Ada yang sadar nggak kalau header blog ini berubah pas awal tahun. Yup, jadi saya menambahkan kata 'jurnal blogger' pada logo blog ini. Itu semua ada latar belakangnya lho!
Masalah saya selama ini adalah kesulitan membuat resensi buku setiap menamatkan bacaan. Ini tuh jadi PR banget secara saya menganggap bacaan saya benar-benar tuntas kalau ulasannya sudah dipublikasikan. Ini membuat saya sulit lanjut baca buku berikutnya jika ulasan buku sebelumnya belum rampung. Tidak heran kalau dalam sebulan saya hanya sanggup menyelesaikan antara 2 sampai 4 buku saja.
Format resensi buku sudah beberapa kali saya rubah dan coba tapi enggak cukup ampuh menyelesaikan masalahnya. Kerangka resensi buku seperti pakem yang susah ditinggalkan dan dalam beberapa kasus itu membikin saya molor membuat ulasan buku. Sering juga saya menghapus draft ulasan buku jika hasilnya tidak memuaskan. Berlarut-larut akhirnya merenggut waktu dan kenikmatan membaca buku.
Awal tahun ini momen itu datang dan saya memberanikan diri untuk bereksperimen lagi. Saya ingin menulis jurnal bloger untuk proses membaca buku. Sebut saja Jurnal Baca Tidak perlu pakem saklek, tidak perlu panjang, tidak perlu lengkap, dan sebebas-bebasnya. Semoga dengan tagline 'jurnal bloger' a.k.a. Jurnal Baca ini bakal membuat tulisan saya lebih terasa personal lagi.
Akhirnya saya balik lagi ke tujuan awal menulis ulasan buku; merekap bacaan yang sudah saya baca dan ditujukan untuk arsip pribadi.
Sampai tulisan resensi novel Shogun Jilid 2 kemarin belum saya aplikasikan jurnal baca ini. Ke depannya saya akan coba melakukannya. Semoga dengan cara ini saya bisa menambah jumlah buku yang dibaca sehingga TBR saya bisa berkurang cepat. Saya bakal tenang beli buku baru kalau TBR saya berkurang banyak, hehe.
0 comments:
Posting Komentar