Resensi Buku Sulung Dan Nyonya Ai - Sulung Landung

[ Ulasan di bawah ini adalah kesan pribadi saya setelah membaca bukunya. Semua poin berdasarkan penilaian sendiri sesuai selera pribadi. Terima kasih. ]



Judul: Sulung Dan Nyonya Ai: Sebuah Perjalanan Menuju Pulih

Penulis: Sulung Landung

Penyunting: Reda Gaudiamo, Anastha Eka

Ilustrasi: Mohammad Taufiq (Emte)

Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama

Terbit: Mei 2023

Tebal: 195 hlm.

ISBN: 9786020670638


Buku ini merupakan buku self improvement berisi pengalaman penulis saat ia kecil hingga dewasa yang penuh dinamika dan perenungan. Dan ini perkenalan saya dengan sosok Sulung Landung, yang saya baru tahu kalau beliau sudah mempunyai tiga buku series 'Management Artis 101', dengan pembahasan dunia keartisan.

Pada paruh awal buku, kita akan dikenalkan pada perjuangan Sulung karena lahir dari keluarga biasa dengan mempunyai orang tua yang kemudaan. Sulung lahir saat ibunya, Ai, masih berusia 17 tahun. Keadaan ini berimbas Sulung lebih banyak diasuh oleh Ama atau neneknya. Sulung sendiri mengakui kalau hubungannya dengan sang ibu memang agak jauh sedari kecil. 

Sulung kecil ternyata korban bully. Ia kerap diolok-olok oleh teman-temannya di sekolah karena seragamnya sering bau ikan asin. Wajar berbau begitu karena Sulung kecil sering menemani Ama berjualan ikan asin sehingga bau ikan asin menempel di pakaiannya.

Ada pengalaman Sulung menyanyi dan justru ia disoraki dengan sebutan 'banci, bencong', dan itu membuat nyalinya menciut untuk unjuk gigi. Sulung kecil yang mentalnya sedang dibentuk justru dibenturkan dengan lingkungan yang menggangu, dan pada saat itu Sulung kecil tidak punya tempat untuk mengadu dan berlindung.

Mental Sulung digulung tekanan hingga ia tumbuh dewasa dengan rasa malu, takut, dan tidak percaya diri. Bahkan sifat pecundangnya ini bertahan sampai ia masuk SMA. Beruntung ketika SMA ini ia menemukan lingkungan yang mendukung untuk mengeluarkan potensi baiknya. Prestasinya menanjak, namanya muncul, dan Sulung mulai berani memutuskan ingin jadi apa dirinya.

Ketika ia kuliah, Sulung harus berjuang dengan keadaan ekonomi yang tidak stabil. Usaha ayahnya kerap naik-turun dan itu memaksa Sulung untuk dewasa menyikapi. Sehingga Sulung pun menyambi pekerjaan paruh waktu agar kuliahnya tidak terhenti di tengah jalan.

Enggak ada usaha yang mengkhianati hasil. Apa yang diimpikan Sulung, satu per satu mulai terwujud. Tetapi ternyata pengalaman buruk saat ia kecil hingga dewasa menjadi luka batin. Sulung tidak tenang dengan pencapaiannya. Sulung tidak bahagia. Diam-diam pengalaman buruk di masa lalu ia pendam sendiri dan menjadi borok. Sulung pun mencari penyembuhan ke beberapa orang agar kegelisahannya menghilang. Dan kunci mendapatkan itu adalah memaafkan masa lalu.

Namun proses memaafkan masa lalu tidak mudah. Berkat menemui beberapa orang, Sulung mendapatkan akar masalah batin yang menderanya. Dan itu ternyata berhubungan dengan Ai, ibunya. 

Dari buku ini saya memahami pelajaran-pelajaran hidup berharga yang seharusnya dipahami banyak orang. Pertama, anak kecil harus mempunyai kehidupan yang menyenangkan dan tenang. Tidak harus bergelimang harta atau bisa jajan apa saja. Yang utama adalah peran orang tua mendampingi harus jadi prioritas. Pendewasaan dari anak kecil ke jelang dewasa itu prosesnya berat. Banyak tidak tahunya. Dan peran orang tua seharusnya menemani, mendampingi, merangkul, memberi tahu, dan membenarkan jika salah. 

Pengalaman buruk di masa lalu yang tidak diselesaikan akan jadi luka batin sampai dewasa. Kenangan buruk akan jadi trauma yang jika tidak disembuhkan akan terus jadi ganjalan di hati dan ini bisa mempengarui kualitas kebahagian. 

Untuk teman-teman yang saat ini masih gelisah dan malu mengakui masa lalu buruk, coba untuk mulai menyembuhkan dengan menuliskannya atau membicarakan dengan seseorang yang kita percaya. Jangan lagi dipendam pengalaman buruk tadi, keluarkan dari hati, bebaskan belenggunya, dan lepaskan bebannya.

Kedua, jika tidak baik-baik saja segera cari penyembuhan. Untuk beberapa orang yang mempunyai nasib seperti Sulung, tidak bisa dibiarkan dan berpura-pura kalau itu sudah berlalu. Dengan dibantu ahlinya, kita akan menyelami sisi terdalam kita dan rahasia yang dipendam. Jika sudah tahu isi hati dan luka-luka yang dipendam dalam-dalam, baru kita mulai mengungkapkan kegusaran itu. Kita bisa mulai menyelesaikan semuanya sampai ke tahap 'Oke, saya menerima masa lalu buruk itu dan saya memaafkan semuanya.' 

Ketiga, kita harus jadi pejuang untuk hidup kita. Harus diakui semakin dewasa, beban hidup semakin berat. Banyak faktor yang membuat kita tertekan dengan tuntutan dan tanggung jawab. Dan perjuangan kita harus untuk tujuan hidup yang kita mau. Ingat, standar hidup setiap orang berbeda-beda dan kita harus tahu standar hidup kita segimana sehingga perjuangan yang kita lakukan pun lebih terukur dan terarah. Jangan sampai kita terjebak memperjuangkan hidup untuk standar selangit, yang ada kita akan mati lebih dulu sebelum mengucapkan syukur atas pencapaian yang sudah dilalui.

Membaca buku Sulung dan Nyonya Ai ini membuat saya melihat ke diri sendiri, membongkar lagi isi hati dan memang ternyata ada pengalaman yang kurang menyenangkan yang masih belum saya akui. PR-nya ya saya harus mulai jujur dengan masa lalu, dan perlahan-lahan harus berdamai.

Oya, buku ini punya gaya penulisan yang enak dibaca. Tiap bab-nya dibikin pendek dan isi ceritanya juga jelas. Jadi enggak akan bikin kita pusing memahaminya. Dan saya awalnya terkecoh dengan sampulnya yang bagus, mirip sampul buku anak, tetapi isi buku ini sangat untuk orang dewasa. 

Saya merekomendasikan buku ini untuk mengingatkan kita soal apakah rasa bahagia kita sudah utuh atau jangan-jangan ada ganjalan di hati yang ternyata kita pura-pura enggak merasakannya. Pasti banyak dari pembaca yang punya nasib seperti Sulung dan buku ini bisa jadi contoh nyata kalau kita bisa menyembuhkan dan memperbaikinya.

Nah, sekian ulasan saya untuk buku Sulung dan Nyonya Ai: Sebuah Perjalanan Menuju Pulih ini. Terakhir, jaga kesehatan dan jangan lupa membaca buku!


2 komentar:

  1. Ulasannya cukup jelas...agak sedih juga ya kehidupan si Sulung ini, ternyata problema nya bisa berada pd orang terdekatnya sendiri, ibunya..iya sih pernikahan dini memang sering jadi permasalahan yg cukup rumit, banyak pernikahan dini yg belum sepenuhnya siap,akhirnya melahirkan anak"yang barangkali ortu nya sendiri gak siap,cuek,kurang perhatian dsb di tambah keadaan ekonomi sulit..anak jadi gak ada kedekatan batin sama ibunya dan akhirnya di kucilkan bahkan sampe di bully...perasaan gak tenang itu yg membekas sampe dia dewasa,.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Salah satu pesannya, mempunyai anak itu bukan perkara main-main. Karena jika salah asuh saja, anak akan tumbuh dengan trauma, yang bisa ditanggungnya dampai dewasa.

      Hapus