Tampilkan postingan dengan label tere liye. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label tere liye. Tampilkan semua postingan

April 28, 2017

[Buku] Bidadari-Bidadari Surga, Tere Liye


Judul : Bidadari-Bidadari Surga
Penulis : Tere Liye
Desain cover : Eja-creative14
Penerbit : Penerbit Republika
Terbit : Februari 2017, cetakan XXV
Tebal buku : viii + 363 halaman
ISBN : 9789791102261
Harga: Rp47.500 

Ini kali kedua aku membaca buku Bidadari-Bidadari Surga. Seperti keyakinanku, membaca kali berikutnya sebuah buku akan ditemukan hal baru. Dan rasa yang dulu ketika membaca, masih aku temukan pada proses membaca kemarin.

Bidadari-Bidadari Surga mengisahkan satu keluarga di Lembah Lahambay. Terdiri dari Mamak (ibu), Laisa, Dalimunte, Wibisana, Ikanuri, dan Yashinta. Keluarga sederhana setelah ditinggal mati Babak (ayah) dan mengharuskan anggota keluarga yang ada untuk berjuang melanjutkan hidup.

Dalam ungkapan sederhana, keluarga Kak Lais bagai bermetamorfosis. Dari sederhana menjadi istimewa. Perubahan itu disajikan Tere Liye dengan apik. Secara perlahan pembaca dibawa hanyut oleh peristiwa-peristiwa penting yang menjadi sebab istimewa.

Salah satu nilai paling besar yang aku temukan di buku ini adalah arti pengorbanan. Kak Lais memutuskan berhenti sekolah agar adik-adiknya bisa melanjutkan sekolah. Kondisi ekonomi saat itu tidak memungkinkan untuk membiayai semuanya. Pengorbanan itu semakin berarti karena Kak Lais tidak lepas tangan begitu saja. Ia pun galak memastikan adik-adiknya amanah masuk sekolah dan belajar dengan baik. Dan proses itu tidak mudah sebab Wibisana dan Ikanuri kerap membolos tanpa sepengetahuan Kak Lais.

Melalui buku ini juga aku melihat potret arti kerja keras. Ada ungkapan yang mengatakan ‘hasil tidak pernah mengkhianati usaha’ dan semakin jelas maksudnya setelah membaca habis kisah Kak Lais. Ada satu bagian yang mengisahkan usaha Kak Lais menanam strawberry di ladang. Mendobrak kebiasaan umum. Banyak sekali yang meragukan niatan Kak Lais berkebun strawberry. Dan penulis memang tidak membuat cerita Kak Lais dengan kesuksesan yang mujur. Usaha itu harus terbentur kegagalan. Semua tanaman strawberry layu dan mati. Seperti bertaruh, setelah itu Kak Lais lebih berani dan mencoba kembali. Yang harus diingat, usaha keras apa pun harus dibarengi ilmu. Bisa saja usaha keras berakhir kebuntungan bukan keberuntungan karena tidak memakai ilmu.

Sebenarnya masih banyak sekali nilai-nilai kebaikan yang dimunculkan penulis melalui cerita keluarga Kak Lais. Dan cara penulis menyampaikan nilai-nilai itu tidak seperti menggurui. Justru sangat mengena dengan cara yang sederhana karena disampaikan melalui gambaran kejadian sehari-hari. Pembaca jadi lebih mudah mengiyakan apa yang menjadi tujuan penulis.

Sebenarnya yang membuatku mengatakan ‘hal baru’ di awal adalah tentang jumlah SMS yang dikirimkan Mamak. Ada lima nomor tujuan; Dalimunte, Wibisana, Ikanuri, dan Yashinta. Lalu yang terakhir adalah orang yang sebenarnya menjadi sudut pandang novel ini dan dia bukan orang yang ikut menjadi saksi metamorfosis keluarga Kak Lais. Aku lupa fakta tentang dia ini. Mungkin pada waktu membaca buku ini dahulu, aku terlalu hanyut dengan jalan cerita sehingga mengabaikan bagian itu.

Dan terakhir, buku Bidadari-Bidadari Surga ini aku rekomendasikan untuk dibaca oleh anak-anak. Sangat sah jika orang dewasa membacanya pula. Tetapi seperti yang diungkapkan pada salah satu bagian buku ini, bercerita bisa menjadi salah satu cara untuk menanamkan nilai-nilai kebaikan kepada anak-anak. Dan buku ini punya potensi besar untuk melakukannya.


Desember 25, 2016

Tentang Kamu yang Menelan Kepedihan

Judul: Tentang Kamu
Penulis: Tere Liye
Editor: Triana Rahmawati
Cover: Resoluzy
Lay out: Alfian
Penerbit: Penerbit Republika
Cetakan: Pertama, Oktober 2016
Tebal buku: vi + 524 halaman
ISBN: 9786020822341
Harga: Rp79.000 

Resensi ini merupakan hasil baca kedua saya (klik resensi pertama). Ada beberapa hal baru yang saya temukan, yang tidak saya temukan ketika membaca pertama kali. Mungkin ada benarnya yang mengatakan, jika kita membaca buku yang sama di waktu yang lain, akan ada pemahaman baru terhadap buku tersebut. Ajaib! Tapi itulah pikiran, mampu memberikan penilaian yang berubah-ubah.

Buku Tentang Kamu mengisahkan perjalanan pengacara muda bernama Zaman Zulkarnaen mencari ahli waris Sri Ningsih. Sri Ningsih adalah sosok perempuan usia 70 tahun yang meninggal di panti jompo di Paris dengan meninggalkan warisan sebesar 19 triliun rupiah. Ia tertarik dengan sosok Sri karena di benaknya, kekayaan sebanyak itu Sri bisa tinggal di rumah yang sangat mewah, bukan di panti jompo.

Perjalanan membawa Zaman ke lima kota. Pertama ia terbang ke Paris. Aimee, si pengurus panti menuturkan kisah sejak Sri muncul di depan pintu panti hingga ia meninggal. Kisah yang diceritakan Aimee lebih banyak pada kehidupan Sri yang bersahaja. Buku harian Sri yang diberikan Aimee menjadi petunjuk Zaman untuk menggenapkan kisah Sri berikutnya. 

Pulau Bungin, Sumbawa
Sumber: jadiberita.com

Di Sumbawa, tepatnya di Pulau Bungin, ia bertemu dengan Pak Tua Ode yang mengenali Sri. Pak Tua bercerita mengenai awal mula orang tua Sri yang berasal dari Jawa bisa tinggal di pulau yang kebanyakan penduduknya keturunan suku Bajo dan suku Bugis. Juga masa kecil pilu yang dialami Sri selama tinggal dengan ibu tiri sampai kisah ia dan adiknya, Tilamuta, bisa pergi meninggalkan Pulau Bungin menuju Pulau Jawa.

Di Surakarta, Zaman bertemu dengan sahabat baik Sri, Nur’aini. Cerita mengalir dari kesaksiannya, tentang persahabatan dan pengkhianatan. Cerita di Surakarta bisa dikatakan kisah Sri paling mengerikan. Nur’aini percaya Zaman akan melakukan yang terbaik untuk menunaikan pesan Sri, ia pun mempercayakan 20 surat yang dikirim Sri selama di Jakarta kepadanya. Lalu Zaman bertolak ke Jakarta. Penutur berikutnya adalah sosok anak perempuan yang muncul di salah satu foto Sri, yang saat ini menjadi pemimpin perusahaan sabun. Jakarta menjadi saksi bagaimana Sri jatuh bangun merintis bisnis dan ia belajar banyak untuk mewujudkannya.

Keanehan pada diri Sri yang meninggalkan Jakarta tiba-tiba, membuat Zaman bingung. Ia berangkat ke London untuk mengutuhkan ceritanya. Sebuah kebetulan, Rajendra Khan si pemilik kios makanan yang biasa Zaman membeli sarapan, menjadi orang berikutnya yang berkisah.  Dengan dibantu Aami (ibu) Rajendra, kisah Sri yang semakin dewasa meluncur menghanyutkan. London jadi latar asmara Sri dengan pemuda Turki bernama Hakan. Selain jatuh cinta, Sri juga mengalami kehilangan yang sangat besar, berkali-kali. Tiba-tiba Sri membuat bingung keluarga Rajendra Khan atas kepergiannya yang tanpa berpamitan langsung, melainkan lewat surat yang ditulisnya.

Apakah Zaman berhasil menemukan ahli waris yang sah atas kekayaan Sri?

Buku Tentang Kamu memuat banyak tema. Ada tema keluarga, tema persahabatan, tema profesi, dan tema percintaan. Semua menyatu membentuk kisah Sri sejak ia lahir hingga ia meninggal, dan meninggalkan kesan mendalam bagi orang-orang yang pernah dekat dengannya. Warisan, premis yang kuat tentu saja membuat pembaca penasaran soal ahli waris. Dan mau tidak mau pembaca harus menghabiskan kisahnya untuk tahu siapa yang berhak. Namun, warisan juga menjadi konflik yang dihadapi Zaman dan ibunya dengan keluarga besar. Kisah Sri ini menjadi cerminan bagi Zaman untuk menyelesaikan konflik keluarganya.

Rasa drama pada buku ini sangat kuat. Tapi bukan drama yang menye-menye, sisi action yang menjadi pembuktian hobi aktif Zaman terbukti ketika ia melumpuhkan anak buah Ningrum. Ala detektif juga tampak ketika Zaman memperhatikan petunjuk-petunjuk yang kemudian ia pikirkan seksama dan dirumuskan. Pemikiran inilah yang menjadikan Zaman punya akal banyak. Pembicaraan bisnis dan beberapa istilah bisnis juga sangat mendukung sehingga novel ini punya sisi cerita bisnis yang menonjol.

Gaya bahasa yang digunakan Tere Liye masih memikat dengan deskripsi yang lugas. Alur campuran yang didominasi kilas balik tidak membuat saya pusing untuk memahami cerita. Pemilahannya terstruktur dengan baik melalui pergantian bab yang rapi atau dengan penggalan 3 bintang (***).  Yang lebih menarik, Tere Liye memberikan banyak informasi baru di sepanjang novel ini. Misalnya kejadian luar biasa dunia yaitu krisi Y2K atau millenium bug (hal. 33-34) dan  krisisi keuangan di Amerika atau dikenal subprime mortgage crisis (hal. 470). Ada juga penjelasan mengenai kerusuhan besar di Jakarta yang disebut Malapetaka 15 Januari  atau Malari (hal. 251). Kemudian di halaman 403 disinggung mengenai bahaya perkawinan bagi pasangan yang berbeda rhesus darahnya.

Persitiwa Malari di Senen
Sumber: id.wikipedia.org

Sedangkan penokohan di buku ini, saya terkejut dengan pemilihan sosok Sri Ningsih. Ia perempuan sangat biasa, hitam, dan gempal. Karakter diri sederhana itu yang membuat ia istimewa, sebab tidak menjadikan dirinya menjadi biasa. Ia menjadi sosok kuat, pekerja keras, sabar, giat belajar, dan usaha-usaha yang dilakukannya tidak ada yang mengkhianati hasil. Sedang Zaman Zulkarnaen, hanya penutur tokoh utama. Sedikit saja karakter yang diulik darinya sebatas sebagai pemuda baik, tidak cerdas, pantang menyerah, berprinsip, dan tentu saja amanah. Dua tokoh utama yang dibuat tanpa cela. Dan itu memunculkan satu pertanyaan, bagaimana Sri Ningsih bisa memiliki kemuliaan seperti itu, sedangkan setahu saya masa kecilnya tidak mendapatkan pendidikan yang layak baik dari ayah, ibu kandung, atau ibu tirinya. Apakah ini yang disebut anugerah?

Pesan buku yang saya pahami dari buku ini adalah penulis mengingatkan seberapa murninya karakter baik kita. Lingkungan terus berubah dan itu menjadi tantangan terhadap kita untuk tetap jadi pribadi yang baik, sesuai anggukan universal. Jika jahat katakan jahat dan hindari, jika baik katakan baik dan amalkan. Saya tidak meperdebatkan atas sifat-sifat yang dimasukkan penulis pada karakter Sri atau Zaman yang terlalu baik. Justru tokoh seperti itu yang akan diingat dalam perjalanan hidup kita sebagai pembanding, sudahkah seperti mereka. Untuk lebih memahami pesannya, silakan baca catatan yang saya tulis di bawah.


Yang paling mengusik saya justru lembar persembahan penulis. Buku ini ia persembahkan untuk sang bunda. Di tambah cerita di dalamnya diceritakan banyak sosok ibu yang mulia. Lonceng yang mengingatkan kita untuk kembali memutar kisah baik sosok Ibu. Penulis menempatkan ibu sebagai kebaikan yang kemudian ia hadirkan melalui beberapa karakter.

Buku Tentang Kamu saya sangat rekomendasikan untuk dibaca sebab memberi banyak pencerahan dan karena ceritanya yang indah. Mudah-mudahan setelah selesai membacanya, kita akan melihat diri kita dengan lebih baik, terutama yang masih malas.

Rating dari saya: 4/5


Catatan
  • Selain bagiku, janji adalah janji, setiap janji sesederhana apa pun itu, memiliki kehormatan (hal. 45)
  • Ada cara terbaik untuk menerima takdir kejam itu dengan memeluknya (hal. 136)
  • Kita seharusnya lebih banyak bicara satu sama lain, agar bisa melewati masa-masa sulit bersama (hal. 136)
  • Dalam perkara kebaikan, bukankah sama saja siapa yang mengerjakannya.Yang lain tinggal mendukung dan membantu dari belakang (hal. 179)
  • Aku ingin sekali punya hati seperti miliknya. Tidak pernah membenci walau sedebu. Tidak berprasangka buruk walau setetes (hal. 206)
  • Itu jelas bukan ‘keberuntungan’. Jika itu harus disebut keberuntungan, maka itulah keberuntungan kerja keras, pantang menyerah (hal. 222)
  • Kenapa orang mudah sekali mengkhianati?Bukankah dalam hidup ini kejujuran adalah hal penting? (hal. 239)
  • Yang aku tahu, jika aku berdiri kokoh, maka orang-orang yang bekerja padaku juga akan ikut kokoh (hal. 239)
  • Ada banyak hal-hal hebat yang tampil sederhana (hal. 257)
  • Kerja keras tidak pernah mengkhianati, Nur (hal. 262)
  • Tidak ada yang benar-benar bisa kita lupakan, karena saat kita lupa, masih ada sisi-sisi yang mengingatnya (hal. 270)
  • Jadilah seperti lilin, yang tidak pernah menyesal saat nyala api membakarmu. Jadilah seperti air yang mengalir sabar. Jangan pernah takut memulai hal baru (hal. 278)
  • Cinta memang tidak perlu ditemukan, cintalah yang akan menemukan kita (hal. 286)
  • Setiap kali kita menunda melakukannya, semakin sedikit waktu yang kita punya (hal. 292)
  • Saat kita telah berhasil melupakan sesuatu, bukan berarti itu benar-benar telah lupa begitu saja, boleh jadi masih ada yang mengingatnya (hal. 340)
  • Lihat sampai ke mana ujung perjalanan perasaan kalian. Jika memang berjodoh, maka berjodohlah. Tidak perlu terlalu berharap, tapi tidak juga sangat negatif menanggapinya (hal. 360)
  • Ah, jatuh cinta kadang membuat orang bisa melakukan hal bodoh (hal. 369)
  • Toh, dalam kehidupan, masa sekarang dan masa depan jauh lebih penting, karena masa lalu, sehebat apa pun itu telah tertinggal di belakang (hal. 375-376)
  • Saat orang melihatnya begitu tegar menghadapi apa pun, orang-orang tidak tahu seberapa besar perjuangannya untuk membujuk dirinya sendiri untuk sabar, membujuk dirinya untuk melepaskan, melupakan, dan semua hal ringan dikatakan, tapi berat dilakukan. Karena bila bicara tentang penerimaan yang tulus, hanya yang bersangkutanlah yang tahu seberapa ikhlas dia telah berdamai dengan sesuatu (hal. 406)

Typo
  • Sebagianya = sebagiannya (hal. 254)
  • Sepuluh pengawal pusat penadah mobil curian itu digelandang, juga Lastri, dia terkulai didorong polisi naik ke atas mobil tahanan- sambil menatap penuh kebencian pada Ningrum yang duduk di lapangan rumput. Lastri adalah Ningrum, mungkin seharusnya ditulis Murni. Seharusnya memilih kata naik saja atau ke atas saja (hal. 515)

November 21, 2016

[Giveaway] Tentang Kamu by Tere Liye


Halo! 

Ada yang sudah tidak sabar untuk membaca buku Tere Liye yang terbaru? Baiklah, pada kesempatan ini saya bekerja sama dengan Penerbit Republika, mengadakan giveaway sebagai bentuk syukuran telah diterbitkannya novel baru Tentang Kamu karya Tere Liye.

Tapi boleh dong kalau saya ingin kamu untuk mengintip sejenak resensi [Buku] Tentang Kamu by Tere Liye (klik saja tulisannya). Share saja pendapat kalian mengenai buku ini walaupun belum baca. Lebih bagus kalau yang sudah baca bisa diskusi soal poin-poin keren pada bukunya.

Untuk ikut giveaway ini, silakan perhatikan syarat berikut ini:

  • Punya alamat kirim di Indonesia
  • Follow akun twitter @adindilla dan akun twitter @bukurepublika. Lalu share di twitter dengan hashtag #GATentangKamu
  • Follow blog saya via GFC
  • Tulis di kolom komentar format ini: akun twitter kamu, link share, alamat blog kamu (jika ada, saya mau berkunjung juga!)
  • Giveaway berlangsung periode 21 - 24 November 2016, pengumuman pemenang tanggal 25 November 2016. Doakan tidak ada halangan ya!

Oh iya, ada 2 novel "Tentang Kamu" yang akan dibagikan dan dikirimkan oleh saya.

Itu saja syaratnya, semoga tidak membuat susah kamu. Dan saya tunggu keikutsertaannya.


**[ Update ]**

Alhamdulillah, giveaway #GATentangKamu berjalan dengan sangat lancar. Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada Penerbit Republika yang sudah memberikan kesempatan untuk menjadi host giveaway kali ini. Saya juga berterima kasih kepada 76 peserta yang sudah ikut serta dalam giveaway yang berhadiah 2 buku Tentang Kamu karya Tere Liye

Ada rasa sedih karena hanya 2 buku yang tersedia yang bisa dibagikan. Jumlah peserta segitu, menurut saya sudah sangat banyak dan itu menunjukkan antusias membaca buku Tentang Kamu sudah tinggi. Baiklah, tidak berlama-lama lagi, saya akan segera umumkan pemenangnya.





Jreng!



Jreng!



Jreng!


Selamat kepada:


Selamat, kalian masing-masing mendapatkan 1 eks novel Tentang Kamu karya Tere Liye persembahan Penerbit Republika. 

Silakan kamu kirimkan data diri berupa: Nama - Alamat - No. Telepon, via DM di twitter atau melalui email ke hapudincreative(at)gmail(dot)com. Ditunggu segera ya!

Untuk yang belum beruntung, jangan berkecil hati. Akan ada giveaway berikutnya di bulan Desember 2016. Tetap semangat ya!


[Buku] Tentang Kamu by Tere Liye

Judul: Tentang Kamu
Penulis: Tere Liye
Editor: Triana Rahmawati
Cover: Resoluzy
Lay out: Alfian
Penerbit: Penerbit Republika
Cetakan: Pertama, Oktober 2016
Tebal buku: vi + 524 halaman
ISBN: 9786020822341
Harga: Rp79.000 

Saya sangat senang bisa membaca karya Tere Liye lagi. Menurut saya karya-karya Tere Liye lebih menonjolkan sisi drama dengan pesan moral yang menggugah nurani. Faktanya, quote-quote yang dikutip dari novel-novelnya bertebaran di sosial media.

Buku ini bercerita tentang Sri Ningsih, perempuan yang meninggal di panti jompo dengan meninggalkan warisan 19 triliun rupiah. Zaman Zulkarnaen, pemuda asal Indonesia, mendapat tugas sebagai pengacara di Thompson & Co., untuk menelusuri ahli warisnya.

Tugas ini mengantarkan Zaman ke Pulau Bungin, Sumbawa, Indonesia. Ia bertemu dengan Pak Tua (Ode) yang ternyata menjadi teman baik Sri pada masa kanak-kanak. Pada bagian ini, kisah Sri membuat saya hampir menangis sebab Sri mengalami masa yang sulit menjadi anak tiri. Perjalanan Zaman berlanjut ke Kota Surakarta, Pulau Jawa. Bagian ini menjadi bagian paling mengerikan dari kisah Sri. Bersama Nur’aini dan Sulastri, Sri mencicipi madrasah dan persahabatan. Namun beranjak dewasa, pengkhianatan dan dendam masa lalu menghancurkan semua hal indah pada masa itu. Ketika keadaan sudah menjadi baik, Sri memilih berangkat ke Jakarta. Sebagai warga pendatang, ia pontang-panting menjadi mandiri. Ketika sukses sudah hampir di tangan, situasi negara memorakporandakan impian Sri.

Tanpa gejala apa-apa, Sri menghilang dari Jakarta. Ia ternyata pergi ke London. Di kota inilah Sri mendapatkan keluarga baru yang berasal keturunan India. Episode di London lebih mengetengahkan pada cerita Sri yang jatuh cinta, menikah, memiliki anak, dan tentu saja prahara rumah tangga. Kisah roman Sri tidak berjalan mulus. Ia pun hijrah ke Paris, kota terakhir yang ia singgahi hingga ia meninggal.

Berasal dari mana warisan Sri yang banyak itu? Siapa ahli waris yang berhak mendapatkannya secara sah?

Detail cerita buku Tentang Kamu tidak sedangkal yang saya rangkum di atas. Kalau kamu pernah membaca buku Tere Liye sebelumnya, pasti tahu kalau kisahnya tidak sesederhana itu. Keluarga, persahabatan, dan percintaan, diramu secara apik menjadi latar kisah Sri. Berkali-kali saya terenyuh menyimak kisah Sri, ada bagian yang membangkitkan semangat, ada yang membuat gemas, ada yang membuat simpati, ada yang membuat takjub, juga ada yang membuat saya merasa tidak ingin mengakhiri kisahnya.

Ide cerita tentang warisan menjadi benang merah. Bergulir seperti bola salju, karena menyentuh banyak dimensi kehidupan baik Sri atau Zaman. Ini persamaan keduanya. Sedangkan klimaks cerita, Tere Liye meletakan pada bagian eksekusi konflik. Penulis menambahkan bumbu action sebagai penegas kemampuan Taekwondo yang dimiliki Zaman, pada bagian yang menegangkan menjelang akhir cerita.

Berbicara gaya bercerita Tere Liye, kemampuannya tidak diragukan lagi, selalu berhasil menghanyutkan pembaca. Sisi hukum sebagai pengacara yang jadi backround Zaman, cukup meyakinkan dan menjadi identitas yang tidak perlu ditanyakan. Pemilihan diksi yang tepat, tidak lugas dan tidak mendayu-dayu, membuat novel ini terasa renyah dengan kisah Sri yang sebenarnya kompleks jika diurai.

Tokoh utama buku Tentang Kamu adalah Sri Ningsih. Ia perempuan yang berangkat dari kesederhanaan dan pekerja keras. Masa lalu yang kelam menjadi catatan dalam hidupnya yang tidak akan ia lupakan dan justru membuatnya semakin kuat. Karakter Sri yang pantang menyerah membuat saya termotivasi untuk diterapkan secara pribadi.

Sri juga bukan perempuan yang mengecap pendidikan formal, namun berkat karakternya yang mau belajar, ia sukses dengan pengetahuan yang menakjubkan. Zaman pun sampai keheranan dengan pikiran Sri, terutama mengenai asal muasal warisan itu dan proses ia menaiki tangga kesuksesan ekonomi. Sebab, hanya mereka-mereka saja yang kuat, yang pernah mengalami babak hidup perih, mampu membalik keadaan menjadi berpihak, bukan menjadi terpuruk.

Lalu, Zaman Zulkarnaen menjadi tokoh utama kedua. Posisinya hanya sebagai juru cerita yang menyampaikan kisah hidup Sri Ningsih. Mengenai konflik Zaman sendiri, diceritakan dalam beberapa bagian saja, danZaman menyelesaikan konfliknya dengan mengkutip pelajaran dari kisah Sri.

Keunggulan lainnya, novel-novel Tere Liye selalu berisi informasi yang informatif. Novel ini menyingkap dua peristiwa masa lalu di Indonesia seperti peristiwa pemberontakan PKI dan peristiwa Malari, Malapetaka 15 Januari. Kedua peristiwa itu membawa kisah kelam untuk Sri. Juga ada bagian yang mengonfirmasi dibalik penyebutan ‘pedagang kaki lima’ (hal. 229).


Untuk kovernya yang didominasi warna kuning dan gambar sepatu usang, sudah menampilkan garis besar cerita, yaitu penelusuran melalui perjalanan panjang dari kisah masa lalu.

Hal yang kurang di novel ini adalah cerita yang dialami Sri sangat terasa fiktifnya. Sebab banyak sekali kebetulan-kebetulan yang ditemui Sri dan itu mempermudah jalan hidupnya. Kebetulan berupa anugerah yang datangnya di waktu dan kesempatan yang tepat. Sehingga selama proses membaca buku ini saya masih belum menyatu dengan tokoh Sri atau Zaman. Saya mengakui Tere Liye sudah maksimal menggarap ceritanya dan apa yang saya rasakan tadi hanya pendapat pribadi saja. Tentu saja novel ini tetap direkomendasikan untuk membuat karakter juang kita lebih mantap.

Rating dari saya: 4/5


Catatan:
  • Janji adalah janji, setiap janji sesederhana apa pun itu, memiliki kehormatan. [hal. 45]
  • “Seperti santan, semakin tua jiwa pelautku semakin kental, Nak. Tidak ada yang bisa menghentikan pelaut sejati membawa kapal kecuali maut. Meski aku memang tidak sekuat lagi nelayan muda, setidaknya pengalamanmu berharga.” [hal. 66]
  • “..., ada cara terbaik untuk menerima takdir kejam itu, dengan memeluknya....” [hal. 136]
  • Dalam perkara kebaikan, bukankah sama saja siapa yang mengerjakannya? Yang lain tinggal mendukung dan membantu dari belakang. [hal. 179]
  • “...Tidak pernah membenci walau sedebu. Tidak pernah berprasangka buruk walau setetes...” [hal. 206]
  • Jika kita gagal 1000x, maka pastikan kita bangkit 1001x. [hal. 210]
  • Kenapa orang mudah sekali mengkhianati? Bukankah dalam hidup ini kejujuran adalah hal penting? [hal. 239]
  • Aku harus mengenyahkan pikiran jelek ini. Aku tidak mau dikendalikan pikiran negatif. [hal. 250]
  • Ada banyak hal-hal hebat yang tampil sederhana. [hal. 257]
  • Tidak ada yang benar-benar bisa kita lupakan, karena saat kita lupa, masih ada sisi-sisi yang mengingatnya. [hal. 270]
  • “...Chaty, jadilah seperti lilin, yang tidak pernah menyesal saat nyala api membakarmu. Jadilah seperti air yang mengalir sabar. Jangan pernah takut memulai hal baru...” [hal. 278]
  • Nasihat-nasihat lama itu benar, cinta memang tidak perlu ditemukan, cinta-lah yang akan menemukan kita. [hal. 286]
  • Setiap kali kita menunda melakukannya, semakin sedikit waktu yang kita punya. [hal. 292]
  • “Kami respek dengan betapa mudahnya kamu membantu orang lain yang bahkan tidak dikenal.” [hal. 326]
  • Lihat sampai kemana ujung perjalanan perasaan kalian. Jika memang berjodoh, maka berjodohlah. Tidak perlu terlalu berharap, tapi tidak juga sangat negatif menanggapinya. [hal. 360]

Februari 02, 2016

[Resensi] Hujan - Tere Liye



Judul: Hujan
Penulis: Tere Liye
Cover: Orkha Creative
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama
Cetakan: I, Januari 2016
Tebal: 320 hlm
ISBN: 9786020324784


"Aku ingin melupakan hujan." (hal. 9)
Blurb.
Tentang Persahabatan. Tentang Cinta. Tentang Melupakan. Tentang Hujan. Tentang perpisahan.
(Blurb nya aja sudah sangat membuat penasaran. Gimana dengan isi novelnya?)

###

Ini kesekian kali saya membaca novel karya Tere Liye. Dan saya selalu menyukai apa yang ditulisnya. Termasuk novel "Hujan" ini. Novel ini dan novel "Pulang" memiliki kesamaan. Latar belakang berupa kemajuan teknologi. Jujur, membaca novel yang memasukkan unsur kemajuan teknologi (novel science) membuat saya kehilangan sebagian rasa yang biasanya dimunculkan drama dalam ceritanya. Kesan memahami dan merasakan seolah ikut serta dalam cerita, berkurang banyak. Karena pada akhirnya saya akan disibukkan membayangkan teknologi-teknologi yang membuat saya bergumam 'WOW'.

Dalam Hujan ini, saya disuguhkan cerita yang komplit. Seperti yang tertera di cover belakang novel; tentang persahabatan, tentang cinta, tentang melupakan, tentang perpisahan dan tentang hujan. Saya dibawa hanyut dengan plot mundur yang mengupas lengkap kesemuanya tadi.

Ide Cerita.
21 Mei 2042, gunung purba meletus. Bukan bencana biasa, sebab efeknya mempengaruhi iklim dunia dan memunculkan titik kepunahan manusia. Lail, gadis 13 yang selamat setelah terjebak di lorong kereta bawah. Namun tidak dengan ibunya. Lail menyaksikan sendiri sang ibu yang jatuh kembali ke lorong setelah beberapa waktu berusaha menaiki tangga darurat. Kesedihan membuatnya ingin menyusul sang ibu. Dan Esok menjadi malaikat penyelamatnya. Sejak itulah nasib mengikat keduanya. Secara garis besar novel ini berkisah tentang Lail yang menunggu kepastian Esok. Apakah Esok menyukainya?

Tentang persahabatan. Setelah Esok menjadi anak angkat sebuah keluarga, Lail harus tinggal di panti sosial. Di panti inilah Lail bertemu sosok Maryam yang berambut kribo. Maryam menjadi sosok penghibur atas duka yang Lail tanggung. Maryam menjadi partner Lail dalam menaklukkan hatinya yang menanggung rindu pada Esok. Maryam telah menjadi sahabat sejati bagi Lail.

Tentang Cinta. Sejak Esok tinggal dengan keluarga angkat, kesempatan Lail bertemu dengannya hanya setahun sekali. Esok sibuk dengan kuliahnya. Dan berjalannya waktu, keberadaan Esok menjadi sangat berarti buat Lail. Kadang rasa rindu itu membuat Lail melamun memikirkan Esok yang jauh di Ibu Kota. Puncaknya, Lail diajarkan cemburu oleh keadaan.

Tentang melupakan. Ini bagian terakhir dari buku. Perjalanan hidup yang dialami Lail membuatnya meradang. Ada luka kehilangan ibu dan ayahnya. Ada luka karena cemburu atas kedekatan Esok dan Claudia.  Dan konflik terakhir adalah bagaimana melupakan semua benang merah di otaknya yang menunjukkan kesedihan dan kepahitan.

Tentang perpisahan. Sangat lekat dengan kehilangan orang yang disayangi. Lail kehilangan ayah ibunya. Esok kehilangan 4 kakak laki-lakinya. Ibunya Esok kehilangan kakinya.

Tentang hujan. Ini kondisi atau keadaan yang paling disukai Lail. Sepanjang ingatannya, momen berkesan selalu ditemani hujan.

Karakter. POV. Gaya menulis. Plot.
Berbicara karakter yang muncul dalam novel ini, saya tidak menjagokan karakter utamanya (Lail dan Esok). Alasannya, dalam novel ini tidak ada hal yang pada akhirnya membuat saya terkesan dengan karakter dominan pada Lail atau Esok. Lail ini sosok gadis yang kuat dengan deraan cobaan yang menimpanya. Pejuang sejati terhadap kondisi buruk yang menimpa. Namun dia juga tipe cewek rapuh yang gampang galau oleh cinta. Kegalauannya jelas disebabkan oleh ketidakpastian Esok. Tapi, apa semua gadis muda memang seperti Lail kalau berhadapan dengan hati dan perasaan?

Esok a.k.a Soke Bahtera merupakan pemuda cerdas. Kecerdasannya entah dari gen siapa (ibu atau bapaknya?). Yang jelas dia pahlawan pada era canggih itu dengan melahirkan banyak paten atas karya-karyanya. Namun umum dialami pemuda yang kelewat cerdas, baginya rumit untuk bersikap tegas soal hati. Bilang iya dan tidak bagi pemuda seperti Esok selalu diikuti pertimbangan yang macam-macam. Ini susahnya punya pacar atau teman yang bisa dibilang expert.

Maryam adalah sosok yang saya jagokan. Ceria dan spontan menjadi ciri khas pembawaan gadis berambut kribo ini. Alhasil, perannya menjadi vital bagi jungkir baliknya perasaan Lail. Ibaratnya, Maryam ini tongkat bagi kehidupan Lail. Selain sifat yang tadi, Maryam juga punya kesetiakawanan yang besar. Buktinya meski keberadaannya sering tidak dianggap oleh Lail akibat keberadaan Esok, Maryam dengan hati besar memaklumi keadaan dan tetap tersenyum.

Penulis menggunakan sudut pandang ketiga. Perpaduannya dengan gaya menulis yang menurut saya sederhana (ciri khas Tere Liye), novel ini memiliki daya hipnosis yang membuat pembaca ingin terus dan terus melahap habis demi kisah Lail. Dan penting diketahui oleh pembaca yang belum baca, plot yang diusung penulis adalah plot mundur. Cerita dimulai dari persiapan Lail dalam memetakan pikirannya yang kemudian akan dilanjutkan dengan operasi. Prosesnya, Lail harus menceritakan semua kisah hidupnya. Dari ia berusia 13 tahun hingga usia 21 tahun. Perjalanan serunya silakan dibabat aja sampai halaman terakhir novelnya.

Bagian Favorit.
Pertama. Saat Lail dan Maryam harus memberitahu hal bendungan yang jebol ke kota hilir di malam dengan hujan badai dan sejauh jarak 50 km-an. Usia mereka masih 18 tahun. Tapi keberanian mereka menjadi sejarah yang dikenang. Cerita di bab 15.

Kedua. Bab 30. Puncak semua penantian Lail atas perasaannya pada Esok. Semua ia curahkan pada Maryam.

"Tapi kenapa dia membuatku menunggu? Menyiksaku?"
Saya yakin kalimat di atas tidak ada hal yang aneh. Saya akan jelaskan secara singkat. Lail ini akhirnya menyadari tentang perasaannya yang tidak sekedar teman dekat bagi Esok. Bayangkan, Lail hanya bisa bertemu Esok setahun sekali. Sedangkan ia menyimpan rasa yang malu diungkapkan. Setahun sekali Lail hanya bisa mengobati kangennya. Untuk ukuran orang yang jatuh cinta, ketemu setahun sekali perkara beda. Bisa dibilang ujian berat. Belum lagi Lail ini tidak tahu perasaan Esok padanya. Makin beratlah beban hatinya.

Petik-petik.
Hujan mengajari kita untuk selalu jujur pada siapa pun. Apalagi menyangkut hati. Dan seburuk apa pun masa lalu yang pernah ada, bukan untuk dilupakan. Tapi sebaiknya dikenang. Sebab masa lalu juga bagian dari kehidupan sebuah nama; kita dan kalian semua. Jika memang masa lalu hanya mengundang airmata, maka biarkan air mata itu ada. Jika memang masa lalu penuh tawa, maka biarkan tawa itu ada.

Cuplikan.
"Ratusan orang pernah berada di ruangan ini. Meminta agar kenangan mereka dihapus. Tetapi sesungguhnya, bukan melupakan yang jadi masalahnya. Tapi menerima. Barangsiapa yang bisa menerima, maka dia akan bisa melupakan. Tapi jika dia tidak bisa menerima, dia tidak akan pernah bisa melupakan." -Hujan, 308.

Lain-lain.
Bonus nih buat yang baca. Penulis menjelaskan banyak wawasan. Di halaman 31-33 ada informasi mengenai dasyatnya meletus gunung purba. Di halaman 48-49 dijelaskan efek setelah gunung meletus berupa volcanik winter. Musim debu vulkanik yang menutupi cahaya matahari dan mengakibatkan suhu udara turun hingga beberapa derajat. Ada juga yang menjelaskan tentang bahaya hujan asam (saya lupa di halaman berapa). Pokoknya pembaca akan ditambah wawasannya seperti setelah menonton film hollywood tentang bencana.

Final. Rating.
Novel ini menginspirasi dan layak dibaca untuk pecinta novel drama dengan bumbu science. Dan rating yang bisa saya berikan untuk novel ini adalah 3 dari 5.

Bab lama telah ditutup. Bab baru sipa dibuka.


Dijawab ya!
1. Menurut kalian teknologi canggih itu baik apa tidak?
2. Bagaimana merubah mindset menunggu menjadi menggagas?

November 03, 2015

[Resensi] Pulang - Tere Liye


Judul: Pulang
Penulis: Tere Liye
Editor: Triana Rahmawati
Penerbit: Penerbit Republika
Cetakan: II, Oktober 2015
Tebal: iv + 400 hlm.
ISBN: 9786020822129
Harga: 65.000

Ada yang belum kenal Tere Liye?

Gue juga belum kenal sosok beliau. Tau namanya aja dari karya beliau; novel-novel yang inspiratif. Setelah browsing sana-sini, gue pun sedikit tahu tentang penulis handal ini. Tere Liye berasal dari Sumatera Selatan. Lahir tanggal 21 Mei 1979, tahun 2015 ini berarti berusia 36 tahun. Status; menikah dengan Ny. Riski Amelia dan sudah dikaruniai seorang anak bernama Abdullah Pasai. Ia lulusan Fakultas Ekonomi UI Jurusan Akuntansi. Singkat aja ya. Habis susah nyari informasi pribadi beliau di dunia maya.

Tere Liye tergolong penulis produktif. Sampai gue menulis artikel ini, sudah ada 23 judul buku yang beliau lahirkan.

1 Rembulan Tenggelam di Wajahmu, 2 Bidadari-Bidadari Surga, 3 Moga Bunda Disayang Allah, 4 Hafalan Salat Delisa, 5 Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin, 6 Ayahku (Bukan) Pembohong, 7 Kisah Sang Penandai, 8 Sunset Bersama Rosie, 9 Kau, Aku dan Sepucuk Angpao Merah, 10 Berjuta Rasanya, 11 Negeri Para Bedebah, 12 Sepotong Hati yang Baru, 13 Negeri di Ujung Tanduk, 14 Burlian, 15 Pukat, 16 Eliana, 17 Amelia, 18 Bumi, 19 Dikatakan atau Tidak Dikatakan, Itu Tetap Cinta, 20 Rindu, 21 Bulan, 22 #AboutLove, 23 Pulang

Dari 23 novel tersebut gue sudah membaca beberapa judulnya. Kode 2, 4, 5, 9, 10, 14, 20, 23. Total ada 8 novel dan bagi gue membaca novel-novel tersebut tidak percuma. Lantaran novel-novel Tere Liye memiliki pesan moral yang mengena dan membangun. Kalau tidak percaya, gue secara pribadi merekomendasikan judul-judul di atas dan silakan nikmati perenungannya.

PULANG.
Novel terbaru Tere Liye yang gue baca. Bukan percintaan (romance) meski sedikit memasukan unsur cinta. Cinta dalam Pulang lebih besar dari hubungan pria wanita. Cinta yang dikemas menjadi hubungan keluarga (ayah-ibu-anak), hubungan persahabatan, hubungan bisnis. Latar belakang yang digunakan di novel ini sangat berbeda dengan novel-novel Tere Liye sebelumnya. Dunia Mafia.

Benar sekali, Pulang ini berkisah tentang seorang anak bernama Agam, yang lebih dikenal dengan nama Bujang, yang suatu hari dijemput oleh Tauke Besar Keluarga Tong. Bapak (Samad) dan Mamak (Midah)nya sempat berdebat mengenai penjemputan Bujang. Mamaknya tahu akan menjadi apa Bujang setelah meninggalkan kampung; jadi Tukang Pukul, sehingga ia berat melepaskan anak satu-satunya itu.

“Mamak tahu kau akan menjadi apa di kota sana… Mamak tahu… Tapi, apa pun yang akan kau lakukan di sana, berjanjilah Bujang, kau tidak akan makan daging babi atau daging anjing. Kau akan menjaga perutmu dari makanan haram dan kotor. Kau juga tidak akan menyentuh tuak dan segala minuman haram.” (Pulang, hal 24)

tau·ke /tauké/ n 1 majikan (yg mempunyai perusahaan dsb); 2 cak bas (kepala pekerja dsb)

Bujang dibawa ke markas besar. Disana ia dijadikan anak angkat oleh Tauke Besar. Pada awalnya Bujang tidak dilatih menjadi tukang pukul. Ia justru diajari banyak ilmu, ia diminta belajar. Lingkungan tukang pukul membuat tugas belajar menjadi sangat tidak nyaman dan kerap Bujang menjadi bahan olok-olokan. Ia pernah meminta untuk diajari latihan tukang pukul tapi selalu ditolak oleh Tauke Besar. Hingga Kopong, salah satu kepala tukang pukul, meminta langsung pada Tauke Besar agar bisa melatih Bujang pada malam harinya dan kali ini disetujui dengan syarat Bujang harus memiliki nilai bagus di setiap pelajaran.

Perkembangan Bujang di Keluarga Tong sangat pesat. Selain menjadi tukang pukul handal, dia juga meraih gelar sarjananya. Sebagai anak angkat dan berkat kemampuannya yang menonjol, Bujang menjadi tukang eksekusi untuk hal besar dan penting dalam kegiatan Keluarga Tong untuk membesarkan nama dan area kekuasaan.

Shadow economy disebut-sebut menjadi usaha yang dilakukan Keluarga Tong. Shadow economy pengertiannya adalah semua aktivitas yang berkontribusi terhadap Produk Nasional Bruto maupun Produk Domestik Bruto tetapi aktivitas tersebut sama sekali tidak terdaftar (Fiedrich Schneider dan Dominik H. Enste dalam Tobing, 2014).

Ada 4 aktivitas yang dilakukan kategori Shadow economy :

1. Produksi bawah tanah (underground production); yaitu aktivitas produktif yang bersifat legal, tetapi sengaja disembunyikan dari otoritas publik dengan tujuan mengelak dari pajak dan peraturan lainnya

2. Produksi ilegal (illegal production); yaitu aktivitas produktif yang menghasilkan barang dan jasa yang dilarang oleh hukum

3. Produksi sektor informal (informal sector production); aktivitas produktif yang legal yang menghasilkan barang dan jasa dalam skala produksi kecil yang umumnya dilakukan oleh usaha rumah tangga yang tidak berbadan hukum

4. Produksi rumah tangga untuk dipergunakan sendiri (production of households for own final use)

Dan di Pulang ini, kegiatan yang dilakukan Keluarga Tong adalah tindakan penyelundupan tanpa melalui Bea Cukai. Aktivitas ini dilakukan pada mulanya. Namun berjalannya waktu, kegiatan itu berubah menjadi aktivitas pencucian uang, perdagangan senjata, transportasi, minyak bumi, valas, pasar modal, retail, teknologi mutakhir, hingga penemuan dunia medis yang tidak ternilai (Pulang, hal 30).

Pulang sangat pekat dengan deskripsi mengenai kegiatan mafia. Diceritakan beberapa konflik mafia dalam perebutan teritorial yang melibatkan beberapa keluarga hingga menimbulkan perang besar melalui penyerbuan yang bisa merenggut banyak nyawa tukang pukul.

Meskipun dunia mafia dikisahkan sangat dekat dengan Bujang, Tere Liye meramu pesan moral yang kemudian disisipkan dengan sangat apik di dalam ceritanya. Judul Pulang sendiri di sini terkait dengan proses kesadaran Bujang akan hakikat hidupnya yang gelap. Suara Adzan, luka hidup, kehilangan orang-orang tercinta, rasa benci, semua menjadi alasan yang membantu Bujang melalui jalan panjang hingga akhirnya ia tiba di titik baru; Pulang kepada Tuhan.

“… .Peluk erat-erat. Dekap seluruh kebencian itu. Hanya itu cara agar hatimu damai, Nak. Semua pertanyaan, semua keraguan, semua kecemasan, semua kenangan masa lalu, peluklah mereka erat-erat….” (Pulang, hal. 339)
Karena Pulang mengambil tema mafia, maka tidak heran sepanjang cerita akan ditemui paragraph-paragraf yang menggambarkan perkelahian dengan tangan kosong, benda tajam atau pun senjata api. Ada satu ritual yang dilakukan dalam Keluarga Tong untuk menjadikan kepala tukang pukul yang disebut Amok. Ini merupakan awal perkenalan Bujang dengan perkelahian sebagai tukang pukul. (Pulang, hal. 77-86)

Amuk berasal dari bahasa Melayu, (bahasa Inggris: Amok pengucapan bahasa Inggris: [/əˈmɒk/][3]) adalah perilaku di mana subjek pergi mengamuk dan membunuh orang-orang sebanyak ia dapat sampai ia sendiri terbunuh atau melakukan bunuh diri (dari wikipedia).

Salah satu adegan menarik ketika Bujang membunuh Ketua Keluarga Lin merupakan adegan yang menunjukan perkelahian dengan senjata tajam. Senjata yang digunakan Bujang adalah kartu nama yang disisipi logam titanium. Menggunakan prinsip shuriken, kartu nama tadi sangat ampuh menebas leher Ketua Keluarga Lin. (Pulang, hal.123 & hal. 135)

Tokoh yang dimasukan dalam cerita Pulang ini sangat berkarakter. Bujang sebagai tokoh utama dilukiskan sosok pria cerdas dan sangat berani. Kopong yang merupakan kepala tukang pukul digambarkan sangar namun berhati baik. Ia sangat menyayangi Bujang lantaran mengingat kebaikan Samad, bapaknya Bujang. Basyir, teman dekat Bujang, sangat berprinsip sebagai keturunan suku Bedouin. Takue Besar yang merupakan pucuk Keluarga Tong, selain cerdas juga sangat bijaksana. Pokoknya masih banyak tokoh lainnya yang memiliki karakter menarik. Sebut saja guru-guru Bujang; Guru Bushi, Salonga, dan Frans.

Suku Badui atau Badawi (بدوي) atau Bedouin adalah sebuah suku pengembara yang ada di Jazirah Arab. Sebagaimana suku-suku pengembara lainnya, suku Badui berpindah dari satu tempat ke tempat lain sembari menggembalakan kambing.

Suku Badui merupakan salah satu dari suku asli di Arab. Perawakan suku Badui yang khas menyebabkan suku ini dapat langsung dikenali. Perawakannya sebagaimana ditulis dalam buku-buku sejarah Arab: suku ini berperawakan tinggi, dengan hidung mancung. Lain halnya dengan suku pendatang yang ada di Arab, suku Badui tetap mempertahankan budaya dan cara hidup mengembara. (dari wikipedia)

Menjelang ke bagian akhir novel, pembaca akan dikejutkan oleh adegan perang antar keluarga, yang sulit dikatakan. Gue sendiri merasa tidak ikhlas ada pengkhianatan sebesar itu. Harus diingat, teman tetaplah teman. Hati manusia siapa bisa selami. Hari ini bilang A, besok bisa bilang Z.

Secara keseluruhan gue suka banget sama novel ini. Rating 4,5 dari 5. Pas untuk pembaca yang suka cerita action.