[Wishful Wednesday] Hening, Shusaku Endo

Judul asli: Silence
Judul: Hening
Penulis: Shusaku Endo
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama
Terbit: Januari 2017
Tebal buku: 304 halaman
ISBN: 9786020337173
Harga: Rp 68.000

Berlatar belakang Jepang abad ke-17, periode Edo, Silence mengisahkan perjalanan nasib Sebastian Rodrigues, Yesuit Portugis yang dikirim ke Jepang untuk membantu Gereja setempat dan untuk mencari tahu keadaan mantan gurunya, Ferreira, yang dikabarkan telah murtad karena tidak tahan menanggung siksaan. Pada zaman ketika Kristianitas dilarang keras di Jepang, dan para penganutnya dikejar-kejar, dipaksa menjadi murtad, dan dibunuh, bukan hal mudah bagi Rodrigues untuk bertahan hidup, apalagi Tuhan yang selama ini dianggapnya sumber kasih seolah bungkam dan hening, tidak berbuat apa-apa. 

Pada akhirnya, pertanyaan yang utama adalah: sanggupkah manusia mempertahankan keyakinannya di tengah masa-masa penuh penganiayaan? Dan benarkah Tuhan hanya diam berpangku tangan melihat penderitaan?

*******

Saya menduga buku ini memaparkan usaha seorang manusia meyakinkan keyakinannya kembali. Dengan konflik yang begitu berat, usaha memurtadkan, rasanya akan ditemukan banyak pelajaran dalam menghadapi kondisi demikian. Walau pun buku ini bukan membahas keyakinan yang sama dengan saya, bukan berarti saya harus anti dengan keyakinan yang ada di buku. Saya sebagai pembaca hanya akan menikmati kisahnya saja, bukan inti keyakinannya. 

Dan entah sejak kapan mulainya, saya sekarang ini lebih bisa menikmati buku terjemahan penulis luar negeri. Kalau perlu beralasan, bobot kisah yang ditawarkan novel terjemahan lebih bervariasi. Dan bagaimana mereka merangkai alur cerita, kadang membuat saya lebih terkejut.
*******

Buku apa yang kalian ingin punya minggu ini?

Untuk membuat pos serupa, silakan ikuti aturan mainnya dengan mengintip blog PerpusKecil


2 komentar:

  1. wah, buku yang sebentar lagi bakal diadaptasi ke layar lebar.

    Eh, tapi saya jadi sedikit terkejut dengan tulisan sobat di paragraf sebelum kalimat berwarna merah menyapa, serius dulunya tidak menikmati karya terjemahan?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yang bener bakal jadi film? Wah pasti menarik sekali..

      Iya, dulu tidak bisa menikmati terjemahan. Faktornya karena dulu ketemunya terjemahan yang amburadul..

      Hapus