Resensi Novel The Apartment - Utep Sutiana


Judul:
The Apartment

Penulis: Utep Sutiana

Penyelaras aksara: Dewi Hannie

Desainer: Billy R.

Penerbit: Bhuana Ilmu Populer

Terbit: September 2019

Tebal: 178 hlm.

ISBN: 9786232165410

Nilai: 3/5


Sabrina Larasati ditemukan tewas di balkon apartemennya. Dari hasil penelitian tim forensik kepolisian, Sabrina meninggal dikarenakan kekerasan fisik. Rimba Rayya-sang fotografer, yang juga adalah pacarnya- menjadi tersangka utama.

Akan tetapi, seiring waktu bergulir dan berdasarkan fakta-fakta yang didapat di TKP, beberapa nama pun muncul ke permukaan dan diyakini oleh pihak kepolisian menjadi tersangka utama berikutnya.

Kasus semakin rumit ketika Syifa-manajer artis Sabrina-ternyata juga tewas beberapa hari sebelum Sabrina terbunuh.


Novel The Apartment menceritakan seorang gadis 32 tahun berprofesi artis terkenal bernama Sabrina Larasati. Kehidupannya sedang suntuk karena kesibukannya sebagai artis yang penuh jadwal syuting. Ditambah kemunculan Dustin, sahabat lamanya, yang kian meneror dengan tujuan menjadikannya sebagai pacar.

Teror Dustin mengusik hidup Sabrina, dan ketenangannya bertambah rusak saat manajernya, Syifa, menyampaikan ada lelaki bernama Anton, mengaku sahabatnya dari kampung, yang mendesak ingin menemuinya. Sabrina tidak punya pilihan selain pindah apartemen dan ia akan pindah ke apartemen kosong milik kekasihnya, Rimba Rayya-sang fotografer.

Suatu pagi, Lelma yang berkunjung ke apartemen Sabrina yang baru, ia justru menemukan sosok Sabrina sudah terkapar di balkon dengan luka tusukan. Sebelum dibunuh, tampaknya Sabrina diperkosa lebih dulu karena di tubuhnya ditemukan sperma.

Selain itu, manajer Sabrina, Syifa, juga ditemukan terbunuh di apartemennya. Kepala belakangnya dipukul benda tumpul. 

Penyelidikan polisi untuk dua kasus pembunuhan mengarah kepada orang-orang terdekat dari si korban. Lelma, Dustin, Rimba, dan Anton merupakan nama-nama yang masuk investigasi. Lelma adalah teman seapartemen Sabrina. Dustin adalah sahabat yang kemudian mengejar Sabrina agar jadi pacarnya. Rimba adalah kekasih Sabrina. Anton adalah sahabat lama Sabrina dari kampung.

Lalu, siapa sebenarnya pembunuh Sabrina dan Syifa? Dan apa motif pembunuhan keduanya?


Novel The Apartment ini bergenre thriller misteri. Ceritanya ada pembunuhan dan kita diajak menelusuri mencari tahu siapa pembunuhnya. Dan di sini juga kita akan menemukan usaha penulis untuk menggiring pembaca menebak ke terduga pelaku, dan menjelang akhir cerita, mulai dipatahkan satu demi satu dugaan tersebut dengan alibi-alibi yang meyakinkan.

Saya suka dengan ceritanya karena memang saya jarang membaca genre ini, terutama karya penulis dalam negeri. Dan genre ini tentu saja membuat saya betah melanjutkan membaca karena penasaran dengan sosok pelaku pembunuhnya.

Lembar demi lembar misterinya cukup menarik. Terutama ketika penulis mulai menjabarkan alibi-alibi kenapa terduga pelaku tidak jadi pelaku. Semakin diungkap alibinya, semakin mengerucut sosok pelakunya. Dan di akhir cerita, lumayan mengagetkan, "Kenapa pelakunya dia?". Saya tidak akan membocorkan siapa pelakunya, tapi saya perlu bilang kalau Sabrina adalah korban apes atau nasib tak mujur.

Ada tiga hal yang saya tidak suka dari novel ini. Pertama, penulis menampilkan orang-orang berengsek di sekitar korban (Sabrina). Dengan begitu, pembaca sudah yakin kalau di antara mereka sebagai pelakunya karena motifnya jelas. Dan ketika mereka menjalankan rencana buruk kepada Sabrina, ketertarikan saya pada kasusnya berkurang. Akan jauh lebih seru kalau ada orang-orang baik di sekitar Sabrina yang justru menyimpan bara dalam sekam, dan saat cerita akan diakhiri, penulis membuka motifnya dengan gamblang. Ini akan mengejutkan pembaca.

Kedua, pace ceritanya yang terlalu cepat. Banyak detail yang dipersingkat dengan paragraf narasi sehingga pembaca tidak bisa masuk dengan karakter-karakter yang ada. Susah bagi saya untuk simpati dengan tokoh-tokohnya. Ini membuat saya maklum dengan novel terjemahan yang bergenre sama dan memiliki ketebalan yang menguji, karena di novel tersebut memaparkan lebih banyak detail cerita.

Ketiga, ending cerita yang tidak memuaskan. Penulis dengan mudahnya tidak mengganjar pelaku dengan hukuman yang setimpal. Pelaku malah bisa bebas dan leluasa meninggalkan Indonesia dengan sangat jumawa. Pada bagian ini, peran polisi dan detektif jadi tidak ada gunanya.

Walau novel ini memiliki kekurangan, tetapi ceritanya masih menghibur dan bisa dinikmati. Sayangnya memang belum memberikan kesan mendalam. 

Sekian ulasan saya untuk novel The Apartement ini. Terakhir, jaga kesehatan dan jangan lupa membaca buku!




0 komentar:

Posting Komentar