Resensi Komik Country Girl #1 - Ryukishi07, Romeo Tanaka & Tatsuhiko


Judul:
Country Girl

Penulis: Ryukishi07 & Romeo Tanaka

Ilustrator: Tatsuhiko

Penerjemah: M

Editor: Binarti

Sampul: Sarah Aghnia H.

Penerbit: PT Elex Media Komputindo

Terbit: 2019

Tebal: 200 hlm.

ISBN: 9786230006470


Mikihiko dan 3 orang teman masa kecilnya tinggal di kota terpencil yang memiliki masalah depopulasi. Meskipun demikian, mereka menjalani kehidupan SMP yang bahagia. Namun, setelah gagal dalam ujian masuk SMA, Mikihiko mulai depresi dan mengurung diri di rumah. Keempat sahabat itu pun tercerai berai. Keiko yang memiliki perasaan khusus terhadap Mikihiko berusaha memotivasinya.

***


Di sebuah desa tertinggal ada sekelompok teman sekolah yang terdiri dari satu anak laki-laki dan tiga anak perempuan. Mikihiko Inaba, Miya Natsuki, Keiko Futatsumori, dan Iyo Hikawa sangat akrab.

Menjelang lulus SMP, keempatnya khawatir dengan desas-desus sekolah mereka yang akan ditutup. Acara kelulusan pun dipastikan ditiadakan. Mereka juga mulai bingung menentukan akan kemana setelah lulus SMP. 

Inaba sendiri punya mimpi meninggalkan desa yang baginya tidak punya apa-apa dan niat itu bakal diwujudkan dengan berusaha supaya bisa masuk ke SMA di Tokyo. Niat itu diragukan oleh ketiga teman perempuannya karena standar masuk SMA di Tokyo sangat tinggi. Namun, tekad Inaba sudah bulat dan memutuskan agar mereka semua harus lulus masuk SMA di Tokyo. Mereka sepakat akan belajar lebih keras lagi.

Saat pengumuman kelulusan, Inaba dinyatakan tidak lolos. Begitu juga dengan Iyo dan Keiko pun tidak lulus. Hanya Miya yang berhasil. Sejak itu hubungan pertemanan keempatnya berubah.

Setelah satu semester diopname di rumah sakit, Keiko akhirnya masuk sekolah di SMA lagi. Yup, dia tertinggal satu semester dan harus mengejar ketertinggalannya itu. Di hari pertamanya, Keiko mendapatkan kabar mengejutkan kalau ternyata Inaba pun belum pernah masuk sekolah sejak hari pertama. Mereka bersekolah di SMA yang sama. Dan demi membuat Inaba masuk sekolah lagi, Keiko memutuskan meminta bantuan Iyo yang juga sama satu sekolah dengannya.


Keiko kembali terkejut saat melihat penampilan Iyo yang berubah dari anak perempuan sederhana menjadi sangat modis. Apalagi saat mendengar kata-katanya, "Jangan harap hubungan abnormal kita dulu bisa kembali seperti semula." Meski begitu, Iyo akhirnya mau membantu. Keiko dan Iyo mulai menyusun rencana agar Inaba bisa masuk sekolah lagi. 

Keiko sempat mendatangi rumah Inaba dan bertemu ayahnya. Keiko juga meminta agar Iyo membantu dengan mengirimkan email penyemangat. Keiko dan Iyo juga membuat 100 bangau dan dipamer-pamerkan di depan jendela kamar Inaba. Dan yang terakhir, mereka berdua membuat surat yang kemudian diletakkan di depan pintu kamar Inaba.

Karena semua cara sudah dicoba dan Inaba bergeming saja, akhirnya Keiko dan Iyo memutuskan untuk menobrak kunci kamarnya. Di waktu yang sama ketika mendobrak kunci kamar Inaba, tiba-tiba muncul Miya di tengah mereka.



Komik bukan bacaan favorit saya, dan saya beberapa kali menyebutkan alasannya pada beberapa artikel. Ceritanya yang sangat pendek pada satu nomornya dan pusing mengurut membaca balon dialognya membuat saya butuh alasan khusus untuk akhirnya membeli komik.

Untuk komik Country Girl ini saya beli lantaran ceritanya tentang remaja SMA. Waktu itu saya sedang butuh referensi cerita SMA untuk cerita yang sedang saya tulis, dan tidak sengaja melihat komik ini di ecommerce, membaca blrub-nya, oke, saya ambil.

Saya agak kurang sreg ketika tahu kelompok main Inaba dan tiga teman perempuannya karena mindset saya kalau ada kelompok main begini, pasti si anak laki-laki tergolong anak kemayu. Tapi di komik ini justru gambaran Inaba berbeda, selain dia cerdas, Inaba juga digambarkan mudah bergaul dan jago olahraga.



Konflik yang membuat komik ini seru dibaca karena hubungan pertemanannya yang berubah dan kita akan diajak untuk mengikuti para tokohnya memperbaiki apa yang membuat pertemanan mereka berubah. Pada buku pertamanya ini, saya salut dengan Keiko yang begitu peduli dengan orang terdekatnya sampai-sampai dia melakukan beberapa cara padahal kesehatannya saat itu belum pulih betul.

Untuk Iyo, saya bisa paham dengan perubahan penampilannya. Dia hanya ingin memiliki grup pertemanan yang baru, dia butuh dunia yang berwarna berbeda, dan dengan merubah tampilannya itu, Iyo berharap mendapatkan apa yang ia mau. Ini ciri ketidakstabilan emosi remaja dan beberapa dari kita pun mungkin pernah mengalaminya pada usia segitu. Sayangnya, komik ini tidak menyisipkan peran orang tua pada anak remaja seusia Iyo dan kawan-kawannya.

Inaba yang dari hari pertama tidak masuk sekolah sedang terpukul dengan ekspektasi yang ketinggian. Wajar sih dia punya cita-cita tinggi, hanya saja dalam kasus Inaba, dia tidak didukung keluarga. Sebab ayah Inaba memikirkan bentuk masa depan lain bagi Inaba, dan bukan sekolah SMA di Tokyo, yaitu menjadi penerus toko kelontongnya. Secara tidak langsung, komikus ini menyentil soal pentingnya peran orang tua bagi perkembangan emosional anak remaja. Karena usia remaja itu rawan, butuh pendampingan yang tidak mengekang.

Berhadapan dengan masalah bisa jadi pengalaman yang bagus bagi hidup kita. Seperti keuntungan yang sembunyi. -hal.29
Pada komik ini pun kita akan disuguhkan tema romansa yang amat sangat tipis. Latar belakang Keiko sebegitunya ingin membuat Inaba masuk sekolah lagi, ya karena perasaannya itu. Tampaknya Keiko menaruh rasa pada Inaba, hanya saja saya enggak cukup jelas menangkap sinyal itu. Kecuali saat Keiko berekspresi terkejut begitu ibunya membahas soal kedekatan Inaba dan Miya. Keiko kayak yang cemburu gitu.

Duh, penasaran romansa Inaba akan sama siapa ya? Hehehe, itu pun kalau bakal dijelaskan di komik nomor duanya.


Untuk dialog dalam komik ini menurut saya ada yang agak lebay. Tapi mungkin karena tokoh-tokohnya masih usia SMP dan SMA, bisa dimaklumi gaya bercandanya begitu. Hanya saja saya agak geli saja membacanya hehe. Terutama soal mereka membahas pantat Inaba. Waduh!

Kover komiknya sendiri bagus. Menampilkan sosok keempat tokohnya dan ada pantulan bayangan mereka di sana, sosok mereka berubah jadi anak SMP. Jelas banget menggambarkan usia mereka dalam komiknya. Tampilan mereka pun sangat sederhana, seperti halnya prnampilan anak desa. Jadi menurut saya pas penggambarannya.

Nah, itu dia ulasan saya untuk komik Country Girl nomor satu ini, dan kalau dinilai saya kasih nilai 3/5 bintang. Cerita komiknya ringan dan cukup seru.

Terakhir, jaga kesehatan dan jangan lupa membaca buku.



0 komentar:

Posting Komentar