Februari 02, 2016

[Resensi] Hujan - Tere Liye



Judul: Hujan
Penulis: Tere Liye
Cover: Orkha Creative
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama
Cetakan: I, Januari 2016
Tebal: 320 hlm
ISBN: 9786020324784


"Aku ingin melupakan hujan." (hal. 9)
Blurb.
Tentang Persahabatan. Tentang Cinta. Tentang Melupakan. Tentang Hujan. Tentang perpisahan.
(Blurb nya aja sudah sangat membuat penasaran. Gimana dengan isi novelnya?)

###

Ini kesekian kali saya membaca novel karya Tere Liye. Dan saya selalu menyukai apa yang ditulisnya. Termasuk novel "Hujan" ini. Novel ini dan novel "Pulang" memiliki kesamaan. Latar belakang berupa kemajuan teknologi. Jujur, membaca novel yang memasukkan unsur kemajuan teknologi (novel science) membuat saya kehilangan sebagian rasa yang biasanya dimunculkan drama dalam ceritanya. Kesan memahami dan merasakan seolah ikut serta dalam cerita, berkurang banyak. Karena pada akhirnya saya akan disibukkan membayangkan teknologi-teknologi yang membuat saya bergumam 'WOW'.

Dalam Hujan ini, saya disuguhkan cerita yang komplit. Seperti yang tertera di cover belakang novel; tentang persahabatan, tentang cinta, tentang melupakan, tentang perpisahan dan tentang hujan. Saya dibawa hanyut dengan plot mundur yang mengupas lengkap kesemuanya tadi.

Ide Cerita.
21 Mei 2042, gunung purba meletus. Bukan bencana biasa, sebab efeknya mempengaruhi iklim dunia dan memunculkan titik kepunahan manusia. Lail, gadis 13 yang selamat setelah terjebak di lorong kereta bawah. Namun tidak dengan ibunya. Lail menyaksikan sendiri sang ibu yang jatuh kembali ke lorong setelah beberapa waktu berusaha menaiki tangga darurat. Kesedihan membuatnya ingin menyusul sang ibu. Dan Esok menjadi malaikat penyelamatnya. Sejak itulah nasib mengikat keduanya. Secara garis besar novel ini berkisah tentang Lail yang menunggu kepastian Esok. Apakah Esok menyukainya?

Tentang persahabatan. Setelah Esok menjadi anak angkat sebuah keluarga, Lail harus tinggal di panti sosial. Di panti inilah Lail bertemu sosok Maryam yang berambut kribo. Maryam menjadi sosok penghibur atas duka yang Lail tanggung. Maryam menjadi partner Lail dalam menaklukkan hatinya yang menanggung rindu pada Esok. Maryam telah menjadi sahabat sejati bagi Lail.

Tentang Cinta. Sejak Esok tinggal dengan keluarga angkat, kesempatan Lail bertemu dengannya hanya setahun sekali. Esok sibuk dengan kuliahnya. Dan berjalannya waktu, keberadaan Esok menjadi sangat berarti buat Lail. Kadang rasa rindu itu membuat Lail melamun memikirkan Esok yang jauh di Ibu Kota. Puncaknya, Lail diajarkan cemburu oleh keadaan.

Tentang melupakan. Ini bagian terakhir dari buku. Perjalanan hidup yang dialami Lail membuatnya meradang. Ada luka kehilangan ibu dan ayahnya. Ada luka karena cemburu atas kedekatan Esok dan Claudia.  Dan konflik terakhir adalah bagaimana melupakan semua benang merah di otaknya yang menunjukkan kesedihan dan kepahitan.

Tentang perpisahan. Sangat lekat dengan kehilangan orang yang disayangi. Lail kehilangan ayah ibunya. Esok kehilangan 4 kakak laki-lakinya. Ibunya Esok kehilangan kakinya.

Tentang hujan. Ini kondisi atau keadaan yang paling disukai Lail. Sepanjang ingatannya, momen berkesan selalu ditemani hujan.

Karakter. POV. Gaya menulis. Plot.
Berbicara karakter yang muncul dalam novel ini, saya tidak menjagokan karakter utamanya (Lail dan Esok). Alasannya, dalam novel ini tidak ada hal yang pada akhirnya membuat saya terkesan dengan karakter dominan pada Lail atau Esok. Lail ini sosok gadis yang kuat dengan deraan cobaan yang menimpanya. Pejuang sejati terhadap kondisi buruk yang menimpa. Namun dia juga tipe cewek rapuh yang gampang galau oleh cinta. Kegalauannya jelas disebabkan oleh ketidakpastian Esok. Tapi, apa semua gadis muda memang seperti Lail kalau berhadapan dengan hati dan perasaan?

Esok a.k.a Soke Bahtera merupakan pemuda cerdas. Kecerdasannya entah dari gen siapa (ibu atau bapaknya?). Yang jelas dia pahlawan pada era canggih itu dengan melahirkan banyak paten atas karya-karyanya. Namun umum dialami pemuda yang kelewat cerdas, baginya rumit untuk bersikap tegas soal hati. Bilang iya dan tidak bagi pemuda seperti Esok selalu diikuti pertimbangan yang macam-macam. Ini susahnya punya pacar atau teman yang bisa dibilang expert.

Maryam adalah sosok yang saya jagokan. Ceria dan spontan menjadi ciri khas pembawaan gadis berambut kribo ini. Alhasil, perannya menjadi vital bagi jungkir baliknya perasaan Lail. Ibaratnya, Maryam ini tongkat bagi kehidupan Lail. Selain sifat yang tadi, Maryam juga punya kesetiakawanan yang besar. Buktinya meski keberadaannya sering tidak dianggap oleh Lail akibat keberadaan Esok, Maryam dengan hati besar memaklumi keadaan dan tetap tersenyum.

Penulis menggunakan sudut pandang ketiga. Perpaduannya dengan gaya menulis yang menurut saya sederhana (ciri khas Tere Liye), novel ini memiliki daya hipnosis yang membuat pembaca ingin terus dan terus melahap habis demi kisah Lail. Dan penting diketahui oleh pembaca yang belum baca, plot yang diusung penulis adalah plot mundur. Cerita dimulai dari persiapan Lail dalam memetakan pikirannya yang kemudian akan dilanjutkan dengan operasi. Prosesnya, Lail harus menceritakan semua kisah hidupnya. Dari ia berusia 13 tahun hingga usia 21 tahun. Perjalanan serunya silakan dibabat aja sampai halaman terakhir novelnya.

Bagian Favorit.
Pertama. Saat Lail dan Maryam harus memberitahu hal bendungan yang jebol ke kota hilir di malam dengan hujan badai dan sejauh jarak 50 km-an. Usia mereka masih 18 tahun. Tapi keberanian mereka menjadi sejarah yang dikenang. Cerita di bab 15.

Kedua. Bab 30. Puncak semua penantian Lail atas perasaannya pada Esok. Semua ia curahkan pada Maryam.

"Tapi kenapa dia membuatku menunggu? Menyiksaku?"
Saya yakin kalimat di atas tidak ada hal yang aneh. Saya akan jelaskan secara singkat. Lail ini akhirnya menyadari tentang perasaannya yang tidak sekedar teman dekat bagi Esok. Bayangkan, Lail hanya bisa bertemu Esok setahun sekali. Sedangkan ia menyimpan rasa yang malu diungkapkan. Setahun sekali Lail hanya bisa mengobati kangennya. Untuk ukuran orang yang jatuh cinta, ketemu setahun sekali perkara beda. Bisa dibilang ujian berat. Belum lagi Lail ini tidak tahu perasaan Esok padanya. Makin beratlah beban hatinya.

Petik-petik.
Hujan mengajari kita untuk selalu jujur pada siapa pun. Apalagi menyangkut hati. Dan seburuk apa pun masa lalu yang pernah ada, bukan untuk dilupakan. Tapi sebaiknya dikenang. Sebab masa lalu juga bagian dari kehidupan sebuah nama; kita dan kalian semua. Jika memang masa lalu hanya mengundang airmata, maka biarkan air mata itu ada. Jika memang masa lalu penuh tawa, maka biarkan tawa itu ada.

Cuplikan.
"Ratusan orang pernah berada di ruangan ini. Meminta agar kenangan mereka dihapus. Tetapi sesungguhnya, bukan melupakan yang jadi masalahnya. Tapi menerima. Barangsiapa yang bisa menerima, maka dia akan bisa melupakan. Tapi jika dia tidak bisa menerima, dia tidak akan pernah bisa melupakan." -Hujan, 308.

Lain-lain.
Bonus nih buat yang baca. Penulis menjelaskan banyak wawasan. Di halaman 31-33 ada informasi mengenai dasyatnya meletus gunung purba. Di halaman 48-49 dijelaskan efek setelah gunung meletus berupa volcanik winter. Musim debu vulkanik yang menutupi cahaya matahari dan mengakibatkan suhu udara turun hingga beberapa derajat. Ada juga yang menjelaskan tentang bahaya hujan asam (saya lupa di halaman berapa). Pokoknya pembaca akan ditambah wawasannya seperti setelah menonton film hollywood tentang bencana.

Final. Rating.
Novel ini menginspirasi dan layak dibaca untuk pecinta novel drama dengan bumbu science. Dan rating yang bisa saya berikan untuk novel ini adalah 3 dari 5.

Bab lama telah ditutup. Bab baru sipa dibuka.


Dijawab ya!
1. Menurut kalian teknologi canggih itu baik apa tidak?
2. Bagaimana merubah mindset menunggu menjadi menggagas?

Januari 09, 2016

[Resensi] Bad Boys #2: Troy's Spy oleh Nathalia Theodora



Judul: Bad Boys #2: Troy's Spy
Penulis: Nathalia Theodora
Editor: Irna
Ilustrasi sampul: Orkha Creative
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama
Cetakan: I, November 2015
Tebal: 344 hlm.
ISBN: 9786020322674

Sinopsis Novel
Sophie punya dua masalah pelik.

Satu. Dia tidak sengaja mendengar rencana Edgar, ketua geng SMA Soteria, untuk menghancurkan geng Troy. Sophie lantas memutuskan menjadi mata-mata bagi cowok pujaannya tersebut. Dia sengaja mendekati Edgar, berusaha mengorek informasi dari cowok itu.

Dua. Tanpa sengaja, Sophie menjadi saksi Troy bertemu kembali dengan Natasha, mantan pacar Troy. Dia menjadi tidak tenang, apalagi setelah itu Troy tampak krmbali dekat dengan  Natasha. Karena tidak mau kalah, dia pun semakin genjar mendekati Troy.

Akankah identitas Sophie sebagai mata-mata Troy diketahui Edgar? Dan akan berhasilkah Sophie mendapatkan cinta Troy?

Ide Cerita
Dari blurb di atas sebenarnya sudah mewakili menceritakan konflik yang ada di novel ini. Dua hal yang sudah disebutkan di blurb memang menjadi generator cerita dan pembaca akan dijungkirbalikkan emosi dan moodnya selama cerita berkembang hingga di penghujung halaman terakhir.

Kebodohan dan kenekatan Sophie menjadi mata-mata, akan membawa efek petualangan khas detektif bagi pembaca. Beberapa kali gue juga merasa deg-degan dengan tingkah Sophie yang kelewat konyol. Adegan yang bikin tegang salah satunya saat Sophie mau membuka password laptop Edgar. Beberapa kali memasukkan kunci sandi tetapi beberapa kali juga mengalami kegagalan. Sophie tidak mudah menyerah. Dengan instingnya yang berjalan baik, password pun bisa dibobol. Yang membuatnya terasa menegangkan, pembobolan password tersebut harus mempertimbangkan waktu agar tidak diketahui Edgar. Begitu Edgar kelihatan, Sophie harus berperan tidak terjadi apa-apa.

Perkembangan cerita dengan nuansa cinta sangat bisa dirasakan pada kenyataan Sophie yang sangat berharap bisa menjadi cewek spesial untuk Troy. Bayangkan saja, Sophie memendam perasaannya kepada Troy selama tiga setengah tahun. Perjuangannya untuk bisa diperhatikan Troy sangat gigih. Gue bisa mengkategorikan upaya Sophie sebagai hal yang alay. Namun karena soal hati, kealayan Sophie bisa dimaklumi.

Contoh kealayan Sophie salah satunya dengan mengundur menyelesaikan tugas sekolah hingga beberapa hari (cicil) agar bisa ketemu Troy ketika mengerjakannya di rumah Ivy, adiknya Troy. Ini modus banget.

Gaya Bahasa. POV. Plot. Karakter.
Mbak Nathalia ini pinter membuat diksi yang tidak bertele-tele. Langsung pada poinnya tanpa ada proses mengindah-indahkan. Gue membaca novel ini seperti sedang menceritakan kisah Sophie pada temen. Lancar, lincah dan tidak kaku. Atau apakah gaya bercerita sebenarnya dipengaruhi oleh genre novelnya? Novel ini berlabel teenlit dan gaya bahasa yang pas bukan diksi yang memuat banyak keterangan.

Contohnya, Aku langsung merasa lemas. Ternyata Troy benar-benar datang (hal. 280). Kalimatnya bisa dirubah jika diharap harus diperindah. Aku mendadak merasa lemas hingga kakiku bergetar. Ternyata Troy benar-benar datang seperti pahlawan.

Pemilihan penulis sebagai orang pertama sangat pas. Sophie "aku" menjadi subjek yang kemudian menyatu dengan pembaca. Jangan heran jika pembaca akan dibuat tersenyum dan menangis karena pembaca merasakan langsung apa yang dialami Sophie. Kelebihan menggunakan POV Orang Pertama, penulis akan mudah memasukkan pembaca pada situasi, pada perasaan, pada jalan pikiran dari karakter utama novel. Bad Boys #2 sukses menjadikan pembaca sebagai sosok Sophie.

Plot yang dipakai adalah plot maju. Meski pada beberapa bagian narasi, penulis menceritakan ulang secara singkat dan umum apa yang pernah terjadi antara Troy, Austin, Ivy, Sophie, Jason, Lionel dan Natasha. Semua penjelasan itu ada pada buku Bad Boys #1.

Karakter yang muncul di Bad Boys #2 ini sebenarnya akan sangat dihafal jika pembaca sudah menamatkan Bad Boys #1 - nya. Antara kedua bukunya ada perbedaan tokoh utama. Di yang #1, tokoh utamanya Ivy. Dan di yang #2, Sophie yang menjadi pusat perhatian. Karakter Sophie sangat lucu, spontan, baik, cerdas namun konyol. Karakter inilah yang membuat 2 pria menyukainya. Maaf ya biar tidak spoiler gue enggak sebutkan 2 nama tersebut, hehehe.

Karakter Troy itu romantis, cuek dan pemimpin. Perpaduan romantis dan cuek sebenarnya agak aneh. Namun jangan salah, justru perpaduan ini yang membuat karakter Troy sangat tidak umum. Sophie aja sampai berjuang keras mendapatkan Troy.

Karakter Edgar persis seperti karakter Troy. Sayangnya, bumbu romantis dia tidak kelihatan. Ketutup sama sifat cueknya yang terlalu dominan. Karakter Ivy masih condong dominan sebagai sahabat baik. Karakter Natasha sedikit samar. Namun pas kejadian penyandraan itu, gue harus bilang dia itu cewek yang baik.

Bagian Favorit.
Gue perlu membeberkan bagian favorit dari novel yang gue baca. Dan di novel Bad Boys #2 ini, gue punya 2 situasi.

Pertama, Bab 11. Sophie berada pada puncak rasa cemburu. Dan akhirnya ia mengungkapkan perasaannya yang selama tiga setengah tahun dipendam. Analogi yang dipakai penulis juga sangat jenius. Danau es dan Sophie berdiri di atasnya. Emosi pembaca dibuat sendu dan gue sendiri hampir nangis membacanya. Bukan apa-apa, pembaca akan sangat mengenal Sophie sebagai gadis yang ceria dan positif. Gara-gara cinta, ia berubah menjadi sosok gadis yang rapuh penuh luka-luka.

Kedua, bagian ketika karakter cowok memperlakukan cewek dengan sangat baik. Pas Lionel ketemuan sama Sophie, Lionel peka menanyakan Sophie mau minum apa. Dan yang memesankan Lionel sendiri. Lalu yang membayar Lionel juga. Padahal hubungan keduanya hanya sebatas teman. Biasanya kalau temen, akan membiarkan temen memesan sendiri. Gue belajar dari kejadian ini.

Ada lagi, sebagai kakak cowok, Troy sangat menjaga adik ceweknya. Buktinya dia sengaja menggagas makan malam untuk mengintrogasi Austin sebagai pacar Ivy. Troy hanya ingin memastikan Austin bisa menjaga adiknya dan bukan menyakitinya. Terpuji sekali bukan apa yang dilakukan Troy sebagai kakak?

Lain-lain.
Gue baru merasakan penasaran pas baca Bad Boys #2 ini tentang nama SMA yang dipakai penulis. Gue pun googling. Soteria artinya keselamatan (Strong Dictionary, Yunani). Emerald artinya batu permata hijau terang (Bahasa Iberia Roman - Spanyol). Vilmaris artinya Pelindung dari Laut (Bahasa Yunani)

Final. Rating.
Novel ini cocok untuk yang suka kisah seru khas anak SMA dengan konflik sekitarnya; cinta, geng, pergaulan. Gue kasih rating 4 dari 5.

Kalau harus dibuat buku berikutnya, gue pengen Mbak Nathalia membuat cerita dari sosok Lionel. Biar kerasa bagaimana menjadi sosok Bad Boys yang sebenarnya.

November 25, 2015

Galaunya Blogger

Akhir-akhir ini gue lagi males ngapa-ngapain. Banyak sekali hal yang gagal gue lakuin lantaran males gerak ini.


Pertama, sumpah gue adalah penyuka buku sekaligus pembaca buku aktif. Tapi itu dulu. Dulu banget. Kegiatan ini mulai berangsur-angsur gue tinggalin. Ada beberapa novel yang kemudian tidak gue baca dan tidak gue lanjutkan. Rasanya males aja. Sebab kalo baca buku harus pada kondisi kondusif. Contohnya, ruangan harus sepi. Kalo pun ada musik harus yang slow. Badan harus seger. Diutamakan habis mandi. Sebab kalo badan lengket berkeringat, konsentrasi gue susah fokus dan cerita bacaan susah dipahami.

Pengalih kesukaan gue pada buku tergeser sama satu aplikasi yaitu wattpad. Di aplikasi ini gue banyak menemukan cerita dari berbagai genre. Meskipun tulisan mereka bukan dari penulis ternama. Tapi untuk beberapa cerita memang sepadan kok dengan karya penulis yang kita kenal sekarang.

Yang membuat wattpad unggul dari pada buku, aplikasi ini memuat bab cerita dengan tidak terlalu panjang. Gue bisa kapan aja baca di wattpad. Pokoknya praktis.

Kedua, gue juga males memposting artikel di blog. Padahal sudah ada tiga artikel draft yang belum gue lanjutkan proses penulisannya. Ini seluruhnya salah gue. Gue selalu kehabisan minat untuk melanjutkan tulisan yang rata-rata sudah setengah jadi. Selain males ngelanjutin, gue juga selalu berkonsep artikel yang gue buat harus selalu ada gambarnya. Ini super bingung. Kenapa?

Gue adalah blogger yang mengandalkan hape Samsung Ace 4 sebagai senjata utama. Yap, gue enggak punya laptop. Dan gue mengetik artikel di layar hape sebesar 4 inc. Kalo pun gue ngotak-ngatik artikel biar bagus itu gue lakuin di PC kantor. Nah karena fasilitas internet yang terbatas, gue enggak bisa mengandalkan kesempatan itu. So, mulai sekarang gue enggak memaksakan diri untuk selalu menyisipkan gambar di setiap artikel yang gue buat. Yang paling penting isi tulisannya bukan?

Ketiga, gue juga lagi galau soal kelamin tulisan. Hah, MAKSUD LOE? Iya, enggak salah bukan kalo gue menyebut genre tulisan dengan sebutan kelamin? Perihal ini yang akhir-akhir ini lumayan membebani. Soalnya setiap kali gue baca blognya tetangga, mereka tuh pinter-pinter bikin tulisan. Ada yang dewasa, ada yang super kocak, ada juga yang nyastra banget. Kadang iri sama tulisan mereka. Namun gue sadar banget kalo tulisan baik itu selain karena faktor latihan juga karena jam terbang. Gue kan kalo nulis semaunya aja. Kapan ada keinginan, di situ gue nulis. Nah, sekarang jelaskan kenapa tulisan gue kelihatan enggak berkembang.

Pengen banget bisa nulis kayak blogger lain yang bisa membuat tulisan dari tema sederhana menjadi satu sajian bacaan yang asyik. Gue mah kadang masih banyak milih tema buat ditulis. Dan akhirnya apa yang gue tulis kelewat sangat padat dan serius. Kalian bisa tau sendiri efek membaca bacaan yang ringan dan serius macam apa

Keempat, gue juga ngerasa kurang banget liburan. Terakhir jalan-jalan yang jauh itu ke kolam renang Hegar. Itu kalo gak salah sekitar dua mingguan yang lalu. Dan gue pengen menjadi petualang sebelum akhirnya gue menikah. Gue pengen nikmatin masa perjalanan yang bakal merubah karakter gue. Insya Allah ke depannya gue akan lebih sering melakukan perjalanan untuk memuaskan diri akan tempat baru.

Kayaknya udah dulu tulisan gue saat ini. Keempat hal barusan merupakan keresahan batin gue akan hari-hari yang selama ini gue lalui. Gue selalu berharap bisa mempraktekkan pepatah yang bilang, "Hari ini harus lebih baik dari hari kemarin."

Setiap hari kayaknya harus selalu membuat hari-hari gue menjadi sangat mengejutkan. Ah, gue udah terlalu tua untuk menunda kenikmatan masa muda akan pengalaman yang super bikin deg-degan. Ini pilihan yang gue pegang. Bukan masanya galau sama perasaan dan mental kali ini harus prioritas pada empati.

Setiap orang bisa simpati tapi tidak semua orang bisa empati...

November 03, 2015

[Resensi] Pulang - Tere Liye


Judul: Pulang
Penulis: Tere Liye
Editor: Triana Rahmawati
Penerbit: Penerbit Republika
Cetakan: II, Oktober 2015
Tebal: iv + 400 hlm.
ISBN: 9786020822129
Harga: 65.000

Ada yang belum kenal Tere Liye?

Gue juga belum kenal sosok beliau. Tau namanya aja dari karya beliau; novel-novel yang inspiratif. Setelah browsing sana-sini, gue pun sedikit tahu tentang penulis handal ini. Tere Liye berasal dari Sumatera Selatan. Lahir tanggal 21 Mei 1979, tahun 2015 ini berarti berusia 36 tahun. Status; menikah dengan Ny. Riski Amelia dan sudah dikaruniai seorang anak bernama Abdullah Pasai. Ia lulusan Fakultas Ekonomi UI Jurusan Akuntansi. Singkat aja ya. Habis susah nyari informasi pribadi beliau di dunia maya.

Tere Liye tergolong penulis produktif. Sampai gue menulis artikel ini, sudah ada 23 judul buku yang beliau lahirkan.

1 Rembulan Tenggelam di Wajahmu, 2 Bidadari-Bidadari Surga, 3 Moga Bunda Disayang Allah, 4 Hafalan Salat Delisa, 5 Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin, 6 Ayahku (Bukan) Pembohong, 7 Kisah Sang Penandai, 8 Sunset Bersama Rosie, 9 Kau, Aku dan Sepucuk Angpao Merah, 10 Berjuta Rasanya, 11 Negeri Para Bedebah, 12 Sepotong Hati yang Baru, 13 Negeri di Ujung Tanduk, 14 Burlian, 15 Pukat, 16 Eliana, 17 Amelia, 18 Bumi, 19 Dikatakan atau Tidak Dikatakan, Itu Tetap Cinta, 20 Rindu, 21 Bulan, 22 #AboutLove, 23 Pulang

Dari 23 novel tersebut gue sudah membaca beberapa judulnya. Kode 2, 4, 5, 9, 10, 14, 20, 23. Total ada 8 novel dan bagi gue membaca novel-novel tersebut tidak percuma. Lantaran novel-novel Tere Liye memiliki pesan moral yang mengena dan membangun. Kalau tidak percaya, gue secara pribadi merekomendasikan judul-judul di atas dan silakan nikmati perenungannya.

PULANG.
Novel terbaru Tere Liye yang gue baca. Bukan percintaan (romance) meski sedikit memasukan unsur cinta. Cinta dalam Pulang lebih besar dari hubungan pria wanita. Cinta yang dikemas menjadi hubungan keluarga (ayah-ibu-anak), hubungan persahabatan, hubungan bisnis. Latar belakang yang digunakan di novel ini sangat berbeda dengan novel-novel Tere Liye sebelumnya. Dunia Mafia.

Benar sekali, Pulang ini berkisah tentang seorang anak bernama Agam, yang lebih dikenal dengan nama Bujang, yang suatu hari dijemput oleh Tauke Besar Keluarga Tong. Bapak (Samad) dan Mamak (Midah)nya sempat berdebat mengenai penjemputan Bujang. Mamaknya tahu akan menjadi apa Bujang setelah meninggalkan kampung; jadi Tukang Pukul, sehingga ia berat melepaskan anak satu-satunya itu.

“Mamak tahu kau akan menjadi apa di kota sana… Mamak tahu… Tapi, apa pun yang akan kau lakukan di sana, berjanjilah Bujang, kau tidak akan makan daging babi atau daging anjing. Kau akan menjaga perutmu dari makanan haram dan kotor. Kau juga tidak akan menyentuh tuak dan segala minuman haram.” (Pulang, hal 24)

tau·ke /tauké/ n 1 majikan (yg mempunyai perusahaan dsb); 2 cak bas (kepala pekerja dsb)

Bujang dibawa ke markas besar. Disana ia dijadikan anak angkat oleh Tauke Besar. Pada awalnya Bujang tidak dilatih menjadi tukang pukul. Ia justru diajari banyak ilmu, ia diminta belajar. Lingkungan tukang pukul membuat tugas belajar menjadi sangat tidak nyaman dan kerap Bujang menjadi bahan olok-olokan. Ia pernah meminta untuk diajari latihan tukang pukul tapi selalu ditolak oleh Tauke Besar. Hingga Kopong, salah satu kepala tukang pukul, meminta langsung pada Tauke Besar agar bisa melatih Bujang pada malam harinya dan kali ini disetujui dengan syarat Bujang harus memiliki nilai bagus di setiap pelajaran.

Perkembangan Bujang di Keluarga Tong sangat pesat. Selain menjadi tukang pukul handal, dia juga meraih gelar sarjananya. Sebagai anak angkat dan berkat kemampuannya yang menonjol, Bujang menjadi tukang eksekusi untuk hal besar dan penting dalam kegiatan Keluarga Tong untuk membesarkan nama dan area kekuasaan.

Shadow economy disebut-sebut menjadi usaha yang dilakukan Keluarga Tong. Shadow economy pengertiannya adalah semua aktivitas yang berkontribusi terhadap Produk Nasional Bruto maupun Produk Domestik Bruto tetapi aktivitas tersebut sama sekali tidak terdaftar (Fiedrich Schneider dan Dominik H. Enste dalam Tobing, 2014).

Ada 4 aktivitas yang dilakukan kategori Shadow economy :

1. Produksi bawah tanah (underground production); yaitu aktivitas produktif yang bersifat legal, tetapi sengaja disembunyikan dari otoritas publik dengan tujuan mengelak dari pajak dan peraturan lainnya

2. Produksi ilegal (illegal production); yaitu aktivitas produktif yang menghasilkan barang dan jasa yang dilarang oleh hukum

3. Produksi sektor informal (informal sector production); aktivitas produktif yang legal yang menghasilkan barang dan jasa dalam skala produksi kecil yang umumnya dilakukan oleh usaha rumah tangga yang tidak berbadan hukum

4. Produksi rumah tangga untuk dipergunakan sendiri (production of households for own final use)

Dan di Pulang ini, kegiatan yang dilakukan Keluarga Tong adalah tindakan penyelundupan tanpa melalui Bea Cukai. Aktivitas ini dilakukan pada mulanya. Namun berjalannya waktu, kegiatan itu berubah menjadi aktivitas pencucian uang, perdagangan senjata, transportasi, minyak bumi, valas, pasar modal, retail, teknologi mutakhir, hingga penemuan dunia medis yang tidak ternilai (Pulang, hal 30).

Pulang sangat pekat dengan deskripsi mengenai kegiatan mafia. Diceritakan beberapa konflik mafia dalam perebutan teritorial yang melibatkan beberapa keluarga hingga menimbulkan perang besar melalui penyerbuan yang bisa merenggut banyak nyawa tukang pukul.

Meskipun dunia mafia dikisahkan sangat dekat dengan Bujang, Tere Liye meramu pesan moral yang kemudian disisipkan dengan sangat apik di dalam ceritanya. Judul Pulang sendiri di sini terkait dengan proses kesadaran Bujang akan hakikat hidupnya yang gelap. Suara Adzan, luka hidup, kehilangan orang-orang tercinta, rasa benci, semua menjadi alasan yang membantu Bujang melalui jalan panjang hingga akhirnya ia tiba di titik baru; Pulang kepada Tuhan.

“… .Peluk erat-erat. Dekap seluruh kebencian itu. Hanya itu cara agar hatimu damai, Nak. Semua pertanyaan, semua keraguan, semua kecemasan, semua kenangan masa lalu, peluklah mereka erat-erat….” (Pulang, hal. 339)
Karena Pulang mengambil tema mafia, maka tidak heran sepanjang cerita akan ditemui paragraph-paragraf yang menggambarkan perkelahian dengan tangan kosong, benda tajam atau pun senjata api. Ada satu ritual yang dilakukan dalam Keluarga Tong untuk menjadikan kepala tukang pukul yang disebut Amok. Ini merupakan awal perkenalan Bujang dengan perkelahian sebagai tukang pukul. (Pulang, hal. 77-86)

Amuk berasal dari bahasa Melayu, (bahasa Inggris: Amok pengucapan bahasa Inggris: [/əˈmɒk/][3]) adalah perilaku di mana subjek pergi mengamuk dan membunuh orang-orang sebanyak ia dapat sampai ia sendiri terbunuh atau melakukan bunuh diri (dari wikipedia).

Salah satu adegan menarik ketika Bujang membunuh Ketua Keluarga Lin merupakan adegan yang menunjukan perkelahian dengan senjata tajam. Senjata yang digunakan Bujang adalah kartu nama yang disisipi logam titanium. Menggunakan prinsip shuriken, kartu nama tadi sangat ampuh menebas leher Ketua Keluarga Lin. (Pulang, hal.123 & hal. 135)

Tokoh yang dimasukan dalam cerita Pulang ini sangat berkarakter. Bujang sebagai tokoh utama dilukiskan sosok pria cerdas dan sangat berani. Kopong yang merupakan kepala tukang pukul digambarkan sangar namun berhati baik. Ia sangat menyayangi Bujang lantaran mengingat kebaikan Samad, bapaknya Bujang. Basyir, teman dekat Bujang, sangat berprinsip sebagai keturunan suku Bedouin. Takue Besar yang merupakan pucuk Keluarga Tong, selain cerdas juga sangat bijaksana. Pokoknya masih banyak tokoh lainnya yang memiliki karakter menarik. Sebut saja guru-guru Bujang; Guru Bushi, Salonga, dan Frans.

Suku Badui atau Badawi (بدوي) atau Bedouin adalah sebuah suku pengembara yang ada di Jazirah Arab. Sebagaimana suku-suku pengembara lainnya, suku Badui berpindah dari satu tempat ke tempat lain sembari menggembalakan kambing.

Suku Badui merupakan salah satu dari suku asli di Arab. Perawakan suku Badui yang khas menyebabkan suku ini dapat langsung dikenali. Perawakannya sebagaimana ditulis dalam buku-buku sejarah Arab: suku ini berperawakan tinggi, dengan hidung mancung. Lain halnya dengan suku pendatang yang ada di Arab, suku Badui tetap mempertahankan budaya dan cara hidup mengembara. (dari wikipedia)

Menjelang ke bagian akhir novel, pembaca akan dikejutkan oleh adegan perang antar keluarga, yang sulit dikatakan. Gue sendiri merasa tidak ikhlas ada pengkhianatan sebesar itu. Harus diingat, teman tetaplah teman. Hati manusia siapa bisa selami. Hari ini bilang A, besok bisa bilang Z.

Secara keseluruhan gue suka banget sama novel ini. Rating 4,5 dari 5. Pas untuk pembaca yang suka cerita action.