Januari 18, 2022

[Buku] Winnie The Pooh - A. A. Milne



Judul: Winnie The Pooh

Penulis: A. A. Milne

Ilustrasi: E. H. Shepard

Penerjemah: Berliani Nugrahanti

Penyunting: Suhindrati Shinta & Yuli Pritania

Penyelaras aksara: Nani & Nuraini S.

Penata aksara: cddc

Desainer sampul: @platypo

Penerbit: Noura Books

Terbit: Januari 2022, cetakan pertama

Tebal: 164 hlm.

ISBN: 9786232422957

***

"Kau Beruang Terbaik di Seluruh Dunia," kata Christopher Robin dengan lembut.

"Benarkah?" tanya Pooh penuh harap. Dan, wajahnya seketika berseri-seri.

***

Sinopsis

Novel klasik Winnie The Pooh menceritakan pengalaman-pengalaman seru yang dialami Pooh bersama Piglet, Eeyore, Owl, Rabbit, Kanga, Roo dan Christopher Robin.

Ada pengalaman Pooh memanjat pohon untuk mendapatkan madu pada sarang lebah. Ada pengalaman Pooh yang badannya tersangkut di pintu rumah Rabbit yang lubangnya kecil dan membuatnya mesti melakukan diet agar kurusan supaya bisa keluar dari lubang pintu rumah Rabit. Ada juga pengalaman Pooh menemukan ekor Eeyore yang hilang. Masih banyak petulangan lain Pooh dalam novel ini.

Resensi

Ini adalah pengalaman pertama saya membaca cerita Winnie The Pooh. Secara karakter, beruang madu ini sangat terkenal tapi saya tidak pernah membaca sumber cerita aslinya. Membaca novel anak klasik ini menjadi pengalaman menyenangkan. Selain ceritanya yang ringan, kisah Pooh penuh dengan petulangan. Saya seperti sedang menenggak air mineral dari mata air langsung; jernih, sederhana, apa adanya.

Penceritaan yang dilakukan penulis dalam buku pertama ini menempatkan penulis sebagai pencerita yang sedang menceritakan kisah Pooh kepada anak laki-lakinya, Christopher Robin. Dan anaknya itu menjadi salah satu tokoh yang ada dalam ceritanya. 

Sebagai cerita yang tokohnya lebih banyak binatang, penulis tidak membuang sifat binatang mereka dan tidak memaksakan tokoh-tokohnya seperti manusia. Terutama untuk otak dan pengetahuan mereka, penulis membuat mereka terkesan bodoh. Saya jadi ingat dengan pernyataan yang mengatakan jika perbedaan manusia dan hewan yang utama ada pada akalnya. Dan penulis memakai prinsip ini.

Ada banyak kejadian konyol yang dilakukan tokoh-tokohnya. Pooh dan Piglet pernah menelusuri jejak Woozle di atas salju. Sampai di semak-semak, mereka heboh karena jejak kaki yang ditemukan bertambah. Padahal itu jejak kaki mereka sendiri akibat mereka berputar-putar mengelilingi semak. Ada juga kekonyolan Eeyore yang mencelupkan ekornya ke sungai untuk menyelamatkan Roo yang tercebur. Yang lain menelusuri sungai kemana Roo terseret arus, sedangkan Eeyore masih bertahan di posisi semula, sampai-sampai ekornya kedinginan hingga kebas. Lain waktu, Rabbit merencanakan penculikan Roo dari induknya Kanga, tapi justru berujung mereka jadi berteman.

Untuk menggambarkan karakternya, saya kutip dari perkataan Piglet mengenai teman-temannya. Pooh disebutkan punya otak kecil. Dia Sering mengambil tidakan bodoh, tapi akhirnya dia baik-baik saja. Ada Owl yang sebenarnya dia tidak pintar tapi dia tahu banyak hal. Ada Rabbit yang tidak banyak belajar dari buku tapi dia bisa memikirkan rencana-rencana cerdas. Ada Kanga, tidak cerdas dan pusat perhatiannya hanya untuk Roo, anaknya yang aktif. Ada Eeyore yang sangat merana dan gemar mengeluhkan kekurangan pada banyak hal. Piglet sendiri tipe yang pecundang karena badannya kecil dan gampang menangis. Dan Christopher Robin merupakan satu-satunya karakter manusia yang muncul dalam kisah Pooh ini. Sebagai anak-anak, Robin memiliki banyak ide untuk memecahkan masalah dan kadang menjadi rujukan bagi tokoh lain untuk meminta pendapat.


Pujian tertinggi dari saya untuk desiner sampulnya yang membuat sampul cerita dengan begitu bagus, dominasi warna kuning dan hanya menampilkan karakter Pooh dan judul saja. Kelihatan sangat bersih dan elegan. Pemilihan warna juga sangat memikat pembaca anak-anak.

Selain itu, kelebihan buku ini, di dalamnya akan kita temukan ilustrasi-ilustrasi cerita yang menarik dan berwarna. Ini akan membuat pembaca bisa menggambarkan dengan lebih jelas adegan-adegan dan suasana yang coba disampaikan penulis.


Setelah membaca novel ini, kita akan belajar banyak nilai moral. Salah satu yang paling mencolok adalah untuk selalu berbuat baik dan menolong kepada sesama. Karena pada lain waktu, kita akan diposisi meminta bantuan orang lain juga. Kebanyakan karakter di novel ini mengajarkan hal itu. Saking polosnya, beberapa sindiran mengenai kebodohan beberapa karakter tidak menjadi pikiran tokoh lain. Bagi mereka, menghabiskan waktu setiap hari harus dengan menyenangkan.

Maka, saya dengan bangga memberikan nilai 5 dari 5 bintang. Selain memberikan cerita yang membuat nostalgia dengan cerita anak-anak, pembaca akan menemukan momen hangat sepanjang membaca kisah Pooh sebab kesederhanaan ceritanya meresap ke hati dan benak.

Sekian ulasan dari saya. Terakhir, jaga kesehatan dan terus membaca buku!



Januari 09, 2022

[Buku] Kepergian Kedua - Amanatia Junda


Judul:
Kepergian Kedua

Penulis: Amanatia Junda

Penyunting: Ninus Andarnuswari

Penerbit: BukuMojok

Terbit: Januari 2020, cetakan pertama

Tebal: vi + 108 hlm.

ISBN: 9786237284239

***

“Bagaimana kalau kamu pulang, cepat menikah, lalu ambil anak Indah. Dia bisa meneruskan sekolah, nanti jadi sarjana. Ibuk juga lega akhirnya punya mantu dan cucu dan statusmu jelas. Bagaimana kalau begitu, Le?”

Di Wetter, sebuah kota kecil di Jerman berjarak sekitar dua puluh jam penerbangan dari Gayut, Jawa Timur, Irul mengira ia bisa melarikan diri dari kuasa Ibuk dan segala benang kusut konflik keluarga besar trah Jauhari. 

Ia salah. Kabar kehamilan Indah, sepupunya yang masih belia, mengejarnya tanpa ampun. Ia dituntut memainkan peran utama sebagai satu-satunya cucu laki-laki. Tanpa seorang pun tahu rahasia macam apa yang ia bawa pergi dari Gayut.

***

Dulu, pernah mikir bakal ada kesempatan untuk baca buku kumcer Amanatia yang 'Waktu Untuk Tidak Menikah' yang jelas-jelas bukunya sudah punya. Tapi saya justru menyelesaikan buku keduanya ini, berupa novel tipis. Sengaja saya pilih buku ini untuk memacu 'mesin motivasi' agar saya bisa membaca buku lebih banyak lagi. Sebab akhir-akhir ini saya kesulitan membagi waktu untuk baca buku dengan waktu kerjaan baru.

Kepergian Kedua menceritakan tokoh utama berusia awal 30an yang balik ke Jerman untuk kedua kali, Birrul Walidain. Sampai pada satu waktu, dia mendapatkan kabar dari Ibuknya kalau Indah, sepupunya, hamil. Usia Indah masih 16 tahun, dan menurut kabar itu, pelakunya adalah pemuda penjual seblak, Heru.

Lagi-lagi, Irul dituntut untuk ikut andil menyelesaikan masalah sepupunya. Dan tanpa diketahui siapa pun, Irul menyimpan rahasia besar mengenai menghilangnya Paklik Dar, ayah Indah.

Pada dasarnya, novel ini punya alur cerita yang singkat saja. Irul yang sedang ada di Jerman dituntut menyelesaikan masalah soal sepupunya, Indah. Tetapi penulis merekap masalah-masalah yang pernah muncul di keluarga besar trah Jauhari dan pernah melibatkan Irul dalam penyelesaiannya di masa lalu. Masalah sengketa tanah warisan kakek dengan adik kakeknya, masalah undian mobil antara Pakde Mar dan Pakde Kar, dan sekarang masalah Indah yang hamil di bawah umur.

Bisa dikatakan alur novel ini campuran maju-mundur. Dan menurut saya alur mundurnya lebih banyak walau berupa potongan-potongan peristiwa penting di masa lalu. Amanatia seperti ingin lebih fokus menceritakan semua keterlibatan Irul menyelesaikan masalah keluarga besar dibandingkan menceritakan Irul selama di Jerman, pada kepergiannya yang kedua kali ini.

Isu yang pertama muncul dibahas adalah soal hamil di luar pernikahan. Indah yang berusia 16 tahun menanggung hal ini. Dalam novel ini dibahas opsi-opsi penyelesaian yang akan diputuskan keluarga besar. Salah satunya adalah melakukan aborsi. Tapi ada sisi kotradiksi yang bisa jadi renungan pembaca, Indah ini merupakan siswa pintar dan berprestasi tapi kenapa bisa terjebak hal demikian. Dan dijawab pula dalam novel ini jika faktor kondisi keluarga punya pengaruh terhadap pergaulan seorang anak. Yup, bapaknya Indah menghilang sejak kasus sengketa warisan tanah. 

Apa kecelakaan yang tengah menimpa Indah berhubungan dengan mentalnya yang terguncang akibat kehilangan sosok bapak? (hal. 41)

Dalam penyelesaian kasus Indah ini, pembaca akan menemukan fakta yang bikin nyeri hati di ujung cerita. Dan akhirnya keluarga besar mesti menanggung aib itu bulat-bulat.

Isu lain yang muncul di novel ini adalah mengenai kerawanan hubungan persaudaraan disebabkan oleh rebutan harta. Contoh dalam novel ini adalah masalah sengketa warisan tanah dan soal hadiah undian. Hubungan saudara mudah retak jika menyangkut rebutan harta. Dan dalam kehidupan nyata sudah banyak kasus demikian, bahkan bisa sampai meja pengadilan. Yang baru-baru ini muncul soal tuntutan penjara yang dilakukan anak kepada ibunya karena tanah warisan. Membaca berita soal ini sungguh bikin mengelus dada dan beristighfar.

Isu menarik lainnya mengenai stereotip anak laki-laki yang dituntut serba bisa menyelesaikan masalah yang muncul di keluarga. Padahal tidak semua anak laki-laki memiliki pengalaman dan kekuatan untuk menyelesaikan masalah tersebut. Dan lebih menyakitkan lagi jika kita sebagai anak laki-laki salah memutuskan perkara, beban kesalahan tersebut diletakan di pundak kanan-kiri, tanpa dibagi. Tuntutan yang begini yang kadang membuat kita sebagai anak laki-laki mudah terjaga pas tidur, dan berujung melek sampai subuh.

Novel tipis ini menarik, membawa tema keluarga dan sedikit bumbu romansa. Tema keluarga yang diangkat penulis merupakan keluarga besar dengan adat jawa. Maka kita akan menemukan banyak kosakata bahasa jawa yang bertebaran. Selain itu, mengenal keluarga besar Irul membuat saya seperti sedang masuk ke tengah-tengah mereka dan menyaksikan sendiri bagaimana mereka saling berinteraksi dengan kejawaannya itu.

Tema romansa memang sekadar bumbu, yang kemunculannya untuk membuat kaya rasa. Irul yang sudah berusia 30an, sangat polos berhubungan dengan perempuan. Satu momen ketika hubungannya dengan Gadis meningkat lebih intim, dia tidak mempersiapkan kemungkinan arah liar yang akan dituju. Untuk usia Irul segitu rasanya terlalu budiman sekali. Walau pada momen itu Irul tidak menolak melakukannya, namun ketidaksiapan dia membuat momen itu jadi kentang. 

Yang menurut saya kurang dari novel ini adalah cerita soal Irul tidak tereksplorasi dengan mendalam karena Amanatia meringkas itu. Setelah membaca sampai selesai, saya tidak mendapatkan kesan berupa simpati atau tertarik dengan karakter yang muncul yang bergulat dengan konflik yang dihadapi. Kemungkinannya karena penulis fokus menghadirkan potongan-potongan kejadian masa lalu. Padahal jika ceritanya merunut panjang, pembaca akan lebih kenal dengan Irul dan akan lebih bersimpati.

Meski demikian, novel tipis ini tetap sangat layak dibaca sebab isu-isu yang dibahasnya akan sangat terhubung dengan kehidupan kita. Pelajaran hidup dalam novel ini sangat berarti sebagai gambaran dalam berinteraksi di keluarga besar. Maka saya memberikan nilai 3 dari 5 bintang.

Sekian ulasan dari saya, terakhir, jaga kesehatan dan terus membaca buku!


Januari 02, 2022

Rekap Bookmail Desember 2021

Halo! Selamat tahun baru! Akhirnya saya bisa menginjak tahun 2022 dalam keadaan sehat dan baik-baik saja. Setelah badai keras menimpa saya sejak awal bulan Oktober 2021, hari ini saya bisa merentangkan tangan dengan lega karena badai itu berlalu. Justru saya siap menyongsong segala hal baik di tahun ini dengan hati yang lebih besar. Semoga hal baik juga sedang dirasakan kalian juga ya!

Seperti biasa, setiap awal bulan, saya akan merekap bookmail yang saya terima pada bulan sebelumnya. Kali ini saya merekap bookmail di bulan Desember 2021 kemarin. Yuk simak buku-bukunya!

1. Sang Pemanah - Paulo Coelho

2. Children of Virtue and Vengeance - Tomi Adeyemi


Saya membeli kedua buku ini di akun shopee Aiakawabooks dengan diskon yang lumayan gede. Buku Sang Pemanah dibeli dengan 83.400 (harga asli 139.000, diskon 40%). Sedangkan buku CoVaV saya beli seharga 60.000( harga asli 110.000, diskon 45%).

3. Save The Cat! Writes a Novel - Jessica Brody


Untuk buku non-fiksi ini saya beli karena tertarik mendalami ilmu menulis. Semoga saja kelak saya bisa menerbitkan novel, amin! Saya beli buku ini seharga 83.300 (harga asli 98.000, diskon 15%).

4. Seorang Laki-Laki yang Keluar dari Rumah - Puthut EA

5. Cinta Tak Pernah Tepat Waktu - Puthut EA

6. Kepergian Kedua - Amanatia Junda

7. Serat Cantigi - E. Rokajat Asura



Ketiga buku ini saya dapatkan di toko shopee kamarbaca_mgl yang mengadakan promo "beli 3 buku bayar 120.000". Paket yang tidak bisa saya abaikan sebab beli ketiga buku ini jauh lebih murah. Dan saya memilih buku karya Puthut EA sebab sudah kadung suka dengan tulisan beliau di buku kumcer Kupu-Kupu Bersayap Gelap.

Selain itu saya juga dikasih bonus novel Serat Cantigi. Makin lumayan banget bukan promonya?

Saya beli buku Seorang Laki-Laki yang Keluar Rumah seharga 40.000 (harga asli 88.000), buku Cinta Tak Pernah Tepat Waktu seharga 40.000 (harga asli 78.000), dan buku Kepergian Kedua seharga 40.000 (harga asli 48.000). Sedangkan buku Serat Cantigi adalah bonus alias gratis.

8. Waking Gods (Themis File #2) - Sylvain Neuvel

9. Mereka yang Tak Kembali (Long Bright River)  - Liz Moore

10. Keruntuhan Gondolin (The Fall of Gondolin) - J.R.R. Tolkien

11. The Extincts - Veronica Cossanteli

12. The Fountains of Silence - Ruta Sepetys

13. Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas - Eka Kurniawan

14. The Trouble With Perfect - Helena Duggan





Jadi ketujuh buku ini merupakan paket pertama yang saya beli pas momen 12.12 di website gramedia.com dengan promo dikson 50%. Siapa sih yang akan melewatkan momen diskon gede begini. Sebab, biasanya gramedia hanya kasih diskon paling besar 30%. Jadilah saya lupa diri.

Ketujuh buku ini saya pilih sebab merupakan buku yang menurut saya bakal menarik. Saya membeli novel terjemahan karena suka dengan alur cerita yang lugas dan mengesankan. Sedangkan satu novel penulis negeri sendiri, Eka Kurniawan, karena novel ini sudah diangkat ke film dan ketika saya menulis bagian ini, film tersebut banyak dipuji pengulas film.

Berikut harga buku-buku di atas: The Trouble With Perfect - 56.700 (harga asli 113.400), Waking Gods (Themis File #2) - 50.000 (harga asli 100.000), Mereka yang Tak Kembali (Long Bright River) - 64.500 (harga asli 129.000), Keruntuhan Gondolin (The Fall of Gondolin) - 77.500 (harga asli 155.000), The Extincts - 41.000 (harga asli 82.000), The Fountains of Silence - 50.000 (harga asli 100.000), Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas - 37.500 (harga asli 75.000).

15. Cara Menghentikan Waktu (How to Stop Time) - Matt Haig

16. Anything is Possible - Elizabeth Strout

17. The Girl With The Shark's Teeth - Cerrie Burnell



Ketiga buku ini adalah paket kedua yang saya beli di situs gramedia.com pas momen 12.12. Seperti biasa, saya memilih buku ini karena merupakan novel terjemahan. Dan saya tidak sabar ingin membaca novel karya Mat Haig yang disebut-sebut karyanya itu sebagai novel psikologi.

Saya membeli buku Cara Menghentikan Waktu (How to Stop Time) - 64.500 (harga asli 129.000), buku Anuthing is Possible seharga 35.000 (harga asli 70.000), dan buku The Girl With The Shark's Teeth seharga 35.000 (harga asli 70.000).

18. Perempuan Tak Mendua - Andrei Aksana

19. Library of Souls (Miss Peregrines #3) - Ransom Riggs


Masih di momen 12.12, kedua buku ini saya beli dengan diskon 50% dari akun shopee gramediaofficial. Saya membeli karya Andrei Aksana karena pernah membaca novel beliau yang berjudul Senyawa. Sayangnya, waktu itu saya belum membuat blog ini jadi tidak ada ulasannya. Karya beliau menarik. Lalu, seri ketiga Miss Peregrines saya beli untuk melengkapi seriesnya. Semoga bisa segera memulai membacanya.

Saya membeli novel Perempuan Tak Mendua seharga 64.500 (harga asli 129.000) dan novel Library of souls seharga 81.500 (harga asli 163.000).

20. Daun Yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin - Tere Liye

21. Berani Bahagia - Ichiro Kishimi & Fumitake Koga


Kedua buku ini juga saya beli di momen 12.12 di akun shopee gramediaofficial dengan diskon 50%. Novel Tere Liye yang ini sudah beberapa kali saya baca ulang ketika dulu punya novel versi lawasnya. Tapi karena novelnya dipinjam temen dan entah sekarang gimana nasibnya, saya sengaja membeli lagi karena ingin membaca ulang.

Sedangkan untuk buku non-fiksi Berani Bahagia dibeli karena ingin melengkapi karya penulis yang sebelumnya saya juga sudah membeli buku Berani Tidak Disukai.

Saya membeli novel Daun Yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin seharga 34.500 (harga asli 69.000) dan buku Berani Bahagia seharga 52.500 (harga asli 105.000).

22. Jika Kita Tak Pernah Jadi Apa-Apa - Alvi Syahrin


Kedatangan buku ini bikin bingung sebab saat itu saya kira paket tersebut adalah barang yang saya beli via ecommerce. Tetapi begitu dibuka, isinya buku ini. Saya merasa nggak beli, kok datang bukunya. Pas dibuka isi bukunya, di halaman judul ada cap kalau buku ini adalah " Persembahan Dari Penerbit, Tidak Untuk Dijual". Wah, ini kayaknya sengaja dikirim deh sama penerbit. Makanya saya sangat berterima kasih untuk kiriman bukunya. Jadi, buku ini saya dapatkan secara gratisss.

23. 80/20 - Richard Koch

24. Cinco Esquinas (Lima Sudut) - Mario Vargas Llosa

25. Harapan Dari Tempat Paling Jauh - Inggrid Sonya



Ketiga buku ini merupakan paket terakhir yang saya beli ketika momen 12.12. Tidak ada alasan khusus kenapa saya membeli kedua buku fiksi ini, kecuali hanya ingin membaca karya yang belum saya baca saja. Sedangkan untuk buku 80/20 saya beli karena ingin mengenal Prinsip Pareto yang dulu sempat disinggung pada satu diskusi dengan mantan manajer saya di kerjaan dulu.

Saya membeli buku 80/20 seharga 39.000 (harga asli 78.000), buku Cinco Esquinas seharga 46.500 (harga asli 93.000), dan buku Harapan Dari Tempat Paling Jauh seharga 52.500 (harga asli 105.000)

***

Dari kesemua buku yang saya beli, pada bulan Desember 2021 saya menghabiskan uang sebanyak 1.229.400, untuk 24 buku. WOW masih jumlah yang mencengangkan sebab beli buku sebanyak itu padahal membacanya tidak rajin-rajin sekali. Ini efek diskon yang digagas gramedia.com, yang bikin saya mikir kapan lagi bisa beli buku dengan diskon segede itu.

Semoga tahun 2022 ini saya bisa mengerem sekencang-kencangnya dan mulai rajin baca biar TBR berkurang drastis.

Nah sekian artikel Rekap Bookmail Desember 2021. Terakhir, jaga kesehatan dan jangan lupa membaca buku!


Desember 31, 2021

Selamat Datang Tahun 2022


Di antara gegap gempita pergantian tahun menuju tahun 2022, perasaan sedih menyelinap ke dada. Suasana hati sedih muncul ketika pikiran liar menjelajah pada momen-momen yang terjadi di tahun 2021. Momen yang hanya bisa diingat tanpa bisa diputar kembali.

Tidak bijak jika meratapi segala yang di belakang, yang belum bisa diwujudkan. Meski sudah di ujung tahun ini, saya memilih menyiapkan diri untuk mewarnai tahun 2022.

Bicara soal blog, saya berharap bisa membuat postingan ulasan buku lebih banyak. Ini beriringan dengan kegiatan membaca buku, semoga saya bisa membaca buku lebih banyak juga.

Selain itu saya juga ingin mengurangi membeli buku sampai waktu yang tepat. Kapan? Sampai saya merasa puas setelah membaca buku-buku yang jadi to be read (TBR). Karena sepanjang tahun 2021 saya sudah menghabiskan banyak uang untuk membeli buku. Padahal kemampuan dan kesempatan saya membaca buku tidak sebanding dengan penambahan timbunannya. Alhasil makin banyak saja TBR yang menggunung.

Tentu saja tidak membeli buku akan menjadi komitmen yang berat bagi saya. Sebagai penikmat sensasi mendapatkan paket buku baru, ini jelas-jelas menjadi ujian. Dan agar bisa menormalkan psikologi saya akan kebutuhan membeli buku setiap bulan, saya memutuskan menyisihkan penghasilan saya sebesar 100K untuk beli buku baru setiap bulannya.

Harapan saya yang lainnya, saya ingin mengadakan lebih banyak giveaway. Semoga ini bisa diwujudkan dengan menggelar GA sebulan satu kali. Selain untuk medongkrak popularitas blog, ini juga bisa menjadi ajang silaturahmi sesama pecinta buku. Rumahnya ya di blog ini.

Doakan juga semoga saya bisa lebih rajin mengunjungi blog buku lainnya. Karena bagaimana pun serunya ngeblog ada di saling berkunjung, saling meninggalkan jejak komentar.

Oya untuk jumlah buku yang akan saya targetkan di tahun 2022 sebanyak 50 buku. Hitungannya agar saya bisa membaca 4 buku per bulan. Jumlah yang seharusnya tidak memberatkan.

Nah, sekian closing saya di tahun 2021. Mari kita sambut tahun 2022 dengan suka cita, dengan niat yang lebih lurus, dengan hati yang baru, juga dengan mimpi yang lebih besar. Kita berjuang dan bekerja lebih keras lagi karena kita sama-sama tahu hidup itu keras. Pegal, ngantuk, lelah, dan sakit akan menemani perjalanan kita, tapi yakinkan hati kita bisa melewati semuanya dengan hati yang besar.

Terakhir, jangan lupa membaca buku!



Desember 23, 2021

[Buku] Aroma Karsa - Dee Lestari


Judul:
Aroma Karsa

Penulis: Dee Lestari

Penyunting: Dhewiberta

Penerbit: Penerbit Bentang

Terbit: Agustus 2021, cetakan kedelapan

Tebal: xiv + 710 hlm.

ISBN: 9786022914631

***

Dari sebuah lontar kuno, Raras Prayagung mengetahui bahwa Puspa Karsa yang dikenalnya sebagai dongeng, ternyata tanaman sungguhan yang tersembunyi di tempat rahasia.

Obsesi Raras memburu Puspa Karsa, bunga sakti yang konon mampu mengendalikan kehendak dan cuma bisa diidentifikasi melalui aroma, mempertemukannya dengan Jati Wesi.

Jati memiliki penciuman luar biasa. Di TPA Bantar Gebang, tempatnya tumbuh besar, ia dijuluki si Hidung Tikus. Dari berbagai pekerjaan yang dilakoninya untuk bertahan hidup, satu yang paling Jati banggakan, yakni meracik parfum.

Kemampuan Jati memikat Raras. Bukan hanya mempekerjakan Jati di perusahaannya, Raras ikut mengundang Jati masuk ke dalam kehidupan pribadinya. Bertemulah Jati dengan Tanaya Suma, anak tunggal Raras, yang memiliki kemampuan serupa dengannya.

Semakin jauh Jati terlibat dengan keluarga Prayagung dan Puspa Karsa, semakin banyak misteri yang ia temukan, tentang dirinya dan masa lalu yang tak pernah ia tahu.

***

Sinopsis

Jati Wesi adalah pemuda yang besar di TPA Bantar Gebang, yang memiliki indera penciuman istimewa sebab bisa membaui aroma yang tidak bisa ditangkap hidung orang biasa. Kemampuannya itu membuat Jati menjadi peramu parfum yang handal, bahkan dapat mereplika parfum dari perusahaan besar Kemara. Tindakannya ini justru membuat dia ditangkap polisi dan menjadi awal dia terhubung dengan sosok pemilik Kemara, Ibu Raras Prayagung.

Masuknya Jati di keluarga Prayagung membuat anak perempuan Raras, Tanaya Suma, berreaksi menolak kehadirannya. Suma pun merupakan orang yang dianugerahi hidung istimewa seperti Jati. Hubungan tidak akur mereka berubah seiring waktu menjadi saling memuja. Kesamaan yang mereka miliki membuat mereka merasa sepenanggungan dan bukan satu-satunya manusia aneh.

Raras ternyata punya skenario besar akan obsesinya untuk menemukan bunga Puspa Karsa. Bunga yang dianggap dongeng oleh banyak orang, yang memiliki kemampuan luar biasa untuk mengendalikan dunia. Suma dan Jati akhirnya terlibat dalam ekspedisi pencarian keberadaan Puspa Karsa di Gunung Lawu yang dianggap penuh mistis. Mengulang ekspedisi yang pernah dilakukan 26 tahun silam dan menelan banyak korban, Raras berharap besar dan optimis ekspedisi kali ini akan berhasil dengan mengandalkan kemampuan Jati dan Suma.

Ekspedisi mustahil ini rupanya bukan sekadar menemukan Puspa Karsa, tetapi menjadi pintu untuk membuka tabir rahasia Jati dan Suma; siapa mereka berdua, dan apa hubungannya dengan Puspa Karsa.

Resensi

Akhirnya saya berhasil menamatkan membaca novel tebal Aroma Karsa yang sering dipuji-puji pembaca lain. Dulu pernah membaca separuh tapi terhenti karena merasa gaya bercerita novel ini berbeda dengan gaya bercerita Dee di series Supernova dan novel Perahu Kertas. Kali ini saya akhirnya bisa menyelesaikan menelusuri kisah Jati Wesi dengan penciumannya yang istimewa.

Saya menyebut novel ini sebagai novel petualangan sebab isi cerita novelnya berupa usaha menelusuri asal-usul sosok Jati dan Suma dengan melewati beberapa tempat penting: Bantar Gebang, perusahaan Kemara, dan Gunung Lawu. Pembaca akan diajak mengenal orang yang dianugerahi hidung dapat mencium aroma apa pun. Kita akan didoktrin untuk percaya jika semua benda sebenarnya memiliki aroma. 

Kemampuan ini kelihatannya menarik tapi melihat dari tokoh Suma, kemampuan ini justru merepotkan. Bau sesamar apa pun dapat dideteksi. Kita tentu saja akan menangkap bau yang aneh-aneh, bisa-bisa kita tidak bisa makan apa pun karena reaksi mual akibat kebanyakan mencium bau yang beraneka ragam.

Ketika novel ini membahas mengenai gangguan penciuman, saya sangat tertarik sebab jujur saja sampai detik ini hidung saya tidak normal. Kakosmia adalah gangguan hidung yang menafsirkan aroma secara berbeda dari yang sebenarnya. Saya tidak bisa mencium parfum sebagai wangi yang enak sebab jadi tercium aroma menyengat yang keras, sekalipun itu aroma buah. Saya tidak bisa mencium gorengan jadi aroma gurih, justru yang tercium aroma tengik dan busuk. Saya juga tidak bisa mencium aroma sabun mandi atau aroma lainnya dengan wangi yang sebenarnya, sebab yang tercium hanya aroma tidak enak. Sempat mengeluh ke keluarga dan mereka menyarankan untuk dicek ke dokter tapi saya malu untuk menjelaskannya karena memang sulit menerangkan apa yang saya cium di hidung. Rasanya aneh datang ke dokter dengan keluhan ini.

Dari novel ini kita akan mengenal komposisi wangi yang menarik. Tapi penjelasan yang melibatkan unsur kimia dan percampuran dari aroma-aroma yang kita kenal, justru jadi membingungkan sebab kita tidak bisa menduga jadi aroma seperti apa hasilnya. Hidung manusia biasa hanya bisa mencium aroma dominan. Ketika Jati membelah-belah aroma jadi bagian kecil-kecil, saya tidak bisa membayangkan aroma yang muncul. Ini juga menjadi alasan kenapa dulu saya terhenti membaca novelnya sebab merasa tema aroma di novel ini berjarak dengan saya. Susah untuk terhubung dengan kemampuan Jati dan Sumi, yang akhirnya membuat sisi simpati saya berkurang.

Yang membuat saya lanjut membaca kali ini karena petualangan ekspedisi mencari Puspa Karsa di Gunung Lawu. Kita sama-sama tahu, gunung merupakan medan yang diliputi mistis. Membayangkan mencari bunga yang tidak dikenali siapa pun di gunung, menjadi bahan khayalan yang menarik dan menantang. Saya penasaran apa yang akan dialami oleh tim yang mencari. Apalagi sempat disinggung jika ekspedisi pertama, mereka dibuat tumbang oleh sesuatu yang tidak terlihat. Rasa penasaran akan ekspedisi ini yang jadi bahan bakar saya menuntaskan novel ini.

Yang dibilang bagus banget oleh pembaca lain, tidak saya dapatkan juga. Karena porsi cerita pencarian bunga Puspa Karsa di Gunung Lawu terlalu sedikit dan singkat. Entah kenapa Dee tidak mengeksplorasi petualangan di Gunung Lawu. Saya tidak menemukan karakter Gunung Lawu dengan utuh sebagai latar penting akan keberadaan Puspa Karsa yang mistis dan misterius. Kalau boleh dibandingkan, latar Gunung Semeru di novel 5cm lebih terasa dibandingkan Gunung Lawu di novel ini.

Tema aroma menjadi salah satu alasan kenapa novel ini berjarak dengan saya. Untuk gaya bercerita Dee sepertinya tidak berubah, masih mencoba dengan ciri detail, minim metafora, dan bisa dibilang lugas. Gaya ini dipakai karena Dee memiliki tujuan membedah dunia aroma sampai ke intinya. Ini menjadi pernyataan saya untuk meralat dugaan dulu kenapa saya tidak berhasil menamatkan ceritanya.

Karakter di novel ini pun tidak ada yang menarik simpati. Jati Wesi dan Tanaya Suma sebagai orang dengan kemampuan indera penciuman istimewa sulit untuk terhubung dengan saya. Raras Prayagung sebagai perempuan kuat dan ambisius tidak juga membuat sosoknya mengesankan. Nurdin Suroso, Khalil, Kapten Mada, Bang Sarip dan tokoh pendukung lainnya memang dihadirkan untuk mendukung semata. Bahkan saya cukup terkejut ketika di ujung cerita Jati bersikap memperlakukan Khalil dengan tidak baik. Menurut saya peran Khalil dalam pertumbuhan Jati menjadi dewasa sangat tulus, tapi karena keterlibatan Khalil dengan obsesi Raras membuat Jati tidak melihat sisi itu.

Dari novel ini kita bisa belajar, "Ambisi itu harus berkadar. Tidak semua tujuan harus dicapai. Sebagai yang beragama Islam saya percaya dengan pesan 'manusia hanya berencana, Allah SWT tetap yang menetapkan takdirnya'". Kita harus tahu, apakah batasan kemampuan kita sudah sebanding dengan tujuan kita. Jika timpang, dijamin hidup akan resah dan gusar, tidak akan tenang.

Akhirnya saya memberikan novel ini nilai 3 dari 5 bintang sebab menurut saya wawasan baru dalam novel ini tetap membuka pikiran walau paket antara tema dan ceritanya belum cukup membuat saya terkesan.

Nah, sekian ulasan dari saya, terakhir, jaga kesehatan dan jangan lupa membaca buku!

Desember 17, 2021

[EBook] Kubah - Ahmad Tohari



Judul: Kubah

Penulis: Ahmad Tohari

Editor: Eka Pudjawati

Penerbit: Gramedia Pustaka Utama

Terbit: Januari 2019, cetakan ketujuh

Tebal: 216 hlm.

ISBN: 9789792287745

***

Tidak mudah bagi seorang lelaki mendapatkan kembali tempatnya di masyarakat setelah dua belas tahun tinggal dalam pengasingan di Pulau Buru. Apalagi hati masyarakat memang pernah dilukainya. Karman, lelaki itu, juga telah kehilangan orang-orang yang dulu selalu hadir dalam jiwanya. Istrinya telah menikah dengan lelaki lain, anaknya ada yang meninggal, dan yang tersisa tidak lagi begitu mengenalnya. Karman memikul dosa sejarah yang amat berat dan dia hampir tak sanggup menanggungnya.

Namun di tengah kehidupan yang hampir tertutup baginya, Karman masih bisa menemukan seberkas sinar kasih sayang. Dia dipercayai oleh Pak Haji, orang terkemuka di desanya yang pernah dikhianatinya karena dia sendiri berpaling dari Tuhan, untuk membangun kubah masjid di desa itu. Karman merasakan menemukan dirinya kembali, menemukan martabat hidupnya.

***

Sinopsis

Novel Kubah menceritakan tokoh Karman yang akhirnya bisa bebas setelah mendekam dalam pengasingan di Pulau Buru akibat dirinya yang tergabung dalam partai komunis. Kebebasan yang membuatnya bingung akan pulang kemana, sebab di Pegaten pernah menjadi tempat dia hidup dengan banyak kesalahan. Saat ia ditangkap dan diasingkan, Karman meninggalkan Marni, istrinya, bersama tiga anak. Berita buruk yang membikin patah hati muncul di tahun kelima, melalui sebuah kartu pos Marni meminta ijin menikah lagi. Hidup tanpa kepala keluarga bukan perkara mudah bagi Marni dan anak-anaknya. Karman yang tidak jelas kapan akan bebas tidak mempunyai pilihan selain melepaskan Marni dan berusaha rela. Tapi itu tidak mudah dilakukan.

Karman kemudian memulai hidup kembali dengan menemui sepupunya, Gono. Dia rumah saudaranya itu dia bertemu pertama kali dengan anak sulungnya, Rudio. Pertemuan yang mengharukan antara ayah-anak yang memendam rindu. 

Dari sinilah cerita Karman mulai benderang. Masa lalu kelam seperti ditimbun dengan sendirinya. Pegaten masih ramah menerimanya dengan senyuman. Dan Karman menjadi lebih matang sebagai ayah bagi anak-anaknya, Rudio dan Tini, yang kini sudah dewasa. Karman menemukan kesempatan kedua dalam hidupnya.

Resensi

Setelah sebelumnya dibuat terharu biru dan terkesan membaca novel Orang-Orang Proyek, kali ini pun saya dibikin menangis saking menikmati cerita yang disajikan penulis dalam novel Kubah. Dengan gaya bercerita yang sederhana, lugas, sopan, kisah Karman sangat enak diikuti. Sejarah masa kemerdekaan dan setelahnya tidak membuat novel ini seperti buku teks sejarah sekolahan. Unsur dramanya kental dan itu yang bikin saya ketagihan dengan karya-karya Ahmad Tohari.

Drama yang muncul dalam novel Kubah ini mengenai tobatnya salah satu anggota partai komunis. Kita tahu sendiri posisi mantan anggota partai komunis dan keluarganya masih dianggap penjahat di negeri ini. Apalagi pada masa itu, mantan anggota PKI pasti begitu tersisih. 

Dengan runut, penulis memaparkan kisah hidup Karman dimulai dari latar belakang orang tuanya, masa kecilnya, masa mudanya, hingga sampai pada titik dia terdoktrin oleh aktivis PKI. Sosok Karman begitu jelas terbayang oleh saya karena penulis dengan detail menceritakan biografinya secara lengkap.

Dari novel ini, saya jadi paham bagaimana anggota PKI merekrut anggota partai dengan cara menghasut dan mencuci otak pemuda dengan ajaran komunis agar menetang pemerintah. Intrik busuk yang dilaksanakan dengan halus, ditutupi dengan muslihat, membuat PKI jadi organisasi jahat di mata saya. Karman sebagai korban menjadi contoh memilukan. Dia seperti diperdaya. 

Yang membuat saya begitu emosional ketika membaca novel ini ada pada bagian ketika Paman Hasyim berdebat dan bertengkar dengan Karman. Paman Hasyim menghendaki Karman kembali ke jalan agama, tapi Karman bersikukuh jika agama adalah candu yang melenakan warga dengan penindasan yang dilakukan pemerintah. Komunis memang mejauhkan anggotanya dari agama dan ini yang bikin anggotanya menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuannya.

Selain unsur sejarah kelam PKI yang dikemukakan penulis, ada juga unsur romansa dan drama keluarga. Karman mengalami polemik rumah tangga yang rumit saat dia akhirnya ditangkap dan diasingkan. Istri dan anak perlu melanjutkan hidup. Dan Karman harus berbesar hati menerima kondisi yang dipilih istrinya. Menghilangnya sosok Karman di tengah keluarga membuat dinamika yang tidak biasa bagi anak-anaknya. Apalagi ibu mereka sudah bersuami lagi dan memiliki anak. Kepulangan sang ayah membuat mereka berpikir apa yang akan terjadi nanti.

Romansa muncul ketika Karman masih muda. Lagi-lagi urusan cintanya tidak mulus. Rifah, anak dari Haji Bakir, yang ditaksirnya tidak bisa ia gapai. Pun setelah Rifah jadi janda, situasinya sudah berubah sebab dia memilih bersitegang dengan ayah Rifah. Kemunculan Marni menjadi obat. Sayangnya, masa indah itu tak lama karena mereka harus dipisahkan tragedi.

Novel Kubah begitu menggugah. Meski konfliknya kelam, tapi menguar aura sederhana yang muncul dari beberapa tokoh yang hadir. Jika pada novel Orang-Orang Proyek ada Pak Tarya yang bijak, di novel ini muncul Haji Bakir dan Paman Hasyim yang pembawaannya tenang dan berwibawa. Banyak sekali pengajaran dan perenungan hidup yang mereka sampaikan di novel ini. 

Dari novel ini saya juga merasakan nostalgia masa kecil yang begitu riuh menyenangkan. Masih bisa bermain-main di sawah, mengaji ramai-ramai di musolah, dan menikmati alam pedesaan yang masih asri. Melihat masa sekarang, kenangan masa kecil jadi ingatan berharga yang begitu diingat langsung menghangatkan hati. Pengen kembali ke masa itu kalau bisa.

Pelajaran moral yang saya dapatkan setelah membaca novel ini, "Seburuk-buruknya kita, sesalah-salahnya kita, selama masih bernafas kejarlah kesempatan kedua untuk menjadi lebih baik. Segala niat baik akan dimudahkan jalannya. Percaya itu!" Dan apa yang dialami Karman di ujung cerita novel ini membuat saya tersenyum senang.

Oya, judul Kubah pada novel ini merujuk pada pemberian dan balas budi Karman untuk lingkungan yang sudah menerimanya kembali dengan memberikan kesempatan kedua. Karman membikinkan kubah untuk mesjid dekat rumah Haji Bakir.

Dengan sangat bangga, saya ingin merekomendasikan novel ini bagi siapa pun. Ceritanya bagus. Dan saya mau memberikan nilai 5 dari 5 bintang untuk kisah tobatnya Karman.

Nah, sekian ulasan dari saya, terakhir, jaga kesehatan dan terus membaca buku!