Juli 27, 2016

Wishful Wednesday: Sebaiknya Yang Suci Tetap Suci...


Selamat hari Rabu!!!
Selamat Wishful Wednesday!!!

Untuk pembaca buku yang seperti saya, yang tidak bisa dikatakan abege lagi, mulai melirik bacaan yang temanya pernikahan dan rumah tangga. Untuk sekedar mempelajari bagaimana hawa rumah tangga yang melibatkan peran suami-istri-anak. Dan beberapa kali membaca buku dengan tema pernikahan dan rumah tangga ternyata lebih memberi kesan dari pada membaca genre teenlit. Apa yang disampaikan penulis melalui tokoh-tokohnya, seperti pelajaran yang mungkin akan berguna kelak ketika memutuskan menikah dan berumah tangga.

Dan pada wishful wednesday kali ini, saya melirik buku tema pernikahan dan rumah tangga yang diterbitkan oleh penerbit Bhuana Ilmu Populer / BIP. 


Judul buku: Mozaik; Aku, Kamu, Kita, Selamanya
Penulis: Ita Susanto
Penerbit: Bhuana Ilmu Populer
Tebal buku: 200 halaman
ISBN: 9786023941834
Harga buku: Rp 53.000

Kehidupan rumah tangga yang sudah mengunjak tahun kesepuluh membuat kolam cinta Nia kepada David, suaminya, mengering. Kemarau di hati Nia pada akhirnya dipenuhi oleh Kevin, teman masa kecil yang ternyata terobsesi padanya. Lelaki itu mampu membuat Nia merasa istimewa dan diinginkan. Cinta terlarangnya dengan Kevin pun membuat gairah Nia yang hampir padam menyala kembali. Namun, cinta keduanya akhirnya hanya membawa petaka bagi Nia maupun Kevin. kenikmatan sesaat itu akhirnya berbuah penyesalan.
Saya berharap bisa segera berjodoh dengan novel ini dan mencari tahu kisah kelam antara Nia-David-Kevin. Dan saya sangat berterima kasih kepada https://perpuskecil.wordpress.com/ yang menggagas wishful wednesday ini, sehingga saya bisa berharap dan berdoa berjodoh dengan buku-buku bagus.

Amin...

Juli 26, 2016

[Resensi] Diari Hara - Nana Sitompul; Memahami Miskin-Kaya


Judul buku: Diari Hara- Catatan Harian Cowok Cupu
Penulis: Nana Sitompul
Editor: Irna Permanasari
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama
Terbit: Maret 2014
Tebal buku: 232 halaman
ISBN: 9786020302782
Harga buku: Rp 40.800 (sebelum diskon, gramedia.com)

Kalimat yang mengatakan “Masa SMA adalah masa terbaik, sangat menyenangkan dan tidak terlupakan” benar adanya. Saya pun turut setuju mengingat pengalaman sendiri pada saat SMA. Dan novel Diari Hara mengangkat kisah SMA yang berwarna-warni dari sudut pandang cowok bernama Hara yang baru saja naik ke kelas 3. Novel yang bergenre teenlit ini mengupas tuntas keseharian yang biasa dialami murid SMA.

Pada ajaran tahun baru, Hara yang pada hari pertama masuk sekolah tidak bisa hadir, harus menerima keadaan ia duduk dengan cewek bernama Diana Hayati. Di benak Hara, cewek bernama Diana ini akan secantik Putri Diana. Namun begitu melihat sosoknya, Hara hanya bisa menyebut cewek itu dengan sebutan ‘cewek aneh’. Penampilannya lusuh, tidak pakai kaos kaki. Di balik kekurangan itu, Hara harus mengakui kalau Nana-panggilan Diana- termasuk murid yang pintar. Beberapa kali Hara merasa beruntung setim belajar dengannya.

Suatu hari datanglah murid baru yang cantik bernama Sissy. Dan sejak hari pertama Sissy datang, Hara langsung jatuh hati. Kecantikan Sissy bukan hanya diakui Hara saja. Hara akhirnya harus berkompetisi dengan Ramon. Bagaimanakah hubungan Hara, Nana dan Sissy selanjutnya?

Mengingat genre novel ini, sudah bisa ditebak jalan ceritanya sangat ringan. Tidak jauh-jauh dari konflik percintaan SMA, persahabatan dan permusuhan. Setting-nya sendiri lebih banyak di sekolah. Dan bagaimana penulis bertutur dengan membentuk cerita menjadi tulisan diari yang ditulis Hara, menjadi keunikan sendiri. Bentuk demikian sama sekali tidak membuat saya merasa aneh dan janggal mengikuti ceritanya. Untuk ending-nya sendiri, saya merasa terhibur dan cukup bijak dengan keputusan penulis memberi akhir posisi Hara, Nana dan Sissy.

Karakter yang dihadirkan penulis meliputi Hara, Nana, Sissy, Ramon, dan peran pendukung lainnya, sudah sangat hidup. Pada awalnya, Hara punya stigma negatif terhadap orang miskin. Kesederhanaan yang diajarkan ayahnya semacam keluhan yang kerap ia resahkan. Seiring berjalannya waktu perkenalannya dengan Nana, Hara mulai mengerti arti miskin-kaya.

Nana, yang berasal dari keluarga biasa saja, harus berjuang lebih giat di sekolah. Ia sadar diri dengan kekurangannya sehingga ia membatasi pergaulan dengan orang kaya. Dia juga punya prasangka buruk terhadap orang kaya. Setelah mengenal Hara, Nana sadar jika tidak semua orang kaya itu sombong. Contohnya kedua orang tua Hara.

Sissy, yang kemudian menjadi pacar Hara, sering merasa cemburu melihat kedekatan Hara dan Nana. Ini sebenarnya salah Hara yang tidak memberi tahu jika Nana adalah guru les-nya. Salah paham pun muncul. Rasa cemburu itu kemudian terus membesar dan akhirnya hubungannya dengan Hara harus kandas.

Ramon, memiliki kisah tidak menyenangkan yang berkaitan dengan Hara, sehingga Ramon sangat membenci Hara. Dan kehadiran Sissy menjadi ajang buatnya untuk pamer kebisaan, kemampuan, kepada Hara. Apalagi sejak Ramon tahu kalau Hara juga mengejar Sissy.

Kover novelnya sudah bagus. Dengan latar putih dan ada sosok cowok yang mengenakan seragam dan menyandang tas, cukup mempresentasikan isi cerita. Tidak terlalu berlebihan.

Pesan yang coba disampaikan penulis adalah untuk tidak menilai orang dari kovernya. Tidak semua orang kaya itu sombong. Tidak semua orang miskin itu tidak memiliki harga diri. Jadi sebaiknya sebelum menilai orang lain, kenalilah terlebih dahulu.

Novel Diari Hara ini cocok dibaca oleh kalangan pelajar SMP-SMA. Banyak sekali nilai-nilai kebaikan yang bisa dipetik di dalamnya. Dan akhirnya saya memberikan rating 3 bintang dari 5 bintang.

Energi bisa habis untuk membenci. [hal.134]
Menangis itu hakikat manusia. [hal.141]

Kita baru merasa kehilangan seseorang ketika dia pergi. [hal.207]

Juli 21, 2016

[Resensi] Cahaya Mata - Agustina Ardhani Saroso; Cobalah Memaafkan dan Melupakan


Judul buku: Cahaya Mata
Penulis: Agustina Ardhani Saroso
Editor: Ariana
Desian cover: A'an
Layouter: Firi Raharjo
Pracetak: Endang
Penerbit: Berlian
Terbit: Desember 2013; cetakan pertama
Tebal buku: 144 halaman
Harga: Rp 30.000 (before discount, www.divapress-online.com)
ISBN: 9786022553885

Bercerita tentang apa novel Cahaya Mata?
Dua anak perempuan yang sudah bersahabat sejak kecil bertengkar ketika mereka study tour di Lembang. Pertengkaran itu membuat Dara terjatuh ke jurang sedalam 4 meter. Aira yang tidak sengaja mendorongnya, menyesal karena sudah membuat Dara menjadi buta. Aira memutuskan pindah dari Jakarta ke Malang, tinggal dengan tantenya. Kepindahan dalam rangka melarikan diri dari penyesalan yang kerap dirasakan. Sejak kecelakaan itu persahabatan Dara dan Aira terputus. Apakah persahabatan mereka akan kembali menyambung?

Apakah pesan yang dikandung novel Cahaya Mata?
Pesan yang disampaikan oleh penulis sudah sangat jelas tertulis di tagline novelnya; Cobalah memaafkan dan melupakan. Penulis menceritakan bagaimana proses memaafkan itu tidak mudah. Terutama bagi Dara, ia sulit melupakan kejadian naas hari itu hingga membuatnya buta. Ditambah untuk memaafkan Aira, pelakunya.

“Jika keterbatasan kamu dijadikan sebuah alasan untuk melakukan sesuatu, apakah adil jika hidupmu hanya membahas keterbatasanmu tanpa membahas keberhasilanmu?” [hal. 23]

Seperti apakah novel Cahaya Mata?
Novel Cahaya Mata menyasar pembaca remaja. Bisa dikatakan sebagai novel teenlit. Tema novel ini mengenai persahabatan dan keluarga. Setting yang digunakan lebih banyak di sekolah dan rumah. Sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang ketiga yang secara bergantian antara beberapa tokoh yang muncul. POV demikian berhasil menyentuh emosi saya pada beberapa bagian.

Kirey terus memperhatikan gerakan Aira yang kesulitan untuk menghitamkan lembar jawabannya. Sekali lagi, Kirey turun tangan. Ia pun dengan inisiatifnya sendiri menghampiri guru penjaga ujian dan memintanya membantu menghitamkan kertas jawaban untuk Aira setelah sebelumnya menjelaskan penyakit temannya itu.

Teman-teman lain yang melihat hal itu menjadi sangat sedih. Bahkan, ada beberapa dari mereka yang menangis. Namun Aira hanya tersenyum kepada mereka. Hatinya ingin sekali berbicara kepada mereka dan mengatakan bahwa ia baik-baik saja. [hal. 88]

Kelebihan novel ini tidak menampilkan adegan bully yang biasanya ditunjukkan terhadap karakter yang cacat. Penulis fokus memperlihatkan bagaimana indahnya persahabatan meski pernah mengalami pertengkaran dan kemarahan hebat.

Penulis juga berhasil membentuk karater yang hidup. Aira; gadis yang tegar, tidak mau merepotkan orang lain, lincah, berhati baik dan bertanggung jawab. Dara; gadis yang pemaaf. Karakter pendukungnya pun sangat membantu membentuk karakter utama lebih menonjol. Ada papa dan mamanya Aira yang sangat menyayangi dan membantu Aira ketika kesehatannya menurun. Ada papa dan mamanya Dara yang karena faktor sayang hingga sangat marah ketika kecelakaan itu terjadi. Ada Mbak Yuni, suster Aira, yang selalu siap membantu Aira yang mulai terbatas beraktifitas. Ada Kirey, sahabat baru Aira di Malang, yang begitu solid bersahabat meski sering dibuat repot oleh Aira.

Pembaca juga diberikan pengetahuan baru mengenai penyakit yang dialami Aira; Ataxia. Penyakit yang menyerang otak kecil dan tulang belakang dan menyebabkan gangguan pada syaraf motorik. Penderita akan kehilangan kendali terhadap syaraf-syaraf motoriknya secara bertahap dan makin lama kondisi fisiknya akan makin parah [sumber: wikipedia]

Selama membaca novel Cahaya Mata ini, saya juga menemukan beberapa kekeliruan editing:

Menghelta – seharusnya menghela; typo (hal. 45)
Akhir-akhir – seharusnya Akhir-akhir ini; bentuk kalimat kurang tepat (hal. 48)
Matahari hari pagi ini – seharusnya Matahari pagi ini; kalimat salah (hal. 60)

Menilai sampulnya, saya kurang menyukai dengan latar warna hitam. Mungkin pemilihan warna hitam tersebut untuk mempresentasikan mengenai kebutaan Dara. Pendapat saya, biar pun ada unsur cerita mengenai kebutaan, seharusnya pemilihan warna tidak segelap itu mengingat genre novelnya teenlit. Warna cerah seperti hijau, biru langit atau orange, dengan dipadukan gambar kartun kursi roda dan tongkat pemandu orang buta, akan lebih membuat kover novel ini memikat calon pembaca.

Terakhir, saya memberikan 3 bintang dari 5 bintang. Alasannya, cerita yang dituturkan penulis sangat sederhana dan menyentuh. Tidak terkesan dramatis, apalagi terkesan alay.

Juli 20, 2016

Wishful Wednesday: Memahami Penulis Bernama Rina


Selamat hari Rabu!!
Selamat wishful wednesday!!

Walaupun saya kerap ketinggalan mengikuti wishful wednesday yang digagas https://perpuskecil.wordpress.com/ , saya tetap mengikuti meski bolong-bolong. Dan kesempatan kali ini saya berharap bisa mengkoleksi karya penulis Rina Suryakusuma.

Setelah kemarin saya menyelesaikan buku Mbak Rina yang judulnya Just Another Birthday, saya kepincut untuk mengkoleksi karyanya. Hasil browsing di gramedia.com, saya berharap bisa segera mengkoleksi karya Mbak Rina seperti gambar di bawah ini:


Dari keenam judul buku tadi, satu yang sudah saya miliki yaitu Gravity. Dan saya berharap bisa segera mengkoleksi buku-buku di atas. Amin.

Juli 19, 2016

[Resensi] Just Another Birthday - Rina Suryakusuma, Menjadi Tidak Sekedar Perempuan


Judul: Just Another Birthday
Penulis: Rina Suryakusuma
Desain cover: Marcel A. W.
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama
Terbit: November 2013
Tebal buku: 248 hlm; 20 cm
Harga:Rp 48.000 (before discount, gramedia.com)
ISBN: 9789792299489

Sarah, single mom dari satu anak TK yang kritis dan suka bertanya segala hal, mulai dari pertanyaan sederhana seperti – Kenapa kita ulang tahun cuma satu tahun sekali, Ma? – sampai pertanyaan yang tidak bisa dijawab macam, “Mama, di mana Papa?”.

Pada usianya yang masih 20-an, Sarah belajar dengan cara sulit bahwa hidup ini tidak seindah dongeng. Tak ada yang namanya Prince Charming. Namun ketika bertemu dengan Jeremy, Sarah berpikir segalanya mungkin hingga ayah dari putrinya kembali ke dalam hidupnya.

Ketika kebahagiaan nyaris dalam genggaman, Sarah dihadapkan pada batu ujian hidup... terutama ketika dia harus kehilangan orang yang terpenting dalam hidupnya.

***

Review.
Sebelumnya saya gagal menuntaskan novel Gravity karya Mbak Rina Suryakusuma lantaran novelnya tergolong tebal. Pada paruh buku, saya memang menyukai bagaimana penulis bercerita dengan diksi yang terbilang standar. Dibilang sederhana, tidak, njelimet pun tidak. Saya bisa menikmati. Alasan ketebalanlah yang akhirnya membuat saya menutup kembali novelnya.

Novel Just Another Birthday ini merupakan salah satu karya Mbak Rina yang akhirnya selesai saya lahap dalam hitungan 3 hari. Untuk ukuran novel dengan halaman 200-an, 3 hari jadi waktu yang lama.

Novel Just Another Birthday atau JAB, saya katakan sebagai novel yang menggabungkan unsur percintaan, keluarga dan agama. Penulis meramu unsur tadi melalui tokoh utama bernama Christina Sarah yang merupakan single mom dari seorang anak perempuan berumur 4 tahun bernama Cassie. 4 bab pertama membuat saya penasaran bagaimana bisa Sarah yang masih berusia 24 tahun sudah menyandang status single mom dan memiliki seorang putri. Yang memperkuat penasaran saya, penulis tidak menyebut kata ‘Janda’. Barulah di bab 5, penulis mendeskripsikan kilas balik masa kelam seorang Sarah.

Unsur percintaan; Penulis mencoba memberikan hawa yang romantis dari seorang perempuan yang sudah memantapkan diri untuk menghindari hubungan dengan pria, menghindari jatuh hati sekaligus sakit hati, ketika Sarah dipertemukan secara intens dengan sosok atasannya, Jeremy. Jujur, awalnya saya sedikit kurang sreg dengan awal mula Jeremy mendekati Sarah yang menurut saya sangat tiba-tiba sekali. Padahal mereka bekerja di tempat yang sama bukan hitungan baru. Namun penulis memberikan jawabannya di akhir novel dan itu bisa membuat saya maklum. Sisi percintaan Sarah dengan Jeremy seperti permen asem manis. Di satu sisi mereka bisa sangat romantis. Di sisi lainnya membuat pembaca merasa simpati. Konflik puncak namun eksekusi yang singkat adalah ketika ayah kandung Cassie hadir. Momen ini membuat Jeremy kalah duluan. Kekalahan Jeremy membuat Sarah tersungkur.

Unsur keluarga; Penulis menggambarkan dengan baik sosok wonder women yang kuat, seorang Sarah yang single mom. Ketegaran Sarah membesarkan anaknya sangat membuat saya merasa harus berterima kasih pada Mimih (Ibu). Melalui hubungan ibu-anak; Sarah dan Cassie, pembaca dibukakan mata bahwa banyak sekali pengorbanan, kasih sayang, memprioritaskan, dari sosok ibu.

Unsur agama; Mungkin unsur agama yang ditampilkan di novel JAB ini porsinya tidak begitu banyak. Yang sedikit inilah justru membuat saya pribadi sangat tertohok diingatkan. Selain pandangan mengenai aborsi, penulis menyinggung mengenai kedudukan berdoa. Dikatakan, bahwa berdoa akan membuat harapan tetap hidup.

Memperhatikan kover novelnya, dengan dominasi warna kuning hangat dan sebuah cake, memang mempresentasikan kehangatan, keromantisan dan cinta yang menyenangkan. Menarik. Namun, boleh dong jika saya memberikan pilihan kover sesuai imajinasi saya. Lebih menarik jika kover menampilkan salah satu pojok rumah yang lantainya dialasi karpet bulu, banyak boneka dan di salah satu dinding bercat biru langit terpasang bingkai foto Sarah dan Cassie. Lebih menonjolkan karakter utama di novelnya.

Plot. Gaya menulis. POV. Karakter.
JAB mengusung plot maju. Ada beberapa bagian kilas balik yang diceritakan dengan pendeskripsian. Tidak merubah fokus penulis bercerita dan pilihannya membuat aman pada garis besar cerita. Sedangkan kemampuan penulis merangkai kata sangat lancar. Apakah menghanyutkan? Menurut saya tidak. Saya tidak paham alasannya. Namun saya mengukur dari durasi saya menyelesaikan membaca JAB ini, dan hasilnya butuh beberapa hari.

Mbak Rina juga menggunakan POV sudut pandang pertama ;Aku. Menghasilkan emosi yang lebih masuk kepada pembaca. Untuk karakter yang muncul di JAB ini, tidak ada yang menjadi favorit saya. Sarah; sosok perempuan yang kuat, membatasi diri dengan yang namanya cinta, penyayang anak. Jeremy; pria yang dewasa, bijaksana, tegas. Cassie; anak yang lucu, polos, blak-blakan.

Petik-petik.
Banyak sekali pesan yang coba disampaikan penulis. Yang paling saya tangkap adalah berpikirlah positif terhadap banyak keadaan. Sebab banyak hal yang terjadi di luar keinginan kita, namun itu yang paling baik untuk kita. Ini diterangkan ketika Mamanya Sarah yang sakit-sakitan namun beliau merahasiakannya dari Sarah.

Final. Rating.
JAB ini sangat saya rekomendasikan untuk semua perempuan. Sebab terdapat banyak pelajaran menjadi sosok perempuan kuat. Akhirnya saya memberikan rating 3 bintang dari 5 bintang.

Penulis.                                          
Sebagai ibu rumah tangga dan pekerja penuh waktu di perusahaan property & developer yang sudah seperti rumah keduanya, Rina menikmati kehidupannya yang damai bersama suami dan dua anaknya di Jakarta. Ia bersyukur atas talenta menulis yang dipercayakan Tuhan baginya.

Ia berusaha supaya segala karya yang diuntai saat malam tiba, dengan diiringi lagu yang mengalun dari speaker laptop, adalah untuk kemuliaanNya semata. Kopi, snowglobe, vintage, buku dan film adalah beberapa hal acak sederhana yang dapat membuatnya bahagia.

Twitter ID: @rinasuryakusuma

Email: rinasuryakusuma@gmail.com

Juni 01, 2016

[Resensi] My Bittersweet Marriage - Ika Vihara; Menikahlah Dibarengi Keikhlasan


Judul buku: My Bittersweet Marriage
Penulis: Ika Vihara
Editor: Afrianty P. Pardede
Penerbit: Elex Media Komputindo
Terbit: Maret 2016
Tebal buku: vii + 352 halaman
Harga: Rp 64.800 (before discount, gramedia.com)
ISBN: 9786020282435

Aarhus. Tempat yang asing di telinga Hessa. Tidak pernah sekali pun terlintas di benaknya untuk mengunjungi tempat itu. Namun, pernikahannya dengan Afnan membawa Hessa untuk hidup di sana. Meninggalkan keluarga, teman-teman, dan pekerjaan yang dicintainya di Indonesia. Seolah pernikahan belum cukup mengubah hidupnya, Hessa juga harus berdamai dengan lingkungan barunya. Tubuhnya tidak bisa beradaptasi. Bahkan dia didiagnosis terkena Seasonal Affective Disorder. Keinginannya untuk punya anak terpaksa ditunda. Di tempat baru itu, Hessa benar-benar menggantungkan hidupnya pada Afnan. Afnan yang tampak tidak peduli dengan kondisi Hessa. Afnan hanya mau tinggal dan bekerja di Denmark, meneruskan hidupnya yang sempurna di sana.

Kata orang, cinta harus berkorban. Tapi mengapa hanya Hessa yang melakukannya? Apakah semua pengorbanannya sepadan dengan kebahagiaan yang pernah dijanjikan Afnan padanya?
***

Review.
Novel My Bittersweet Marriage adalah pengalaman kedua membaca seri Le Mariage yang digagas penerbit Elex Media, setelah sebelumnya saya membaca My Prewedding Blues karya Anna Triana.

Novel ini runut menjelaskan bagaimana susahnya menjadi perempuan berusia 27 tahun namun belum juga menikah. Hessa kerap kali dijodohkan oleh mamanya ke anak teman-temannya. Rasa risih sudah pasti dirasakan. Terlebih lagi jika diingatkan jika umur 30 tahun, perempuan akan susah punya anak. Dan perjodohan terbaru, Hessa ogah-ogahan menemui pria bernama Afnan, seorang warga negara Denmark. Pada makan malam yang diadakan mamanya, Hessa menadapti kenyataan yang lain. Ia mengakui Afnan menarik. Adegan seru terjadi pada pertemuan kedua Afnan, ia langsung melamar Hessa.

Setelah ketakutan tidak menikah terlewati, Hessa harus bersabar mengikuti Afnan ke Aarhus, Denmark. Perbedaan iklim yang kontras, mmembuatnya gampang sakit. Terlebih urusan psikologi yang mendadak harus beradaptasi. Hessa menjadi istri yang di rumah. Hessa menjadi pengangguran. Hessa tidak punya teman siapa-siapa. Menurut saya penulis berhasil menyampaikan kesedihan Hessa dengan masalahnya selama di Denmark.

Urusan anak pun menjadi konflik yang lumayan membuat saya simpati. Hessa ingin menjadi perempuan yang utuh dengan bisa memiliki anak. Namun kesehatannya yang selalu ambruk jika musim dingin tiba, membuat Afnan selalu mengundurkan keputusan itu. Setelah keputusan dibuat, proses hamil tidak semudah yang mereka duga. Setelah bisa hamil, Hessa diuji untuk kehilangan anaknya. Bagaimana Hessa melalui kesedihan dan kesulitan menjalani pernikahan dengan Afnan selama di Denmark? Sebaiknya segera beli novelnya di toko buku terdekat dan baca hingga selesai.

Novel ini terbilang detail dalam mengungkapkan satu per satu fase yang dialami Hessa. Sehingga saya merasa kenal baik dengan sosok Hessa ini. Kesenangan, kesedihan, kekecewaan dan kemarahan Hessa bisa membuat saya maklum dan ingin sekali mengatakan, “Kamu akan bertemu kebahagian ketika tepat pada waktunya?”

Tampilan kover novelnya sudah pas. Backround gambar rumah khas Denmark dan sepeda kuning sudah menjelaskan isi yang ada di dalam cerita. Namun jika boleh mengusulkan, saya kurang menangkap kesan sendu yang dialami Hessa. Sebaiknya jika menampilkan backround rumah-rumah pada musim salju dan warna abu-abu musim dingin mungkin akan lebih mewakili sebagian besar cerita Hessa. Dan gambar sepeda tidak perlu dihilangkan.

Plot. Gaya menulis. POV. Karakter.
Novel My Bittersweet Marriage mengusung plot maju yang menceritakan dengan sangat runut, detail, kisah hidup sosok Hessa. POV yang digunakan adalah orang ketiga. Lebih banyak mewakili Hessa. Gaya menulis Ika Vihara menurut saya kurang mengalir. Terutama pada struktur kalimat yang sering kali membuat saya tersendat dan harus mengulang untuk mendapatkan intonasi yang pas. Di tambah saya juga menemukan banyak sekali typo.

  • Mengengal  à Mengenal [hal. 27]
  • Senyum Afnan. Masih tetap... àSenyum Afnan masih tetap... [hal. 32]
  • Afnan bilang ... akan diterimanya. à “Afnan bilang...akan diterimanya.” [hal. 57]
  • Khawatir.Hessa masih... à Khawatir. Hessa masih... [hal. 69]
  • Pernihakahan à Pernikahan [hal. 76]
  • Aku akan...tidak setengah-setengah.”... à “Aku akan.. tidak setengah-setengah.”... [hal. 95]

Sepanjang mengikuti novel ini, pusat cerita lebih tersorot kepada tokoh utamanya, Hessa dan Afnan. Hessa adalah sosok perempuan ceria, bisa rapuh, mudah berprasangka, bisa mengalah dengan logis, dan mengerti prioritas. Afnan adalah pria yang ambisius, sedikit egois, realistis, bisa romantis, sedikit pemalu, dan bertanggung jawab. Di antara kedua tokoh, saya lebih menyukai sosok Hessa dari pada Afnan. Bisa jadi penilaian saya karena Hessa lebih banyak mendapat porsi di cerita.

Bagian favorit.

Afnan adalah orang yang sangat percaya diri. Dia merasa apa saja di dunia ini tidak akan bisa membuat dirinya menangis dan meratap. Sekarang dia ingin menangis karena tidak sanggup membayangkan reaksi Hessa kalau mengetahui ini. Apa yang bisa dilakukannya? [hal. 294]
Di halaman 291-301 menceritakan bagaimana Afnan mengetahui kalau janin yang dikandung Hessa sudah tidak berkembang. Ketakutan ia menghadapi reaksi Hessa membuat saya merasa terpukul juga. Saya menyadari tidak mudah bagi Hessa kehilangan calon anak yang selama ini ia perjuangkan keberadaannya. Ketika bahagia datang, justru duka merenggutnya seketika. Pada bagian ini memang lebih banyak narasi. Penempatannya sangat tepat ketika penulis ingin mengungkapkan lebih banyak mengenai isi hati, pikiran, suara batin dari seorang Afnan sebagai seorang suami dan calon ayah. Bagian yang sangat mengharukan.

Petik-petik.
Menikah itu bukan gambaran manis seperti pada saat dilangsungkannya pesta. Ada banyak lembaran baru yang lebih berwarna. Yang dibutuhkan, hati yang kuat dan keyakinan dengan pilihannya. Dua manusia yang dijadikan satu, dengan perbedaan yang melekat sejak mereka kecil, untuk menyamakannya tidak semudah membalik telapak tangan. Yang dibutuhkan, hati yang luas dan penuh ikhlas.

Catatan menarik.
  • Laki-laki yang baik itu walaupun tidak mencintaimu, dia tidak akan menyakitimu. [hal. 7]
  • Jangan biasakan diri kamu dengan prasangka buruk. Itu mungkin yang bikin kamu susah dapat pacar. [hal. 8]
  • Waktu adalah sesuatu yang paling bisa menghibur kita. [hal. 10]
  • Anak-anak ini kecil dikasih makan di rumah, besar bisa nyari makan, nggak ingat rumah. [hal. 16]
  • Bahwa menjadi orang yang sukses dalam pekerjaan itu biasa banget. Sukses menjadi suami dan ayah yang hebat itu baru luar biasa. [hal. 45]
  • Jodoh yang baik itu adanya di tempat yang baik. [hal. 53]
  • Tuhan menciptakan pasangan untuk setiap manusia. Sekeras apa pun manusia menolak, kalau memang sudah ditakdirkan pasangan itu akan bertemu. Juga sebaliknya. [hal. 72]

Final. Rating.
Novel My Bittersweet Marriage seperti pelajaran dan modul untuk siapa saja yang belum menikah untuk menjelang pernikahannya suatu saat nanti. Mengungkap bagaimana menyikapi konflik yang kerap muncul dan memberikan solusi yang pas. Akhirnya saya memberikan rating novel ini sebesar 3 bintang dari 5 bintang.

Penulis.
Ika Vihara memiliki hobi menulis dan entah sejak kapan. My Bittersweet Marriage ini adalah novel debutnya. Penulis bisa dihubungi di Twitter @IkaVihara atau email ikavihara@gmail.com.