Judul: Shogun Jilid 2
Penulis: James Clavell
Penerjemah: D. Anshar
Sampul: Leopold Adi Surya
Penerbit: Kepustakaan Populer Gramedia (KPG)
Terbit: Februari 2025, cetakan pertama
Tebal: iv + 468 hlm.
ISBN: 9786231343284
Tag: sastra jepang, shogun, samurai, sejarah, laut
Sinopsis
Yoshi Toranaga berhasil kabur dari Osaka dengan tidak mudah. Blacktorne dan Mariko ikut rombongan juga. Dengan kapal dayung mereka mencapai Anjiro, daerah kekuasaan Yabu. Mariko dan Blacktorne ditinggal di sana, Toranaga melanjutkan perjalanan ke Edo.
Selama di Anjiro, Blacktorne mengalami banyak hal. Ia dituntut untuk bisa menguasai bahasa Jepang dalam waktu enam bulan, jika gagal maka seluruh rakyat akan dibumihanguskan. Selama itu juga Blacktorne berusaha belajar lebih banyak, bukan soal bahasa saja, tapi manusianya.
Hubungannya dengan Mariko selaku penerjemah dan gurunya, berkembang makin liar. Ada gejolak membara tapi harus diredam karena hubungan mereka salah. Mariko masih memiliki suami dan menurut adat tidak pantas dan aib jika berselingkuh.
Selain itu kedatangan Toranaga ke Anjiro setelah beberapa waktu balik ke Edo mengindikasikan perebutan kekuasaan makin memanas. Perang sepertinya tidak bisa dihindari. Toranaga yang mengundurkan diri dari Dewan Lima Datuk dan berharap bisa mengulur waktu justru dibenturkan kenyataan kalau penggantinya sudah ditunjuk lagi.
Sekutu Toranaga bahkan dibantai habis saat menolak menjadi sekutu Ishido. Posisinya kemudian digantikan oleh adik tiri Toranaga, Zataki. Perang saudara pun sepertinya akan meletus.
Resensi
Di Jilid 2 ini lebih banyak membahas soal kehidupan Blacktorne di Anjiro. Akan diulik lebih banyak orang-orang di sekitarnya seperti Mariko, Yabu, Omi, Fujiko, Kiku dan masih banyak lagi.
Perihal seksualitas akan dibahas banyak juga. Saya kaget waktu bagian Kiku menjelaskan alat bantu seksual kepada Blacktorne dan Mariko. Ternyata Jepang memang lebih vulgar dalam urusan seksualitas walaupun ada pemahaman kalau perempuan ditakdirkan melayani nafsu pria tanpa menuntut dirinya harus dipuaskan. Paham ini bertentangan dengan kegiatan seksual di negeri Blacktorne berasal.
Saya juga takjub dengan sifat Toranaga sebagai pemimpin. Ia selalu menekankan kepada siapa pun agar bisa bersikap sabar, jangan sembrono dengan buru-buru. Sifat tenangnya di situasi yang memancing emosinya juga mengagumkan. Dan itu ia praktikkan agar bawahannya mengikuti.
Penceritaan di Jilid 2 ini masih sama baiknya dengan Jilid 1. Ada beberapa typo tapi tidak menggangu bacaan. Penerjemahan juga sangat baik dan enak dibaca. Dan karena ceritanya berkembang ke berbagai arah, membaca novel tebal ini memang butuh kesabaran. Alurnya agak lambat tapi keseruannya akan terbayar menjelang akhir buku.
Nah, singkat saja ulasan saya kali ini. Terakhir, jaga kesehatan dan jangan lupa membaca buku!
0 comments:
Posting Komentar