September 06, 2016

[Resensi] Sebuah Usaha Melupakan - Boy Candra

Sebuah Usaha Melupakan bukan bacaan menyenangkan untuk saya. Mungkin bacaan menyenangkan untuk kalian. Ada jiwa pecundang untuk ‘Aku’ yang membuat saya tidak sepaham. Dalihnya karena cinta yang teramat dalam. Namun bagi saya, cinta tidak perlu melemahkan dan kemudian meratapi berkepanjangan. Cinta itu permainan hidup yang sebenarnya bisa dipahami oleh hati sekaligus oleh otak.

Judul: Sebuah Usaha Melupakan
Penulis: Boy Candra
Penyunting: Dian Nitami
Proofreader: Agus Wahadyo
Desain cover: Budi Setiawan
Penata letak: Didit Sasono
Terbit: 2016
Penerbit: Mediakita
Tebal buku: ii + 306 halaman
ISBN: 9789797945206
Harga: Rp 65.000 

Cinta itu perpaduan antara cinta sekali dan benci sekali. Ini tentang ‘Aku’ yang pada mulanya memuja ‘kamu’ dengan segenap hati. Kemudian mengutuk ‘kamu’ karena cinta yang tak berjalan sesuai keinginan.

Sebuah Usaha Melupakan adalah buku Boy Candra yang pertama saya baca. Buku bergenre non-fiksi. Dan saya harus jujur, ini bukan perkenalan yang baik.

Saya menangkap isi buku Sebuah Usaha Melupakan sebagai jurnal percintaan si ‘Aku’. Di mulai dari manisnya hubungan yang terjalin meski LDR. Kemudian melahirkan banyak harapan dan janji. Berlanjut pada konflik hubungan dengan adanya orang ketiga, lalu berakhir pada penyembuhan hati yang terluka.

Karena buku ini ditulis penulis pria, ritme percintaan yang dialami si ‘Aku’ mempresentasikan cinta yang tidak biasa. Di mata saya, si ‘Aku’ jadi sosok pecundang. Terlalu egois untuk memiliki cinta namun tidak berjuang sepenuh hati. Menurut si ‘Aku’, perjuangannya sudah sangat maksimal.

Yang membuat saya tidak menyukai isi buku ini adalah:

Pertama, si ‘Aku’ menuliskan bagaimana rasa cintanya yang terlalu dalam, terkesan hanya kuat di kata-kata. Saya sudah meyakini kalau si ‘Aku’ akan gagal karena perempuan itu butuh cinta yang wajar. Perempuan memang suka kalimat manis namun perempuan punya kadar rasa manis yang diingininya. Dan apa yang dirasakan si ‘Aku’ yang begitu besar membuatnya lupa bagaimana membuat si perempuan bisa nyaman, senang dan bahagia. Katakan saja si ‘Aku’ sebagai pembual.

LDR bisa menjadi sebab. Tapi apa yang dilakukan si ‘Aku’ seharusnya tidak menghalanginya untuk bertemu si perempuan paling tidak dua kali sebulan. Si ‘Aku’ sibuk membenarkan alasannya kerja sebagai perjuangan untuk si perempuan. Dan saya pun tidak setuju sebab bagi perempuan kebanyakan menganggap kehadiran pasangan sebagai kebahagiaan.

Kedua, saya paham jika kemapanan banyak dicari perempuan dari pasangannya. Memulai fokus bekerja ketika memutuskan memiliki pasangan bisa disebut kesalahan. Baiknya, sebelum memiliki pasangan, kemapanan sudah di tangan. Kadang waktu yang dihabiskan untuk meraih kemapanan akan menunda berlangsungnya hubungan serius. Contohnya menunda pernikahan. Padahal bukan rahasia lagi, perempuan butuh kepastian.

Ketiga, pandangan si ‘Aku’ terhadap si perempuan yang berubah-ubah. Pada awalnya, si ‘Aku’ sangat memuja dan memuji si perempuan dengan kalimat-kalimat indah. Begitu hubungan mereka rusak, si ‘Aku’ menghujat dan memaki si perempuan seperti lupa dahulu pernah memuji dan memujanya. Ini membuat saya merinding lantaran betapa konyolnya si ‘Aku’. Seolah-olah si 'Aku' tidak menyadari keberadaan takdir jodoh yang ditentukan Yang Maha Esa.

Kau bukan orang yang layak diperjuangkan sepenuh hati. [hal. 153]
Waktu akan mengutukmu, hingga tak ada satu hal pun yang menjadi bahagia yang bersedia mengetuk dadamu. [hal. 160]
Di luar isi buku, saya menyukai bahasa yang digunakan penulis. Banyak kalimat indah, banyak kosa kata manis, yang membuat saya betah membacanya. Sedangkan cover bukunya, lumayan memberi gambaran mengenai isi di dalamnya. Bahkan saya berpendapat mengenai kenapa di cover-nya muncul sosok anak-anak. Itu seakan ingin menunjukan jika si ‘Aku’ memang masih bersifat dan bersikap kekanak-kanakkan.

Hal berguna membaca buku ini, mengajarkan kepada banyak pria untuk lebih memahami sisi perempuan masa kini. Mereka cerdas, mereka pintar, cinta saja tidak cukup membuat mereka mau diimami kita. Sebab hidup bukan butuh cinta saja, tapi butuh materi juga. Dan sebesar apa pun rasa cinta yang dimiliki pria untuk wanita, jika si pria hanya mengumbar lewat kata-kata saja tanpa ada aksi yang nyata, itu alasan kuat kenapa si wanita berhak menolak si pria dan mencari pilihan yang lain.

Akhirnya, rating yang bisa saya berikan sebesar 2 bintang dari 5 bintang.


September 03, 2016

Wishful Wednesday: Happy Anniversary PerpusKecil!

Selamat Hari Rabu!
Selamat Wishful Wednesday!
Happy Anniversary PerpusKecil
<:-p <:-p <:-p

Kesempatan kali ini saya ikut berbahagia atas kebahagian Mbak Astrid yang sudah menggagas Wishful Wednesday selama 7 tahun. 7 tahun bukan waktu sebentar untuk memelihara program blog. Butuh komitmen untuk konsisten mengawal WW ini hingga bisa mencapai usia sekarang. Jangankan mengawal program blog ya, baca buku saja kadang ketemu malesnya. 7 tahun merupakan prestasi yang WAH sekali dan patut atuh di apresiasi.

Blog PerpusKecil dimulai dengan postingan buku 80 Hari Keliling Dunia by Jules Verne tertanggal 28 Agustus 2009. Berangkat dari situ, blog ini mulai merangkak untuk tetap eksis. Dan saya kira tahun 2013 adalah masa keemasan blog PerpusKecil. Parameternya bisa dilihat dari jumlah Mbak Astrid mem-posting blognya. 

Sehubungan dengan event yang membahagiakan itu, Mbak Astrid menyebarkan kebahagian dengan membagikan kompetisi yang seperti biasa. Saya yang memang baru banget mengikuti Wishful Wednesday ini, tentu ikut ambil bagian dengan harapan bisa menjadi yang tertular kebahagiaan Mbak Astrid. Nah, ada Rp 120.000 berupa buku yang dijanjikan Mbak Astrid sebagai reward, maka saya pun mencari judul-judul yang benar-benar menarik. Berikut buku pilihan saya, Mbak:

1. Milea by Pidi Baiq

Buku Milea ini merupakan buku seri ketiga dari Dilan. Kedua buku sebelumnya sudah saya baca dan saya sangat menyukainya. Yang menarik dari karya Pidi Baiq adalah cerita yang diutarakan sangat apa adanya. Ditambah dengan kosa kata yang menurut saya nyeleneh, membuat buku seri Dilan sangat unik dan menarik. Banyak juga pelajaran hidup yang disampaikan penulis dengan sedikit bumbu komedi yang bisa bikin pembaca senyum-senyum seperti orang gila :)

Harga yang dibandrol adalah Rp 67.150. Klik link di atas untuk informasi


2. Roma by Pia Devina

Penerbit Grasindo memang sedang menerbitkan series Cerita Cinta dengan latar kota besar di dunia. Salah satu buku yang membuat saya tertarik adalah Roma by Pia Devina. Saya melirik buku ini lantaran nama penulisnya yang tidak asing. Saya pernah membaca salah satu buku penulis; Kata Dalam Kotak Kaca. Buku itu menarik dan saya memberi rating 4 dari 5 untuk eksekusi cerita yang mengaduk emosi. Dan saya masih betah jika diberikan kesempatan untuk membaca karya Pia Devina yang terbaru ini. 

Buku dibandrol seharga Rp 44.000. Klik link di atas untuk informasi.

***
Demikian Wishful Wednesday saya. semoga kedua buku tadi menjadi jalan saya mendapatkan keberuntungan pada giveaway kali ini. Amin ya Rabb! O:) O:)

Dan yang belum ikutan wishful wednesday ini, ayo atuh ikutan. Sok lah mampir sejenak ke blognya PerpusKecil.

:) :) :)

Agustus 22, 2016

[Resensi] Kevin Faldey; Taxi & The City - Erike Yuliartha

Mengagumkan, satu kata dari saya untuk novel Kevin Faldey; Taxi & The City. Cerita sederhana yang mengalir, memberikan banyak pelajaran yang mungkin kita sudah lupakan. Kesederhanaan, berbakti, perjuangan, terima kasih, maaf, penghiburan, dan masih banyak kosa kata lainnya yang mewakili isi novel. Saya bersyukur dipertemukan dengan novel luar biasa ini sehingga sadar jika menjadi pribadi yang baik adalah mutlak bagian dari ‘bahagia’.

Judul: Kevin Faldey; Taxi & The City
Penulis: Erike Yuliartha
Editor: A. Ariobimo Nusantara
Asisten Editor: Fanti Gemala
Desainer cover & ilustrasi: Rio Siswono
Penata isi: Novita Putri
Terbit: September 2014
Penerbit: PT Grasindo
Tebal buku: xiii + 213
ISBN: 9786022517030
Harga: Rp 47.000

Setelah Ibu kandungnya meninggal, Ibu Tini menggantikannya. Tidak ada yang berbeda kasih sayang antara keduanya bagi Kevin. Dia bersyukur memiliki dua ibu yang hebat. Suatu hari Ibu Tini pergi dari rumah. Ayah menyimpan sesal. Kevin kehilangan. Lalu, Ayah dan Kevin memulai pencariannya menemukan Ibu dengan jadi supir taxi. Berhasilkah mereka menemukan Ibu?

Tema novel ini adalah keluarga. Lebih banyak menceritakan mengenai hubungan ayah dan anak yang diwakili Pak Arfi Bastian dan anak laki-lakinya; Kevin Faldillah. Hubungan keduanya semakin erat setelah Ibu Tini meninggalkan rumah karena satu alasan. Kerinduan pada ibu yang dirasakan Kevin tidak berkurang sedikit pun. Pak Arfi Bastian yang awalnya kerja di bengkel memutuskan jadi sopir taxi demi mencari istrinya.

“Kalau jadi sopir taxi, Ayah bisa keliling kemana-mana. Siapa tahu nanti ketemu ibumu.” [hal.21]
Sebenarnya novel ini memberikan porsi kisah cinta-cintaan Kevin dengan dua gadis. Namun porsinya yang tidak sampai seperempat buku, jadi saya menganggap itu hanya warna-warni cerita. Bukan tema kedua.

Novel ini dibagi menjadi tiga episode. Episode pertama lebih banyak menceritakan masa kecil Kevin hingga ia lulus SMA. Ada banyak babak hidup yang diungkap termasuk awal mula kehilangan Ibu Tini dan kerinduan sosok ibu yang kerap ia tangisi, pertemanannya dengan David dan Sigit, kesukaannya pada sosok Kevin Costner dan tentu saja cinta monyet pertamanya pada Nancy.

Episode kedua menceritakan masa kuliah Kevin hingga ia kerja sebagai resepsionis di salah satu hotel. Karakter pada episode ini tergali sangat baik. Kevin menjadi sosok sederhana, rendah hati dan sangat menyayangi ayahnya.

“Gaji pertamaku semua buat Ayah. Masih ada uang di tabunganku...” [hal.114]
Episode ketiga menceritakan Kevin yang telah menjadi sopir taxi. Kerinduan pada ibu dan pencariannya tidak berhenti. Kevin bertemu banyak orang dan semakin banyak ia belajar dari para penumpang. Banyak pengalaman yang dibagikan pada episode ini dan banyak pelajaran hidup yang bisa dipetik.

Sepanjang membaca novel ini, pembaca akan diberikan nasihat kebaikan yang disampaikan tidak menggurui. Melainkan melalui pengalaman dari penumpang taxi yang diceritakan Ayahnya dan Kevin. Menjadikan novel ini penuh pesan moral.

Kevin Faldey sendiri menggunakan alur maju. Menceritakan tahap-tahap Kevin menjadi dewasa berkat didikan sang Ayah. Dengan gaya bahasa yang diksinya sederhana, membuat saya mudah saja menyelesaikan baca buku ini tanpa ada kendala. Sudut pandang yang dipakai orang pertama dari Kevin. Penulis juga kerap menyisipkan bagian cerita dengan PoV orang ketiga dari sosok orang lain. Solusi untuk memantapkan rasa cerita dengan membuat cerita terpapar utuh. Sedangkan setting cerita berada di kota Jakarta (sehari-hari Kevin) dan Jogjakarta (sewaktu Kevin liburan).

Kevin tidak pernah tahu, di desk resepsionis yang sedang sepi, Leona gundah karena kepergiannya. Sejak SMP dulu, ia sebenarnya sudah mulai “menaruh hati” pada Kevin, hanya saja ia tahu Kevin dekat dengan Nancy. Kini, saat waktu mempertemukan mereka kembali, rupanya Leona masih tertarik pada Kevin. Ia menyesal tak bisa menyampaikan perasaannya. Ia Cuma bisa berharap, kesempatan itu akan datang sekali lagi, suatu saat nanti. [hal.122]
Karakter-karakter yang muncul: Kevin Faldillah, Pak Arfi Bastian, Ibu Tini, Sigit, Ibu Siti, Pak Heru, Pak Yanto, Om Ary dan Istrinya, David, Nancy, Leona, Michael, Samantha, Mas Arman, Pak Yusuf, Ibu Ambar, dan penumpang lainnya yang tidak disebutkan namanya.

Novel ini saya sangat rekomendasikan dibaca siapa pun. Lantaran pesan moralnya yang baik dan memang novel ini sangat sederhana dipahami, dihayati, diikuti. Akhirnya saya memberikan rating 4 bintang dari 5 bintang.


Agustus 17, 2016

Wishful Wednesday: Petualangan Tom


Selamat hari Rabu!
Selamat Wishuful Wednesday!

Minggu ini saya ingin berbagi harapan mengenai buku yang ingin dipunyai. Buku tersebut adalah buku klasik. Bercerita petualangan bocah nakal. Saya pernah membacanya dulu pas SMP. Waktu itu saya meminjam buku ini di perpustakaan sekolah. Buku ini juga bisa dikatakan awal mula saya mulai menyukai novel. Dan kesannya waktu itu sangat amazing!

Penasarankan buku apaan? Judulnya kok ada Tom-nya gitu, jangan-jangan Tom & Jerry nih? Hahaha, salah. Intip yuk berikut ini:

Judul: Petualangan Tom Sawyer
Penulis: Mark Twain
Penerbit: Kepustakaan Populer Gramedia
ISBN: 9786024240349

Kisah petualangan remaja karangan Mark Twain dengan latar belakang alam bebas di tepi Sungai Mississippi ini merupakan salah satu karya klasik Amerika. Tom yang nakal tinggal di rumah Bibi Polly yang dermawan. Setelah bertengkar dengan sahabatnya, Becky Thatcher, Tom pergi bertualang bersama Huck Finn, temannya. Secara kebetulan keduanya menyaksikan penjahat menusuk seorang dokter hingga meninggal. Si pembunuh menggenggamkan pisau itu di dalam tangan seorang pemabuk. Diselingi pengembaraan dan tingkah polah yang serba
nakal dan berani, Tom dan Huck dapat menemukan tempat persembunyian si pembunuh.

Apa alasan memilih buku ini?

1. Saya ingin bernostalgia dengan polah Tom. Dan saya masih ingat adegan ciuman Tom dengan teman perempuannya di lorong.

2. Saya selalu menyukai cerita yang ada petualangannya. Seperti saya melakukan perjalanan tanpa harus melakukannya.

Dua alasan itu cukup mewakili kenapa saya memilih buku Petualangan Tom Sawyer karya Mark Twain untuk episode wishful wednesday minggu ini. Terima kasih untuk penggagas wishful wednesday ini; https://perpuskecil.wordpress.com/. 

Semoga saya segera memiliki buku ini. Amin.

Agustus 14, 2016

[EBook] Trio Detektif: Misteri Jeritan Jam - Robert Arthur

Ini pertama kalinya saya membaca buku Robert Arthur. Dikira buku dengan sampul yang memuat tiga anak laki-laki adalah karya penulis lokal sehingga saya beberapa kali melewatkan untuk mengoleksi. Dan baru kemarin saya ngeh dengan penulisnya yang Robert Arthur, penulis asing. Buku  ini dipilih sebab mengingatkan saya dengan buku paling berkesan (menurut saya); Tom Sawyer by Mark Twain. Untuk Trio Detektif ini, mengesankan, menagih, dan menyenangkan.

Judul: Trio Detektif - Misteri Jeritan Jam
Penulis: Robert Arthur
Alih bahasa: Agus Setiadi
Desain cover: Martin Dima
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama
Terbit: Maret 2015
Tebal buku: 200 halaman
ISBN: 9786020314648
Harga : Rp 40.000
Format baca: EBook

Pada awalnya hanya beker yang bunyinya menjerit, kemudian berlanjut pada pencarian orang bernama Albert Clock yang tidak ada kabar. Ini bukan sekedar pengusutan biasa karena ternyata berhubungan dengan kasus pencurian lukisan berharga dua tahun silam. Mampukan Trio Detektif mengungkapkan misteri beker menjerit ini?

Saya tidak memahami jalan pikiran Jupiter Jones yang menganggap beker dengan suara menjerit menjadi misteri. Keingintahuannya membuat dia memandang segala yang tidak biasa menjadi tanda tanya. Kemudian jiwa menyidiknya terpanggil untuk mencari tahu. Beker menjerit itu pun dijadikan pangkal petualangan berkat sebuah memo kecil yang mengantarkan pada pesan lainnya.

Petulangan yang saya maksud konsepnya seperti pada film detektif. Memecahkan petunjuk yang aneh untuk menuju ke kejelasan. Di buku ini saya harus mengakui kalau semua dugaan yang dipikirkan Jupiter hampir benar. Robert Arthur menjadikan Jupiter dilimpahi keberuntungan. Saya memang merasa salut dengan sifat deduksi Jupiter sehingga pengusutannya gemilang. Kalau pun ada halangan dalam menyukseskan penyelidikan itu bukan faktor intern pada tokoh utama, melainkan faktor ekstern berupa tokoh antagonis (Carlos, Jerry, Mr. Jeeters).

Teki-teki yang dihadirkan penulis sangat memusingkan. Saya ikut menerka maksud pesan yang dibuat oleh Albert Clock tapi gagal mengerti. Di sini, kecerdasan Jupiter berguna, wawasan luas Bob terbukti, sehingga perlahan-lahan pesan tadi terjawab maksudnya. Lalu peran Pete bagaimana? Saya menangkap karakter Pete ini kurang tertarik dengan teka-teki sehingga timbul ucapan-ucapan pesimis. Bukan berarti Pete tidak layak di Trio Detektif ini ya, sebab menurut informasi Pete bisa diandalkan dalam kondisi harus beraksi.

“Kalau kita sudah berhasil!” Pete tertawa hambar. “Saat itu kisa sudah jadi kakek-kakek berjangkut panjang, kalau melihat kerumitan pesan-pesan yang kita dapat... [hal. 95]
Alur cerita di sini menggunakan alur maju seiring petualangan ketiga detektif dengan dibantu Harry mencari pesan-pesan yang tersebar. Tidak banyak Robert Arthur memasukkan narasi mengenai masa lalu. Sebagian lagi dikemas dengan menjadi tutur tokoh seperti kejadian dituduh dan dipenjaranya Ralph Smith, ayah Harry, yang dituturkan Harry sendiri.

Apakah Robert Arthur berhasil menceritakan petualangan ketiga detektif? Saya akui novel ini memikat dan menghanyutkan berkat perpaduan gaya bercerita penulis yang tidak berbelit-belit dan penggunaan sudut pandang ketiga. Penulis bukan sedang bercerita tapi sedang menunjukkan aksi ketiga detektif. Menagih, seperti reaksi saya di paragraf awal, maksudnya sulit sekali untuk menghentikan membaca bagian kelanjutannya. Saya ikut dibuat penasaran dengan pesan-pesan Albert Clock, kasus pencurian lukisan berharga dua tahun silam, nasib ketiga detektif dari Carlos dkk., dan bisakah ketiga detektif membuktikan jika ayah Harry tidak bersalah.

Karakter-karakter yang muncul: Jupiter Jones, Bob Andrews, , Pete Crenshaw, Titus Jones, Mathilda Jones, Hans, Konrad, Tom, A. Felix, Harry, Mrs. Smith, Harry Smith, Mr. Jeeters, Alferd Hitfield, Worthington , Mrs. King, Mrs. Imogene Taylor, Mrs. Martha Harris, Carlos, Gerald Cramer/Jerry, Mr. Gerald Watson, Chief Reynolds, Officer Zebert, Miss Benneth, Mr. Hugenay, Mr. Crenshaw, Mrs. Crenshaw.

Saya rekomendasikan novel ini untuk pembaca yang menyukai cerita dengan tema detektif, petualangan, teka-teki. Saya juga memberikan rating 4 bintang dari 5 bintang.


Agustus 12, 2016

[EBook] Love, Lemon, and The Last Kiss - Ida Ernawati


Judul buku: Love, Lemon, and The Last Kiss
Penulis: Ida Ernawati
Editor: Husfani Putri
Cover: Marcel A. W.
Terbit: Juni 2015
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama
Tebal buku: 192 halaman
ISBN: 9786020316086
Harga: Rp 48.000
Format: EBook IJakarta

Love, Lemon, and The Last Kiss bercerita mengenai Delia yang tiga bulan ini bekerja di hotel The Lemon, dan kurang nyaman dengan Ardan, salah satu rekan kerjanya. Alasannya, Ardan kerap telat dan tidak masuk kantor mendadak. Semua maklum dengan kondisi Ardan yang harus mengurus istrinya, Socha, yang sedang koma. Delia awalnya simpati. Setelah beberapa kali kejadian, ia pun geram. Namun setelah itu Delia merasakan perasaan lain. Apalagi setelah kejadian ciuman di dalam mobil.

Ada juga sosok Reza, teman masa lalunya, yang langsung melakukan pendekatan kepada Delia. keadaan ini membuat Delia dilema harus memilih siapa antara Ardan yang sudah beristri atau Reza yang belum benar-benar ia cintai.

Ide cerita novel ini awalnya menjebak rasa simpati pembaca, akan memilih siapa. Saya sendiri justru mendukung jika Delia memilih Reza. Ardan bukan pria yang loveable mengingat dia sudah beristri meski pun istrinya sedang koma. Pembaca kemudian dibuat bingung dengan bagian meninggalnya Socha. penulis seakan-akan ingin membuat posisi Ardan menjadi loveable. Lagi-lagi penulis membuat pembaca bingung sebab sebelum Socha meninggal, Delia sudah bertunangan dengan Reza.

Gemes, itulah yang saya rasakan ketika mengikuti cerita Delia. Konflik yang membingungkan begini membuat saya merasa terus penasaran. Penulis pun mengakhirinya dengan ending novel yang adil. Ending-nya bagaimana, sebaiknya baca sendiri novelnya.

Saya sedikit menyayangkan keputusan penulis meringkas cerita kencan-pertunangan antara Delia dan Reza. Semua dirangkung dalam narasi. Padahal jika dibuat rinci akan sangat membuat pembaca hanyut dengan kebimbangan Delia.

Setting yang mengambil Kota Batu membuat saya penasaran keberadaan hotel The Lemon ini. Katanya (menurut narasi) perpaduan kubah dan langitnya sangat memikat. Dan penggunaan plot maju-mundur membuat cerita tersampaikan dengan baik. Dibuka dengan waktu awal 2013, kemudian mundur ke awal 2012, cerita diakhiri dengan meneruskan awal 2013 tadi. Rentang itu terceritakan dengan manis perjalanan cinta Ardan-Delia-Reza.

Karakter yang muncul selain Ardan, Delia, dan Reza, muncul juga sosok Anya dan Bahtiar. Anya ini teman Socha dan rekan kerja Delia, yang menurut saya menjadi semi antagonis. Perannya lebih condong menghalangi hubungan Ardan dan Delia karena ia tahu betul bagaimana cerita cinta Ardan-Socha sangat memprihatinkan. Sedangkan Bahtiar berperan netral. Ia hanya mendengarkan curhatan Delia dan memberikan saran sebagai orang yang tidak memihak siapa pun.

Novel ini sangat manis dibaca oleh penyuka cerita cinta-cintaan tapi bukan yang ala SMA. Akhirnya saya memberikan rating 3 bintang dari 5 bintang.