Desember 15, 2021

[EBook] Orang-Orang Proyek - Ahmad Tohari



Judul: Orang-Orang Proyek

Penulis: Ahmad Tohari

Editor: Eka Pudjawati

Penerbit: Gramedia Pustaka Utama

Terbit: Januari 2019, cetakan keempat

Tebal: 256 hlm.

ISBN: 9786020320595

***

Aku insinyur. Aku tak bisa menguraikan dengan baik hubungan antara kejujuran dan kesungguhan dalam pembangunan proyek ini dengan keberpihakan kepada masyarakat miskin. Apakah yang pertama merupakan manifestasi yang kedua? Apakah kejujuran dan kesungguhan sejatinya adalah perkara biasa bagi masyarakat berbudaya, dan harus dipilih karena keduanya merupakan hal yang niscaya untuk menghasilkan kemaslahatan bersama?

Memahami proyek pembangunan jembatan di sebuah desa bagi Kabul, insinyur yang mantan aktivis kampus, sungguh suatu pekerjaan sekaligus beban psikologis yang berat. "Permainan" yang terjadi dalam proyek itu menuntut konsekuensi yang pelik. Mutu bangunan menjadi taruhannya, dan masyarakat kecillah yang akhirnya menjadi korban. Akankah Kabul bertahan pada idealismenya? Akankah jembatan baru itu mampu memenuhi dambaan lama penduduk setempat?

***

Sinopsis

Novel Orang-Orang Proyek ini menceritakan tentang seorang insinyur bernama Kabul. Dia mantan aktivis di kampusnya. Takdir membawanya untuk mengerjakan proyek Jembatan di sekitar sungai Cibawor. Seperti proyek lainnya, dalam pengerjaan pembangunan jembatan ini, Kabul menemukan praktik potong anggaran dari hulu ke hilir oleh oknum dan sudah dianggap biasa. 

Dana menipis, mutu prioritas. Kondisi ini membikin pusing Kabul. Padahal jiwa idealismenya menginginkan pembangunan jembatan ini berjalan baik dengan mutu teruji. Sebab menurut undang-undang, pemborong wajib menjamin bangunan yang dikerjakan bisa dimanfaatkan setidaknya selama sepuluh tahun.

Sikap Kabul membuatnya bertentangan dengan kepala proyek, Pak Dalkijo. Beliau justru mencemooh sikap Kabul yang dianggapnya naif. 

Di tengah pergulatan soal proyek, Kabul yang sudah berusia kepala tiga, dipusingkan perkara asmara. Apalagi ketika orang-orang yang ada di sekitar proyek membicarakan kedekatan dia dengan Wati, Kabul harus melakukan tindakan agar tidak semakin liar prasangka orang-orang. Dan keputusannya justru membuat Wati seperti bunga yang tidak pernah disiram.

Resensi

Saya menyesal sebab kenapa tidak dari dulu saya membaca novel bagus ini. Padahal ebook-nya sendiri sudah punya dari lama. Saya menyatakan novel ini bagus sebab konflik umum yang ada di sebuah proyek diceritakan dengan gaya tutur sederhana. Sehingga saya merasa senang membacanya sebab ceritanya terkesan renyah dan gurih.

Praktik korupsi ketika dana proyek pembanguan digelontorkan menjadi kritik novel ini kepada pemerintah. Sekaligus menjadi wawasan bagi masyarakat sebagai pembaca jika proyek pembangunan pemerintah bisa menjelma jadi lahan basah untuk orang-orang jahat mengkayakan diri. Meski pada novel ini mengambil latar waktu tahun 1990, dan jika dikaitkan dengan masa sekarang, kebobrokan orang-orang pemerintah tidak pernah berkurang. Bahkan tindakan korupsi sekarang-sekarang ini terbilang lebih jahat. Misalnya kasus korupsi oleh menteri ketika wabah covid merebak. Pelakunya seperti tidak punya hati nurani, mengambil untung dari penderitaan masyarakat.

Kabul menjadi sosok jagoan di tengah sistem yang semrawut dan terorganisir, tentu menjadi yang kalah. Ada yang bilang, "Ketika masuk politik, menjadi orang baik di tengah orang jahat, akan menyusahkan. Pilihannya, ikut jadi penjahat atau tidak masuk politik sama sekali." Memang benar, novel ini membawa situasi tersebut melalui tokoh Kabul yang akhirnya menyerah dengan proyek jembatan yang diikuti syarat-syarat untuk kepentingan penguasa-penguasa jebolan partai. Kabul tidak bisa menyanggupi membuat jembatan dengan bahan-bahan bangunan yang mutunya buruk atau memakai bekasan. Kabul juga enggan menyelesaikan pembangunan jembatan dalam tempo singkat yang akan berimbas pada kualitas akhirnya.

Selain soal konflik proyek, penulis juga membawa telaahan bagi pembaca. Salah satunya mengenai makna kehidupan. Kabul lahir dari keluarga biasa. Dia beruntung karena memiliki ibu yang mengedepankan pendidikan anak. Walau sulit mewujudkan hal itu, perjuangan ibunya membuahkan hasil sebab Kabul menjadi insinyur yang masih bernurani.

Kabul pun membantu adik-adiknya agar memiliki masa depan lebih baik dengan berkuliah. Dia melepaskan sementara target berkeluarga sebab bertanggung jawab sampai adik-adiknya bisa mandiri. Kabul dengan pola pikir sederhana menganggap pilihan hidupnya sebagai kewajaran. Sehingga selama menjalani tugas tersebut, Kabul tetap menjadi Kabul yang sederhana, tidak terkontaminasi dengan iming-iming hidup mewah meski tempatnya di lahan basah.

Berkebalikan dengan Pak Dalkijo, yang sama berasal dari keluarga biasa, tapi ketika kesempatan memutus kemiskinan keluarganya datang, dia berpikir itu sebagai momen balas dendam. Cara tidak terpuji dihalalkan demi tujuannya itu. Padahal dia sadar tindakannya keliru. Ini ciri orang yang sudah terkontaminasi ambisi dan egois.

Perenungan lainnya akan kita temukan melalui sudut pandang Kabul ketika memperhatikan orang-orang proyek. Terutama mereka yang masih muda harus rela melepaskan kenikmatan masa muda dan justru memilih bekerja keras. Alasannya agar kehidupan terus berlanjut. Jadi pembaca perlu bersyukur sebab bisa mencicipi bangku kuliah dan mendapatkan pekerjaan yang lebih bersih. Padahal di sekitar kita banyak orang-orang seperti orang-orang proyek yang tidak punya kesempatan seperti yang kita dapatkan.

Novel ini tidak melulu membicarakan tentang kritik orang-orang pemerintah atau penguasa, tapi penulis memasukan cerita romansa yang manis banget. Kabul dan Wati menjadi salah satu pasangan yang tidak tergesa-gesa dengan perasaannya. Kabul awalnya melihat Wati sebagai rekan kerja. Namun debar itu datang setiap kali Wati merengut. Meski Wati menunjukkan gelagat-gelagat berharap, Kabul menimbang tidak menanggapi sebab tanggung jawab kepada adik-adiknya tetap prioritas. Tapi hubungan mereka semakin dekat sampai rumor merebak gaduh. Kabul sebagai lelaki dewasa memilih mencari saran dari kawannya mengenai harus bersikap bagaimana.

Kenyataan Wati sudah punya pacar membuat Kabul semakin menjaga jarak. Dia sangat menghormati Wati dan pasangan. Meski gara-gara sikap Kabul membikin Wati merana, Kabul tetap pada prinsipnya. Tidak sopan mengganggu perempuan yang masih ada hubungan dengan orang lain. Dan berkat kesabaran Kabul dan Wati, mereka menemukan titik terang ketika Wati dengan berani meminta kejelasan dari pacarnya.

Yang paling membekas buat saya, novel ini menempatakn sosok ibu sebagai rumah terbaik bagi anak untuk pulang. Pun ketika Kabul dipusingkan dengan keputusan final atas posisinya di proyek jembatan, Kabul memilih pulang dan menceritakan kepada ibunya. Termasuk ketika dia gamang mengenai Wati, Kabul pun menceritakan kepada ibunya. Kabar jika Kabul sudah menambatkan hati membuat ibunya terharu biru.

Saya begitu tertarik dengan karakter-karakter yang ada di novel ini. Selain ada Kabul dan Wati, kita juga akan dikenalkan dengan Pak Tarya, pensiunan pegawai Kantor Penerangan yang hobi memancing dan bisa meniup seruling. Beliau memiliki pandangan luas soal hidup yang rupanya tajam diasah pengalaman. Lalu ada juga Mak Sumeh, pemilik warung di lokasi proyek yang rupanya menjadi teman curhat Wati. Beliau sosok ibu-ibu yang bawel tapi omongannya banyak benarnya. Ada juga kepala desa bernama Basar, kawan kuliah Kabul yang sama-sama aktivis. Beliau justru merasa salah menjadi kepala desa karena jabatan ini mengikatnya untuk berkolaborasi dengan orang-orang pemerintah atau penguasa. Pilihan sulit ketika harus menempatkan satu kaki pada penguasa, satu kaki pada warga. Dan masih banyak tokoh pendukung lainnya yang meramaikan suasana lokasi proyek dengan konflik kecil mereka.

Dari novel Orang-Orang Proyek ini saya mengambil nilai, "Hidup sederhana saja dengan mengembangkan rasa." Ini pendapat saya, dengan hidup sederhana, kita akan adem dan tenang sebab tidak menuntut terlalu keras harus mencapai sesuatu. Pikiran 'harus mencapai' ini yang sebenarnya menjadi beban dan membikin hidup tidak tenang.

Lalu 'mengembangkan rasa' menjadi kontrol atas hidup sederhana ini. Kita boleh mengingikan sesuatu tapi jangan menjadi obsesi. Dengan rasa sebagai indikator mencapai tujuan, akan ada dua pertimbangan. Jika itu membuat resah dan bikin hidup diburu-buru, itu obsesi. Tapi jika itu membuat hidup menyenangkan dan bersemangat, itu cita-cita.

Membaca novel Orang-Orang Proyek menjadi pengalaman yang menyenangkan dan membuat saya ingin menjadi pribadi lebih tenang. Maka saya memberikan nilai 5 dari 5 bintang. Novel ini saya sangat rekomendasikan.

Nah, sekian ulasan dari saya, terakhir, jaga kesehatan dan terus membaca buku!



Desember 11, 2021

[Buku] Rapijali #2: Menjadi - Dee Lestari



Judul: Rapijali #2: Menjadi

Penulis: Dee Lestari

Penyunting: Dhewiberta H. dan Jia Effendie

Penerbit: Penerbit Bentang

Terbit: September 2021, cetakan kedua

Tebal: xvi + 484 hlm.

ISBN: 9786022918288

***

Jakarta tidak lagi menjadi penjara. Di ibu kota, Ping justru mulai mendapatkan gambaran tentang hidup yang ia inginkan. Ia memiliki sahabat-sahabat baru, impian baru, dan cinta yang baru. Namun, tantangan lebih besar turut menyingsing. Ajang Band Idola Indonesia menuntut Ping bekerja keras, termasuk menciptakan lagu. Band Rapijali yang menjadi sumber kebahagiaannya ikut menerbitkan beragam konflik. Popularitas mereka mulai terasa bagai pisau bermata dua. Berbagai perasaan yang terpendam di antara para personel Rapijali turut membayangi perjalanan terjal mereka sepanjang kompetisi.

Cita-cita Ping untuk melanjutkan pendidikan di universitas impian berbenturan dengan kelemahan terbesarnya di bidang musik. Sementara itu, rahasia masa lalu yang mulai terkuak membawa keluarga Guntur ke titik kritis. Mampukah Ping melewati badai itu? Akankah Rapijali bertahan? Di persimpangan hatinya, kepada siapakah Ping menjatuhkan pilihan?

***

Ketika saya menyebut konflik yang dimunculkan pada novel Rapijali #1: Mencari sebagai remahan kue, akhirnya terjawab di novel kedua ini. Kita akan menemukan kelanjutan hidup seorang gadis bernama Ping yang tinggal di rumah calon gubernur dan di tengah perjalanan band Rapijali meraih bintang.

Perjalanan band Rapijali memang berbuah manis meski pada babak final terjadi drama besar-besaran. Tetapi saya bisa menikmati perjuangan anggota band Rapijali demi mengikuti kompetisi band sampai ujungnya. Apa yang melingkupi perjalanan Rapijali berkompetisi membuat kita semua belajar jika berjuang demi kemenangan tidak penah mudah, kecuali kamu anak orang kaya dengan bakat pas-pasan tapi bisa disulap uang menjadi nomor satu. Apa yang dilakukan anggota Rapijali, berlibur ke Batu Karas demi menciptakan lagu, merupakan bentuk kompromi mereka terhadap mimpi yang sedang mereka kejar. Mereka melepaskan semua kelekatan dengan kenyamanan yang selama ini mereka diami dan menukarnya dengan level hidup di bawah yang biasanya. Tetapi Ping berjuang dengan jalan yang beda saat dia pulang ke Batu Karas. Dia justru berperang dengan kenangan masa lalu ketika kakeknya masih lincah dan ceria. Ketika hidup masih baik-baik saja tanpa perlu melakukan apa yang tidak ingin Ping lakukan.

Konflik pada novel kedua ini juga lebih mengaduk emosi walau eksekusi yang dipilih penulis masih belum maksimal membuat saya menangis tersedu-sedu padahal di novel ini mengemukakan konflik orang tua-anak, yang biasanya gampang banget bikin saya mewek. Setelah digantung pada akhir buku novel Rapijali #1, ketika Ardi mengetahui hubungan Ping dan ayahnya, badai itu sungguhan kejadian. Pencitraan yang dibangun Guntur sebagai calon gubernur harus porak poranda oleh pengakuan Ardi kepada ketua tim sukses lawan. 

Konflik remaja yang tampaknya susah dilepaskan adalah urusan romantisme pasangan kekasih atau sekadar naksir tanpa pernah digubris. Semesta mendukung arah Ping kepada Rakai, tapi di sisi lain sana ternyata ada yang meradang tanpa bisa berbuat apa-apa. Tak lain dan tak bukan adalah Oding dan Jemi. Walau konflik cinta-cintaan ini tidak membalur keseluruhan novelnya, penulis bermain cantik dengan menebar sedikit-sedikit di beberapa bagian seperti sedang memancing kumpul merpati dengan pakan yang disebar pada beberapa sudut taman. Ada yang bikin gemas, ada juga yang bikin naas. Cinta yang berbalas tumbuh dengan cinta yang kandas. Satu hati bahagia berbarengan dengan satu hati terluka. Tapi saya percaya cinta akan berhenti di titik paling pasnya ketika waktunya sudah tiba. Mungkin ujiannya harus berputar-putar dulu sebelum ketemu lintasan yang umum.

Kalau membahas soal teknik menulis, Dee Lestari bukan penulis yang asal meramu cerita yang dikarangnya. Sehingga segalanya makin indah saja. Di Rapijali #1 saya merasakan ada kejanggalan dari bagaimana penulis berdiksi ria, tapi dengan membaca buku keduanya saya semakin bisa menikmati alur yang dibuat penulis untuk Ping dan Rapijali. Ceritanya makin rame dan makin bikin penasaran.


Penokohan yang sempat dibahas pada ulasan Rapijali #1 semakin berkembang. Setiap tokoh yang muncul memang mengalami pergeseran lumayan signifikan. Walau masih suka becanda, teman-teman Ping mulai melihat masalah hidup dengan santai, adem, dan bertanggung jawab. Mereka lebih bijaksana menyelesaikan konflik yang muncul di Rapijali karena mereka paham emosi hanya bikin ricuh dan bijaksana bisa mengantarkan kepada kebaikan.

Saya sangat menikmati novel kedua ini dan merasa puas oleh penyelesaian konflik yang ada. Karena itu saya ingin memberikan nilai 4 dari 5 bintang.

Nah, sekian ulasan singkat saya untuk novel Rapijali #2: Menjadi, dan saya sangat menantikan novel Rapijali #3: Kembali. Terakhir, jaga kesehatan dan jangan lupa membaca buku!

Desember 05, 2021

Rekap Bookmail November 2021


Halo! Apa kabar?

Nggak kerasa ya bulan November sudah berlalu aja. Eit, apa saya aja yang memang begitu menikmati November ini? Alhamdulillah...

Karena sekarang awal bulan jadi saya mau menginformasikan jumlah buku yang berhasil dibaca dan buku apa saja yang saya dapatkan sepanjang bulan kemarin.

Artikel dibuat tujuannya agar saya bisa lebih bersyukur karena masih diberi kesempatan untuk membaca buku dan mendapatkan beberapa buku bagus. Semoga semua yang saya baca bisa bermanfaat. Amin!

Nah, nggak perlu banyak paragraf pengantar lagi, yuk langsung disimak saja!

Saya sangat bersyukur pada bulan November saya bisa membaca sebanyak 10 buku. Dan saya senang karena bisa mempublikasikan ulasan buku-buku tersebut di blog ini. 

Boleh atuh diintip sekalian dibaca ulasan buku-bukunya, hehe.

Lalu, berikut ini adalah buku-buku yang saya dapatkan di November ini! Cek daftarnya di bawah!

1. The Midnight Library - Matt Haig

2. The Purloined Book - You Sun Dong

The Midnight Library 75.200, The Purloined Book 15.200

Awalnya saya ingin membaca buku The Midnight Library karena hype banget. Juga digadang-gadang buku ini bisa kasih pencerahan kepada pembacanya. Begitu saya coba baca di gramedia digital dan hasilnya tidak nyaman sebab masih dalam format per bab yang memanjang ke bawah, jadi saya cek dan ricek di base twitter mencari buku ini dengan harga yang lumayan murah. Setelah dapat, saya ikutan tertarik dengan buku The Purloined Book yang harganya murah sekali. Jadilah saya bayar kedua buku ini.

3. Seni Membangunkan Naga Dari Laut - Wisnu Suryaning Adji

SMNDL 120.600

Bulan November ini penulis memberikan bocoran soal series Legenda Perompak Naga yang katanya berjumlah tiga buku. Novel Seni Membangunkan Naga Dari Laut ini merupakan buku pertamanya. Santer dikabarkan buku keduanya akan rilis sebentar lagi, saya pun bergegas menelusuri toko buku online mencari preloved buku pertamanya ini. Alhamdulillah, saya bisa menemukan toko yang menjual novel preloved buku ini dengan harga yang menurut saya murah. Yang bikin novel ini worth it karena buku masih kondisi sangat-sangat-sangat baik, buku berupa hard cover, buku ada tanda tangan penulis, dan masih dilengkapi stiker bawaan ketika pembelian awalnya.

4. Kita Pergi Hari Ini - Ziggy Zezsyazeoviennazabrizkie

Kita Pergi Hari Ini 57.860

Buku terbaru dari penulis yang namanya susah diucapkan ini sangat hype dibicarakan. Mungkin efek buku-buku beliau yang sekarang-sekarang ini lumayan susah dicari, terutama yang Jakarta Sebelum Pagi (JSP). Sehingga banyak banget pembaca buku yang memburu buku beliau, nggak peduli harganya ampun-ampunan.

Saya tentu saja ikut tertarik ingin membacanya. Setelah maju-mundur akhirnya berani juga membayar buku ini dengan harga yang lebih murah dibandingkan harga pre-order-nya berkat tembus point di shopee.

5. Segala Yang Diisap Langit - Pinto Anugerah

Hadiah jadi gratissss...

Saya lupa sudah berapa kali giveaway yang saya ikuti dan selalu menyertakan buku ini sebagai pilihan hadiah. Tetapi belum juga beruntung. Saya sangat bersyukur ketika Kak Devi menghubungi saya karena saya terpilih sebagai pemenang untuk orang-orang yang pernah membantu Kak Devi menyelesaikan tugas kampusnya. Tentu saja sebagai pilihan hadiah saya menyodorkan pilihan ini. Berkat Kak Devi akhirnya saya bisa punya buku ini, semoga saja saya bisa membaca di bulan ini juga.

6. The Song of Achilles - Madeline Miller

The Song of Achilles 83.927

Buku ini dikabarkan punya cerita bagus. Dan saat ini lumayan susah mencari fisiknya. Kalaupun ada, harganya pasti tinggi. Jadi saya memilih untuk punya e-book-nya dulu karena kepalang penasaran pengen segera baca.

7. The Power of Language - Shin Do Hyun & Yoon Na Ru

The Power of Language 46.965

Buku ini saya beli karena sudah tertarik lama dan kebetulan di akun shopee owlbookstore sedang ada promo, jadi saya beli. Harga aslinya 79.000 setelah diskon dan potongan koin shopee menjadi 46.965. Dan katanya ini nonfiksi gitu, jadi pas aja untuk dibaca karena saya lagi pengen coba banyakin baca nonfiksi. 

8. Supernova #3: Petir - Dee Lestari

Supernova Petir 35.000

Untuk series Supernova, saya sudah punya buku 1, 2, dan 4. Yang ketiga, Petir, susah nyarinya kalau yang preloved tapi masih bagus. Beruntung saya akhirnya ketemu sama akun shopee bukusisifus dan jual buku Petir dengan harga murah hanya 35.000. Kondisi buku masih sangat bagus. Akhirnya saya beli juga untuk melengkapi seriesnya.

9. Between Shades of Gray - Ruta Sepetys

Between Shades of Gray 57.000

Saya mendengar nama penulis Ruta Sepetys gara-gara bukunya yang berjudul Salt to The Sea. Buku yang kata orang-orang punya cerita bagus. Menelusuri karya beliau, sampai di buku Between Shades of Gray, dan infonya buku ini sudah jarang dijual. Maka saya pun berselancar di Tokopedia dan menemukan akun pointnovalbookstore. Disitu dijual buku ini dengan harga 57.000. Saya pun langsung beli. Kondisi buku sudah agak menguning tapi keseluruhan sangat baik.

10. Aroma Karsa - Dee Lestari

Aroma Karsa 63.500

Novel ini cukup hype dan banyak disanjung pembaca, membuat saya beli lagi. Padahal dulu pernah punya tapi tidak selesai dibaca karena di ceritanya ada yang aneh. Nanti saya jelaskan di ulasan setelah saya baca novelnya. Saya beli novel ini di Lazada di akun mizanstore ketika ada promo 11.11 dengan harga normal 135.000 menjadi 63.500.

11. My Tomorrow, Your Yesterday - Takafumi Nanatsuki

gambarnya beda sendiri sebab bukunya ada di kosan yang satu lagi :)

Novel pre-order ini saya beli di shopee pada akun togamasbuahbatu dengan harga asli 78.000 menjadi 58.500. Saya mulai tertarik dengan buku-buku Penerbit Baca karena buku mereka bagus-bagus dan beragam.

12. Tulisan Sastra - Tenderlova

13. Colors in The Sky - Tenderlova

@ 99.000

Pada saat berselancar di twitter ada yang menyebutkan kalau buku Tulisan Sastra ini lumayan bikin sedih, makanya saya jajal untuk membacanya. Oya, saya beli sampai 2 buku yang Tulisan Sastra karena pengen bikin giveaway lagi. Tetapi Nunggu waktu yang pas dulu ya. Sedangkan buku yang Colors in The Sky karena pengen jajal buku lain yang merupakan terbitan penerbit minor. Siapa tau bagus, jadi bisa kasih tau ke temen-temen soal bukunya. Semua buku masing-masing seharga 99.000. Lumayan merogoh kocek ya.

14. Kebebasan Finansial - Grant 

15. Kakeibo - AE Zen

Kakeibo 50.000, Kebebasan Finansial 118.400

Kedua buku ini saya beli ketika berkunjung ke Gramedia Cipto Cirebon karena lumayan lama nggak pernah mampir lagi. Dan waktu itu yang terpikirkan pengen dibeli buku yang Kebebasan Finansial sebab pernah baca sepintas di gramedia digital. Sedangkan buku Kakeibo karena disini juga bahas soal keuangan, jadi saya pikir sekalian saja untuk menggenapkan pemahamanku.

Berdasarkan rekap di atas, selama bulan November 2021 saya membeli buku sebanyak 15 buku dengan uang sebesar 1.079.152,-. Masih jumlah yang fantastis untuk sekadar beli buku. Harus kuat iket pinggan lagi ini mah. Dan saya minta doanya supaya lancar rejeki sehingga bisa berbagi lewat giveaway ya!

Nah, jadi sekian informasi bookmail November 2021. Terakhir, jaga kesehatan dan jangan lupa membaca buku!


November 28, 2021

[Buku] Perang - Rama Wirawan



Judul: Perang

Penulis: Rama Wirawan

Penerbit: Pustaka Merahitam

Terbit: Juni 2021, cetakan pertama

Tebal: xii + 136 hlm.

ISBN: 9786239722500

***

Rutinitas kerja yang monoton, membuat Perang begitu gelisah. Ruang kantor pun tampak seperti penjara baginya. Kerja terasa sangat membosankan karena sebatas kewajiban, bukan kesenangan. Belum lagi tercipta alienasi antara dia dan pekerja lain, bahkan dia dengan dirinya sendiri.

Buku-buku yang dia baca, membuatnya sangat membenci keadaan itu-kerja di bawah sistem kapitalisme. Dia menyadari kesenjangan atau ketimpangan sosial yang ditimbulkan oleh sistem sialan itu: pemodal semakin melimpah kekayaannya, sementara pekerja semakin melarat.

Hidup Perang kembali bergairah ketika dia bertemu dengan Deni. Teman yang memperbaiki kekeliruannya pada "Punk" dan "Anarki"-juga mengenalkannya dengan komunitas subkultur. Komunitas yang membuat dia bertemu dengan banyak teman baru-yang konsisten melakukan resistensi terhadap sistem yang menindas ini.

Komunitas ini mengubah Perang menjadi pribadi yang berpandangan baru, lebih kritis, dan imajinatif dalam menghidupi hidup. Hingga kemudian dipertemukan kembali dengan Mirah, perempuan yang memiliki banyak similaritas dengannya-dan menyadarkan dirinya akan daya subcersif dari cinta.

***

Perang yang ditulis di judul buku ini rupanya nama pemuda 22 tahun yang bekerja di perusahaan percetakan. Bukan menunjukkan peperangan seperti yang saya bayangkan di awal gara-gara melihat gambar hati berlabur merah darah.

Novel tipis ini menceritakan Perang yang bergulat antara prinsip idealis dengan pencapaian hidupnya. Dia bekerja di perusahaan percetakan tapi dia tidak nyaman. Mau keluar dari kerjaan tapi takut melihat wajah kecewa orang tuanya karena dia jadi pengangguran. Dilema yang umum dialami laki-laki usia dua puluhan. Berujung terjebak di rutinitas yang tidak menggairahkan.

"...apa akan menceritakan perasaan ini pada mereka dengan konsekuensi kembali kehilangan wajah berseri-seri mereka, atau harus kupendam semua ini sendiri dan belajar untuk menikmati ketidaknyaman?" (hal. 8).

Kemudian dia bertemu dengan Deni, sosok yang memiliki banyak kesamaan dengan Perang terutama mengenai wawasan, pola pikir, dan prinsip. Yang membedakan mereka, Deni memiliki pergaulan luas. Berkat Deni pula, Perang mengenal komunitas dan distro, yang akhirnya menarik dia dari rutinitas pulang kerja langsung ke rumah.

Perang juga akhirnya bertemu dengan perempuan yang bisa memahami jalan pikirannya. Mirah, perempuan dari masa kuliah, yang tidak ia perhatikan. Perang akhirnya menemukan tempat pulang dan rumah yang menenangkan dari sosok Mirah.

Pembahasan novel ini cukup berat karena akan disinggung mengenai filosofi dunia punk, anarki, liberal, neoliberalisme, kapitalis, globalisasi, ketimpangan, ketidakadilan, dan cinta sejati. Dari segitu banyak yang dibahas, saya justru bertentangan dengan yang dipikirkan oleh Perang atau Deni. Contohnya, Perang bekerja melebihi jam kerja dan uang lembur tidak menutup kelelahannya, lalu dia menggerutu mengenai hal itu. Saya sebagai orang biasa hanya akan memilih dari dua pilihan: keluar atau bertahan. Tapi sosok Perang dan Deni akan merunut alasannya dari konsep kapitalisme, kebijakan pemerintah, perusahaan asing, sampai ke titik bahwa mereka tengah dieksploitasi oleh sistem kapitalisme. Mereka pikirannya ribet makanya banyak hal dipandang pesimis. Dan saya yakin bergaul dengan mereka tidak menyenangkan karena obrolan akan seputar sistem-sistem di dunia.

Kalau istilah sekarang, mereka itu overthingking. Segalanya dipikirkan dalam-dalam bahkan untuk perkara kecil. Mereka ini tidak bisa menikmati hidup sebelum menemukan yang sejalan. Bahkan soal berkawan pun seleksinya harus yang sepaham. Jika tidak, akan dijauhi. Mereka jarang melakukan kompromi, bahkan menghindarinya kalau bisa. Bahasa saya buat mereka, "Bener jare dewek bae!" (benar kata sendiri aja!).

Yang mengganjal buat saya juga soal pernikahan Perang dan Mirah, yang rupanya tidak direstui oleh orang tua Perang. Saya paham betul soal kekecewaan yang dirasakan oleh orang tua. Ini dialami oleh orang tua saya ketika adik saya memutuskan menikah. Jadi, bagi beberapa orang tua, mereka menaruh harapan hidup lebih baik kepada anak. Makanya setelah anak lulus kuliah dan kerja, inginnya orang tua supaya sang anak bisa mewujudkan harapan itu. Sebab, setelah anak mereka menikah, segalanya akan untuk keluarga kecilnya. Orang tua akan ada di posisi ketiga dalam skala prioritas setelah istri/suami dan anak. Dan ketika anak sudah menikah, orang tua akan segan meminta tolong dalam hal apa pun. Makanya akan selalu ada orang tua yang kecewa dengan pernikahan anaknya, bukan karena tidak mendukung, tapi kalau bisa nanti ya nanti saja.

Dari keputusan Perang yang memilih tetap menikah meski orang tua tidak merestui makin membuat saya tidak suka dengan karakternya yang egois. Padahal di awal novel dijelaskan bagaimana dia ingin membuat orang tuanya bangga dengan pekerjaannya. Sayangnya, niat itu tidak cukup kuat untuk dia wujudkan setelah dia menemukan perempuan. Mungkin yang tidak saya pahami karena penulis tidak menceritakan urgensi apa yang membuat Perang harus menikahi Mirah di usia itu. Kalau saja tahu, mungkin saya bisa memaklumi.

Secara umum, novel ini memang tidak punya jalan cerita yang berliku-liku. Penulis membuat plot-nya padat. Justru yang dibedah penulis berupa diskusi mengenai kapitalisme, globalisasi, dan tema sejenis. Sehingga saya pun tidak bisa membahas banyak mengenai novel ini. 

Novel ini pas dibaca oleh mahasiswa karena di dalam novel ini disinggung juga mengenai kehidupan masa kuliah dan idealisme mahasiswa yang aktif memikirkan negara. Ditulis dengan diksi yang sederhana membuat pembaca akan jauh lebih mudah memahami teori-teori berat yang biasa ada di mata kuliah.

Untuk kovernya menurut saya terlalu sederhana, apalagi warna dominan putih tanpa gradasi apa pun, membuat tampilannya belum cukup memikat calon pembaca saat menelusur di rak toko buku offline atau di etalase akun e-commerce. Biar begitu saya masih penasaran dengan buku-buku dari Penerbit Merahitam yang di akhir buku ini mengakui kalau mereka hanya menerbitkan buku-buku bagus.

Dari novel ini saya belajar untuk bisa menikmati hidup dengan melakukan banyak kompromi. Sebab idealisme yang kita anut dan menantang dunia yang luas justru akan menyulitkan kita. Hidup harus realistis dan optimis agar setiap waktu yang kita lewati tidak dipenuhi energi negatif akibat overthingking.

Untuk dilematis dan pergulatan hidup yang dialami Perang saya memberikan nilai 3 dari 5 bintang.

Sekian ulasan dari saya, terakhir, jaga kesehatan dan terus membaca buku!

November 25, 2021

Jadi Blogger Itu Butuh Belajar


Kenapa saya memilih menjadi bloger buku? Tak lain dan tak bukan karena saya menyenangi kegiatan membaca buku. Hal yang paling saya sukai jadi dasar kenapa akhirnya saya bikin blog. Perjalanan dari 2015 sampai hari ini bisa dibilang tidak mudah. Ada waktu dimana saya rajin membuat postingan, ada waktu dimana saya benar-benar malas membuka blog sendiri. Tapi saya selalu meyakinkan diri untuk tidak pernah menghapus blog. Dulu soalnya saya pernah nekat menghapus blog karena ingin punya blog baru dengan konsep yang menurut saya menarik, dan ujung-ujungnya menyesal.

Sejak tanggal 03 November 2021, saya memberanikan membeli domain agar nama blog saya lebih komersial. Awalnya masih menggunakan blogspot yang gratis, tapi sekarang sudah ada "dot com" di belakang nama situsnya. Yang pertama kali terpikir penyedia domain yang akan saya pilih adalah Niagahoster. Kayaknya gara-gara penyedia domain ini sering banget dibicarakan di posting-an teman-teman bloger, makanya nempel banget di otak saya.

Perubahan domain ini bikin saya mikir panjang mengenai eksistensi blog ini. Saya tidak bisa mengabaikan value yang sekarang ada di blog untuk sekadar suka-suka. Tapi saya belajar untuk lebih bertanggung jawab, akan saya bawa kemana masa depan blog ini. Makanya saya mulai mencari-cari informasi apa pun mengenai pendayagunaan blog agar maksimal.

Lalu karena saya masuk ke grup WA Blogwalking Asik, yang isinya bloger-bloger kece dan berprestasi, akhirnya nyampe di posting-an mengenai sharing session dengan tajuk "Cara Meningkatkan Traffic Blog" yang dimoderatori oleh Mas Ari Santosa (www.arigetas.com), dengan narasumber Bang Doel (www.doel.web.id). Acara dilaksanakan via zoom meeting pada tanggal 19 November 2021. 


Lalu, apa ilmu yang diserap di acara ini?

Jujur, saya rada lelet mengikuti materi Bang Doel ini karena apa yang dibahas beliau pada akhirnya mendalam sampai ke penggunaan Google Seacrh Console. Tapi prinsip saya adalah mengikuti saja materi beliau, jika ada yang bisa diserap, dipakai, jika ada yang bingung, belajar lagi. Sesederhana itu, daripada pusing, bukan?

Menurut Bang Doel, ada 3 fase yang harus dilakukan agar bisa meningkatkan jumlah pengunjung blog (traffic blog). Sayangnya saya hanya mencatat sampai 2 tahap saja: 1) Persiapan sebelum membuat konten, dan 2) Persiapan saat membuat konten. Satu lagi tidak sempat catat, jadi kalian bisa cek di posting-an teman-teman bloger lain ya ;)

Kita akan bahas sepintas fase pertama yaitu saat akan membuat konten. Bang Doel menekankan kepada blogger untuk melakukan audit terhadap blog sendiri. Yang perlu dicek adalah kecepatan blog, UI + UX, dan struktural halaman. Untuk melakukan audit ini kita bisa dibantu oleh situs-situs penyedia jasa secara gratis. Tapi alangkah bagusnya jika kita menggunakan jasa berbayar. Pasti paham dong keunggulan menggunakan jasa berbayar, akan lebih akurat, lebih rinci, dan lebih aman.

Lalu fase kedua, kita akan dituntut untuk lebih kreatif membuat isi konten. Karena google sulit kita mengerti seperti pacar yang ngambek tiba-tiba, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan saat bikin konten. Konten itu ibarat tampang kita, agar dilirik dan disayang gebetan, eh google maksudnya, perlu tuh kita mematut diri sedemikian baik.

Pertama, kita harus menentukan search intens. Kalau tidak salah paham, maksudnya adalah mencari keyword yang biasa orang pakai untuk mencari informasi. Misal, ketika membuat konten atau artikel soal ponsel, kita harus tahu apa kata kunci yang biasa orang gunakan di mesin pencarian google. Apakah 'harga ponsel terbaru', 'spesifikasi handphone terbaru', atau 'ponsel harga murah'. 

Kedua, masukan keyword ke judul. Nah, yang ini penting banget, judul harus merepresentasikan isi kontennya. Dan bahaya juga jika ternyata judul dan isi konten tidak sinkron. Pembaca blog bisa-bisa merasa dibohongi. Alamat ngamuk, dan nggak mau main-main lagi dah!

Ketiga, hindari keyword stuffing atau menebar terlalu banyak keyword. Misalnya keyword yang kita pakai adalah daster murah, jangan sampai di sepuluh paragraf berisi keyword tadi. Ini juga mempengaruhi kenyaman pembaca blog lho! Kalau kelihatan banget sedang mengiklan, biasanya ke depannya blog ini akan di-skip. Saya sendiri lebih suka artikel yang informatif tapi dikemas kayak artikel pengalaman atau curhatan. Selain mengenal kehidupan blogernya, si pembaca blog bakal kena dengan merek-merek produk apa saja yang dipakai si bloger. Istilahnya beriklan sehalus mungkin, begitu.

Keempat, tetap masukan keyword di H2. Sumpah, kalau ini saya menyerah menjelaskannya. Memang saya tahu ada istilah H1, H2, H3, pas membuka versi HTML template blog, tapi saya tidak paham fungsinya dimana dan bagaimana.

Loncat langsung poin kelima, sertakan juga sinonim keyword. Contohnya kalau bahas ponsel, bisa jadi orqng-orang justru menggunakan kata kunci handphone atau HP. Nah, ini juga harus disertakan di konten ya, tapi dengan cara halus. Kalau jelas kelihatan berganti-gantian menggunakan kata sinonim dan berulang-ulang, kita akan membingungkan pembaca dan mereka bisa menyimpulkan kita bloger yang plin-plan. Putus sudah lah, ibarat kasih janji, tapi mencla-mencle, siapa yang mau.

Keenam, gunakan gambar dalam format webp dengan ukuran kurang dari 30Kb. Sampai saya menulis artikel ini, belum saya coba juga. Soalnya ribet mesti mencari situs konverter yang bakal rubah format JPEG ke webp. Saya mengakalinya dengan tetap menggunakan JPEG tapi memilih resolusi rendah. Manfaat menggunakan gambar ukuran kecil agar kecepatan blog jauh lebih baik. Sebab gambar dengan ukuran besar akan membebani blog ketika dibuka.

Ketujuh, sertakan link internal. Maksudnya dalam artikel yang dibuat, kita boleh menyematkan link internal postingan lain, tapi dengan syarat memiliki keterhubungan. Jika bahas soal novel, bisa kita menanam link ke posting-an mengenai penerbit atau penulis.

Kedelapan, masukan link keluar. Jadi saya mengertinya di artikel itu kita bisa memasukan link situs luar sebagai situs rujukan. Misalnya ketika saya buat resensi novel dan di artikel menyebut nama penerbit, nama penerbit ini bisa kita tanam link menuju website mereka. Sejauh ini saya jarang pakai teknik begini. Dulu pernah tapi menyesuaikan dengan aturan afiliasi saja. Sebab link luar yang kita tanam akan ada harganya, hehe.

Fase ketiga saya tidak mencatat karena fokus dengan penjelasan yang disampaikan Bang Doel walau rada-rada nggak paham, jadi silakan mengunjungi blog milik teman-teman yang lain saja.

Kesimpulan, setelah mengikuti diskusi ini, saya merasa wawasan saya memang perlu banget ditambah soal jadi bloger. Menantang sekali rasanya ketika mengelola blog buku tapi ingin dibuat komersial. Apa yang disampaikan Bang Doel, saya yakin itu baru sedikit ilmu soal jadi bloger. Masih banyak ilmu lainnya yang harus dipelajari agar menunjang proses mengelola blog. Dan saya berharap untuk teman-teman bloger yang sudah mantap eksistensinya bisa berbagi ilmu itu dengan membuat acara serupa atau sesi diskusi. Sesi kemarin merupakan kegiatan positif yang digagas oleh grup Blogwalking Asik dan harus-perlu-banget dibikin sering-sering. Semoga ya.

Nah, demikian artikel yang bisa saya bikin, semoga ada nilai yang bisa dipelajari. Bagaimanapun ilmu yang bermanfaat dan yang dibagikan akan mendatangkan pahala kebaikan. Amin ya Rabb!

Terakhir, jaga kesehatan dan terus membaca buku!

November 21, 2021

Giveaway November #1


Halo, teman-teman! 

Dalam rangka menjemput banyak hal baik setelah kemarin berperang dengan yang namanya kenyataan, saya mau sedikit berbagi hal baik yaitu membelikan kamu buku seharga 120K (include ongkir ya!)


Simak syaratnya di bawah ini!

1. Punya alamat kirim di Indonesia

2. Pembelian hadiah dari shopee atau tokopedia dengan VA Bank Mandiri

3. Follow akun twitter saya: @adindilla

4. Tulis di kolom komentar dengan format: Akun Twitter, Domisili, dan Judul Buku (buku boleh berubah ketika pemenang mau transaksi)

5. Periode giveaway dari tanggal 21 - 22 November 2021

6. Pemenang akan diundi dan diumumkan tanggal 23 November 2021, update-nya di posting-an ini dan di twitter.


Nah, syaratnya mudah bukan? Saya tunggu partisipasinya ya teman-teman!


UPDATE PEMENANG

Dua hari masa giveaway sudah berlalu, dan saya sangat terharu sebab peserta yang ikut banyak. Nah, sekarang akan saya umumkan pemenangnya. Untuk pemilihan pemenang saya menggunakan situs www.wheelofnames.com.

Dan inilah pemenangnya:





Selamat untuk pemenang!!!

Untuk pemenang akan saya hubungi via DM Twitter ya!