September 08, 2016

[Intermeso] Sulitnya Membaca Buku Tebal


Nah, berbicara soal judul di atas, tebal yang saya maksud pasti ukurannya berbeda-beda setiap orang. Ukuran buku tebal menurut kamu itu berapa halaman?

Saya sendiri mulai memilih beberapa buku yang tebal halamannya tidak lebih dari 300 halaman. Kemampuan saya memahami cerita tidak perlu ditanyakan. Saya sudah lama menyukai kegiatan membaca. Namun sebagai orang yang suka meresensi, ada kalanya saya juga harus jeli memahami detail cerita dan kadang itu membuat saya justru tidak mendalami cerita. Sayang sekali bukan, apalagi jika cerita bukunya sangat, sangat, sangat menarik.

Untuk buku yang halamannya lebih dari 300 halaman, yang saya takutkan adalah ketika kemudian saya harus berhenti membaca karena merasa jenuh. Rasanya sedih jika mengalami pengalaman begitu. Waktu yang dihabiskan jadi dirasa percuma. Resensi pun tidak bisa dilakukan pada buku tersebut. Nah, itu jika bukunya tebal. Saya punya pengalaman membaca buku yang kurang dari 300 halaman dan ternyata harus mentok juga. Biasanya terjadi karena mood saya yang anjlok akibat ada masalah pribadi. Jangankan membaca buku, otak melulu diisi memikirkan masalah yang menghadang.

Tantangannya ketika membaca buku yang kurang dari 300 halaman, pas ketemu momen mentok, saya bisa memaksakan diri menuntaskan baca. Perjuangan yang dilakukan tidak terasa berat hingga harus berlelah-lelah. Dan imbalan menyenangkan tentu saja sebuah resensi di blog ini. 

Jadi seberapa kuatkah kalian membaca banyak halaman buku?

September 07, 2016

Wishful Wednesday: Berkenalan Dengan Spring & Lara Jean

Selamat hari Rabu!
Selamat Wishful Wednesday!

Tidak ada kata bosan untuk terus memupuk harapan buku-buku apa yang diinginkan. Seiring fakta yang mengatakan jika hampir setiap minggu ada buku bagus terbit, selama itu pula harapan mengoleksi buku tidak akan raib. Maka berterima kasih sekali saya kepada Perpuskecil yang menggagas mengakomodir harapan tadi melalui postingan di blog.

Minggu ini saya jatuh cinta pada buku yang judulnya To All The Boys I've Loved Before karya Jenny Han. Saya memang pernah mendapati promosi yang hype untuk buku ini, namun saya belum terlalu ngeh buku macam apa. Hingga sampai pada hari ini, saya mampir di blog Mbak Dian Putu, dan yang diceritakan dia mengenai buku ini membuat saya ingin membacanya juga.

To All The Boys I've Loved Before by Jenny Han

Novel ini bercerita mengenai Lara Jean yang membuat surat cinta dan menyimpannya. Lalu takdir memainkan peran hingga surat itu sampai kepada cowok-cowok yang pernah ditaksirnya. Kemelut antara Lara Jean dan cowok-cowok tadi membuat novel ini dilabeli sebagai novel romantis dan humoris. Beberapa blogger buku berpendapat jika novel ini keren. Sebab akan ditemukan banyak kekonyolan Lara Jean yang memang karakternya lugu. Aih, saya tambah penasaran ingin berkenalan dengan Lara Jean.

Dan mungkin jika sampai saya bisa membaca buku ini, artinya saya pecah telur mencicipi dapur penerbit Spring. Penerbit yang satu ini memang cukup spesifik mempublikasikan buku-buku terjemahan dari luar. 

Segitu saja wishful wednesday kali ini. Doakan terus ya semoga saya banyak berjodoh dengan banyak buku sehingga saya juga bisa mengabari buku-buku apa saja yang pas untuk dibaca pada berbagai keadaan dan mood. Amin ya Rabb! :) :)

Untuk yang mau ikutan wishful wednesday, silakan mampir di blognya Kak Astrid ya!

:) :) :)

September 06, 2016

[Resensi] Sebuah Usaha Melupakan - Boy Candra

Sebuah Usaha Melupakan bukan bacaan menyenangkan untuk saya. Mungkin bacaan menyenangkan untuk kalian. Ada jiwa pecundang untuk ‘Aku’ yang membuat saya tidak sepaham. Dalihnya karena cinta yang teramat dalam. Namun bagi saya, cinta tidak perlu melemahkan dan kemudian meratapi berkepanjangan. Cinta itu permainan hidup yang sebenarnya bisa dipahami oleh hati sekaligus oleh otak.

Judul: Sebuah Usaha Melupakan
Penulis: Boy Candra
Penyunting: Dian Nitami
Proofreader: Agus Wahadyo
Desain cover: Budi Setiawan
Penata letak: Didit Sasono
Terbit: 2016
Penerbit: Mediakita
Tebal buku: ii + 306 halaman
ISBN: 9789797945206
Harga: Rp 65.000 

Cinta itu perpaduan antara cinta sekali dan benci sekali. Ini tentang ‘Aku’ yang pada mulanya memuja ‘kamu’ dengan segenap hati. Kemudian mengutuk ‘kamu’ karena cinta yang tak berjalan sesuai keinginan.

Sebuah Usaha Melupakan adalah buku Boy Candra yang pertama saya baca. Buku bergenre non-fiksi. Dan saya harus jujur, ini bukan perkenalan yang baik.

Saya menangkap isi buku Sebuah Usaha Melupakan sebagai jurnal percintaan si ‘Aku’. Di mulai dari manisnya hubungan yang terjalin meski LDR. Kemudian melahirkan banyak harapan dan janji. Berlanjut pada konflik hubungan dengan adanya orang ketiga, lalu berakhir pada penyembuhan hati yang terluka.

Karena buku ini ditulis penulis pria, ritme percintaan yang dialami si ‘Aku’ mempresentasikan cinta yang tidak biasa. Di mata saya, si ‘Aku’ jadi sosok pecundang. Terlalu egois untuk memiliki cinta namun tidak berjuang sepenuh hati. Menurut si ‘Aku’, perjuangannya sudah sangat maksimal.

Yang membuat saya tidak menyukai isi buku ini adalah:

Pertama, si ‘Aku’ menuliskan bagaimana rasa cintanya yang terlalu dalam, terkesan hanya kuat di kata-kata. Saya sudah meyakini kalau si ‘Aku’ akan gagal karena perempuan itu butuh cinta yang wajar. Perempuan memang suka kalimat manis namun perempuan punya kadar rasa manis yang diingininya. Dan apa yang dirasakan si ‘Aku’ yang begitu besar membuatnya lupa bagaimana membuat si perempuan bisa nyaman, senang dan bahagia. Katakan saja si ‘Aku’ sebagai pembual.

LDR bisa menjadi sebab. Tapi apa yang dilakukan si ‘Aku’ seharusnya tidak menghalanginya untuk bertemu si perempuan paling tidak dua kali sebulan. Si ‘Aku’ sibuk membenarkan alasannya kerja sebagai perjuangan untuk si perempuan. Dan saya pun tidak setuju sebab bagi perempuan kebanyakan menganggap kehadiran pasangan sebagai kebahagiaan.

Kedua, saya paham jika kemapanan banyak dicari perempuan dari pasangannya. Memulai fokus bekerja ketika memutuskan memiliki pasangan bisa disebut kesalahan. Baiknya, sebelum memiliki pasangan, kemapanan sudah di tangan. Kadang waktu yang dihabiskan untuk meraih kemapanan akan menunda berlangsungnya hubungan serius. Contohnya menunda pernikahan. Padahal bukan rahasia lagi, perempuan butuh kepastian.

Ketiga, pandangan si ‘Aku’ terhadap si perempuan yang berubah-ubah. Pada awalnya, si ‘Aku’ sangat memuja dan memuji si perempuan dengan kalimat-kalimat indah. Begitu hubungan mereka rusak, si ‘Aku’ menghujat dan memaki si perempuan seperti lupa dahulu pernah memuji dan memujanya. Ini membuat saya merinding lantaran betapa konyolnya si ‘Aku’. Seolah-olah si 'Aku' tidak menyadari keberadaan takdir jodoh yang ditentukan Yang Maha Esa.

Kau bukan orang yang layak diperjuangkan sepenuh hati. [hal. 153]
Waktu akan mengutukmu, hingga tak ada satu hal pun yang menjadi bahagia yang bersedia mengetuk dadamu. [hal. 160]
Di luar isi buku, saya menyukai bahasa yang digunakan penulis. Banyak kalimat indah, banyak kosa kata manis, yang membuat saya betah membacanya. Sedangkan cover bukunya, lumayan memberi gambaran mengenai isi di dalamnya. Bahkan saya berpendapat mengenai kenapa di cover-nya muncul sosok anak-anak. Itu seakan ingin menunjukan jika si ‘Aku’ memang masih bersifat dan bersikap kekanak-kanakkan.

Hal berguna membaca buku ini, mengajarkan kepada banyak pria untuk lebih memahami sisi perempuan masa kini. Mereka cerdas, mereka pintar, cinta saja tidak cukup membuat mereka mau diimami kita. Sebab hidup bukan butuh cinta saja, tapi butuh materi juga. Dan sebesar apa pun rasa cinta yang dimiliki pria untuk wanita, jika si pria hanya mengumbar lewat kata-kata saja tanpa ada aksi yang nyata, itu alasan kuat kenapa si wanita berhak menolak si pria dan mencari pilihan yang lain.

Akhirnya, rating yang bisa saya berikan sebesar 2 bintang dari 5 bintang.


September 03, 2016

Wishful Wednesday: Happy Anniversary PerpusKecil!

Selamat Hari Rabu!
Selamat Wishful Wednesday!
Happy Anniversary PerpusKecil
<:-p <:-p <:-p

Kesempatan kali ini saya ikut berbahagia atas kebahagian Mbak Astrid yang sudah menggagas Wishful Wednesday selama 7 tahun. 7 tahun bukan waktu sebentar untuk memelihara program blog. Butuh komitmen untuk konsisten mengawal WW ini hingga bisa mencapai usia sekarang. Jangankan mengawal program blog ya, baca buku saja kadang ketemu malesnya. 7 tahun merupakan prestasi yang WAH sekali dan patut atuh di apresiasi.

Blog PerpusKecil dimulai dengan postingan buku 80 Hari Keliling Dunia by Jules Verne tertanggal 28 Agustus 2009. Berangkat dari situ, blog ini mulai merangkak untuk tetap eksis. Dan saya kira tahun 2013 adalah masa keemasan blog PerpusKecil. Parameternya bisa dilihat dari jumlah Mbak Astrid mem-posting blognya. 

Sehubungan dengan event yang membahagiakan itu, Mbak Astrid menyebarkan kebahagian dengan membagikan kompetisi yang seperti biasa. Saya yang memang baru banget mengikuti Wishful Wednesday ini, tentu ikut ambil bagian dengan harapan bisa menjadi yang tertular kebahagiaan Mbak Astrid. Nah, ada Rp 120.000 berupa buku yang dijanjikan Mbak Astrid sebagai reward, maka saya pun mencari judul-judul yang benar-benar menarik. Berikut buku pilihan saya, Mbak:

1. Milea by Pidi Baiq

Buku Milea ini merupakan buku seri ketiga dari Dilan. Kedua buku sebelumnya sudah saya baca dan saya sangat menyukainya. Yang menarik dari karya Pidi Baiq adalah cerita yang diutarakan sangat apa adanya. Ditambah dengan kosa kata yang menurut saya nyeleneh, membuat buku seri Dilan sangat unik dan menarik. Banyak juga pelajaran hidup yang disampaikan penulis dengan sedikit bumbu komedi yang bisa bikin pembaca senyum-senyum seperti orang gila :)

Harga yang dibandrol adalah Rp 67.150. Klik link di atas untuk informasi


2. Roma by Pia Devina

Penerbit Grasindo memang sedang menerbitkan series Cerita Cinta dengan latar kota besar di dunia. Salah satu buku yang membuat saya tertarik adalah Roma by Pia Devina. Saya melirik buku ini lantaran nama penulisnya yang tidak asing. Saya pernah membaca salah satu buku penulis; Kata Dalam Kotak Kaca. Buku itu menarik dan saya memberi rating 4 dari 5 untuk eksekusi cerita yang mengaduk emosi. Dan saya masih betah jika diberikan kesempatan untuk membaca karya Pia Devina yang terbaru ini. 

Buku dibandrol seharga Rp 44.000. Klik link di atas untuk informasi.

***
Demikian Wishful Wednesday saya. semoga kedua buku tadi menjadi jalan saya mendapatkan keberuntungan pada giveaway kali ini. Amin ya Rabb! O:) O:)

Dan yang belum ikutan wishful wednesday ini, ayo atuh ikutan. Sok lah mampir sejenak ke blognya PerpusKecil.

:) :) :)

Agustus 22, 2016

[Resensi] Kevin Faldey; Taxi & The City - Erike Yuliartha

Mengagumkan, satu kata dari saya untuk novel Kevin Faldey; Taxi & The City. Cerita sederhana yang mengalir, memberikan banyak pelajaran yang mungkin kita sudah lupakan. Kesederhanaan, berbakti, perjuangan, terima kasih, maaf, penghiburan, dan masih banyak kosa kata lainnya yang mewakili isi novel. Saya bersyukur dipertemukan dengan novel luar biasa ini sehingga sadar jika menjadi pribadi yang baik adalah mutlak bagian dari ‘bahagia’.

Judul: Kevin Faldey; Taxi & The City
Penulis: Erike Yuliartha
Editor: A. Ariobimo Nusantara
Asisten Editor: Fanti Gemala
Desainer cover & ilustrasi: Rio Siswono
Penata isi: Novita Putri
Terbit: September 2014
Penerbit: PT Grasindo
Tebal buku: xiii + 213
ISBN: 9786022517030
Harga: Rp 47.000

Setelah Ibu kandungnya meninggal, Ibu Tini menggantikannya. Tidak ada yang berbeda kasih sayang antara keduanya bagi Kevin. Dia bersyukur memiliki dua ibu yang hebat. Suatu hari Ibu Tini pergi dari rumah. Ayah menyimpan sesal. Kevin kehilangan. Lalu, Ayah dan Kevin memulai pencariannya menemukan Ibu dengan jadi supir taxi. Berhasilkah mereka menemukan Ibu?

Tema novel ini adalah keluarga. Lebih banyak menceritakan mengenai hubungan ayah dan anak yang diwakili Pak Arfi Bastian dan anak laki-lakinya; Kevin Faldillah. Hubungan keduanya semakin erat setelah Ibu Tini meninggalkan rumah karena satu alasan. Kerinduan pada ibu yang dirasakan Kevin tidak berkurang sedikit pun. Pak Arfi Bastian yang awalnya kerja di bengkel memutuskan jadi sopir taxi demi mencari istrinya.

“Kalau jadi sopir taxi, Ayah bisa keliling kemana-mana. Siapa tahu nanti ketemu ibumu.” [hal.21]
Sebenarnya novel ini memberikan porsi kisah cinta-cintaan Kevin dengan dua gadis. Namun porsinya yang tidak sampai seperempat buku, jadi saya menganggap itu hanya warna-warni cerita. Bukan tema kedua.

Novel ini dibagi menjadi tiga episode. Episode pertama lebih banyak menceritakan masa kecil Kevin hingga ia lulus SMA. Ada banyak babak hidup yang diungkap termasuk awal mula kehilangan Ibu Tini dan kerinduan sosok ibu yang kerap ia tangisi, pertemanannya dengan David dan Sigit, kesukaannya pada sosok Kevin Costner dan tentu saja cinta monyet pertamanya pada Nancy.

Episode kedua menceritakan masa kuliah Kevin hingga ia kerja sebagai resepsionis di salah satu hotel. Karakter pada episode ini tergali sangat baik. Kevin menjadi sosok sederhana, rendah hati dan sangat menyayangi ayahnya.

“Gaji pertamaku semua buat Ayah. Masih ada uang di tabunganku...” [hal.114]
Episode ketiga menceritakan Kevin yang telah menjadi sopir taxi. Kerinduan pada ibu dan pencariannya tidak berhenti. Kevin bertemu banyak orang dan semakin banyak ia belajar dari para penumpang. Banyak pengalaman yang dibagikan pada episode ini dan banyak pelajaran hidup yang bisa dipetik.

Sepanjang membaca novel ini, pembaca akan diberikan nasihat kebaikan yang disampaikan tidak menggurui. Melainkan melalui pengalaman dari penumpang taxi yang diceritakan Ayahnya dan Kevin. Menjadikan novel ini penuh pesan moral.

Kevin Faldey sendiri menggunakan alur maju. Menceritakan tahap-tahap Kevin menjadi dewasa berkat didikan sang Ayah. Dengan gaya bahasa yang diksinya sederhana, membuat saya mudah saja menyelesaikan baca buku ini tanpa ada kendala. Sudut pandang yang dipakai orang pertama dari Kevin. Penulis juga kerap menyisipkan bagian cerita dengan PoV orang ketiga dari sosok orang lain. Solusi untuk memantapkan rasa cerita dengan membuat cerita terpapar utuh. Sedangkan setting cerita berada di kota Jakarta (sehari-hari Kevin) dan Jogjakarta (sewaktu Kevin liburan).

Kevin tidak pernah tahu, di desk resepsionis yang sedang sepi, Leona gundah karena kepergiannya. Sejak SMP dulu, ia sebenarnya sudah mulai “menaruh hati” pada Kevin, hanya saja ia tahu Kevin dekat dengan Nancy. Kini, saat waktu mempertemukan mereka kembali, rupanya Leona masih tertarik pada Kevin. Ia menyesal tak bisa menyampaikan perasaannya. Ia Cuma bisa berharap, kesempatan itu akan datang sekali lagi, suatu saat nanti. [hal.122]
Karakter-karakter yang muncul: Kevin Faldillah, Pak Arfi Bastian, Ibu Tini, Sigit, Ibu Siti, Pak Heru, Pak Yanto, Om Ary dan Istrinya, David, Nancy, Leona, Michael, Samantha, Mas Arman, Pak Yusuf, Ibu Ambar, dan penumpang lainnya yang tidak disebutkan namanya.

Novel ini saya sangat rekomendasikan dibaca siapa pun. Lantaran pesan moralnya yang baik dan memang novel ini sangat sederhana dipahami, dihayati, diikuti. Akhirnya saya memberikan rating 4 bintang dari 5 bintang.


Agustus 17, 2016

Wishful Wednesday: Petualangan Tom


Selamat hari Rabu!
Selamat Wishuful Wednesday!

Minggu ini saya ingin berbagi harapan mengenai buku yang ingin dipunyai. Buku tersebut adalah buku klasik. Bercerita petualangan bocah nakal. Saya pernah membacanya dulu pas SMP. Waktu itu saya meminjam buku ini di perpustakaan sekolah. Buku ini juga bisa dikatakan awal mula saya mulai menyukai novel. Dan kesannya waktu itu sangat amazing!

Penasarankan buku apaan? Judulnya kok ada Tom-nya gitu, jangan-jangan Tom & Jerry nih? Hahaha, salah. Intip yuk berikut ini:

Judul: Petualangan Tom Sawyer
Penulis: Mark Twain
Penerbit: Kepustakaan Populer Gramedia
ISBN: 9786024240349

Kisah petualangan remaja karangan Mark Twain dengan latar belakang alam bebas di tepi Sungai Mississippi ini merupakan salah satu karya klasik Amerika. Tom yang nakal tinggal di rumah Bibi Polly yang dermawan. Setelah bertengkar dengan sahabatnya, Becky Thatcher, Tom pergi bertualang bersama Huck Finn, temannya. Secara kebetulan keduanya menyaksikan penjahat menusuk seorang dokter hingga meninggal. Si pembunuh menggenggamkan pisau itu di dalam tangan seorang pemabuk. Diselingi pengembaraan dan tingkah polah yang serba
nakal dan berani, Tom dan Huck dapat menemukan tempat persembunyian si pembunuh.

Apa alasan memilih buku ini?

1. Saya ingin bernostalgia dengan polah Tom. Dan saya masih ingat adegan ciuman Tom dengan teman perempuannya di lorong.

2. Saya selalu menyukai cerita yang ada petualangannya. Seperti saya melakukan perjalanan tanpa harus melakukannya.

Dua alasan itu cukup mewakili kenapa saya memilih buku Petualangan Tom Sawyer karya Mark Twain untuk episode wishful wednesday minggu ini. Terima kasih untuk penggagas wishful wednesday ini; https://perpuskecil.wordpress.com/. 

Semoga saya segera memiliki buku ini. Amin.