September 12, 2018

[Resensi] Arwah - Jounatan & Guntur Alam


Judul: Arwah
Penulis: Jounatan & Guntur Alam
Penerbit: PT Elex Media Komputindo
Terbit: Desember 2017
Tebal: 172 halaman
ISBN: 9786020451176
Harga: Rp46.800
Nilai: 2/5

Setelah lama tidak bisa menyelesaikan satu bacaan pun, akhirnya saya bisa pecah telur dengan membaca tuntas novel horor berjudul Arwah. Novel ini ditulis duet oleh Jounatan dan Guntur Alam, dan didaulat sebagai novel pertama dari novel trilogi. Buku keduanya sudah terbit juga, berjudul Tumbal. Sedangkan novel ketiganya sedang dalam proses penulisan, berjudul Ritual.

Novel Arwah bercerita tentang tiga teman kelas XI di SMA Victoria yaitu Jounatan, Nayla dan Leo. Jou diperkenalkan kepada Kak Bram yang merupakan kakak laki-laki Melodi, teman perempuan yang diam-diam menyukainya, untuk pekerjaan di Diskotek Lipstik. Kunjungan pertama mereka ke diskotek itu berujung tragedi yang melibatkan sosok hantu berambut gondrong dan memakai kaus kuning bertuliskan Nirvana. Hantu tersebut dikenal sebagai hantu Budi Lupus. Kemudian ketiganya diteror dengan sadis.

Apa hubungan benang merah antara Diskotek Lipstik, hantu Budi Lupus dan Jounatan?

Secara umum saya rada kecewa dengan ceritanya.

Novel Arwah ini memang mengambil genre yang jelas, novel horor. Tetapi, buat saya aura horor itu menjadi tidak horor lagi ketika adegan horor dimunculkan terlalu sering. Sejak Jounatan pergi ke Diskotek Lipstik, rasanya hidup Jounatan diganggu mulu oleh hantu Budi Lupus. Bukan sekali atau dua kali, setiap ke toilet, di rumah, di diskotek, Jounatan selalu dihantui. Saya sebagai pembaca bukannya merasa ngeri dengan kehadiran hantunya, justru makin bertanya-tanya, apa benar novel horor harus hantunya dimunculkan setiap saat begini.

Bahkan narasi mengenai hantunya diulang berkali-kali, seperti darah yang menetes dari hantu, bau rokok yang menguar, hingga bau amis darah. Sehingga saya beberapa kali meloncati paragraf yang menjelaskan kehadiran hantu dengan narasi sama karena saya sudah paham sekali ciri hantu dan kehadirannya akan diceritakan seperti itu.

Kemudian, menurut saya alasan Jounatan untuk bekerja terlalu mengada-ada. Sekadar menjadi mandiri dan bukan tuntutan hidup yang kemudian membuat Jounatan mengalami gangguan belajar di sekolah (tertidur di kelas, hal.67), sangat disayangkan. Saya tidak habis pikir penulis mau mengambil alasan aneh ini untuk ukuran anak SMA kelas 2 dengan orang tua yang masih lengkap. Terkesan dipaksakan.

“Jangan dipaksain kerjan Jou. Papa masih sanggup ngumpulin uang buat kuliahmu nanti….” (hal.52)
“Enggak apa-apa. Aku kuat. Udah gede ini. Lagian, kayak yang sering aku bilang, aku mau mandiri, Pa….” (hal.53)
Karakter Jounatan pun tidak pas untuk disukai sebagai karakter utama. Saya paham ketakutan dia yang dihantui mahluk halus. Namun ketika Nay membuka diri menceritakan keganjilan yang ia alami, Jo justru menutup diri terhadap keganjilan yang ia alami. Padahal sebelumnya ada pernyataan ia ingin menceritakan keanehan yang ia alami namun ia takut dengan reaksi Leo atau Nay tidak sesuai yang ia pikirkan. Jadinya situasi yang kontradiksi.

Bisa dikatakan karakter Jou, Nay, dan Leo tidak menonjol. Parameternya, saya tidak mendapatkan kesan mendalam terhadap ketiganya.

Di buku ini juga memuat kebetulan yang membuat saya tidak percaya. Penulis menghadirkan Natali, Pak Narto (satpam) dan Pak Hasta, yang punya kemampuan merasakan keanehan atas keberadaan hantu. Tiga orang terlalu banyak untuk menjadi perantara perasa keberadaan hantu yang bersinggungan dengan tokoh utama Jou.

Selain itu ada teknik penulisan yang tidak saya sukai yaitu penggambaran kejadian aneh yang dinarasikan penulis secara detail tetapi bukan dalam sudut pandang tokohnya. Semacam ada kejadian aneh di belakang punggung tokoh utama yang tidak disadari. Jadinya malah tidak horor lagi.

Tanpa dia sadari, satu per satu pakaian kotor di dalam keranjangnya bergerak ke atas,… (hal.84)
Kesan saya setelah membaca cerita buku Arwah ini adalah capek. Saya merasa dijejali dengan kehadiran hantu yang kelewat sering. Maunya saya, cerita hantu itu dikemas dengan kehadiran hantunya yang tepat waktu dan enggak keseringan, tetapi dibanyakin kegiatan ketiga tokoh utama menelusuri fakta tersembunyi atas misteri hantunya. Biarkan hantu itu muncul di bagian-bagian klimaks saja.

Gara-gara membaca buku ini juga, saya merasa perlu membaca novel genre horor penerbit ‘tetangga’ untuk membandingkan mana teknik yang pas dalam membuat cerita horor. Biarpun banyak catatan di ulasan novel Arwah ini, saya tetap akan melanjutkan ke buku keduanya, Tumbal.

Semoga bisa lekas selesai membacanya!

[Jadi kaku lagi bikin ulasannya. Harap bisa maklum euy]

Mei 09, 2018

[Resensi] Nikmatnya Bersyukur: Merajut Gaya Hidup Penuh Bahagia - Bahrus Surur-Iyunk


Judul: Nikmatnya Bersyukur: Merajut Gaya Hidup Penuh Bahagia
Penulis: Bahrus Surur-Iyunk
Penerbit: PT Elex Media Komputindo
Terbit: 2018
Tebal buku: xxii + 178 halaman
ISBN: 9786020458601
Harga: Rp53.800

Ada yang bilang kalo instagram itu media sosial yang selain menghibur juga membuat banyak orang iri. Pasalnya pengguna di instagram seolah berlomba-lomba memamerkan keunggulan dengan kemasan menarik dan spesial, meski kenyataannya entah kayak gimana. Apapun yang di-posting harus mencapai love banyak, kalo perlu dibanjiri komentar yang berjuta-juta. Ini yang kemudian jadi perhatian beberapa pengguna untuk menganalisa banyak manfaatnya atau justru banyak tidak manfaatnya.

Kalo saya sendiri sudah lama nggak main instagram. Bukan perkara alasan di atas. Saya merasa menggunakan instagram menghabiskan banyak waktu. Sekalinya buka, scroll ke bawah, mendapatkan banyak suguhan informasi, foto menarik, video lucu, dan pas sadar sudah dua jam lebih. Saya menghabiskan dua jam untuk melihat saja. Kalau membaca caption panjang rasanya jarang orang melakukannya. Ada yang salah dengan pola penggunaan begini. Kalo mencari hiburan, saya mending nonton film. Kalo durasinya dua jam, setelah nonton ya sudah nggak akan ditonton lagi karena sudah tahu isi filmnya apa. Sedangkan instagram menjadi candu, bakal buka lagi, lagi, dan lagi.

Saya uninstall instagram dan lebih aktif di twitter yang penggunaanya baik buat saya sebagai orang yang mencari hiburan sekaligus informasi dunia blog.
Menilik cerita di atas, orang yang menggunakan instagram akan berdalih "Yang penting bahagia cuy!"

Dan kalau bahagiamu itu bikin kau tidur cukup gara-gara instagram, saya kasih selamat sambil tepuk tangan yang kenceng.

Pok! Pok! Pok!

Tapi kalau bahagiamu belum penuh, saya mau share sedikit isi buku keren yang ditulis oleh kepala sekolah SMA Muhammadiyah di Sumenep dengan tajuk Nikmatnya Bersyukur: Merajut Gaya Hidup Penuh Bahagia.

Buku ini bakal menuturkan mengenai cara-cara bersyukur dalam rangka menjadi bahagia dengan sumber-sumber dari Al-Quran dan hadits. Menurut Al-Ghazali ada tiga cara manusia menunjukkan cara bersyukur. Pertama, bersyukur dengan hati. Kedua, bersyukur dengan lisan. Ketiga, bersyukur dengan anggota badan. Lebih jelasnya mending baca langsung bukunya.

Pendapat mengenai bersyukur adalah persepsi cara pandang, sangat menarik dipahami. Mungkin ketidakbahagiaan kita saat ini karena tidak bersyukur akibat cara pandang yang keliru. Misalkan kita sudah punya mobil, masih saja gelisah setiap melihat mobil yang lain lebih bagus dan lebih mahal. Yang sudah punya motor masih gelisah karena kepikiran ingin punya mobil. Padahal hati bakal tentram sentosa kalau kita merubah cara pandang dengan tidak melihat ke atas untuk membandingkan. Cobalah melihat ke bawah saja. InsyaAllah kita akan paham bahwa Allah sudah memberikan lebih banyak kepada kita dibandingkan yang dimiliki oleh mereka yang ada di bawah kita. Dari sini kita akan merasa sangat bersyukur.

Pada akhir bab buku ini menjadi penutup yang benar-benar keren karena membuka amalan yang ringan namun berfaedah sangat besar. Sekaligus mengingatkan buat kita yang kalau habis salat langsung beranjak. Sebab kata Rasulullah membaca Alhamdulillah, Subhanallah, dan Allahuakbar sebanyak 33 kali memberikan banyak manfaat.

Kata Alhamdulillah, segala puji milik Allah, memiliki ajakan kepada kita untuk bersyukur dalam segala keadaan. Kata Subhanallah, Maha Suci Allah, memiliki ajakan kita sebuah kesadaran Allah itu suci dan manusia adalah tempat salah sehingga perlu sekali bagi kita untuk ringan menjadi orang yang pemaaf. Kata Allahuakbar, Allah Maha Besar, mengingatkan kita untuk tidak membesar-besarkan hal kecil dan tidak membesar-besarkan urusan dunia selain untuk urusan Allah.

Konsep bersyukur yang disampaikan dalam buku ini akan membuat kita menjadi pribadi yang taat, bersabar, pemaaf, dermawan, dan tentu saja jadi orang bahagia. Sebab ujung usaha keras manusia di dunia adalah kebahagiaan dunia sekaligus kebahagiaan akhirat.

Mei 08, 2018

[Resensi] Teka-Teki Robeknya Baju Pangeran Oskar - Dyah Umi Purnama


Judul: Teka-Teki Robeknya Baju Pangeran Oskar
Penulis: Dyah Umi Purnama
Penerbit: Penerbit Bhuana Sastra
Terbit: 2018
Tebal: i + 81 halaman
Nilai: 3/5

Novel Teka-Teki Robeknya Baju Pangeran Oskar termasuk salah satu novel anak. Ceritanya seperti dongeng. Terutama tentang latarnya yaitu di sebuah desa yang dinaungi kerajaan Glomenia.

Kisahnya, pada suatu hari Pak Jame mendapati baju untuk Pangeran Oskar yang dipesan kerajaan sudah dalam keadaan robek. Pak Jame yang baru saja pulang dari pasar panik dan dugaan pertama mengenai pelakunya tentu saja tertuju kepada anak laki-lakinya, Tommy. Apalagi sebelum baju itu selesai dijahit, Tommy sempat menginginkan untuk mencoba baju tersebut namun dilarang oleh Pak Jame.

Tommy menyanggah dugaan ayahnya dan dugaannya justru menunjuk kepada sahabat perempuannya, sekaligus anak dari tetangganya, Sally. Bukan tanpa alasan, Sally pernah ditolak oleh Pangeran Oskar untuk mencicipi kue dadar gulung buatannya. Dan Sally masih kesal kepada Pangeran Oskar.

Sally jadi marah dituduh demikian dan dia sendiri punya dugaan lain soal pelaku yang merobek baju pangeran yaitu Memo, kucing peliharaannya.
Selain dugaan kepada Tommy, Pak Jame menaruh curiga kepada tetangganya, Pak Ale. Dia adalah penjahit juga. Hanya saja hasil jahitan Pak Ale kurang bagus sehingga pesanan jahitannya sedikit jika dibandingkan pesanan jahitan Pak Jame.

Masalah tambah pelik ketika Pak Jame berniat memperbaiki sobekan pada baju itu, dibutuhkan benang emas yang mesti dibeli seharga 20 keping emas. Ia pun terpaksa menggadaikan rumahnya kepada Pak Goldin hingga pada saat sebelum jatuh tempo, Pak Jame dan Tommy harus meninggalkan rumah, orang-orang Pak Goldin datang mengusir.

Lalu, sebenarnya siapa pelaku yang tega merobek baju pangeran Oskar?

Kisahnya sederhana dan memang begitulah ciri khas cerita-cerita yang ditujukan kepada anak-anak dalam rangka menanamkan nilai-nilai budi luhur. Mbak Dyah selaku penulis sudah berusaha menggabungkan cerita masa lalu dengan masa kini. Terasa sekali dari latar kerajaan yang disandingkan dengan nama karakter yang rasanya sudah modern. Misalkan nama Tommy dan Sally.

Penulis juga berhasil menjaga teka-teki pelaku hingga akhir kisah. Dugaan-dugaan setiap tokoh yang membuat pola menyambung antara satu ke yang lain, membuat bingung menentukan alibi siapa yang benar dan siapa yang sebenarnya bersalah.

Nilai budi luhur yang ingin disampaikan dalam novel Teka-Teki Robeknya Baju Pangeran Oskar adalah hati-hati dalam berprasangka dan berbuat baiklah kepada siapa saja.
Pesan pertama, hati-hati dalam berprasangka, ditunjukkan oleh beberapa karakter yang tidak serta merta terang-terangan mengatakan si anu sebagai biang masalah. Pak Jame bahkan tidak menghakimi anaknya dan tetangganya secara frontal atas dugaannya. Kalau sampai itu terjadi, masalah lebih besar akan menanti. Ini terjadi kepada Tommy yang menuduh Sally. Efeknya persahabatan mereka menjadi renggang.

Pesan kedua, berbuat baiklah kepada siapa saja juga diajarkan oleh Pak Jame. Dia sosok yang berhati mulia dengan tidak membiarkan pihak kerajaan menghukum Pak Goldin yang sudah mencuranginya. Juga memberikan kesempatan kepada Pak Jenggo, orang-orang yang mengusir dari rumahnya sendiri, untuk tetap tinggal sampai mereka menemukan tempat tinggal yang baru. Yang paling mengharukan, Pak Jame mau berbagi rezeki atas pesanan jahitan dari kerajaan dengan Pak Ale, sekaligus dalam rangka mengajarinya menjahit yang bagus.

Keseluruhannya, buku ini sangat layak dibaca oleh anak-anak dalam rangka membangun akhlak baik atau dibacakan oleh orangtua kepada anak-anak dengan tujuan lainnya, menciptakan waktu berharga bersama keluarga.

April 15, 2018

[Resensi] False Beat - Vie Asano


Judul: False Beat
Penulis: Vie Asano
Editor: Kavi Aldrich
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama
Terbit: Maret 2018
Tebal: 296 halaman
ISBN: 9786020382265
Harga: Rp72.00
Nilai: 4/5


Novel False Beat ini dilabeli sebagai novel dewasa metropop. Ini peringatan dini jika di dalamnya akan ditemukan konten dewasa. Namun, kalian tenang saja, bukan berupa adegan syur kok, hanya sebatas narasi mesum saja. Kalau buat saya sih termasuk mengecewakan karena tidak vulgar seperti yang sudah saya bayangkan, hahaha.

Kita akan ketemu sama gadis berusia 26 tahun yang karena punya hutang kepada om-nya sewaktu ia berangkat magang ke Jepang, Kanaya Thalitha harus setuju dengan perjanjian yang mengharuskannya menjadi manajer dari grup band Keanu & squad selama tur konser ke belasan kota. Yang membuat berat tugas ini adalah Aya mesti menghadapi sosok Keanu, sang vokalis, yang kalau bertindak sesuka hati dan kalau berbicara seasalnya. Aya tidak bisa mundur dari perjanjian ini dan di hari pertamanya secara tidak sengaja ia menyaksikan tubuh topless Keanu yang aduhai (menurut Aya) sehingga memancing Keanu marah. Jelas Keanu geram, sebelumnya ia tengah tersandung gosip melecehkan mantan manajernya. Jadi di mata Keanu, Aya tercap gadis mesum.

Hubungan Aya dan Keanu sudah seperti Tom dan Jerry, selalu berdebat dan bersitegang. Aya yang berusaha menjadi manajer yang baik kewalahan menghadapi sikap Keanu yang serba semaunya sendiri.

Informasi baru yang didapatkan Aya, ternyata Keanu memiliki saudara kembar bernama Kevin. Mereka berdua ibarat siang dan malam dalam hal profesi. Keanu jadi anak band, sedangkan Kevin jadi pengacara. Tapi jika soal karakter, Aya menyimpulkan mereka berdua sama saja, sama-sama bikin kesal.

Di awal-awal buku, cerita Aya menghadapi si Keanu sangat menarik. Perseteruan mereka benar-benar bikin gemas, soalnya pembaca akan dibawa pada satu bab yang dikira saya mereka akan baikkan dan saling mengerti, eh ternyata malah lanjut berantemnya. Keanu pun bandel banget mengikuti jadwal tur. Dia beberapa kali menyelinap pergi ke Bandung. Kepergian Keanu ke Bandung tidak saya duga akan jadi misteri besar. Saya kira dia ke Bandung hanya untuk urusan pacar dan tabiat nakalnya. Namun ternyata ada kisah besar di sana yang berhubungan dengan si Kevin.

Sampai sini saya bingung untuk menerangkan lebih banyak plot ceritanya sebab takut jadi spoiler. Nanti malah nggak seru pas kalian baca sendiri bukunya.

Novel ini berpusat bagaimana Aya membuka rahasia yang ditutupi si kembar. Dugaan-dugaan kalian akan keliru mengenai si kembar sebab konflik perseteruan si kembar sudah sangat umum dibahas di beberapa novel sebelum ini tapi novel ini menyajikan plot lain yang berbeda. Sangat berbeda sekali. Yang jelas apa yang dilakukan si kembar akibat keadaan yang mengharuskan melakukan keputusan itu, hampir membunuh keduanya baik fisik maupun psikologi.

Latar belakang Aya sendiri sangat sedikit dibahas di novel ini. Terutama bagaimana awal mula ia bisa terlilit hutang pasca kondisi keuangan keluarganya terpuruk. Sehingga yang saya kenali luar dalam bukan tokoh Aya, melainkan Keanu dan Kevin. Sedikit mengganggu juga karakter Aya yang meledak-ledak dan ekspresif di usianya yang 26 tahun, menurut saya terasa berlebihan. Usia segitu umumnya perempuan sudah lebih tenang dan bijak. Beruntungnya profesi yang disematkan kepada Aya bukan yang formal seperti orang kantoran atau tenaga profesional formal lainnya, sehingga saya tutup mata untuk informasi usia tersebut dan saya hanya membayangkan usia Aya sekitar 22 tahunan.

Saya juga merasa perlu menggambarkan bagaimana rasa dari novel ini. Awalnya kita akan diajak mesem-mesem dengan keributan bak Tom dan Jerry, lalu berikutnya akan dikagetkan dengan rahasia si kembar. Pada bagian ini kalian akan merasa tak percaya dengan yang dilakukan si Kevin, terutama alasannya. Lalu, selanjutnya menjadi kelam, ada yang meninggal, ada yang mau bunuh diri, dan lebih banyak yang patah hati. Menjelang ujung cerita, harapan dimunculkan seperti matahari pagi yang terbit setelah semalaman hujan deras seperti tak ada habisnya.

Selain Aya, Keanu, dan Kevin, muncul karakter lainnya yang turut menyemarakkan cerita novel False Beat ini. Randy (basisst), Jonas (gitar), Regan (drummer), dan Adrian (kibor). Mereka adalah personil Keanu & squad. Dari keempatnya, Jonas menjadi tokoh yang punya kekhasan sendiri. Dia kerap melakukan meditasi. Aya sampai bertanya-tanya, bagaimana ceritanya Jonas yang penganut kedamaian hidup berkecimpung di dunia yang dikenal hedonis, hura-hura, dan ramai. Tentu saja alasannya bisa kalian temukan dengan membaca novelnya.

Karakter lain yang sama bersinarnya adalah Key. Perempuan cantik yang mengenal Keanu dan Kevin sejak mereka masuk SMA. Dia pula yang menjadi salah satu sebab Keanu dan Kevin berseteru soal asmara. Key ini katanya cantik banget lho, sampai diperbandingkan dengan Kate Middleton.

Siapa pula itu Kate Middleton?



Setelah membaca tuntas kisahnya, saya simpulkan novel False Beat ini ingin menyampaikan pesan "Sayangilah keluargamu, orang-orang terdekatmu, orang-orang yang kau sayangi, sebelum waktu yang menghalanginya. Saat semua sudah terlambat, semenyesal apa pun dirimu, kesempatan itu nggak akan terulang. Maaf, airmata, penyesalan, cuma tertinggal tanpa mampu memperbaiki kesempatan yang terlanjur sudah hilang." Pesan ini sangat kuat disampaikan penulis, sampai saya harus menahan mata yang kadung berkaca-kaca agar nggak menetes. Pesan yang menohok dan membuat kita merenung tentang arti keluarga dan mereka yang kita sayangi.

Catatan:
Gambar Kate Middleton diunduh dari link berikut: https://www.behance.net/gallery/10256449/Trench-Coat-Inspirations-by-Kate-Middleton-httpwwwl

Maret 26, 2018

Mengintip Koleksi Ebook Di Google Play Book

Sudah dua bulan saya langganan paket premium Gramedia Digital. Pertimbangannya karena lebih hemat. Dengan harga 90K, saya puas membaca buku terbitan Gramedia dari yang paling baru sampai yang lawas. Namun, sebulan ini saya berhenti langganan mengingat mood baca saya sedang turun dan langkah baiknya saya meniatkan membaca buku fisik saja. Niat tinggal niat, buku fisik tak ada yang selesai dibaca. Saya masih berdalih karena sibuk sama Ujian Tengah Semester dan ngebut menunaikan tugas kuliah yang belum disetor.

Dari pada meratapi bacaan saya yang belum nambah, saya mau ajak kalian mampir ke akun google play book untuk mengintip ada ebook apa saja yang saya koleksi. 


1. COUPL(OV)E, RHEIN FATHIA
Novel roman lawas yang saya beli pas sedang suka-sukanya sama buku terbitan Bentang Pustaka. Namun, sampai hari ini saya belum membacanya.

2. STALKER, DONNA WIDJAJANTO
3. KOSONG, ADE IGAMA
4. HILANG, DANNIE FAIZAL
5. SALON TUA, CHRISTINA JUZWAR
6. MIMPI PADMA, AYU DIPTA KIRANA
7. DERING KEMATIAN, LAMIA PUTRI DAMAYANTI
8. NYAWA, VINCA CALLISTA
Ketujuh novel yang tergabung dalam series Darklit di bawah naungan penerbit Bentang Pustaka, saya beli saat momen digratiskan. Saya lupa saat itu ada perayaan apa, tapi ketujuh ebook ini bisa diunduh dengan nol rupiah.

9. A GAME OF THRONES, GEORGE R. R. MARTIN
Novel kolosal yang saya beli ebook-nya karena terpengaruh oleh series televisinya yang bagus. Dan menurut beberapa blogger buku, novel yang berseri ini patut dibaca oleh penggemar series televisinya.

10. CANNERY ROW, JOHN STEINBACK
Novel ini saya beli karena nama Eka Kurniawan sebagai penerjemah. Namun, baru beberapa lembar membaca saya harus menghentikan. Ada ketidaknyamanan yang susah dijelaskan dan saya berniat membaca ulang ketika sudah siap.

11. THE MIDNIGHT STAR, MARIE LU
12. UBUR-UBUR LEMBUR, RADITYA DIKA
Kedua buku ini saya beli saat ada diskon gede. Saya lupa diskonnya berapa. Namun, diskon gede itu berlaku hanya untuk pembelian dua buku. Sebab saat saya mau membeli buku ketiga, harganya sudah kembali normal.

13. BIG MAGIC, ELIZABETH GILBERT
Saya suka dengan buku non-fiksi yang membahas kreatifitas. Ditambah, poin kreatifitas pada buku ini berkisar dunia penulisan. Makin mantap saya harus punya dan baca buku ini.

14. STEAL LIKE AN ARTIST, AUSTIN KLEON
15. ANIMAL FARM, GEORGE ORWELL
Kedua buku ini baru banget dibeli karena Mizan Indonesia mengadakan diskon 35% di google play book. Selain saya penasaran dengan buku yang karakternya ada hewan babinya, juga buku Animal Farm ini muncul di bukunya Jakarta Sebelum Pagi - Ziggy Zezsyazeoviemazabrizkie. Sedangkan buku Austin Kleon karena membahas kreatifitas.

16. NOVELET MADRE, DEE LESTARI
Novelet ini saya beli ketika ingin belajar gaya bercerita khas Dee Lestari yang terus terang dan tidak puitis.

Itulah sederetan buku yang saya punya yang ada di akun google play book. Buku-buku tadi beberapa sudah dibaca, dan kebanyakan belum dibacanya, hehehe. Nah, mungkin kalian juga punya ebook di google play book, boleh sharing di kolom komentar. Dan kalau ada buku rekomendasi tentang kreatifitas, kalian boleh kasih tahu saya di kolom komentar juga. Ke depannya mungkin judul buku itu yang akan saya beli.

Maret 11, 2018

[Resensi] Warm Heart - Ullianne


Judul: Warm Heart
Penulis: Ullianne
Penyunting: Tim Editor Fiksi
Penerbit: Grasindo
Terbit: Februari 2018
Tebal buku: 150 halaman
ISBN: 9786024529055
Harga: Rp49.000 (via bukabuku.com)
Nilai: 2/5

Jangan pernah membenci saya jika saya mengulas novel kalian dengan terus terang. Saya pembaca saja, dan saya bisa menilai suka atau tidak suka terhadap bacaan saya, dengan mempertimbangkan beberapa standar pribadi. Dan jangan sekali-sekali membalik kritikan saya dengan ungkapan, "Kalo gitu, silakan tulis sendiri kisah yang bagus menurutmu!!!".

Tidak butuh waktu lama buat saya untuk bisa menuntaskan membaca novel kedua dari Ulianne ini. Novel pertamanya justru saya belum baca. Dan begitu selesai baca, saya tahu saya akan menuliskan banyak hal yang tak bagus tentang novel ini.

Saya tahu ini novel percintaan dan saya mengakui kalau kadar romannya sangat kental. Berkisah tentang gadis bernama Clara yang pulang ke Indonesia setelah menetap selama lima tahun di Singapura, dalam rangka menjauh dari laki-laki yang sudah menorehkan luka. Laki-laki itu bernama Andre, dia adalah sahabat dekatnya Clara. Ada satu kejadian penting yang terjadi antara Clara dan Andre hingga keduanya menjauh dengan memendam amarah dan tekad untuk saling melupakan. Lima tahun yang berlalu ternyata tidak membuat amarah dan tekad itu terlaksana. Keduanya justru dirundung pilu atas usaha-usaha melupakan yang justru makin memperbesar rasa rindu. Pertemuan itu kembali terjadi dan keduanya mati-matian menghindar tapi proyek kerjaan membuat mereka harus terus bersinggungan.

Konflik percintaan yang dibahas penulis terlalu diperpanjang. Lagi-lagi-lagi-lagi penulis membahas masa lalu di lima tahun kemarin, tanpa menerangkan apa yang terjadi. Saya menunggu dan penasaran dengan kejadian tersebut, dan ketika hampir mencapai akhir buku, saya harus mengelus dada. Tidak ada perpisahan yang diakibatkan oleh peristiwa besar. Jadi, mereka saling benci dan menahan amarah hanya karena takut melangkah ke babak lain dan mereka tidak berani terus terang? Sedangkan seakan-akan masalahnya lebih besar daripada itu jika dilihat bagaimana penulis mau membuka twist-nya di akhir. Saya super kecewa.

Noktah hitam muncul dari segi typo. Banyak saya temukan kata-kata yang kurang hurup atau salah hurup. Bikin gemas saja. Bukan apa-apa, Grasindo itu penerbit besar yang sudah tentu punya tim hebat dan jeli untuk sekadar memeriksa aksara. Saya malah berkesimpulan, mengejar targetkah hingga masalah typo saja bisa kelolosan. Jangan bilang, "Kan kami juga manusia biasa." Ergggggh.

Lalu, apa sih pelajaran yang bisa dipetik dari novel Warm Heart ini? Terus terang sajalah. Yap, jangan suka memendam apa yang pengen diutarakan. Jangan kebanyakan mikir nanti bagaimana. Sebab, kalau sudah terlanjur makin rumit masalahnya, kita harus memulai dari nol dan beradaptasi dengan perubahan yang terlanjur sudah dimulai. Clara dan Andre memang terlalu membiarkan masalah berkembang makin besar tanpa tahu dengan jelas masalah sebenarnya. Mereka berdua hanya mengandalkan kesimpulan pribadi saja. Dan lihat hasilnya, mereka dibelenggu masalah yang bias dan ketika takdir mendorong mereka untuk menuntaskan masalah itu, mereka harus ekstra berupaya menolerir keadaan yang sudah kaku. Betapa tidak menyenangkannya berada di kondisi demikian.

Yang jelas, novel ini juga terlalu terburu-buru. Saya bahkan sulit menentukan apa yang berkesan dari novel ini, bukan karena banyak pilihan, melainkan karena saya tidak menemukan dimana. Biar demikian, saya apresiasi karena penulis sukses menyelesaikan kedua novel hingga dipinang penerbit. Semoga sedikit ulasan ini bisa memberikan pelajaran agar di karya selanjutnya menjadi lebih baik.