April 28, 2016

[Resensi] Gue Berani Putusin Elo! - As'ad S dkk.


Judul buku: Gue Berani Putusin Elo!
Penulis: As’ad S, Alma N, Rania K, Tiwi M, Mita R, Oksa P, Novia Y, K’nan, Ayka N, Tafrid H
Penyunting bahasa & penyelaras akhir: Asri Istiqomah
Penata letak: Vicko Princesa, Bagus Muhamad Ma’ruf
Desain sampul: Naafi Nur Rohma, Andhi Rasydan
Penerbit: Penerbit Indiva
Terbit: Januari 2015
Tebal buku: 168 hlm.; 19 cm
ISBN: 9786021614402

Dalam buku antologi ini terdapat 10 kisah yang benang merahnya sama; memutuskan. Jadi ketika membaca judulnya saja, pembaca sudah bisa menebak akan disuguhi cerita yang bagaimana.


Ada yang berharap menjadi tokoh utama dalam film-film religi romantis namun akhirnya harus memilih mengikhlaskan. Ada yang pacaran berkat dunia maya dan berakhir rugi besar. Ada yang suka gonta-ganti pacar dan ujung-ujungnya ia kena karmanya sendiri.

Yang membuat buku antologi ini menarik untuk dibaca karena dalam setiap ceritanya terselip pesan agama mengenai pandangan BERPACARAN. Berpacaran hanya menambah dosa, mengaburkan hati, dan menghalangi kesuksesan. Sehingga inti kesepuluh cerita mengatakan hal yang sama; jangan berpacaran.

Pesan yang disampaikan oleh kesepuluh penulis tidak terasa menggurui. Berkat cerita yang dikemas menjadi cerita pendek, mengindikasikan juga jika cerita tersebut seperti curhatan penulis. Gaya menulis setiap penulis terasa berbeda antara satu dengan yang lain. Ini membuat saya bisa menikmati keberagaman sekaligus menambah referensi dalam memahami tipe penulis vs gaya menulis.

Saya kurang sreg terhadap pengambilan karakter untuk cerita yang lebih didominasi anak sekolah dan kuliah. Mungkin karena usia saya sekarang yang bukan kategori anak sekolah dan kuliah, sehingga ceritanya hanya menjadi bacaan selingan meskipun pesannya sangat dipahami.

Kovernya pun menurut saya tidak merefleksikan cerita di dalamnya. Saya berandai-andai kovernya berlatar belakang warna putih. Pada pojok bawah kanan terserak sobekan kertas warna pink yang sebelumnya berbentuk hati. Disandingkan juga dengan setangkai mawar yang kelopaknya  sebagian sudah berguguran. Akan tergambar bagaimana rapuhnya hati yang mencoba kembali ke jalan yang benar tapi tidak bisa mengelak dari rasa sakit yang ditimbulkannya.

Buku antologi ini sangat direkomendasikan untuk pembaca muda agar memahami pilihannya untuk berpacaran atau tidak berpacaran. Saya memberi rating 3 dari 5.

April 20, 2016

Wishful Wednesday: Metropop Lagi


Selamat hari Rabu, selamat ber-wishful wednesday. Sebelumnya terima kasih untuk https://perpuskecil.wordpress.com/ yang sudah menggagas event ini. Sehingga setiap minggunya, saya bisa mencanangkan harapan buku-buku apa yang diidam-idamkan.

Minggu kali ini saya kembali tertarik pada buku-buku terbitan Gramedia yang secara kovernya, sangat menarik perhatian. Buku-bukunya berikut ini:

1. Love on Probation by Christina Juzwar


[ Janji kencan yang tidak ditepati membuat Alita Mendrofa sakit hati dan ingin melupakan keberadaan Arestyo Miller dalam hidupnya. Namun itu tak mungkin. Mereka bekerja di kantor yang sama dan pria itu pun gigih meminta maaf, bahkan nekat mengajaknya kencan ulang.

Yang tidak Lita pahami, persetujuannya atas usul Ares tentang memberi kesempatan pada hubungan mereka. Percobaan yang awalnya terdengar konyol. A thirty days probation.

Pelan-pelan, Lita membiarkan dirinya mengenal Ares. Ia masuk lebih dalam ke kehidupan pria itu. Ke cerita kelam tentang keluarga Ares dan akhirnya, alasan tentang janji kencan pertama yang tidak ditepati pria itu.

Yang Ares tidak pahami, alasan Lita menarik diri setiap pria itu bertanya tentang masa lalunya. Tentang bekas luka di punggungnya. Lalu bagaimana status hubungan mereka di hari ke-30? ]


2. Que Queen by Regina Alexandra


[ Bagi Ella, tidak ada pertanyaan yang lebih menyebalkan ketimbang “Kapan punya momongan?” Belum lagi tudingan bahwa ia terlalu sibuk berkarier sebagai chef di bakery ternama hingga melupakan kodrat sebagai wanita.

Maka Ella dan suaminya, Jordan, memutuskan mengikuti program kehamilan. Namun, dalam prosesnya Ella kembali dihadapkan pada pilihan sulit. Haruskah ia melepaskan cita-citanya di dunia yang dicintainya?

Dalam kondisi gamang, Ella menemukan bahwa dapur selalu menyediakan kekuatan jiwa yang ia butuhkan. Kekuatan untuk bangkit dan mengambil keputusan yang tepat. ]


Kedua novel itu menarik minat saya lantaran lini yang mengkategorikannya; Metropop. Alasannya, karakter dewasa yang biasa dimunculkan serta konflik yang dihadapi tokoh dewasa selalu membuat saya merasa sedang belajar kehidupan. Jadi, saya berharap bisa segera membaca kedua buku tersebut pas ketika bukunya rilis di bulan Mei nanti. Amin.

April 18, 2016

[Buku] Finding Cinderella - Collen Hoover



Judul: Finding Cinderella
Penulis: Collen Hoover
Alih bahasa: Shandy Tan
Editor: Mery Riansyah
Desain sampul: Orkha Creative
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama
Terbit: 2016
Ukuran buku: 200 hlm; 20 cm
ISBN: 9786020325279

Blurb.
Bagi Daniel, pertemuan dengan Cinderella di sekolah tahun lalu meninggalkan kesan yang mendalam. Ruang gelap tempat mereka bertemu memang menyembunyikan jati diri gadis itu. Namun interaksi mereka yang begitu intens sulit dilupakan.

Setelah akhirnya pacaran dengan gadis lain dan putus dengan cara yang buruk, Daniel ternyata masih penasaran ingin mencari tahu siapa Cinderella sebenarnya. Tapi semua berubah begitu ia bertemu Six, gadis dengan nama unik dan kepribadian yang lebih unik lagi. Six betul-betul sempurna di mata Daniel, rasanya seperti di dalam dongeng saja. Hingga sebuah petunjuk dari Six menjadi kunci bagi Daniel untuk menemukan Cinderella.


Review
Sebelumnya saya merasa bodoh karena saya tidak membaca kover belakang yang menandai jika Finding Cinderella ini adalah novel dewasa. Karena di dalamnya banyak sekali adegan semi-vulgar yang bikin saya harus kipas-kipas. Tapi semua impas ketika saya membaca penggalan Kisah Cinderella-ku sebelum menyentuh prolog-nya. Penggalan itu menceritakan perjalanan penulis Collen Hoover akhirnya bisa debut dengan novel perdananya. Penggalan yang akan membangkitnya gairah menulis untuk mereka yang suka menulis namun merasa belum tersulut kemampuannya.

Finding Cinderella memadukan meet cute ala dongeng Cinderella. Cinderella dan Daniel jatuh cinta di gudang alat kebersihan. Namun pertemuan tanpa tahu identitas dan muka masing-masing karena pertemuan mereka dalam kondisi ruangan gelap, kemudian dibatasi oleh suara bel masuk kelas. Sedangkan dalam dongengnya dibatasi suara lonceng pada tengah malam. Keduanya kemudian harus berpisah karena sosok Cinderella harus pindah entah kemana.

“Aku takkan datang ke sini lagi setelah hari ini,” ia memberi tahu dengan lirih. -Finding Cinderella, 27.
Kejadian itu membekas dibenak Daniel meskipun berkali-kali ia berusaha melupakannya dengan menjadi sosok berengsek. Setahun kemudian Daniel bertemu dengan sosok Six yang langsung membuatnya jatuh cinta dalam hitungan sehari. Aneh, tetapi ada penjelasannya kok kenapa bisa begitu. Six ini menjadi generator cerita yang menghidupkan kembali sisi romantis dari seorang Daniel. Bagaimana kisah Daniel dan Cinderella sementara Six muncul di tengah-tengahnya?

Untuk kisahnya sendiri, novel ini memang romantis. Meskipun untuk saya, kadarnya masih nanggung. Alasannya, karena karakter utamanya berusia sangat muda yang dikenal dengan kelabilannya. Sehingga perjalanan cinta mereka ya hanya sebatas manis tapi tidak mengesankan secara keseluruhan. Atau ini lantaran saya penyuka romance dengan karakter yang dewasa.

Ada beberapa poin yang kemudian saya soroti sepanjang membaca novel ini. Pertama, cerita novel ini tidak bisa ditiru secara membabi buta untuk pembaca di Indonesia. Nilai moral yang terkandungnya sangat "kebaratan" sekali sehingga sangat bertolak belakang dengan nilai kesopanan khas orang timur. Adegan ciuman, sex bebas, cara menghujat, bisa ditemui sepanjang cerita dan saya sebagai pembaca hanya sekedar tahu saja hal-hal tadi, bukan untuk dipelajari.

Kedua, pendidikan yang bisa dipelajari adalah efek pergaulan bebas tidak pernah baik. Salah satu kasusnya adalah hamil di luar nikah pada usia masih muda. Six menjadi gambaran betapa berat memiliki anak di usia muda. Namun cerdasnya Six, ia memikirkan nasib si anak dan akhirnya memutuskan keputusan yang salah tapi sebagai pembaca mau tidak mau harus setuju. Keputusan yang seperti apa? Silakan langsung baca saja bukunya.

Ketiga, persahabatan yang digambarkan penulis betapa mulianya. Seharusnya memang persahabatan bisa menjadi solusi, menjadi penopang, menjadi pendengar antara satu dengan yang lain. Persahabatan yang baik akan memberi dampak yang baik pula. Kepercayaan dalam persahabatan menjadi vital untuk dijaga agar tidak menghancurkannya.

Kalian lihat kovernya! Romantis bukan? Kedua anak manusia itu bernama Daniel dan Six. Mereka kerap berdekatan begitu karena merasa saling memiliki. Itu hanya sebagian yang diceritakan kover. Bahkan ada statement yang menyebutkan jika Daniel tidak bisa tidak mencium Six jika Six memamerkan senyumnya.

Plot. POV. Gaya menulis. Karakter
Novel ini bercerita dengan plot maju. Kilas balik dituturkan lewat narasi sepintas dan lewat dialog. Dan cara seperti itu membuat saya paham kenapa novel ini bisa tipis dalam hal jumlah halaman. Plotnya sangat dinamis secara pergerakan dari adegan ke adegan yang lain. Yang lebih membuat saya bisa menikmati novel ini, penulis menggunakan POV orang pertama di pihak Daniel. Sosok berengseknya Daniel kemudian gampang saya masuki secara pola pikir. Ini yang kemudian menjadi parameter keberhasilan penulis membuat cerita dengan tokoh utama yang melintas gender penulisnya.

Gaya penulisan penulis bisa saya nikmati dengan baik. Meskipun di beberapa bagian saya merasa kalimatnya kadang terlalu panjang dan struktur kalimatnya suka membingungkan. Keseluruhan sih masih aman dibaca kok. Untuk visualisasi setting dan waktu masih terbilang mencerahkan imajinasi pembaca.

Untuk karakter yang muncul, Daniel menjadi pusat cerita dan cukup mengesankan. Cuek, percaya diri tinggi, berengsek, labil namun bijaksana. Bijaksana? Beberapa masalah yang kemudian muncul antara dirinya dengan Six, Daniel bisa menempatkan dirinya dari sudut pandang yang lain dan dengan pikiran yang dingin. Masalah yang muncul pun surut terselesaikan dengan apik tanpa berlarut-larut.

Six adalah gadis yang blak-blakan, cerdas, penikmat hidup, sederhana dan penyimpan sedih yang ulung. Di balik kesenangannya memiliki Daniel, Six menutup rapat kesedihan masa lalu yang begitu kesedihan itu terbuka, sisi rapuhnya otomatis mendominasi. Bisa berhari-hari Six menanggung sedih.

Holder dan Sky, sahabat yang mengelilingi Six dan Daniel, dengan karakter yang pas sebagai sahabat yang baik. Pendukung, pendengar, penghibur dan pemberi solusi yang baik untuk masalah-masalah temannya.

Adegan favorit. 
Adegan paling berkesan yang saya ingat adalah ketika Daniel marah pada dirinya pasca ia mengetahui siapa aslinya sosok Six, hingga membuat dia memukul-mukul stir mobil lalu menedang-nendang ban mobil. Silakan baca halaman 153-155. Itu dilakukannya karena rasa marah yang menuntut dituntaskan tapi bingung dengan cara apa. Pada adegan ini penggambaran psikologi rasa marah, sedih, bingung yang bercampur, sukses tersampaikan ke pembaca.

Petik-petik.
Sebagian saya sudah menyebutkannya di atas. Dan saya juga perlu mengingatkan, jika karakter baik dan terhormat terlahir berkat situasi dan kondisi keluarga di rumah yang harmonis. Saya sempat iri melihat bagaimana interaksi antara Daniel dan keluarganya yang menurut saya sangat hangat. Maka jika karakter penghuni rumah terpuji, masalah sebesar apa pun akan dihadapi dengan elegan dan tuntas.

Final. Rating.
Novel ini memang mengundang minat yang besar mendalami romantisnya ala orang luar. Namun jauh di luar romantis, ada nilai baik yang kemudian bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari; persahabatan dan keluarga. Akhirnya saya memberikan rating 3 dari 5.

Penulis.
Kecintaan Collen Hoover pada dunia menulis dimulai tahun 1985 saat baru berumur lima tahun. Collen biasa menulis cerita pendek untuk teman dan keluarga. Hingga suatu saat ia memutuskan untuk menulis novel Slammed/Cinta Terlarang #1 yang akhirnya menjadi bestseller New York Times. Dua novel Collen Hoover yang juga laris versi NYT adalah Point of Retreat/Titik Mundur #2 dan Hopeles/Tanpa Daya.

Kini Collen tinggal di Texas bersama dengan suaminya dan tiga anak lelaki mereka.

Untuk mengenal Collen lebih dekat, kunjungi akunnya di Istagram, Twitter (@collenhoover), atau Facebook (www.facebook.com/authorcollenhoover). Dan tentu juga di situs web www.collenhoover.com.

[terima kasih untuk penerbit Gramedia yang sudah menghadiahi saya novel keren ini]

Maret 30, 2016

[Resensi] My Pre-Wedding Blues - Anna Triana


Judul: My Pre-Wedding Blues
Penulis: Anna Triana
Editor: Pradita Seti Rahayu
Penerbit: Elex Media Komputindo
Terbit: 2016
ISBN: 9786020280226

Kejujuran tak selalu jadi jawaban paling benar saat hati dan perasaan banyak orang yang jadi taruhan.

Candace dan Abim sepakat menikah. Candace siap menjadi tua bersama Hans, Abim mau menemani Aira sepanjang hidupnya. Sepasang sahabat beda gender dari bayi ini yakin, mereka bisa menjalani kehidupan rumah tangganya kelak. Tapi, saat persiapan pernikahan hampir sempurna, rasa takut kehilangan mengambil alih keyakinan mereka. Abim merasa Candace takkan bisa jadi teman travelling terbaiknya lagi. Candace juga sadar, Abim akan sulit ia jadikan tempat berkeluh kesah seperti biasa.

Bagaimana mereka menghadapi pre-wedding blues ini? Apakah Hans dan Aira mampu menerima kejujuran hati Abim dan Candace.

Review. Abim dan Candace akhirnya bersama. Maaf seribu maaf saya mengungkap ending novel ini. Tapi saya harus bilang, buat saya bukan ending yang penting di novel ini. Tapi perjalanan mereka berdua mempermainkan takdir. Abim dan Candace memang sangat dekat karena tumbuh bersama sejak dari bayi. Usia Candace terpaut lebih tua setahun dengan Abim. Dan kedekatan mereka, bagi Candce menuntutnya kadang menjadi kakak, kadang menjadi teman, kadang menjadi sahabat, dan seringnya menjadi musuh untuk bertengkar. Tidak ada rahasia antara keduanya.

Candace menerima lamaran kekasihnya, Hans. Ia yakin Hans pria terbaik yang layak menjadi suaminya. Disusul lamaran Abim kepada Aria yang sama manisnya. Pernikahan mereka akan digelar berdekatan. Namun siapa sangka kalau pernikahan mereka memunculkan kegelisahan yang akhirnya merubah jalan hidup mereka.

Persahabatan, pernikahan, dan Pulau Karimunjawa menjadi tiga bahan yang dikemas apik. Penulis menggambarkan persahabatan yang membuat saya iri. Kedekatan mereka begitu ber-attitude. Persahabatan yang kemudian tidak berputar di antara mereka berdua, tetapi sikap bersahabat juga menyebar kepada keluarga masing-masing. I love my family, itu yang kemudian ingin saya katakan setelah menyaksikan Abim dan Candace berinteraksi dengan keluarga masing-masing.

Pernikahan menjadi awal pertanyaan yang kemudian memunculkan ragu. Kata hati pun kerap dikesampingkan demi melihat banyak harapan dan kebahagian dari orang-orang terdekat. Saya tidak sanggup membayangkan bagaimana merevisi ulang rencana pernikahan setelah semuanya dipersiapkan. Ini bukan tentang baju pengantin, bukan soal gedung, atau katering, tapi mengenai kebahagian yang sudah diumumkan kepada orang terdekat. Apa mereka tidak kecewa?

Pulau Karimunjawa akhirnya menjadi sesi pencarian apa arti masing-masing. Di pulau ini pula keduanya berusaha keras menerima skenario hidup yang jelas-jelas bukan yang mereka mau. Tapi bukannya menjadi tenang dan ikhlas, pergolakan batinnya makin berkecamuk hebat.

Saya kemudian memperhatikan kover novelnya. Mempelai wanita yang memakai gaun pengantin tapi memunggungi pembaca. Itu Candace yang menangis. Ia menahan kesedihan agar tidak terumbar bebas dan menyakiti yang menyaksikannya. Rasanya ingin menepuk bahunya agar ia berbalik badan dan saya ingin mengatakan, “Abim soulmate-mu. Abim takdirmu. Jadi jujur sajalah soal perasaanmu sekarang!”

Novel ini juga komplit sebab tidak hanya membahas mengenai sisi percintaan. Penulis pun menggambarkan sisi keluarga yang di mata saya sangat harmonis. Saya salut, sebab banyak penulis yang hanya fokus pada konflik kedua tokoh utama dan melempar jauh-jauh peran keluarga.

Pokoknya, kalian akan menyesal jika tidak menjadi saksi Abim dan Candace mencoba membodohi takdir. Bacalah buku ini, please!

Plot. Gaya menulis. POV. Karakter.Penulis menggunakan plot maju mundur. Beberapa membahas kilas balik. Dan bagi saya plot seperti ini sangat menunjang dengan gaya bercerita penulis yang mengalir sekali. Penulis tidak membuat novelnya mendayu-dayu meskipun sebenarnya cerita Abim dan Candace perlahan tapi pasti menguras emosi yang membaca. Saya tidak menangis, tapi hati saya merasa diobok-obok. Saya sedih tapi tidak terlalu. Hebatnya, penulis bercerita dengan begitu teratur, tidak tergesa-gesa bahkan sampai mau ending pun, penulis sangat sabar mengemas cerita untuk tidak diakhiri dengan gampang. Kalian akan diberikan kejutan menohok ketika akan mencapai ending-nya.

POV yang dipakai penulis adalah campuran antara sudut pandang ketiga dan sudut pandang orang pertama. Konsisten penggunaanya meski dengan mengubah pihak yang bercerita antara Abim, Candance, Karina, Bayu, dan lain-lain. Ini yang akhirnya membuat penulis sangat mampu menyampaikan apa yang dirasakan, apa yang dipikirkan, setiap tokoh dalam menyoroti tokoh yang lainnya. It’s so nice.

Karakter yang hadir di novel ini saya kasih nilai 10. Bukan mengada-ada, Abim digambarkan konyol. Bahkan Candace mengatainya childish. Tapi di balik sosok itu, dia juga pria dewasa seperti pada umumnya. Kharisma sebagai seorang pria untuk Abim letak terbesarnya pada sifat humoris. Jadi wajar ketika rencana pernikahan digagas, Candace merasa takut kehilangan semua kekonyolan Abim. Lalu sosok Candace itu perempuan yang cerewet tapi perhatian. Dia mengerti cara memperlakukan teman dengan baik dan menerima semua karakter sahabat mulai dari baik dan buruknya.

Ada Hans, pria formal yang baik. Karena sangat baik, Candace pun sempat yakin memilih dia. Ketika badai datang, Candace bingung bagaimana untuk tidak mengecewakannya. Aira pun sosok perempuan yang terpuji. Memiliki tugas merawat ibunya dan tidak pernah mengeluh dengan hal itu. Yang paling menonjol karakter Aira ini muncul, ketika akhirnya ia harus memilih untuk mundur dari pernikahan. Dengan tenang dan lega, ia menelan rasa sedih dan kecewa dengan kondisi hati yang dingin. Pikirannya sangat mengagumkan.

Bagian favorit. Ada di halaman 160-162. Perjalanan mereka ke Pulau Karimunjawa menjadi keputusan kalau mereka harus menerima perubahan hubungan. Pernikahan akan merenggut kedekatan yang selama ini terjalin. Dan perpisahan mereka ke rumah masing-masing sangat memilukan.

Tugas gue buat jagain lo udah selesai sekarang. Mulai hari ini, tugas itu resmi jadi punya Hans.My Pre-wedding Blues, 161.
Petik-petik.
“... , padahal seharusnya gue lakukan cuma ngikutin kata hati. Sesederhana itu.”-My Pre-Wedding Blues, 265.
Semuanya mengarah pada pesan untuk belajar mengikuti kata hati. Tidak boleh membohongi diri sendiri setiap memutuskan keputusan penting. Biasanya dan lebih banyak, kata hati selalu menunjuk kepada kebaikan.

Final. Rating. Bagi saya novel ini buku wajib bacaan untuk semua orang. Ini semacam panduan sebelum menikah. Bukan soal A sampai Z tentang mempersiapkan pernikahan dari soal properti. Ini panduan kejiwaan dan pilihan sebelum menikah agar lebih bisa yakin. Pernikahan tidak akan berhasil jika keraguan diyakin-yakinkan. Akhirnya, saya memberi rating 5 dari 5.

Penulis. Anna Triana, 26 tahun, anak kedua dari dua bersaudara. Suka membaca sejakkecil dan mulai suka menulis sejak SMP. Hobi mendengarkan musik,makan dan jalan-jalan. Saat ini bekerja sebagai seorang guru di salah satu sekolah dasar swasta di Jakarta. “My Pre-wedding Blues” adalah novel kelimanya setelah “Hingga Ujung Waktu” (Media Pressindo, 2013), “Best I Ever Had” (Media Pressindo, 2014), “Simple Thing Called Love” (Elex Media Komputindo, 2015), dan “A Simple Wish for You” (Kinomedia, 2015).


Anna dapat diajak bertegur sapa via akun twitternya @annatriana_anna.

Wishful Wednesday: Raden si Pencuri


Assalamualaikum!

Waktu memang lebih liar dari-mungkin ya- hewan liar di alam yang aslinya. Nggak kerasa sudah hari Rabu. Dan karena saya pernah menggumamkan, insyaallah, untuk ikut terus mem-posting Wishful Wednesday yang digagas oleh https://perpuskecil.wordpress.com , hari Rabu selalu menjadi alarm agar tidak lupa setor. Apa saya menjadikan Wishful Wednesday sebagai kewajiban? Nggak juga. Karena yang setahu saya, kewajiban itu lebih utama ke Yang Maha Esa.

Namun sebagai pecinta dan pembaca buku, selama seminggu kemarin ada saja informasi buku bagus yang memunculkan hasrat memiliki. Terlebih setelah membaca beberapa pendapat yang menelanjangi dari judul hingga akhir halaman buku tersebut.

Oke, kali ini saya sedang kesemsem dengan buku fantasi yang bak dongeng. Buku ini bukan diterbitkan oleh penerbit mayor, melainkan oleh penerbit Banana. Namun pesonanya memikat mereka yang mengerti dan penikmat cerita dengan cara lebih baik dari pada saya. Buku apakah gerangan?

Judulnya Raden Mandasia Si Pencuri Daging Sapi besutan Yusi Avianto Pareanom. Informasi yang mengabarkan jika buku ini bagus dibaca berasal dari dua sumber. Pertama, ceritanya ditulis oleh Sabda Arman. Yang kedua, ceritanya ditulis oleh Bernard Batubara.


Keduanya mengapresiasi karya ini dengan euforia yang menurut saya sangat 'WOW'. Mungkin seperti nostalgia pada dongeng petualangan yang semakin dewasa semakin susah dijumpai. Akhirnya, saya berharap segera dipertemukan dengan buku ini dan ikut ber-WOW ria.

Maret 27, 2016

[Resensi] After Rain - Anggun Prameswari



Judul buku : After Rain
Penulis : Anggun Prameswari
Penyunting :Ayuning
Proofreader: Jia Effendie
Desain dan ilustrasi sampul : Levina Lesmana
Penata letak :Landi A. Handwiko
Penerbit : GagasMedia
Terbit : 2014 (cetakan keenam)
Ukuran buku : viii + 324 hlm; 13 x 19 cm
ISBN : 9797806596

Mungkin aku dibutakan oleh cinta, sebab akalku dikacaukan olehmu. Seberapa banyak pun aku meminta, kau takkan memilihku.

Inikah yang kau sebut cinta?

Menunggumu bukan pilihan. Izinkan aku meninggalkanmu, dengan serpihan hati yang tersisa. Dan jika ternyata dia yang ada di sana, sama-sama menanggung keping-keping hati yang berhamburan, saat kami saling menyembuhkan-salahkah itu?

Review. Sebenarnya buku ini sudah saya pinjam dari rekan kantor sudah lama sekali. Sempat membaca beberapa bab di awal namun mentok kembali. Dan keinginan membaca buku ini muncul kembali setelah membaca review novel Perfect Pain dari salah satu blogger buku (saya lupa nama blognya, pas sedang blogwalking).

Di review tersebut disebutkan jika penulis memunculkan genre baru; Romance Depresi. Karena genre inilah saya langsung membabat After Rain.

Bercerita mengenai proses move on seorang perempuan 26 tahun bernama Serenade Senja. Ia menjalin hubungan dengan rekan kerjanya yang juga cinta pertamanya; Bara, selama sepuluh tahun. Namun Bara ini bukan tipe pria yang loveable, sebab dia sudah beristri dan beranak; Anggi-Lily. Hubungan mereka yang tersembunyi terusik oleh satu pertanyaan saja.

“Kalau aku memintamu memilih aku atau Anggi, siapa yang kau pilih?”After Rain, 19.
Jawabannya, Bara memilih Lily. Otomatis Seren terluka dan merasa terpuruk. Sepuluh tahun menunggu Bara, berakhir dengan pilihan yang tidak sesuai keinginannya.

Seren memilih resign dari tempat kerja dan memilih menjadi guru di sekolah tempat Nola, keponakan Kean yang merupakan sahabat baik Seren. Dan di sinilah ia bertemu kedua kalinya dengan Elang, pria bersorot mata tajam. Pertemuan pertama terjadi di Panti Asuhan. Sayangnya, saat itu Seren hanya melihat Elang sepintas saja.

Bagaimanakah Seren menyembuhkan luka hatinya? Lalu takdir apa yang mempertemukan Seren, Bara dan Elang?

Plot. POV. Gaya bercerita. Secara garis besar, plot-nya menggunakan plot maju. Ada sih beberapa bagian yang kilas balik menceritakan bagaimana Seren dan Bara ketemu, percakapan soal awal mula Seren kerja di tempat kerja yang sama dengan Bara, bagaimana dialog ketika Bara menceritakan mengenai perjodohannya. Namun bagian kilas balik tersebut porsinya sangat sedikit dan dibuat beda dengan jelas melalui penggunaan font yang berbeda. Jadi saya menganggapnya kilas balik itu hanya sisipan cerita saja agar gambaran jalan cerita lebih jelas.

Cerita dipaparkan dari sudut pandang orang pertama. Sehingga kemampuan penulis terungkap jelas dalam menyelami tokoh ‘Aku’ ini. Dan saya menilainya, penulis berhasil menggunakan POV-nya.

Saya memiliki pendapat sendiri mengenai gaya bercerita penulis ini. After Rain yang memiliki genre romance, memang berhasil menghadirkan unsur percintaan. Biar pun harus diawali dengan kesedihan yang dalam, saya masih menganggap ending-nya sangat romance banget.

Lalu saya harus jujur jika genre tersebut sepertinya berpengaruh terhadap penyampaian cerita. Kalau saya menganalogikan dengan gambar grafik, novel ini bercerita dengan datar dan tenang. Mungkin tepatnya mendayu-dayu. Ada kesan penulis menggunakan cara tersebut sebagai jalan memaparkan dan menggali sebanyak mungkin rasa sedih yang dialami Seren; kebodohan, kesedihan, kerapuhan dan ketidakbisaan menerima keputusan. Dan lagi-lagi ini sukses. Namun jangan salahkan jika saya harus meloncat beberapa kalimat di setiap paragrafnya.

Karakter yang muncul di novel ini sangat hidup. Serenade Senja; perempuan dewasa yang masih mengagungkan cinta, susah move on, pemikir dan menyukai pendidikan. Tokoh utama ini semacam ulat yang berubah menjadi kepompong. Yang awalnya begitu susah melupakan Bara, kelamaan menjadi kuat dan mampu memutuskan yang terbaik bagi dirinya. Proses perubahan inilah yang saya sukai dari karakter Seren. Semacam proses penyembuhan hati dari luka masa lalu.

Bara; pria berkeluarga pecinta anak, tidak tegas, egois dan bukan pria bertanggung jawab. Karater Bara ini menjadi antagonis. Sebab apa yang dilakukannya di mata saya keliru sekali. Tidak adil mengikat perempuan tanpa dimiliki. Dan usianya yang sudah kepala tiga, rasanya tidak pantas memiliki keegoisan sangat tinggi yang lebih mementingkan perasaan dan keamanan rumah tangganya saja. Wajar kan seandainya saya kurang suka dengan Bara?

Elang; semacam malaikat dan bersifat cool. Ini sangat disayangkan sekali, sebab karakternya sangat tidak tergali. Baik dari sisi kelam luka hatinya yang terdahulu maupun dari kelegaan hatinya setelah menemukan rumah baru. Saya menduga karena penulis terlalu fokus pada tokoh Seren sehingga posisi Elang ini kurang perhatian. Padahal dari segi peran, seharusnya Elang memiliki porsi yang sama besar karena menyangkut akhir penyembuhan luka hati Seren.

Kean; sahabat terbaik dan dapat diandalkan. Mungkin ini menjadi gambaran jika kebanyakan perempuan pasti memiliki satu atau lebih sahabat seperti Kean ini. Yang bisa diandalkan dalam kondisi apa pun.

Bagian favorit. Saya sendiri tidak paham kenapa menyukai adegan yang ada di halaman 231. Tiga kalimat yang menurut saya sangat dramatis. Kejadiannya ketika Bara mencium bibir Seren dan Seren merasa ciuman itu sudah berubah rasanya.
“Cukup, Bara. Cukup.”
“Seren, kenapa?”
“Aku nggak bisa.”
Petik-petik. Saya menangkap benang merah jika mencintai seseorang butuh kepastian mutlak. Jika iya, perjuangkan dan dapatkan. Jika tidak, tolong untuk dilepaskan agar bisa menemukan bahagia di lain suasana.

Cuplikan.
  • Senyum adalah perhiasaan terbaik yang mempercantik wanita (14).
  • Biasanya orang punya kualitas mengajar , akan punya kemampuan storry telling yang bagus (85).
  • Kita semua punya pilihan, Cuma kadang kita malas melihat kemungkinan yang ada (90)
  • Semakin lo cinta sama seseorang, semakin besar ketergantungan lo sama dia (194).
  • Patah hati bukan vonis mati (189).
  • Mengajar itu seni. Seni mendidik manusia tanpa perlu terasa seperti mendidik (240).
  • Tapi kita perlu melakukan hal yang sulit, agar hidup ke depannya lebih gampang (240).
  • Lelaki dinilai bagaimana dia bisa bertanggung jawab atas apa yang dia sudah lakukan (291).

Final. Rating. Novel ini pas dibaca ketika hujan dan oleh pencari bacaan romance yang ada drama-dramanya. Akhirnya saya memberikan rating 4 dari 5.

Penulis. ANGGUN PRAMESWARI. After Rain adalah novel debut Anggun Prameswari. Sebelumnya, cewek gemini yang juga pecinta bulan purnama ini, sering menulis cerpen di banyak media nasional. Selain menulis, kesehariannya diisi dengan mengajar Bahasa inggris di SMP-SMA Harapan Bangsa, Tangerang. 

Anggun bisa dihubungi di; 
@mbakanggun (twitter), 
mbak.anggun (at)gmail (dot)com.

Puisi "Serenade Senja"


Aku menemukanmu di sana. Tersenyum dan berbinar. Seakan seisi dunia percaya. Kau gembira, kau bahagia. Matamu mata kesedihan. Mataku pun dulu begitu. Jadi, siapa yang mau kau tipu.

Di senja ini, duduklah di sini. Rebahkan kepala, dan isi hati. Matahari berjanji kembali. Jadi, cukup, jangan tangisi. Ada aku di sini, menemani.

(Puisi ada di halaman 323)