November 02, 2016

Wishful Wednesday: Pembaruan Dongeng Perempuan Bertudung Merah

Selamat Hari Rabu!
Selamat Wishful Wednesday!

Ketemu lagi di posting-an yang sedang saya usahakan untuk rutin saya buat. Alasannya, saya menyukai harapan. Apalagi jika harapan tersebut menjadi nyata. Rasa senangnya seperti membuncah di dada. :)

Ada yang pernah dengar kisah Perempuan Bertudung Merah? Ini sebenarnya dongeng klasik Prancis yang diciptakan oleh Charles Perrault. Saya akan sedikit mendongeng dan semoga ini mengingatkan kisahnya.

Nama perempuan itu si Tudung Merah karena ia selalu memakai jubah bertudung yang warnanya merah. Suatu hari ia dan anjing kecilnya hendak mengunjungi si nenek di suatu rumah dan harus melewati hutan. Ada seekor serigala yang memperhatikan si Tudung Merah dan ingin memakannya. Si Serigala mendekatinya di tengah hutan dan merayu untuk memilih bunga-bunga warna-warni yang bisa diberikan kepada si nenek.

Sementara si Tudung Merah memetik bunga, si Serigala bergegas mendahului ke rumah si nenek. Ia kemudian memakan si nenek. Belum puas dengan tujuannya memakan si Tudung Merah, si serigala berpura-pura menjadi si nenek dengan mengenakan pakaian lengkap. Ia duduk di kursi goyang sambil berpura-pura merajut.


Begitu tiba di rumah si nenek, si Tudung Merah merasa ada keanehan pada si nenek.


"Telinga Nenek besar sekali?" tanya si Tudung Merah.


"Iya. Agar saya bisa mendengar kedatanganmu sejak dari jauh," jawab si Nenek palsu.


"Mata Nenek besar sekali?"


"Iya, agar aku bisa melihatmu datang sejak dari jauh," jawab si Nenek palsu lagi.


Tanpa ba-bi-bu si Nenek palsu langsung menerkam si Tudung Merah dan memakannya. Kemudian seorang penebang pohon menolong si Tudung Merah dan si Nenek, mengeluarkannya dari perut si Serigala. Perut yang kosong itu diganti dengan batu. Ketika si Serigala ingin melarikan diri, ia keberatan dengan keberadaan batu tadi.


Sekian...

Bagaimana dengan dongengnya, menarik bukan? Dongeng tadi saya ambil dari Wikipedia.

Jadi, buku apa yang saya taksir minggu ini?

Scarlet karya Marissa Meyer


Judul: Scarlet
Penulis: Marissa Meyer
Penerbit: Penerbit Spring

Nenek Scarlet Benoit, Michelle Benoit, menghilang tanpa jejak. Bahkan kepolisian berhenti mencarinya dan menganggap wanita itu melarikan diri atau bunuh diri.

Marah dengan keputusan dari pihak kepolisian, Scarlet membulatkan tekad untuk mencari neneknya bersama dengan seorang pemuda petarung jalanan bernama Wolf, yang kelihatannya menyimpan informasi tentang hilangnya nenek Scarlet.

Apakah benar Wolf bisa dipercaya? Rahasia apa yang disimpan Michelle Benoit sampai dia harus menghilang?

Di belahan bumi lain, status Cinder berubah dari mekanik ternama menjadi buronan yang paling diinginkan di seluruh penjuru Persemakmuran Timur. Dapatkah Cinder sekali lagi menyelamatkan Pangeran Kai dan bumi dari Levana?

Buku ini merupakan seri kedua dari seri The Lunar Chronicles. Penulis mengusung cerita si Tudung Merah dengan kemasan yang berbeda dan lebih segar. Tentu saja cerita Si Tudung Merah dan Scarlet tidak bisa dibandingkan. Keduanya memiliki pesan mulia dan patut diteladani. Jadi, saya memang ingin sekali mengikuti seri ini.

Nah, sekian wishful wednesday minggu ini. Doakan ya semoga saya berjodoh dengan buku ini dan buku-buku sebelumnya.

Untuk kalian yang tertarik membuat posting-an wishful wednesday, silakan berkunjung ke PerpusKecil untuk melihat ketentuannya.

November 01, 2016

Rekapan Buku Oktober 2016


Alhamdulillah, bulan Oktober 2016 sudah dilalui dengan sangat lancar. Momen selama bulan Oktober kemarin, yang paling berkesan sebagai blogger buku adalah saya dipercaya menjadi host blogtour dan giveaway buku The Girl On Paper karya Guillaume Musso dari Penerbit Spring. Acara menurut saya berjalan sukses. Sebab, ini merupakan pengalaman pertama, dan peserta yang ikut ada 78 peserta.

Impak menjadi host kemarin itu, membawa keberuntungan berikutnya. Saya kembali terpilih untuk menjadi host blog tour buku terbaru penulis Tere Liye, penerbit Republika. Saya juga mendapatkan konfirmasi pendaftaran host buku lain, yang mohon didoakan agar terpilih juga. Jadi, di bulan November 2016, akan menjadi bulan yang penuh kejutan dan kebahagiaan. Tidak lupa, saya juga ingin membagi kebahagian itu dengan membuat giveaway yang hadiahnya saya siapkan sendiri. Insya Allah saya akan siapkan.

Inilah buku-buku yang saya baca selama Oktober 2016:



  1. The Summer I Turned Pretty karya Jenny Han
  2. San Francisco karya Ziggy Zezsyazeoviennazabri
  3. The Girl On Paper karya Guillaume Musso
  4. Kabut Di Bulan Madu karya Zainul DK
  5. Renjana karya Anjar
  6. Kastil Es Dan Air Mancur Yang Berdansa karya Prisca Primasari
  7. Rooftoppers karya Katherine Rundell
  8. The Adventures Of Pinocchio karya Carlo Collodi
  9. Wonder Fall karya Elektra Queen

Inilah buku-buku tambahan koleksi saya selama bulan Oktober 2016:



  1. Emerald Star karya Jacqueline Wilson (beli)
  2. Autums In Paris karya Ilana Tan (beli)
  3. Bekisar Merah karya Ahmad Tohari (beli)
  4. Surga Sungsang karya Triyanto Triwikromo (beli)
  5. It Had To Be You karya Susan Elizabeth Phillips (beli)
  6. The Adventures Of Pinocchio karya Carlo Collodi (beli)
  7. Renjana karya Anjar (beli)
  8. Rooftoppers karya Katherine Rundell (beli)
  9. San Francisco karya Ziggy Zezsyazeoviennazabri (beli)
  10. Kastil Es Dan Air Mancur Yang Berdansa karya Prisca Primasari (beli)
  11. The Summer I Turned Pretty karya Jenny Han (beli)
  12. Kabut Di Bulan Madu karya Zainul DK (tawaran ulasan dari Mas Dion)
  13. Wedding Debt karya RatinatiF (hadiah giveaway)
  14. Wonder Fall karya Elektra Queen (hadiah giveaway)

Itulah buku-buku yang mengisi hari-hari saya selama di bulan Oktober 2016. Saya tetap berharap di bulan November ini saya mendapatkan banyak berkah buku sehingga bisa terus memberikan referensi buku-buku bagus dan yang paling penting saya ingin berbagi kebahagiaan juga dengan mengadakan giveaway.

Bocoran nih, saya sedang mempersiapkan giveaway yang hadiahnya saya siapkan sendiri. Semoga saja banyak peserta yang masih mau ikutan.

Jadi buku apa saja yang kalian baca dan kalian dapatkan di bulan Oktober 2016?

Oktober 30, 2016

[Buku] Wonder Fall by Elektra Queen

Judul: Wonder Fall
Penulis: Elektra Queen
Editor: Alit Tisna Palupi
Designer sampul: Dwi Annisa Anindhika
Penata letak: Gita Mariana
Penerbit: Twigora
Cetakan: Pertama, Juli 2016
Tebal buku: 328 halaman
ISBN: 9786027036260
Harga: Rp77.000

Novel Wonder Fall ini bercerita mengenai wanita bernama Amelie yang berstatus janda dengan anak satu. Dua tahun setelah kematian suaminya, ia dihadapkan pada rencana perjodohan dengan iparnya, Otto, yang digagas ibu mertua. Amelie bingung harus menjawab apa.

Sedangkan di kantor, Amelie pindah menjadi asisten kepala Departemen Personalia, Zach, yang gosipnya galak sekali. Namun, setelah melihat sikap Zach kepada keponakannya, penilaian Amelie berubah. Ada sisi lain di diri Zach.

Lalu siapakah yang akan dipilih Amelie, Otto atau Zach?

“Suka atau tidak, sebagian besar masyarakat kita masih beranggapan kalau janda itu adalah statu nyaris hina yang dianggap sebagai ancaman. Yang orang tahu, para janda cenderung suka mengganggu lelaki lain, baik yang masih sendiri atau sudah punya pasangan. Kesepian adalah alasan utama yang dipercayai.” [hal. 107]
Tema cerita mengenai kehidupan wanita berstatus janda sebenarnya bukan hal baru di novel. Hal yang digali seputar cibiran dan hinaan pada wanita janda. Karena memang di masyarakat luas, status janda menjadi sangat sensitif, mengesankan wanita kesepian yang kapan saja bisa menggoda pria mana saja. Pandangan itulah yang dibawa Elektra Queen dalam novel Wonder Fall ini, untuk  ia luruskan dengan pendapatnya. Melalui sosok Amelie, penulis menggambarkan sosok janda yang terhormat dan elegan. Proses ini yang membuat saya salut kepada penulis karena penyajian ceritanya dibuat dengan tidak terburu-buru dan tanpa doktrin.

Ditambah ada bumbu plot lain seperti plot keluarga (keluarga Lita dan anak-anaknya) dan plot pertemanan (Arianna-Visca-Amelie dan Amelie-Tara). Plot samping ini tidak membuat garis besar cerita menjadi samar. Justru, penulis membuat garis besar cerita semakin utuh melalui persinggungan dengan plot kecil tadi, saling menunjang.

Dinamika ceritanya tidak begitu terasa, menurut saya. Penulis lebih banyak mengurai hubungan Amelie dan Zach, dan menonjolkan konflik perjodohan yang digagas ibu mertua. Sekalinya ada lompatan konflik tinggi hanya pada bagian ketika salah paham Zach pada Amelie urusan rencana pernikahan Amelie dengan iparnya. Di luar itu, semua gejolak hanya berupa letupan yang timbul tenggelam. Sebabnya, penulis membawa karakter yang memang tidak ada yang memiliki tempramen meledak-ledak. Sehingga, rasanya segala kemunculan konflik kecil bisa terselesaikan dengan bijak. Ini yang membuat saya tidak menemukan kesan mendalam pada novel ini.

Untuk eksekusi konflik, karena tokoh dewasa yang dihadirkan, jadi terasa biasa saja. Semua sudah bisa ditebak akan kemana dan konflik yang dihadirkan tidak akan menjadi badai luar biasa. Kecuali, keberadaan pertanyaan yang sempat disodorkan penulis di awal buku, yang kemudian menjadi  satu alasan saya mengejar jawabannya sampai akhir buku. Selama pernikahan itu, Amelie yakin kebahagiaannya sudah maksimal. Ryan adalah tipe suami yang sangat pengertian dan sabar. Kecuali untuk satu masalah yang selama ini disembunyikan Amelie rapat-rapat dari dunia [hal. 24]. Namun, jawaban yang saya dapatkan tidak membuat saya terkejut ala drama. Padahal saya menaruh ekspektasi yang tinggi untuk misteri yang satu ini.

Tokoh utama di novel ini adalah Amelie Rashad dan Zachary Barata. Amelie Rashad digambarkan sosok wanita berstatus janda, pekerja keras, penyuka anak-anak dan sifat mencoloknya tidak bisa tegas menolak pendapat orang lain. Gara-gara sifat ketidaktegasan inilah yang membuat masalah perjodohan ia dengan Otto semakin panjang. Zachary Barata digambarkan pria yang dewasa, pekerja keras, mapan, menyayangi anak, dan tentu saja susah berkomunikasi baik dengan orang lain. Kenapa harus selalu marah kalau bisa menggunakan bahasa lain yang nyaman untuk telinga? [hal. 55].

Sedangkan lainnya berupa tokoh figuran yang ikut menguatkan posisi tokoh utama. Ada Lita (Mamanya Amelie), Arianna & Arabel (adik Amelie), Nadim & Kalila (Orang tua Ryan), Otto (Ipar sekaligus saudara kembar Ryan), Gina (adik Ryan), Elsa (anak Amelie), Lionel (keponakan Zach), Tara, Marco & Jonas Li (rekan kerja Amelie), Visca (teman Amelie dan Arianna), Inge (wanita yang suka Zach).

Gaya bercerita penulis juga baik dan tata bahasanya mengalir. Apalagi, di novel ini saya menemukan kata yang jarang digunakan, seperti kata; terpentang, lengar, impak, pengar, menyugar, bindam. Ini menambah kosa kata saya sebagai pembaca buku.

Menilai kovernya, saya tidak suka. Sebab, sangat feminim. Bolehkah saya meminta kepada penerbit untuk menggarap kover yang aman dan nyaman dibawa pembaca pria, sekalipun ceritanya tentang wanita dan penulisnya seorang wanita? Kalau harus berpendapat dan menanggalkan permasalahan gender, kovernya memang menarik. Menampilkan sisi seksi melalui banyak warna merah yang diaplikasikan melalui bibir berlipstik merah, kuku bercat merah, bunga mawar merah dan warna hurup tulisan penulis pun dipilih warna merah. Tentu saja, warna dan penggambaran kovernya menunjukkan jika cerita Wonder Fall ini untuk wanita dewasa. Kekurangannya, sebegitu seksinya kovernya, tidak ada adegan panas di dalamnya. Lho?!

Melalui novel ini saya belajar untuk bisa mengekspresikan keinginan hati, suka atau tidak suka. Bersikap tegas selalu dibutuhkan dalam kondisi apa pun sebab keraguan lebih banyak membawa kemalangan. Jadi, bersikap tegaslah untuk banyak urusan, apalagi urusan asmara. Dan novel ini pas dibaca oleh pembaca perempuan menjelang dewasa dan pembaca perempuan dewasa.

Rating dari saya: 3/5


Catatan:
  • Tampaknya kata-kata orang bijak ada benarnya, waktu bisa menyembuhkan luka. [hal. 8]
  • Tapi, pengalaman memang guru yang sempurna. [hal. 24]
  • Sayang, tidak ada yang abadi di dunia ini. [hal. 25]
  • Kritik tidak kehilangan maknanya hanya karena diucapkan dengan bahasa yang enak didengar. [hal. 59]
  • Tapi, perempuan kadang membuat hal sederhana menjadi drama. [hal. 100]
  • “..., kadang kita hanya harus tahu cara menghadapi seseorang. Cara yang tepat akan memberi hasil yang memuaskan.” [hal. 169]

Typo:
  • tapi = Tapi [hal. 108]
  • Zachary Bastian = Zachari Barata [hal. 130]
  • ama = Lama [hal. 234]

Oktober 28, 2016

[Giveaway] Milea


Halo! Berjumpa lagi dengan saya di posting-an giveaway. Buku yang akan jadi hadiah adalah buku Milea by Pidi Baiq. Saya punya buku Milea ini 2 eksemplar dari beli sendiri dan hadiah giveaway. Daripada buku ini saya simpan sendiri, saya memilih membagikan kepada pecinta buku agar ikut merasakan kesenangan dan keberuntungan seperti yang saya rasakan.

Oke, ada 1 eksemplar buku Milea yang akan saya berikan. Silakan untuk kalian yang berminat memiliki buku ini untuk memperhatikan syarat-syarat berikut ini:

  • Punya alamat di Indonesia
  • Follow akun twitter saya @adindilla dan follow blog saya via GFC
  • Share informasi giveaway ini di twitter dengan mention akun saya dan beri hashtag #GAMilea
  • Tulis di komentar berupa akun twitter kalian dan link share
  • Periode giveaway tanggal 28 s/d 30 Oktober 2016
  • Pemenang ditentukan dengan diundi dan akan diumumkan tanggal 31 Oktober 2016, atau paling lambat tanggal 01 November 2016

Cukup mudahkan persyaratannya? Saya tunggu ya keikutsertaan kalian.


**[ UP DATE ]**

#GAMilea sudah berakhir tadi malam ya.

Sebelumnya saya ingin mengucapkan kepada peserta-peserta yang sudah ikut. Saya senang ternyata giveaway-nya diminati banyak orang. Sayang sekali, buku yang saya bagikan hanya 1 eksemplar saja. Tidak berlama-lama lagi, inilah pemenangnya...

Jreng!

Jreng!

Jreng!


Selamat! Kamu mendapatkan 1 eksemplar buku Milea karya Pidi Baiq

Untuk konfirmasi pemenang, silakan kirimkan; Nama - Alamat - No. Telepon, untuk pengiriman hadiah, melalui via DM Twitter atau email ke hapudincreative(at)gmail(dot)com. Ditunggu segera ya!


Oktober 26, 2016

Wishful Wednesday: Pembaruan Dongeng Cinderella

Selamat hari Rabu!
Selamat Wishful Wednesday!

Saya akan menjadi penasaran terhadap satu buku jika saya dijejali dengan penilaian baik terhadap buku tersebut dari beberapa blogger. Semacam penumpukan sugesti yang akhirnya menjadi harapan. Parahnya, harapan itu menagih untuk segera diwujudkan segera.

Keadaan menjadi sulit, sebagai pembaca buku, saya banyak mendapatkan informasi mengenai buku-buku bagus. Bertambah juga jumlah buku-buku yang masuk harapan. Sementara kemampuan mewujudkan sangat terbatas. Membeli hanya sebagian buku, yang lainnya mengadu peruntungan ikut kuis.
barui

Tapi, seperti prinsip, saya bersyukur setiap bulan ada saja buku baru yang menjadi bacaan.

Penasaran buku apa yang saya harapkan minggu ini?

Cinder: The Lunar Chronicles by Marissa Meyer


Buku ini adalah buku pertama dari seri The Lunar Chronicles. Buku yang membarui dongeng klasik Cinderella. Kisah yang paling dihafal mengenai ketinggalan sepatu kacanya. Namun, saya tidak bisa membayangkan dongeng klasik tadi dibuat dengan menambahkan teknologi dan lebih kekinian. Alasan ini membuat saya sangat penasaran.

Seri ini diterbitkan oleh Penerbit Spring. Usai mengintip web-nya, sudah ada empat buku yang menggenapkan kisahnya. Dan beberapa kali saya mampir juga di beberapa blog teman yang mengulas buku ini, rata-rata mereka menyukai kisah klasik yang dibawakan kembali penulis dengan kekinian.

Demikian buku harapan saya untuk minggu ini. doakan ya agar buku-buku bagus itu berjodoh dengan saya. Amin.

Untuk kalian yang mau menuliskan harapan tentang buku yang diinginkan, silakan mampir ke blognya PerpusKecil untuk tahu aturannya.

Terima kasih.

Oktober 25, 2016

[Resensi] The Adventures of Pinocchio - Carlo Collodi

Judul: The Adventures of Pinocchio
Judul terjemahan: Petualangan Pinocchio
Penulis: Carlo Collodi
Alih bahasa: Lulu Wijaya
Desain & ilustrasi sampul: Ratu Lakhsmita Indira
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama
Terbit: 2014
Tebal buku: 208 halaman
ISBN: 9786020304663
Harga: Rp40.000

Saya yakin banyak yang sudah tahu garis besar kisah Pinocchio ini seperti apa. Secara, kisah klasik ini sudah dibuat film kartunnya. Namun , saya ingin meringkasnya supaya kita lebih ingat. Awalnya hanya sebongkah kayu biasa. Ia ditemukan oleh Mastro Antonio dan hendak dibuat kaki meja. Pada saat pengerjaannya, Mastro Antonio mendengar suara-suara aneh. Bersamaan itu, datang Mastro Geppeto yang sedang mencari kayu untuk dibuat boneka tali. Seperti takdir, sebongkah kayu jadi milik Mastro Geppeto dan dibuat olehnya menjadi boneka tali anak laki-laki yang ia beri nama Pinocchio.

Belum selesai menjadi boneka, Pinocchio sudah membuat Mastro Geppeto kewalahan. Pinocchio menjadi boneka tali yang aktif, pembangkang, dan tentu saja pembohong.  Berangkat dari sini, kisah Pinocchio bergulir seru. Lebih seru dari filmnya, sebab banyak sekali bagian cerita yang tidak terrekam di film. Apakah Pinocchio akan berubah menjadi anak laki-laki seperti di filmnya?

Membaca kisah klasik Pinocchio ini seperti sedang beristirahat dari kegiatan membaca novel-novel yang lebih serius. Saya katakan, buku ini memang memuat kisah yang sederhana. Dimaklumi saja, sebab kisah Pinocchio ini memang ditujukan untuk anak-anak. Namun, saya sedikit kurang setuju dengan label ‘cerita anak-anak’, dengan pernyataan anak-anak boleh membaca buku ini. Sebab, kenakalan Pinocchio yang dikisahkan penulis terlalu keterlaluan.Misal, membunuh jangkrik dengan palu, berkata tidak sopan dengan orang yang lebih tua, tukang ingkar janji, dan pembohong. Saya menyarankan buku ini dibaca orang tua, kemudian diceritakan kembali kepada anak dengan bahasa yang lebih halus.

Ide cerita yang dikembangkan penulis memang sederhana. Melalui tokoh boneka tali, penulis menuturkan perubahan dari sosok nakal menjadi baik. Selain itu, penulis mengemas dengan apik melalui petualangan yang dialami Pinocchio dan mempertemukannya dengan banyak karakter seru. Contoh; Jangkrik Berbicara, Harlequin & Pulcinella (boneka tali ), Pemakan Api (Sutradara Teater), Rubah, Kucing, Pembunuh, Peri Cantik Berambut Biru, Pak Burung Nuri, Seekor Ular Raksasa, Si Petani, Musang, Burung Dara, dan masih banyak karakter lainnya.

Di buku ini, saya ingin menggambarkan jika klimaks dibagi dua. Penilaian saya pada cerita yang membuat saya benci/gemas/suka/jatuh cinta/mengesankan. Pertama, bagian ketika Pinocchio melakukan banyak kenakalan dan kembali sadar, kemudian nakal lagi dan sadar lagi, terus hingga beberapa kali. Itu membuat saya tidak menyukai karakter Pinocchio. Apalagi, dia berdalih sebagai boneka kayu yang tak berotak. Menyebalkan sekali. Kedua, bagian ketika perubahan sifat Pinnochio yang berangsur-angsur menjadi baik dan bertanggung jawab terhadap hidup Geppeto dan dirinya sendiri. Ending-nya cukup melegakan dan saya kira karena judul buku ini adalah petualangan, spoiler akhir cerita tidak akan mengurangi petulangan itu sendiri.

Saya sedikit kurang puas juga untuk bagian adegan ketika Pinocchio bohong kemudian hidungnya akan memanjang. Sebab, ternyata itu salah satu bagian adegan kecil di novel ini, ketika ia bersama Peri Cantik Berambut Biru. Kebohongan sebelum dan sesudahnya, tidak lantas membuat hidung Pinocchio jadi panjang. Padahal, yang paling terkenal dari kisah Pinocchio ini terletak pada hidungnya yang bisa memanjang jika ia berbohong.

Untuk hasil terjemahannya sudah sangat baik. Selama membaca buku ini, saya lancar jaya. Meski, saya menemukan beberapa typo, namun tidak cukup mengganggu.

Untuk karakter utama adalah Pinocchio dan Mastro Geppeto. Pinocchio ini boneka tali yang aktif, pembangkang, nakal, pengumpat, pemalas, bodoh, polos dan pembohong. Sebagian buku akan menceritakan semua keburukan yang dimiliki Pinocchio. Mastro Geppeto ini pria tua si tukang kayu yang berhati lembut, mudah menangis, penyayang, dan pemaaf. Senakal apa pun Pinocchio, Geppeto selalu bisa menyayanginya dengan tulus. Beberapa peran figuran sudah saya singgung di atas ya!

Memerhatikan kovernya yang didominasi warna cokelat kayu dan ada pola seratnya, membuat novel ini mengesankan klasik sekali. Sedangkan gambar boneka kayu yang belum kelar, menegaskan kembali cerita isi bukunya, tentang petualangan si Pinocchio. Yang ganjil adalah cap dari lilin berwarna merah yang biasa digunakan pada jaman kerajaan dulu. Sebab, tidak ada cerita yang berhubungan dengan objek ini. Maksudnya apa ya?

Buku ini menyampaikan pesan moral untuk jujur, hormat kepada yang tua, menjadi dermawan, tidak berburuk sangka, menjaga pergaulan, dan masih banyak nilai-nilai moral yang bisa disampaikan kepada anak-anak selaku generasi masa depan. Dan, saya justru menangkap pesan dari buku ini untuk mengajarkan kepada orang tua menanamkan nilai-nilai kebaikan melalui mendongeng. Tugas orang tua bukan sekedar memberi anaknya makanan, hiburan, namun harus ikut serta membentuk karakter si anak.

Rating dari saya: 3/5


Catatan:
  •  “Kau lihat,” cetus Geppeto, “benar kataku tadi, yaitu kita tidak boleh terlalu cerewet dan rewel tentang makanan. Sayangku, kita tidak pernah tahu apa yang akan terjadi esok hari!” [hal. 31]
  • “Anak-anak selalu berjanji begitu kalau menginginkan sesuatu,” tukas Geppeto. [hal. 32]
  • “Tetapi ingatlah, seseorang tidak bisa dinilai dari pakaiannya, kecuali kalau pakaiannya itu rapi dan bersih.” [hal. 34]
  • “Ingatlah bahwa anak-anak yang memaksakan keinginan mereka, lambat-laun pasti menemui nasib malang.” [hal. 57]
  • “... Hari ini (tapi sudah terlambat!) aku telah mengambil kesimpulan bahwa untuk mendapatkan uang yang halal, orang harus bekerja dan tahu cara mencari nafkah dengan menggunakan tangan atau otak mereka.” [hal. 85]
  • “Lapar, anakku, bukan alasan untuk mengambil sesuatu yang merupakan milik orang lain.” [hal. 93]
  • “Sama sekali tidak. Ingatlah, tidak ada kata terlambat untuk belajar.” [hal. 116]
  • “... Kau berbuat baik padaku, dan di dunia ini, apa yang diberikan selalu dikembalikan....” [hal.130]
  • “Anak-anak mudah berjanji, tetapi juga mudah melupakan janji.” [hal. 144]