Menampilkan postingan yang diurutkan menurut tanggal untuk kueri Gramedia. Urutkan menurut relevansi Tampilkan semua postingan
Menampilkan postingan yang diurutkan menurut tanggal untuk kueri Gramedia. Urutkan menurut relevansi Tampilkan semua postingan

September 18, 2025

Novel Koloni - Ratih Kumala

[ Ulasan di bawah ini adalah kesan pribadi saya setelah membaca bukunya. Semua poin berdasarkan penilaian sendiri sesuai selera pribadi. Terima kasih. ]


Judul: Koloni

Penulis: Ratih Kumala

Editor: Mirna Yulistianti

Ilustrasi sampul & isi: Alit Ambara

Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama

Terbit: Agustus 2025, cetakan pertama

Tebal: vi + 246 hlm.

ISBN: 9786020684451

Tag: fabel, semut, koloni, kekuasaan, ratu



SINOPSIS

Novel Koloni ini menceritakan semut ratu muda bernama Darojak yang masih hidup setelah sarang dan koloninya porak-poranda diterjang perusakan hutan oleh mesin yang dikendarai manusia. Ia diselamatkan oleh semut jantan bernama Sunar dan membawanya ke koloninya.

Mak Momong yang bekerja di Departemen Perawatan dan Pengasuhan menyembunyikan keberadaan Darojak dari Ratu Gegana dengan mempekerjakannya sebagai pengasuh. Ini dilakukan karena Darojak adalah semut ratu dan dalam satu koloni tidak boleh ada dua ratu.

Rahasia pasti terbongkar dan begitu juga keberadaan Darojak. Ratu Gegana tahu keberadaan Darojak dari feromon cinta yang dikeluarkan Darojak saat kasmaran dengan Sunar. Mak Momong menentang pengusiran Darojak karena Darojak lebih memungkinkan melahirkan semut pekerja, bukan semut jantan, dan bisa memperkuat dan memperpanjang keberlangsungan koloni. Ratu Gegana yang selama ini hanya melahirkan semut jantan tidak bisa berbuat apa-apa. Sejak itulah persaingan dua ratu semut api dimulai.



RESENSI

Sempat maju-mundur mau beli novel ini karena saya belum baca novel Gadis Kretek dan novel Saga Dari Samudra yang sudah saya punya. Tapi gara-gara diskon di Lazada akhirnya beli juga.

Novel ini kategori fabel karena tokoh ceritanya berupa hewan yaitu semut api. Konsep cerita yang menarik karena jarang banget ada novel begini. Dan setelah saya membaca sampai tuntas, jujur, rasanya kayak habis nonton drama korea.

Konflik utama novel ini tentang perebutan kekuasaan antara dua ratu semut, Ratu Gegana dan Ratu Darojak, di sebuah koloni. Ratu Gegana adalah ratu asli koloninya, sedangkan Ratu Darojak adalah ratu pendatang yang diselamatkan dan masuk koloni. 

Mak Momong sebagai semut tua di Departemen Perawatan dan Pengasuhan menjadi yang paling bertanggung jawab atas situasi tersebut. Dia mempertahankan Darojak untuk melengkapi kekurangan Ratu Gegana dan tujuan besarnya agar koloni tidak punah.

Saya suka dengan penggambaran dunia semut yang detail. Saya baru tahu kalau semut bisa mengeluarkan feromon berbagai jenis sesuai situasi yang dihadapi misalnya feromon cinta, feromon panik, feromon menyerang, feromon sedih dan masih banyak lagi. Dunia semut juga punya hierarki yang jelas. Ratu adalah posisi tertinggi yang dilayani oleh semut pekerja, semut pemburu, semut prajurit, semut dayang dan semut jantan. Setiap posisi memiliki tugas masing-masing dan tidak boleh mencampuri posisi semut lain. Yang paling dikritisi adalah semut jantan karena ternyata tugasnya hanya mengawini semut ratu, dan tidak bisa diandalkan untuk bertarung atau mencari makan.

Proses kawin semut juga sangat menarik. Semut ratu akan terbang lalu dinaiki semut jantan. Kemudian terjadilah proses transfer sperma ke spermatheca untuk dibuahi bertahun-tahun. Semut ratu bisa dikawini oleh banyak semut jantan. Naasnya kebanyakan semut jantan yang telah mengawini semut ratu akan mati sebagai konsekuensi perannya.

Saya salut dengan penceritaan penulis yang bagus yang bisa membuat saya lupa kalau tokoh di novel ini tuh semut. Gampang banget saya diajak bersimpati dengan nasib beberapa tokoh. Ini bukti kalau emosi yang dibangun penulis bisa sampai ke pembacanya. 

Kita juga bakal menemukan kejutan-kejutan yang mengagetkan. Yang paling susah saya terima itu keputusan penulis membuat beberapa tokohnya mati padahal perannya vital dan saya sudah berharap tokoh itu bakal punya happy ending. Saya kaget tapi enggak sekecewa itu karena tahu ini cara penulis agar tokoh utamanya punya kedalaman karakter dari peristiwa menyedihkan yang dialaminya. Hasilnya novel ini jadi begitu emosional.

Walau ini cerita semut, banyak momen yang justru terasa sangat manusiawi. Terutama jika menyoroti dinamika hubungan antar semut. Ada penggambaran hubungan tidak harmonis antara ibu dan anak perempuan. Ada persaingan dan iri hati antara saudara kandung. Ada romansa merah jambu sepasang kekasih semut. Ada juga gambaran hubungan antara penguasa dan bawahan. Ceritanya terasa begitu kaya pembelajaran.

Tokoh semut yang muncul begitu hidup. Ratu Darojak adalah semut ratu yang baik, tahu diri, dan bijaksana. Ratu Gegana jadi antagonis dengan sifat iri, pemarah, dan jahat. Terasa sekali ambisinya menjadi ratu satu-satunya di koloni, sampai-sampai dia tega melakukan tindakan brutal. Mak Momong jadi sesepuh di koloni dengan pembawaan tenang, cerdas, dan bijaksana. Dia terlatih karena pernah jadi semut ratu sebelum akhirnya dikudeta anaknya sendiri. Sunar sebagai semut jantan yang memiliki pola pikir berbeda dengan mimpi melakukan petualangan di luar koloni. Jantung Hati adalah anak semut Ratu Darojak yang lahir dengan kondisi sayap tidak sempurna padahal dia semut ratu yang akan jadi penerus di koloni. Hari Bahagia adalah saudara Jantung Hati yang lahir dengan kesempurnaan namun ia diperlakukan berbeda oleh Ratu Darojak sehingga membuatnya begitu kesal.

Oya, latar tempat yang dipilih penulis ternyata di IKN sebelum hutannya dibabat. "Ya sudah, kita bikin saja proposal dananya. Ini kan mau bikin ibukota baru, nggak mungkin nggak ada duitnya, kan?" (hal. 242) Jadi masuk akal kenapa koloni Darojak dihantam perusakan, buat IKN toh!

Menurut saya novel Koloni ini punya ide cerita yang fresh, seru, dan emosional. Saya merekomendasikan novel ini untuk pembaca yang suka cerita politik kekuasaan walau di sini masih skala kecil. 

Nah, sekian ulasan saya untuk novel Koloni ini. Terakhir, jaga kesehatan dan jangan lupa membaca buku!

September 06, 2025

Bebukuan Agustus 2025


Halo! Apa kabar?

Dua bulan (Juni dan Juli) saya melewatkan artikel Bebukuan. Sebenarnya saya udah bikin draft-nya tapi malah mengendap kelamaan sampai enggak jadi terpublikasi. Eh enggak taunya udah ganti bulan aja dan sekarang sudah di September.

Tapi tenang saja, artikel Bebukuan Juni dan Juli bakal tetap saya posting walau terlambat. Biar ada ringkasan yang lengkap buku apa yang sudah saya baca dan buku apa yang sudah saya miliki. Jadi tungguin ya artikelnya!

Sekarang, kita langsung cek saja Bebukuan Agustus 2025 kemarin:


Bacaan Agustus 2025:

1. Novel The Name Of The Game | Adelina Ayu

2. Novel Shogun Jilid 3 | James Clavell


Koleksi Agustus 2025:

1. Misery | Stephen King



Saya tahu kalau Stephen King adalah penulis novel horor misteri. Judul yang familiar buat saya adalah Carrie dan Pet Sematary. Saya pernah baca bab-bab awal novel Carrie tapi waktu itu penerjemahannya terasa kurang cocok jadi enggak saya lanjutkan. Namun saya suka dengan filmnya. Sedangkan novel Pet Sematary hanya tahu info filmnya saja, informasi novelnya memang wara-wiri tapi belum ada niatan pengen beli.

Begitu novel terbarunya ini dirilis Gramedia, saya merasa terpanggil sudah waktunya untuk membaca karya penulis satu ini. Semoga saja saya bisa cocok dengan cerita horor misteri yang dikarang beliau.

2. The Fourth Monkey | J.D. Barker



Setelah saya membaca The King of Torts (Ganti Rugi) karya John Grisham, saya ketagihan membaca novel terjemahan barat yang punya cerita agak serupa. Dan pilihan saya ke genre misteri. Novel ini pun jadi pilihan utama walau di awal sempat maju mundur karena novelnya lumayan tebal. Tapi mari kita coba baca saja.

3. Getir | Boy Candra

4. You Told Me So | Fanny Fatullah

5. The Atlas Of Happiness | Helen Russell




Ketiga buku ini saya beli ketika ada promo di website www.bukabuku.com. Harga buku plus ongkir tidak lebih dari 25K per bukunya bikin saya tertarik beli. Drama stok kosong di gudang membuat saya harus mengganti judul yang sudah saya pilih di awal. Berutung adminnya sangat responsif jadi proses merubah pesanan enggak ribet. Saya juga senang karena bisa transaksi lagi di toko buku ini setelah sekian lama.

***

Segitu update Bebukuan Agutus 2025 dari saya. Semoga saya bisa segera membaca semua buku yang sudah di lemari, termasuk tambahan di atas.

Nah, share dong buku apa yang sudah kamu baca dan kamu dapatkan bulan Agustus kemarin!


Agustus 20, 2025

Novel Shogun Jilid 3 - James Clavell

[ Ulasan di bawah ini adalah kesan pribadi saya setelah membaca bukunya. Semua poin berdasarkan penilaian sendiri sesuai selera pribadi. Terima kasih. ]



Judul: Shogun Jilid 3

Penulis: James Clavell

Penerjemah: D. Anshar

Desain sampul: Leopold Adi Surya

Penerbit: Kepustakaan Populer Gramedia (KPG)

Terbit: Februari 2025, cetakan pertama

Tebal: iv + 460 hlm.

ISBN: 9786231343291

Tag: sastra jepang, shogun, samurai, sejarah, politik


Sinopsis

Anjin-san atau Blacktorne sangat beruntung bisa kembali berlayar dengan kapal Erasmus ditemani Yabu dengan tujuan Nagasaki. Kali ini misinya untuk mempersiapkan perang dengan lebih dulu mencari tambahan pasukan. Namun, Daimyo Ishido justru menjemput dan membawanya ke Osaka.

Mariko pun berangkat lebih dulu ke Osaka dengan membawa misi rahasia dari Daimyo Toranaga. Tujuan lainnya, ia ingin memastikan keluarganya dalam kondisi baik-baik saja.

Situasi menegang saat Mariko ingin membawa keluarga Toranaga dari istana Osaka mengingat keluarga Toranaga sebenarnya sandera agar Toranaga segera tiba di Osaka. Ancaman seppuku membuat Ishido tidak berkutik tapi dia punya rencana lain hingga sebuah penyergapan oleh ninja membuat Mariko meregang nyawa.

Penyergapan ninja itu membuat Anjin-san mengalami luka-luka. Ditambah kepergian Mariko membuat hatinya sedih. Dan belum sampai disitu saja karma buruk menimpanya, kapal Erasmus miliknya juga hancur terbakar.

Toranaga tidak punya waktu banyak. Ia sudah ditunggu di Osaka. Atau jika tidak sampai ke Osaka, perang akan berkecamuk lebih dulu. Banyak taktik yang dijalankan, ada beberapa pengkhianat yang dia bereskan. Bahkan nyawa Mariko dan kebakaran kapal Erasmus masih berhubungan dengan keputusannya.



Ide Cerita

Di Jilid 3 ini makin kelihatan betapa pintarnya Toranaga dalam menghadapi situasi paling sulit pun. Dan berkat bawahannya yang berjiwa samurai, setiap langkah taktiknya bisa dijalankan dengan baik. Bisa dibilang Toranaga selalu memiliki rencana jauh ke depan (visioner) dibanding pikiran bawahannya. Sekali pun rencananya harus mengorbankan nyawa bawahannya.

Perang yang sudah di depan mata selalu bisa diantisipasi. Politik kekuasaan begitu kental baik di kubu Toranaga maupun di kubu Ishido. Kedua daimyo besar itu berseteru sebenarnya ingin memastikan kekuasaan Taiko dapat diteruskan kepada penerusnya yaitu Yaemon, yang kini masih kanak-kanak. Tapi kabar yang beredar justru kalau Toranaga berambisi jadi Shogun dan ingin mengambil alih kekuasaan dari penerus Taiko. Jika mengikuti pikiran Ishido dan Toranaga, saya jadi bingung sebenarnya siapa yang benar. Karena baik Ishido dan Toranaga mengelak tuduhan itu.

Sedikit disayangkan karena novel ini berakhir dengan konklusi berupa paragraf panjang saja. Perang besar yang saya tunggu-tunggu justru tidak terjadi. Tiga jilid ternyata hanya meringkas bagaimana mengenalkan perang politik kekuasaan di Jepang dari sudut pandang orang Inggris. Memang detail dan prosesnya panjang tetapi saya tetap berharap bisa membaca bagian perang besarnya.

Di tengah ketegangan perebutan kekuasaan, unsur romansa di novel ini pun sangat terasa. Dari cerita Mariko dan Fujiko memandang suami mereka, saya sangat terkesan dengan keteguhan para istri membela nama baik suaminya dan pengabdian sampai akhir hayat. Walau pun kita juga akan sadar kalau seorang istri benar-benar dibawah kendali suaminya dalam hal apa pun. Sekali pun mereka tidak bahagia, nilai hormat dan pengabdian tetap didahulukan.

Baca juga: Novel Shogun Jilid 1 - James Clavell

Karakter, POV, Plot, dan Gaya Bahasa

Dari Jilid 1 sampai Jilid 3, novel ini memamerkan banyak tokoh yang terlibat. Dan karena dari buku pertamanya saya tidak meringkas, di sini pun rasanya sulit melakukannya. Sentral cerita sebenarnya ada empat tokoh besar: Toranaga, Ishido, Blacktorne, dan Mariko. Tapi hampir semua tokoh pendukungnya memiliki peran penting juga di novel ini seperti Yabu, Hiromatsu, Gyoko, Fujiko, dan masih banyak lainnya.

Secara penokohan, hampir tidak ada tokoh yang benar-benar bisa dikatakan baik. Semua tokoh Jepang dibuat abu-abu karena mereka mempunyai kepentingan dan tujuan yang tidak begitu dibuka secara terang-terangan. Mungkin hanya Blacktorne saja yang secara karakter tidak dibikin abu-abu mengingat dia sebagai orang inggris yang dikenal kebar-barannya.

Cerita digulirkan dengan POV orang ketiga serba tahu dan plotnya dijalankan maju. Jika pun ada kilas balik bukan lompatan yang terlalu jauh. Dan untuk saya, membaca bagian kilas balik ini cukup nyaman, tidak membingungkan. Secara penerjemahan pun sangat baik sehingga bisa dibaca dengan lancar jaya. Sedikit istilah Jepang yang dipakai dan selalu diikuti narasi penjelasannya.

Bagian Favorit

Di Jilid 3 ini ada bagian paling seru yaitu ketika Istana Osaka bagian tempat Mariko dan Anjin-san berada disergap oleh pasukan ninja. Ada adegan perkelahian dan kejar-kejaran karena penyergapan itu tujuannya menangkap Mariko. Menghalau kejaran ninja dan mencari jalan keluar menjadi adegan yang bikin penasaran. Walaupun ditutup dengan ledakan yang membuat Mariko sekarat dan beberapa orang terdekatnya meregang nyawa.

Baca juga: Novel Shogun Jilid 2 - James Clavell

Petikan

  • Hukum boleh jadi tidak masuk akal tapi akal tidak boleh melanggar hukum, atau keseluruhan masyarakat kita akan buyar seperti tatami tua (p. 89)
  • Sabar artinya menahan diri. Ada tujuh perasaan, ne? Bahagia, marah, cemas, cinta, duka, taku, dan benci. Jika orang bisa menguasai dirinya terhadap tujuh perasaan itu, maka dia dianggap sabar (p. 429)

Kesimpulan

Secara keseluruhan saya sangat menikmati novel Shogun ini. Meski pun sampai Jilid 3 dan novelnya tebal, tapi ceritanya benar-benar menarik dan bikin penasaran. Mempertemukan dua budaya antara Jepang dan Inggris, menjelaskan perbedaan kristen katolik dan protestan, dan menggali konflik politik kekuasaan di Jepang, novel ini terbilang berat namun kaya. Jangan heran juga karena panjangnya cerita novel Shogun ini, kita akan menemukan beberapa bagian yang rada bikin bosan. Tapi harap bersabar dulu karena banyak sekali hal-hal yang akan bikin kita penasaran.

Novel ini sangat pas untuk pembaca yang suka cerita politik dan sejarah Jepang.

Oya, novel ini sudah dibuat seriesnya dengan judul sama: Shogun (2024). Dan menurut beberapa orang yang sudah nonton, seriesnya bagus. Hemm, penasaran. Bakal saya jadwalkan buat nonton nanti.



Nah, sekian ulasan saya untuk novel Shogun ini. Terakhir, jaga kesehatan dan jangan lupa membaca buku!

Juni 25, 2025

Resensi Novel The King Of Torts (Ganti Rugi) - John Grisham

[ Ulasan di bawah ini adalah kesan pribadi saya setelah membaca bukunya. Semua poin berdasarkan penilaian sendiri sesuai selera pribadi. Terima kasih. ]



Judul: The King Of Torts (Ganti Rugi)

Penulis: John Grisham

Penerjemah: Hidayat Saleh

Desain sampul: Eduard Iwan Mangopang

Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama

Terbit: Oktober 2004, cetakan kedua

Tebal: 544 hlm.

ISBN: 9792206760

Tag: hukum, sidang, pengacara


Dari dulu sudah pengen baca novel dari penulis John Grisham karena yang saya tahu temanya kebanyakan soal hukum dan kriminal. Koleksi saya baru dua buku, selain yang ini, ada judul lain yaitu The Confession (Pengakuan). Saya pilih novel ini jadi perkenalan karya beliau karena enggak setebal yang satunya, dan ukuran buku ini lebih kecil dibandingkan ukuran novel pada umumnya.

Ide cerita novel ini tentang pengacara Kantor Pembela Umum bernama Clay Carter yang hidupnya biasa saja, kemudian dia banting setir menjadi pengacara ganti rugi atas bujukan Max Pace dan dia berubah mendadak jadi kaya raya.

Karena tema soal hukum dan pengacara, kita akan melihat dunia seorang pengacara menjalankan tugasnya. Salah satunya membantu gugatan klien. Di sini diperlihatkan strategi-strategi menangani kasus gugatan, melawan pengacara lain di persidangan, dan proses mengumpulkan fakta-fakta agar kasusnya jadi terang benderang.

Kebusukan pengacara pun dijabarkan jelas, apalagi jika jadi pengacara ganti rugi. Mereka menyasar perusahaan yang mempunyai produk jelek dan merugikan konsumen. Dimulai dari mengumpulkan konsumen yang dirugikan pemakaian produk, ditelaah efek jeleknya oleh tenaga ahli, dan setelah divaliditas keterhubungan antara produk dan efek sampingnya, pengacara-pengacara ini mendampingi konsumen tadi menggugat perusahaan tersebut.

Sebagai perusahaan, gugatan pengacara ini bakal menimbulkan banyak kerugian. Citra perusahaan dipertaruhkan dan jika sampai ke persidangan bisa menjadi kasus pidana. Makanya para pengacara mempunyai opsi penyelesaian tanpa sidang, dengan membayarkan ganti rugi. Jumlah uang yang dikeluarkan perusahaan untuk setiap penggugat akan dipotong sebagian sebagai jasa pengacara. Jika penggugat sampai ratusan bahkan ribuan, jumlah uang yang didapat juga makin banyak.

Sekilas posisi pengacara ganti rugi sedang melindungi konsumen. Pada batas tertentu memang betul, tapi penyelesaian ganti rugi kadang jadi keputusan salah jika kerugian di masa depan lebih besar dibandingkan penggantian saat kasusnya diselesaikan.

Setelah tahu kasusnya, saya jadi berpikir, jangan-jangan di Indonesia pun banyak produk-produk buruk yang bisa dibawa ke pengadilan. Contohnya, dulu pernah ada obat sirup yang dinyatakan membahayakan kesehatan anak dan harusnya masyarakat yang pernah menggunakannya bisa menggugat ganti rugi karena penggunaannya pasti memengaruhi kesehatan. Sayangnya, kasus begini belum dijadikan kasus besar. Padahal gugatan begini bisa jadi momen perubahan besar bagi semua pihak sebelum produk dipasarkan untuk dikonsumsi masyarakat.

Selain tema hukum dan pengacara, cerita romansanya pun menarik. Clay dan Rebecca memiliki perbedaan status sosial. Orang tua Rebecca kadang mencampuri keputusan mereka. Patah hati enggak bisa dihindari saat Rebecca menikah dengan pria lain yang lebih mapan. Move on jadi babak baru yang butuh kerja keras.



Tokoh Clay Carter digambarkan manusiawi banget. Selain kegugupan dalam gaya hidup ketika dari pengacara biasa menjadi kaya raya, ambisi menunjukkan ego pun diperlihatkan Clay saat ia membayar model cantik yang ditunjukkan di pesta pernikahan Rebecca. Apa uang menyelesaikan masalah Clay? TIDAK! Uang tidak bisa membeli kebahagiaan. Clay tetap merasa kesepian.

Clay juga jadi contoh tokoh yang dikalahkan keserakahan. Sukses di dua kasus awal, ia dihantam karma buruk di kasus ketiga. Sejak awal Clay tahu ada yang tidak beres di kasus terbarunya tapi jumlah duit gede membutakan firasatnya itu. Dan BOMM, kasus ketiga menyeretnya pada keterpurukan. Miris sekali, apalagi saat beberapa orang di sekitarnya mencoba mencegah tapi tidak berhasil.

Hubungan Clay dengan ayahnya dan teman-temannya juga mengharukan. Saat sukses dan terpuruk mereka ada mendampingi. Kuncinya adalah karma baik dari kebaikan yang diberikan. Saat Clay di titik terendah karena butuh uang banyak, teman-temannya yang dulu pernah diberi bonus super gede, datang menawarkan memberi bantuan dari uang yang dulu juga. Percakapan yang bener-bener menyentuh hati.

Gaya bercerita di novel ini sangat baik. Detail, runut, tahu poin-poin mana yang harus digali lebih dalam, dan penggambaran yang tidak bertele-tele. Penokohan pun sangat menarik. Tidak ada yang digambarkan baik banget bak malaikat, melainkan diselipkan juga sisi abu-abu. Latar belakang tokoh utamanya pun cukup bulat dan lengkap. 

Kesimpulannya, saya sangat menikmati cerita dengan tema hukum, kriminal, dan pengacara. Dan saya makin tertarik membaca judul karya penulis lainnya. Walau tebal, tapi ceritanya memuaskan.

Nah, sekian ulasan saya untuk novel The King Of Torts ini. Terakhir, jaga kesehatan dan jangan lupa membaca buku!

Juni 13, 2025

Resensi Novel Shogun Jilid 2 - James Clavell

[ Ulasan di bawah ini adalah kesan pribadi saya setelah membaca bukunya. Semua poin berdasarkan penilaian sendiri sesuai selera pribadi. Terima kasih. ]


Judul:
Shogun Jilid 2

Penulis: James Clavell

Penerjemah: D. Anshar

Sampul: Leopold Adi Surya

Penerbit: Kepustakaan Populer Gramedia (KPG)

Terbit: Februari 2025, cetakan pertama

Tebal: iv + 468 hlm.

ISBN: 9786231343284

Tag: sastra jepang, shogun, samurai, sejarah, laut


Sinopsis

Yoshi Toranaga berhasil kabur dari Osaka dengan tidak mudah. Blacktorne dan Mariko ikut rombongan juga. Dengan kapal dayung mereka mencapai Anjiro, daerah kekuasaan Yabu. Mariko dan Blacktorne ditinggal di sana, Toranaga melanjutkan perjalanan ke Edo.

Selama di Anjiro, Blacktorne mengalami banyak hal. Ia dituntut untuk bisa menguasai bahasa Jepang dalam waktu enam bulan, jika gagal maka seluruh rakyat akan dibumihanguskan. Selama itu juga Blacktorne berusaha belajar lebih banyak, bukan soal bahasa saja, tapi manusianya.

Hubungannya dengan Mariko selaku penerjemah dan gurunya, berkembang makin liar. Ada gejolak membara tapi harus diredam karena hubungan mereka salah. Mariko masih memiliki suami dan menurut adat tidak pantas dan aib jika berselingkuh.

Selain itu kedatangan Toranaga ke Anjiro setelah beberapa waktu balik ke Edo mengindikasikan perebutan kekuasaan makin memanas. Perang sepertinya tidak bisa dihindari. Toranaga yang mengundurkan diri dari Dewan Lima Datuk dan berharap bisa mengulur waktu justru dibenturkan kenyataan kalau penggantinya sudah ditunjuk lagi.

Sekutu Toranaga bahkan dibantai habis saat menolak menjadi sekutu Ishido. Posisinya kemudian digantikan oleh adik tiri Toranaga, Zataki. Perang saudara pun sepertinya akan meletus.



Resensi

Di Jilid 2 ini lebih banyak membahas soal kehidupan Blacktorne di Anjiro. Akan diulik lebih banyak orang-orang di sekitarnya seperti Mariko, Yabu, Omi, Fujiko, Kiku dan masih banyak lagi.

Perihal seksualitas akan dibahas banyak juga. Saya kaget waktu bagian Kiku menjelaskan alat bantu seksual kepada Blacktorne dan Mariko. Ternyata Jepang memang lebih vulgar dalam urusan seksualitas walaupun ada pemahaman kalau perempuan ditakdirkan melayani nafsu pria tanpa menuntut dirinya harus dipuaskan. Paham ini bertentangan dengan kegiatan seksual di negeri Blacktorne berasal.

Saya juga takjub dengan sifat Toranaga sebagai pemimpin. Ia selalu menekankan kepada siapa pun agar bisa bersikap sabar, jangan sembrono dengan buru-buru. Sifat tenangnya di situasi yang memancing emosinya juga mengagumkan. Dan itu ia praktikkan agar bawahannya mengikuti.

Penceritaan di Jilid 2 ini masih sama baiknya dengan Jilid 1. Ada beberapa typo tapi tidak menggangu bacaan. Penerjemahan juga sangat baik dan enak dibaca. Dan karena ceritanya berkembang ke berbagai arah, membaca novel tebal ini memang butuh kesabaran. Alurnya agak lambat tapi keseruannya akan terbayar menjelang akhir buku.

Nah, singkat saja ulasan saya kali ini. Terakhir, jaga kesehatan dan jangan lupa membaca buku!

Mei 25, 2025

Resensi Novel Shogun Jilid 1 - James Clavell

[ Ulasan di bawah ini adalah kesan pribadi saya setelah membaca bukunya. Semua poin berdasarkan penilaian sendiri sesuai selera pribadi. Terima kasih. ]


Judul: Shogun Jilid 1

Penulis: James Clavell

Penerjemah: D. Anshar

Sampul: Leopold Adi Surya

Penerbit: Kepustakaan Populer Gramedia (KPG)

Terbit: Februari 2025, cetakan pertama

Tebal: iv + 537 hlm.

ISBN: 9786231343277

Tag: sastra jepang, shogun, samurai, sejarah, laut


Sinopsis

Kapal Erasmus adalah satu dari lima kapal Belanda yang selamat setelah melakukan perjalanan ke Dunia Baru. John Blacktorne, orang Inggris, menjadi nahkodanya dan harus bertahan saat kapalnya diterjang badai. Awak kapal lainnya sudah dalam kondisi mengenaskan akibat kurang makan dan minum. Di ujung harapan bisa menemukan daratan yang bagai mimpi, kapal yang diamuk badai akhirnya mendarat di daratan Jepang.

Berharap bisa memulihkan diri dan kembali pulang, Blacktorne dan awak kapal lainnya justru terjebak di negara yang secara bahasa, pakaian, makanan dan kebiasaannya sangat berbeda dengan negara asal mereka. Kapal dan harta di dalamnya di sita oleh Daimyo Kashigi Yabu. Nasib mereka akan ditentukan oleh keputusan pemimpin besar, Yoshi Toranaga.

Blacktorne sempat melawan penekanan dari Yabu tapi ia tercengang ketika tahu kemampuan mereka menggunakan pedang. Yabu adalah seorang samurai. Prajuritnya pun seorang samurai. Blacktorne tahu akan sangat sulit melawan mereka dengan kemampuan seperti itu.

Selain mereka, orang Portugis sudah lebih dulu tiba di Jepang untuk menyebarkan ajaran Katolik. Kehadiran Blacktorne memicu kebencian mereka karena Spanyol dan Portugis sudah bermusuhan dengan Inggris dan Belanda. Selain perseteruan dua negara, perbedaan agama pun menyulut kebencian antara keduanya. 

Setelah salah satu awak kapal meninggal akibat penyiksaan kejam yang diperintahkan oleh Yabu, Blacktorne memilih mengikuti perintahnya sembari menunggu kesempatan untuk membalas dendam. Ia pun ikut dengan rombongan ketika Yabu diminta datang ke Istana Osaka, kekuasaan Ishido Kazunari.

Blacktorne terjebak dalam perebutan kekuasaan antara Toranaga dan Ishido. Sejak Taiko meninggal, Jepang dikepalai oleh Dewan Lima Datuk yang masing-masing memimpin beberapa wilayah. Toranaga tidak memiliki sekutu, sedangkan dewan lain merapat ke pihak Ishido. Rapat Dewan Lima Datuk yang akan dilaksanakan di Istana Osaka disinyalir akan mengkudeta Toranaga agar lengser. Nyawanya terancam dan ketika pergerakan mulai gesit dilakukan Ishido, Toranaga harus bisa melarikan diri dari kungkungan Istana Osaka.



Resensi

Karena baru jilid 1, novel ini mencoba mengenalkan dasar ceritanya. Orang asing bernama Blacktorne yang terjebak di antara dua pemimpin besar Jepang yang berebut kekuasaan. Pengenalan yang dimaksud berupa penjabaran segala hal tentang Jepang sebagai daratan yang baru pertama kali di singgahi tokoh utamanya.

Beberapa informasi menarik tentang Jepang cukup membuat saya ber'oh'. Misalnya mengenai seorang samurai yang begitu menjunjung tinggi kehormatannya. Prinsip ini yang membuat mereka melakukan seppuku (bunuh diri) secara suka rela jika gagal melakukan tugas atau malu karena melakukan kesalahan. Perintah seppuku ini bisa dengan gampang dilontarkan oleh pemimpinnya dan begitu gampang pula dilaksanakan oleh anak buahnya.

Orang Jepang hanya dibolehkan memiliki satu istri tapi mereka boleh memiliki gundik sebanyak-banyaknya. Dan praktik seksual mereka bukan hanya hubungan hetero, mereka juga menganggap normal berhubungan dengan sesama jenis. Di sini ada momen Blacktorne marah besar gara-gara ditawari laki-laki hanya karena ia menolak ditawari perempuan. Padahal alasan Blacktorne memang sedang tidak ingin bercinta. Lucu banget kejadiannya.

Politik kekuasaan antara Toranaga dan Ishido ini seperti bom waktu. Cara-cara licik dan picik dilakukan keduanya untuk mengetahui rencana masing-masing dan menggagalkannya. Orang sekitar mereka pun mulai berhitung merapat ke pihak mana yang kira-kira akan menguntungkan. Dua pemimpin besar ini memiliki kebijakan yang berbeda sehingga jika salah memilih bisa-bisa kelangsungan hidup mereka terancam.

Nama Taiko disebut sebagai seorang petani yang berhasil menjadi pembawa kedamaian di Jepang. Pertama kali nama ini disebut, saya seperti pernah tahu ada buku yang judulnya Taiko. Dan begitu dicari, benar saja ada novel judulnya Taiko yang ditulis oleh Eiji Yoshikawa. Novel ini sendiri diceritakan setahun setelah Taiko meninggal dunia. Rasanya akan tambah lengkap kalau nanti saya baca juga novelnya. Biar jelas kenapa sosok Taiko begitu dihormati oleh Dewan Lima Datuk ini.

Karena menyebut pekerjaan nahkoda, novel ini pun melekat dengan cerita soal lautnya. Kemampuan Blacktorne sebagai nahkoda handal dipaparkan dalam beberapa kejadian mendebarkan di laut. Kehidupan selama di kapal pun dijabarkan lumayan banyak. Sehingga unsur perlautannya sangat terasa, bukan sekadar tempelan cerita saja.

Novel ini diceritakan dengan sangat detail makanya novelnya cukup tebal. Dan jilid 1 ini baru babak pembukaan menjelang peperangan yang besar (dugaan saya). Tidak bisa diprediksi apa yang bakal terjadi di jilid 2 dan saya beneran enggak sabar ingin membaca kelanjutannya.

Penerjemahan juga sangat enak dan diksinya gampang dipahami. Istilah-istilah Jepangnya dijelaskan juga jadi tidak bikin pembaca bingung. Mungkin untuk beberapa pembaca, narasi novel ini akan rada berat karena banyak paragraf panjang, bukan tipikal novel yang banyak dialog bergantian. Banyak juga dialog panjang karena kebanyakan menjelaskan atau menceritakan sesuatu.

Karakternya SANGAT BANYAK. Tantangan banget kalau harus inget semuanya. Tapi saya memilih fokus ke beberapa karakter saja biar proses membacanya lancar; Blacktorne dan Toranaga. Pengembangan karakternya sangat bagus terutama Blacktorne. Awalnya ia begitu kasar dan tipikal orang yang reaktif, tapi lama-lama setelah mengalami banyak hal, ia belajar untuk tenang dan melihat keadaan sekitar sebelum bertindak. Kecerdasan ini pula yang kayaknya menyelamatkannya dari kematian yang terus mengintai.

Secara keseluruhan, saya sangat puas membaca novel ini. Petualangan Blacktorne di Jepang menghadapi para samurai dan penguasanya begitu seru. Banyak informasi baru soal Jepang yang saya dapatkan juga. 

Nah, sekian ulasan novel Shogun Jilid 1 ini. Terakhir, jaga kesehatan dan jangan lupa membaca buku!



Mei 09, 2025

Resensi Novel Satine - Ika Natassa

[ Ulasan di bawah ini adalah kesan pribadi saya setelah membaca bukunya. Semua poin berdasarkan penilaian sendiri sesuai selera pribadi. Terima kasih. ]


Judul: Satine

Penulis: Ika Natassa

Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama

Terbit: Desember 2024

Tebal: 336 hlm.

ISBN: 9786020679983

Tag: kesepian, jodoh, karir, metropop


Karir bagus, umur sudah kepala tiga, tapi kekasih belum punya. Satine merasa kesepian. Lewat aplikasi jodoh Bespoke ia dipertemukan dengan pria bernama Ash Risjad. Satine butuh teman kencan dan Ash butuh teman ngobrol. Keduanya sepakat untuk berkencan dengan ketentuan tertentu.

Kencan kontrak tetap punya resiko, salah satunya menumbuhkan rasa sayang, dan itu jadi pelanggaran kesepakatan. Sejak pengakuan Ash itu, mereka mengakhiri kontrak kencan tersebut. Bukannya perasaan itu makin memudar, justru makin menyiksa. Asumsi-asumi tumbuh di hidup masing-masing. Dan efek perpisahan itu mengguncang hidup Satine dan Ash secara signifikan.

Perasaan sedih dan gundah yang dihadapi keduanya memberi momen merenung mengenai luka di masa lalu. Mungkin ini waktu yang tepat untuk menyelesaikan masalah yang belum rampung. Tentang Satine dan kebahagiannya bekerja. Tentang Ash dan kebencian kepada ayahnya yang kasar.

Apakah Satine bisa menemukan kebahagiaan yang sebenarnya? Apakah Ash bisa menerima kenyataan kalau ia memiliki darah ayahnya? Dan takdir apa yang akan digariskan untuk keduanya?

***


Novel Satine jadi novel ketiga yang saya baca dari deretan karya Ika Natassa. Sebelumnya saya sudah membaca novel Critical Eleven dan novel The Architecture of Love

Novel ini membahas nelangsanya jadi orang yang secara umur pada umumnya sudah harus menikah (kepala tiga) tapi pacar aja enggak punya. Digambarkan jadi orang kesepian, kalo nonton sendirian, sibuk dengan pekerjaan sampe lembur, ada momen senang atau sedih tidak bisa berbagi dengan siapa pun. Momen-momen menyedihkan jadi joblo ngenes terasa banget di sini.

Karir bagus, duit banyak, tapi kalo kesepian, enggak membuat kita bahagia. Duit dipakai untuk melarikan diri dari rasa sepi, tapi percayalah, saat menjelang tidur, perasaan sendirian itu mendekap erat dan otak kita akan melayang mempertanyakan kenapa nasib begini amat, keputusan apa yang salah di masa lalu, dan kira-kira apa yang bisa dilakukan untuk merubahnya. Jujur, kesepian itu perasaan yang bisa disangkal di mulut tapi di dalam hati enggak bisa diajak bohong.

Bakal jadi debat panjang kalau diulik kenapa Satine masih lajang di usia 37 tahun padahal karirnya gemilang. Setiap orang punya alasan kenapa belum mempunyai pasangan. Tapi yang bahaya itu kalau alasannya berupa keegoisan kita. Satine bekerja mati-matian untuk mengejar validasi dari ibunya. Lalu, ketika validasi didapat, apa itu merubah situasi. Jawabannya, merubah, tapi tidak keseluruhan. Apa bikin bahagia? Satu sisi iya, sisi lain ia juga kehilangan banyak.

Kemapanan memang bisa dikejar, tapi waktu yang seharusnya dinikmati terbuang percuma. Saat Satine umur 37 tahun, temannya sudah menikah. Mungkin temannya tidak sekaya Satine, tapi saya percaya temannya ini sudah mengalami susah-senang bersama pasangan, pengalaman hidupnya sudah kaya, dan bersama pasangan ia sudah belajar banyak untuk jadi bijaksana.

Dan yang paling menohok buat saya, seloyal-loyalnya kita ke perusahaan, ketika kita sudah tidak bermanfaat lagi, kita akan disingkirkan dan diganti dengan karyawan yang baru. Ini hukum alam corporate. Dan kita harus mengakui kalau tanpa kita pun perusahaan akan tetap jalan. Jadi, buat apa kita jadi budak perusahaan sampai membuat kita kehilangan waktu menikmati hidup dan kesehatan. Bekerjalah dengan baik, bekerjalah dengan porsinya.



Novel ini juga menyinggung isu parenting dan kesehatan mental (trauma). Satine jadi sosok yang begitu karena di masa lalunya ada tuntutan dari ibunya untuk sukses. Dan itu jadi alasan utama kenapa Satine bekerja lebih keras. Ditambah hubungan keduanya terlalu dingin, jarang ngobrol, serba sungkan, dan egois karena tidak ada yang memulai, sehingga perjalanan Satine untuk mencapai puncak karirnya terkesan berjuang sendirian.

Lalu isu trauma bisa dipelajari dari tokoh Ash. Mempunyai ayah yang kasar dan pemarah membuat Ash berusaha untuk tidak seperti ayahnya itu. Lalu ada satu momen ia marah dan memukuli rekan kerjanya, Ash merasa gagal dan menganggap dirinya sebagai sosok monster, tidak jauh beda dengan sosok ayahnya. Gara-gara perasaan menjudge diri sendiri seburuk itu, Ash mengambil keputusan dan langkah yang keliru lagi. Jadilah drama jauh-jauhan dengan Satine yang menurut saya agak gimana gitu mengingat Ash itu sudah kepala tiga, harus bisa bijaksana ketika ia keliru langkah harusnya ia fokus membenahi, bukan meratapi.

Dari semua konflik di novel ini, saya diingatkan lagi soal arti pentingnya melakukan komunikasi tulus dan mendalam. Kalau kita ada masalah, ada salah paham, ada sesuatu yang perlu diperjelas, lakukan komunikasi, bukan justru berasumsi dan menebak-nebak. Manusia kebanyakan tidak diberikan kemampuan menebak isi pikiran orang lain jadi jangan mengandalkan 'orang lain harus tahu dan mengerti kita'. Mulailah memulai pembicaraan.

Sisi romansa begitu kental terasa di novel ini. Banyak kejadian biasa yang dikemas jadi momen romantis. Makan nasi padang dini hari bareng gebetan, lihat pameran lukisan di galeri, atau berdua melihat sebaran lampu menyerupai bintang. Dan kejadiannya bukan yang diada-adakan atau dipaksakan oleh penulis sehingga momen tadi terasa pas aja untuk ceritanya.

Secara alur cerita, kita akan dibawa terus maju mengikuti apa yang dialami oleh Satine dan Ash pasca mereka memutuskan mengakhiri kontrak kencan. Beberapa bagian menjelaskan masa lalu tapi porsinya tidak banyak, yah seperti penegasan saja, apa yang terjadi hari ini disebabkan oleh sesuatu atau keputusan di masa lalu.

Sedikit yang tidak nyaman adalah cara penulis membuat narasi terlalu lengkap untuk informasi sederhana. Banyak kalimat pembukaan yang dipakai (kebanyakan di awal paragraf tiap berganti POV). Tentu saja itu informatif tapi bagi saya itu mengurangi momen untuk mendalami alur utamanya. Ini tergantung selera juga sih, saya mungkin tipe yang ketika alur sedang jalan, saya butuh fokus yang intens masuk ke jalan ceritanya. Jangan diganggu dulu dengan narasi-narasi pendukung, saya lebih butuh narasi penggerak utamanya biar emosi yang sudah dibangun tidak buyar seketika.

Kalau untuk diksi tidak ada masalah. Terasa lugas dan cerdas. Banyak narasi bahasa inggris dan saya butuh waktu lebih lama untuk memahami isi paragrafnya. Tapi itu tidak menyurutkan semangat untuk membaca novelnya sampai kelar.



Sudut pandang dalam novel ini dibagi dua, bergantian antara Satine dan Ash. Yang membedakan penggunaan kata 'gue' di bagian Ash dan kata 'aku' di bagian Satine. Tapi saya tidak menemukan perbedaan rasa antara kedua bagian itu. Narasinya sama-sama terasa cerdas, sama-sama terasa pilu, dan sama-sama banyak menceritakan buah pikiran masing-masing.

Seandainya semua bagian menggunakan kata 'aku', dan judul bagian Satine atau Ash-nya dihapus, saya pasti kesulitan membedakan yang sedang bercerita itu Santie atau Ash, saking tidak ada gap dalam struktur narasinya. Katanya, narasi tokoh perempuan dan tokoh laki-laki harus memiliki perbedaan agar karakter tokohnya berkesan untuk pembaca. Contohnya kalau versi perempuan boleh banyak mengungkapkan pikirannya, kalau versi laki-laki dibuat lebih banyak narasi aksinya. 

Pendalaman karakter untuk tokoh utamanya sudah sangat baik. Satine Muchlis digambarkan sebagai pekerja keras, kesepian, tertekan dengan tuntutan dari ibunya, dan pejuang validasi. Sedangkan Ash Risjad digambarkan sebagai pria yang menyimpan trauma kekerasan, observer, dan perasa. Sayangnya, saya tidak terkesan dengan kedua tokoh ini. Mungkin karena kurangnya penggambaran kedekatan dengan orang-orang sekitarnya sehingga kebaikan keduanya tidak cukup terasa.

Kesimpulannya, menurut saya, novel ini memberi persepektif tentang pilihan beberapa orang yang mengejar karir sehingga urusan asmara rada kesulitan. Ada alasan kenapa pilihan itu dijalani, ada juga resiko yang timbul dari situasi tersebut. Setelah membaca novel ini, kita patut refleksi, sudah seberapa tepat kita mengambil keputusan, baik tentang asmara, finansial, dan keluarga. Dan pertanyaan berikutnya, sudahkan keputusan itu membahagiakan hidup kita?

Sekian ulasan novel Satine dari saya. Terakhir, jaga kesehatan dan jangan lupa membaca buku!



Mei 01, 2025

Bebukuan April 2025


Halo!

Karena sudah di awal bulan, saya membuat postingan rutin bebukuan. Isinya merekap buku apa saja yang sudah dibaca dan buku apa saja yang saya dapatkan selama satu bulan.

Ada sedikit kekecewaan karena bulan April kemarin saya lagi-lagi beli buku yang lumayan banyak. Padahal saya tahu jumlah TBR saya masih banyak menumpuk. Terlebih karena saya hanya membaca sedikit buku sehingga TBR saya tidak berkurang tapi makin bertambah banyak saja. 

Tetapi selalu ada kesempatan untuk berubah, sedikit beli buku, banyak membaca buku. Yuk bisa yuk!

Bacaan April 2025

1. Makhluk Bumi oleh Sayaka Murata

2. Dream Record oleh Lee Hye-rin


Koleksi April 2025

1. The Hunger Games #1 oleh Suzanne Collins



Saya sudah lama mencari novel Hunger Games yang sampulnya putih untuk melengkapi buku kedua dan ketiga yang sudah punya. Namun tetap tidak dapat padahal sudah bolak-balik nyari di tiga akun eccomerce beda-beda. Dan begitu gramedia menerbitkan ulang series ini dengan sampul baru, saya pun memutuskan membeli buku pertamanya agar segera bisa mulai membaca seriesnya.

2. Novelis Sebagai Panggilan Hidup oleh Haruki Murakami



Penulis Haruki Murakami jadi penulis yang begitu saya idolakan usai membaca trilogi novel 1Q84. Saat tahu ada buku nonfiksi ini, tanpa ragu langsung membelinya. Saya penasaran dengan proses kreatif seorang Haruki ketika membuat novel. Karena menurut saya, novel-novelnya begitu kompleks, penuh drama, dan unik.

3. Dream Record oleh Lee Hye-rin



Saya terpikat membeli novel ini karena sampulnya yang ala dongeng banget. Sangkaannya, cerita di dalamnya bakal manis. Tetapi setelah membaca novelnya, isinya tidak semanis itu kok. Ceritanya lebih serius.

4. Semilir Saat Beban Terangkat oleh Moon Kyeong-min



Untuk buku ini dibeli karena berbarengan dengan Dream Record dan karena terbitan baru. Kalau dari premis di belakang bukunya, novel ini punya cerita yang harusnya menghangatkan hati karena unsur keluarga begitu ditekankan.

5. Jangan Cemas oleh Shunmyo Masuno



Buku nonfiksi soal mendalami kecemasan hidup begitu menarik buat saya karena mungkin dari buku itu bakal ditemukan pencerahan. Semakin umur bertambah, goal hidup saya bergeser ke arah 'menangkan'. Makanya bacaan pun lebih ke tema-tema bagaimana mendapatkan kedamaian hidup dari berbagai sisi.

6. How To Heal Your Inner Child oleh Simon Chapple



Buku ini dibeli karena saya ingin menggali masa lalu saya karena merasa ada luka masa kecil yang belum sembuh. Saya merasa ketidakmajuan saya karena bayang-bayang masa kecil yang penuh trauma. Dan siapa tahu dengan membaca buku ini, saya bisa mempelajari apa yang sebenarnya terjadi di masa lalu dan mulai mencari langkah-langkah penyembuhannya.

7. Segala Kekasih Tengah Malam oleh Mieko Kawakami



Dulu pernah baca novel dari penulis yang judulnya Heaven. Bukan yang terkesan sekali tapi karya barunya ini tetap harus dicoba. Kalau di novel Heaven penulis mengangkat isu perundungan, saya penasaran tema apa yang akan dibawa di novel barunya ini.

8. Trunk oleh Kim Ryeo-ryeong



Selain ini terbitan baru dari gramedia, saya terpikat dengan sampulnya yang sederhana; backround hijau dan tas koper merah. Premisnya menarik, istri kontrak yang eksistensinya terusik. Ada unsur misteri juga.

9. Matthes oleh Alan TH



Beberapa orang di X sedang membaca buku ini dan saya pun tertarik. Katanya bagus makanya mau saya coba. Dan rupanya buku ini bakal jadi trilogi, buku keduanya sudah terbit beberapa waktu lalu.

***

Segitu update bebukuan bulan April kemarin. Harapannya semoga bulan Mei ini saya bisa membaca lebih banyak buku dan menikmati prosesnya.

Nah, buku apa yang sudah kalian baca bulan April lalu? 



April 07, 2025

Resensi Novel Makhluk Bumi - Sayaka Murata

[ Ulasan di bawah ini adalah kesan pribadi saya setelah membaca bukunya. Semua poin berdasarkan penilaian sendiri sesuai selera pribadi. Terima kasih. ]



Judul: Makhluk Bumi

Penulis: Sayaka Murata

Penerjemah: Pegy Permatasari

Editor: Kartika E.

Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama

Terbit: Februari 2025

Tebal: 264 hlm.

ISBN: 9786020681900

Tag: psikologi, pelecehan seksual, drama, jepang


Sinopsis

Waktu usianya 5 tahun, Sasamoto Natsuki mengaku dirinya penyihir sejak bertemu boneka landak yang dinamai Pyut, polisi sihir dari Planet Pohapipinpobopia. Khayalannya itu justru didukung oleh sepupunya, Yuu. Yuu merasa dirinya juga adalah alien. Natsuki dan Yuu memutuskan berpacaran dan itu jadi motivasi menyenangkan untuk kunjungan rutin tiap tahun ke rumah nenek, Rumah Akishina, di atas pegunungan. Sampai akhirnya sebuah kejadian membuat orang-orang sekitarnya memisahkan mereka.

Natsuki dewasa dinikahi Tomomi dengan konsep pernikahan aneh, tanpa sentuhan dan pengalihan dari tuntutan masyarakat. Setelah menikah, kali ini dituntut untuk memiliki anak. Natsuki merasa cocok dengan Tomomi karena cara berpikir yang sama. Tomomi juga merasa dirinya berasal dari Planet Pohapipinpobopia. 

Ide untuk kembali mengunjungi Rumah Akishina membuka wawasan baru dan liar tentang peran mereka di Bumi. Natsuki, Tomomi, dan Yuu bertualang lebih hebat dan mengerikan demi tidak terjebak sebagai makhluk bumi. Mereka yakin mereka bukan makhluk bumi.


Resensi

Saya kenal karya Sayaka Murata dari novel Convenience Store Woman atau Gadis Minimarket. Novel yang mendalami sisi kejiwaan wanita dewasa dengan menggabungkan isu-isu perempuan yang umum ditemui di masyarakat. Buku kumpulan cerpen karya penulis yang judulnya Upacara Kehidupan juga sudah sempat dibaca tapi belum selesai karena temanya yang lumayan berat. Dan begitu novel ini diumumkan saya sudah mengantisipasi penerbitannya karena penasaran kali ini akan membahas isu apa lagi.


Dunia Anak Dan Kerentanannya

Dua bab pertama menceritakan tentang Natsuki dan Yuu waktu masih kecil, usia sekitar 5 tahunan. Saya sudah menduga di awal kalau pengakuan Natsuki sebagai penyihir dan pertemanannya dengan Pyut hanya khayalan saja. Saya maklum sebab anak-anak kadang punya teman khayalan dan imajinasi mereka tidak terbatas. Saya cukup terhibur dengan dunia yang diciptakan Natsuki dan Yuu tentang Planet Pohapipinpobopia. 

Sayangnya, beberapa orang tua meremehkan imajinasi anak-anak dan justru tegas menolak kebiasaan mereka. Cap anak tidak berguna dan suka ngomong sembarangan membuat mental anak tertekan. Ini kesalahan besar orang tua, harusnya mereka mencoba memahami perkembangan otak anak dan membantu menanamkan pendidikan karakter karena usia anak-anak adalah usia emas.

Kecolongan bahaya besar dicontohkan oleh orang tua Natsuki dalam novel ini. Natsuki mengalami pelecehan oleh guru lesnya: suka meraba tubuhnya, memintanya mempraktikan mengganti pembalut di depannya, dan sampai mengajarkannya cara mengulum. Natsuki sadar kalau gurunya aneh dan dia pun mengadukan itu kepada ibunya. Yang bikin saya marah karena respon ibunya begini, "Apanya yang aneh? Bukannya kau hanya dimarahi karena tidak becus?" (hal. 57). Saya kesal sekali pas baca bagian ini.

Saya jadi paham, bahaya terbesar buat anak-anak adalah memiliki orang tua yang tidak peka dan tidak mau memahami anak. Usia anak-anak begitu rentan dirusak oleh orang dewasa. Harusnya orang tua berperan sebagai tameng pelindung. Jika peran itu tidak jalan, anak-anak akan jadi korban, mental mereka dirusak dan traumanya akan dibawa sampai dewasa. Cara asuh salah bisa jadi lingkaran setan yang tidak ada putusnya untuk keturunan mereka selanjutnya.

Contoh cara asuh salah pada anak bisa kita jumpai di sekitar kita. Misalnya keputusan orang tua memberi ponsel untuk anak yang rewel, mengerdilkan usaha anak saat gagal, memberi cap jelek pada anak dan jarang mengajak anak untuk berbincang dengan alasan sibuk.


Tuntutan Orang Dewasa Yang Makin Menuntut

Dalam novel ini juga disinggung tentang ribetnya jadi orang dewasa. Awalnya ditanya mana pacarnya. Setelah sering melihat berduaan, ditanya lagi kapan mau nikah. Nikah sudah, ditanya kapan punya anak. Anak pertama udah gedean dikit, giliran ditanya kapan punya adik buat si kakak. Belum lagi ditanya soal kekayaan seperti rumahnya mana dan mobilnya apa.

Natsuki pun mengalami pertanyaan soal kapan punya anak. Untuk menjawabnya memang membingungkan karena pernikahan Natsuki dan Tomomi bisa dibilang rekayasa agar keduanya selamat melewati pertanyaan kapan menikah. Pernikahan mereka sudah disepakati tidak ada seksual, bahkan kamar mereka pun masing-masing padahal tinggal seatap. Jadi jangan harap bakal ada anak kalau mereka tidak pernah sekali pun melakukan intim.


Cerita Psikologi Yang Mengejutkan

Semakin ke belakang, cerita di novel ini makin seru walaupun tipikal cerita yang absurd. Mungkin dari ilmu psikologi ada istilah untuk orang dewasa yang masih percaya dengan kayalan waktu kecilnya. Natsuki, Tomomi, dan Yuu semakin tidak terkendali dengan hidupnya setelah mereka kembali ke rumah Akishina. Dan karena mereka merasa bukan makhluk bumi melainkan makhluk dari Planet Pohapipinpobopia, mereka mempraktikan hidup ala-ala survival. 

Hubungan dengan dunia luar diputus, untuk makan mereka mencuri dari kebun dan rumah di sekitar, tidur di tumpukan futon, beraktifitas dalam kondisi telanjang, bergerak dengan merangkak, dan mereka menyangkal soal pentingnya memenuhi hasrat seksual yang muncul. Yang lebih mengerikan, mereka menganggap kalau makhluk bumi adalah lawan. Ada kejadian mereka membunuh orang dan jasadnya mereka santap karena sedang kekurangan bahan makanan. Lebih gila lagi, ada percakapan jika persediaan daging manusia sudah habis, mereka saling menyerahkan diri untuk disantap. Untuk tahu mana yang lebih enak, mereka saling mencicipi dengan menggigit secara bergiliran.


Simpulan

Dibandingkan dengan novel Gadis Minimarket, novel ini punya cerita yang lebih suram. Sisi psikologi manusia digali lebih dalam dan liar karena membahas kenormalan manusia di masyarakat. Walau begitu, ceritanya tidak akan memberi pengaruh ke psikologi pembaca. Paling poin pelecehan seksual dengan korban anak-anak akan membuat pembaca mengumpat kesal ke pelaku. 

Sekian ulasan untuk novel Makhluk Bumi. Terakhir, jaga kesehatan dan jangan lupa membaca buku!