Februari 07, 2016

[Resensi] Peek A Boo, Love - Sofi Meloni



Judul buku : Peek A Boo, Love
Penulis : Sofi Meloni
Editor : Irna Permanasari
Desain sampul : Marcel A. W.
Layout : Ayu Lestari
Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama
Terbit : 2015
Tebal buku : 248 hlm
ISBN : 9786020324081


Blurb.
Hey, Cinta. Apakah kamu di sana? Oh, tidak? Mungkin di sini? Tidak juga ternyata. Sebenarnya kamu di mana?

Memulai kehidupan profesional tidak semudah yang kubayangkan saat aku memutuskan pindah ke Jakarta. Macet dan polusi di mana-mana, Transjakarta yang sesak, serta kopi pahit yang disodorkan rekan kerjaku setiap pagi. Belum lagi atasanku, Pak Daniel, yang kelewat misterius.

Semuanya semakin rumit saat masalah datang dan mempertemukanku kembali dengan Evan, pria yang mengajakku berkenalan di halte Transjakarta. Kejautan lainnya adalah Sam, teman chatting-ku, yang ternyata juga berada di kota yang sama denganku dan mengajak ketemuan! Entah berapa banyak lagi kejutan yang menantiku di kota metropolitan ini.

Hey, Cinta. Apa aku akhirnya akan menemukanmu di sini?

-Lulu-

Ide cerita.
Novel Peek A Boo, Love ini dilabeli Amore oleh penerbitnya. Setau saya Amore ini bercerita tentang kisah dengan karakter dewasa yang dibalut kisah romantis. Dan benar saja, Lulu si tokoh utama memang berlatar belakang dunia kerja. Tau sendiri dunia kerja berarti pelakunya bukan remaja lagi.

Di awal buku hingga pertengahan buku saya merasa gemes dengan karakter Lulu. Pasalnya, Lulu ini bisa dibilang seorang tipe introvert/tertutup. Di awali pertemuannya dengan Evan di halte Transjakarta, Lulu berangsur-angsur mulai membuka diri pada pergaulan dengan orang sekitar. Saya kira Evan memang sosok yang asyik bergaul dan dia memang berhasil menarik Lulu dari sifat introvert-nya. Memang tidak berubah secara langsung namun saya melihatnya ada kemajuan.

Cara Evan yang memberi perhatian tidak biasa kepada Lulu membuat Lulu memandang perhatian tersebut sebagai tindakan yang spesial. Lama-lama Lulu merasakan perasaan cinta yang mulai tumbuh. Hanya saja karena sifat introvertnya, Lulu memendam perasaannya jauh di lubuk hati. Tidak pernah tersampaikan. Dan keberadaan Cindy yang merupakan rekan kerja Lulu, seakan-akan menjadi sandungan kelancaran hubungannya dengan Evan. Sampai akhirnya peristiwa di toilet menghancurleburkan semua perasaan cintanya pada Evan. Lulu sempat patah hati. Dan yang bisa ia lakukan hanya sedikit curhat pada teman chatting-nya, Sam.

Poin gemesnya ada pada ketidakberanian Lulu untuk menyatakan perasaan pada Evan melalui kode-kode. Berbeda sekali dengan Cindy yang sangat agresif menunjukkan perasaannya. Saya sampai tidak habis pikir Lulu kok mau-maunya diombang-ambing sama ketidakpastian.

Nasib mulai bermain-main dengan manisnya mengaduk takdir antara Lulu dan Sam. Ahh, momen menyenangkan mulai mengisi hari-hari Lulu. Lalu apa konfliknya selesai? Tidak juga. Sebab percikan api masih mewarnai hubungan Lulu, Evan, Sam dan Cindy. Siapa sih Sam itu? Silakan baca bukunya dan temukankejutan yang penulis hadirkan. Saya jamin pembaca akan ikut gemes, senyum-senyum sendiri sampai dongkol setangah mati.

Plot. POV. Karakter. Gaya menulis.
Penulis mengusung plot maju mengikuti keseruan cerita cinta yang hadir di hati Lulu. Dengan POV orang pertama di pihak Lulu, pembaca akan merasakan betul apa yang dirasakan Lulu soal ketidakpastian dan harapan-harapan semu yang dibawa Evan. Kadang saya juga merasa kesal dengan Evan yang benar-benar tipe pengumbar sikap gentle tanpa mau menegaskan apa maksud aslinya. Jelas saja Lulu meradang ketika tahu maksud Evan yang sebenarnya.

Nah ini yang paling seru buat saya ketika menulis resensi ini. Saya mau melucuti karakter-karakter yang muncul di Peek A Boo, Love.

Lulu. Perempuan yang tipe intovert. Soalnya digambarkan kalau Lulu ini akan berreaksi diam saja terhadap lingkungan, sekalipun membuatnya tidak nyaman. Contohnya ada di halaman 8-9 ketika Evan mengajak jabat tangan, Lulu yang tidak nyaman mengambil aman dengan menyambutnya meski jelas-jelas ia tidak nyaman.

Sekalipun tidak nyaman dengan konsep bersentuhan dengan orang asing, aku menyerah dan menyambut uluran tangan itu. -Peek A Boo, Love, 9.

Kasus lainnya ada di halaman 11.

Namun, untuk menghargai niat baiknya, aku hanya diam dan mencoba menikmati rasa panas dan pahit yang harus kutahan setiap kali menyesap minuman dalam gelas kertas itu. -Peek A Boo, Love, 11.

Karakter Lulu ini berkembang pesat ketika ia harus bergulat dengan percintaan yang memang terbilang rumit. Kadang romantis, kadang manis, kadang tegas. Asyiklah karakter Lulu ini, mengundang simpati dan kesalutan.

Evan. Pria yang menarik dengan senyum yang lebar dan tingkah spontan yang manis. Namun dia ini kurang peka terhadap perasaan orang sekitar. Buktinya perasaan Lulu luput dia sadari.

"Sampai kapan pun cuma aku yang boleh pinjam payung kamu." -Peek A Boo, Love, 31.
Kalimat di atas terucap pas malam hujan Lulu sempat meminjam payung yang tadinya untuk Evan, untuk mengantar Pak Daniel ke mobilnya di parkiran. Manis bukan kalimat Evan barusan.

Saat hendak meraih tas jinjingku yang tersampir di salah satu pundaknya, Evan menepis tanganku dengan gerakan pundaknya. -Peek A Boo, Love, 55.
Demikian juga dengan penggalan di atas. Evan sangat mengerti melambungkan perasaan perempuan dengan melakukan perhatian-perhatian sederhana. Sayangnya, Evan tidak memikirkan efek perbuatannya.

Daniel. Karakter ini sangat tegas soal kerjaan secara beliau ini atasan Lulu.

"Lalu kenapa bukan kamu sendiri yang menyerahkannya?..." -Peek A Boo, Love, 14-15.

Kalimat di atas meluncur pas Pak Daniel marah-marah karena laporan yang dibuat Lulu ada kesalahan akibat miskomunikasi dengan Cindy. Ditambah laporan tersebut diantarkan ke Pak Daniel oleh Cindy, bukan Lulu sendiri.

Cindy. Perempuan cantik dengan rupa yang menawan. Namun dibalik anugerah itu, ia bersifat sangat kekanak-kanakkan dan kadang sinis. Antagonis banget karakternya.

"Selalu pura-pura yang yang tertindas atau tersingkir. Well, it's your choice. Kalau memang kamu nggak cocok dengan lingkungan pertemanan Evan, setidaknya jangan bebanin dia dengan rasa nggak enak sama kamu." -Peek A Boo, Love, 127-128.

Sam. Ini karakter yang ga boleh saya bocorkan. Pokoknya manis banget. Hehehe.

Gaya menulis pada novel ini sangat enak dinikmati. Tidak bertele-tele dan tidak kelewat sederhana. Diksinya kena sasaran. Pembaca tidak akan merasa bosan dengan gaya penulis bercerita.

Bagian favorit.
"Bukan salahmu. Aku hanya harus mendahulukan perasaanku." -Peek A Boo, Love, 208.

Ini adegan sinetron banget tapi buat saya sangat berkesan. Lulu harus memilih di antara dua pria. Dan akhirnya harus meninggalkan salah satunya. Siapa yang ditinggalkan dan dipilih Lulu? Cek aja di halaman 206 - 211. Saya yakin adegannya akan menyentuh siapa pun yang baca.

Petik-petik.
Peek A Boo, Love mengingatkan kita untuk memilih pasangan yang tepat sesuai hati. Maka pilihan yang dipilih harus benar-benar jujur. Dan jika kita punya hal yang ingin disampaikan kepada orang lain, sampaikan langsung sebelum terlambat dan menyesal.

Cuplikan.
"Stupid! What if I didn't come?" Suaraku bergetar. Pandanganku berkabut.
"Aku tahu kamu pasti datang." -Peek A Boo, Love, 210.
Final. Rating.
Peek A Boo, Love cocok untuk pembaca yang suka dengan novel yang memuat cerita romantis tapi tidak alay karena karakter-karakternya dewasa. Akhirnya rating yang saya kasih untuk novel ini adalah 4 dari 5.

Penulis.
Sofi Meloni dikenal pertama kali dengan account @rainhujan di Wattpad karena kecintaanya pada bau tanah yang datang menyertai saat hujan turun dan percaya bahwa banyak hal romantis dapat terjadi saat hujan datang.

Penggila Youtube, penyuka segala bentuk desain-desain visual grafis. Paling suka menghabiskan waktunya dengan membaca buku, menonton film indonesia, menonton video musik indie serta vlog tanpa henti di Youtube, dan mendengarkan radio. Bermimpi suatu saat bisa membuat chanel vlog sendiri.

Instagram : Rain.hujan
Facebook : Sofi Meloni (fan page)
Twitter : Sofi_Meloni
Blog : Sofimeloni.blogspot.com
Email : sofimeloni@hotmail.com

Jawab ya.
Seperti biasa resensi saya akan diakhiri sebuah pertanyaan yang mungkin akan ada yang bersedia menjawabnya. Pertanyaan kali ini adalah :
Apa kriteria pasangan yang kamu cari?

Februari 06, 2016

[Resensi] Istana di Atas Pasir - Bey Tobing


Judul: Istana di Atas Pasir
Penulis: Bey Tobing
Editor: Ruth Priscilia Angelina
Cover: Eduard Iwan Mangopang
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama
Cetakan: 2015
Tebal: 192 hlm
ISBN: 9786020316536

Blurb.
Mahar seratus juta telah meruntuhkan fondasi cinta Ivan dan Amara yang telah mereka coba bangun selama tiga tahun terakhir. Mereka berpisah, meninggalkan semua kenangan manis dan menutupnya menjadi lembaran masa lalu.

Amara mengikuti keinginan sang ibu untuk menikahi Adrik, lelaki sempurna berjabatan tinggi yang bergelimang harta. Semua berjalan sesuai yang diimpikan sang ibu, pada awalnya. Hingga Amara mulai menyadari betapa rapuh rumah tangganya.

Bertahun-tahun lewat, Amara tak sengaja bertemu kembali dengan Ivan. Semua telah berubah, kecuali rasa yang masih mewarnai hati keduanya.

Namun, apakah rasa itu cukup untuk membuat cinta menemukan jalannya?

Atau mereka harus mempertahankan istana mereka masing-masing, yang dibangun di atas pasir?

Ide cerita.
Blurb di atas menurut saya sudah memberikan gambaran cerita secara keseluruhan. Menceritakan soal lika-liku pernikahan. Saya tegaskan "bukan pernikahan yang aman". Novel ini mengisahkan Amara yang harus membangun pernikahan dengan orang yang tidak tepat, Adrik. Kisah manisnya dengan Ivan, justru harus kandas.

Pernikahan dengan orang yang tidak tepat, ibarat membangun istana di atas pasir. Rapuh. Akan mudah sekali hancur jika masalah yang muncul dibiarkan tanpa segera ditangani. Akhirnya, akan selalu ada penyesalan. Namun dengan hati yang besar, penyesalan bisa menjadi pelajaran hidup. Itu yang dilakukan Amara.

Plot. POV. Karakter. Gaya menulis.
Cerita dimulai dari obrolan serius Amara dan Mamanya. Tentang mahar pernikahan yang mencapai seratus juta. Ini konflik pertama yang kemudian bergulir pada putusnya Amara dan Ivan. Lalu Amara mulai menginjak pada babak baru dengan pria lain bernama Adrik. Plot maju ini akan membuat pembaca terus penasaran dengan jalan cerita. Namun di tengah buku, pembaca akan dibuat paham kemana cerita akan berujung. Endingnya bagi saya cukup membuat tersenyum.

Kekurangan plot di novel ini terletak dari beberapa part perjalanan Amara disingkat dengan narasi. Sehingga pembaca diajak ngebut memahami bagian tersebut, lalu akan mulai diajak jalan santai di bagian yang berikutnya. Entah ini memang gaya penulisnya atau dalam rangka menipiskan halaman bukunya.

Sudut pandang yang dipakai penulis adalah sudut pandang orang ketiga. Berpindah-pindah dari menceritakan Amara, Ivan, Adrik dan Kia. Pembaca akan memahami isi kepala tokoh-tokohnya dibalik kejadian yang menimpa.

Keempat tokoh sudah saya sebutkan di atas. Karakternya tidak ada yang berkesan buat saya. Mungkin dikarenakan plot yang ngebut, sehingga karakter yang ada belum tergali dengan maksimal. Amara; penurut pada mamanya, penurut pada suaminya. Ivan; mudah terpuruk, mudah terbangkitkan. Adrik; workholic sehingga keluarga sering terabaikan. Kia; perempuan cerdas yang dewasa. Selain keempat tokoh dewasa, novel ini dilengkapi karakter anaknya Amara, Malika. Karakter Malika hanya pelengkap saja. Sebab kehadirannya di dalam cerita tidak banyak.

Mengintip biodata penulis di belakang novel, Istana di Atas Pasir ini merupakan novel ketiga penulis. Karena saya belum pernah membaca karya Bey Tobing sebelumnya, saya hanya menyimpulkan jika novel ini persis sinetron. Tidak ada kejadian atau peristiwa yang baru. Semua kisahnya mengalir saja persis sungai dari hulu ke hilir.

Bagian favorit.
Ada di halaman 129 - 132. Bagian ketika Amara mengungkapkan perasaan hatinya kepada sang mama, jika ia masih mencintai Ivan. Sang mama sadar siapa pelaku yang menempatkan Amara berada pada istana di atas pasir. Sang mama sendiri. Beliau pun meminta maaf atas kesalahannya itu.

Petik-petik.
Terkadang cinta juga mempengaruhi keberlangsungan rumah tangga. Jika salah memilih pasangan, jangankan kebahagiaan, ketentraman pun jauh untuk digapai. 
Cuplikan.
"Gue tahu, nggak gampang buat ngelupain seseorang yang pernah begitu dekat dengan kita. tapi kita hidup bukan untuk kenangan,"-Miko; Istana di Atas Pasir,45. 
Lain-lain.
Tidak ada gading yang tak retak. Novel ini pun memiliki beberapa typo. Namun masih bisa dimaklumi sebab jumlahnya tidak banyak dan buat saya tidak mengganggu proses membaca.

Final. Rating.
Novel ini mengajari pembaca tentang drama rumah tangga. Dan silakan ambil pelajaran dari kisah Amara dan Ivan. Pas jadi teman nge-teh di sore hari. Rating yang bisa saya kasih untuk novel ini adalah 3 dari 5.

Jawab ya!
Saya belum berumah tangga jadi saya penasaran dengan satu pertanyaan.
Apa arti sex dalam rumah tangga? 

Februari 04, 2016

[Resensi] Pesta di Rumah Sigi Sigung - Rien DJ



Judul: Pesta di Rumah Sigi Sigung
Penulis: Rien Dj
Penyunting bahasa: Mastris Radyamas
Setting: Puji Lestari
Desain sampul: Andhi Rasydan
Ilustrator: Dody YW
Penerbit: Lintang (Indiva Media Kreasi)
Cetakan: Agustus 2013
Tebal: 124 hlm
ISBN: 9786028277808

Buku apa sih Pesta di Rumah Sigi Sigung ini?

Review buku.
Buku ini adalah buku kumpulan cerita binatang. Totalnya ada 18 judul dengan tokoh yang beragam; gajah, semut, kupu-kupu, burung gagak dan masih banyak karakter binatang lainnya. Yang menarik dari buku ini adalah adanya ilustrasi pada setiap judulnya. Saya seperti sedang bernostalgia dengan buku cerita pas jaman SD dulu. Disayangkan sekali, ilustrasi yang ciamik itu tidak didukung dengan pewarnaan. Coba gambarnya berwarna, pasti lebih, lebih, lebih, menarik lagi.

Dari 18 judul, ada beberapa cerita favorit. Ukuran favorit saya didasarkan pada nilai moral yang terkandung. Saya belajar dari cerita persis ketika memahami cerita dengan jiwa anak-anak.

Ilustrasi "Hampir Menang"

Hampir menang. Ini cerita tentang lomba lari yang pesertanya kancil dan kanguru. Akibat kesombongan kanguru yang kelewatan bangga di awal, yang seharusnya ia menjadi juara sampai di garis akhir, akhirnya terkejar oleh si kancil. Pesannya, jangan senang dulu sebelum selesai mengerjakan sesuatu sampai tuntas. Sebab kita tidak tahu menjelang akhir akan ada nasib apa.

Ilustrasi "Laba-laba Pemalas"

Laba-laba pemalas. Berkisah seekor laba-laba yang suka sekali tidur dan mengabaikan sarangnya yang rusak. Padahal sarangnya itu dijadikan alat menjerat mangsa makanannya. Karena kerap kali menunda memperbaiki, giliran ia lapar, si laba-laba tidak punya makanan. Sarangnya pun rusaknya tambah parah. Dan akhirnya si laba-laba harus membuat sarang baru dengan sisa-sisa tenaga akibat kelaparan. Pesannya, jangan suka menunda-nunda kegiatan. Lakukan segera jika memungkinkan.

Ilustrasi "Pesta di Rumah Sigi Sigung"

Pesta di rumah sigi sigung. Dikabarkan akan digelar pesta di rumah sigung yang terkenal dengan kentutnya yang bau sekali. Para undangan pun sempat ragu untuk menghadiri pesta tersebut karena takut dengan baunya. Namun mereka tetap datang ke pesta lengkap dengan membawa masker. Setiba di pesta ternyata yang dikhawatirkan  para undangan tidak terjadi. Sigung pun menjelaskan jika bau tersebut hanya akan ia keluarkan jika ada musuh, tidak sembarang. Pesannya, jangan terlalu berburuk sangka sebab kenyataan sering berbeda dengan yang dikhawatirkan.

Gaya menulis. Tampilan buku.
Cerita lainnya juga seru-seru dan mendidik. Dengan gaya bahasa yang sederhana, pas sekali diksinya jika buku ini dijadikan panduan para orang tua untuk memberikan dongeng bagi anak-anaknya. Jalan ceritanya pun selaras dengan gaya bercerita yang sangat gampang dipahami. Bukan kasus-kasus yang berat yang coba disampaikan penulis.

Dari segi bukunya, saya merasa nyaman dengan ukuran dan jenis font yang dipakai. Apakah kalian pernah baca buku cara membaca yang ada cerita "Ini Budi. Ini Wati. Ini Iwan"? Saya kira buku ini pun setipe dengan buku cara membaca kalau dilihat dari segi cetakannya. Untuk sampul bukunya, saya merasa tertarik. Gambarnya diambil dari salah satu ilustrasi salah satu judul dengan dominasi warna merah. Hei, saya saja yang bukan usia anak-anak masih suka dengan covernya yang dominan warna merah, apalagi pembaca usia anak-anak?

Lain-lain.
Bonusnya, buku ini juga menyisipkan fakta di balik karakter binatang yang muncul di cerita. Saya menganggapnya seperti ensiklopedia anak. Berisi pengetahuan yang akan menambah wawasan pembaca. Jadi buku ini bukan sekedar hiburan, melainkan ladang ilmu.

Ilustrasi di atas saya ambil menggunakan kamera handphone Samsung ACE 4. Maaf ya kalau gambarnya belum berkualitas bagus.Maklum, senjatanya hanya itu. Hehe.

Final. Rating.
Buku ini cerdas sekali jadi pilihan orang tua untuk menanamkan nilai moral baik sejak dini melalui cerita dengan karakter binatang. Akhirnya rating yang saya kasih adalah 3,5 dari 5.

Februari 03, 2016

[Resensi] Tiga - Agung Rusmana



Judul: Tiga
Penulis: Agung Rusmana
Editor: Andriyani
Ilustrator: Gunadi Artwork
Penerbit: PT Elex Media Komputindo
Terbit: 2014
ISBN: 9786020239828

"Sampai kapan ya kita bisa bareng-bareng terus kayak gini?"-Tiga, 4.
Blurb.
Igor. Gue udah pacaran sejak umur delapan tahun dan mulai saat itu gue udah serius dan nggak main-main soal komitmen. Nggak ada di kamus gue yang namanya Cinta Monyet. Cinta yah cinta. Titik!

Gazha. Sejauh ini prioritas utama gue yah cuma sahabat. dulu, gue pernah punya teman yang selalu bisa bikin gue seneng dan ketawa, tapi karena satu masalah kecil yang agak nggak penting, yaitu PACAR. Akhirnya jadi berak semua.

Abbi. Gue bingung, kenapa banyak banget yang bilang gue manusia bernaluri buaya. Sebenarnya jadi seorang playboy itu anugerah. Lagi pula apa salahnya jadi playboy. Ada yang protes?

Cerita tiga pemuda gila, ceria, dan bermasalah yang menghadapi konflik cinta dan masa lalu. Satu yang belum mereka sadari, kalau persahabatan bisa utuh dan runtuh jika memang diizinkan.

###

Tujuan gue membaca novel ini lantaran gue suka dengan novel Agung yang Malaikat. Makanya gue pun mengejar agar bisa membaca novel yang ini. Akhirnya kesampaian. Namun apalah daya, setelah gue membandingkannya, novel ini belum memberi kesan yang 'wah' seperti novel Malaikat.

Ide Cerita.
Komplit semua masalah anak muda yang diwakilkan tiga karakternya (Igor, Gazha, Abbi), diurai dengan apik. Soal cinta, persahabatan. Blurb di atas sebenarnya sudah membuka apa-apa yang terjadi dengan ketiga karakter utamanya. Igor bermasalah dengan pacarnya, Dara. cewek yang polos namun aslinya tidak polos. Selalu saja ada alasan Dara agar tidak jalan dengan Igor. Dara cuek dengan harapan-harapan Igor agar selalu bisa dekat dan romantis dengannya. Gazha bermasalah dengan sahabatnya dulu. Lalu ia tidak ingin mengulang kesalahan yang sama antara dia dengan Igor dan Abbi. Soal percintaannya pun sedikit lambat karena prinsip Gazha, pertemanan di atas segalanya. Abbi bermasalah dengan pacarnya Gwen. Tipe Abbi ini ingin diperhatikan dan tidak boleh pacarnya kehilangan fokus untuk tidak memperhatikannya. Sehingga jika Gwen lengah, Abbi tak segan bersikap posesif dan sedikit kasar.

Bagaimana permasalahan pada ketiga cowok itu berakhir? Simak saja sampai halaman terakhir dan tersenyumlah..

Gaya menulis. POV. Plot. Karakter.
Gaya menulis Agung memang "anak muda banget". Seolah dia bercerita dengan lisan. Biar pun kata-katanya terlalu "enggak sopan", namun melihat latar belakang cerita yang memang anak SMA, dimaklumi. Mungkin kalau dibuat sopan malah akan menghilangkan rasa cowok SMA-nya. Itu alasan kenapa saya lebih suka gaya menulis penulis pria dengan menceritakan pria sebab terasa kadar pria-nya. Berbeda dengan penulis wanita yang menulis karakter pria, masih akan dirasakan ada sisi feminim-nya. Ini yang bahaya, sebab kesan setelah membaca ceritanya akan menyusut.

Yang membuat saya menikmati ceritanya, dari sudut pandang pertama ketiga tokohnya pun ikut menyumbang rasa. Menyeret saya masuk dan ikut merasakan senang, bimbang, takut dan keresahan lainnya yang dialami si tokoh. Mungkin yang membuat bingung adalah kemiripan karakter ketiganya. Saya tidak menemukan yang membedakan antara ketiganya. Sudut pandang dan gaya menulis ini yang perlu dibenahi.

Plot yang digunakan penulis adalah plot maju. Jika pun harus ada kilas balik ke masa lalu, penulis menggunakan alternatif berupa narasi. Sehingga kilas balik ini tidak mengganggu kelanjutan cerita. Meski demikian, cara menggunakan narasi berimbas pada patahnya informasi masa lalu. Saya tidak menanggkap secara lengkap kejadian yang menimpa Gazha dan dua teman SMP-nya. PR lagi buat penulisnya.

Bicara karakter, saya kira tidak perlu dijabarkan. Sebab blurb di atas sudah bisa membantu pembaca untuk mengidentifikasi karakter ketiga tokoh utamanya. Pokoknya mereka tuh berandalan sekolah.

Bagian favorit.
Apa yang membuatnya berpikir boleh melakukan hal seperti itu? Siapa dia? Apa yang sudah dia berikan untuk Gwen sehingga bisa begitu marah bila dikecewakan? 

Part ini menceritakan tentang penyesalan Abbi setelah berlaku kasar pada pacarnya sendiri, Gwen. Hingga tampak luka di pergelangan tangan Gwen. Lengkapnya di halaman 88 - 90.

Petik-petik.
Pembaca akan diingatkan bahwa temen baik akan selalu berada di samping dalam kondisi apa pun. Bukan ketika seneng doang. Dan yang paling vokal dari keseluruhan cerita Tiga ini adalah adab-adab berteman. Benar kalimat blurb di atas. Persahabatan itu gampang utuh dan gampang runtuh. Makanya adab-adab berteman harus bisa diterapkan.

Contohnya, jangan menunggu teman peka terhadap masalah kita. Sebaiknya kita sendiri yang berinisiatif memberitahukan pada teman agar mereka tahu. Teman baik akan merespon positif terhadap kondisi demikian.

Cuplikan.
"Kalo yang namanya sahabat, nggak pakai kemarin atau sekarang. Tapi selamanya," tutur Kafka. -Tiga, 46.

Final. Rating.
Yang mau tahu sahabatan dengan nilai moral positif, silakan sikat kisah Gazha, Irgo dan Abbi dengan konflik masing-masingnya. Akhirnya rating yang saya kasih sebesar 3,5 dari 5.

Jawab ya!
Menurut kalian teman baik itu yang bagaimana?




Februari 02, 2016

[Resensi] Hujan - Tere Liye



Judul: Hujan
Penulis: Tere Liye
Cover: Orkha Creative
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama
Cetakan: I, Januari 2016
Tebal: 320 hlm
ISBN: 9786020324784


"Aku ingin melupakan hujan." (hal. 9)
Blurb.
Tentang Persahabatan. Tentang Cinta. Tentang Melupakan. Tentang Hujan. Tentang perpisahan.
(Blurb nya aja sudah sangat membuat penasaran. Gimana dengan isi novelnya?)

###

Ini kesekian kali saya membaca novel karya Tere Liye. Dan saya selalu menyukai apa yang ditulisnya. Termasuk novel "Hujan" ini. Novel ini dan novel "Pulang" memiliki kesamaan. Latar belakang berupa kemajuan teknologi. Jujur, membaca novel yang memasukkan unsur kemajuan teknologi (novel science) membuat saya kehilangan sebagian rasa yang biasanya dimunculkan drama dalam ceritanya. Kesan memahami dan merasakan seolah ikut serta dalam cerita, berkurang banyak. Karena pada akhirnya saya akan disibukkan membayangkan teknologi-teknologi yang membuat saya bergumam 'WOW'.

Dalam Hujan ini, saya disuguhkan cerita yang komplit. Seperti yang tertera di cover belakang novel; tentang persahabatan, tentang cinta, tentang melupakan, tentang perpisahan dan tentang hujan. Saya dibawa hanyut dengan plot mundur yang mengupas lengkap kesemuanya tadi.

Ide Cerita.
21 Mei 2042, gunung purba meletus. Bukan bencana biasa, sebab efeknya mempengaruhi iklim dunia dan memunculkan titik kepunahan manusia. Lail, gadis 13 yang selamat setelah terjebak di lorong kereta bawah. Namun tidak dengan ibunya. Lail menyaksikan sendiri sang ibu yang jatuh kembali ke lorong setelah beberapa waktu berusaha menaiki tangga darurat. Kesedihan membuatnya ingin menyusul sang ibu. Dan Esok menjadi malaikat penyelamatnya. Sejak itulah nasib mengikat keduanya. Secara garis besar novel ini berkisah tentang Lail yang menunggu kepastian Esok. Apakah Esok menyukainya?

Tentang persahabatan. Setelah Esok menjadi anak angkat sebuah keluarga, Lail harus tinggal di panti sosial. Di panti inilah Lail bertemu sosok Maryam yang berambut kribo. Maryam menjadi sosok penghibur atas duka yang Lail tanggung. Maryam menjadi partner Lail dalam menaklukkan hatinya yang menanggung rindu pada Esok. Maryam telah menjadi sahabat sejati bagi Lail.

Tentang Cinta. Sejak Esok tinggal dengan keluarga angkat, kesempatan Lail bertemu dengannya hanya setahun sekali. Esok sibuk dengan kuliahnya. Dan berjalannya waktu, keberadaan Esok menjadi sangat berarti buat Lail. Kadang rasa rindu itu membuat Lail melamun memikirkan Esok yang jauh di Ibu Kota. Puncaknya, Lail diajarkan cemburu oleh keadaan.

Tentang melupakan. Ini bagian terakhir dari buku. Perjalanan hidup yang dialami Lail membuatnya meradang. Ada luka kehilangan ibu dan ayahnya. Ada luka karena cemburu atas kedekatan Esok dan Claudia.  Dan konflik terakhir adalah bagaimana melupakan semua benang merah di otaknya yang menunjukkan kesedihan dan kepahitan.

Tentang perpisahan. Sangat lekat dengan kehilangan orang yang disayangi. Lail kehilangan ayah ibunya. Esok kehilangan 4 kakak laki-lakinya. Ibunya Esok kehilangan kakinya.

Tentang hujan. Ini kondisi atau keadaan yang paling disukai Lail. Sepanjang ingatannya, momen berkesan selalu ditemani hujan.

Karakter. POV. Gaya menulis. Plot.
Berbicara karakter yang muncul dalam novel ini, saya tidak menjagokan karakter utamanya (Lail dan Esok). Alasannya, dalam novel ini tidak ada hal yang pada akhirnya membuat saya terkesan dengan karakter dominan pada Lail atau Esok. Lail ini sosok gadis yang kuat dengan deraan cobaan yang menimpanya. Pejuang sejati terhadap kondisi buruk yang menimpa. Namun dia juga tipe cewek rapuh yang gampang galau oleh cinta. Kegalauannya jelas disebabkan oleh ketidakpastian Esok. Tapi, apa semua gadis muda memang seperti Lail kalau berhadapan dengan hati dan perasaan?

Esok a.k.a Soke Bahtera merupakan pemuda cerdas. Kecerdasannya entah dari gen siapa (ibu atau bapaknya?). Yang jelas dia pahlawan pada era canggih itu dengan melahirkan banyak paten atas karya-karyanya. Namun umum dialami pemuda yang kelewat cerdas, baginya rumit untuk bersikap tegas soal hati. Bilang iya dan tidak bagi pemuda seperti Esok selalu diikuti pertimbangan yang macam-macam. Ini susahnya punya pacar atau teman yang bisa dibilang expert.

Maryam adalah sosok yang saya jagokan. Ceria dan spontan menjadi ciri khas pembawaan gadis berambut kribo ini. Alhasil, perannya menjadi vital bagi jungkir baliknya perasaan Lail. Ibaratnya, Maryam ini tongkat bagi kehidupan Lail. Selain sifat yang tadi, Maryam juga punya kesetiakawanan yang besar. Buktinya meski keberadaannya sering tidak dianggap oleh Lail akibat keberadaan Esok, Maryam dengan hati besar memaklumi keadaan dan tetap tersenyum.

Penulis menggunakan sudut pandang ketiga. Perpaduannya dengan gaya menulis yang menurut saya sederhana (ciri khas Tere Liye), novel ini memiliki daya hipnosis yang membuat pembaca ingin terus dan terus melahap habis demi kisah Lail. Dan penting diketahui oleh pembaca yang belum baca, plot yang diusung penulis adalah plot mundur. Cerita dimulai dari persiapan Lail dalam memetakan pikirannya yang kemudian akan dilanjutkan dengan operasi. Prosesnya, Lail harus menceritakan semua kisah hidupnya. Dari ia berusia 13 tahun hingga usia 21 tahun. Perjalanan serunya silakan dibabat aja sampai halaman terakhir novelnya.

Bagian Favorit.
Pertama. Saat Lail dan Maryam harus memberitahu hal bendungan yang jebol ke kota hilir di malam dengan hujan badai dan sejauh jarak 50 km-an. Usia mereka masih 18 tahun. Tapi keberanian mereka menjadi sejarah yang dikenang. Cerita di bab 15.

Kedua. Bab 30. Puncak semua penantian Lail atas perasaannya pada Esok. Semua ia curahkan pada Maryam.

"Tapi kenapa dia membuatku menunggu? Menyiksaku?"
Saya yakin kalimat di atas tidak ada hal yang aneh. Saya akan jelaskan secara singkat. Lail ini akhirnya menyadari tentang perasaannya yang tidak sekedar teman dekat bagi Esok. Bayangkan, Lail hanya bisa bertemu Esok setahun sekali. Sedangkan ia menyimpan rasa yang malu diungkapkan. Setahun sekali Lail hanya bisa mengobati kangennya. Untuk ukuran orang yang jatuh cinta, ketemu setahun sekali perkara beda. Bisa dibilang ujian berat. Belum lagi Lail ini tidak tahu perasaan Esok padanya. Makin beratlah beban hatinya.

Petik-petik.
Hujan mengajari kita untuk selalu jujur pada siapa pun. Apalagi menyangkut hati. Dan seburuk apa pun masa lalu yang pernah ada, bukan untuk dilupakan. Tapi sebaiknya dikenang. Sebab masa lalu juga bagian dari kehidupan sebuah nama; kita dan kalian semua. Jika memang masa lalu hanya mengundang airmata, maka biarkan air mata itu ada. Jika memang masa lalu penuh tawa, maka biarkan tawa itu ada.

Cuplikan.
"Ratusan orang pernah berada di ruangan ini. Meminta agar kenangan mereka dihapus. Tetapi sesungguhnya, bukan melupakan yang jadi masalahnya. Tapi menerima. Barangsiapa yang bisa menerima, maka dia akan bisa melupakan. Tapi jika dia tidak bisa menerima, dia tidak akan pernah bisa melupakan." -Hujan, 308.

Lain-lain.
Bonus nih buat yang baca. Penulis menjelaskan banyak wawasan. Di halaman 31-33 ada informasi mengenai dasyatnya meletus gunung purba. Di halaman 48-49 dijelaskan efek setelah gunung meletus berupa volcanik winter. Musim debu vulkanik yang menutupi cahaya matahari dan mengakibatkan suhu udara turun hingga beberapa derajat. Ada juga yang menjelaskan tentang bahaya hujan asam (saya lupa di halaman berapa). Pokoknya pembaca akan ditambah wawasannya seperti setelah menonton film hollywood tentang bencana.

Final. Rating.
Novel ini menginspirasi dan layak dibaca untuk pecinta novel drama dengan bumbu science. Dan rating yang bisa saya berikan untuk novel ini adalah 3 dari 5.

Bab lama telah ditutup. Bab baru sipa dibuka.


Dijawab ya!
1. Menurut kalian teknologi canggih itu baik apa tidak?
2. Bagaimana merubah mindset menunggu menjadi menggagas?

Januari 09, 2016

[Resensi] Bad Boys #2: Troy's Spy oleh Nathalia Theodora



Judul: Bad Boys #2: Troy's Spy
Penulis: Nathalia Theodora
Editor: Irna
Ilustrasi sampul: Orkha Creative
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama
Cetakan: I, November 2015
Tebal: 344 hlm.
ISBN: 9786020322674

Sinopsis Novel
Sophie punya dua masalah pelik.

Satu. Dia tidak sengaja mendengar rencana Edgar, ketua geng SMA Soteria, untuk menghancurkan geng Troy. Sophie lantas memutuskan menjadi mata-mata bagi cowok pujaannya tersebut. Dia sengaja mendekati Edgar, berusaha mengorek informasi dari cowok itu.

Dua. Tanpa sengaja, Sophie menjadi saksi Troy bertemu kembali dengan Natasha, mantan pacar Troy. Dia menjadi tidak tenang, apalagi setelah itu Troy tampak krmbali dekat dengan  Natasha. Karena tidak mau kalah, dia pun semakin genjar mendekati Troy.

Akankah identitas Sophie sebagai mata-mata Troy diketahui Edgar? Dan akan berhasilkah Sophie mendapatkan cinta Troy?

Ide Cerita
Dari blurb di atas sebenarnya sudah mewakili menceritakan konflik yang ada di novel ini. Dua hal yang sudah disebutkan di blurb memang menjadi generator cerita dan pembaca akan dijungkirbalikkan emosi dan moodnya selama cerita berkembang hingga di penghujung halaman terakhir.

Kebodohan dan kenekatan Sophie menjadi mata-mata, akan membawa efek petualangan khas detektif bagi pembaca. Beberapa kali gue juga merasa deg-degan dengan tingkah Sophie yang kelewat konyol. Adegan yang bikin tegang salah satunya saat Sophie mau membuka password laptop Edgar. Beberapa kali memasukkan kunci sandi tetapi beberapa kali juga mengalami kegagalan. Sophie tidak mudah menyerah. Dengan instingnya yang berjalan baik, password pun bisa dibobol. Yang membuatnya terasa menegangkan, pembobolan password tersebut harus mempertimbangkan waktu agar tidak diketahui Edgar. Begitu Edgar kelihatan, Sophie harus berperan tidak terjadi apa-apa.

Perkembangan cerita dengan nuansa cinta sangat bisa dirasakan pada kenyataan Sophie yang sangat berharap bisa menjadi cewek spesial untuk Troy. Bayangkan saja, Sophie memendam perasaannya kepada Troy selama tiga setengah tahun. Perjuangannya untuk bisa diperhatikan Troy sangat gigih. Gue bisa mengkategorikan upaya Sophie sebagai hal yang alay. Namun karena soal hati, kealayan Sophie bisa dimaklumi.

Contoh kealayan Sophie salah satunya dengan mengundur menyelesaikan tugas sekolah hingga beberapa hari (cicil) agar bisa ketemu Troy ketika mengerjakannya di rumah Ivy, adiknya Troy. Ini modus banget.

Gaya Bahasa. POV. Plot. Karakter.
Mbak Nathalia ini pinter membuat diksi yang tidak bertele-tele. Langsung pada poinnya tanpa ada proses mengindah-indahkan. Gue membaca novel ini seperti sedang menceritakan kisah Sophie pada temen. Lancar, lincah dan tidak kaku. Atau apakah gaya bercerita sebenarnya dipengaruhi oleh genre novelnya? Novel ini berlabel teenlit dan gaya bahasa yang pas bukan diksi yang memuat banyak keterangan.

Contohnya, Aku langsung merasa lemas. Ternyata Troy benar-benar datang (hal. 280). Kalimatnya bisa dirubah jika diharap harus diperindah. Aku mendadak merasa lemas hingga kakiku bergetar. Ternyata Troy benar-benar datang seperti pahlawan.

Pemilihan penulis sebagai orang pertama sangat pas. Sophie "aku" menjadi subjek yang kemudian menyatu dengan pembaca. Jangan heran jika pembaca akan dibuat tersenyum dan menangis karena pembaca merasakan langsung apa yang dialami Sophie. Kelebihan menggunakan POV Orang Pertama, penulis akan mudah memasukkan pembaca pada situasi, pada perasaan, pada jalan pikiran dari karakter utama novel. Bad Boys #2 sukses menjadikan pembaca sebagai sosok Sophie.

Plot yang dipakai adalah plot maju. Meski pada beberapa bagian narasi, penulis menceritakan ulang secara singkat dan umum apa yang pernah terjadi antara Troy, Austin, Ivy, Sophie, Jason, Lionel dan Natasha. Semua penjelasan itu ada pada buku Bad Boys #1.

Karakter yang muncul di Bad Boys #2 ini sebenarnya akan sangat dihafal jika pembaca sudah menamatkan Bad Boys #1 - nya. Antara kedua bukunya ada perbedaan tokoh utama. Di yang #1, tokoh utamanya Ivy. Dan di yang #2, Sophie yang menjadi pusat perhatian. Karakter Sophie sangat lucu, spontan, baik, cerdas namun konyol. Karakter inilah yang membuat 2 pria menyukainya. Maaf ya biar tidak spoiler gue enggak sebutkan 2 nama tersebut, hehehe.

Karakter Troy itu romantis, cuek dan pemimpin. Perpaduan romantis dan cuek sebenarnya agak aneh. Namun jangan salah, justru perpaduan ini yang membuat karakter Troy sangat tidak umum. Sophie aja sampai berjuang keras mendapatkan Troy.

Karakter Edgar persis seperti karakter Troy. Sayangnya, bumbu romantis dia tidak kelihatan. Ketutup sama sifat cueknya yang terlalu dominan. Karakter Ivy masih condong dominan sebagai sahabat baik. Karakter Natasha sedikit samar. Namun pas kejadian penyandraan itu, gue harus bilang dia itu cewek yang baik.

Bagian Favorit.
Gue perlu membeberkan bagian favorit dari novel yang gue baca. Dan di novel Bad Boys #2 ini, gue punya 2 situasi.

Pertama, Bab 11. Sophie berada pada puncak rasa cemburu. Dan akhirnya ia mengungkapkan perasaannya yang selama tiga setengah tahun dipendam. Analogi yang dipakai penulis juga sangat jenius. Danau es dan Sophie berdiri di atasnya. Emosi pembaca dibuat sendu dan gue sendiri hampir nangis membacanya. Bukan apa-apa, pembaca akan sangat mengenal Sophie sebagai gadis yang ceria dan positif. Gara-gara cinta, ia berubah menjadi sosok gadis yang rapuh penuh luka-luka.

Kedua, bagian ketika karakter cowok memperlakukan cewek dengan sangat baik. Pas Lionel ketemuan sama Sophie, Lionel peka menanyakan Sophie mau minum apa. Dan yang memesankan Lionel sendiri. Lalu yang membayar Lionel juga. Padahal hubungan keduanya hanya sebatas teman. Biasanya kalau temen, akan membiarkan temen memesan sendiri. Gue belajar dari kejadian ini.

Ada lagi, sebagai kakak cowok, Troy sangat menjaga adik ceweknya. Buktinya dia sengaja menggagas makan malam untuk mengintrogasi Austin sebagai pacar Ivy. Troy hanya ingin memastikan Austin bisa menjaga adiknya dan bukan menyakitinya. Terpuji sekali bukan apa yang dilakukan Troy sebagai kakak?

Lain-lain.
Gue baru merasakan penasaran pas baca Bad Boys #2 ini tentang nama SMA yang dipakai penulis. Gue pun googling. Soteria artinya keselamatan (Strong Dictionary, Yunani). Emerald artinya batu permata hijau terang (Bahasa Iberia Roman - Spanyol). Vilmaris artinya Pelindung dari Laut (Bahasa Yunani)

Final. Rating.
Novel ini cocok untuk yang suka kisah seru khas anak SMA dengan konflik sekitarnya; cinta, geng, pergaulan. Gue kasih rating 4 dari 5.

Kalau harus dibuat buku berikutnya, gue pengen Mbak Nathalia membuat cerita dari sosok Lionel. Biar kerasa bagaimana menjadi sosok Bad Boys yang sebenarnya.