Januari 29, 2023

Resensi Novel Ketika Cinta Butuh Jeda - Arganov


Judul: Ketika Cinta Butuh Jeda

Penulis: Arganov

Penyunting: Dinda Mustikasari

Desain sampul: Yanyan Wijaya

Penerbit: PT Bhuana Ilmu Populer

Terbit: Juni 2019

Tebal: 172 hlm.

ISBN: 9786232162556


"Aku mencintaimu...." Itulah yang ingin didengar Yesha dari mulut Devans untuknya. Di depan mata Yesha, Devans menyatakan cinta, tetapi bukan untuknya, melainkan untuk sahabat Yesha. Hatinya hancur dan mati.

Kehadiran lelaki lain tidak mampu menghidupkan cintanya. Yesha telah mati, menyerahkan cintanya kepada satu laki-laki.

Suatu ketika, Devans kembali, ingin memperbaiki kesalahannya di masa lalu. Namun, itu justru membuat Yesha semakin terpuruk. Meskipun mencintainya, Yesha terlanjur membencinya.



Gara-gara lamaran Devans kepada Aruna, hidup Yesha hancur lebur. Bukan apa-apa, keduanya memang menyukai Devans. Tapi Yesha yang merasa diberi kode-kode tidak menduga jika perempuan yang bakal menjadi istri Devans bukan dirinya, melainkan sahabatnya.

Tiga tahun kemudian, Yesha dipertemukan kembali dengan Devans pada keadaan yang berbeda. Devans sudah menjadi ayah bagi gadis manis berusia 2 tahun bernama Aurelia. Dan Yesha baru tahu kalau Aruna sudah meninggal.

Perasaan sakit hati di masa lalu belum kunjung sembuh. Apalagi orang yang menyebabkan sakit hatinya justru muncul lagi dalam kehidupannya. Di tengah kegundahan hati menghadapi masa lalu, Ari hadir dan berterus terang mengenai perasaannya. 

Yesha dibuat bingung memilih antara Devans dan Ari. 



Ini kali kedua saya membaca novel karya Kak Arganov, sebelumnya saya sudah membaca bukunya yang berjudul Pendakian Terlarang. Saya sangat suka dengan buku itu dan rating saya berikan sebesar nilai 5/5 bintang. Karena hal ini, saya memutuskan untuk membeli buku ini sewaktu ada promo murah di gramedia.com yang bukunya dikirim dari Gramedia Grage Mall Cirebon. Karena berada di satu kota, saya membeli juga dengan pengiriman pick up in store.

Saya suka dengan kovernya yang minimalis, enak dipandang, walaupun bukan yang bakal menggiring orang yang melihatnya untuk langsung beli. Kalau saya kan pernah baca karya lainnya, jadi tahu kalau buku ini pun pasti menarik. Sayangnya, saya tidak menemukan identitas penulis di dalam bukunya. Novel ini langsung dibuka dengan prolog dan berakhir dengan epilog, tidak ada basa-basi seperti 'kata pengantar' atau 'tentang penulis'. Eit, saya enggak kehabisan akal dong untuk mencari informasi penulisnya, dan sampailah saya di akun instagram-nya. Beliau ini ternyata seorang ibu. Kalau menilik dari gramedia.com, Mbak Arganov ini sudah menerbitkan lima buku: Ketika Cinta Butuh Jeda, Pendakian Terlarang, Aku Bukan Dia, Home, dan Ra-Ja. Saya jadi pengen baca buku lainnya juga.

Sekarang masuk ke kesan setelah membaca cerita romance ini ya. Blurb-nya sudah sangat jelas sih, soal perempuan yang kecewa ditinggal nikah dan susah move-on meskipun sudah ada lelaki lain yang mendekatinya. Tema percintaan sangat mendominasi ceritanya dan konflik pun hanya berkutat soal itu. Tidak ada tema lain yang dibahas, dan bisa jadi ini alasan kenapa novelnya tipis banget, dan bisa dibaca dalam waktu relatif singkat.

Walau begitu saya menyukai bagaimana penulis merajut ceritanya. Pada beberapa bagian memang bikin gregetan terutama membaca bagian Yesha yang masih saja menarik diri dari Devans padahal sinyal Devans yang mau mendekatinya lagi sudah sangat jelas. Yesha terlalu banyak mengingat masa lalu makanya dia meradang sendiri. Dan dari novel ini saya baru tahu kalau move-on orang ada yang fasenya butuh lebih dari satu tahun. Saya kira satu tahun itu sudah terbilang paling lama, tapi Yesha bisa lebih lama, tiga tahun lho, dan dia masih bisa menangis di kamar setiap kali mengingat masa lalu.


Penulis juga membawakan ceritanya melalui diksi yang sederhana dan mudah dipahami. Makanya kenapa saya bisa melahap novel ini hanya hitungan jam saja, tidak terganggu oleh banyak distraksi. Tidak banyak memuat quote juga, alhasil saya tidak banyak meletakkan bookmark di dalam bukunya. Kalau enggak salah hanya sebiji, itu pun menandai kalimat yang dramatis antara Ari kepada Devans.

"Kamu menyerah sebelum mencobanya sama sekali. Kamu marah ketika orang lain ingin mencoba mencintai Yesha? Wah, egois sekali. Sampai berapa lama hukuman itu kau terapkan?" - hal. 139.

Karakter-karakter yang ada di novel ini bukan yang loveable dan akan terus diingat, soalnya penulis tidak membangun dengan lengkap dan detail. Lagi-lagi memang novel ini tuh ketipisan, coba lebih tebal mungkin kesempatan penulis untuk menggali setiap karakternya akan lebih banyak sehingga pembaca bisa merasa dekat. Kalau harus memilih karakter yang membuat saya terkesan, pasti saya akan menyebut karakter Ari. Kenapa? Dia tokoh sampingan yang menjadi korban, perasaannya tertuju ke orang yang salah, di waktu yang salah, dan dia otomatis tidak punya pilihan lain selain merelakan. Menyedihkan sekali nasibnya itu. Pilihan saya ya karena simpati.

Tokoh Yesha digambarkan sebagai perempuan muda yang bucin, pemendam, dan masih belum cukup dewasa untuk menentukan sikap. Malah di saat dia masih kuliah, penulis menggambarkannya seperti gadis yang introvert, selalu nunduk, dan agak susah untuk bertatapan mata. Dan yang paling kentara dia ini suka overthinking, terbukti dengan narasi dia yang kebanyakan menduga-duga sikap Devans kepadanya ketika takdir mempertemukan kembali.

Devans di sini memang tidak bisa dipastikan berkarakter seperti apa yang menonjol. Alasan dia menikahi Aruna justru karena salah paham. Dan bukannya menghentikan kesalahpahaman ini di malam lamaran itu, dia justru meneruskan karena faktor tidak enak hati. Masalah pun menggelinding terus.

Aruna sebagai teman Yesha memang tidak punya porsi banyak tapi perannya berarti. Dia pecemburu dan diam-diam ambisius sehingga dia menggunakan berbagai macam cara untuk mendapatkan apa yang ia inginkan. Dan saya masih bertanya-tanya mengenai status Aurelia ini, sebenarnya anak siapa, soalnya tidak disinggung nama pria lain.


Dari keseluruhan ceritanya, saya menangkap maksud penulis lewat konflik Yesha, Aruna, Devans, dan Ari ini adalah untuk jangan pernah segan mengungkapkan isi hati dan pikiran. Jangan membiarkan asumsi yang menguasai kesimpulan. Sebelum diungkapkan, kita mana akan tahu masalah dan kejadian sebenarnya. Kejujuran itu selalu membawa kebaikan. Jadi sebisa mungkin kita harus menjadi pribadi yang bisa jujur kepada diri sendiri dan kepada orang lain.

Segitu ulasan saya untuk novel Ketika Cinta Butuh Jeda ini. Saya memberikan nilai 3/5 bintang. Novel ini seru dibaca sebagai selingan ketika suntuk setelah membaca bacaan serius atau setelah dilanda reading slump.

Terakhir, jaga kesehatan dan jangan lupa membaca buku!


Januari 11, 2023

Resensi Novel Kisah Langit - Arum Effendi


Judul:
Kisah Langit

Penulis: Arum Effendi

Penyunting: Rini Nurul Badariah

Penerbit: Penerbit Qanita

Terbit: Juli 2013, cetakan pertama

Tebal: 324 hlm.

ISBN: 9786029225914

Kau berkas biru langit di jendelaku. Tetapi kau pergi, hari-hariku pun kembali diisi sunyi. Kini kau kembali, tapi tak lagi kulihat biru. Langit yang mengiringi langkahmu mendung dan penuh badai.

Sejak sakit merampas pendengarannya, dunia Rahani menjadi sunyi dan sepi. Tuli dan tak bisa bermain cello untuk mengejar kegeniusan sang kakak, dia tersingkir dari pandangan sang ibu yang memuja sang kakak. Pelarian Rahani adalah Bayu, yang selalu membawanya menikmati berkas biru langit di balik Jendela Laiden di rumah seberang jalan.

Tetapi, tragedi datang beurntun. Bayu pergi, kakak dan ayahnya meninggal dalam kebakaran. Tinggallah Rahani sendirian, merawat ibunya yang sakit akibat beban duka. Pelarian Rahani hanyalah menatap langit di Jendela Laiden rumah Bayu, sembari memainkan cello peninggalan sang kakak, meski musiknya tak bisa dia nikmati lagi.

Lalu, seorang pemuda misterius muncul ketika Rahani memainkan cello. Dia mengenalkan Rahani pada langit malam. Langit yang tak biru, tetapi menyajikan kilauan bintang. Bayukah dia? Dan mampukah dia mengusir mendung kesunyian di hati Rahani?

"Kau tak akan pernah menemukan Orion dan Scorpio berdampingan di satu langit malam."

***

SINOPSIS

Dari kecil Rahani dibanding-bandingkan oleh Bunda dengan kakaknya yang mahir memainkan alat musik harpa, Kak Rihan. Rahani tidak terlalu luwes bermain harpa karena ia lebih suka menggambar. Cita-citanya ingin menjadi arsitektur. Rahani juga harus kehilangan pendengaran akibat sakit meningitis sehingga kesehariannya harus menggunakan alat bantu dengar. Tragedi belum usai, Rahani harus kehilangan Ayah dan Kak Rihan pada kebakaran hotel saat mereka pergi ke luar kota untuk menghadiri pertunjukan. Bunda terpuruk dalam kesedihan dan Rahani makin tersisihkan. 

Sebenarnya Rahani punya kawan dekat bernama Bayu Narendra tapi dia pun harus pindah ke Jogjakarta. Rumah kosong, tepatnya di tangga dekat jendela besar yang disebut Jendela Laiden, yang merupakan spot favorit mereka makin tambah sunyi saja. Rahani sendirian melalui hari-harinya sampai ia dewasa dan bertemu lagi dengan Bayu di rumah kosong tersebut. Tapi Bayu datang tidak sendirian, ia bersama Antariksa Ganidar, sepupunya.

Bayu berubah menjadi sosok yang menyebalkan. Rahani yang kerap dikecewakan dibesarkan hatinya oleh Riksa. Takdir akhirnya membawa Rahani dan Riksa ke Belanda untuk kuliah berkat beasiswa. Tapi Riksa membawa misi lain berhubungan dengan keluarganya.

ULASAN

Menurut saya novel ini condong membahas soal hubungan keluarga antara anak dan orang tua yang tidak harmonis karena suatu hal. Rahani dengan Bundanya karena perlakuan pilih kasih. Riksa dan mamanya karena mereka harus berjauhan antara Indonesia dan Belanda. Konflik muncul dari hal ini.

Saya kurang suka dengan cerita di novel ini. Ceritanya terasa tidak punya roh. Dan bisa jadi gara-gara karakternya yang tidak loveable, ditambah alurnya yang kelewat dipaksakan. Resume fase di novel ini kurang lebih begini: konflik gara-gara dibandingkan, momen sakit parah, momen kehilangan, momen menghadapi orang tersayang yang berubah total, momen adaptasi di Belanda, momen cemburu, dan momen kecelakaan. Jujur saya agak capek karena dilempar ke begitu banyak fase walau setiap fase memiliki akhir. Padahal akan lebih dramatis kalau bisa menggabungkan fase tadi secara paralel.

Sebenarnya premis novel ini menarik, tapi karena terlalu banyak informasi yang dimasukan, saya tidak bisa merasakan emosi ceritanya. Informasi tersebut adalah soal astronomi, aritektur, penyakit meningitis, dan geografi Belanda. Bagus karena menambah wawasan bagi pembaca, tapi karena kebanyakan, saya tidak menemukan peleburan informasi tadi dengan alurnya. 

Beberapa momen menunjukkan kekonyolan dari tokoh-tokohnya. Misal ke-keukeuh-an Riksa menunggu mama dan adiknya di depan rumah saat badai salju. Menurut saya agak memaksakan banget harus begitu padahal teman Riksa sudah mengingatkan kalau badai salju tidak baik buat kesehatan. Dan tahu alasan apa yang dipakai Riksa, karena kangen. What?!! Receh banget untuk kekeraskepalaan yang bisa mengancam jiwa. Masih banyak kejanggalan lain di sepanjang novel ini dan itu yang membuat saya tidak bisa memasuki ceritanya.

Saya hanya bisa memberikan novel ini nilai 2/5 bintang. Tidak ada informasi apakah ini novel debutnya atau bukan. Tapi novel ini memang tidak berkesan buat saya.

Sekian ulasan saya untuk novel ini. Terakhir, jaga kesehatan dan jangan lupa membaca buku!



Januari 08, 2023

Resensi Novel Si Anak Emas (Sweet Valley Twins #2) - Francine Pascal


Judul:
Si Anak Emas (Sweet Valley Twins #2)

Penulis: Francine Pascal

Penerjemah: Amalia Th.

Editor: Harmiel M. Soekardjo

Penerbit: Dian Rakyat

Terbit: 1992, cetakan pertama

Tebal: iv + 100 hlm.

ISBN: 9795231383

Elizabeth dan Jessica Wakefield adalah penari terbaik di kelas balet mereka. Keduanya berhasrat untuk menari solo dalam resital yang akan datang. Elizabeth enggan bersaing dengan kembarannya, namun Jessica tak peduli. Ia yakin dirinya lebih baik dari kembarannya. Masalahnya adalah guru balet mereka. Apapun usaha Jessica, Bu Andre tak pernah memperhatikannya, bahkan ia selalu memuji Elizabeth.

Ini tidak adil - dan Jessica tak mau mengalah, hanya karena kembarannya itu kesayangan guru.

***

Buku tipis ini saya dapatkan secara gratis sebagai bonus ketika beli tiga novel preloved karya Cecillia Wang di salah satu akun eccomerce. Dilihat dari tampilan fisiknya, novel ini tuh jadul banget. Desain dan foto di sampulnya khas buku-buku lama. Dan untuk judul Anak Emas ini ternyata series nomor dua dari Sweet Valley Twins.

Untuk ceritanya, novel ini mengangkat konflik persaingan Elizabeth dan Jessica untuk menjadi penari balet solo sebagai Swanilda pada pertunjukan. Jessica kadung kesal dengan pelatihnya, Bu Andre, karena beliau tidak pernah memperhatikannya, dan justru sibuk memuji dan menyanjung kembarannya, Elizabeth. Padahal kalau soal teknik menari, Jessica lebih unggul dibanding kembarannya. Dan karena itu, Jessica selalu menilai kalau Bu Andre tidak adil dengan mengistimewakan Elizabeth seperti anak emas. 

Persaingan ini membuat hubungan Elizabeth dan Jessica tidak harmonis. Ayah dan Ibu bahkan harus turun tangan agar keduanya bisa akur dan saling mengerti. Karena terobsesi menjadi Swanilda, Jessica berusaha keras menjegal Elizabeth agar gagal audisi. Tapi tetap saja Elizabeth yang akhirnya lolos ditunjuk sebagai penari utama. Jessica makin kesal dan sampai menjelang pertunjukan ia masih belum terima dengan kenyataan dan terus berupaya memberontak. Elizabeth sebagai kakak jauh lebih bijaksana. Ia pun merencanakan skenario agar hubungannya dengan Jessica kembali harmonis tanpa menggagalkan pertunjukan.

Novel Anak Emas ini tergolong buku anak-anak. Tokoh utamanya; Elizabeth dan Jessica, masih sekolah kelas enam. Sehingga konflik yang dibangun terbilang ringan. Karena membawa tema iri dan dengki, penulis mengemas persaingan antara si kembar dengan lembut. Kejahatan-kejahatan yang ditunjukan sebagai bentuk iri hati pun bukan yang tindakan kriminal, tetapi langkah-langkah yang mungkin banget dipikirkan dan dilakukan anak seusia itu.

Saya suka dengan karakter Elizabeth yang dewasa. Ia bisa memikirkan mana prioritas penting sehingga ia rela mengorbankan keinginannya demi hubungan harmonis dengan kembarannya. Dan walau sudah dijahati, Elizabeth tetap menganggap kalau Jessica adalah segalanya.

Penerjemahan novelnya pun bagus. Saya tidak mengalami kesusahan membacanya. Ada kata-kata nyeleneh masa kini yang ternyata sudah dipakai di novel lawas, rada mengagetkan memang. Tapi poin ini masih aman, tidak mengganggu proses mengikuti ceritanya. 

Ending ceritanya cukup melegakan. Saya memberikan nilai 4/5 bintang untuk cerita seru di kembar ini.

Dan yang terpenting, di akhir buku kita akan dibawa pada bagian pembukaan untuk novel lanjutannya. Setelah judul ini, kita akan dibawa berpetualangan memecahkan soal kehadiran anak perempuan seusia si kembar yang datang di rumah keluarga Mercandy yang dikenal berhantu. Judul lanjutannya Rumah Hantu. Saya penasaran banget dan kayaknya bakal pelan-pelan mencari buku lainnya.

Setelah mencari info di eccomerce, ternyata ada beberapa series Sweet Valley lainnya seperti Sweet Valley Kids dan Sweet Valley High. Untuk series ini saja, saya baru ketemu kalau punya 11 judul. Jadi pengen cepat-cepat mengumpulkan semua seriesnya, hehe.

Nah, sekian ulasan dari saya. Terakhir, jaga kesehatan dan jangan lupa baca buku!




Januari 01, 2023

Selamat Datang 2023

Tahun demi tahun berganti, resolusi pun ikut berganti. Ada yang dicoret karena tercapai, ada juga yang dicoret karena sudah tidak relevan. Tapi pada dasarnya resolusi itu ada demi kebaikan. 


Tahun 2022 tidak begitu mengesankan untuk blog ini. Sebab semua harapan yang pada saat awal tahun ditulis, tidak ada yang terwujud dengan baik. Ternyata saya tipe orang yang ambisius tapi tidak sadar kemampuan. Tidak heran saya terkesan banyak wacana tapi tidak pernah direalisasikan. 

Pembelajaran banget sih untuk tahun 2023 agar lebih baik lagi.


Lalu, harapan saya di tahun 2023 sebagai berikut:

  1. Membaca 50 buku dan mengulasnya di blog.
  2. Membeli 2 buku sebulan, budget 120K.
  3. Mengadakan GA 1 kali sebulan.
  4. Membuat konten buku di youtube.

Saya kembali lagi belajar. Tapi semoga di tahun 2023 ini saya bisa mendapatkan peningkatan yang lebih baik. Saya kira apa yang saya tulis di atas, sangat mungkin dilakukan. Semoga fokus saya tidak lantas memudar oleh drama kehidupan yang memang tidak bisa dihindarkan memengaruhi mood membaca saya.

Demikian harapan saya di tahun 2023 ini, semoga keadaan membaik dan saya makin bisa menikmati proses ngeblog-nya.

Nah, apa harapan kalian di tahun 2023? Silakan sharing di kolom komentar ya!



Desember 21, 2022

Resensi Novel Le Petit Prince (Pangeran Cilik) - Antoine De Saint-Exupery


Judul:
Le Petit Prince (Pangeran Cilik)

Penulis: Antoine De Saint-Exupery

Penerjemah: Henri Chambert-Loir

Desain sampul: Marcel A. W.

Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama

Terbit: November 2022, cetakan kedua puluh tujuh

Tebal: 120 hlm.

ISBN: 9786020323411


Pangeran Cilik termasuk buku yang paling banyak diterjemahkan di dunia. Konon pernah disadur ke 230 bahasa asing. Buku ini memang luar biasa. Tampaknya seolah cerita anak-anak, tapi sebenarnya dinikmati dan direnungkan juga oleh orang dewasa. Lewat cerita seorang anak yang mengamati dunia dengan mata naif dan lugu, Saint-Exupery menyentuh beberapa nilai dan pengalaman manusia paling dasar, seperti kekuasaan, tanggung jawab, dan cinta. Dongeng yang mengharukan sekaligus amat mendalam ini termasuk karya-karya agung sastra dunia yang tidak terlupakan.

***

SINOPSIS

Tokoh Aku, pada usia enam tahun, melihat gambar ular sanca yang melilit mangsanya pada sebuah buku. Lalu ia pun membuat gambar versinya sendiri; ular sanca menelan gajah, dan saat disodorkan kepada orang dewasa, persepsi mereka berbeda dengan pemahaman si Aku. Gambar tersebut dibilang gambar topi. Lalu si Aku menggambar versi terbuka yang menunjukan lebih jelas kalau yang ia gambar itu ular sanca memakan gajah. Tetapi orang dewasa mengatakan kalau ilmu bumi, ilmu hitung dan ilmu sejarah, dianggap lebih penting. Sejak itu si Aku berhenti menggambar dan memilih profesi menerbangkan pesawat terbang setelah ia dewasa.

'Orang dewasa tidak pernah mengerti apa-apa sendiri, maka sungguh menjemukan bagi anak-anak, perlu memberi penjelasan terus-menerus.' -hal. 8-9

Suatu hari pesawat yang dikendarainya mengalami kerusakan dan ia pun mendarat di Gurun Sahara. Sendirian ia harus membetulkan kerusakan pesawatnya, dan air minum yang tersisa hanya cukup untuk seminggu.

Satu subuh, si Aku bertemu dengan sosok Pangeran Cilik yang memintanya menggambar seekor domba. Dan dari pertemuan ini, si Aku dan Pangeran Cilik mengobrol banyak hal hingga si Aku mengenali Pangeran Cilik lebih dalam.

Pangeran Cilik banyak bertanya dan secara tidak sadar ia menceritakan siapa dirinya. Tentang planet tempat ia berasal, tentang bunga mawar, tentang pohon baobab, dan tentang perjalanannya melintasi planet-planet hingga akhirnya ia mencapai Bumi.

Di planet pertama, Pangeran Cilik bertemu dengan raja yang berkuasa. Di planet kedua ia bertemu seseorang yang sombong. Di planet ketiga ia bertemu dengan pemabuk. Di planet keempat ia bertemu dengan pengusaha. Di planet kelima dihuni ia bertemu penyulut lentera. Dan di planet keenam ada ia bertemu lelaki tua yang menulis buku-buku tebal. Bumi adalah planet ketujuh yang disinggahi Pangeran Cilik dan ia terdampar di Gurun Sahara.

Di Bumi, Pangeran Cilik bertemu dengan ular gurun, bunga berkelopak tiga, kebun mawar, seekor rubah, tukang wesel rel kereta api, dan penjual pil. Orang terakhir yang ditemui Pangeran Cilik sepertinya adalah si Aku ini.

Perjalanan yang penuh petualangan membuat Pangeran Cilik mendapatkan pengetahuan baru. Selain itu, ia juga mendapatkan pengajaran moral soal kehidupan.

***

IDE CERITA

Kalau ada yang bilang ini buku anak, bisa benar. Soalnya karakter Pangeran Cilik ini memang masih anak-anak, walau enggak jelas umur berapa. Dan gaya dia bicara dan berpikir juga masih polos seperti anak-anak pada umumnya, yang serba tidak tahu dan penasaran pada banyak hal.

Di buku ini Pangeran Cilik berpetualang melintasi planet-planet dan bertemu penghuninya. Tema petualangan bukannya tema yang umum di buku anak-anak. Ditambah unsur fantasi khas dongeng sangat kental ditemui di buku ini. Misal, Pangeran Cilik bisa bercakap-cakap dengan tumbuhan dan binatang. Jadi pantaslah kalau buku ini bisa dikategorikan sebagai buku bacaan anak-anak.

Lalu, kalau mau dibilang buku untuk pembaca dewasa, ada benarnya juga. Isu yang disinggung di beberapa bagian memang lebih pas dibaca oleh orang dewasa sebagai pengingat. Contohnya seorang astronom Turki yang mengabarkan soal keberadaan Asteroid B 612, tidak dipercayai orang-orang hanya karena ia memakai baju daerahnya. Tapi selang bertahun-tahun kemudian, dia menyampaikan informasi yang sama dengan memakai baju modern, orang-orang langsung percaya. Perkara baju bisa merubah penilaian. Ini sifat manusia sih, gampang menilai dari apa yang tampak di mata. 

Manusia dewasa juga disindir sebagai orang yang suka angka-angka. Dibilangnya, orang dewasa jarang menanyakan hal penting di luar angka kepada orang lain, misalnya apa kegemarannya, bagaimana kesehatannya, atau bagaimana kondisi keluarganya. Tetapi kebanyakan mereka menanyakan pertanyaan yang ada angkanya, misal tinggal di rumah nomor berapa, cicilan rumah berapa, gaji sebesar apa, sudah punya anak berapa, dan masih banyak pertanyaan serupa lainnya.

Banyak sekali pelajaran moral yang disinggung oleh pertanyaan Pangeran Cilik kepada si Aku. Kita sebagai pembaca akan diingatkan nilai-nilai yang mungkin sudah tidak kita perhatikan. Walau buku ini lucu, tapi kalau dibaca oleh pembaca dewasa, buku ini justru mengajak untuk merenung.

Untuk ending ceritanya dapat saya pahami secara garis besar. Tapi untuk memahami apa yang sebenarnya terjadi, kayaknya perlu dibaca ulang sebab beberapa kalimat malah membingungkan alurnya.

"Jadi bukan kebetulan kalau pagi-pagi hari aku mengenalmu, delapan hari yang lalu, kamu sedang berjalan-jalan sendirian, seribu mil jauhnya dari pemukiman orang? Kamu waktu itu sedang kembali ke tempat jatuhmu?" -hal. 101

Dan setelah saya membaca sampai akhir buku, saya berasumsi jangan-jangan si Pangeran Cilik ini tuh hanya halusinasi si Aku ketika ia terdampar di Gurun Sahara seorang diri. Jadi, dengan sendirinya dia menciptakan satu tokoh khayalan di otaknya yang ia ajak bicara dan diajak berkeliling gurun, saking si Aku ini mengalami dehidrasi dan guncangan mental karena mesti bertahan sendirian. Ini PR sih buat saya untuk membaca ulang bukunya agar lebih mengerti secara keseluruhan. Kalau sekali baca, bisa saja ada pemahaman yang terlewatkan.

PLOT/GAYA BERCERITA/POV/KARAKTER

Alur novel Pangeran Cilik ini menggabungkan alur maju dan mundur. Namun dominannya alur mundur, sebab penulis mesti menjabarkan siapa Pangeran Cilik, dari mana dia berasal, dan bagaimana perjalanan dia yang akhirnya bisa sampai ke Bumi.

Menurut saya penulis berhasil membuat cerita sederhana tapi berbobot. Terkesan buku anak-anak tapi banyak isu orang dewasa yang diangkat. Makanya tidak heran kalau buku ini laris dimana-mana. Dan untuk kualitas terjemahannya sudah sangat bagus. Cerita Pangeran Cilik ini mudah dinikmati berkat diksi-diksi yang tidak aneh-aneh.

POV yang dipakai penulis adalah sudut pandang orang pertama. Tetap mempertahankan ke'aku'annya meski fokus cerita sebenarnya lebih banyak ke Pangeran Cilik. 

Si Aku ini tidak tampak spesial. Dia hanya orang dewasa yang suka menerbangkan pesawat setelah mengubur mimpinya menjadi pelukis. Sedangkan Pangeran Cilik adalah sosok kecil yang polos, lugu, dan punya keingintahuan yang besar. Biar pemikir, tapi tidak dengan pikiran yang liar dan aneh. Karakternya mewakili sifat anak-anak pada umumnya, yang kepo.


BAGIAN FAVORIT

Siapa sih yang enggak sedih pas perpisahan? Apa lagi selama delapan hari mereka ngobrol bareng, bahas banyak hal, dan tiba-tiba terucap perpisahan. Huhuhu, sedih. 

'Hanya tampak satu kilat kuning dekat pergelangan kakinya. Sejenak ia tidak bergerak. Ia tidak berteriak. Ia rebah dengan pelan bagaikan pohon tumbang. Tanpa bunyi, karena pasir.'-hal. 110.

PETIK-PETIK

Terlalu banyak pesan moral yang diungkapkan melalui petualangan Pangeran Cilik di buku ini. Pesan pertama yang disampaikan penulis melalui tokoh si Aku yang galau sejak gambar gajah di tubuh ular dibilangnya gambar topi adalah jangan pernah mematahkan semangat seseorang. Bukan kepada anak kecil saja, kepada orang dewasa pun. Kita punya keberanian yang beda-beda dalam membuat keputusan. Bagi sebagian orang, pendapat orang lain bisa menjadi gunting yang jika salah digunakan akan memutus semangatnya.

Lalu, sindiran halus mengenai kekuasaan dan cara berkuasa disampaikan saat Pangeran Cilik singgah di planet pertama yang dihuni oleh seorang raja. Menurutnya, kekuasaan dan perintah dari penguasa harus masuk akal agar dipatuhi rakyatnya. Kayaknya buku ini harus dibaca oleh penguasa dan anak buahnya di Indonesia ini, biar paham salah satu nilai yang harus dimiliki oleh seorang penguasa.

"Tepat! Setiap orang harus diminta apa yang dapat ia berikan," sambung Raja. "Kekuasaan berasaskan akal. Jika kamu menyuruh rakyatmu menceburkan diri ke laut, mereka akan memberontak. Aku berhak menuntut kepatuhan, sebab perintah-perintahku masuk akal." -hal. 46

Di planet lima yang dihuni oleh penyulut lentera, kita bisa belajar mengenai konsep taat aturan dan bertanggung jawab. Di sini penyulut lentera akan mematikan dan menghidupkan lentera dalam satu menit. Ia melakukannya secara taat walau ia tidak punya waktu untuk istirahat. Menurut si Penyulut Lentera, "Aturan adalah aturan." Bayangkan kalau kita berada di posisinya, kita pasti akan meninggalkan tugas tersebut dengan mengeluarkan banyak pembenaran. Dari cerita ini kita memang harus benar-benar melakukan tugas dengan baik dan bertanggung jawab.

Masih banyak nilai moral lain yang bisa kita petik, tapi alangkah lebih baiknya jika kalian membaca bukunya langsung. Akan lebih mengena ke relung sebab kita sendiri yang menentukan kapan mau meresapi nilai-nilai tersebut.

NILAI

Membaca buku terkenal yang sering wara-wiri dibicarakan orang-orang menjadi kebanggan sendiri. Setidaknya sebagai pembaca buku, saya pernah membaca buku yang dibaca banyak orang di seluruh dunia juga. Dan untuk cerita Pangeran Cilik dan petualangannya ini saya berikan nilai 4/5 bintang

Novelnya punya cerita ringan dan menyenangkan tapi mengajak kita untuk menjadi lebih baik pula. Bukankah berharga banget kan bisa baca buku yang seperti ini?

Hal menyenangkan lainnya, di buku ini kita disuguhi ilustrasi berwarna yang cakep-cakep pisan. Tidak membosankan membuka halaman demi halamannya.

Nah, sekian ulasan saya. Terakhir, jaga kesehatan dan jangan lupa membaca buku!



Desember 19, 2022

[Buku] The Good Earth (Bumi Yang Subur) - Pearl S. Buck


Judul:
The Good Earth (Bumi Yang Subur)

Penulis: Pearl S. Buck

Penerjemah: Gianny Buditjahya

Desain dan ilustrasi sampul: Staven Andersen

Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama

Terbit: Maret 2019, cetakan keenam

Tebal: 512 hlm.

ISBN: 9789792241051

Kisah tentang keluarga Wang Lung-keluarga petani Cina sederhana yang mendapat kemuliaan dari tanah yang diolahnya. Wang Lung mencintai tanahnya melebihi cintanya kepada keluarga dan dewa-dewanya. Dan tanah itu membuat hidupnya makmur. Wang Lung mempertahankan tanahnya dari bencana alam dan gerombolan bandit. Dan dia berhasil. Dia menanamkan akar sebuah dinasti yang berkuasa. Dinasti yang terdiri atas istri-istri, selir-selir, dan banyak anak-anak yang kelak mengkhianatinya.

***

SINOPSIS

Wang Lung adalah pemuda miskin yang tinggal dengan ayahnya di rumah sederhana. Mereka memiliki sebidang tanah tepat di seberang rumahnya. Dalam keterbatasan, Wang Lung akhirnya bisa menikahi  seorang budak perempuan tidak cantik, berwajah kotak, berkaki dan berbadan besar, yang dijemputnya dari Rumah Keluarga Hwang, bernama O-lan. Meskipun O-lan sangat pendiam, tapi ia tangkas, rajin, dan berpengalaman melakukan pekerjaan rumah. Semua kegiatan mengurus rumah yang dulunya dilakukan Wang Lung kini dikerjakan O-lan. Dan berkat perawakan O-lan yang besar, tenaganya sangat membantu untuk menggarap sawah.

Keuletan dan kerja keras O-lan patut diacungi jempol. Ia bisa melahirkan anak tanpa bantuan siapa pun. Ia juga bisa pergi ke sawah padahal beberapa saat lalu baru saja melahirkan. Wang Lung begitu terharu dengan kesetiaan O-lan.

Perlahan-lahan ekonomi keluarga Wang Lung membaik. Tapi belum lama merasakan ketenangan dan ketentraman hidup, kemarau panjang hingga menyebabkan kelaparan memaksa keluarga Wang Lung harus pindah ke daerah selatan. Di desanya tidak ada yang bisa dimakan, bahkan desas-desusnya sampai ada yang makan daging sesamanya. Di selatan, O-lan dan anak laki-lakinya mengemis, Wang Lung menarik angkong. Tapi hidup tetap saja pas-pasan. Wang Lung semakin rindu dengan tanahnya di desa. 


Satu kejadian pemberontakan hingga mendobrak gerbang rumah orang kaya, membuat Wang Lung mendapatkan sekantung emas dan berkat uang itu ia dan keluarganya memutuskan kembali ke kampung halaman. Tak disangka O-lan pun ternyata mendapatkan mutiara dari rumah keluarga kaya tersebut. Mutiara lebih berharga nilainya dibandingkan emas. Mereka mendadak menjadi kaya.

Lalu Wang Lung membeli tanah baru yang terkenal subur dan ia garap dibantu tetangganya bernama Ching. Tahun-tahun berikutnya ia menjadi tuan tanah kaya raya. Uang perak banyak ditabung, tanah-tanah terus bertambah. 

Harta ternyata membawa ujian. Wang Lung terpikat dengan perempuan cantik di sebuah kedai teh dan perak demi perak menggelontor ke tangan perempuan itu. Bahkan dua mutiara yang dimiliki O-lan pun diambilnya demi menghadiahi perempuan itu.

Masalah lain, keluarga pamannya yang pemalas datang meminta tinggal bareng dan diurus segala-galanya. Wang Lung tidak bisa menolak dan sejak itu tambah banyak mulut yang harus ia beri makan. Meski sebanyak apa pun kebutuhan yang harus ia penuhi, Wang Lung berusaha keras agar tanahnya tidak dijual.

***

IDE CERITA

Novel The Good Earth ini mempunyai tema keluarga sebab membahas tokoh Wang Lung dari mulai ia menikah, punya anak, punya cucu, dan sampai ia berumur 65 tahun. Perjalanan membangun dinasti keluarganya berawal dari tanah yang subur. Pada prosesnya Wang Lung harus melalui lika-liku yang tidak mudah. Wang Lung menemukan banyak masalah seiring banyak kemajuan yang ia dapatkan baik dari sisi keluarga, maupun tanahnya.

Punya banyak harta membuat Wang Lung mulai memasuki kedai teh dan akhirnya terpikat perempuan cantik bernama Lotus. Uangnya diperas untuk hadiah-hadiah dan Wang Lung merasa itu hal biasa. Ongkos menikahi Lotus dan biaya hidup sehari-harinya membutuhkan banyak uang. Ditambah ia harus membayari kemewahan untuk pembantunya dan istri dari pamannya yang pemalas karena malah berteman dengan Lotus.

Anak laki-lakinya yang sudah dewasa mulai bertingkah karena nafsunya sedang bergejolak. Wang Lung memergoki anaknya itu tengah berduaan dengan Lotus dan membuatnya marah besar. Wang Lung pun memilih untuk mengawinkan anaknya itu. Pesta yang dibuat pun lagi-lagi mahal. Dan Wang Lung sudah bisa membayangkan untuk menghadapi masalah serupa sebab masih ada anak laki-lakinya yang lain, yang ketika usianya sudah dewasa akan bertingkah sama.

Sejak ada Lotus, Wang Lung tidak lagi memperhatikan istri pertamanya O-lan. Walau ruangan kedua istri itu di lokasi yang berdekatan, hidup Wang Lung dan O-lan seperti sendiri-sendiri. O-lan yang pendiam menahan sakit diperutnya sendirian. Setelah O-lan meninggal, Wang Lung dan anak-anaknya baru sadar peran besar seorang ibu. Tanpa ibu, rumah menjadi tidak terurus. Lotus yang cantik tidak bisa diandalkan untuk mengerjakan pekerjaan rumah yang kasar.

Masih banyak masalah lain yang dihadapi Wang Lung seiring bertambahnya usia. Dan saya sangat suka bisa mengikuti kisah perubahannya dari petani miskin menjadi tuan tanah kaya.


PLOT/GAYA BERCERITA/POV/KARAKTER

Karena membahas soal perubahan Wang Lung dari petani miskin menjadi tuan tanah kaya raya, plot yang digunakan penulis adalah plot maju. Buku ini meringkas perjalanan bertahun-tahun dari Wang Lung sampai ia berumur sekitar 65 tahunan. Mulai dari ia yang malu-malu menjemput calon istrinya sampai ia bisa menikmati masa tenang ketika bisa melihat dan bermain-main dengan cucu-cucunya.

Saya agak terkejut ketika tahu kalau buku ini memuat perjalanan panjang dari Wang Lung. Buku ini adalah buku pertama dari trilogi Wang. Kalau di buku pertamanya saja Wang Lung si tokoh utama sudah tua, lalu di buku kedua dan ketiga akan dibahas pada fase mana lagi. Saya sangat penasaran.

Karena fase panjang itu membuat penulis membawa ceritanya dengan meringkas banyak hal. Tidak semua momen diceritakan dengan detail. Walau cukup nyaman diikuti, tapi saya merasa penulis terlalu ambil resiko dengan menceritakan Wang Lung sampai seusia itu. Terjemahan pun sangat baik. Saya tidak kaku mengikuti kisahnya. Kalau ternyata saya butuh seminggu untuk bisa selesai membacanya bukan karena ceritanya tidak menarik, hanya saja tipe cerita di novel ini tuh memang lambat. Tidak banyak momen seru dan meledak-ledak yang disajikan, kebanyakan hanya membahas soal apa yang terjadi dengan keluarga Wang saja.

Sudut pandang yang digunakan penulis adalah sudut pandang ketiga serba tahu. Pilihan ini membuat penulis leluasa menjabarkan pemikiran semua tokoh yang ada sehingga pembaca diuntungkan mengenal lebih dalam situasi yang terjadi.

Wang Lung adalah lelaki sederhana yang sangat cinta dengan tanahnya. Dia pekerja keras dan baik. Kalau pun dia terpeleset di tengah jalan, itu karena proses yang akan membuatnya lebih bijaksana. O-lan adalah istri pertama Wang Lung yang tidak cantik. Dia sangat telaten mengurus rumah tangga. Sama pekerja kerasnya dengan Wang Lung. Dan yang membuat saya menaruh hormat dengan O-lan, dia sangat setia. Meski Wang Lung membawa istri kedua, O-lan tetap mengerjakan tugasnya sebagai istri yaitu memasak makanan dan mengurus ayah Wang Lung. Lotus adalah istri kedua Wang Lung. Tipe perempuan cantik yang maunya dilayani. Tidak kenal kerja keras sebab semua pekerjaan dikerjakan oleh pembantunya.

Anak Lelaki Sulung Wang Lung tipe yang agak bebal meski pun ia pemuda yang pintar. Darahnya panas sehingga kadang ia membangkang kepada ayahnya. Setelah berumah tangga, barulah diketahui kalau ia tipe lelaki yang boros. Anak Lelaki Kedua Wang Lung berkebalikan dari anak pertama. Tidak banyak bicara, tapi dia cerdas, Pandai berhitung dan pandai berdagang. Dan kemudian ia dikenal sebagai lelaki kikir yang segala-galanya diperhitungkan. Anak Lelaki ketiga Wang Lung jauh lebih pendiam. Tapi pada akhir cerita dketahui kalau dia tipe anak yang berkemauan keras. Jika dilarang, ia akan makin memaksa. Wang Lung juga punya dua anak perempuan. Yang paling besar ternyata terbelakang karena sewaktu hamil kondisi sedang musim kelaparan. Sedangkan si bungsu harus dipingit ketika usianya sudah cukup untuk segera dinikahkan. Wang Lung terpaksa mengirim si bungsu ke keluarga calon suaminya agar anaknya tidak diganggu oleh pamannya.


BAGIAN FAVORIT

Karena tokoh yang saya sukai hanya O-lan, jadi bagian paling berkesan ketika Wang Lung meminta dua mutiara yang disimpan istrinya untuk diberikan kepada perempuan di kedai teh. 

"Kupikir aku ingin membuatkan giwang dari mutiara ini, nanti," dan karena ia takut Wang Lung menertawakannya, O-lan berkata lagi,"kuharap aku bisa memberikannya pada anak perempuan kita yang terkecil kalau dia kawin nanti." - hal.254

Selain itu, saat O-lan tahu kalau dua mutiara itu diberikan untuk perempuan lain, aura kesedihannya begitu terasa. Nasibnya saat itu sangat tragis.

"Dan rupanya mutiaraku larinya ke dia, ya, kepada siapa lagi!"

Seketika itu juga pegangan Wang Lung terlepas dan petani itu tak dapat menjawab apa-apa lagi. Detik itu juga amarahnya lenyap, lalu dengan kemalu-maluan ia melangkah pergi dari situ... -hal. 281

PETIK-PETIK

Pepatah yang bilang kalau ujian lelaki itu harta, tahta, dan wanita, itu dibenarkan dalan novel ini. Setelah Wang Lung mendapatkan harta yang banyak, ia mulai menempatkan diri sebagai orang kaya. Ogah diperlakukan seperti dulu saat ia masih miskin. Lalu, uang banyak membuatnya gampang mendapatkan wanita dan mudah membelinya.

Sayangnya ujian dari itu semua belum membuat Wang Lung terpuruk sekali. Mungkin akan kita temukan di buku ketiganya yang berjudul A House Divided (Runtuhnya Dinasti Wang). 

Poin penting yang perlu diingat dari novel ini sebagai berikut:

  • Tanah merupakan aset diam yang snagat berharga. Investasi paling baik memang di tanah.
  • Bekerja keras tidak pernah mengkhianati hasil.
  • Selain bekerja keras, bekerja cerdas pun perlu agar semakin banyak yang didapatkan.

NILAI

Novel ini tergolong tebal dengan cerita yang dipadatkan. Butuh waktu dan kesabaran untuk menyelesaikannya, tapi itu sebanding dengan pengalaman mengenal keluarga Wang Lung dan proses perubahannya. Karena itu saya memberikan nilai 4/5 bintang. Saya pasti akan membaca novel selanjutnya: Sons (Wang si Macan) dan A House Divided (Runtuhnya Dinasti Wang).

Nah sekian ulasan dari saya. Terakhir, terus jaga kesehatan dan jangan lupa membaca buku!