Tampilkan postingan dengan label kirana kejora. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label kirana kejora. Tampilkan semua postingan

November 18, 2018

[Resensi] Yorick - Kirana Kejora + Giveaway

"Seorang sahabat tak akan berpikir rumit untuk membantu sahabatnya saat terdera kondisi sulit."

Kalimat yang tertulis di halaman 286 ini langsung bikin saya meneteskan air mata. Cemen banget, bukan? Bukan apa-apa, saya merasa langsung tertohok, teringat kepada perlakuan saya kepada teman-teman saya selama ini, yang bisa dikatakan belum menjadi teman terbaik. Dan novel Yorick ini seolah membedah diri saya untuk berubah menjadi kawan, bahkan sahabat yang paling baik ke depannya.


Judul: Yorick
Penulis: Kirana Kejora
Editor: Key Almira
Desain sampul: Sidiq Yuliana
Penerbit: PT Nevsky Prospektif Indonesia
Terbit: 2018
Tebal buku: 346 hlm.
ISBN: 9786025288302

Novel Yorick adalah novel kedua dari penulis Kirana Kejora yang saya baca. Kesempatan berharga karena saya bisa mengikuti perjalanan sosok Yorick, anak kampung dari daerah Ciamis yang diasuh oleh neneknya, Mak Encum dan kemudian melalui perjuangan berat untuk bisa sukses. Nilai perjuangan ini merupakan nilai paling kental yang dihadirkan kepada pembaca. Mengajarkan arti kerja keras, kesantunan, dan tetap rendah hati. Sebut saja, "From Zero to Hero."

Perjuangan Yorick sebagai anak yang tidak dianggap di keluarga besarnya, menapaki takdir hidupnya dengan penuh kegetiran. Bagaimana tidak getir, di usia anak-anak, dia mesti mengalah sama kehidupan yang serba kekurangan. Dan menjejak usia tanggung, hidup Yorick tak kalah miris, dia harus terlempar ke jalanan, berkali-kali, berusaha dan bertahan hidup, hingga jalanan dan alam menjadi sekolah yang sesungguhnya bagi Yorick.

Bukan cuma kisah metamorfosis sosok Yorick yang biasa menjadi luar biasa, novel ini menyisipkan kisah roman. Yorick sebagai manusia biasa yang pernah kehilangan sosok guru (neneknya) dan berujung menyisakan ruang sepi, ia pun melirik sosok perempuan yang berharap bisa mengisi kekosongan hatinya yang di sisi lain. Sebut saja nama Tia dan Nevia. Karena roman ini sekadar sisipan, saya merasa kurang terpuaskan oleh Yorick dalam menghadapi masalah hati. Yorick tidak memiliki akhir kisah cinta yang jelas dan itu membuat saya penasaran. Sebaik sosok Yorick, sebenarnya pertimbangan apa yang ia punya soal memilih pasangan hidupnya. Ada alasan apa yang ia pegang ketika membuat keputusan perkara romantisme, yang jelas akan sangat berbeda alasannya ketika ia menghadapi perkara kerjaan IT-nya.

Ijinkan saya menilai secara objektif untuk garis besar kisah Yorick ini. Saya merasa kisah nenek dan cucu ini merupakan pilihan tepat ketika kebanyakan novel saat ini berbicara romantisme antara pria dan wanita, muda atau dewasa.  Namun saya menangkap kehambaran peran nenek untuk 3/4 kisah Yorick selanjutnya. Seolah posisi nenek hanya nostalgia dengan ucapan-ucapan bijaknya. Tapi tidak punya pertalian yang kukuh terhadap perjuangan Yorick selanjutnya. Yang kemudian saya rasakan bahwa sebenarnya novel ini hanya berhasil menghadirkan konsep besar tentang liku-liku menggapai kesuksesan yang dibumbui kisah persahabatan.

Kisah persahabatan Yorick dengan beberapa temannya (Pak Kin, Iyan, Rotten, Tejo, dan Azis) tampak dominan dan saya bersyukur bisa mendapatkan kisah yang seperti ini. Dan sisi persahabatan ini yang justru membuat saya terharu (meneteskan air mata), bukan tentang hubungan Yorick dan neneknya. Persahabatan solid baik dalam kemunduran maupun kemajuan. Kehadiran sahabat dalam keadaan suka dan dukanya menjadi ukuran siapa saja yang memang layak disematkan sebutan 'sahabat terbaik'. Novel ini bakal saya rekomendasikan untuk siapa pun yang memang harus tahu gambaran paling ideal dalam membangun 'persahabatan'. Hubungan tanpa asas manfaat, apalagi harus ada khianat.

Berita gembira kalau novel ini akan difilmkan dan prosesnya sedang dilakoni. Sebab sepanjang membaca novel ini saya merasa kesulitan menyematkan dalam benak saya sosok Yorick anak-anak dan dewasa sesuai foto yang ada di kover novelnya, dengan adegan-adegan novelnya yang terbilang sangat dinamis karena novel Yorick ini merangkum perjalanan Yorick sejak dia kecil, remaja, hingga tumbuh jadi pria dewasa. Jadi tidak sabar untuk menonton filmnya demi membandingkan seberapa greget Yorick di novel dan di film, hehehe.

***


ADA GIVEAWAY!!!

1. Follow akun Instagram/Twitter @yorick.id , @kiranakejora , @adinseglesious (IG) , @adindilla (Twitter)

2. Bantu sebar link giveaway ini ya, boleh via Instagram atau Twitter!

3. Tuliskan nama dan akun kamu (Instagram/Twitter) di kolom komentar di bawah

4. Periode giveaway ini adalah 18 s/d 20 November 2018. Pemenang akan diumumkan pada tanggal 21 November 2018 (pemenang diundi ya!)

5. Untuk 1 pemenang utama berhak mendapatkan 1 buah novel Yorick. Dan ada 5 pemenang lainnya yang berhak mendapatkan voucher diskon 20% yang bisa digunakan saat pembelian novel Yorick di website www.yorick.id (kamu akan mendapatkan kode unik untuk pembelian di sana, sekaligus kode itu akan diundi untuk kesempatan jalan-jalan ke Rusia bersama penulis novel Yorick, Kak Kirana Kejora. Mau? Mau? Mau?)


Hayoo... Ikutan yuk giveaway ini, siapa tahu kamu yang beruntung!

UPDATE PEMENANG!

Sebelum saya mengumumkan pemenang, saya ingin mengucapkan terima kasih kepada peserta yang sudah ikut serta meramaikan giveaway ini. Jumlah peserta tidak banyak tetapi Alhamdulillah giveawaynya berjalan lancar dan tepat waktu.

Saya juga ingin mengucapkan terima kasih kepada Mbak Delisa yang sudah memberikan kesempatan kepada saya untuk menjadi host giveaway novel Yorick ini. Juga terima kasih kepada Mbak Kirana Kejora sebagai penulis novel Yorick yang sudah memperkenalkan saya kepada sosok yang pantang menyerah.

Nah, tinggal saya umumkan pemenangnya. Berikut ini pemenang di giveaway novel Yorick:


Yeay! Yeay! Yeay!
Selamat untuk para pemenang!

[Silakan kirim data diri kalian ke email hapudincreative@gmail.com dengan judul Konfirmasi Pemenang Yorick. Formatnya Nama, Alamat, dan Nomor Ponsel, untuk pengiriman hadiah.]

Sekali lagi selamat kepada para pemenang dan nantikan giveaway selanjutnya...


September 19, 2016

[Resensi] Senja Di Langit Ceko - Kirana Kejora

Setelah membaca tuntas Senja di Langit Ceko, justru muncul pertanyaan ‘kenapa?’. Penulis sengaja sekali merusak mood pembaca yang begitu hanyut dengan detail negara Ceko yang indah sekali dan suasana romantis ala Senja-Saujana, dengan ending cerita yang menohok. Ini tidak adil bagi kami para pembaca. Namun, ketidakadilan ini jadi prestasi penulis menghipnotis pembaca lewat cerita yang dibuatnya.

Judul: Senja di Langit Ceko
Penulis: Kirana Kejora
Cover: ANS
Layout: Rio Maykha
Editor: Agus Mutaram
Penerbit: Dua Media
Terbit: 2016
Tebal buku: 290 halaman
ISBN: 9786027270718
Harga: Rp65.000

Dua orang keras kepala, dua orang cerdas, yang awalnya sering debat kusir akhirnya memutuskan menikah. Sejarah mengenai kehilangan orang tua menjadi perantara keduanya untuk bersatu. Dan setelah menikah, mereka melakukan bulan madu ke negara Ceko. Senja menikmati perjalanannya. Saujana membawa pula misi mencari ayahnya yang hilang di kota itu. Perjalanan super romantis suami istri itu harus menjadi lara ketika takdir yang bicara. Ada apa dengan Senja dan Saujana?

Saya menyesal mengabaikan novel ini dari sejak saya menerimanya. Salah penulis juga, kenapa awal novel diceritakan debat kusir dua orang cerdas yang kata-katanya susah dipahami. Rasa yang saya temukan setelah melanjutkan baca, cukup tercekat dan dada merasa hangat. Ternyata dua orang cerdas itu hanya sedang jaga harga diri.

Ide cerita yang menyatukan dua orang keras kepala terus bulan madu di negara indah, sempat membuat saya pesimis. Jangan salah, hasil tangan penulis membuat ide itu briliant berkat detail negara Ceko yang indah yang dinarasikan dengan sangat rinci. Klasik, romantis, bersejarah, dingin, salju, berpadu menghanyutkan imajinasi. Ditambah, pembaca akan jadi lebih tahu mengenai negara Ceko berkat membaca novel ini yang sarat informasi sejarahnya.

Klimaks konflik akan ditemukan di akhir-akhir buku. Kejutan yang cukup tidak terduga dan tidak terlacak sebelumnya, membawa novel ini sedikit lebih menyenangkan. Sebab pada bagian akhir-akhir novel ini, pembaca akan dibuat merana oleh kejadian yang ‘kenapa harus terjadi?’.

Karakter tokoh utama sangat hidup. Keduanya manusia cerdas dan punya harga diri. Namun semua berubah ketika mereka sudah menikah. Kekonyolan, sifat manja, keras kepala dan adaptasi terhadap hubungan yang baru, keluar dengan sendirinya. Tidak berlebihan. Saya kira semua pasangan akan melakukan hal yang sama. Ada satu tokoh juga yang tidak akan saya sebutkan, sebagai peran vital juga dan dia sangat baik, besar hati, santun, juga cerdas. Penasaran, bukan?

Selama menjelajah negara Ceko, pembaca akan diajak ke beberapa lokasi, bangunan, monumen dan tempat yang indah. Sebut saja Kastil Praha, Katedral Santo Vitus, Jam Astronomi Orloj, Jembatan Karluv, Jembatan Charles, dan masih banyak lainnya. Saya membayang semuanya seolah saya yang sedang liburan.

Pembaca juga akan dikenalkan pada seorang penulis hebat bernama Franz Kafka. Akan diulas karyanya, kehidupannya, dan kisah percintaannya. Menarik sekali mengetahui bagian ini. Selain Franz Kafka, ada juga penulis lain yang sekaligus presiden bernama Vaclav Havel. Sosok seperti apakah mereka?

Saya mendapat pelajaran di novel ini untuk mencintai pasangan dengan cara memberi, mengimbangi, menghargai, dan menghormati. Dua kepala tidak akan selalu seiya sekata. Mantra tadi tepat untuk menengahi perbedaan. Juga rasa syukur karena masih diberikan kesehatan sehingga bisa menikmati hidup lebih lama.

“Cinta itu memberi, mengimbangi, menghargai, dan menghormati.” [hal. 57]
Novel ini saya rekomendasikan untuk semua orang yang hakikatnya akan dewasa. Mengingatkan kita makna cinta yang seharusnya, tidak menyakiti, harus tulus, dan menerima kelebihan dan kekurangan pasangan karena tidak ada manusia yang sempurna. Akhirnya, saya memberikan rating untuk novel Senja di Langit Ceko karya Kirana Kejora adalah 4 bintang dari 5 bintang.

:) :) :)

Typo:
luamayan = lumayan [hal. 42]
Senaj = Senja [hal. 77]
Pada tahun 28 Oktober 1918 = Pada tanggal 28 Oktober 1918 [hal. 150]
dainggapnya = dianggapnya [hal. 172]
suika = suka [hal. 177]
selama = selamat [hal. 186]
juag = juga [hal. 234]

Catatan:
  • “Senja, selama mata kita diberi kesempatan untuk memandang, gunakan dengan baik, untuk menangkap kebenaran. Demikian dengan telinga, bibir, dan hati, karena kita tak pernah tahu batasan waktu kita di bumi.” [hal. 5]
  • Senja, hidup hanya sekali, jangan meniadakannya tidak punya arti. Time change everything you know. [hal. 21]
  • “Kejujuran hati, itulah kebenaran sejati.” [hal. 33]
  • “Cinta itu tidak bisa mengikat, tapi membebaskan. Tidak bisa meminta tapi mempersembahkan.” [hal. 34]
  • “... Doa adalah pusaka buat sebuah keluhan yang akan jadi harapan.” [hal. 37]
  • “Semua manusia dilahirkan bebas dan sama dalam martabat dan hak. Mereka dibekali dengan akal dan hati nurani dan harus bertindak dalam semangat persaudaraan...” [hal. 82]
  • “...orang baik akan bertemu dengan orang baik dimana saja.” [hal. 186]