Maret 20, 2017

[Buku] Seruni, Almas Sufeeya


Judul : Seruni
Penulis : Almas Sufeeya
Editor : Triana Rahmawati
Kover : Resoluzy
Penerbit : Penerbit Republika
Terbit : Februari 2017
Tebal : vi + 239 halaman
ISBN : 9786020822396
Harga : Rp55.000 




Seruni datang ke Indonesia setelah tujuh tahun tinggal di Jepang. Tujuannya kembali ke Indonesia untuk menemukan seseorang dan untuk mengungkapkan misteri di masa lalu.

Di awal-awal  tiba di Indonesia, Seruni bertemu dengan orang-orang baik seperti Ana dan Rifat. Keduanya adalah pemilik resto Ramsu yang mempekerjakan Seruni jadi koki dan memberikan kamar di resto untuk ditinggali. Ia merasa terbantu sekali oleh bantuan mereka.

Seruni mendapatkan kejutan luar biasa ketika Ana memperkenalkan kakaknya, Kak Aster. Kerinduan itu membuncah dan diikuti ketidaksiapan mental, membuat Seruni nelangsa.

Misteri apakah yang terjadi di masa lalu? Dan berhasilkah Seruni menemukan seseorang itu?





Buku Seruni mempunyai ide cerita yang baru bagi saya. Tentang anak-anak yang menjadi korban perceraian orang tua. Karakter utama yang muncul hampir bersentuhan dengan isu  orang tua yang bercerai. Hasilnya, mereka menjadi orang-orang dewasa yang dibayangi oleh efek perceraian tersebut.

Ada yang menjadi pendendam, ada yang membenci orang tuanya atas perceraian itu, ada yang menjadi pemberontak, dan karakter di buku Seruni ini tidak ada yang memandang perceraian sebagai hal positif. Pesan besarnya, jangan gampang bercerai.

Bermula dari perceraian, konflik lainnya muncul. Dominan buku ini mengungkap permasalah keluarga. Seruni bermasalah dengan keputusannya di masa lalu dan membuat jurang dengan orang yang ia sayangi. Kak Aster menjadi pribadi murung dan memutuskan berhenti bicara sebagai bentuk penyesalan seorang kakak. Ana terbelit masalah antara keluarga papa tirinya dan mamanya. Taro menjadi pribadi yang terobsesi membalaskan luka pada orang yang melukai papanya hingga ia meninggal.

Sehingga buku Seruni ini bisa dikatakan buku bertema keluarga. Walaupun bukan keluarga harmonis, melainkan keluarga broken home.

Buku ini juga membawa kisah klise tentang jahatnya ibu tiri. Bukan jahat seperti menyiksa secara fisik, tetapi melalui verbal dan sikap yang pilih kasih.

Unsur Jepang melekat pada novel ini. Kita bisa melihat pada sampulnya yang berwarna kuning biru dan ada sosok perempuan berbusana kimono. Kita juga akan dibawa pada setting resto Ramsu pada awal buku. Resto dengan desain interior khas Jepang dan memiliki koleksi manga.

Utamanya tentang manga, saya berharap akan ada kelanjutan kisah yang berkaitan dengan manga. Tapi, sampai halaman terakhir, manga yang ada di resto tidak diceritakan kembali. Manga menjadi tempelan semata di buku ini.

Ritme cerita dibangun teratur. Bukan karena tema cerita yang kelam, kemudian kita disajikan cerita yang sedih-sedih melulu. Penulis membuat bertahap. Karena kesedihan itu muncul ketika misteri masa lalu diungkap dengan perlahan. Sehingga kamu akan menemukan beberapa bagian cerita berupa kilas balik.

Selingan yang menyenangkan ketika cerita menyentuh sisi roman. Bukan yang begitu kentara bisa dirasakan, tetapi manisnya cukup bisa dirasakan. Seruni kan punya masalah berat terkait keluarga dan masa lalu. Sedangkan Rifat sosok yang dewasa dan bukan orang yang spontan mengungkapkan apa yang dirasakannya. Kalian bisa tebak sendiri seberapa alot bagi keduanya untuk mengakui perasaan.

Sepanjang saya membaca Seruni ditemukan beberapa typo. Tidak banyak dan tidak mengganggu, tapi bisa dijadikan catatan untuk editor sebagai perbaikan. Misal di halaman 26 tulisan bahwa jadi bahwc. Dan di halaman 98 tulisan kembarnya jadi kembanya.

Satu tempat ikon yang membuat saya penasaran adalah Mesjid Camii, yang tidak jauh dari Stasiun Yoyogiuehara. Menurut informasi bukunya, menara mesjid ini memiliki gaya arsitektur Turki.


Akhirnya, setelah membaca buku Seruni, saya diingatkan untuk melihat keluarga sebagai tempat pulang. Seberat apa pun permasalahan, keluarga adalah orang terdekat yang akan berdiri di samping kita. Dan untuk buku Seruni ini saya memberikan rating 3/5.


  • Di dunia ini, tidak ada yang bisa menerka apa yang akan terjadi atau apa yang akan menjadi akhir, selain Tuhan. Yang pasti, semua manusia pasti akan menemui akhirnya (hal. 66)
  • Kadang, kamu harus mengikhlaskan apa yang tidak bisa kamu cegah (hal. 86)
  • Ada obat paling mujarab dan penawar untuk segala macam kesedihan (hal. 162)
  • Bukankah keluarga seharusnya berkumpul dan saling menjaga? (hal. 223)
  • Setiap orang punya masa lalu yang baik dan buruk, berkesan dan menyakitkan.Nggak ada manusia yang sempurna. (hal. 229)
  • Segelap apa pun hidup yang pernah dijalani, kesempatan untuk berubah menjadi lebih baik selalu ada (hal. 232)
[ Jangan lupa ikutan giveaway #Seruni ya di postingan selanjutnya! ]


Maret 19, 2017

[Intermeso] Update Buku-Buku Tere Liye


Begitu saya melihat tweet dari akun twitter @tereliye_quote yang memaparkan update buku-buku dari Tere Liye, saya tertarik membuat postingan serupa di blog ini. Sebagai pengingat saja pada buku beliau. Saya memang menyukai cerita-cerita yang beliau karang. Selain menghibur, buku Tere Liye sarat dengan pembelajaran. Kisah yang disusunnya sederhana tapi sukses dikemas apik. Membaca buku-buku beliau tidak akan membosankan (menurut saya).

Saya sudah membaca 9 buku Tere Liye: Tentang Kamu, Hujan, Pulang, Rindu, Berjuta Rasanya, Kau, Aku & Sepucuk Angpau Merah, Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin, Bidadari-Bidadari Surga, Hafalan Shalat Delisa. Dan yang masih menjadi buku favorit dan pernah saya baca berulang-ulang adalah buku Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin.

Dan ada sedikit bocoran nih! Tahun 2017, rencananya Tere Liye akan menerbitkan 3 buku baru.

  • #aboutfriend
  • Bintang (serial Bumi #4)
  • Yang Telah Lama Pergi



Daftar Buku Tere Liye :

1. Tentang Kamu

2. Matahari (serial Bumi #3)

3. Hujan

4. Pulang

5. Bulan (serial Bumi #2)

6. #aboutlove

7. Rindu

8. Dikatakan atau Tidak Dikatakan Itu Tetap Cinta

9. Bumi (serial Bumi #1)

10. Amelia (serial Anak-Anak Mamak #1)

11. Negeri di Ujung Tanduk

12. Sepotong Hati yang Baru

13. Negeri Para Bedebah

14. Berjuta Rasanya

15. Kau, Aku & Sepucuk Angpao Merah

16. Sunset & Rosie

17. Ayahku (bukan Pembohong)

18. Eliana (serial Anak-Anak Mamak #4)

19. Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin

20. Pukat (serial Anak-Anak Mamak #3)

21. Burlian (serial Anak-Anak Mamak #2)

22. Rembulan Tenggelam di Wajahmu

23. Bidadari-Bidadari Surga

24. Moga Bunda Disayang Allah

25. Kisah Sang Penandai

26. Hafalan Shalat Delisa

26 buku di atas sesuai yang diurai akun twitter @tereliye_quote. Ada 1 buku yang menurut saya tidak masuk list di atas, dan dari informasi goodreads buku tersebut juga karya Tere Liye.

The Gogons: James & the Incredible Incident


Nah, dari 26 buku Tere Liye di atas, buku mana saja yang pernah kamu baca?

Maret 15, 2017

[Wishful Wednesday] Pengacara Bajingan, John Grisham


Judul asli : Rogue Lawyer
Judul : Pengacara Bajingan
Penulis : John Grisham
Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama
Terbit : Maret 2017
Tebal buku : 512 halaman
ISBN : 9786020336008
Harga : Rp100.000 

Sebastian Rudd bukan pengacara yang umum. Dia berkantor di mobil van antipeluru, lengkap dengan Wi-Fi, bar, kulkas kecil, kursi-kursi kulit nyaman, lemari senjata tersembunyi, dan sopir bersenjata lengkap. Dia tak punya biro hukum, rekanan, associate, dan karyawannya hanya satu sopir merangkap bodyguard, juru tulis, orang kepercayaan, dan caddy golf. Dia tinggal sendirian di apartemen kecil yang sangat nyaman, minum bourbon, dan membawa pistol.

Sebastian membela orang-orang yang tidak dipedulikan para pengacara lain: pemuda pencandu yang dituduh melecehkan dan membunuh dua gadis cilik; penjahat yang menunggu hukuman mati; pemilik rumah yang ditangkap karena menembaki tim SWAT yang keliru menyerbu rumahnya. Sebastian memilih klien-klien ini karena dia percaya semua orang berhak mendapat pengadilan yang adil, walaupun untuk itu Sebastian harus memakai cara tipu-tipu.

Dia benci ketidakadilan, tidak menyukai perusahaan asuransi, bank, atau perusahaan-perusahaan besar; dia tidak percaya pada pemerintah dan menertawakan pandangan perilaku etis dalam sistem peradilan. Sebastian Rudd adalah salah satu tokoh paling unik,paling eksentrik dalam buku John Grisham. Kisahnya seru dan mendebarkan.

 *******

Buku yang menceritakan mengenai misteri ala detektif atau pengacara selalu membuat saya takjub dan terpukau. Kadang, saya merasa cerita demikian lebih menuntut keingintahuan saya dengan akhir misteri yang sedang diusut. Dan tentu saja kasus yang dibawa penulis kerap selalu segar dan membuat pembaca betah mengikuti alur ceritanya.

Pada buku ini, saya ingin tahu bagaimana kehidupan pengacara yang tidak punya kantor dalam menangani kasus yang dihadapi. Ditambah, Sebastian Rudd hanya memiliki supir sekaligus merangkap banyak profesi. Ini bukan cerita pengacara yang biasa saja, karena si pengacara memiliki style yang tidak biasa. Terlepas dari kasus yang dihadapi, kehidupan si pengacara lebih membuat saya tambah penasaran.

Semoga saya bisa segera baca buku ini. Anehnya, informasi buku ini tidak muncul di website penerbit. Sehingga link di atas mengacu ke toko buku online yang lain. Di goodreads pun tidak saya temukan. Entahlah.


[ Untuk kalian yang ingin membuat artikel wishful wednesday, silakan cek blog PerpusKecil untuk melihat peraturannya. ]

Maret 12, 2017

[Unboxing] #3 Paket Host Blogtour & Paket PO Vegetarian


Hari ini saya sengaja menghubungi rekan kerja saya yang sedang jadi panitia Car Free Day (CFD) di tempat kerja, untuk menanyakan sudah atau belum paket saya sampai. Dan kabar baiknya, ada 2 paket yang sudah mendarat di alamat tempat kerja. Saya yang baru sampai di kosan habis pulang ke rumah, saya segera meluncur mengambil paket tersebut.

Paket PO Vegetarian


Saya lupa informasinya dari mana mengenai adanya PO novel Vegetarian karya Han Kang. Tapi, saya langsung menyimpan nomor WA-nya Katalis Books (085793042909) dan segera pesan juga. Ini pertama kalinya saya ikutan Pre Order sebuah buku dan merasa puas dengan proses order-nya. Sebab saya diberikan informasi-informasi update pesanan tersebut.

Novel Vegetarian - Han Kang sudah saya ketahui sejak ia menjadi pemenang Man Booker International Prize dan wara-wiri diulas oleh banyak blogger. Waktu itu, para blogger mengulas bukunya yang dalam bahasa asing. Saya yang kemampuan bahasa inggrisnya tidak bisa diharapkan, belum minat mencoba. Dan ketika melihat informasi PO buku Vegetarian versi bahasa indonesia, inilah kesempatan saya membaca buku yang memang saya inginkan. Terlepas dari apakah buku ini sesuai selera saya atau tidak.


Dan kini buku Vegetarian - Han Kang sudah ada di tangan. Senangnya! Selain buku, pada PO ini saya mendapatkan postcard dan stiker Katalis Books.

Paket Host Blogtour


Paket kedua ini saya dapatkan dari Penerbit Republika. Saya baca twitter terkait pendaftaran host blogtour buku terbarunya SERUNI. Dan tanpa ragu lagi, saya ikutan mendaftar. Saya sebelumnya punya pengalaman bekerja sama untuk blogtour buku Republika yang Tentang Kamu - Tere Liye.

Alhamdulillah, saya mendapatkan kabar melalui email jika saya terpilih mengisi rangkaian blogtour pekan kedua. Jadi kalian jangan lupa untuk ikutan ya!


Pas ngintip paketnya, bukunya banyak. Isinya: 2 buku SERUNI (satu untuk dibaca, satu untuk kalian yang menang di giveaway-nya), 1 buku Bidadari-Bidadari Surga - Tere Liye, 1 buku Berjuta Rasanya - Tere Liye, dan 1 buku Ketika Anies Baswedan Memimpin.





Demikian artikel unboxing kali ini. Rasanya selalu menyenangkan bisa mendapatkan banyak buku dan tentu saja ketika membacanya juga.


Maret 10, 2017

[Buku] Kota Kertas, John Green


Judul asli : Paper Town
Judul : Kota Kertas
Penulis : John Green
Alhi bahasa : Angelic Zaizai
Desain sampul : Martin Dima
Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama
Terbit : September 2014
Tebal buku : 360 halaman
ISBN : 9786020308586
Harga : Rp64.000 


Ketika usia mereka sembilan tahunan, Quentin dan Margo menemukan mayat Mr. Robert Joyner yang bersandar di bawah pohon. Diketahui Mr. Joyner melakukan bunuh diri dengan cara menembak dirinya. Peristiwa melihat mayat itu memunculkan kenangan bagi Quentin dan Margo yang tidak bisa dilupakan.

Masa remaja, Quentin dan Margo yang bertetangga dan berteman sejak kecil, menghabiskan hari-hari dengan cara masing-masing. Hubungan mereka layaknya teman biasa. Tanpa diketahui Margo, Quentin ternyata menyukai sosoknya.

Lalu pada suatu tengah malam ketika mereka sudah remaja, Margo memaksa Quentin untuk jadi supirnya dan melakukan banyak pembalasan kepada mantan pacarnya yang selingkuh dengan teman Margo sendiri, dan beberapa teman lainnya yang menyebalkan. Sebuah pengalaman menarik bagi Quentin yang selama ini dirinya dikenal sebagai remaja yang aman-aman saja dan baik. Quentin tidak pernah menduga jika malam itu menjadi malam terakhir ia melihat Margo. Margo menghilang. Ini bukan yang pertama, melainkan ia sering melakukan kabur dari rumah dan tentu saja Margo akan meninggalkan petunjuk.

Awalnya Quentin menganggap kepergian Margo sebagai hal biasa. Tetapi, petunjuk berupa buku puisi Leaves of Grass memunculkan bayangan buruk tentang Margo. Mungkin saja Margo akan bunuh diri.  Quentin bergerak memecahkan petunjuk yang ditinggalkan Margo demi bisa menemukannya. Tapi, berhasilkah Quentin memecahkan petunjuk yang ditinggalkan Margo dan menemukannya?



Saya bangga bisa membaca buku Kota kertas – John Green. Buku yang menampilkan karakter remaja, otomatis masuk genre teenlit, tapi buku ini memiliki kisah yang cakupannya sangat luas. Teenlit yang biasanya diwarnai dengan roman, persahabatan, dan perjuangan meraih cita-cita, di buku Kota Kertas ini akan kita temukan bahan-bahan renungan khas remaja. Saya akan mencoba mengurai apa saja bagian menarik dan berbeda dari buku Kota Kertas – John Green ini.

Barangkali itu sebuah cacat karakter, tapi bagiku itu sudah bawaan sejak lahir (hal. 339). Dua kata yang menarik, berbicara mengenai cacat karakter. Tidak semua remaja akan mengakui kalau dirinya mungkin cacat karakter. Tapi saya berpikir, bisa saja itu terjadi, dengan banyak sebab, salah satunya trauma/memori masa kecil. Pada buku ini, Green menggambarkan cacat karakter menimpa Quentin dan Margo. Ini pendapat saja, bisa jadi tidak demikian. Sebab alur cerita sampai halaman terakhir, masih memiliki kaitan dengan pengalaman penemuan mayat Mr. Joyner ketika mereka masih kanak-kanak. Justru pengalaman itu memberikan efek sangat besar bagi Margo, dan akhirnya ia tumbuh dengan berbeda dibandingkan Quentin.

Membicarakan karakter sebenarnya rumit. Tapi masih bisa ditelusuri dan dibaca. Margo tumbuh menjadi gadis muda, konyol, dan tak terbatas. Saya kira karakter itu dibentuk dari keluarga dan lingkungan. Ada pernyataan jika orang tua Margo mendidik dengan kepedulian yang kurang. Sehingga diterangkan juga dibukunya, Margo mencari perhatian orang tuanya, lebih luas lagi orang di sekitarnya. Sayangnya, Margo memilih cara yang mengejutkan, meninggalkan rumah dan berpetualang tanpa memberi tahu siapa pun.

Apakah kamu pernah merasa bosan dengan hal yang itu-itu saja atau dengan rutinitas harian? 

Buku ini menjawab pertanyaan barusan. Saya lumayan tertohok dengan jawabannya sebab saya persis seperti karakter Quentin yang baik dan aman-aman saja. Green dengan lantang memberitahukan untuk kamu yang merasa hidupnya terlalu datar, untuk segera melakukan hal seru. Saya ikut terbawa merasa seru membaca bagian ketika Margo mengajak Quentin melakukan pembalasan. Quentin yang tipe remaja zona nyaman, absen sekolah saja dihindarinya, kemudian harus mencoba hal seru yang membuat paru-paru dan jantungnya berpacu lebih keras, mengisyaratkan kepada pembaca untuk ikut serta melakukan hal seru. Karena ada rasa bahagia dan pengalaman yang menarik di situ. Saya diingatkan dengan pertanyaan, ‘Kapan terakhir kali adrenalin kamu membuncah dengan dasyat?’. Sejak selesai membaca buku ini, saya jadi ingin mengejar hal seru yang membuat adrenalin meningkat. Tidak takut, tidak malu, maju saja, dan rasakan bahagia.


Saya tahu buku Kota Kertas – John Green sudah difilmkan dan saya sudah melihat. Pada filmnya, saya sangat suka dengan bagian perjalanan panjang Quentin, Ben, Radar, dan Lacey. Bepergian, aku mendapati, mengajari kita banyak hal mengenai diri sendiri (hal.299). Ada banyak kejadian yang terjadi selama perjalanan itu dan merubah kejiwaan, pola pikir, pandangan, dari mereka. Sebuah pemahaman baru yang didapat dari perjalanan. Di bukunya, ada pernyataan berikut; Orang jadi berbeda ketika kau bisa mencium aroma mereka dan melihat mereka dari dekat, tahu kan? (hal.306). Green membuka pikiran pembaca untuk mengetahui dalam hidup ini kita kerap mendapati pandangan/penilaian terhadap seseorang yang berbeda ketika orang tersebut berada atau tidak berada dekat dengan kita. Misal, Ben menyukai Lacey karena cantik dan seru diajak nongkrong. Pendapat ini berlaku ketika Ben mengenal Lacey di kesempatan kebersamaan yang terbatas. Tapi pada perjalanan panjang itu, berbelas jam Ben berada di dekat Lacey, ia akhirnya sadar Lacey tidak seistimewa yang ia pikirkan sebelumnya. Lacey ternyata sosok yang suka makan dan rewel. Pengajaran baru, untuk memahami seseorang ternyata dibutuhkan kedekatan yang lama.

Di perjalanan panjang itu, saya juga menemukan satu bagian mengharukan. Quentin yang sudah menyetir lama terlena dengan jalan tol. Sampai pada satu titik, ia melihat sapi yang melintas di jalan. Ia panik harus bertindak apa untuk menghindari tabrakan. Di tengah keputusasaan dan rasa panik, Ben yang berada di samping Quentin mengambil alih setir dan membanting mobil ke sisi jalan. Setelah kejadian itu, Quentin melihat apa yang dilakukan Ben berarti besar. Ben bertindak tepat dan benar sebagai teman sekaligus sahabat. Quentin dan Ben yang kerap bertengkar, di mata saya menjadi dua sahabat yang jadi dirinya sendiri dan tahu kapan bertindak sebagai sahabat baik.

Masih banyak cerita seru dan membawa hal positif di buku ini. Dan saya tidak mungkin berceloteh panjang lebar. Saya perlu mengingatkan satu hal, waktu adalah hal berharga yang tidak bisa diganti jika sudah terlewat. Jadi, nikmatilah waktu kita dengan bahagia dan hal-hal seru baik lainnya. 


  • Menurutku konyol orang hanya mau berada di dekat seseorang karena mereka cantik. Mirip dengan memilih sereal sarapan berdasarkan warna bukan rasanya. [hal.48]
  • Ketika mengatakan hal-hal buruk tentang seseorang , kita sebaiknya tak pernah mengatakan yang sebenarnya, karena kita takkan bisa dengan sungguh-sungguh dan jujur menarik ucapan itu kembali, tahu kan? [hal.56]
  • Tapi kalau kau sudah lebih tua, kau akan mulai bisa melihat mereka – anak nakal dan anak baik dan semua anak – sebagai orang. Mereka hanya manusia, yang pantas dipedulikan. Dengan berbagai derajat sakit, berbagai derajat neurosis, berbagai derajat aktualisasi diri. [hal.227]
  • Semakin aku menyadari bahwa manusia kekurangan cermin yang bagus. Sangat sulit bagi siapa pun untuk menunjukkan kepada kita bagaimana penampilan kita, dan sangat susah bagi kita untuk menunjukkan kepada siapa pun apa yang kita rasakan. [hal.228]
  • Kepergian terasa menyenangkan dan murni hanya ketika kita meninggalkan sesuatu yang penting. [268]
  • Bepergian, aku mendapati, mengajari kita banyak hal mengenai diri sendiri. [hal.299]
  • Orang jadi berbeda ketika kau bisa mencium aroma mereka dan melihat mereka dari dekat, tahu kan? [hal.306]
  • Selamanya tersusun dari masa kini-masa kini. [hal.340]
  • Membayangkan memang tak sempurna. Kita tidak mungkin bisa memahami orang lain sepenuhnya. [hal.344]