang Kota Cerobong Asap yang begitu suram. Warganya tidak bisa melihat langit saking pekatnya asap yang menaungi. Dan ada momen Tukang Paket yang menjatuhnya sebuah jantung di malam perayaan Hallowen, jatuh di tumpukan sampah, dan kemudian terbentuklah Manusia Sampah. 

Kehadirannya di kota itu menimbulkan keriuhan karena penampilannya yang buruk dan berbau busuk. Saat orang-orang menjauhinya, seorang anak laki-laki yang bekerja sebagai pembersih cerobong asap bernama Lubicchi justru mendekatinya dan bersikap bersahabat. Lubicchi juga yang memberikan nama Poupelle kepada manusia sampah. 

Meski sudah dibersihkan, bau tubuh Poupelle tidak pernah hilang. Dan karena kedekatannya itu, Lubicchi jadi korban perundungan oleh anak-anak yang lain. Lubicchi memutuskan untuk menjauhinya. Menyedihkan sekali.







Secara garis besar ceritanya begitu sederhana. Ini tentang persahabatan tulus. Ketika Poupelle dan Lubicchi berjauhan pun, perasaan tulus itu tidak luntur. Ditambah dengan menggabungkan persahabatan dan memori kepada seorang ayah yang sudah meninggal, makin-makin menjadi keharuan kisahnya.

Momen paling menohok itu ketika Poupelle menyerahkan nyawanya kepada Lubicchi sebagai sebuah pengorbanan. Duh, beneran rasanya seperti ditonjok di ulu hati. Meski sudah dijauhi, Poupelle masih menyimpan rasa persahabatan mereka. Dan menariknya, momen itu dilakukan di suasana yang super indah. 

Kesederhanaan ceritanya memang tidak bisa diurai panjang-panjang di sini. Selain itu, ilustrasinya begitu menawan dan detailnya menarik. Ini tipikal buku anak yang saya suka, gambarnya penuh warna dan teksnya tidak banyak.

Dari kisah Poupelle dan Lubicchi kita bisa kembali mengingat persahabatan tulus yang mana yang masih kita punya hingga hari ini. Terutama untuk pembaca dewasa. Jangan-jangan kita jauh dari yang namanya 'ketulusan'.

Nah, sekian ulasan buku anak Poupelle Of Chimney Town ini. Terakhir, jaga kesehatan dan jangan lupa membaca buku!

Oktober 19, 2023

Resensi Buku Anak Angin Dari Tebing 1 - Clara NG, Yustina Antonio


Judul: Angin Dari Tebing 1

Penulis: Clara Ng

Ilustrasi: Yustina Antonio

Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama

Terbit: Maret 2020

Tebal: 140 hlm.

ISBN: 9786020637372




Ada sebuah sekolah sederhana di tepi tebing. Orang-orang menyebutnya Sekolah Tebing. Ada 13 anak yang menjadi muridnya. Dan ini kisah keseharian segala yang berada di sekitar Sekolah Tebing.



Bersyukur banget bisa meminjam buku anak ini sebab gambar di dalamnya benar-benar menghibur. Kalau membaca profil ilustratornya, Kak Yustina, gambar-gambar ini dibuat menggunakan cat air. Tekstur dan warnanya lembut dan menyenangkan. Sangat bagus untuk sajian buku anak dan sudah pasti gambar-gambarnya bakal memikat pembaca berlama-lama memandangi detailnya.

Buku anak ini memiliki 28 judul cerita. Menurut saya sih tergolong banyak tetapi jangan panik dulu, setiap ceritanya pendek-pendek karena setiap halamannya ada gambar-gambarnya juga. Membaca buku begini bisa habis dalam sekali duduk lho.

Ceritanya sendiri berputar pada keseharian penghuni di dalam dan sekitar Sekolah Tebing. Ada 13 murid yang lucu-lucu dan memiliki kekhasan masing-masing. Ada mahluk hidup yang berbagi kisah  juga seperti anak kucing, ulat, anjing, kura-kura, laba-laba, tumbuhan bugenvile, dan masih banyak lagi.






Setiap ceritanya punya tema yang ringan. Seperti ketakutan Tia ketika pindah rumah, aksi kejar-kejaran tiga tikus yang menghebohkan kelas, tidurnya ulat yang pas bangun sudah jadi kupu-kupu, mimpi Bu Sheila bertemu Gatotkaca, dan masih banyak lainnya. Semua ceritanya aman kok untuk dibacakan buat anak-anak. Mereka pasti senang mendengar kisah yang unik dan sederhana, ditambah karakternya bermacam-macam.






Kak Clara Ng berhasil membangun imajinasi tentang sebuah sekolah dan pernak-perniknya yang begitu asyik buat anak-anak. Ditambah lingkungan sekitar dan suasananya yang mirip di pedesaan membuat jiwa kanak-kanak saya merindukan momen bisa lari-larian di lapangan dengan riang. Nostalgia sekali bagi pembaca yang punya masa kecil di lingkungan yang asri.

Oya buku ini juga ada bagian keduanya. Saya tidak sabar ingin meminjam dan membacanya juga. Dan sekian ulasan saya untuk buku anak ini, terakhir, jaga kesehatan dan jangan lupa membaca buku!

Juli 30, 2023

Resensi Buku Anak: Spog Mencari Bumi - Arleen A & VinK


Judul:
Spog Mencari Bumi

Penulis: Arleen A

Ilustrasi: VinK

Penyunting: Noni M. T.

Penerbit: PT Bhuana Ilmu Populer

Terbit: Januari 2008

Tebal: 60 hlm.

ISBN: 9789797986575

Perkenalkan, namaku Spog. Aku adalah seekor anjing yang tinggal di planet Alotita, yang letaknya jauh dari Bumi. Tapi nenek moyangku sebenarnya berasal dari Bumi. Sekarang aku sudah cukup besar untuk naik pesawat ruang angkasa sendiri. Makanya aku ingin sekali main ke Bumi. Tapi aku nggak tahu jalan ke sana. Padahal Bumi sangat jauh dan banyak bahaya yang menghadang di depan. Bisakah kamu membantuku menemukan planetmu?

***

Karena sedang kesusahan membaca novel, saya memutuskan untuk mengunduh IJakarta, perpustakaan digital punya pemerintah DKI Jakarta, dan memilih bacaan anak-anak. Nama penulis yang saya ingat saat itu adalah Kak Arleen A. Setahu saya beliau sudah punya beberapa buku anak-anak. Dan begitu dicari, wuihh... ada banyak bukunya. Pilihan saya pun jatuh ke buku series Spog, seekor anjing yang berasal dari Planet Alotita.

Buku Spog Mencari Bumi merupakan buku pertama petualangan Spog. Sebagai permulaan, penulis membahas dulu siapa Spog dan kenapa anjing ini bisa berada di Planet Alolita. Rupa-rupanya Spog ini sebenarnya ras anjing dari Bumi. Dulunya, nenek moyangnya ikut astronot dari Bumi ketika melakukan penjelajahan angkasa dan mereka tertinggal di Planet Alolita. Biar sudah menjadi penghuni Planet Alolita, cerita tentang Bumi tetap dilestarikan ke generasi berikutnya. Dan secara turun temurun mereka melakukan pencarian keberadaan Bumi berada.

Dan dirasa Spog ini sudah cukup mampu mengendalikan pesawat luar angkasa, dia pun melakukan perjalanan mencari Bumi. Ternyata perjalanannya tidak mudah. Spog memulai petualangannya dan ia pun bertemu banyak hal seperti mahluk air, raksasa gondrong, raksasa ungu, naga, anak laki-laki dari Bumi bernama Roy dan masih banyak lagi.

Siapa sih yang enggak suka cerita petualangan? Anak-anak juga pasti suka. Ditambah karakternya hewan lagi. Pasti mereka bakal tertarik banget dan senang mengikuti kisahnya. Yang menonjol dari buku anak-anak adalah sajian ceritanya yang sederhana. Bahkan gaya penulisan pun menggunakan diksi yang mudah dimengerti. Enggak perlu juga pakai konflik yang berat-berat biar anak-anak gampang memahami maksud ceritanya.

Buku ini juga dicetak full warna dan gambarnya sangat enak dilihat. Cocok sih buat bacaan anak-anak. Tetapi yang menurut saya kurang pas adalah formatnya yang meminta pembaca memilih kelanjutan cerita dengan membuka halaman berikutnya sesuai pilihan kita, itu bakal terlalu berat buat anak-anak. Apalagi jumlah skenarionya banyak pisan.

Pada halaman 4, akan ada pilihan sebagai berikut: - Jika kamu pikir Spog sebaiknya berusaha berkomunikasi dengan makhluk penyerangnya, lanjutkan ke halaman 7. - Jika kamu pikir Spog sebaiknya menekan tombol Turbo untuk lari ke Planet Biru, lanjutkan ke halaman 8.

Untuk membaca kelanjutan kisahnya, kita tinggal membuka halaman sesuai pilihan kita. Tapi saya yakin, walau sudah memilih satu skenario, kita akan dibuat penasaran dengan pilihan yang lainnya. Ini pula yang membuat saya menuliskan semua pola pilihan skenario dalam buku ini. Karena setiap pilihan skenario akan membawa kita pada petualangan baru dan akhir cerita yang berbeda.

Why? Why? Kenapa?

Jujur saja, saya yang sudah gede gini aja merasa terbebani dengan pilihan yang ternyata bisa sampai 25 skenario petualangan. Gila! DUA PULUH LIMA SKENARIO. Kalau buku ini dikasihkan ke anak SD, mereka bakal pusing sendiri. Secara sepanjang membaca bukunya, kita harus mengingat alur mana yang sudah dipilih dan PR lainnya anak-anak yang membaca buku ini harus bakal membolak-balikkan halaman dan lama-lama mereka akan merasa mumet sendiri.

Saya tidak tahu alasan penulis kenapa membuat pilihan ceritanya sebegitu banyak. Saya justru berharap buku ini hanya punya dua sampai lima skenario saja, dan itu cukup banget untuk menyampaikan pesan moral. 

Kalau boleh menduga-duga, jangan-jangan tuntutan halaman biar banyak. Sebab dipastikan kalau pilihannya hanya sekitar dua sampai lima skenario saja, pasti halamannya terpangkas banyak. Kecuali buku ini dibanyakin ilustrasinya dan dilakukan pemenggalan narasi ceritanya yang semula dibuat satu halaman, dirubah jadi tiga atau empat halaman.

Lagian, anak-anak itu suka liat gambar dibanding membaca banyak kalimat. Dan teknik melihat gambar yang disisipkan narasi cerita bisa membuat mereka betah untuk membuka-buka buku. Lama-lama mereka keranjingan membaca. Enggak apa-apa buku yang dibaca tipis-tipis, seiring umur dan kemampuan baca yang meningkat, bacaan mereka juga akan bergeser ke yang lebih tebal.

Posan moral di buku ini cukup relevan dengan usia anak-anak, dimana mereka sedang butuh-butuhnya pembelajaran nilai kebaikan. Banyak sekali pilihan-pilihan baik yang dilakukan Spog dan aman ditiru oleh pembaca anak-anak. Contohnya Spog mau membantu naga yang tertusuk, padahal naga bukanlah hewan jinak, tetapi Kak Arleen membawakan kisahnya dengan sederhana.

Secara keseluruhan, saya masih bisa menikmati ceritanya. Dan saya masih kuat untuk bolak-balik halaman bukunya kok. Buku ini benar-benar ringan, cukup menghibur di tengah kesusahan saya menyelesaikan membaca novel yang sudah lama menimbun.

Saya memberikan nilai 3/5 bintang, dan buku ini akan lebih baik dijadikan bacaan orang tua yang mau mendongengkan kisah kepada anak-anak, bukan anak-anak itu sendiri yang membacanya. Dengan opsi dibacakan tentu saja akan membangun hubungan erat orang tua dan anak.

Sekian ulasan saya kali ini. Terakhir, jaga kesehatan dan jangan lupa membaca buku.


Juli 23, 2023

Resensi Buku Anak: Mili Kecil Dan Pemilik Paket Misterius - MB Winata


Judul:
Mili Kecil Dan Pemilik Paket Misterius

Penulis: MB Winata

Ilustrasi: Hana Augustine

Penerbit: Self Publishing

Terbit: Mei 2023, cetakan kedua

Tebal: 20 halaman, berwarna

ISBN: -

Setahun setelah kehilangan putri tercintanya, Kak MB Winata menerbitkan buku anak yang menampilkan sosok menggemaskan bernama Mili. Upaya mulia agar Mili bisa menjadi teman siapa pun. Bagian inilah yang mengharukan bagi saya. Menghidupkan sosok tercinta yang menebarkan nilai baik bagi setiap pembaca.

Buku ini menceritakan tentang pertemuan Mili dengan Luwe, si pengantar paket. Setelah menyerahkan paket berbetuk segitiga kepada Mili, Luwe masih harus mengantarkan tiga paket lagi. Dua paket, masing-masing untuk Belawang dan Kura, sedangkan satu paket sisanya tidak diketahui untuk siapa. Mili yang ceria membantu Luwe menemukan pemilik paket terakhir. Kira-kira itu paket siapa ya?

Saya termasuk penikmat cerita anak-anak. Selain ceritanya sederhana, kebanyakan buku anak juga penuh gambar yang menarik. Rasanya tidak pernah membosankan membaca kisahnya. 




Buku Mili dan Pemilik Paket Misterius ini pun sangat memikat mata karena ilustrasinya yang sangat lucu. Gambar buatan Kak Hana Augustine ini sangat menarik, penuh warna, bentuk-bentuk yang sederhana, dan tidak banyak garis-garis jadi memberi kesan lembut.

Dan buku ini memang pas dibacakan buat anak-anak. Saya yang mendapatkan buku ini dengan gratis, serasa diamanahkan untuk mencari teman buat Mili dan tentu saja buku ini saya berikan untuk keponakan-keponakan saya biar dibaca dan dilihat-lihat.

Setelah membaca kisah Mili ini, kita akan mendapatkan pesan untuk gemar menolong dalam kebaikan. Kalau kita menolong orang lain, kita akan mendapatkan banyak kebaikan juga. Seperti Mili yang ikut membantu mengantarkan paket ke Belawang, ia dan Luwe diberikan es campur. Rejeki anak solehah banget, hihihi...


Saya sangat berterima kasih sekali karena bisa ikut membaca kisah Mili ini. Semoga Kakak Mili yang sudah di syurga mendapatkan banyak kawan baru berkat kebaikan buku ini.

Nah, sekian ulasan saya untuk buku anak yang bagus ini. Terakhir, jaga kesehatan dan jangan lupa membaca buku.