Juni 11, 2022

[Buku] Like A Momentary Ray Between Clouds - Mami Sunada


Judul:
 Like A Momentary Ray Between Clouds

Penulis: Mami Sunada

Alih bahasa: Joyce Anastasia Setyawan

Penyunting: Claudia Putri

Ilustrasi sampul: Resoluzy

Penerbit: M&C!

Terbit: September 2021, cetakan pertama

ISBN: 9786230305535

***

Mereka melihat kematian itu.

Mereka menyadari kesalahan itu.

Kini yang bisa mereka lakukan adalah menebus dosa-dosa itu.

Like A Momentary Ray Between Clouds adalah kumpulan cerita pendek tentang keluarga korban, tersangka, dan saksi mata setelah menyaksikan kecelakaan tragis yang menewaskan anak laki-laki berusia 8 tahun.

***

Sinopsis

Anak laki-laki berusia 8 tahun itu bernama Shun. Dia tewas tertabrak mobil di persimpangan ketika mengendarai sepeda sepulang latihan sepak bola. Berita kecelakaan ini masuk koran karena si penabrak adalah wanita yang cukup dikenal.

Kisah Chieko merupakan sudut pandang seorang perempuan yang menjadi selingkuhan dari rekan kerjanya, Kenji. Sebagai selingkuhan, Chieko cukup sabar dan tidak menuntut kepada Kenji untuk terus bertemu apalagi ketika dia tahu jika istri Kenji terlibat dalam kecelakaan yang menewaskan seorang anak laki-laki. Hubungan salah mereka pada akhirnya menemukan ujung ketika persetubuhan mereka tanpa kondom. Momen dimana keduanya akhirnya sadar kalau semua berresiko.

Kisah Yoshino justru lebih dekat dengan kehidupan Shun sebab Yoshino adalah ibunya Shun. Kehilangan anak menjadi pukulan besar baginya. Tidak mudah melewati hari-hari setelah tragedi itu. Bahkan butuh satu tahun baginya untuk mengijinkan pasangan suami istri yang menabrak Shun untuk memberikan penghormatan. Tapi Yoshino bisa bangkit kembali sampai akhirnya dia bertemu dengan Kawamata, pemilik Toserba Shizuru. Keduanya menyadari jika menimpakan takdir hari ini karena kesalahan pilihan mereka dan menjadi penyesalan, akan tambah berat untuk melangkah ke depan. Keduanya berdamai dengan masa lalu dan menyongsong masa depan dengan lebih semangat.

Kisah Kenji berkutat lebih dalam soal tragedi itu. Gara-gara dia mabuk, istrinya yang menyetir mobil dan tragedi di persimpangan itu tidak bisa dihindari. Kehidupannya berubah sebab istrinya mengalami trauma yang mendalam. Dan saat temannya, Hirota, meninggal, dia merasa kembali menghadapi kekelaman yang sama ketika tragedi itu terjadi. Setelah menghadiri persemayaman Hirota, Kenji bertemu dengan Kunugida Yuu, teman seangkatan. Dari dia terlontar cerita mengenai Hirota dan perasaannya yang dipendam.

Kisah Misato menyoroti perannya yang menjadi pelaku utama kecelakaan itu. Trauma hebat dialaminya sampai-sampai dia tidak bisa keluar rumah padahal ada kewajiban mengantar anaknya sekolah TK yang berusia 5 tahun. Beruntung dia memiliki sosok teman di sekolah TK tersebut bernama Yuu-chan, yang mengerti keadaanya sehingga Yuu-chan bisa membuat Misato nyaman untuk memulai semuanya dari awal. Selain itu Misato juga begitu mengagumi atasannya, Bu Kurogi, yang menurutnya beliau itu bisa mengendalikan situasi segenting apa pun dengan tenang dan bijak. Dari beliaulah Misato belajar lebih baik lagi.

Kisah Kouichi merupakan bagian lain dari tragedi. Dia adalah karyawan biasa yang memiliki latar belakang keluarga yang tidak lengkap. Sehingga sosoknya dikenal introvert. Begitu kenal dengan salah satu perempuan, dia justru tidak bisa mengendalikan diri dan menyebabkan kemarahan perempuan tersebut. Permintaan maafnya yang dilakukan dengan mendatangi rumah perempuan tersebut dianggap sebagai tindakan menguntit. Semua kejadian ini membuatnya kesulitan untuk keluar rumah dan pada akhirnya memilih untuk berobat ke dokter. Pikirannya menerawang jauh tentang apa yang dia alami dalam hidup dan justru melahirkan kebencian kepada perempuan itu. Momen saat dia ingin melampiaskan emosi itu, Kouichi justru melihat kecelakaan tersebut. Dia melihat bagaimana anak kecil itu yang awalnya masih bernafas hingga ia tewas di tempat. Dari tragedi ini Kouichi menyadari makna hidup yang tidak boleh sia-sia, sebab anak kecil pada kecelakaan itu seperti berusaha keras untuk tetap hidup tapi tidak bisa.

***

Resensi

Buku ini berisi kumpulan cerita dengan tokoh-tokoh yang berkaitan pada kecelakaan yang menewaskan anak laki-laki berusia 8 tahun. Sehingga kita akan dikenalkan dengan mereka dan kehidupannya. Tidak ada alur lurus yang bisa diikuti, tetapi setiap bab-nya mengajak kita untuk mendalami karakter tokohnya.

Dari buku ini kita bisa belajar bahwa setiap orang memiliki perang dan masalah hidup masing-masing. Tidak ada yang satu lebih enak daripada yang lain. Semua berusaha menemukan makna hidup yang berarti di tengah kesedihan, tragedi, kehilangan, dan masalah lainnya.

Isu sosial dalam buku ini sangat relevan dengan kehidupan kita. Perselingkuhan, LGBT, rendah diri, berpikir berlebihan, berprasangka buruk, menjadi nilai cerita yang bersifat kemanusiaan dan dari konflik seputar itu kita bisa menjadi pribadi kuat, bijaksana, dan lebih baik.

Saya menyukai cerita terjemahan dari jepang ini karena terasa kuat dari penggalian karakter. Walau konfliknya tidak dasyat, tapi penulis mencoba memperkenalkan tokoh yang bisa jadi ada di sekitar kita. Selain itu gaya bercerita yang tenang dan terarah membuat membaca buku ini seperti sedang menyelam di air: seru, nyaman dan menenangkan.



Saya juga suka dengan kover bukunya. Potret persimpangan jalan dimana Shun tertabrak mobil. Sangat gamblang mempresentasikan isi ceritanya. Dan jangan lupa juga jika buku ini dilabeli untuk pembaca umur 21 ke atas sebab ada bagian narasi seksual. Label ini juga bisa menjadi peringatan soal tema cerita yang berat, yang kayaknya lebih mudah dipahami oleh pembaca dewasa dibandingkan pembaca muda.

"... Bagiku, kehidupan ini semuanya tentang cara tangkap. Itu dan prinsip tidak melakukan hal yang tidak disukai. Itu mutlak...." (hal.123). Kalimat ini bisa menjadi resep agar memiliki pengendalian hidup yang baik. Saya memaknainya dengan jika ingin punya kehidupan baik, kita harus memiliki pandangan baik kepada khidupan sekalipun sedang tidak baik-baik saja. Dan satu lagi, melakukan hal yang kita sukai akan membuat kita merasa menikmati hidup, bukan sekadar asal hidup.

Dan menurut saya kekurangan buku ini adalah kurang tebal. Isi berupa cerpen membuat setiap tokoh yang ada diceritakan dengan padat sehingga saya belum cukup mengenal mereka. Tentu ini jadi kesulitan tersendiri bagi penulis sebab harus mengenalkan tokoh dan mencmpurkan dengan konflik hidup mereka. 

Nah, itu adalah kesan saya setelah membaca buku Like A Momentary Ray Between Clouds ini. Saya memberikan nilai 4/4 bintang. Dan saya mulai ketagihan membaca buku terjemahan asia yang diterbitkan M&C dan Penerbit Clover.

Terakhir, jaga kesehatan dan jangan lupa membaca buku!

Juni 09, 2022

[Buku] Prelude - Sam Umar


Judul:
Prelude

Penulis: Sam Umar

Penyunting: Dellafirayama, Jason Abdul

Penerbit: Noura Books

Terbit: April 2014, cetakan pertama

Tebal: vi + 270 hlm.

ISBN: 9786021306185

***

Bach Festival - Festival Musik Klasik

Sesuatu memang harus diungkapkan supaya enggak ada rasa sakit...

Ada dua impian Tina. Kuliah musik di Leipzig dan menyaksikan Festival Bach. Satu per satu impiannya terwujud. Dia pun belajar selo dengan Maria Tan, pemain selo profesional idolanya. Dia juga dekat dengan Hans, seniornya yang jago main keyboard.

Dan saat musim panas menjelang, Tina semakin bahagia. Akhirnya... Festival Bach! Tina memilih Prelude dari Cello Suite No. 1 untuk audisi festival. Dan ternyata, karya inilah yang menguak rahasia-rahasia-tentang siapa sebenarnya Maria Tan, juga tentang perasaan Hans yang sesungguhnya...

***

Sinopsis

Novel Prelude ini menceritakan gadis berusia 20 tahun bernama Tina yang tengah kuliah tahun pertama di Universitas Leipzig, Jerman, mendalami musik klasik. Pilihan Leipzig ini karena merupakan pusat musik klasik terutama untuk instrumen selo dan Tina begitu menyukai komponis klasik bernama Johann Sebastian Bach. 

Tina tinggal sendiri di Jerman dan mesti berjauhan dengan ayahnya, Hendra, yang tinggal di Indonesia. Kemana ibunya? Ini bagian misteri yang tidak diketahui Tina sebab jika membahas soal ibunya dengan ayahnya, selalu berujung ayah akan marah. Beruntung, Tina memiliki beberapa teman baik seperti Laura, Hans, Martin, Lukas, dan Nadine. Selain itu Tina juga dekat dengan salah satu dosen perempuan bernama Maria Tan. Kedekatan dia dengan Bu Maria sudah seperti sahabat dan ibu-anak.

Menjelang penyelenggaraan Festival Bach, Tina mendapatkan peluang untuk menjadi peserta festival dengan mengikuti seleksi. Niat ini membuat Tina semakin rajin berlatih mengasah kemampuannya memainkan alat musik selo dengan dibantu Bu Maria. 

Pada saat mendekati hari seleksi, Tina mendapatkan fakta yang membuatnya terkejut mengenai Bu Maria. Selain itu dia juga menemukan kejelasan apa yang terjadi dulu yang menyebabkan ayah dan ibunya berpisah.

Terkuaknya misteri ini mengganggu fokus Tina mengikuti seleksi. Dalam kemerosostan emosi Tina, Hans menjadi satu-satunya teman yang selalu ada untuknya.

Rahasia apa yang terkuak? Dan bagaimana hasil seleksi Tina untuk Festival Bach ini?

***

Resensi

Saya baru tahu kalau novel Prelude ini ternyata salah satu dari Festival Series, series yang belum pernah saya dengar sebelumnya. Judul lainnya adalah: Do Rio Com Amor karya Ifnur Hikmah dan Yuki No Hana karya Primadonna Angela. Ketiga novel ini mempunyai benang merah cerita mengenai sebuah festival yang ada di sebuah negara.

Tema musik klasik begitu kental dalam buku ini, terutama membahas mengenai komponis Bach. Selain rekam jejak beliau, kita juga akan diberikan pengetahuan mengenai sejarah dari lokasi-lokasi di Jerman yang berhubungan dengan Bach dan juga mengenai keluarga Bach sendiri yang ternyata kebanyakan punya darah musisi.

Dalam salah satu bagian cerita, disebutkan isu mengenai alat musik digital versus alat musik tradisional. Kehadiran teknologi canggih saat ini menghasilkan produksi musik yang tidak harus berasal dari alat musik aslinya. Dan pertanyaannya, apakah alat musik tradisional akan tergerus oleh keberadaan alat musik digital? Perdebatan Tina dengan mahasiswa lain ini ditengahi oleh Bu Maria dengan kesimpulan, "Secanggih apa pun teknologi tersebut, tetap tak bisa mengalahkan rasa yang dibawakan oleh manusia saat memainkan alat musik. Jadi kita tidak perlu khawatir." (hal. 48).

Kover novel ini sangat bagus karena langsung menyampaikan isi dari cerita di dalamnya. Tema musik novel ini ditonjolkan melalui ilsutrasi alat musik selo yang gambarnya paling besar, dibandingkan gambar alat musik lain (piano, biola, terompet...atau apa ya?)



Walau pada kovernya banyak bentuk hati, namun cerita roman antara Tina dan Hans terasa begitu tipis. Hubungan mereka yang masih malu-malu kucing untuk mengaku kalau saling suka, tidak diulik lebih dalam. Dugaan saya karena penulis ingin fokus membahas ke poin perjuangan Tina menghadapi seleksi dan ke drama keluarga Tina. Meski begitu kita tetap akan menemukan momen mengagumi sosok terkasih, merasa cemburu, dan berusaha mencari perhatian. Dan porsinya cukup untuk bikin kita merasa gemas.

Setelah membaca novel ini saya mendapatkan dua pelajaran hidup dari sosok Tina. Satu, kita harus memperjuangkan mimpi atau cita-cita kita. Selain harus rajin berlatih, kita juga harus disiplin. Awalnya akan terasa berat, tetapi jika dikerjakan, lama-lama akan terbiasa dan insyaallah akan berbuah manis. "Enggak ada pencapaian yang gemilang bila enggak ada pengorbanan." (hal. 72).

Dua, kita harus bisa memaafkan kesalahan. Karena tidak ada manusia yang sempurna, tidak ada manusia yang baik sekali sehingga tidak ada cela. Dan cara berdamai dengan kesalahan itu adalah dengan memaafkan. Ini akan membuat kita melihat orang lain dengan derajat yang baru, tidak selalu melihatnya buruk.

Ada catatan kurang bagus untuk novel ini yang mau tidak mau harus disampaikan juga. Pertama, gaya bahasa yang kaku. Awal saya membaca novel ini sempat tersendat-sendat dan hampir menyerah di tengah jalan. Bahasa yang digunakan tidak lues sehingga ketika memahami ceritanya perlu dilakukan pelan-pelan. Dan saya butuh dua kali membaca novel ini agar bisa lebih memahami ceritanya agar saya bisa membuat ulasan ini. Sekali baca malah bingung.

Kedua, sejarah dan istilah musik klasik terlalu dominan dan cara menyampaikannya begitu naratif sehingga ketika membaca bagian itu cukup bikin bosan. Penulis memang kelihatan sekali melakukan riset yang mendalam, ini dibuktikan dari daftar referensi di bagian belakang buku, tetapi sepertinya lupa kalau kebanyakan pembaca novel ini bukan orang yang paham musik klasik. Contohnya, ketika Tina dan teman-temannya berkunjung ke museum, hampir pembahasan mereka adalah menceritakan sejarah museum dan segala yang ada di dalamnya. Saya lebih suka riset ini dibawa ke dalam plot-nya dan tidak diberikan secara menjejali. 

Ketiga, penempatan ilustrasi isi yang bagus justru dikumpulkan di tengah-tengah buku untuk beberapa adegan pada beberapa bab. Alangkah baiknya jika setiap ilustrasi di tempatkan di bab yang memang ada adegan itu. Hitung-hitung sebagai bantuan untuk pembaca membayangkan adegan yang ada di narasi ceritanya.

Nah, itu adalah kesan saya setelah membaca novel Prelude ini. Terlepas dari kekurangan yang saya sebutkan di atas, novel ini masih layak dibaca untuk yang mau mengenal dunia musik klasik yang asalnya dari Jerman dan berupa alat musik selo. Akhirnya saya memberikan nilai 3/5 bintang


Mei 19, 2022

[Buku] Legenda Perompak Naga #1: Seni Membangunkan Naga Dari Laut - Wisnu Suryaning Adji


Judul:
 Legenda Perompak Naga #1: Seni Membangunkan Naga Dari Laut

Penulis: Wisnu Suryaning Adji

Penyelaras aksara: Jia Effendie & Nurisya Febrianti

Desain sampul & isi: Sukutangan

Penerbit: PT Storial Indonesia Jaya

Terbit: April 2021

Tebal: vi + 290 hlm.

ISBN: 9786236029053

***

Wahai pendengar: 

Kisah yang akan kuceritakan ini adalah rahasia. Aku telah mencuri catatan para Naga, orang-orang terpilih yang menjadi pemimpin kawanan perompak Naga Hijau dari Laut. Sesungguhnya, aku ragu. Namun, aku tetap akan menceritakannya, karena cepat atau lambat, rahasia ini akan menyeret hidupmu juga. Kumohon, simpanlah kisah ini untuk dirimu sendiri.

***

Premis

Novel ini menceritakan tentang si Juru Masak yang merupakan anggota kelompok perompak Naga Hijau yang kelompok ini dipimpin oleh seorang Perompak Naga. Kegiatan mereka di laut adalah merampok dari kapal-kapal yang melintas untuk dijarah hartanya. 

Juru Masak sudah remaja, usianya sudah 17 tahun. Dia bergabung di kelompok perompak ini sejak ia diselamatkan Perompak Naga dari kapal perbudakan pada waktu kecil. Dia kemudian banyak diajari langsung oleh Perompak Naga segala ilmu perompak. Namun, keputusannya untuk menjadi Juru Masak membuat Perompak Naga kecewa.

Kebimbangan melanda Juru Masak antara memutuskan menjadi perompak selamanya atau meninggalkan kapal Naga Hijau dan memulai hidup sebagai juru masak di daratan.

Lalu muncul anak perempuan berusia 9 tahun bernama Kelana, yang merupakan anak dari Perompak Naga. Juru Masak menjalin keakraban dengan Kelana, dia mengajari banyak hal. Tetapi sejak kehadiran Kelana, muncul banyak masalah, terutama mengenai kepungan dan pengejaran anggota perompak oleh tentara kerajaan, dan muncul gelagat pengkhianat dari orang dalam.

Bagaimanakah perjalanan Juru Masak dalam menentukan takdir hidupnya?

***


Resensi

Novel ini bisa dikatakan novel kolosal dengan latar kapal dan laut. Sebagai cerita perompak, penulis berhasil menggambarkan suasana kapal yang mengapung di laut dan memaparkan bagaimana kehidupan perompak. Kehidupan perompak tidak jauh dari kegiatan merampok yang mengharuskan mereka untuk melakukan kekerasan bahkan membunuh. Menurut saya pada bagian ini masih kurang terasa gambaran aksi brutal perompak ketika merampok. Entah nilai seperti apa yang ingin ditawarkan penulis, tetapi karena ini soal perompak, saya justru membayangkan kebrutalan mereka seperti orang-orang viking yang ada di series Viking.

Untuk pertempuran yang diceritakan di novel ini menarik juga. Tapi porsinya masih sedikit dan setiap ada adegan perkelahian selalu terasa cepet banget selesai. Misalnya ketika Juru Masak yang membawa Kelana ke Tabib Darat dan mereka dikepung tentara kerajaan, pengejaran itu singkat sekali, kurang adegan lari-larinya. Lalu, pertempuran mengalahkan tentara kerajaan dan si pengkhianat juga dibikin singkat sekali. Sehingga dramatis ceritanya kurang.

Mengganjal juga ketika membaca cerita dengan alur maju tetapi tokohnya disebutkan hanya julukannya saja, bukan nama karakter. Misalnya, Juru Masak, Perompak Naga, Kelasi Tua, Tabib Kapal, Tabib Darat, Juru Layar, dan Juru Bintang. Rada bikin kagok dan susah sekali membayangkan sosoknya bagaimana. Dan tentu saja jadi masalah ketika karakternya minim dikenalkan secara visual dan sifat. Sebab saya mengenali kebanyakan karakter yang muncul berdasarkan kebisaan mereka saja. Efeknya, saya susah untuk memfavoritkan tokoh dalam novel ini.

Untuk konflik cerita di novel ini memang masih tipis banget. Saya paham kadarnya segitu sebab ini baru babak pertama dari petualangan si Juru Masak. Mungkin di buku keduanya - Reinkarnasi Burung Langit - kita akan dipuaskan oleh petualangan yang lebih seru dan lebih kental konfliknya.

Karena saya sudah menyinggung dengan buku keduanya, saya baca lagi bagian akhir novel ini dan tidak ada petunjuk yang bikin pembaca akan penasaran melanjutkan kisahnya ke buku kedua. Rasanya konflik di buku pertama sudah beres. 

Jadi saya ingat dan membandingkan dengan series Rapijali yang dibuat tiga buku. Dalam cerita Rapijali, pada buku pertamanya menyimpan masalah besar yang belum selesai, dan akan terjawab di buku selanjutnya. Masalah yang belum selesai ini yang sebenarnya ingin diketahui pembaca akan bagaimana.

Nah, pada novel ini, saya merasa tidak menemukan itu. Atau saya yang keliru? Silakan untuk yang sudah membaca bukunya untuk mengingatkan saya poin itu, siapa tau saya melewatkannya.


Secara keseluruhan novel ini belum mengesankan saya. Tetapi novel ini memberikan pembaca pengalaman membaca cerita yang tidak umum, sebab latarnya di kapal dan dikenalkan dengan kehidupan perompak. Saya dulu pernah membaca novel dengan tema kapal, laut, dan peromak, yaitu series dwilogi Storm Sister. Rencananya beres dengan membaca novel Legenda Perompak Naga ini, saya tertarik membaca ulang novel Storm Sister tadi. Buat referensi perbandingan.

Oya mungkin ada yang penasaran kata 'naga' disini merujuk pada mahluk beneran naga seperti di film Hobbit atau bukan, saya jawab saja ya, naga disini menyebutkan pada kapal dan pemimpinnya. Jadi kapal disini tuh sering diberikan nama dengan awalan Naga, pun termasuk pemimpinnya. Misalnya kapal Naga Hijau, dan secara otomatis pemimpinnya disebut Perompak Naga. 

Selain itu tokoh penting dalam novel ini memang punya kemampuan istimewa membuat bentuk naga atau mahluk lainnya dengan unsur yang dikuasainya. Kekuatan ini lah yang pada buku pertama ini lebih banyak diangkat sebab si Juru Masak belum mempunyai kepribadian utuh alias sedang mencari jati diri.

Setelah selesai membaca ceritanya, saya memberikan nilai 3/5 bintang. Dan perlu diacungi jempol untuk kover novelnya bagus banget, sumpah. Dan bikin iri lagi kalau lihat novel hard cover yang versi baru, keren pisan lah.

Terakhir, jaga kesehatan dan terus membaca buku!

Mei 15, 2022

[Buku] Kastel Terpencil Di Dalam Cermin - Mizuki Tsujimura


Judul:
Kastel Terpencil Di Dalam Cermin

Penulis: Mizuki Tsujimura

Penerjemah: Mohammad Ali

Editor: Risma Megawati, Astri Pratiwi Wulandari

Ilustrasi sampul: Zacky Hudaya

Penerbit: M&C!

Terbit: April 2022, cetakan pertama

Tebal: 496 hlm.

ISBN: 9786230305993

***

"Aku ingin menolongmu."

Kokoro merasa terusir dari kelasnya sendiri sehingga ia mengurung diri di rumah dan menolak pergi ke sekolah. Pada suatu hari, cermin di dalam kamarnya mengeluarkan cahaya terang. Dan di dalam cermin tersebut, ada bangunan misterius yang mirip sebuah kastel. Ada tujuh orang yang juga diundang ke sana-mereka yang juga menolak pergi ke sekolah seperti Kokoro.

Untuk apa mereka bertujuh dikumpulkan di kastel?

Siapakah sebenarnya sosok gadis bertopeng serigala yang mengundang mereka?

***

Premis

Novel ini menceritakan tentang murid SMP kelas 1 bernama Anzai Kokoro yang mengalami perundungan. Dia dituduh menyukai murid laki-laki dan menjadi bulan-bulanan dari murid lain bernama Sanada Miori dan teman-temannya. Sejak sore ketika Sanada dan teman-temannya mengepung ke rumah, Kokoro memilih meliburkan diri bersekolah.

Suatu hari cermin di kamarnya bersinar. Dan itu menjadi gerbang baginya untuk masuk ke dunia lain, ke sebuah kastel. Yang masuk ke dalam dunia cermin itu ternyata bukan dirinya saja, masih ada enam anak lainnya. Mereka adalah Nagahisa Subaru, Inoue Akiko, Mizumori Rion, Hasegawa Fuuka, Ureshino Haruka, dan Masamune Aasu.

Persamaan ketujuh anak ini adalah bermasalah dengan sekolah. Sebab kata Dewi Serigala, penyambut mereka di kastel, jam kunjung hanya sampai jam lima sore. Artinya hanya yang tidak sekolah yang bisa datang ke kastel. Jika kunjungan mereka lebih dari pukul lima, itu dianggap pelanggaran dan hukuman bagi pelanggar adalah akan dimakan serigala.

Yang menjadi permainan di kastel adalah ketujuh anak ini harus menemukan Kunci Permohonan dan Ruangan Permohonan. Bagi yang bisa menemukan kunci tersebut, satu permohonan mereka akan dikabulkan, apa pun. Dan jika salah satu dari mereka terpenuhi permohonannya, maka gerbang cermin akan tertutup dan ingatan mereka tentang pengalaman di kastel akan hilang. Mereka mulai bertemu pada awal bulan Mei dan masa mereka mencari kunci tersebut sampai bulan Maret tahun berikutnya. 

Awalnya ketujuh anak ini masih malu-malu, tetapi seriring waktu mereka saling memahami hidup satu sama lain. Kadang mereka bisa tertawa bersama, kadang juga mereka saling berseteru. Permasalahan yang dihadapi mereka mulai terungkap. Pergulatan mereka dengan masalah-masalah sebagai belia yang mulai menapaki hidup terasa begitu hebat. 

Siapakah yang berhasil mewujudkan permohonannya?



Resensi

Sebagai novel remaja, masalah yang disampaikan dalam novel ini begitu umum ditemukan pada anak sekolah SMP. Kokoro dan Masamune mengalami perundungan. Akiko terjebak dengan hidup bersama bapak tiri yang mesum. Subaru mengalami kebingungan tentang masa depan. Fuuka yang menjadi boneka bagi obsesi ibunya. Ureshino yang dijauhi teman karena pernah berbohong. Rion merasa rendah diri dan bersalah sebab orang tuanya tidak menganggap dia ada setelah kaka perempuannya meninggal dunia akibat sakit keras.

Masalah yang dihadapi para tokoh dalam novel ini akan menyita simpati pembaca. Saya sendiri bisa merasakan perasaan mereka di posisi itu. Apalagi mereka ini masih usia SMP. Bicara dengan teman belum terlalu leluasa, mengeluh kepada orang dewasa dianggap apa yang mereka hadapi bukan masalah besar. Mereka bingung untuk bertarung. Kebanyakan dari murid yang mengalami masalah itu berujung depresi dan bukan tidak mungkin bisa berakhir bunuh diri.

Saya bahkan begitu terharu ketika Kokoro akhirnya bisa menyampaikan apa yang ia alami hingga ia tidak bisa keluar rumah apalagi untuk sekolah, kepada ibunya. Sambil menangis dan tubuh gemetar Kokoro menceritakan kondisinya itu, padahal selama ini ia pendam sebab ia bingung bagaimana melakukannya. Dan tentu saja makin membuat mengharu biru ketika ibunya akhirnya mengatakan, "Ayo berjuang bersama." Akhirnya, ya akhirnya, Kokoro memiliki dukungan ibunya atas masalah yang ia hadapi selama ini.

Benar juga jika korban perundungan tidak bisa disalahkan karena dianggap lemah dan tidak melawan. Sebab tidak semua anak memiliki keberanian yang sama. Dan peran orang dewasa sangat dibutuhkan mereka. Jangan menganggap masalah yang dihadapi anak-anak itu bukan masalah besar. Justru masa buruk yang dialami anak-anak akan membekas selama pertumbuhan mereka. Ini akan membentuk kepribadian mereka hingga dewasa.

Yang membikin novel ini memikat saya adalah hubungan pertemanan ketujuh anak yang berproses dengan sangat baik. Dari yang tidak kenal akhirnya mereka membuka diri masing-masing. Kadang berantem, kadang saling menolong, kadang saling bersimpati, kadang menyebalkan. Tapi itu dunia anak SMP yang wajar terjadi. Dan dari situ hubungan mereka makin erat. Mereka saling memahami keadaan masing-masing.

Begitu perpisahan mulai dekat, ini momen yang bikin saya berkaca-kaca. Tidak ada perpisahan dengan kawan baik yang menyenangkan. Kehilangan teman baik itu kesedihan mendalam. Pokoknya di momen itu mereka akhirnya harus merelakan semua yang sudah mereka lewati bersama-sama. Sebaiknya kalian baca saja novelnya biar paham sesedih apa momen perpisahan itu.

Sekarang saya mau bahas soal novel fisiknya ya. 

Ini pertama kalinya saya baca novel yang diterbitkan penerbit Clover dan ternyata bagus juga. Cerita dari Jepang ini memang menarik-menarik ya. Gaya berceritanya rata-rata pelan dan detail. Ini rada menantang kesabaran sih. Tapi setelah membaca novel ini, saya jadi tidak ragu lagi untuk membaca novel terjemahan jepang lainnya.

Gaya bahasa di novel ini sangat halus, pelan, tenang, dan tidak begitu gaduh. Tidak kaku juga. Saya bisa menikmatinya. Walau ceritanya tidak meledak-ledak tapi penulis menjalin per bab-nya bikin penasaran terus. Sehingga nggak bisa berhenti membaca kisah ketujuh anak ini.

Penulis juga merajut kisahnya penuh teka-teki dan di penghujung cerita akan dibongkar banyak rahasia dan jalinan-jalinan plot-nya yang ternyata saling berhubungan. Ini yang akhirnya membuat saya puas bisa menyelesaikan novel ini, selain ceritanya yang mengaduk emosi, mengikuti dinamika ceritanya juga membuat saya seperti lega sudah melakukan perjalanan hampir setahun dengan tokoh-tokohnya.

Pengalaman membaca buku tebal yang begitu nikmat dan menginspirasi untuk membaca karya serupa lainnya, membuat saya tidak ragu memberikan novel ini nilai 5/5 bintang. Novel yang bagus dan saya rekomendasikan untuk mencari dan belajar pelajaran kehidupan.



April 21, 2022

[NOTICE!] Novel Watersong Karya Clarissa Goenawan

NOTICE!

Hayoo, disini siapa yang belum baca buku dari penulis Clarissa Goenawan?

Uhukk! Saya ngaku deh kalau belum pernah baca buku karya Kak Clarissa. 


Nama Clarissa Goenawan mulai muncul ketika debut novelnya rilis yang berjudul Rainbirds pada tahun 2018. Formatnya dalam bahasa inggris dan diterbitkan oleh penerbit Soho Press. Tentu saja saya pun penasaran dengan sosoknya, ada penulis yang debut novelnya terbit di luar negeri tapi nama belakang penulisnya Indonesia banget. Mulailah saya menelusuri siapa Clarissa ini.

Rupanya Kak Clarissa ini orang Indonesia yang lahir dan tinggal di Singapura. Penulis ini pun sempat mendapatkan penghargaan pada The 2015 Bath Novel Awards. Sebuah penghargaan untuk karya dari novelis yang belum diterbitkan atau diterbitkan secara indie, tanpa membedakan latar belakang si novelisnya.

Supaya lebih jelas tentang The Bath Novel Awards ini, silakan klik linknya!


Di Indonesia sendiri novel Rainbirds sudah diterjemahkan oleh penerbit mayor, PT Gramedia Pustaka Utama. Versi pertama terbit di tahun 2018, dan kemudian berganti kover kembali di tahun 2020. 

Di tahun 2020 ini, novel kedua Kak Clarissa terbit, berjudul The Perfect World of Miwako Sumida, yang masih diterbitkan oleh penerbit Soho Press. Lagi-lagi PT Gramedia Pustaka Utama gercep-gerak cepat- menerjemahkan novel tersebut. Rilisnya sendiri berbarengan dengan ganti kover novel pertamanya.


Karena belum pernah baca novelnya, saya belum bisa membagikan sedikit kesan dengan cerita yang dikarang oleh Kak Clarissa. Semoga ke depannya bisa segera punya kedua buku tersebut, amin!

Kalo yang mau memberikan ulasan singkat kedua novel Kak Clarissa, boleh tulis aja di kolom komentar ya!


Dan tahun ini, tahun 2022, Kak Clarissa sudah mengumumkan rilisan novel ketiganya yang berjudul Watersong, yang diterbitkan oleh penerbit Scribe UK. 

Menurut pengakuannya dalam sebuah tweet, novel ini ditulis sejak tahun 2014 dan baru bisa rilis pada Juni 2022 mendatang, itu pun masih versi UK. Dan yang unik, kovernya itu bisa terlihat warna pelangi jika dilihat pada posisi yang tepat. 

Sempat ada yang menanyakan dalam tweet-nya itu akan diterbitkan kapan di Indonesia, jawab kak Clarissa, masih menunggu dari penerbit PT Gramedia Pustaka Utama. 

Kira-kira terbit juga nggak ya?!



[gambar Kak Clarissa diunduh dari akun twitter, gambar buku diunduh dari goodreads]

April 05, 2022

[Buku] Rock Star Wannabe! - Put Rizki


Judul:
Rock Star Wannabe!

Penulis: Put Rizki

Editor: Tri Saputra Sakti

Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama

Terbit: 2019

Tebal: 248 hlm.

ISBN: 9786020629674

***

Andara lahir di tengah keluarga yang konservatif. Kedua orangtuanya memaksanya untuk masuk fakultas yang dipandang mereka memiliki orientasi masa depan yang jelas. Sialnya lagi, ia bertetangga dengan cewek popular yang ada di sekolahnya, Natasha, yang juga bersahabat dengan musuh besarnya, Riana. 

Hal-hal manis masa remaja rasanya tidak ada dalam bayangannya. Di tengah keterpurukan masa SMA itu, Andara mencoba bikin sebuah band bernama Water Hydrant dengan tiga temannya, Aska, Aria, dan Lena. Dalam perjalanan band tersebut, Andara merasa bersalah dan memutuskan keluar dari Water Hydrant, saat band itu mulai menemukan popularitasnya. Akankah teman-temannya mampu membujuk Andara untuk bergabung kembali dengan Water Hydrant?

***

Sinopsis

Novel ini mengisahkan gadis remaja bernama Andara yang memiliki karakter beda. Enggak enakan, pemalu, dan panikan. Dia terbelenggu dengan ambisius kedua orang tuanya agar Andara bisa mendapatkan prestasi akademik gemilang. Andara kerap dibanding-bandingkan dengan kakaknya, Mutia, yang terkenal cemerlang. Juga kadang dibandingkan dengan sepupu-sepupunya.

Di tengah keresahannya menghadapi itu semua, Andara punya cita-cita menjadi rock star. Maka dia kembali menghidupkan band masa kecilnya, Water Hydrant, bareng teman SD yang kini satu SMA: Aria dan Aska.

Tujuan pertama adalah ikut audisi pensi sekolah. Mereka berjuang agar bisa latihan di sela jadwal les yang padat. Namun hasil audisinya memalukan sebab ada yang mengganti mic dengan yang rusak sehingga penampilan band mereka tidak lancar.

Water Hydrant kemudian dipertemukan dengan artis yang jadi gerbang mereka dengan sebuah perusahaan manajemen. Syarat dalam kontrak mengubah Water Hydrant menjadi bukan mereka dan itu membuat mereka harus membuat skenario agar kontrak tersebut bisa batal.

Perjalanan yang dilalui Andara tidak mudah. Sebab yang dilakukannya untuk Water Hydrant mesti disembunyikan dari mamanya. Ketika dia mengetahui keluarganya tidak baik-baik saja dan mamanya masuk rumah sakit, Andara dipaksa memilih antara band atau keinginan mamanya untuk rajin belajar.

Pilihan apa yang Andara pilih? Dan berhasilkan Andara membesarkan Water Hydrant?

Resensi

Dalam novel ini kita akan melihat kehidupan ambisius orang tua yang menginginkan anaknya pintar dan berprestasi dengan memasukan mereka ke jadwal les yang padat. Sebuah pola pendidikan yang memaksa menurut saya, meski tujuan mereka melakukan itu demi kebaikan dan masa depan anak. Tapi dari sudut Andara, saya melihat kalau anak itu punya level kemampuan yang beda-beda, punya minat yang beragam. Justru keputusan memaksa anak ini bisa menjadi pemicu stres pada mereka. Jika sampai parah, psikis anak akan terganggu jika keadaan tidak sesuai yang dirancang orang tuanya.

Selain itu beban anak bertambah jika dirinya dibanding-bandingkan dengan yang lain. Tindakan yang tujuannya memotivasi tapi bisa membunuh si anak. Cara menyampaikan motivasi perlu teknik yang tepat agar si anak paham maksudnya. Bukan dengan asal-asalan yang justru bisa menyakiti perasaannya.

Karena ini ber-genre teenlit, kehidupan remaja diulik penulis dengan bumbu-bumbu masalahnya. Isu yang paling kuat ditemukan adalah mengenai meraih cita-cita. Sebagai remaja, Andara memang berambisi mewujudkan cita-citanya yang dianggap sebelah mata oleh lingkungan dengan tujuan pembuktian. Bukan mencari ketenaran, tapi mencari perhatian kalau dia memang ada dengan pilihannya sendiri. Dan sebab masih remaja yang kadang pikirannya pendek, keputusan-keputusan yang diambil Andara terbilang gegabah. Hal ini tentu saja banyak dilakukan remaja pada umumnya, melakukan kesalahan untuk mengerti kedewasaan.


Usaha Andara menjadi rock star memang gigih dan saya bersyukur menemukan akhir novel yang tidak menjual mimpi. Andara berhasil menjadi rock star meski levelnya masih di acara pensi. Saya sudah khawatir takut penulis mengakhiri cerita Andara menjadi rock star yang terkenalnya nasional, kan rasanya terlalu ajaib. Dan ini akhir novel yang bijaksana menurut saya.

Di novel ini sedikit sekali cerita romannya. Itu pun sekadar suka-sukaan tapi tidak sampai jadian. Yah, banyak kok gadis remaja yang naksir cowok cakep tapi mung bisa memuja di balik tembok. Penulis justru membangun pondasi pertemanan di antara personil band Water Hydrant agar band ini bisa solid menghadapi rintangan yang datang. 

Yang bikin novel ini menarik karena perjuangan band Water Hydrant untuk bisa manggung dibikin naik turun. Porsi bagian ini lebih banyak, sehingga pembaca akan tersedot dengan kisah perjuangan mereka. Kisahnya jelas tidak membohongi judul novelnya ya.

"... Yah, tapi namanya juga hidup. Jalani saja. Selama masih muda, lakukan hal positif yang ingin kamu lakukan, jangan nanti pas udah tua, tergeletak di ranjang rumah sakit lalu baru menyesal nggak melakukan banyak hal waktu muda dulu." (Hal. 240)

Dari novel ini kita bisa belajar untuk memasang target sewajar mungkin. Dan target tersebut harus diperjuangkan. Wajar dan berjuang merupakan padanan kata yang pas untuk melabeli cita-cita kita semua. Insyaallah dengan begitu apa yang dicita-citakan kita semua bisa terwujud.

Untuk perjalanan Andara menjadi rock star yang berliku-liku saya memberikan rating 3/5 bintang. Novel ini layak direkomendasikan untuk remaja agar mereka bisa belajar batasan dalam memiliki cita-cita dan agar mereka terdorong untuk memperjuangkannya.

Terakhir, jaga kesehatan dan jangan lupa membaca buku!