[ Ulasan di bawah ini adalah kesan pribadi saya setelah membaca bukunya. Semua poin berdasarkan penilaian sendiri sesuai selera pribadi. Terima kasih. ]
Judul: Shogun Jilid 3
Penulis: James Clavell
Penerjemah: D. Anshar
Desain sampul: Leopold Adi Surya
Penerbit: Kepustakaan Populer Gramedia (KPG)
Terbit: Februari 2025, cetakan pertama
Tebal: iv + 460 hlm.
ISBN: 9786231343291
Tag: sastra jepang, shogun, samurai, sejarah, politik
Sinopsis
Anjin-san atau Blacktorne sangat beruntung bisa kembali berlayar dengan kapal Erasmus ditemani Yabu dengan tujuan Nagasaki. Kali ini misinya untuk mempersiapkan perang dengan lebih dulu mencari tambahan pasukan. Namun, Daimyo Ishido justru menjemput dan membawanya ke Osaka.
Mariko pun berangkat lebih dulu ke Osaka dengan membawa misi rahasia dari Daimyo Toranaga. Tujuan lainnya, ia ingin memastikan keluarganya dalam kondisi baik-baik saja.
Situasi menegang saat Mariko ingin membawa keluarga Toranaga dari istana Osaka mengingat keluarga Toranaga sebenarnya sandera agar Toranaga segera tiba di Osaka. Ancaman seppuku membuat Ishido tidak berkutik tapi dia punya rencana lain hingga sebuah penyergapan oleh ninja membuat Mariko meregang nyawa.
Penyergapan ninja itu membuat Anjin-san mengalami luka-luka. Ditambah kepergian Mariko membuat hatinya sedih. Dan belum sampai disitu saja karma buruk menimpanya, kapal Erasmus miliknya juga hancur terbakar.
Toranaga tidak punya waktu banyak. Ia sudah ditunggu di Osaka. Atau jika tidak sampai ke Osaka, perang akan berkecamuk lebih dulu. Banyak taktik yang dijalankan, ada beberapa pengkhianat yang dia bereskan. Bahkan nyawa Mariko dan kebakaran kapal Erasmus masih berhubungan dengan keputusannya.
Ide Cerita
Di Jilid 3 ini makin kelihatan betapa pintarnya Toranaga dalam menghadapi situasi paling sulit pun. Dan berkat bawahannya yang berjiwa samurai, setiap langkah taktiknya bisa dijalankan dengan baik. Bisa dibilang Toranaga selalu memiliki rencana jauh ke depan (visioner) dibanding pikiran bawahannya. Sekali pun rencananya harus mengorbankan nyawa bawahannya.
Perang yang sudah di depan mata selalu bisa diantisipasi. Politik kekuasaan begitu kental baik di kubu Toranaga maupun di kubu Ishido. Kedua daimyo besar itu berseteru sebenarnya ingin memastikan kekuasaan Taiko dapat diteruskan kepada penerusnya yaitu Yaemon, yang kini masih kanak-kanak. Tapi kabar yang beredar justru kalau Toranaga berambisi jadi Shogun dan ingin mengambil alih kekuasaan dari penerus Taiko. Jika mengikuti pikiran Ishido dan Toranaga, saya jadi bingung sebenarnya siapa yang benar. Karena baik Ishido dan Toranaga mengelak tuduhan itu.
Sedikit disayangkan karena novel ini berakhir dengan konklusi berupa paragraf panjang saja. Perang besar yang saya tunggu-tunggu justru tidak terjadi. Tiga jilid ternyata hanya meringkas bagaimana mengenalkan perang politik kekuasaan di Jepang dari sudut pandang orang Inggris. Memang detail dan prosesnya panjang tetapi saya tetap berharap bisa membaca bagian perang besarnya.
Di tengah ketegangan perebutan kekuasaan, unsur romansa di novel ini pun sangat terasa. Dari cerita Mariko dan Fujiko memandang suami mereka, saya sangat terkesan dengan keteguhan para istri membela nama baik suaminya dan pengabdian sampai akhir hayat. Walau pun kita juga akan sadar kalau seorang istri benar-benar dibawah kendali suaminya dalam hal apa pun. Sekali pun mereka tidak bahagia, nilai hormat dan pengabdian tetap didahulukan.
Baca juga: Novel Shogun Jilid 1 - James Clavell
Karakter, POV, Plot, dan Gaya Bahasa
Dari Jilid 1 sampai Jilid 3, novel ini memamerkan banyak tokoh yang terlibat. Dan karena dari buku pertamanya saya tidak meringkas, di sini pun rasanya sulit melakukannya. Sentral cerita sebenarnya ada empat tokoh besar: Toranaga, Ishido, Blacktorne, dan Mariko. Tapi hampir semua tokoh pendukungnya memiliki peran penting juga di novel ini seperti Yabu, Hiromatsu, Gyoko, Fujiko, dan masih banyak lainnya.
Secara penokohan, hampir tidak ada tokoh yang benar-benar bisa dikatakan baik. Semua tokoh Jepang dibuat abu-abu karena mereka mempunyai kepentingan dan tujuan yang tidak begitu dibuka secara terang-terangan. Mungkin hanya Blacktorne saja yang secara karakter tidak dibikin abu-abu mengingat dia sebagai orang inggris yang dikenal kebar-barannya.
Cerita digulirkan dengan POV orang ketiga serba tahu dan plotnya dijalankan maju. Jika pun ada kilas balik bukan lompatan yang terlalu jauh. Dan untuk saya, membaca bagian kilas balik ini cukup nyaman, tidak membingungkan. Secara penerjemahan pun sangat baik sehingga bisa dibaca dengan lancar jaya. Sedikit istilah Jepang yang dipakai dan selalu diikuti narasi penjelasannya.
Bagian Favorit
Di Jilid 3 ini ada bagian paling seru yaitu ketika Istana Osaka bagian tempat Mariko dan Anjin-san berada disergap oleh pasukan ninja. Ada adegan perkelahian dan kejar-kejaran karena penyergapan itu tujuannya menangkap Mariko. Menghalau kejaran ninja dan mencari jalan keluar menjadi adegan yang bikin penasaran. Walaupun ditutup dengan ledakan yang membuat Mariko sekarat dan beberapa orang terdekatnya meregang nyawa.
Baca juga: Novel Shogun Jilid 2 - James Clavell
Petikan
- Hukum boleh jadi tidak masuk akal tapi akal tidak boleh melanggar hukum, atau keseluruhan masyarakat kita akan buyar seperti tatami tua (p. 89)
- Sabar artinya menahan diri. Ada tujuh perasaan, ne? Bahagia, marah, cemas, cinta, duka, taku, dan benci. Jika orang bisa menguasai dirinya terhadap tujuh perasaan itu, maka dia dianggap sabar (p. 429)
Kesimpulan
Secara keseluruhan saya sangat menikmati novel Shogun ini. Meski pun sampai Jilid 3 dan novelnya tebal, tapi ceritanya benar-benar menarik dan bikin penasaran. Mempertemukan dua budaya antara Jepang dan Inggris, menjelaskan perbedaan kristen katolik dan protestan, dan menggali konflik politik kekuasaan di Jepang, novel ini terbilang berat namun kaya. Jangan heran juga karena panjangnya cerita novel Shogun ini, kita akan menemukan beberapa bagian yang rada bikin bosan. Tapi harap bersabar dulu karena banyak sekali hal-hal yang akan bikin kita penasaran.
Novel ini sangat pas untuk pembaca yang suka cerita politik dan sejarah Jepang.
Oya, novel ini sudah dibuat seriesnya dengan judul sama: Shogun (2024). Dan menurut beberapa orang yang sudah nonton, seriesnya bagus. Hemm, penasaran. Bakal saya jadwalkan buat nonton nanti.
Nah, sekian ulasan saya untuk novel Shogun ini. Terakhir, jaga kesehatan dan jangan lupa membaca buku!






















