[Buku] Holy Mother by Akiyoshi Rikako

Judul: Holy Mother
Penulis: Akiyoshi Rikako
Penerjemah: Andry Setiawan
Penyunting: Arumdyah Tyasayu
Proofreader: Titish A. K.
Design Cover: Pola
Penerbit: Penerbit Haru
Cetakan: Pertama, Agustus 2016
Tebal buku: 284 halaman
ISBN: 9786027742963
Harga: Rp69.000 

Saya beli novel Holy Mother ini karena pengaruh booktube MaggieChen. Reaksi dia sangat heboh sampai melempar-lempar dua buku Akiyoshi Rikako sebelumnya; Girl in The Dark & The Dead Return. Karena tipe orang yang mudah dipengaruhi, saya segera berburu buku ini.

Buku Holy Mother bercerita mengenai pengorbanan seorang Ibu demi anaknya. Ia rela melakukan apa pun agar anaknya bahagia dan aman.  Cerita diawali dengan berita penemuan mayat anak laki-laki di pinggiran Sungai Aiide, dalam kondisi telanjang dan kelamin yang terpotong. Pembunuh dengan cerdas menghapus semua petunjuk. Sakaguchi dan Tanizaki, dua detektif yang ikut mengusust kasus ini bingung mengkerucutkan temuannya kepada tersangka. Belum kelar penyelidikan, korban kedua ditemukan di kompleks rumah sakit yang direnovasi. Para detektif dibuat geram. Dugaan tersangka yang tadinya mengarah kepada ayah dari korban pertama, dengan ditemukannya korban kedua, dugaan tadi patah.

Buku Holy Mother masuk kategori buku thriller. Adegan pembunuhan dan misteri memang kental di buku ini. Dua jempol saya kasih untuk penulis yang mengemas dua hal tadi dengan apik dan tidak terbaca. Saya sepakat dengan pembaca yang lain, jika misteri sebenarnya di novel ini hanya bisa dijawab di bab terakhir. Bukan soal pembunuhnya. Di awal buku, penulis sudah menunjuk siapa pembunuhnya. Yang kemudian akan kamu ikuti dalam buku ini soal bagaimana pembunuhan itu dilakukan dan apa motifnya.

Ada bagian yang menghangatkan hati pas baca buku ini. Honami adalah seorang ibu beranak satu. Penulis menceritakan secara detail mengenai kesulitan Honami untuk mendapatkan anak. Banyak program kehamilan yang diikuti demi tujuan itu dan hasilnya selalu gagal. Proses yang sakit dan menekan batin dilalui Honami dengan sabar. Pada akhirnya Tuhan memberikan anak padanya, ia pun bertekad akan menjaga anaknya tetap bahagia dan aman. Membaca bagian ini, kita sepatutnya menghormati ibu dengan segenap jiwa. 

Seorang ibu yang melindungi anaknya akan mengerahkan seluruh kekuatannya (hal. 18).

Makoto, siswa SMA yang jago kendo dan cerdas di bidang biologi, mempunyai porsi cerita yang banyak di buku ini. Sosok misterius yang akan membuat kamu bergidik sebab ada yang salah dengan psikologinya. Kamu pun akan dikejutkan dengan kenyataan masa lalu yang membuat Makoto menjadi monster. Kecerdasan yang ia miliki digunakan untuk memuluskan menuntaskan hasrat hati. 

Ketenangan yang ia cari usai melakukan ‘itu’, ternyata hanya sementara. Dalam rentang waktu yang tidak lama, hasrat itu muncul menuntut dituntaskan kembali. Pada awalnya saya menduga Makoto ini seorang psikopat, tapi ternyata bukan. Makoto hanya gadis yang trauma oleh masa lalu yang kelam. Memulai hidup dengan suasana baru tidak cukup menghapus bayangan kejadian dahulu.

Rincian pembunuhan yang diceritakan dalam novel ini belum membuat saya merasa muak. Tidak ditemukan pembunuhan yang membuat mual, berdarah-darah atau kesadisan lainnya. Kamu pernah nonton film The Wrong Turn? Pembunuhan sadis semacam di film itu yang membuat saya benci darah dan luka-luka. Oleh karena itu, Holy Mother belum mengesankan saya.

Berkaitan dengan gaya bercerita, Holy Mother tergolong lambat. Sebabnya, banyak flash back cerita yang diungkap, membuat progres cerita serasa tersendat-sendat. Dan jujur saja, begitu mencapai bab terakhir yang menjadi kunci cerita, rasanya saya harus kembali ke awal untuk membuktikan pada kejutan tadi. Karena permainan sudut pandang yang digunakan penulis sangat berhasil mengecoh saya dalam mengenali tokoh-tokoh yang muncul, terutama mengenali Honami dan Makoto.

Pemilihan kover oleh penerbit Haru terbilang tepat. Backround hitam mewakili kesan seram yang diungkap di cerita. Bagian yang lebih menyeramkan terletak pada gambar mata wanita yang memeluk anak perempuan, begitu tajam, dingin, dan mengintimidasi.

Terlepas dari kesan yang kurang mengena versinya saya, buku Holy Mother ini masih tepat direkomendasikan kepada kamu yang menyukai cerita thriller.

Rating dari saya: 3/5


Catatan:
  • Menurut pendapat saya, lebih baik kita memeluk perbedaan itu dan saling melengkapi. [hal. 68]
  • Pemerkosaan membunuh jiwa. [hal. 78]

Typo:

  • Berusa = Berusia [hal. 138]

6 komentar:

  1. Ga heran deh kenapa banyak pembaca Indonesia yang mengidolakan Akiyoshi Rikako. Mas Adin, review mu bener2 bikin aku nafsuuuu pengin cepet baca buku ini. At least, ga romance mula yang dibaca, ntar kejenuhan. Thriller/horor/misteri merupakan genre cerita yang aku gemarii.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih Bintang, ini review yang saya bingung harus mulainya bagaimana. Iya, penting menambah keragaman bacaan, biar kita juga banyak tahu konsep cerita dari berbagai genre. Harus terus memperkaya jenis bacaan.

      Hapus
  2. salah satu buku yang udah ngebet pengen dibeli karena 'racun'nya udah muncul di mana-mana

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ayo atuh beli di toko buku terdekat. Dan rasakan pula efek seramnya, hehe :)

      Hapus
  3. Hai Adin! Aku juga memberikan rating 3 utk buku ini. Kalau bukan karena ada twist di akhir ceritanya, aku tidak akan menganggap buku ini istimewa. Alur lambat, iya, terutama dibagian Honami kan? Menurutku ini cukup menghambat cerita, atau justru trik penulis Akiyoshi untuk menutupi siapa Makoto sebenarnya. Aku pikir review kita berdua memuat sedikit spoiler hahaha :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hai Aya, iya nih hanya mampu ngeganjar dengan 3 bintang saja. Beda dari yang lain, nggak apa-apa. Memang begitu menurut saya, lambat. Soal spoiler, susah bikin tidak mengumbarnya. Harus terus belajar meresensi lebih baik lagi nih!

      Hapus