Maret 23, 2020

[Resensi] Bicara Itu Ada Seninya - Oh Su Hyang


Judul: Bicara Itu Ada Seninya
Penulis: Oh Su Hyang
Penerjemah: Asti Ningsih
Penyunting: Yosepha Ary Hascaryani. K
Desain: Aditya Ramadita
Penerbit: Bhuana Ilmu Populer (BIP)
Terbit: Desember 2019, cetakan kedua
Tebal: xvi + 240 hal.
ISBN: 9786024553920

Saya memutuskan membeli buku ini karena judulnya menarik. Saya merasa butuh bantuan dan latihan untuk bisa berbicara dengan baik karena dalam kehidupan sosial saya kesulitan memulai pembicaraan. Sehingga saya berharap pada buku ini akan menemukan beberapa tips untuk melakukannya.

Sepanjang membaca buku ini memang saya menemukan banyak tips terkait berbicara. Beberapa saran memang bisa dipakai. Tetapi, banyak juga yang akhirnya tidak bisa saya pakai.

Contohnya, di halaman 10–12, kita akan diberitahu cara melatih logika dalam berbicara: berikan alasan tepat untuk argumen anda, hindari lompatan logika dan melebih-lebihkan, konsisten dalam bersikap, gunakan kata-kata sederhana, dan tetap tenang.

Contoh lainnya mengenai berbicara menggunakan storytelling yang baik harus memenuhi syarat seperti tema, konflik, simpati dan solusi. Syarat tambahannya berupa pembalikan dan alasan. Lebih jelasnya kita bisa membaca di halaman 16–18.

Bagi kalian yang termasuk tipe orang yang gugupan, penulis juga memberikan tips cara menghilangkan kegugupan yaitu: membuat karikatur pendengar, menghindari merendahkan kapasitas diri saat memperkenalkan diri, mempelajari konten dengan baik, dan mengucapkan “mantra” dengan penuh keyakinan.

Dan masih banyak lagi tips yang dibagikan penulis, yang kemudian dirangkung dalam catatan saya sebagai berikut: 

  1. Lima unsur nonverbal untuk memikat hati pendengar (hal. 27-30).
  2. Tiga kunci menjadi sukses dengan bertingkah seperti orang sukses (hal. 40).
  3. Tiga keterampilan dalam berbicara (hal. 59-61).
  4. Empat teknik mendengarkan (hal. 95).
  5. Delapan unsur untuk mmebuat plot yang kokoh (hal. 113-118)
  6. Sepuluh rahasia pembiacaran komunikatif ala Yoo Jae Suk (hal. 142-143).
  7. Empat unsur menghadirkan irama dalam berbicara (hal. 149-150).
  8. Empat tipe presentasi yang tidak cukup persiapan (hal. 168-169).
  9. 4P mempersiapkan presentasi yang baik (hal. 170-171).
  10. Tiga cara membentuk suara (hal.200-201).

Dari beberapa tips berbicara yang dibagikan penulis ternyata dapat diaplikasikan dalam membuat tulisan. Misalnya menggunakan kata-kata yang sederhana, menggunakan perumpamaan, dan yang paling berhubungan dengan membuat tulisan adalah tips delapan unsur untuk membuat plot yang kokoh.

Keunggulan buku ini selain isinya banyak berupa tips, penulis juga menceritakan banyak tokoh yang menurutnya merupakan pembicara yang handal. Seperti Oprah Winfey, Barack Obama, dan tokoh-tokoh dunia lainnya.

Yang membuat saya kurang suka dengan buku ini adalah tips yang diberikan pada akhirnya ditujukan untuk berbicara dalam situasi formal. Misalnya berbicara untuk presentasi, berbicara sebagai presenter acara, dan bahkan berbicara sebagai pekerja penjualan. Padahal saya berharap akan mendapatkan inspirasi memulai pembicaraan dalam konteks hubungan personal. Karena kendala saya saat ini adalah tidak bisa memulai pembicaraan dengan orang sekitar secara luwes.

Karena alasan di atas, saya sangat rekomendasikan buku ini untuk kalian yang membutuhkan nasihat cara berbicara dalam dunia pekerjaan yang membutuhkan keahlian berbicara yang baik. Saya kira semua saran di buku ini akan sangat berguna sekali.

Akhirnya saya memberikan nilai 3 dari 5 untuk buku ini.

Maret 14, 2020

Wrap Up: Februari 2020


Bulan Februari sudah berlalu lama. Tetapi saya baru bisa memunculkan artikel wrap-up sekarang. Awal bulan Maret ini saya memang sedang kelelahan karena habis UTS di kampus. Jangankan untuk mengedit draft artikel ini, waktu tidur saja rasanya kekurangan. Makanya artikel ini baru saya edit baru-baru ini.

Saya juga mengakui kalau bulan Februari kemarin kegiatan ngeblog saya menurun karena banyak banget kendala. Misalnya, ada pemeriksaan audit yang menguras pikiran dan waktu, dan saya sakit berkali-kali dengan penyakit yang beda-beda. Pokoknya sakitnya bertubi-tubi.

Sebagai sebuah tanggung jawab kepada diri sendiri, tetaplah saya bikin artikel ini. Dan berikut adalah ulasannya:

BUKU YANG DIDAPATKAN DI FEBRUARI 2020

Novel Patah Hati di Tanah Suci karya Tasaro GK (45K), Novel Sudut Mati karya Tsugaeda (32K), Novel Spammer karya Ronny Mailindra (15K), Novel Raksasa Dari Jogja karya Dwitasari (15K)



Pada kunjungan kedua di bazar Out of The Boox, saya membeli empat novel secara random. Novel Patah Hati di Tanah Suci saya beli lantaran saya memang menyukai penulisan Bang Tasaro. Dan sejauh ini saya baru pernah membaca karya beliau yang berjudul Sewindu. Buku trilogi Muhammad karya Bang Tasaro belum kesempatan saya beli karena harganya masih lumayan. Semoga saja saya segera berjodoh membaca trilogi Muhammad-nya.


Novel Sudut Mati karya Tsugaeda saya beli karena racun dari Mbak Aya, pemilik chanel youtube Kanaya, yang pernah menyebutkan informasi karya terbaru Tsugaeda. Dia ini penulis yang pernah membuat dua buku thriller: Rencana Besar dan Sudut Mati. Begitu melihat buku ini ada di bazar, saya langsung memutuskan untuk membelinya. Sempat juga mencari buku Rencana Besar, tapi saya tidak menemukannya di bazar.


Novel Spammer ini saya tahu pas ada giveaway-nya. Namun pada saat itu saya belum beruntung mendapatkan buku ini. Dan begitu melihat di bazar, ya saya harus beli. Penasaran juga sama ceritanya yang membahas soal dunia internet begitu.


Sedangkan novel Raksasa Dari Jogja ini saya beli lantaran pas ke bazar itu, saya sudah memegang tiga buku cerita yang menurut saya terbilang berat dan bacaan serius. Saya merasa butuh buku yang punya cerita manis. Dan pilihan saya ke buku ini.

Jadi total saya beli buku seharga 107K

Buku Tiba Sebelum Berangkat karya Faisal Oddang (60K)


Setelah siangnya mampir ke bazar Out of The Boox, sehabis Maghrib saya mampir ke bazar Gramedia. Sayangnya di bazar ini tidak terlalu banyak buku yang diobral. Dan kebanyakan buku lawas. Saya selalu rutin datang ke bazar Gramedia, dan tahu kalau koleksi buku di bazar kali ini tidak jauh berbeda dengan koleksi pada bazar sebelumnya. Daripada saya pulang dengan tangan hampa, sedangkan saya sudah menyisihkan waktu untuk ke bazar ini, saya naik ke lantai 3, ke toko bukunya.

Cukup alot juga menimbang buku mana yang mau dibeli. Sempat mengambil dua sampai tiga judul sebelum akhirnya memilih satu. Dan pilihan mantapnya tentu saja ke buku karya Faisal Oddang yang judulnya Tiba Sebelum Berangkat. Sebelumnya saya pernah membaca karya dia yang Puya Ke Puya. Dan memang bukunya itu bagus. Akhirnya saya akan berkenalan lagi dengan karya dia yang lain.

Total saya beli buku seharga 60K

BUKU YANG DIBACA DI FEBRUARI 2020

Miris sekali untuk bulan ini saya belum menuliskan satu resensi buku. Saya sebenarnya sudah membaca buku Langit Merbabu karya Rons Imawan, tetapi belum berhasil menuliskan resensinya karena saya sangat takjub dengan bukunya. Dan rencananya saya akan membaca ulang bukunya supaya saya bisa memikirkan bagaimana baiknya menuliskan resensi buku yang mengguncang saya sebagai pembaca. Keluhan saya soal susahnya meresensi bisa dibaca di artikel "Susahnya Menulis Resensi Buku"

Saya juga sempat membaca juga novel Raksasa Dari Jogja, sudah sedikit lagi tuntas tetapi saya diserang sakit sehingga susah untuk melanjutkan membaca bukunya. Rasanya super malas pas kondisi badan kurang fit untuk diajak membaca buku.

Jadi, dengan sangat menyesal untuk bulan Februari 2020 ini saya tidak punya daftar buku yang sudah selesai dibaca.

Semoga saja di bulan Maret 2020 ini, saya kembali giat di kegiatan blog dan kegiatan membaca bukunya juga lancar jaya. Amin!

(Padahal sampai saya meng-edit artikel ini belum juga ada artikel atau resensi yang baru, hehe, maafkan daku....)

Februari 06, 2020

Susahnya Menulis Resensi Buku


Duh, saya akhirnya kebentur juga sama masalah menulis resensi buku. Jadi, beberapa hari lalu saya sudah menyelesaikan membaca satu judul buku yang menurut saya sangat bagus. Begitu menutup halaman terakhirnya, saya langsung menyalakan laptop dan mulai menulis data bukunya. Tetapi begitu mau mengulas bukunya, saya terpaku, bingung.

Ada yang pernah mengalami hal begini juga?

Saya mendiamkan otak saya beberapa hari kemudian, dan begitu mencoba mengetikkan lagi ulasan bukunya, tetap aja saya kesulitan merangkai kata. Kesel sendiri dong ujung-ujungnya.

Lalu saya memikirkan masalah utamanya. Dan ini masih dugaan aja ya. Takut-takut, saya sebenarnya kena masalah "hasil sempurna".

Lha, emang ada masalah begini di dunia blogger buku?

Entahlah. Saya hanya menduga. Alasan kenapa saya mandeg menulis resensi buku saat ini karena saya sudah membayangkan akan membuat resensi buku yang bagus, memikat, pakai bahasa yang renyah, dan lekat ke pembaca dengan gaya story telling yang mantap. Bukan apa-apa, soalnya buku yang kemarin sudah saya baca punya cerita yang bagus banget. Dan di benak saya ada keinginan untuk menuliskan resensi yang bagus juga.

Rupanya keinginan ini malah menjebak saya. Otak saya tidak bisa berpikir mengalir. Karena ekspektasi yang saya pasang terlalu tinggi, begitu mengetikkan hasilnya, duh jauh dari keinginan yang sudah saya idamkan di awal.

Saya jelas berontak dong mengalami fase ini. Rasanya nggak enak banget nyimpen PR bikin resensi dan PR ini justru menghalangi saya membaca buku lainnya. Akhirnya saya harus jujur ke diri sendiri kalau ada waktunya kita nggak bisa bekerja secara optimal sesuai yang kita inginkan, apalagi menargetkan hasilnya sempurna.

Mungkin ke depannya kalau saya mengalami hal serupa, saya akan menuliskan resensi bukunya dengan singkat saja. Enggak masalah walau hanya satu paragraf. Setidaknya dengan jalan ini, saya bisa membuat diri saya sudah menunaikan PR-nya. Saya juga bisa melanjutkan membaca buku lainnya.

Kalau di antara kalian ada yang mengalami mentok bikin tulisan bagus dan bisa mengatasinya, boleh dong kasih tau caranya di kolom komentar. Mungkin saja cara kalian mempan juga buat saya praktikkan.

Baiklah, sekian dulu latihan menulisnya. Semoga saya bisa terus menulis lebih banyak biar pun untuk hal-hal remeh.


Februari 02, 2020

Wrap Up: Januari 2020


Sebagai pembaca buku, rasanya seneng banget setiap kali bisa mendapatkan buku baru. Tetapi kalau melihat daftar buku yang belum dibaca dan jadi timbunan, sedih juga sih.

Begitu awal tahun ini saya langsung mengingatkan diri sendiri untuk mengurangi membeli buku. Alasannya seperti yang saya bilang di atas, masih banyak timbunan buku yang belum dibaca. Kalau terus beli buku, mau sebanyak apa buku yang ditumpuknya.

Akhirnya ada peraturan tidak tertulis yang saya camkan. Boleh beli buku jika buku itu benar-benar disukai. Dan alasan lainnya kalau buku itu ada diobralan atau bazar.

Nah, untuk melengkapi artikel resensi buku, saya sengaja menghadirkan lagi nih konten wrap up setiap bulannya. Isinya membeberkan buku apa saja yang didapatkan dan buku apa saja yang sukses dibaca.

Cek daftarnya berikut ini ya!

BUKU YANG DIDAPATKAN DI JANUARI 2020

Novel Bilangan Fu dan Novel Manjali, karya Ayu Utami


Saya sudah pernah baca novel Bilangan Fu ini di I-Jakarta, sebuah apliaksi perpustakaan digital yang dikelola oleh pemerintah daerah Kota Jakarta. Dan karena novelnya bagus, saya bertekad harus punya buku fisiknya. Setelah novel ini mengendap di Wishlist, akhirnya semesta mendukung saya untuk memilikinya, berbarengan dengan munculnya notifikasi email dari apliaksi MyValue berupa voucher bulan ulang tahun berupa potongan 20%. Saya langsung beli sepaket dengan buku kedua series Bilangan Fu ini yaitu novel Manjali.

Novel Bilangan Fu: dari harga 120K jadi 96K. Novel Manjali: dari 65K jadi 52K.
Total beli jadi seharga 148K.

Novel Langit Merbabu karya Rons Imawan dan Novel Hector and The Secret of Love karya Francois Lelord


Kedua buku ini saya beli di acara bazar Out of The Boox yang digelar di Living Plaza Cirebon mulai tanggal 23 Januari sampai dengan 11 Februari 2020. Untuk novel Langit Merbabu saya beli lantaran dua alasan. Pertama, karena saya pernah membaca buku lainnya karya Bang Rons yang Udin Fabulous. Kedua, karena tema yang diangkat mengenai hiking ke Gunung Merbabu.

Lalu, buku Hector and The Secret of Love saya pilih karena buku pertamanya, Hector and The Seacrh for Happiness, pernah saya baca. Bahkan film Hector pun saya sudah tonton. Jadi begitu melihat buku ini ada di jajaran obralan, saya segera ambil.


Novel Langit Merbabu dibeli harga 25K sedangkan Novel Hector and The Secret of Love dibeli seharga 35K
Total beli buku jadi seharga 60K

BUKU YANG DIBACA DI JANUARI 2020


Untuk Januari 2020 ini saya lumayan mengeluarkan duit buat beli buku. Tapi pilihan bukunya membuat saya senang. Jadi setimpal saja. Dan siap-siap di Februari nanti, pasti saya beli lagi buku di bazar Out of The Boox. Nantikan informasinya di wrap-up Februari ya!


Januari 19, 2020

[Resensi] Kupu-Kupu Bersayap Gelap - Puthut EA


Judul: Kupu-Kupu Bersayap Gelap
Penulis: Puthut EA
Penyunting: Nody Arizona
Pemeriksa aksara: Prima S. Wardhani
Ilustrasi sampul & isi: Saipul Bachri
Penata isi: Azka Maula
Penata sampul: Narto Anjala
Penerbit: Penerbit Mojok
Cetakan: II, Februari 2016
Tebal: xvi + 168 hlm.
ISBN: 9786021318256

Saya setuju dengan pernyataan Rusdi Mathari dalam pembukaan buku kumpulan cerpen ini, "... karena tulisan yang ditulis dengan sepenuh perasaan akan sampai pula pada perasaan pembacanya."(hal. viii) Begitu juga 13 cerpen yang ada di buku ini, penulis menuliskannya dengan penuh perasaan dan hampir semua ceritanya menyentuh ke lubuk hati saya sebagai pembaca. Mungkin karena semua cerita pendek disini punya benang merah: tragedi yang tragis.


Laki-Laki yang Tersedu. Menceritakan kesedihan perempuan yang saat dia kecil jauh dari orang tua, saat remaja mengenal laki-laki brengsek yang membuatnya hamil, bahkan pernikahannya hanya jalan suaminya melampiaskan nafsu. Mereka akhirnya bercerai dan dia harus dipisahkan dari anaknya. Karena beratnya beban kesedihan, dia kerap ingin bunuh diri. Tetapi bayangan wajah anaknya mampu mencegah niat itu. Ketika dia bertemu laki-laki yang baik, dia menolaknya dengan alasan sebuah cerita kesedihan yang ia tanggung selama ini. Begitu selesai mendengar ceritanya, benar saja, si laki-laki tadi hanya menangis tersedu.

Kenanga. Menceritakan kekesalan kakak laki-laki menghadapi adik perempuannya yang suka menyepelekan sesuatu. Termasuk uang seratus ribuan yang dikeluarkan Kenanga untuk mentraktir dia dan teman-temannya padahal kehidupan Kenanga sudah sangat prihatin. Peristiwa besar terjadi saat adiknya membawa temannya menginap hingga beberapa hari di kontrakannya. Ratna hamil. Dan kejadian ini membuyarkan niat baik si kakak untuk meminang gadis baik seperti Kenanga.

"Kita harus mensyukuri pencapaian-pencapaian kecil dalam hidup ini, untuk menekan hasrat yang tidak ada habisnya, sekaligus agar tidak merasa lelah." (hal. 19).

Bunga dari Ibu. Pasangan Ibu dan anak memutuskan untuk berkabar dengan bunga yang mereka tanam di depan jendela. Jika bunga layu berarti ada yang tidak beres. Jika bunga kelihatan segar berarti ada kabar membahagiakan. Namun saat si anak menggugurkan kandungannya karena laki-laki itu tidak mau tanggung jawab, dia merahasiakan dari ibunya. Si Ibu menjadi tidak percaya dengan pertanda bunga lagi. Dan si anak kaget saat pulang ke rumah ibunya, tanaman yang ditanamnya juga sudah tidak ada. Ketika dia pulang ke rumahnya, dia pun mencabut tanaman yang ditanam ibunya.

"Apakah ibu mengajarimu memberi uang hanya dengan recehan?" (hal. 29)

Benalu di Tubuh Mirah. Mengangkat tema nepotisme yang praktiknya sudah mencapai level jabatan pemerintah paling bawah. Bukan hanya di lingkungan pekerjaan si ibu, tetapi anaknya yang SD pun ditimpa. Si anak gagal memimpin lomba pramuka gara-gara digantikan secara sepihak oleh anak baru yang merupakan anak camat.

Membaca cerita ini mengingatkan saya pada novel Kim Ji- Yeong Tahun 1982 karena menyinggung peran laki-laki yang lebih mendominasi.

... tidak pantas dalam hidup ini untuk mendapatkan sesuatu yang bukan dari hasil kerjanya. (hal. 36)

Sesuatu Telah Pecah di Senja Itu. Gara-gara panggilan tugas membela negara, seorang suami meninggalkan istrinya. Keadaan genting saat itu membuat kabar suaminya tidak jelas. Hingga datang sahabat suaminya yang mengabarkan kalau suaminya tidak selamat dan si suami berpesan agar si istri menikah lagi.

Butuh waktu lama bagi si istri untuk menikah dengan pilihan sahabatnya itu. Dan butuh waktu lama lagi baginya untuk menerima dan mencintai suaminya yang baru. Hingga pada suatu senja setelah beberapa tahun, sahabat suaminya bertamu dengan pesan yang tidak keluar dari mulutnya. Saat itulah si istri tahu kalau suaminya yang diangka meninggal ternyata masih hidup.

"... kadang kala banyak jalan hidup yang tidak bisa kita pahami. Hidup ini bukanlah sesuatu yang bisa kita pilih. Ini bukanlah masalah senang atau tidak senang. Tapi putuskanlah. Sebab hidup ini adalah sebuah keputusan..." (hal. 53)

"Percaya saja hukuman itu akan datang, entah kapan dan datang dari mana. Tapi kalau kamu tidak mencoba berdamai dengan masa lalumu, kamu akan rugi..." (hal. 55)

Drama Itu Berkisah Terlalu Jauh. Seorang anak perempuan yang terlibat hubungan dengan anak laki-laki tetangga dekatnya hingga dia hamil. Karena keadaan negara yang sedang genting, si laki-laki menghilang. Beruntungnya ada laki-laki baik yang mau menikahi dengan membawa cerita kebohongan. Namun penyesalan itu selalu datang ketika si perempuan tidak bisa berterus terang kepada ibu si laki-laki yang kerap melamun karena kesedihan, kalau dia sudah menjadi nenek bagi anaknya.

Dalam Pusaran Kampung Kenangan. Rasa miris seorang pemuda yang mendapati kampungnya berubah karena zaman. Meski dulu penduduknya suka mabuk dan judi, hampir tidak ada kejahatan saat itu. Berbeda dengan saat ini yang rasanya selalu ada kematian di kampung itu. Terutama orang-orang yang sudah tua, yang dikabarkan kematian mereka karena menanggung sedih dengan kejadian buruk yang menimpa.

Gayung Plastik. Mbah Supri dan Mas Joyo bisa dikatakan orang gila. Tapi dalam beberapa kejadian, kedua orang ini sangat membantu warga. Keisengan dua anak dari warga baru yang berasal dari kota membuat ayah mereka memukuli Mbah Supri dan Mas Joyo. Bahkan sampai tega menghancurkan gayung yang merupakan satu-satunya barang berharga bagi keduanya. Sejak itu Mbah Supri dan Mas Joyo selalu tinggal di pos ronda sampai mereka meninggal. Itulah hari paling menyedihakn untuk warga sekampung.

Rasa Simalakama. Menceritakan dua pasang kekasih yang berat melanjutkan hubungan mereka karena beda agama. Si pria merasa tidak punya daya menentang perkataan ayahnya yang meminta dia menikahi perempuan soleha. Begitu juga si perempuan yang sulit menolak pesan ibunya untuk menikahi pria yang sekeyakinan.

"Tidak ada barang gratis dari langit, semua harus dengan pengorbanan, prihatin, dan kerja keras." (hal. 108)

Doa Berkabut. Cerita yang memaparkan kesedihan adik perempuan yang ditinggal mati kakak laki-lakinya karena dibunuh.

Rasa angkuh selalu muncul dari orang yang merasa dirinya lebih unggul dibanding manusia lain. (hal. 124)

Semakin banyak uang yang dimiliki oleh seseorang, semakin banyak kekuasaan yang digenggamnya. (hal. 125)

Di atas seluruh kesempurnaan hanya ada kesederhanaan. (hal. 126)

Ibu Pergi ke Laut. Menyedihkan membaca kisah kerinduan seorang anak kepada ibunya yang menjadi korban tsunami di Aceh. Dia sampai menulis surat yang dihanyutkan di sungai supaya sampai kepada ibunya yang ada di laut. Yang paling nyesek adalah reaksi ayahnya. ketika ditanya soal ibunya, sang ayah selalu menangis.

Bocah-Bocah Berseragam Biru Laut. Menarasikan banyak kesedihan dari sudut pandang anak-anak yang mati. Ada yang ikut dibakar saat ibunya putus asa kepada kehidupan. Ada yang meninggal di jalan ketika rumah sakit menolak pengobatan. Bahkan ada yang bunuh diri karena malu belum bayaran sekolah.

Kupu-Kupu Bersayap Gelap. Hanya cerpen terakhir ini yang saya tidak paham kisahnya mengerucut kemana. Tetapi saya sedikit memahami jalan cerita mengenai pria yang kerap dihinggapi mimpi aneh. Dan dia sering kumat mengalaminya. Semacam terkena syndrom. Hanya saja si pria ini menyangkut-pautkan dengan kupu-kupu bersayap gelap.

Membaca 13 cerita yang ada membuat saya merenungkan banyak nilai-nilai kehidupan. Karena temanya yang mengangkat sisi kemanusiaan, siapa pun yang membaca buku kumcer ini pasti akan setuju jika buku ini bagus. Banyak pesan juga yang disampaikan penulis dalam ceritanya. sehingga kita bisa belajar lebih banyak kebaikan dari buku ini.

Kelebihan cerita pendek, untuk menyelesaikannya tidak membutuhkan waktu yang lama. Dan pesan yang tersurat di dalamnya biasanya langsung bisa dipahami. Akhirnya saya memberikan buku ini nilai 4 dari 5.

Januari 16, 2020

To Be Read (TBR) 2020


Mengingat ini masih di bulan pertama di tahun 2020, saya merasa perlu membuat artikel master untuk semua daftar buku yang masuk ke To Be Read (TRB) 2020.

Tujuannya adalah untuk melihat progres membabat timbunan bacaan.



[Foto buku akan dilengkapi secara berkala karena proses memfoto dan editing-nya lumayan kejar-kejaran.]


DAFTAR TBR:


1. Adventure Lovers : 69 Wisata Pacu Adrenalin di Pulau Jawa - Gagas Ulung


2. Verge on Voyage Lombok & Flores - Ruben Kristianto


3. Dawai-Dawai Ajaib Frankie Presto - Mitch Albom


4. Tuhan Itu 'Maha Santai', Maka Selowlah... - Edi AH Iyubenu


5. Wisdom Traveler - Imam Arkananto


6. Kupu-Kupu Bersayap Gelap - Puthut EA


7. Manjali - Ayu Utami


8. Voice - Ghyna Amanda


9. Happiness Is You - Clara Cancerina


10. Kala Mata - Ni Made Purnama Sari


11. Lara Miya - Erlin Natawiria


12. Asa Ayuni - Dyah Rinni


13. Jemput Terbawa - Pinto Anugrah


14. Amalan Pembuka Rezeki - Haris Priyatna & Lisdy Rahayu


15. Sebuah Seni Untuk Bersikap Bodo Amat - Mark Manson


16. Dua Tangisan Pada Satu Malam - Puthut EA


17. Hati Tak Bertangga - Adi Prayuda & Ikhwan Marzuqi

18. Cerita Cinta Enrico - Ayu Utami


19. Para Bajingan yang Menyenangkan - Puthut EA


20. Romeo & Juliet - William Shakespeare


21. Jogja Jelang Senja - Desi Puspitasari


22. Frankfurt to Jakarta - Leyla Hana & Annisah Rasbell

23. Cum on Feel The Noize: Tetap Hair Metal di Tengah Cicilan KPR, Perut Berlemak, dan Rambut Beruban - Nuran Wibisono


24. Magi Perempuan dan Malam Kunang-Kunang - Guntur Alam


25. The Seven Good Years - Etgar Keret


26. Di Kaki Bukit Cibalak - Ahmad Tohari


27. Spy in Love - Dwitasari


28. Arterio - SJ. Munkian


29. Anatomi Rasa - Ayu Utami

30. The Travel Crates - @rudycrates

31. Goodbye, Thing - Fumio Sasaki

32. Keep Calm and Be Fabulous - Amal Azwar, dkk.

33. Megatruh Nagari Kaler - Pungkit Wijaya

34. The Wrong Side of Right - Jenn Marie Thorne

35. Waktu untuk Tidak Menikah - Amanatia Junda


36. Elegi Rinaldo - Bernard Batubara

37. Love Catcher - Riawani Elyta

38. Samaran - Dadang Ari Murtono

39. Lambe Akrobat - Agus Mulyadi

40. Y - Billy Boen

41. Let's Break Up - Anjani Fitriana

42. Bilangan Fu - Ayu Utami


43. Man's Search for Meaning - Viktor E. Frankl (ebook)

44. Big Magic - Elizabeth Gilbert (ebook)

45. Steal Like An Artist - Austin Kleon (ebook)

46. Hilang - Dannie Faizal (ebook)

47. Mata yang Enak Dipandang - Ahmad Tohari (ebook)

48. Kubah - Ahmad Tohari (ebook)

49. Senyum Karyamin - Ahmad Tohari (ebook)

50. Orang - Orang Proyek - Ahmad Tohari (ebook)

51. Animal Farm - George Orwell (ebook)

52. Turtles All The Way Down - John Green (ebook)

53. The Midnight Star - Marie Liu (ebook)

54. Cannery Row - John Steinbeck (ebook)

55. A Game of Thrones - George R. R. Martin (ebook)

56. Nyawa - Vinca Callista (ebook)

57. Dering Kematian - Lamia Putri Damayanti (ebook)

58. Mimpi Padma - Ayu Dipta Kirana (ebook)

59. Salon Tua - Christina Juzwar (ebook)

60. Coupl(ov)e - Rhein Fathia (ebook)

61. Langit Merbabu - Rons Imawan


62. Hector and The Secrets of Love - Francois Lelord


63. Patah Hati di Tanah Surga - Tasaro GK


64. Sudut Mati - Tsugaeda


65. Spammer - Ronny Mailindra


66. Raksasa Dari Jogja - Dwitasari


67. Tiba Sebelum Berangkat - Fasial Oddang



[ Aturan mainnya: 1) Setiap judul buku yang sudah dibaca, silakan dicoret dan diberi link ke resensinya. 2) Jika dalam waktu yang berjalan ada tambahan buku TBR, silakan lanjutkan daftarnya. 3) Atau jika ada buku yang dikeluarkan dari koleksi, silakan dicoret.]