Mei 31, 2025

Resensi Novel Serenada Di Ujung Senja - Millea

[ Ulasan di bawah ini adalah kesan pribadi saya setelah membaca bukunya. Semua poin berdasarkan penilaian sendiri sesuai selera pribadi. Terima kasih. ]



Judul: Serenada Di Ujung Senja

Penulis: Millea

Penyunting: Ining Isaiyas

Sampul: Anadanu J.

Penerbit: PT Bukune Kreatif Cipta

Terbit: April 2017, cetakan pertama

Tebal: vi +370 hlm.

ISBN: 9786022202219

Tag: romansa, selingkuh

Sinopsis

Alexa, 28 tahun, tengah menjalin hubungan percintaan dengan Adrian, suami dan ayah dari seseorang. Sudah jalan 4 tahun. Tidak ada yang tahu bahkan ketiga sahabatnya: Rachel. Ella, dan Celia. Perjalanan yang tidak mudah sebab mimpinya untuk memiliki sang kekasih tidak gampang diwujudkan.

Lalu, orang tuanya menggagas pertemuan keluarga dengan teman mereka untuk mengenalkan Alexa kepada Vino. Alexa menentang perjodohan tersebut terang-terangan di depan Vino. Bukannya mundur, Vino justru lebih giat mendekatinya dengan hampir setiap hari mampir ke apartemennya. Kehadiran Vino tidak pernah diceritakan kepada Adrian sebab Alexa keukeuh tidak akan menikah dengannya.

Adrian sempat memutuskan untuk mengakhiri hubungan terlarangnya namun itu jadi ujian yang menyakitkan. Disty, istrinya, sangat berbeda dengan Alexa dalam menghargainya.  Keduanya sempat mengalami jeda. Dan saat mereka kembali bersama, rahasia mereka terbongkar.

Siapkah Alexa menerima semua resiko pilihannya untuk mencintai seseorang yang milik orang lain?

Apakah Vino akan terus memperjuangkan Alexa ketika perjuangannya seperti jalan di tempat?



Resensi

Saya tidak menyangka bakal suka dengan novel ini. Cerita romansa dibumbui perselingkuhan tapi di novel ini sudut pandangnya dari si pelaku. Yup, Alexa sebagai tokoh utama adalah selingkuhan Adrian, pria yang sudah menikah dan punya satu anak.

Sepanjang membaca, emosi saya dibuat jungkir balik. Kadang benci banget sama Alexa sebagai selingkuhan, kadang juga merasa sedih ketika pengorbanannya disepelekan. Saya sebenarnya tidak menemukan alasan kuat kenapa Alexa mau jadi selingkuhan dari laki-laki yang tidak memandikannya dengan harta. Dikesankan kalau Alexa tulus sayang sama Adrian. Tapi aneh saja rasa itu dibiarkan membesar dan mendalam padahal ia tahu itu salah dan Alexa itu bukan gadis yang baru menginjak dewasa. Dia harusnya bisa berpikir lebih jernih. Apalagi backround Alexa sangat baik; punya keluarga harmonis dan sahabat yang baik-baik.

Sementara dari sisi Adrian, saya bisa memahami kenapa dia bisa selingkuh. Dijelaskan kalau pria itu punya sisi ego lebih besar. Ketika istrinya punya ego lebih kuat, Adrian akhirnya memilih mempunyai perempuan lain yang bisa dia kendalikan sebagai pembuktian egonya. Dan momen itu didapat saat dia ketemu Alexa yang begitu menurut, menyayangi, bisa bersikap lembut, dan pengertian.

Karena mengambil sudut pandang dari pasangan selingkuh, kita akan dikasih tau bagaimana mereka menyembunyikan hubungan terlarang itu. Komunikasi menggunakan email atau SMS. Ketemuan sesekali di hotel dengan masing-masing beralasan yang masuk akal. Atau jalan-jalan keluar negeri berduaan. Dan cara itu berhasil menutupi permainan mereka. Meskipun Alexa mempunyai sahabat-sahabat dekat tapi mereka tidak pernah mencium hal itu.

Yang paling kasihan di novel ini adalah Vino. Pria yang sedang berusaha menjalin hubungan serius tapi hatinya jatuh ke perempuan yang menurut saya kurang baik. Pasangan selingkuh itu dua orang yang jahat. Dan orang dewasa yang selingkuh bukan hanya sekadar chat semata tapi bisa lebih jauh dari itu. Jadi bisa dibayangkan sendiri betapa menjijikan hubungan pasangan selingkuh itu dan kasihan sekali misalkan ada yang mendapatkan pasangan ini.

Berbeda dengan nasib percintaannya, Vino digambarkan sebagai karakter yang menyenangkan. Selain wajahnya yang senyumable, auranya juga positif banget. Enggak heran kalau Vino bisa cepat akrab dengan sahabat seapartemen Alexa, Celia.




Bom dari cerita ini adalah momen ketika akhirnya istri Adrian mengetahui hubungan mereka yang sudah berjalan 4 tahun. Tapi sayangnya momen itu enggak sampai meledak karena ternyata novel ini adalah bagian satu dari rangkaian ceritanya.

Karena temanya soal perselingkuhan, jadi jangan kaget menemukan narasi adegan hubungan badan dan diksinya begitu lugas untuk menggambarkannya. Ini yang bikin saya merasa geram saat membacanya karena hubungan mereka akan menghancurkan banyak hati; pasangan, anak, orang tua, para sahabat, dan mungkin rekan kerja.

Pemilihan POV dari pelaku selingkuh tergolong berani. Dan ini sangat sukses untuk mempermainkan emosi pembaca. Penceritaan juga tidak bertele-tele. Banyak momen dipaparkan sepertinya tujuannya agar pembaca bisa melihat sisi manusiawi dari pasangan selingkuh itu. 


"Lelaki yang baik nggak akan pernah sedikit pun berpikir untuk mencari celah supaya bisa ngekhianatin istrinya, apa pun alasannya." (hal. 102)


Secara keseluruhan, saya sangat menikmati cerita Alexa, Adrian, dan Vino. Ada momen bikin geram, bikin cengengesan, sedih, kecewa, dan deg-degan. Dan saya pengen banget melanjutkan ceritanya tapi pas cek di goodreads kayaknya belum ada buku keduanya. Huft!

Nah, sekian ulasan saya untuk novel Serenada Di Ujung Senja. Terakhir, jaga kesehatan dan jangan lupa membaca buku!

Mei 25, 2025

Resensi Novel Shogun Jilid 1 - James Clavell

[ Ulasan di bawah ini adalah kesan pribadi saya setelah membaca bukunya. Semua poin berdasarkan penilaian sendiri sesuai selera pribadi. Terima kasih. ]


Judul: Shogun Jilid 1

Penulis: James Clavell

Penerjemah: D. Anshar

Sampul: Leopold Adi Surya

Penerbit: Kepustakaan Populer Gramedia (KPG)

Terbit: Februari 2025, cetakan pertama

Tebal: iv + 537 hlm.

ISBN: 9786231343277

Tag: sastra jepang, shogun, samurai, sejarah, laut


Sinopsis

Kapal Erasmus adalah satu dari lima kapal Belanda yang selamat setelah melakukan perjalanan ke Dunia Baru. John Blacktorne, orang Inggris, menjadi nahkodanya dan harus bertahan saat kapalnya diterjang badai. Awak kapal lainnya sudah dalam kondisi mengenaskan akibat kurang makan dan minum. Di ujung harapan bisa menemukan daratan yang bagai mimpi, kapal yang diamuk badai akhirnya mendarat di daratan Jepang.

Berharap bisa memulihkan diri dan kembali pulang, Blacktorne dan awak kapal lainnya justru terjebak di negara yang secara bahasa, pakaian, makanan dan kebiasaannya sangat berbeda dengan negara asal mereka. Kapal dan harta di dalamnya di sita oleh Daimyo Kashigi Yabu. Nasib mereka akan ditentukan oleh keputusan pemimpin besar, Yoshi Toranaga.

Blacktorne sempat melawan penekanan dari Yabu tapi ia tercengang ketika tahu kemampuan mereka menggunakan pedang. Yabu adalah seorang samurai. Prajuritnya pun seorang samurai. Blacktorne tahu akan sangat sulit melawan mereka dengan kemampuan seperti itu.

Selain mereka, orang Portugis sudah lebih dulu tiba di Jepang untuk menyebarkan ajaran Katolik. Kehadiran Blacktorne memicu kebencian mereka karena Spanyol dan Portugis sudah bermusuhan dengan Inggris dan Belanda. Selain perseteruan dua negara, perbedaan agama pun menyulut kebencian antara keduanya. 

Setelah salah satu awak kapal meninggal akibat penyiksaan kejam yang diperintahkan oleh Yabu, Blacktorne memilih mengikuti perintahnya sembari menunggu kesempatan untuk membalas dendam. Ia pun ikut dengan rombongan ketika Yabu diminta datang ke Istana Osaka, kekuasaan Ishido Kazunari.

Blacktorne terjebak dalam perebutan kekuasaan antara Toranaga dan Ishido. Sejak Taiko meninggal, Jepang dikepalai oleh Dewan Lima Datuk yang masing-masing memimpin beberapa wilayah. Toranaga tidak memiliki sekutu, sedangkan dewan lain merapat ke pihak Ishido. Rapat Dewan Lima Datuk yang akan dilaksanakan di Istana Osaka disinyalir akan mengkudeta Toranaga agar lengser. Nyawanya terancam dan ketika pergerakan mulai gesit dilakukan Ishido, Toranaga harus bisa melarikan diri dari kungkungan Istana Osaka.



Resensi

Karena baru jilid 1, novel ini mencoba mengenalkan dasar ceritanya. Orang asing bernama Blacktorne yang terjebak di antara dua pemimpin besar Jepang yang berebut kekuasaan. Pengenalan yang dimaksud berupa penjabaran segala hal tentang Jepang sebagai daratan yang baru pertama kali di singgahi tokoh utamanya.

Beberapa informasi menarik tentang Jepang cukup membuat saya ber'oh'. Misalnya mengenai seorang samurai yang begitu menjunjung tinggi kehormatannya. Prinsip ini yang membuat mereka melakukan seppuku (bunuh diri) secara suka rela jika gagal melakukan tugas atau malu karena melakukan kesalahan. Perintah seppuku ini bisa dengan gampang dilontarkan oleh pemimpinnya dan begitu gampang pula dilaksanakan oleh anak buahnya.

Orang Jepang hanya dibolehkan memiliki satu istri tapi mereka boleh memiliki gundik sebanyak-banyaknya. Dan praktik seksual mereka bukan hanya hubungan hetero, mereka juga menganggap normal berhubungan dengan sesama jenis. Di sini ada momen Blacktorne marah besar gara-gara ditawari laki-laki hanya karena ia menolak ditawari perempuan. Padahal alasan Blacktorne memang sedang tidak ingin bercinta. Lucu banget kejadiannya.

Politik kekuasaan antara Toranaga dan Ishido ini seperti bom waktu. Cara-cara licik dan picik dilakukan keduanya untuk mengetahui rencana masing-masing dan menggagalkannya. Orang sekitar mereka pun mulai berhitung merapat ke pihak mana yang kira-kira akan menguntungkan. Dua pemimpin besar ini memiliki kebijakan yang berbeda sehingga jika salah memilih bisa-bisa kelangsungan hidup mereka terancam.

Nama Taiko disebut sebagai seorang petani yang berhasil menjadi pembawa kedamaian di Jepang. Pertama kali nama ini disebut, saya seperti pernah tahu ada buku yang judulnya Taiko. Dan begitu dicari, benar saja ada novel judulnya Taiko yang ditulis oleh Eiji Yoshikawa. Novel ini sendiri diceritakan setahun setelah Taiko meninggal dunia. Rasanya akan tambah lengkap kalau nanti saya baca juga novelnya. Biar jelas kenapa sosok Taiko begitu dihormati oleh Dewan Lima Datuk ini.

Karena menyebut pekerjaan nahkoda, novel ini pun melekat dengan cerita soal lautnya. Kemampuan Blacktorne sebagai nahkoda handal dipaparkan dalam beberapa kejadian mendebarkan di laut. Kehidupan selama di kapal pun dijabarkan lumayan banyak. Sehingga unsur perlautannya sangat terasa, bukan sekadar tempelan cerita saja.

Novel ini diceritakan dengan sangat detail makanya novelnya cukup tebal. Dan jilid 1 ini baru babak pembukaan menjelang peperangan yang besar (dugaan saya). Tidak bisa diprediksi apa yang bakal terjadi di jilid 2 dan saya beneran enggak sabar ingin membaca kelanjutannya.

Penerjemahan juga sangat enak dan diksinya gampang dipahami. Istilah-istilah Jepangnya dijelaskan juga jadi tidak bikin pembaca bingung. Mungkin untuk beberapa pembaca, narasi novel ini akan rada berat karena banyak paragraf panjang, bukan tipikal novel yang banyak dialog bergantian. Banyak juga dialog panjang karena kebanyakan menjelaskan atau menceritakan sesuatu.

Karakternya SANGAT BANYAK. Tantangan banget kalau harus inget semuanya. Tapi saya memilih fokus ke beberapa karakter saja biar proses membacanya lancar; Blacktorne dan Toranaga. Pengembangan karakternya sangat bagus terutama Blacktorne. Awalnya ia begitu kasar dan tipikal orang yang reaktif, tapi lama-lama setelah mengalami banyak hal, ia belajar untuk tenang dan melihat keadaan sekitar sebelum bertindak. Kecerdasan ini pula yang kayaknya menyelamatkannya dari kematian yang terus mengintai.

Secara keseluruhan, saya sangat puas membaca novel ini. Petualangan Blacktorne di Jepang menghadapi para samurai dan penguasanya begitu seru. Banyak informasi baru soal Jepang yang saya dapatkan juga. 

Nah, sekian ulasan novel Shogun Jilid 1 ini. Terakhir, jaga kesehatan dan jangan lupa membaca buku!



Mei 09, 2025

Resensi Novel Satine - Ika Natassa

[ Ulasan di bawah ini adalah kesan pribadi saya setelah membaca bukunya. Semua poin berdasarkan penilaian sendiri sesuai selera pribadi. Terima kasih. ]


Judul: Satine

Penulis: Ika Natassa

Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama

Terbit: Desember 2024

Tebal: 336 hlm.

ISBN: 9786020679983

Tag: kesepian, jodoh, karir, metropop


Karir bagus, umur sudah kepala tiga, tapi kekasih belum punya. Satine merasa kesepian. Lewat aplikasi jodoh Bespoke ia dipertemukan dengan pria bernama Ash Risjad. Satine butuh teman kencan dan Ash butuh teman ngobrol. Keduanya sepakat untuk berkencan dengan ketentuan tertentu.

Kencan kontrak tetap punya resiko, salah satunya menumbuhkan rasa sayang, dan itu jadi pelanggaran kesepakatan. Sejak pengakuan Ash itu, mereka mengakhiri kontrak kencan tersebut. Bukannya perasaan itu makin memudar, justru makin menyiksa. Asumsi-asumi tumbuh di hidup masing-masing. Dan efek perpisahan itu mengguncang hidup Satine dan Ash secara signifikan.

Perasaan sedih dan gundah yang dihadapi keduanya memberi momen merenung mengenai luka di masa lalu. Mungkin ini waktu yang tepat untuk menyelesaikan masalah yang belum rampung. Tentang Satine dan kebahagiannya bekerja. Tentang Ash dan kebencian kepada ayahnya yang kasar.

Apakah Satine bisa menemukan kebahagiaan yang sebenarnya? Apakah Ash bisa menerima kenyataan kalau ia memiliki darah ayahnya? Dan takdir apa yang akan digariskan untuk keduanya?

***


Novel Satine jadi novel ketiga yang saya baca dari deretan karya Ika Natassa. Sebelumnya saya sudah membaca novel Critical Eleven dan novel The Architecture of Love

Novel ini membahas nelangsanya jadi orang yang secara umur pada umumnya sudah harus menikah (kepala tiga) tapi pacar aja enggak punya. Digambarkan jadi orang kesepian, kalo nonton sendirian, sibuk dengan pekerjaan sampe lembur, ada momen senang atau sedih tidak bisa berbagi dengan siapa pun. Momen-momen menyedihkan jadi joblo ngenes terasa banget di sini.

Karir bagus, duit banyak, tapi kalo kesepian, enggak membuat kita bahagia. Duit dipakai untuk melarikan diri dari rasa sepi, tapi percayalah, saat menjelang tidur, perasaan sendirian itu mendekap erat dan otak kita akan melayang mempertanyakan kenapa nasib begini amat, keputusan apa yang salah di masa lalu, dan kira-kira apa yang bisa dilakukan untuk merubahnya. Jujur, kesepian itu perasaan yang bisa disangkal di mulut tapi di dalam hati enggak bisa diajak bohong.

Bakal jadi debat panjang kalau diulik kenapa Satine masih lajang di usia 37 tahun padahal karirnya gemilang. Setiap orang punya alasan kenapa belum mempunyai pasangan. Tapi yang bahaya itu kalau alasannya berupa keegoisan kita. Satine bekerja mati-matian untuk mengejar validasi dari ibunya. Lalu, ketika validasi didapat, apa itu merubah situasi. Jawabannya, merubah, tapi tidak keseluruhan. Apa bikin bahagia? Satu sisi iya, sisi lain ia juga kehilangan banyak.

Kemapanan memang bisa dikejar, tapi waktu yang seharusnya dinikmati terbuang percuma. Saat Satine umur 37 tahun, temannya sudah menikah. Mungkin temannya tidak sekaya Satine, tapi saya percaya temannya ini sudah mengalami susah-senang bersama pasangan, pengalaman hidupnya sudah kaya, dan bersama pasangan ia sudah belajar banyak untuk jadi bijaksana.

Dan yang paling menohok buat saya, seloyal-loyalnya kita ke perusahaan, ketika kita sudah tidak bermanfaat lagi, kita akan disingkirkan dan diganti dengan karyawan yang baru. Ini hukum alam corporate. Dan kita harus mengakui kalau tanpa kita pun perusahaan akan tetap jalan. Jadi, buat apa kita jadi budak perusahaan sampai membuat kita kehilangan waktu menikmati hidup dan kesehatan. Bekerjalah dengan baik, bekerjalah dengan porsinya.



Novel ini juga menyinggung isu parenting dan kesehatan mental (trauma). Satine jadi sosok yang begitu karena di masa lalunya ada tuntutan dari ibunya untuk sukses. Dan itu jadi alasan utama kenapa Satine bekerja lebih keras. Ditambah hubungan keduanya terlalu dingin, jarang ngobrol, serba sungkan, dan egois karena tidak ada yang memulai, sehingga perjalanan Satine untuk mencapai puncak karirnya terkesan berjuang sendirian.

Lalu isu trauma bisa dipelajari dari tokoh Ash. Mempunyai ayah yang kasar dan pemarah membuat Ash berusaha untuk tidak seperti ayahnya itu. Lalu ada satu momen ia marah dan memukuli rekan kerjanya, Ash merasa gagal dan menganggap dirinya sebagai sosok monster, tidak jauh beda dengan sosok ayahnya. Gara-gara perasaan menjudge diri sendiri seburuk itu, Ash mengambil keputusan dan langkah yang keliru lagi. Jadilah drama jauh-jauhan dengan Satine yang menurut saya agak gimana gitu mengingat Ash itu sudah kepala tiga, harus bisa bijaksana ketika ia keliru langkah harusnya ia fokus membenahi, bukan meratapi.

Dari semua konflik di novel ini, saya diingatkan lagi soal arti pentingnya melakukan komunikasi tulus dan mendalam. Kalau kita ada masalah, ada salah paham, ada sesuatu yang perlu diperjelas, lakukan komunikasi, bukan justru berasumsi dan menebak-nebak. Manusia kebanyakan tidak diberikan kemampuan menebak isi pikiran orang lain jadi jangan mengandalkan 'orang lain harus tahu dan mengerti kita'. Mulailah memulai pembicaraan.

Sisi romansa begitu kental terasa di novel ini. Banyak kejadian biasa yang dikemas jadi momen romantis. Makan nasi padang dini hari bareng gebetan, lihat pameran lukisan di galeri, atau berdua melihat sebaran lampu menyerupai bintang. Dan kejadiannya bukan yang diada-adakan atau dipaksakan oleh penulis sehingga momen tadi terasa pas aja untuk ceritanya.

Secara alur cerita, kita akan dibawa terus maju mengikuti apa yang dialami oleh Satine dan Ash pasca mereka memutuskan mengakhiri kontrak kencan. Beberapa bagian menjelaskan masa lalu tapi porsinya tidak banyak, yah seperti penegasan saja, apa yang terjadi hari ini disebabkan oleh sesuatu atau keputusan di masa lalu.

Sedikit yang tidak nyaman adalah cara penulis membuat narasi terlalu lengkap untuk informasi sederhana. Banyak kalimat pembukaan yang dipakai (kebanyakan di awal paragraf tiap berganti POV). Tentu saja itu informatif tapi bagi saya itu mengurangi momen untuk mendalami alur utamanya. Ini tergantung selera juga sih, saya mungkin tipe yang ketika alur sedang jalan, saya butuh fokus yang intens masuk ke jalan ceritanya. Jangan diganggu dulu dengan narasi-narasi pendukung, saya lebih butuh narasi penggerak utamanya biar emosi yang sudah dibangun tidak buyar seketika.

Kalau untuk diksi tidak ada masalah. Terasa lugas dan cerdas. Banyak narasi bahasa inggris dan saya butuh waktu lebih lama untuk memahami isi paragrafnya. Tapi itu tidak menyurutkan semangat untuk membaca novelnya sampai kelar.



Sudut pandang dalam novel ini dibagi dua, bergantian antara Satine dan Ash. Yang membedakan penggunaan kata 'gue' di bagian Ash dan kata 'aku' di bagian Satine. Tapi saya tidak menemukan perbedaan rasa antara kedua bagian itu. Narasinya sama-sama terasa cerdas, sama-sama terasa pilu, dan sama-sama banyak menceritakan buah pikiran masing-masing.

Seandainya semua bagian menggunakan kata 'aku', dan judul bagian Satine atau Ash-nya dihapus, saya pasti kesulitan membedakan yang sedang bercerita itu Santie atau Ash, saking tidak ada gap dalam struktur narasinya. Katanya, narasi tokoh perempuan dan tokoh laki-laki harus memiliki perbedaan agar karakter tokohnya berkesan untuk pembaca. Contohnya kalau versi perempuan boleh banyak mengungkapkan pikirannya, kalau versi laki-laki dibuat lebih banyak narasi aksinya. 

Pendalaman karakter untuk tokoh utamanya sudah sangat baik. Satine Muchlis digambarkan sebagai pekerja keras, kesepian, tertekan dengan tuntutan dari ibunya, dan pejuang validasi. Sedangkan Ash Risjad digambarkan sebagai pria yang menyimpan trauma kekerasan, observer, dan perasa. Sayangnya, saya tidak terkesan dengan kedua tokoh ini. Mungkin karena kurangnya penggambaran kedekatan dengan orang-orang sekitarnya sehingga kebaikan keduanya tidak cukup terasa.

Kesimpulannya, menurut saya, novel ini memberi persepektif tentang pilihan beberapa orang yang mengejar karir sehingga urusan asmara rada kesulitan. Ada alasan kenapa pilihan itu dijalani, ada juga resiko yang timbul dari situasi tersebut. Setelah membaca novel ini, kita patut refleksi, sudah seberapa tepat kita mengambil keputusan, baik tentang asmara, finansial, dan keluarga. Dan pertanyaan berikutnya, sudahkan keputusan itu membahagiakan hidup kita?

Sekian ulasan novel Satine dari saya. Terakhir, jaga kesehatan dan jangan lupa membaca buku!



Mei 01, 2025

Bebukuan April 2025


Halo!

Karena sudah di awal bulan, saya membuat postingan rutin bebukuan. Isinya merekap buku apa saja yang sudah dibaca dan buku apa saja yang saya dapatkan selama satu bulan.

Ada sedikit kekecewaan karena bulan April kemarin saya lagi-lagi beli buku yang lumayan banyak. Padahal saya tahu jumlah TBR saya masih banyak menumpuk. Terlebih karena saya hanya membaca sedikit buku sehingga TBR saya tidak berkurang tapi makin bertambah banyak saja. 

Tetapi selalu ada kesempatan untuk berubah, sedikit beli buku, banyak membaca buku. Yuk bisa yuk!

Bacaan April 2025

1. Makhluk Bumi oleh Sayaka Murata

2. Dream Record oleh Lee Hye-rin


Koleksi April 2025

1. The Hunger Games #1 oleh Suzanne Collins



Saya sudah lama mencari novel Hunger Games yang sampulnya putih untuk melengkapi buku kedua dan ketiga yang sudah punya. Namun tetap tidak dapat padahal sudah bolak-balik nyari di tiga akun eccomerce beda-beda. Dan begitu gramedia menerbitkan ulang series ini dengan sampul baru, saya pun memutuskan membeli buku pertamanya agar segera bisa mulai membaca seriesnya.

2. Novelis Sebagai Panggilan Hidup oleh Haruki Murakami



Penulis Haruki Murakami jadi penulis yang begitu saya idolakan usai membaca trilogi novel 1Q84. Saat tahu ada buku nonfiksi ini, tanpa ragu langsung membelinya. Saya penasaran dengan proses kreatif seorang Haruki ketika membuat novel. Karena menurut saya, novel-novelnya begitu kompleks, penuh drama, dan unik.

3. Dream Record oleh Lee Hye-rin



Saya terpikat membeli novel ini karena sampulnya yang ala dongeng banget. Sangkaannya, cerita di dalamnya bakal manis. Tetapi setelah membaca novelnya, isinya tidak semanis itu kok. Ceritanya lebih serius.

4. Semilir Saat Beban Terangkat oleh Moon Kyeong-min



Untuk buku ini dibeli karena berbarengan dengan Dream Record dan karena terbitan baru. Kalau dari premis di belakang bukunya, novel ini punya cerita yang harusnya menghangatkan hati karena unsur keluarga begitu ditekankan.

5. Jangan Cemas oleh Shunmyo Masuno



Buku nonfiksi soal mendalami kecemasan hidup begitu menarik buat saya karena mungkin dari buku itu bakal ditemukan pencerahan. Semakin umur bertambah, goal hidup saya bergeser ke arah 'menangkan'. Makanya bacaan pun lebih ke tema-tema bagaimana mendapatkan kedamaian hidup dari berbagai sisi.

6. How To Heal Your Inner Child oleh Simon Chapple



Buku ini dibeli karena saya ingin menggali masa lalu saya karena merasa ada luka masa kecil yang belum sembuh. Saya merasa ketidakmajuan saya karena bayang-bayang masa kecil yang penuh trauma. Dan siapa tahu dengan membaca buku ini, saya bisa mempelajari apa yang sebenarnya terjadi di masa lalu dan mulai mencari langkah-langkah penyembuhannya.

7. Segala Kekasih Tengah Malam oleh Mieko Kawakami



Dulu pernah baca novel dari penulis yang judulnya Heaven. Bukan yang terkesan sekali tapi karya barunya ini tetap harus dicoba. Kalau di novel Heaven penulis mengangkat isu perundungan, saya penasaran tema apa yang akan dibawa di novel barunya ini.

8. Trunk oleh Kim Ryeo-ryeong



Selain ini terbitan baru dari gramedia, saya terpikat dengan sampulnya yang sederhana; backround hijau dan tas koper merah. Premisnya menarik, istri kontrak yang eksistensinya terusik. Ada unsur misteri juga.

9. Matthes oleh Alan TH



Beberapa orang di X sedang membaca buku ini dan saya pun tertarik. Katanya bagus makanya mau saya coba. Dan rupanya buku ini bakal jadi trilogi, buku keduanya sudah terbit beberapa waktu lalu.

***

Segitu update bebukuan bulan April kemarin. Harapannya semoga bulan Mei ini saya bisa membaca lebih banyak buku dan menikmati prosesnya.

Nah, buku apa yang sudah kalian baca bulan April lalu? 



April 18, 2025

Resensi Novel Dream Record - Lee Hye-rin

[ Ulasan di bawah ini adalah kesan pribadi saya setelah membaca bukunya. Semua poin berdasarkan penilaian sendiri sesuai selera pribadi. Terima kasih. ]



Judul: Dream Record

Penulis: Lee hye-rin

Penerjemah: Primastuti Dewi

Editor: Ifan Afiansa

Ilustrasi sampul & isi: Nadiah Ariqah

Penerbit: Bhuana Ilmu Populer (BIP)

Terbit: 2025

Tebal: vi + 138 hlm.

ISBN: 9786230420535

Tag: fantasi, teknologi, perundungan, mimpi



Sinopsis

Dream Record adalah perusahaan perekam mimpi yang dibangun oleh pasangan suami-istri; Han Tae-oh dan Oh Hae-na. Hae-na adalah penulis cerita yang pada debutnya melahirkan karya laris. Sejak itu, dunia seperti menuntutnya untuk berkarya sebagus karya pertamanya. Saat mengalami writer's block, Hae-na pusing sekali. Ide-ide dalam mimpinya begitu menarik untuk diolah menjadi cerita tetapi ketika ia bangun tidur, ia tidak ingat akan mimpi-mimpinya itu.

Tae-oh sebagai ilmuan syaraf mendapatkan ide bagus untuk membantu istrinya. Ia menciptakan cara dan alat untuk merekam mimpi, yang kemudian menjadi perusahaan besar, Perusahaan Dream Record.

Masyarakat datang berbondong-bondong untuk mencoba merekam mimpi mereka. Ada banyak alasan kenapa mereka ingin melakukan itu. Layanan ini laris sekali dan untuk meredam hal itu, harga untuk menikmati layanan ini dibuat mahal. Semakin mahal harganya, Tae-oh semakin gusar. Tujuannya membuat perekam mimpi bukan sekadar bisnis. Ia ingin semua kalangan bisa menikmati layanan ini. Ia pun membagikan voucher gratis dalam jumlah terbatas setiap periode agar masyarakat biasa pun bisa mencoba merekam mimpinya.

Kira-kita pertolongan dan manfaat apa saja yang bisa diberikan dari mimpi yang direkam?



Resensi

Membaca novel Dream Record ini jadi pengalaman yang menyenangkan. Saya sangat-sangat-sangat suka dengan ceritanya. Emosi saya diaduk-aduk antara marah, sedih, kesal, geram, dan senang penuh kelegaan. 

Kalau sekilas melihat sampul novel ini, kita pasti akan menebak kalau isi ceritanya tentang dongeng indah. Awalnya saya juga mengira begitu, tetapi dugaan itu patah, pada pembukaan novel ini penulis menyinggung soal perundungan. Hemm, ada tanda-tanda kalau ceritanya lebih serius dari sekadar keindahan dongeng yang diwakilkan warna-warni sampulnya.

Kami, para orang dewasa, sangat peduli dengan masalah bullying di sekolah dan bertekad kuat untuk turut serta menyelesaikannya (hal. 2)

Cerita Mengerikan Perundungan

Konflik besar novel ini adalah perundungan di sekolah yang dialami siswi bernama Jeong Ga-eun oleh geng Tae-hee, Hye-jin, Sena, Yurin, dan Arin. Kasusnya makin besar ketika Ga-eun jatuh dari lantai tiga gedung sekolah. Ibunya Ga-eun mencari kebenaran yang belum terungkap dari kejadian yang menimpa anaknya. Sekolah, polisi, dan rumah sakit harus dilibatkan.

Penulis menggali lebih dalam kasus perundungan yang bisa menimpa siapa pun. Di sini dipaparkan jelas bagaimana perundungan dimulai, pikiran pelaku melakukannya, kehancuran fisik dan psikis korban, penyesalan dan rasa gagal orang tua yang anaknya jadi korban, dan pandangan tenaga ahli yang membantu penyembuhan korban. Apa yang menimpa Ga-eun jadi babak paling kelam yang bisa meninggalkan trauma seumur hidup.

Beberapa pihak diceritakan ikut bergerak mengungkap misteri jatuhnya Ga-eun. Prosesnya susah karena di lokasi tidak ada CCTV dan saksi. Dan geng yang diketahui sesekolah sebagai terduga pelaku menyangkal tuduhan itu. Dan rupanya kasus perundungan ini bisa jadi celah penjahat lainnya untuk merusak korban lebih hancur dengan kejahatan lainnya. Saya sangat syok begitu kasusnya terungkap dan ternyata Ga-eun mengalami kejahatan lain yang lebih tidak manusiawi. Pelaku pun ternyata orang yang tidak pernah disangka-sangka.

Hubungan Manipulatif dan Toxic

Karakter Yeo-reum hadir dengan membawa cerita yang berbeda. Dia terjebak dalam hubungan toxic karena memiliki pasangan yang manipulatif, Tae-woo. Orang manipulatif harus dihindari karena punya sifat egois tinggi, penuntut, susah mengakui kesalahan, dan mahir melakukan treatment baik untuk menutupi sifat aslinya. 

Yeo-reum yang dasarnya gadis baik-baik sangat gampang jadi korban manipulatif dan susah melepaskan diri. Ia tahu kalau kekasihnya tidak wajar (ucapan dan tingkah laku) tetapi ketika kecurigaan itu diutarakan dan disangkal dengan bahasa manis oleh pacarnya, Yeo-reum bisa gampang mempercayainya lagi. Tidak heran kalau korban dari pasangan manipulatif gampang diluluhkan lagi dan itu makin membuat dirinya terjebak lebih dalam.

Butuh momen besar untuk benar-benar membuka mata korban dari pasangan manipulatif. Yeo-reum baru bisa melek dan sadar saat terbongkar kalau pacarnya selingkuh dengan sahabat sekaligus adik tingkatnya. Dan beruntung saat itu terjadi, Yeo-reum bisa tegas untuk meloloskan diri sehingga bujukan pacarnya tidak manjur lagi.

Benang Merah Perusahaan Dream Record

Dream Record sebagai perusahaan perekam mimpi menjadi penyambung antara Yeo-reum dan Ga-eun. Keduanya terhubung seperti takdir. Dream Record juga yang membantu membongkar masalah keduanya. 

Yeo-reum bekerja sebagai pemandu di Dream Record dan mendapatkan voucher gratis layanan perekam mimpi. Tae-woo yang tidak mampu membayar layanan itu membujuk Yeo-reum untuk memberikannya dan berhasil walau dengan berat hati. Tapi berkat ini, Yeo-reum bisa menonton mimpi pacarnya yang mengandung jawaban kenapa Tae-woo berubah akhir-akhir ini.

Sedangkan Ga-eun yang kehilangan ingatan, terutama ingatan kejadian saat ia jatuh, menggunakan layanan perekam mimpi atas saran Detektif Ho, deketif yang menyelidiki kasusnya. Walau butuh kesabaran karena Ga-eun secara bawah sadar menutupi ingatannya itu, Yeo-reum sebagai pemandu di Dream Record berhasil membangkitkan keberanian Ga-eun untuk membuka diri. Apa yang terjadi pada hari itu akhirnya muncul di mimpi Ga-eun dan membongkar kejahatan pelaku.


Menyembuhkan Diri Dari Trauma

Bagian paling mengharukan di novel ini adalah saat Yeo-reum berbagi pengalaman perundungan dengan Ga-eun. Dibeberkan betapa tersiksanya hidup sebagai korban. Setiap hari selalu mawas diri tentang apa yang akan terjadi dengannya.

Dibahas juga bagaimana Yeo-ruem bisa menerima traumanya dan perlahan memeluk dirinya erat. Tidak ada pilihan selain harus sembuh dan menjadi lebih kuat. Ada satu deskripsi menarik saat Ga-eun menonton mimpinya yang berisi peristiwa perundungan  saat ia sudah menerima masa lalunya. Ada rasa sedih, kasihan, dan marah yang bercampur menonton dirinya sendiri di masa lalu yang diperlakukan buruk.


"Bahkan seandainya kau harus menghadapi kenangan yang menyakitkan, kau harus memiliki keberanian untuk sepenuhnya menerima itu. Kau harus memeluk dirimu yang sedang terluka dan kesulitan. Emosi dan ingatan yang buruk juga merupakan bagian dari dirimu dan hidupmu. Kalau kau terus mengabaikannya, rasa sakit itu tidak akan pernah hilang. Menghadapi rasa sakit bukanlah hal yang menyenangkan, tetapi sekarang kau yang sedikit lebih dewasa dapat memeluk dan menghibur dirimu yang lemah di masa lalu. Dengan begitu, kau bisa maju sedikit demi sedikit." (hal. 99-100)

Ide Cemerlang Rekaman Mimpi

Rekaman mimpi yang bisa ditonton ulang jadi ide cemerlang di novel ini. Apalagi rekaman mimpi ini punya manfaat yang besar untuk beberapa situasi. Ada yang menonton mimpi karena ingin kembali melihat wajah orang yang sudah tiada, ada yang ingin bernostalgia dengan kebahagian pada momen spesial, ada yang ingin menggali pesan yang tidak dipahaminya, dan masih banyak lagi alasan pengunjung menggunakan layanan ini.

Proses untuk menggunakan layanan di Dream Record juga sangat jelas disampaikan penulis. Jadi memang bukan yang tiba-tiba saja pengunjung datang lalu di rekam. Detail teknisnya begitu lengkap sehingga saya bisa membayangkan langsung jika layanan ini beneran ada di dunia nyata.

Cerita tentang Dream Record ini juga masih punya potensi luar biasa untuk dikembangkan lebih lebar. Terutama soal kehidupan pasangan suami-istri pendirinya. Saya sangat penasaran dengan kehidupan Hae-na sebagai penulis yang akhirnya terbantu dengan alat perekam mimpi. Kira-kira bagaimana proses kreatif Hae-na membuat buku dongengnya.

Buku ini bakal lebih menarik jika halaman ilustrasi di dalamnya dicetak berwarna. Pasti menyenangkan berlama-lama memperhatikan detail ilustrasinya. Sampul depannya juga sudah bagus dan tentu saja gambar di dalamnya juga harus menyesuaikan. Saya yakin bakal memikat pembaca dongeng.

Simpulan

Novel ini tipis tapi saya puas dengan ceritanya. Tidak disajikan bertele-tele, ceritanya tidak melebar kemana-kemana dan tetap fokus, diksi untuk menggugah emosi pembaca juga tepat sasaran, dan keringkasan ceritanya tetap dieksekusi dengan baik.

Kesannya, saya seperti menemukan momen refleksi setelah membaca novel ini. Pelajaran moralnya begitu meresap ke hati. Dan tentu saja novel ini bisa jadi rekomendasi untuk dibaca remaja sebagai bacaan mendidik tentang bahaya perundungan.

Nah, sekian ulasan saya untuk novel Dream Record ini. Terakhir, jaga kesehatan dan jangan lupa membaca buku!


April 07, 2025

Resensi Novel Makhluk Bumi - Sayaka Murata

[ Ulasan di bawah ini adalah kesan pribadi saya setelah membaca bukunya. Semua poin berdasarkan penilaian sendiri sesuai selera pribadi. Terima kasih. ]



Judul: Makhluk Bumi

Penulis: Sayaka Murata

Penerjemah: Pegy Permatasari

Editor: Kartika E.

Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama

Terbit: Februari 2025

Tebal: 264 hlm.

ISBN: 9786020681900

Tag: psikologi, pelecehan seksual, drama, jepang


Sinopsis

Waktu usianya 5 tahun, Sasamoto Natsuki mengaku dirinya penyihir sejak bertemu boneka landak yang dinamai Pyut, polisi sihir dari Planet Pohapipinpobopia. Khayalannya itu justru didukung oleh sepupunya, Yuu. Yuu merasa dirinya juga adalah alien. Natsuki dan Yuu memutuskan berpacaran dan itu jadi motivasi menyenangkan untuk kunjungan rutin tiap tahun ke rumah nenek, Rumah Akishina, di atas pegunungan. Sampai akhirnya sebuah kejadian membuat orang-orang sekitarnya memisahkan mereka.

Natsuki dewasa dinikahi Tomomi dengan konsep pernikahan aneh, tanpa sentuhan dan pengalihan dari tuntutan masyarakat. Setelah menikah, kali ini dituntut untuk memiliki anak. Natsuki merasa cocok dengan Tomomi karena cara berpikir yang sama. Tomomi juga merasa dirinya berasal dari Planet Pohapipinpobopia. 

Ide untuk kembali mengunjungi Rumah Akishina membuka wawasan baru dan liar tentang peran mereka di Bumi. Natsuki, Tomomi, dan Yuu bertualang lebih hebat dan mengerikan demi tidak terjebak sebagai makhluk bumi. Mereka yakin mereka bukan makhluk bumi.


Resensi

Saya kenal karya Sayaka Murata dari novel Convenience Store Woman atau Gadis Minimarket. Novel yang mendalami sisi kejiwaan wanita dewasa dengan menggabungkan isu-isu perempuan yang umum ditemui di masyarakat. Buku kumpulan cerpen karya penulis yang judulnya Upacara Kehidupan juga sudah sempat dibaca tapi belum selesai karena temanya yang lumayan berat. Dan begitu novel ini diumumkan saya sudah mengantisipasi penerbitannya karena penasaran kali ini akan membahas isu apa lagi.


Dunia Anak Dan Kerentanannya

Dua bab pertama menceritakan tentang Natsuki dan Yuu waktu masih kecil, usia sekitar 5 tahunan. Saya sudah menduga di awal kalau pengakuan Natsuki sebagai penyihir dan pertemanannya dengan Pyut hanya khayalan saja. Saya maklum sebab anak-anak kadang punya teman khayalan dan imajinasi mereka tidak terbatas. Saya cukup terhibur dengan dunia yang diciptakan Natsuki dan Yuu tentang Planet Pohapipinpobopia. 

Sayangnya, beberapa orang tua meremehkan imajinasi anak-anak dan justru tegas menolak kebiasaan mereka. Cap anak tidak berguna dan suka ngomong sembarangan membuat mental anak tertekan. Ini kesalahan besar orang tua, harusnya mereka mencoba memahami perkembangan otak anak dan membantu menanamkan pendidikan karakter karena usia anak-anak adalah usia emas.

Kecolongan bahaya besar dicontohkan oleh orang tua Natsuki dalam novel ini. Natsuki mengalami pelecehan oleh guru lesnya: suka meraba tubuhnya, memintanya mempraktikan mengganti pembalut di depannya, dan sampai mengajarkannya cara mengulum. Natsuki sadar kalau gurunya aneh dan dia pun mengadukan itu kepada ibunya. Yang bikin saya marah karena respon ibunya begini, "Apanya yang aneh? Bukannya kau hanya dimarahi karena tidak becus?" (hal. 57). Saya kesal sekali pas baca bagian ini.

Saya jadi paham, bahaya terbesar buat anak-anak adalah memiliki orang tua yang tidak peka dan tidak mau memahami anak. Usia anak-anak begitu rentan dirusak oleh orang dewasa. Harusnya orang tua berperan sebagai tameng pelindung. Jika peran itu tidak jalan, anak-anak akan jadi korban, mental mereka dirusak dan traumanya akan dibawa sampai dewasa. Cara asuh salah bisa jadi lingkaran setan yang tidak ada putusnya untuk keturunan mereka selanjutnya.

Contoh cara asuh salah pada anak bisa kita jumpai di sekitar kita. Misalnya keputusan orang tua memberi ponsel untuk anak yang rewel, mengerdilkan usaha anak saat gagal, memberi cap jelek pada anak dan jarang mengajak anak untuk berbincang dengan alasan sibuk.


Tuntutan Orang Dewasa Yang Makin Menuntut

Dalam novel ini juga disinggung tentang ribetnya jadi orang dewasa. Awalnya ditanya mana pacarnya. Setelah sering melihat berduaan, ditanya lagi kapan mau nikah. Nikah sudah, ditanya kapan punya anak. Anak pertama udah gedean dikit, giliran ditanya kapan punya adik buat si kakak. Belum lagi ditanya soal kekayaan seperti rumahnya mana dan mobilnya apa.

Natsuki pun mengalami pertanyaan soal kapan punya anak. Untuk menjawabnya memang membingungkan karena pernikahan Natsuki dan Tomomi bisa dibilang rekayasa agar keduanya selamat melewati pertanyaan kapan menikah. Pernikahan mereka sudah disepakati tidak ada seksual, bahkan kamar mereka pun masing-masing padahal tinggal seatap. Jadi jangan harap bakal ada anak kalau mereka tidak pernah sekali pun melakukan intim.


Cerita Psikologi Yang Mengejutkan

Semakin ke belakang, cerita di novel ini makin seru walaupun tipikal cerita yang absurd. Mungkin dari ilmu psikologi ada istilah untuk orang dewasa yang masih percaya dengan kayalan waktu kecilnya. Natsuki, Tomomi, dan Yuu semakin tidak terkendali dengan hidupnya setelah mereka kembali ke rumah Akishina. Dan karena mereka merasa bukan makhluk bumi melainkan makhluk dari Planet Pohapipinpobopia, mereka mempraktikan hidup ala-ala survival. 

Hubungan dengan dunia luar diputus, untuk makan mereka mencuri dari kebun dan rumah di sekitar, tidur di tumpukan futon, beraktifitas dalam kondisi telanjang, bergerak dengan merangkak, dan mereka menyangkal soal pentingnya memenuhi hasrat seksual yang muncul. Yang lebih mengerikan, mereka menganggap kalau makhluk bumi adalah lawan. Ada kejadian mereka membunuh orang dan jasadnya mereka santap karena sedang kekurangan bahan makanan. Lebih gila lagi, ada percakapan jika persediaan daging manusia sudah habis, mereka saling menyerahkan diri untuk disantap. Untuk tahu mana yang lebih enak, mereka saling mencicipi dengan menggigit secara bergiliran.


Simpulan

Dibandingkan dengan novel Gadis Minimarket, novel ini punya cerita yang lebih suram. Sisi psikologi manusia digali lebih dalam dan liar karena membahas kenormalan manusia di masyarakat. Walau begitu, ceritanya tidak akan memberi pengaruh ke psikologi pembaca. Paling poin pelecehan seksual dengan korban anak-anak akan membuat pembaca mengumpat kesal ke pelaku. 

Sekian ulasan untuk novel Makhluk Bumi. Terakhir, jaga kesehatan dan jangan lupa membaca buku!