Agustus 03, 2016

Wishful Wednesday: 2 Buku Berlatar Bunga-Bunga


Selamat hari Rabu!
Selamat Wishful Wednesday!

Setiap hari hampir selalu ada buku yang terbit. Dari berbagai genre, dari berbagai penerbit, dari banyak penulis. Saya sebagai pembaca novel sering kali ngiler membaca informasi buku-buku baru. Alhasil, saya berharap bisa membaca buku-buku baru tadi. Dan blog https://perpuskecil.wordpress.com/ memberikan saya kesempatan untuk menuliskan harapan itu dalam postingan Wishful Wednesday. Rasanya saya tidak akan bosan menuliskan buku apa saja yang saya impikan. Harapannya, buku-buku itu kelak bisa saya miliki.

Untuk minggu ini saya sedang naksir 2 buku sekaligus.Yuk, intip saja informasinya!

1. JUVENILIA by Jane Austen


“Jaga dirimu dari jebakan cinta pertama dan kau tak perlu takut terhadap cinta yang datang berikutnya.”

Cinta pertama, perjodohan, dan cinta tak berbalas adalah beberapa topik mengenai percintaan yang diangkat Jane Austen dalam Juvenilia. Namun tak hanya itu. Intrik politik pun tak luput dari sorotan mata tajam sang penulis legendaris ini.

Juvenila adalah kumpulan karya-karya Jane Austen berupa novela, cerpen, puisi, bahkan penggalan skenario drama yang ditulisnya ketika masih remaja.

Dituturkan dengan gaya bahasa yang lugas dan cerdas, buku ini merekam sudut pandang Jane Austen remaja dalam memandang arti cinta, persahabatan, dan keluarga. Tak heran bila karya-karya ini menjadi jejak awal Jane sebagai penulis yang sukses melahirkan karya yang diapresiasi pembaca sepanjang masa.


2. THE CONVENIENT MARRGIAGE by Georgette Heyer


“Horatia, jadi kau tanpa tahu malu meminta Lord Rule menikahimu?”
“Ya,” jawab Horatia tegas. “Aku harus melakukannya.”
“Dia pasti luput menyadari,” ujar Charlotte, “bahwa kau gagap.”
Horatia mengangkat dagunya. “Aku menyinggung b-bah-wa aku g-gagap
dan dia mengatakan dia j-justru suka!”

Horatia Winwood sangat sadar dirinya tidak secantik sang kakak, Elizabeth Winwood. Dia pun tahu cara berbicaranya yang gagap bisa menjadi penghalang dirinya dalam mendapatkan pasangan ideal.

Namun, Horatia memberanikan diri mendatangi Marcus Drelincourt, Earl of Rule, yang sebelumnya tengah mengajukan pinangan pada kakaknya, Elizabeth. Semua itu dilakukan bukan untuk kepentingan dirinya sendiri, melainkan demi kelanjutan kisah cinta sang kakak yang sudah memiliki pujaan hati.

Sang Earl ternyata bersedia menikahi Horatia. Pria itu menyangka selanjutnya semua hal akan berjalan sesuai rencananya. Hanya saja takdir berkata lain dan hati tak dapat dibohongi. Akankah pernikahan yang berawal tanpa cinta ini bertahan?


# # #
Bagaimana dengan kedua buku di atas, menarik bukan? Kedua buku tadi diterbitkan oleh Noura Books Publishing. Dan keduanya masuk kategori novel romance klasik. Menurut saya latar kover yang berbunga-bunga itu, memikat mata. Membuat tambah penasaran dengan cerita di dalamnya. Semoga segera saya miliki kedua judul buku di atas. Amin.

Agustus 02, 2016

[Resensi] Jodoh - Fahd Pahdepie


Judul buku: Jodoh
Penulis: Fahd Pahdepie
Penyunting: Ika Yuliana Kurniasih
Perancang sampul: labusiam
Pemeriksa aksara: Achmad Muchtar
Penata aksara: Martin Buczer
Terbit: Februari 2016 (cetakan kelima)
Penerbit: Penerbit Bentang
Tebal buku: viii + 246 halaman
ISBN: 9786022911180
Harga: Rp 54.000 (sebelum diskon, bukabuku.com)

Cinta tak sesederhana kata-kata “aku cinta kamu dan dunia harus mengerti itu”, cinta adalah “aku cinta kamu dan karenanya aku juga harus mengerti dunia di sekelilingmu”. [hal. 199]

Jodoh adalah buku pertama yang saya baca dari penulis bernama Fahd Pahdepie. Sebelum membeli bukunya, saya beberapa kali mendapati informasi mengenai buku ini di lini twitter. Berkat itu, penilaian saya terhadap buku ini lumayan besar.

Saya mengira buku ini akan memberikan gambaran mengenai Jodoh dengan lebih jelas melalui karakter yang dihadirkan. Di benak saya, buku ini akan mirip novel religi seperti Ayat-Ayat Cinta. Begitu beberapa bab pertama saya baca, saya sadar ini bukan novel yang ada di bayangan saya. Dan sangat mubadzir jika saya harus menghentikan membacanya.

Jodoh ini bercerita tentang Sena yang jatuh cinta pada Keara sejak mereka masuk SD. Cinta yang kadang membuat Sena merasa rindu, sedih, dan merasa harus berjuang, bukan sekedar cinta biasa. Perasaan itu tumbuh semakin subur seiring bertambahnya usia. Namun ternyata penyakit yang diderita Keara sempat membuatnya mempertanyakan, berjodohkah dirinya dengan Keara.

Satu kata yang muncul untuk karakter Sena ketika saya mulai mengenali sosoknya; pecundang. Ada pergulatan pikiran mengenai pemilihan penulis untuk karakter Sena ini, yang menurut saya sangat melow, tidak dewasa dan terkesan dipaksakan menjadi ‘soleh’. Pertama, ketika Sena dan Keara melanggar banyak aturan pesantren. Secara sudut pandang pertama, saya menemukan banyak narasi yang menunjukkan kalau Sena itu sadar dengan kesalahan yang tengah dilakukannya. Namun ternyata ia tetap meneruskan kesalahan itu; pacaran. Meski sudah menerima teguran keras, kesalahan itu diulanginya. Bahkan tambah parah. Ini yang membuat saya geleng-geleng kepala. Pemilihan memasukkan narasi sosok soleh untuk menggambarkan sosok yang nakal rasanya sangat bersebrangan.

Kedua, keputusan Sena meninggalkan Keara tahunan dengan alasan menjaga diri dari dosa. Terlalu mengada-ada mengingat bagaimana ia pernah memperlakukan Keara sebelumnya. Dan jika sudah menyadari batasan, rasanya kalau sampai tidak berkomunikasi, tindakan Sena sudah kategori keterlaluan. Apalagi sampai melarang temannya memberitahukan mengenai keberadaannya. Tindakan seperti ini lebih pantas jika dilakukan oleh pihak Keara.

Gaya bercerita penulis pun terlalu dibuat indah. Banyak sekali dialog antara Sena-Keara yang jika di diucapkan lantang menjadi terdengar lucu. Bukan bahasa orang yang sedang ngobrol atau diskusi. Mungkin maksud penulis agar buku ini bisa lebih menyerap dibaca. Entah ada apa dengan saya yang menganggap gaya menulis Fahd bukan selera saya.

Untuk intisari mengenai judul bukunya sendiri, saya tidak mendapatkan gambaran mengenai Jodoh itu seperti apa. Menurut saya penulis membuat penyampaian inti cerita menjadi berbelit-belit dan justru membingungkan sebenarnya pembaca akan dibawa pada pengertian mengenai Jodoh yang bagaimana. Saya hanya paham jika keduanya mencinta dan sudah memperjuangkan cintanya.

Maaf ya jika saya menuliskan lebih banyak minus-nya. Nah, untuk kelebihan buku ini justru pada penyampaian pesannya yang sangat dewasa. Saya menyukai pesan-pesan kebaikan yang diselipkan penulis untuk setiap babak yang dialami Sena dan Keara. Kovernya pun sangat memikat dan bisa memikat pembaca untuk membeli. Apalagi judulnya "Jodoh" yang kerap membuat sisi sentimen manusia terusik untuk mencari tahu.

Dan menurut saya buku ini pas dibaca untuk pembaca yang memang ingin tahu Jodoh dalam bentuk yang berbeda. Akhirnya saya memberikan rating untuk buku ini 2 bintang dari 5 bintang.

Juli 30, 2016

[Resensi] Something Like Fate - Susane Colasanti


Judul buku: Something Like Fate; Garis Takdir
Penulis: Susane Colasanti
Alih bahasa: Ersa Atika Sari
Editor: Ratna Kusumastuti
Terbit: Maret 2012
Penerbit: PT Elex Media
Tebal buku: vi + 358 halaman
ISBN: 9786020022680
Harga buku: Rp 53.800 (sebelum diskon, bukukita.com)

Lani dan Erin adalah sahabat sehidup semati. Mereka berbagi kisah masa kecil yang membuat mereka tak terpisahkan. Keduanya sama-sama mengagumi ramalan dan takdir. Persamaan mereka berdua hanya sampai di situ, selebihnya sifat mereka cukup berbeda. Lani seorang Taurus yang tak masalah jika harus melakukan segalanya sendiri, sementara Erin seorang Leo yang lebih suka bersosialisasi dan berkelompok.

Tetapi semua itu berubah ketika Erin memperkenalkan pacarnya –Jason, kepada Lani. Lani dan Jason seakan memiliki ikatan emosional walau mereka baru pertama kali bertemu, dan itu terlihat jelas karena Blake –sahabat Erin dan Lani, juga mengakuinya...

Review
Bukan ide cerita baru sebenarnya, namun novel ini terasa segar. Mengingat penulis memakai tokoh utama yang terkesan jahat karena menjalin asmara dengan pacar sahabatnya. Perasaan, jalan pikiran dan logika tokoh-tokohnya dimainkan dengan sangat maksimal sehingga pembaca ikut hanyut mengikuti jalan cerita. Meski ada tiga karakter sentral, saya hanya merasa Lani saja yang mendapat porsi besar. Berimbas pada perubahan kesan membaca saya, dimulai dari kesal terhadap Lani menjadi simpati. Penulis membuat pembaca memaklumi dengan posisi Lani. Ini berkaitan dengan masalah hati, masalah yang tidak bisa dikendalikan oleh keinginan saja.

Selain cerita mengenai ketiga anak manusia yang memperumit hubungan asmara-persahabatan, ada juga konflik mengenai penerimaan jati diri. Diwakili Blake yang menyembunyikan orintasi seksualnya dari sang ayah. Pada menjelang akhir buku, konflik ini muncul dengan sangat jelas dan memberikan jeda untuk konflik utama yang sudah muncul sejak awal buku.

Plot. Setting. Karakter.
Plot-nya menggunakan plot maju. Dimulai membahas kedekatan Lani dan Erin, kemudian masuk ke konflik utama -Lani menyukai Jason di belakang Erin, terakhir berupa penyelesaian efek konflik yang muncul. Ada sih satu bagian flashback mengenai awal munculnya perasaan berhutang budi Lani kepada Erin, namun rasanya tidak harus menyebut itu sebagai plot mundur.

Setting cerita mengambil di New Jersey. Lokasinya lebih banyak di rumah Lani dan di sekolah. Untuk musimnya berganti-ganti selama periode April – Oktober.

Karakter utamanya tentu saja Lani. Gadis yang mandiri, sangat peduli dengan sahabatnya, ramah, seorang pemimpin dan tentu saja pembohong yang payah. Ada Jason, pria yang romantis, pekerja keras, kocak dan cool. Lalu Erin jadi sosok yang mandiri, menyukai kegiatan sosial seperti perkemahan, pendendam, pemarah yang lebih banyak action-nya, dan lebih asyik dengan dunianya sendiri. Blake, cowok gay yang dewasa, humoris, sangat bersahabat dan cuek.

Pesan.
Lani sadar menyukai pacar sahabatnya adalah kekeliruan. Ia tidak kuasa mengendalikan perasaanya. Kemudian muncul kebohongan. Penyesalan tidak bisa dihindari. Sekali lagi, Lani mengabaikan nurani. Hasilnya ia mengalami kepahitan yang panjang dan untuk memperbaiki kerusakannya rasanya mustahil. Penulis mengingatkan pentingnya mendengarkan suara hati.

Catatan favorit.
Masalah besar yang kita hadapi setiap hari sesungguhnya adalah masalah kecil. Kita terfokus pada sesuatu yang mengganggu kita sehingga kita bahkan tak berusaha melihat kehidupan dari sudut pandang yang lebih jelas. [hal. 243]
Akhirnya,
Something Like Fate ini sangat cocok dibaca oleh pembaca yang menyukai kisah romantis dengan karakter muda. Karena berupa terjemahan, kisahnya sangat tidak drama alay. Untuk Something Like Fate saya memberikan 3 bintang dari 5 bintang.

Juli 28, 2016

[Resensi] Badut Oyen - Marisa Jaya, Dwi Ratih Ramadhany, Rizky Noviyanti; Teror Opini Yang Membunuh


Judul buku: Badut Oyen
Penulis: Marisa Jaya, Dwi Ratih Ramadhany, Rizky Noviyanti
Ilustrator: Staven Andersen
Editor: Anastasia Aemilia
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama
Terbit: April 2014
Tebal buku: 224 halaman
ISBN: 97860203499
Harga: Rp 49.000 (sebelum diskon, gramedia.com)

Kejahatan memiliki kesamaan dengan kebohongan. Kebohongan akan selalu diikuti oleh kebohongan yang lain. Kejahatan yang dilakukan akan diikuti kejahatan yang lain. Semua bermula dari ditemukannya tubuh Oyen yang tergantung di dalam kamar oleh Suparni. Suparni sendiri adalah teman kuliahnya yang sudah sangat membantu Oyen selama persiapan menjadi badut dan menjaga toko perlengkapan pesta. Oyen si badut yang dikenal baik, ramah, dan suka dengan anak-anak, tidak pernah terlintas di pikiran para tetangganya akan nekad bunuh diri. Kasak-kusuk kencang menyebut tewasnya Oyen bukan bunuh diri tapi dibunuh.

Tersangka utama adalah Syamsul, rentenir yang beberapa hari sebelum ditemukannya jasad Oyen pernah memukuli Oyen ketika menagih hutang. Beruntung pada saat itu Pak RT membantu sehingga Oyen baik-baik saja. Beberapa hari kemudian justru Syamsul ditemukan tewas mengenaskan. Dugaan orang-orang patah. Dan tanpa bisa dibendung rumor hantu badut Oyen menyebar menghantui lingkungan sekitar. Teror kehadiran hantu Oyen mulai meresahkan warga. Apalagi setelah ditemukan tubuh telanjang bocah bernama Rudi yang sebelumnya dikabarkan hilang sudah dua hari. Warga bertambah takut. Pak RT pun akhirnya melakukan rutial pengusiran hantu yang sebenarnya keputusan itu sangat bertentangan dengan nuraninya. Pak RT melakukan itu atas keputusan warga.

Siapakah sebenarnya hantu badut Oyen itu? Lalu siapa yang membunuh Oyen, Syamsul dan Rudi?

Ketiga penulis berhasil membuat saya bergidik selama membaca bagian teror hantu badut Oyen. Deskripsi mengenai kondisi rumah Oyen pasca meninggal, kehadiran hantu yang tiba-tiba, dan reaksi warga terhadap kemunculan hantu, dikemas dengan apik dan mampu membuat sensasi ketakutan. Pada awalnya, saya sudah menduga kalau Oyen dibunuh oleh si ‘dia’ (biar tidak spoiler). Ekspektasinya, saya ingin kasus pembunuhan ini terungkap ala detektif. Namun menjelang akhir, kemunculan hantu itu justru menodai cerita dengan telak. Apalagi penulis membuat drama untuk mengungkapkan psikologis si pembunuh.

Kejahatan yang dilakukan si ‘dia’, dipicu oleh hubungan yang memang tidak jelas. Sehingga harapan yang berujung salah paham memunculkan niat kejahatan. Nyatanya, kejahatan yang dilakukan akan dibuntuti kejahatan berikutnya untuk menutupi kejahatan sebelumnya. Kejahatan itu terus bergulir tidak berhenti sebelum terungkap. Pesan yang sangat gamlang yang disampaikan oleh penulisnya.

Pandangan orang terhadap satu objek bisa berubah drastis karena situasi. Oyen yang dikenal ramah dan baik akhirnya menjadi korban gunjingan sebagai tokoh jahat atas teror yang muncul. Lingkungan memang bisa membalik opini.

Dan kadang ketidakbenaran bisa menjadi benar ketika mayoritas yang memutuskan. Tercermin dari keputusan memanggil cenayang (menurut saya dukun) untuk mengusir hantu badut Oyen. Pak RT sendiri sadar jika memanggil cenayang adalah ketidakbenaran. Namun jika suara terbanyak mengatakan perlu, Pak RT mengabaikan nilai benar-salah. Bukan tidak mampu melawan keputusan tersebut, Pak RT sadar betul perannya untuk meredakan keresahan warganya.

Struktur cerita yang dibuka prolog ketika ditemukannya tubuh Oyen yang tergantung, cukup menyita perhatian saya. Dilanjutkan oleh flasback pada kehidupan sehari-hari Oyen dan Suparni. Lalu selanjutnya kisah mengalir pada teror-teror hantu badut Oyen. Struktur yang bagus untuk membuat pembaca betah dan bertanya-tanya kebenaran pada kasus badut Oyen.

Ending cerita yang disajikan ketiga penulis tidak mudah ditebak. Terutama mengenai detail bagaimana pembunuh melakukan kejahatannya. Penulis menahan sedikit mungkin petunjuk yang mengarah kepada pembunuh sejak dari awal-awal cerita. Dan saya terkesima pada ide pembunuhan itu yang baru diungkap penulis menjelang akhir buku.

Buku ini sangat saya rekomendasikan untuk yang menyukai cerita hantu dan cerita yang membuat bertanya-tanya. Sebab narasinya sangat menghanyutkan. Akhirnya, saya memberikan rating 3 bintang dari 5 bintang.

Juli 27, 2016

Wishful Wednesday: Sebaiknya Yang Suci Tetap Suci...


Selamat hari Rabu!!!
Selamat Wishful Wednesday!!!

Untuk pembaca buku yang seperti saya, yang tidak bisa dikatakan abege lagi, mulai melirik bacaan yang temanya pernikahan dan rumah tangga. Untuk sekedar mempelajari bagaimana hawa rumah tangga yang melibatkan peran suami-istri-anak. Dan beberapa kali membaca buku dengan tema pernikahan dan rumah tangga ternyata lebih memberi kesan dari pada membaca genre teenlit. Apa yang disampaikan penulis melalui tokoh-tokohnya, seperti pelajaran yang mungkin akan berguna kelak ketika memutuskan menikah dan berumah tangga.

Dan pada wishful wednesday kali ini, saya melirik buku tema pernikahan dan rumah tangga yang diterbitkan oleh penerbit Bhuana Ilmu Populer / BIP. 


Judul buku: Mozaik; Aku, Kamu, Kita, Selamanya
Penulis: Ita Susanto
Penerbit: Bhuana Ilmu Populer
Tebal buku: 200 halaman
ISBN: 9786023941834
Harga buku: Rp 53.000

Kehidupan rumah tangga yang sudah mengunjak tahun kesepuluh membuat kolam cinta Nia kepada David, suaminya, mengering. Kemarau di hati Nia pada akhirnya dipenuhi oleh Kevin, teman masa kecil yang ternyata terobsesi padanya. Lelaki itu mampu membuat Nia merasa istimewa dan diinginkan. Cinta terlarangnya dengan Kevin pun membuat gairah Nia yang hampir padam menyala kembali. Namun, cinta keduanya akhirnya hanya membawa petaka bagi Nia maupun Kevin. kenikmatan sesaat itu akhirnya berbuah penyesalan.
Saya berharap bisa segera berjodoh dengan novel ini dan mencari tahu kisah kelam antara Nia-David-Kevin. Dan saya sangat berterima kasih kepada https://perpuskecil.wordpress.com/ yang menggagas wishful wednesday ini, sehingga saya bisa berharap dan berdoa berjodoh dengan buku-buku bagus.

Amin...

Juli 26, 2016

[Resensi] Diari Hara - Nana Sitompul; Memahami Miskin-Kaya


Judul buku: Diari Hara- Catatan Harian Cowok Cupu
Penulis: Nana Sitompul
Editor: Irna Permanasari
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama
Terbit: Maret 2014
Tebal buku: 232 halaman
ISBN: 9786020302782
Harga buku: Rp 40.800 (sebelum diskon, gramedia.com)

Kalimat yang mengatakan “Masa SMA adalah masa terbaik, sangat menyenangkan dan tidak terlupakan” benar adanya. Saya pun turut setuju mengingat pengalaman sendiri pada saat SMA. Dan novel Diari Hara mengangkat kisah SMA yang berwarna-warni dari sudut pandang cowok bernama Hara yang baru saja naik ke kelas 3. Novel yang bergenre teenlit ini mengupas tuntas keseharian yang biasa dialami murid SMA.

Pada ajaran tahun baru, Hara yang pada hari pertama masuk sekolah tidak bisa hadir, harus menerima keadaan ia duduk dengan cewek bernama Diana Hayati. Di benak Hara, cewek bernama Diana ini akan secantik Putri Diana. Namun begitu melihat sosoknya, Hara hanya bisa menyebut cewek itu dengan sebutan ‘cewek aneh’. Penampilannya lusuh, tidak pakai kaos kaki. Di balik kekurangan itu, Hara harus mengakui kalau Nana-panggilan Diana- termasuk murid yang pintar. Beberapa kali Hara merasa beruntung setim belajar dengannya.

Suatu hari datanglah murid baru yang cantik bernama Sissy. Dan sejak hari pertama Sissy datang, Hara langsung jatuh hati. Kecantikan Sissy bukan hanya diakui Hara saja. Hara akhirnya harus berkompetisi dengan Ramon. Bagaimanakah hubungan Hara, Nana dan Sissy selanjutnya?

Mengingat genre novel ini, sudah bisa ditebak jalan ceritanya sangat ringan. Tidak jauh-jauh dari konflik percintaan SMA, persahabatan dan permusuhan. Setting-nya sendiri lebih banyak di sekolah. Dan bagaimana penulis bertutur dengan membentuk cerita menjadi tulisan diari yang ditulis Hara, menjadi keunikan sendiri. Bentuk demikian sama sekali tidak membuat saya merasa aneh dan janggal mengikuti ceritanya. Untuk ending-nya sendiri, saya merasa terhibur dan cukup bijak dengan keputusan penulis memberi akhir posisi Hara, Nana dan Sissy.

Karakter yang dihadirkan penulis meliputi Hara, Nana, Sissy, Ramon, dan peran pendukung lainnya, sudah sangat hidup. Pada awalnya, Hara punya stigma negatif terhadap orang miskin. Kesederhanaan yang diajarkan ayahnya semacam keluhan yang kerap ia resahkan. Seiring berjalannya waktu perkenalannya dengan Nana, Hara mulai mengerti arti miskin-kaya.

Nana, yang berasal dari keluarga biasa saja, harus berjuang lebih giat di sekolah. Ia sadar diri dengan kekurangannya sehingga ia membatasi pergaulan dengan orang kaya. Dia juga punya prasangka buruk terhadap orang kaya. Setelah mengenal Hara, Nana sadar jika tidak semua orang kaya itu sombong. Contohnya kedua orang tua Hara.

Sissy, yang kemudian menjadi pacar Hara, sering merasa cemburu melihat kedekatan Hara dan Nana. Ini sebenarnya salah Hara yang tidak memberi tahu jika Nana adalah guru les-nya. Salah paham pun muncul. Rasa cemburu itu kemudian terus membesar dan akhirnya hubungannya dengan Hara harus kandas.

Ramon, memiliki kisah tidak menyenangkan yang berkaitan dengan Hara, sehingga Ramon sangat membenci Hara. Dan kehadiran Sissy menjadi ajang buatnya untuk pamer kebisaan, kemampuan, kepada Hara. Apalagi sejak Ramon tahu kalau Hara juga mengejar Sissy.

Kover novelnya sudah bagus. Dengan latar putih dan ada sosok cowok yang mengenakan seragam dan menyandang tas, cukup mempresentasikan isi cerita. Tidak terlalu berlebihan.

Pesan yang coba disampaikan penulis adalah untuk tidak menilai orang dari kovernya. Tidak semua orang kaya itu sombong. Tidak semua orang miskin itu tidak memiliki harga diri. Jadi sebaiknya sebelum menilai orang lain, kenalilah terlebih dahulu.

Novel Diari Hara ini cocok dibaca oleh kalangan pelajar SMP-SMA. Banyak sekali nilai-nilai kebaikan yang bisa dipetik di dalamnya. Dan akhirnya saya memberikan rating 3 bintang dari 5 bintang.

Energi bisa habis untuk membenci. [hal.134]
Menangis itu hakikat manusia. [hal.141]

Kita baru merasa kehilangan seseorang ketika dia pergi. [hal.207]