Oktober 21, 2022

[Buku] Ayat-Ayat Mantan - Asef Saeful Anwar


Judul:
Ayat-Ayat Mantan

Penulis: Asef Saeful Anwar

Penyunting: Ipank Pamungkas

Ilustrasi sampul: Hannan Hafizh Rizq

Terbit: 2022, cetakan pertama

Penerbit: Shira Media

Tebal: xiv + 94 hlm.

ISBN: 9786027760592

Apabila engkau

Menemukan cinta baru

Nyanyikanlah bait ini

Setiap pagi;

"Bangun tidur kuterus rindu

Tidak lupa mengingat kamu

Habis mandi kutolong ibu

Membawakan calon menantu"

***

Resensi

Buku ini tipis dan memiliki label sebagai buku Self-Improvement. Nah, saya langsung bingung, sebab di dalamnya berisi puisi-puisi atau prosa. Ini bisa dilihat dari penggalan-penggalan kalimat yang disusun bak puisi dengan membubuhkan judul pada setiap bagiannya.

Menepiskan dulu kebingungan soal hubungan label dan bentuknya, saya akui kalau buku ini asyik dibaca ketika suntuk. Pasalnya, sesuai judul bukunya, isi dari puisi-puisi di dalamnya memang menceritakan semua hal soal mantan. Rasanya hampir semua hal yang berhubungan dengan mantan dibahas. 

Seperti status mantan dan efeknya akan kita temukan pada puisi pertama berjudul Hakikat Mantan. Di situ disinggung soal apa reaksi kita saat nama mantan disebut dan penulis membaginya menjadi tiga: Mantan akan membuat kita marah tanpa alasan, mantan akan membuat kita berpura-pura tak kenal, atau mantan akan membuat kita masih merasakan sisa debaran di dalam dada. 


Membaca 41 puisi soal mantan kita akan mendapatkan pandangan baru mengenainya. Kita akan diberikan solusi ala penulis dalam menghadapi dan menyikapi mantan. 

Contohnya ketika kita mendapatkan undangan mantan apa yang harus dilakukan. Pada puisi Menghadiri Pernikahan diberikan dua opsi jika kita diposisi demikian. Pertama, jika masih belum cukup ikhlas, cukup sampaikan saja pesan ucapan selamat dan turut berbahagia. Kedua, kalau sudah berdamai dengan perasaanmu, silakan datang menghadiri. Di situ ditegaskan, "Sesungguhnya mantan paling lemah merengek minta balikan, mantan paling kuat datang ke pernikahan."

Contoh lain yaitu ketika teman kita menyukai mantan kita, mesti bersikap bagaimana kita? Ini pun dijelaskan penulis dalam puisi yang berjudul Ketika Teman Bertanya Tentang Mantan, kalau perasaan suka tidak bisa dicegah. Bisa jadi temanmu selama ini mendoakan hubunganmu bersama mantan dengan mengesampingkan perasaannya. Maka biarkan mereka berbahagia. kecuali jika temanmu pengkianat, bolehlah ditonjok sekali, sekali saja jangan lebih dari itu.

Masih banyak sisi soal mantan yang disampaikan penulis di puisinya. Kalian bisa membacanya dalam buku ini dan menurut saya cukup mengena pesan yang ingin disampaikan penulis. Kalau pun saat ini tidak dalam kondisi sedang ingat mantan atau sudah move on dari mantan, buku ini bagus untuk bernostalgia ke momen ketika awal-awal putus dulu. 

Ah, kadang kumerasa bego dulu sampai bucinnya kebangetan. Bisa jadi kita akan komentar demikian


Kovernya yang berwarna merah darah memang mencolok. Ditambah ilustrasi sampul ala kitab-kitab membuat buku ini jadi kelihatan sakral dan kaku. Bagi saya tidak cukup menarik. Saya berharapnya mendapatkan kover yang lebih lembut dan sedikit penghiburan. Berandai-andai saja, akan bagus kalau kovernya berupa foto pemandangan atau ilustrasi lukisan yang berwarna-warni pada backround putih. Duh, pasti pembaca akan banyak yang naksir bukunya.

Terlepas dari kovernya, isi buku ini lebih menarik sih. Dan saya senang membaca puisi-puisinya. Makanya saya memberikan nilai 4/5. Buku ini bisa juga untuk memantik semangat membaca setelah cukup lama kesulitan menuntaskan satu judul. Alasannya selain bukunya tipis, temanya pun terbilang ringan.

Sekian ulasan dari saya, terakhir, jaga kesehatan dan jangan lupa membaca buku.


Oktober 08, 2022

[Buku] Penaka - Altami N. D.


Judul:
Penaka

Penulis: Altami N. D.

Penyunting: Nonie Pahmi

Perancang sampul: Orkha Creative

Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama

Terbit: September 2022

Tebal: 216 hlm.

ISBN: 9786020664125


Pernikahannya memang baru berumur dua tahun, tapi Sofia sudah mau menyerah saja. Suaminya tidak hanya kecanduan game online, tapi juga super berantakan. Laksana bahkan beberapa kali membahayakan anak mereka tanpa sadar. Ngawur!

Karena tidak mau terjebak lebih lama, Sofia minta cerai. Ia bertekad mewujudkan impiannya agar tidak lagi merasa ketinggalan dari orang-orang di sekelilingnya. Namun, sehari setelah berikrar siap menjadi single parent, Sofia terbangun dan menyadari dirinya berubah menjadi... botol minum!

Sofia panik. Situasi yang menyebabkan ia tiba-tiba berubah menjadi kucing, anjing, atau orang asing ini membingungkan. Apalagi ketika ia menemukan rahasia-rahasia tak terduga dari orang-orang terdekatnya.

Lalu, bagaimana dengan rencana-rencana hidupnya? Bagaimana nasib anak semata wayangnya yang masih balita? Sofia harus segera menemukan cara untuk bisa kembali ke wujud asalnya.

***

Sinopsis

Novel ini menceritakan pasangan suami istri bernama Sofia dan Laksana yang sudah memiliki anak perempuan berusia dua tahunan, Raisa. Hubungan suami istri ini sedang diuji lantaran sikap keduanya yang tidak sesuai dengan keinginan masing-masing. 

Sofia kesal bukan main saat suaminya di rumah disibukkan dengan main game dan bukan membantunya menjaga Raisa. Dia merasa sudah capek mengurus rumah dan anak sampai-sampai ia kesulitan untuk makan dan mandi. Sofia berharap Laksana bisa diajak gantian. Belum lagi hal remeh lainnya yang dilakukan Laksana yang membikin Sofia naik darah.

Dan Laksana geram karena Sofia selalu ribut dan cerewet tanpa lihat kondisinya yang capek sepulang kerja. Ia merasa segala hal dikomentari. Nadanya ketika diajak bicara selalu ngotot.

Suatu malam, Raisa yang sedang dititipkan kepada Laksana karena Sofia harus ke toilet, terluka akibat terbentur pojok meja. Laksana lalai karena ia sibuk main game. Kejadian ini men-trigger Sofia untuk meminta cerai.

Pada pagi harinya, Sofia kaget karena ia berubah jadi botol minum. Ia melihat kelanjutan hidupnya dari sosok Sofia lain yang sesuai keinginannya selama ini. Perceraian itu pun disetujui Laksana. Pagi berikutnya Sofia menjadi kucing, dan seterusnya, setiap ia bangun tidur, jiwanya berpindah-pindah menjadi banyak hal.

Bagaimana Sofia bisa kembali ke wujud aslinya? Dan apa kabar dengan perceraian mereka? Bagaimana nasib Raisa kalau mereka bercerai?

***


Resensi

Karena judulnya unik, saya mencari artinya di KBBI. Di situ diterangkan artinya kalau Penaka adalah sebagai; seperti; seolah-olah. Saya menyimpulkan sendiri hubungan judul novel ini dengan isi ceritanya, kurang lebih begini: Kita bisa melihat semuanya jika kita berperan sebagai sesuatu.

Novel ini punya label Metropop tapi tema yang diangkat adalah tema domestik rumah tangga. Kita diajak menyelami keluarga kecil yang baru berjalan dua tahunan, melihat konflik yang biasa muncul ketika suami istri memiliki anak kecil. Saya bisa mengerti kemarahan Sofia saat Laksana keranjingan main game. Saya tidak setuju dengan siapa pun yang mengabaikan prioritas karena game walau dalam novel ini sebenarnya ada alasan masuk akal kenapa Laksana begitu. Pada bagian ini saya ikutan kesal membaca sikap Laksana saat menghadapi Sofia yang marah-marah karena ia melakukan pembenaran tanpa menyampaikan alasannya.

Intinya adalah dalam berumah tangga perlu dibuka ruang berdiskusi selebar-lebarnya. Jangan ada yang dipendam, jangan ada yang ditutupi. Sebab kalau tidak terus terang, siapa pun akan bermain asumsi. Dan jika dilanjutkan akan bermuara pada kesalahpahaman. Jika masih dianggap remeh kondisinya, saya yakin pasangan ini akan membuat keputusan gegabah.

Yang menyegarkan dalam novel ini, ide mengubah tokoh Sofia dan Laksana menjadi bentuk lain (botol minum, anjing, burung, nenek, kakek, remaja SMA, penjaga kasir minimarket) agar mereka melihat kehidupan mereka dari sisi lain, jadi cara ampuh yang bagus. Ini pukulan telak bagi pembaca agar tidak gegabah, tidak menghakimi, tidak menduga-duga, sebab setiap orang membuat keputusan pasti memiliki dasar dan alasan. Yang dibutuhkan oleh kita adalah menilai alasan dan dasar itu sudah baik atau belum.

Mengikuti perubahan bentuk Sofia dan Laksana menjadi hal seru seperti berpetualang. Kita sebagai pembaca akan dibikin penasaran mereka akan berubah jadi apa dan apa yang akan mereka lihat. Karena jadi botol minum, Sofia akhirnya tahu bagaimana Laksana di perjalanan berangkat dan pusingnya saat kerja di kantor. Karena jadi teplon, Laksana jadi tahu bagaimana Sofia sibuk dan lelahnya mengurus anak dan mengerjakan pekerjaan rumah. Sudut pandang lain akan menghasilkan pemahaman yang lain. Yang paling lucu saat Laksana jadi perempuan yang sedang mens, ia kebingungan mengganti pembalut, hehe.


Gaya bahasa penulis sangat renyah dan lincah. Tidak banyak bertele-tele dan runut. Dan penggunaan dua tokoh yang sama untuk satu adegan dibedakan salah satunya dengan tulisan miring. Ini membantu sekali pembaca memahami narasi jiwa tokoh utama dan peran tokoh utama. 

Banyak sekali pelajaran yang bisa diambil dari novel ini, terutama kalau kita membahas keluarga. Yang paling vokal tentu saja soal komunikasi anggota keluarga yang harus dijaga. Pelajaran lain yang mengena buat saya ketika dibahas soal keuangan dan gaya hidup. Ini penting juga diketahui oleh siapa pun, tidak melulu yang sudah nikah. Kalau kita memahami hikmah cerita di novel ini, saya yakin itu bisa jadi bekal untuk diri sendiri dan untuk kelak ketika berumah tangga.

Saya juga suka dengan penokohan yang ada. Perubahan karakter ketika mereka awal menikah, setelah menikah, saat konflik, dan saat semua mulai menyadari kekeliruan, digambarkan dengan baik oleh penulis. Ending ceritanya mampu membuat hati saya menghangat. Dan yang pasti, kita akan diajak untuk menjadi lebih dewasa, baik bersikap atau pun bertindak. 

Gradasi emosi yang disajikan dalam cerita di novel ini berwarna. Pembaca akan dibikin kesal di awal, diajak seru-seruan di tengah, lalu kita akan dibuat tumbuh lebih besar di akhir cerita. Novel ini menyegarkan dan memberi makna lebih. Meski terbilang tipis, buat saya novel ini bernilai tebal.


Beberapa kutipan yang menarik buat saya sebagai berikut:

  • Mereka yang berhasil mengendalikan diri dan terbiasa dengan kebaikan, niscaya akan berpikir dan berperilaku terpuji juga dalam kesehariannya. (hal. 14)
  • Rumah itu soal rasa, tempat penghuninya berbagi rasa sama-sama. (hal. 32)
  • Kesempatan itu momen, tidak datang dua kali. (hal. 50)
  • Manusia sering kali baru menyadari betapa berharganya sebuah kesempatan jika tidak lagi bisa mendapatkannya dengan cuma-cuma. (hal. 194)
  • Terkadang hal yang kita inginkan bukan hal yang kita butuhkan. (hal. 204)
  • Sesuatu yang dimulai dengan nggak baik itu seperti bom waktu, tinggal nunggu meledaknya. (hal. 209)

Untuk kovernya yang didominasi warna orange cukup bikin menarik. Gambar ketiga karakter inti yang berada di depan pintu saling melingkar cukup menggambarkan isi cerita tentang keluarga. Enggak pernah kecewa sih sama pilihan sampul penerbit satu ini. Variatif.

Keseluruhan cerita novel Penaka ini menarik dan unik. Ditambah konflik yang relate dengan banyak orang, novel ini akan sangat berharga dibaca oleh mereka. Saya merekomendasikan novel ini untuk dibaca. Yakin dah, banyak hal baik yang akan didapatkan. Dan saya memberikan nilai 4/5 bintang untuk novel ini.

Sekian ulasan saya, terakhir, terus jaga kesehatan dan jangan lupa baca buku!



September 05, 2022

[Buku] Xanny - Herlinssi


Judul:
Xanny

Penulis: Herlinssi

Penyunting: Haitiwi

Penyelaras akhir: Arreuvia

Penerbit: Aria Media Mandiri (Shira Media Group)

Terbit: 2022, cetakan pertama

Tebal: vi + 362 hal.

ISBN: 9786025921681

***

Jika bukan obsesi, apakah ini disebut balas dendam?

Jika tidak bisa memiliki, apakah harus menjadi bayangan untuk melupakan?

"Tertawalah hari ini, bisa jadi tawa itu tidak akan ada lagi esoh hari!"

***

Sinopsis

Novel Xanny ini menceritakan tokoh utama seorang gadis bernama Kang Seulji yang mesti bekerja keras untuk menghidupi dirinya dan ibu tirinya setelah ayahnya dipenjara dengan kasus korupsi. Ia bekerja siang malam tapi tetap tidak cukup memenuhi. Apalagi ibu tirinya menghamburkan uang untuk bayar sewa unit flat sehingga mesti berseteru dengan pemilik flat. Nasib naas menimpa Seulji karena terlalu bekerja keras siang malam, ia lalai mengerjakan pekerjaan dan berakibat dipecat. Seulji sangat sedih dan menderita.

Tanpa dia ketahui ada sosok lelaki yang selama ini menguntit dan memotretnya. Dan saat lelaki ini tahu Seulji dipecat, ia gunakan kesempatan itu untuk menarik Seulji ke sampingnya. Lelaki itu bernama Park Jimmy, lelaki dari masa kuliah yang menyimpan amarah sekaligus cinta kepada Seulji. Dulu, ia mengutarakan perasaan cintanya kepada Seulji, tapi ia menerima penolakan dan hinaan. Amarah yang membakar Jimmy dimulai sejak itu.

Niat dendam yang dipendam selama ini terwujud dengan begitu mudah. Jimmy melancarkan aksinya membalas dendam kepada Seulji. 


Mampukah Seulji melepaskan diri dari kungkungan Jimmy?


***

Resensi

Setelah kelar membaca novelnya, saya bertanya-tanya pemilihan judul Xanny ini apa maknanya, sebab saya tidak menemukan kata ini di sepanjang novel. Lalu, saya mencari tahu dan menemukan ini: 

Xanny atau xanax adalah sejenis obat-obatan untuk mengatasi rasa kegelisahan, depresi, gejala panik yang berlebihan. Xanny seringkali digunakan dengan tujuan pengunaannya sebagai rekreasi.

Mungkin ya, kata Xanny merujuk pada obat-obatan yang dikonsumi Park Jimmy untuk meredakan emosinya yang meluap-luap. Dan judul novel ini menegaskan kondisi tokoh lelaki yang memang kurang waras. Ups!

Isu besar novel ini membahas kesehatan mental, dan di novel ini disebutkan tiga kondisi kelainan mental: Bipolar Disorder, Obsessive, dan Personality Disorder. Bipolar Disorder kerap disebut gangguan bipolar yaitu keadaan perubahan mood seseorang secara ekstrim. Obsessive sendiri dikatakan sebagai ide, pikiran, atau rangsangan yang terus muncul tidak terkendali di benak seseorang. Sedangkan Personality Disorder diartikan kepribadian yang menyimpang dari orang normal. Saya tidak bisa membayangkan betapa 'sakit'-nya orang yang didiagnosa mengidap ketiganya.

Sebelum membahas lebih jauh, saya mau kasih tau dulu kalau novel ini punya vibes drama korea karena tokoh dan latar tempat diambil dari negeri sana. Dengan tau ini, kita sebagai pembaca bisa menerapkan mode nonton drama korea dulu pas mau membacanya. Buat saya cara ini berhasil.


Konflik yang muncul berkutat pada balas dendam Jimmy kepada Seulji. Dengan kekuasaan yang dia punya, Jimmy bisa mengatur banyak hal agar Seulji jatuh ke tangannya. Dan berkat ancaman, dia melakukan tindakan abnormal dan keji, seperti menelanjangi paksa, memotret ketika telanjang, mencium paksa, menyundut rokok di perut, membenturkan tubuh korban sembarangan, membenamkan kepala ke bathtub, dan masih banyak kekerasaan fisik lainnya. 

Seulji sebagai korban tidak punya daya. Sejauh apa pun ia lari, Jimmy bisa menangkapnya dengan gampang. Dan ketika ia meminta tolong kepada ibu tirinya, Seulji justru diabaikan dan rengekkannya itu dianggap bentuk Seulji menolak kesempatan emas mendapatkan gaji besar. Pada poin ini, saya ingin menekankan kalau permintaan tolong dari korban intimidasi , pemerasaan, atau ancaman tidak bisa dianggap remeh sebab mereka tidak bisa melepaskan diri tanpa bantuan orang lain. Dan jika lingkungan acuh terhadap mereka, ujungnya pasti kematian sebab mereka terlambat ditolong.

Membaca bagaimana Seulji disiksa dengan dalih balas dendam, kemudian ia diperlakukan baik atas dasar cinta, membuat saya geram. Saya perlu menyebutkan kalau Jimmy ini SAKIT JIWA. Dan sepanjang membaca novelnya, kita akan terus dibuat penasaran dengan nasib Seulji ke depannya.

Kemunculan polisi bernama Kim Taejoon memberikan harapan tetapi prosesnya lagi-lagi sulit karena Jimmy tergolong orang berkuasa. 


Memang sih menjerat hukum orang berkuasa itu sulit, lebih licin. Ops!


Kim Taejoon tertarik dengan kasus ini karena ia melihat kesamaan dengan kasus adik perempuannya yang meninggal setelah mengalami ancaman dan berujung pelecehan seksual. Adiknya sampai bunuh diri karena tidak sanggup menanggung beban berat itu. Sejak itu ia mengasah kepekaan dengan kondisi orang yang ia temui, termasuk Seulji. Kim Taejoon terus menyelidiki sampai semua terbongkar.


Bagaimana, sangat menarik bukan? Udah kayak drama korean genre thriller belum?



Gaya bercerita novel ini terbilang lugas dan menggunakan space yang rapat. Pembaca akan dibawa maju terus mengikuti konflik yang disodorkan. Persis seperti sedang menonton drama kejar-kejaran, enggak mau beralih dulu sebelum selesai. 

Alurnya sendiri dominan maju walau pada beberapa bagian kita akan diajak kilas balik untuk menegaskan apa yang terjadi di masa lalu yang melatarbelakangi kejadian saat ini. Beruntung bagian kilas balik ini dibuat dengan font yang miring sehingga pembaca tidak keder membedakannya.

Untuk penokohannya sendiri sudah sangat tebal, terutama kedua tokoh utama; Seulji dan Jimmy. Kang Seulji digambarkan sebagai gadis cantik, sempat populer tapi karena jatuh miskin jadi lebih realistis, pekerja keras, dan pemikir. 

Bagian pemikir ini yang saya tidak suka dari Seulji. Ini sampai saya kesal sekali ketika membaca bagian akhir novelnya. Setelah Seulji bisa bebas dan Jimmy akan dihukum, ia malah bersikap lunak terhadap Jimmy dan bersimpati. Seolah ia lupa dengan semua yang sudah dilakukan Jimmy terhadapnya. Bukan cuma melukai, tetapi Jimmy mempermalukannya dengan menyebarkan foto tak senonoh. Dan dia masih memikirkan nasib Jimmy, bahkan Seulji terang-terangan bilang kepada Kim Taejoon kalau ia tidak setuju Jimmy dihukum berat. Dalih Seulji karena ia merasa bertanggung jawab atas kondisi Jimmy yang sekarang akibat ulahnya di masa lalu. Saya sempat mengumpat, jangan-jangan Seulji juga karakter SAKIT JIWA.

Park Jimmy sendiri sudah saya bilang sebagai lelaki sakit jiwa yang didiagnosa tiga kelainan mental. Perubahan emosinya cepat, tempramental, sadis, dingin, muram, dan kompleksitas masalah. Tidak ada bagus-bagusnya Jimmy di mata saya walau semua tindakan jahatnya didasari pada kesalahan Seulji di masa lalu. Buat saya, setiap orang harus bertambah baik di masa depan. Saya juga pernah mengalami perundungan di jaman SMP. Hampir 3 tahun malah, tetapi saya berdamai dengan semuanya dan bisa menemukan banyak hal baik di masa depan. Tidak terus terjerat dengan kejadian buruk di masa itu.

Kim Taejoon merupakan polisi yang peka terhadap kejadian di sekitarnya. Dia baik, penolong, dan bijaksana. Hanya saja karakter Kim Taejoon tidak digali banyak sehingga kehadirannya di sini sabagi hero bagi korban. Walaupun disinggung kedekatan Kim Taejoon dengan Seulji selama mengawal kasus Jimmy, sampai ujung cerita saya tidak menemukan kemungkinan interest keduanya karena penulis selalu mematahkan dengan situasi Seulji yang selalu membahas Jimmy. 


Seulji memang menyebalkan, haha.


Ada karakter pendukung lain yang muncul dan kerasa keberadaannya seperti Sora (ibu tiri Seulji) dan Namgyoon (rekan kerja Kim Taejoon).

Usai membaca novel ini saya mendapatkan pelajaran untuk lebih peka terhadap orang di sekitar. Ini semakin menegaskan jika bersosialisasi dengan orang terdekat jangan sekadar formalitas. Kita tidak mau bukan kecolongan kehilangan orang terdekat yang didera masalah gara-gara kita melewatkan mengetahui kondisi dia?

Untuk penerbitnya sendiri saya punya catatan kalau masih ditemukan typo beberapa kata walau semua itu tidak mengganggu proses membaca. Sayangnya saya lupa merekap saking menikmatinya alur ceritanya yang bikin ngos-ngosan.

Dan kovernya sudah sangat bagus, dua tokoh muncul di situ, dengan gestur si lelaki mencekik leher si perempuan, menggambarkan secara gamblang kejadian di dalam ceritanya.

Untuk keseluruhan cerita ala drama korea yang seru dan berujung pada kekesalan saya dengan karakter Seulji pada akhir kisahnya, saya memberikan nilai 4/5 bintang. Ini pengalaman menyenangkan membaca novel dengan jalan cerita yang beneran persis kayak drama korea.

Terakhir, jaga kesehatan dan jangan lupa membaca buku!



Agustus 03, 2022

[Buku] Nyaliku Kecil Seperti Tikus - Yu Hua


Judul:
Nyaliku Kecil Seperti Tikus

Penulis: Yu Hua

Penerjemah: Sophie Mou

Penyunting: Eka Saputra & Nurjannah Intan

Penerbit: Penerbit Bentang

Terbit: Juli 2022, cetakan pertama

Tebal: vi + 182 hlm.

ISBN: 9786022919148

Yang Gao tak pernah mengerti alasan orang-orang sering sekali meremehkannya. Mereka selalu mengatainya pengecut seperti tikus hanya karena ia menolak menuntut. Padahal, ia selalu merasa hidupnya baik-baik saja. Ia tak pernah berpikir untuk mengeluh meski bekerja paling rajin, tetapi diganjar dengan upah terkecil. Bahkan, Yang Gao tak pernah mau melawan setiap cacian maupun pukulan. Ia bukannya penakut, hanya tak suka ribut.

Hingga suatu ketika, tragedi menimpa ayahnya membuat ia mulai memikirkan satu hal: sebuah pembalasan.

***

Sinopsis

Buku ini memiliki tiga cerita yang tidak berkaitan. 

[1] Nyaliku Kecil Seperti Tikus menceritakan tokoh bernama Yang Gao yang dalam hidupnya banyak hal yang dia takutkan. Dari sejak kecil hingga ia dewasa. Awalnya takut angsa dan takut naik pohon, lalu setelah dewasa dia takut mengatakan keinginannya sehingga saat ia sudah bekerja, gajinya tetap kecil dibandingkan kawan seangkatannya gara-gara Yang Gao enggan bermain trik. Sehingga sepanjang hidupnya melekat sebutan pengecut. Cemoohan dan ejekan memang menyakitkan tapi Yang Gao tidak  berani membela diri. Dia seperti ayahnya yang enggan mencari ribut. Perbedaannya, ayahnya mampu membalas sakit hati meski harus mati, sedangkan Yang Gao memilih dipukuli meski ia ingin berkelahi.

[2] Sebuah Kenyataan menceritakan keluarga yang terdiri dari seorang ibu yang sudah renta dan dua anak laki-lakinya (Shan Gang dan Shan Feng) yang sama-sama sudah menikah dan sudah memiliki anak. Suatu hari istri Shan Feng menemukan anaknya yang masih balita terbaring mati di halaman, dan diketahui yang membuat anaknya begitu adalah Pippi, anak Shan Gang. Dari kejadian ini berurutan kakak-adik ini meminta pertanggungjawaban. Setelah anaknya mati, Shan Feng ingin Pippi juga harus mati. Setelah Pippi mati, Shan Gang meminta istri Shan Feng diserahkan. Tragedi yang tidak ada ujungnya.

[3] Suatu Kebetulan menceritakan sebuah pembunuhan di Kafe Lembah yang menewaskan salah satu pengunjung dengan tikaman pisau tetapi si pembunuh justru menyerahkan diri ke polisi saat itu juga. Ada dua saksi bernama Chen He dan Jiang Piao yang saat itu juga berada di TKP. Ketika mereka jadi saksi, polisi tertukar menyerahkan kartu identitas mereka. Dan sejak itu Chen He dan Jiang Piao saling berkirim surat membicarakan soal pembunuhan itu dengan dugaan-dugaan versi masing-masing.



***

Resensi

Saya bisa menyebut ketiga cerita tersebut sebagai novela. Karena pada akhirnya buku ini hanya berisi tiga cerita saja dengan alur dan tokoh yang membentuk kesimpulan. 

Ketiga ceritanya menarik dan memiliki aura yang berbeda satu dengan yang lain. Kalau pun harus dicari persamaannya, mungkin akhir kisahnya yang tragis bisa dijadikan poin itu. Kematian yang disengaja, baik dibunuh maupun bunuh diri, bakal ditemukan dalam ketiga cerita tersebut. Pada cerita Nyaliku Kecil Seperti Tikus kita akan mendapati ayah Yang Gao bunuh diri demi membalas dendam karena harga dirinya dilecehkan di depan anaknya.

Sedangkan pada cerita Sebuah Kenyataan akan kita temukan lebih banyak kematian.  Begitu membaca cerita ini saya jadi ingat dengan pembukaan cerita buku Tiga Dalam Kayu karya Ziggy Z. yang menarasikan pembunuhan dengan santai, pelakunya anak-anak pula. Yang masih hidup dalam cerita ini adalah para istri. Ibu, kakak-beradik, dan anak-anak mereka mati. Yang menarik dari cerita ini tentu saja proses kematian mereka yang harus kita ikuti. 

Lalu pada cerita Suatu Kebetulan ada kematian akibat pembunuhan. Kasus yang kemudian dibicarakan dua tokoh utamanya namun mereka akhirnya mengulang pembunuhan tersebut. 

Untuk tema yang paling kental dalam buku ini adalah keluarga, bisa soal hubungan orang tua-anak atau suami-istri. Tema ini biasanya memberikan efek kehangatan pada pembaca tetapi pada buku ini jangan mengharapkan itu, kita justru akan lumayan terusik dengan alur cerita yang benar-benar membagongkan mental.

Penyebab efek itu karena konflik yang disajikan terlalu kelam. Tokoh-tokohnya memiliki konflik batin yang besar dengan kehidupan sehingga penulis mengeksekusi ceritanya tidak dengan manis, melainkan ditutup dengan tragedi.


Saya menyukai buku ini karena gaya bahasa yang digunakan penulis benar-benar khas buku asia: perlahan, detail, tajam, dan menghanyutkan. Walau konflik yang dibawakan penulis terbilang ngeri tetapi dengan gaya bahasa yang saya sebutkan sebelumnya, cerita terasa punya rasa magic dan menjadi lebih dramatis.

Setelah membaca buku ini saya merasakan hati saya jadi lebih besar ketika memandang kehidupan dibandingkan sebelumnya, lebih bersyukur juga, sebab tokoh-tokoh dalam buku ini punya kehidupan yang tragis, yang menghimpit mereka untuk keluar dari konflik dengan harus membuat keputusan yang baik.

Untuk ketiga cerita yang dikarang Yu Hua saya memberikan nilai 4/5 bintang. Buku ini menyegarkan sebagai bacaan literasi asia walau isi ceritanya tidak semenyegarkan itu.

Sekian ulasan dari saya, terakhir, jaga kesehatan dan terus membaca buku!


Agustus 01, 2022

[Buku] The Coffee Memory - Riawani Elyta


Judul:
The Coffee Memory

Penulis: Riawani Elyta

Penyunting: Laurensia Nita

Perancang sampul: Satrio d'Labusiam

Penerbit: Penerbit Bentang

Terbit: Maret 2013, cetakan pertama

Tebal: vi + 226 hlm.

ISBN: 9786027888203


Saat aroma kopi itu menjauh, kusadari bahwa kau tak mungkin kutemui lagi.

Seperti aromamu yang terempas oleh butir udara, meninggalkanku dalam sunyi yang dingin.

Sampai kusadari kau hadir, menyergapku dalam diam, mengembalikanku dalam kenangan.

Dan, menabur aroma yang sama dengan apa yang telah kutinggalkan.

Ketika itulah aku pahami, aku tak mungkin berpaling lagi.

***

Sinopsis

Novel The Coffee Memory ini menceritakan tokoh utama bernama Dania Aliffa yang tengah berduka setelah suaminya, Andro, meninggal dalam kecelakaan. Kehilangan pasangan hidup membuat semangat Dania merosot. Padahal ada tanggung jawab yang melekat padanya yang mesti diemban: mengurus anak laki-lakinya (Sultan) dan mengurus usaha kafe mereka  (Katjoe Manis).

Di masa kebangkitannya meniti hidup dari awal lagi, Dania harus menghadapi orang-orang yang enggan ia ladeni. Redi, kakak iparnya, selalu mendesak Dania untuk menjual kafenya karena dianggap Dania tidak akan bisa menjalankan bisnis ini. Pram juga muncul setelah sekian lama tidak bertemu, Dia mantan Dania saat sekolah tetapi penilaian Dania pada Pram sudah rusak sejak tahu niat asli Pram mau menjadi pacar Dania saat itu. Dan ujian paling puncak ketika kafe Katjoe Manis kebakaran tidak menyisakan apa pun.

Beruntung ada Barry yang bisa Dania andalkan. Barry, barista yang baru-baru ini direkrut, memiliki misteri yang masih belum masuk akal Dania mengenai alasan dia meninggalkan pekerjaan dulu yang sudah mapan dan pindah ke kafe kecil yang sedang dihidupkan kembali. Tetapi peran Barry sangat berjasa. Hingga pada saat Dania tahu isi hati Barry, kebimbangan menerpa dirinya. 



***

Resensi

Novel The Coffee Memory ini merupakan novel lawas yang sengaja saya baca lagi karena sedang kangen dengan cerita manis ala Penerbit Bentang. Dulu, penerbit ini salah satu yang paling banyak mengeluarkan novel roman dengan cerita yang segar dan manis. Dan novel ini masuk dalam jajaran judul series Love Flavour. Selain novel ini ada judul lain yang masuk series ini: The Mint Heart (Ayuwidya), The Strawberry Surprise (Desi Puspitasari), The Mocha Eyes (Aida M. A.), The Vanilla Heart (Indah Hanaco), dan The Chocolate Chance (Yoana Dianika).

Konflik besar pada novel ini adalah proses move on Dania, lalu bagaimana dia memperbaiki hal-hal yang harus segera dibereskan. Pembaca akan diajak mengikuti Dania yang mencoba berdamai dengan rasa kehilangan. Hatinya tertutup rapat bagi siapa pun yang mengetuk. Baginya Andro segalanya.

Proses meluruskan kaki untuk berdiri setelah ditimpa cobaan bertubi-tubi bukan perkara mudah. Kita bisa belajar dari kisah Dania ini, dalam proses move on itu dibutuhkan pendamping. Bisa orang tua, saudara, sahabat, atau bahkan ahli kesehatan. Karena jika sendirian menanggung perasaan nelangsa itu, justru kita akan makin tenggelam. Fungsi pendamping ini untuk mengingatkan kalau dunia nyata ini bukan soal kehilangan semata, tapi ada banyak hal penting lain yang mesti tetap diperhatikan. Dalam novel ini yang menjadi pendamping Dania adalah mamanya. Dia yang berinisiatif membangkitkan semangat Dania agar bisa melanjutkan hidupnya kembali.


Sebagai novel roman, sisi percintaan yang disajikan penulis memang pas. Bukan yang berbunga-bunga ala remaja SMA ya, tapi ini cinta yang lebih mendalam karena tokoh-tokohnya dewasa. Dan yang paling penting, novel ini mencoba menggali lebih dalam sisi dari kopi dan dunianya. Ada pembahasan soal jenis kopi dan penyajian, ada bahasan soal kafe dan ide-ide bisnisnya, juga ada pembahasan soal komunitas pecinta kopi yang jadi bagian tak terpisah dari eksistensi kopi itu sendiri.

Perjalanan move on Dania disusun dengan rapi dan runut. Pada mulanya dia egois untuk menyimpan perasaan atas nama Andro tetap bercokol di hatinya dan tidak ada yang bisa menggantikan itu. Tetapi seiring berjalannya waktu dan mata Dania makin terbuka, perlahan hatinya bisa mulai fleksibel dalam menghadapi beberapa orang yang mau mampir mengisi ke kosongan itu. Walau pada akhir novel ini disinggung sangat tipis kemungkinan kepada siapa Dania menambatkan hatinya kembali.

Kover novel ini sangat cantik. Dengan gamplang mengabarkan isi bukunya tentang apa. Pembaca bisa menebak sejak awal ada item penting apa dalam kisahnya. Tetapi pemilihan font dengan warna emas membuat saya agak repot memotret agar tulisan tersebut terbaca jelas. Alhasil, foto yang di sinilah hasil maksimalnya, hehe.

Saya sangat-sangat-sangat menikmati membaca novel roman lawas ini. Kopi dan kisah cintanya cukup memberikan kesan. Untuk aroma kopi yang semerbak dalam novel ini saya memberikan nilai 4/5 bintang.

Sekian ulasan dari saya, terakhir, jaga kesehatan dan jangan lupa membaca buku!



Juli 26, 2022

[Buku] Rinduku Sederas Hujan Sore Itu - J. S. Khairen


Judul:
Rinduku Sederas Hujan Sore Itu

Penulis: J. S. Khairen

Penyunting: Teguh Afandi & Yuli Pritania

Penerbit: Noura Books

Terbit: Maret 2019, cetakan pertama

Tebal: xii + 266 hlm.

ISBN: 9786023858026


Hujan adalah janji setia langit kepada bumi. Yang pasti datang, tanpa payah menunggu. Kita terjebak di hujan yang sama, namun tak bisa saling bicara. Membuatku terus menunggumu memutar badan dan melempar senyum kepadaku.

Aneka rasa tumpah dari langit. Cemas dan rindu tanpa bisa kucegah. Rasa yang begitu besar, yang melenyapkan rasa lainnya.

Jarak kita tak jauh. Namun tak bisa bertatapan, apalagi berbicara. Rinduku sederas hujan sore itu.

***

Sinopsis

Saya tidak tahu harus menyebut buku 'Rinduku Sederas Hujan Sore Itu' sebagai apa; novel, kumcer atau buku puisi, sebab buku ini berisi 19 cerpen dan 10 puisi dengan ragam tema.

Saya harus akui kalau saya kurang bisa menikmati puisi. Rasanya sudah lama sekali saya tidak membuat puisi padahal jaman SMA dulu saya bisa menghabiskan beberapa buku untuk ditulisi karya puisi amatir. Kepekaan saya untuk menikmati puisi sudah sangat berkurang. Sekarang saya justru lebih menyukai cerpen dan novel sebab dari bacaan ini saya bisa mengikuti alur dan konflik yang disajikan penulis. Jadi puisi dalam novel ini akan saya skip ya!

Dari sekian banyak tema yang dibawakan penulis, yang bisa membuat saya terharu bahkan menangis adalah ketika membaca cerpen yang temanya keluarga: hubungan anak dan orang tua, hubungan suami-istri, atau hubungan kakak-adik.

Seperti pada cerpen Do[s]a, kita akan menemukan konflik antara anak dengan orang tua. Cerpen ini menceritakan bagaimana menjadi anak perempuan yang tinggal dengan ayahnya tetapi tanpa ibu. Orang tua si Aku harus berpisah karena perbedaan agama. Perjalanan 'Aku' dipaparkan dengan runut dari mulai usia anak-anak sampai sudah menikah. Ketiadaan Ibu menjelma kerinduan yang menggunung, yang terbentuk dari perasaan kesal, pengharapan, marah, dan ingin dicintai. Pernyataan penutup cerpen ini bikin terharu, "Kami bersatu dalam rumah ini walau Ayah tak lagi ada. Namun, aku merasakan kehadiran Ayah, setiap detik."- hal. 14

Cinta seorang suami diuji ketika si istri belum bisa memberikan anak yang berumur panjang, ceritanya akan kita temui pada cerpen berjudul Cintaku Lumpur Sepaha. Cerpen ini berhasil membuat hati menghangat meski sebelum mencapai fase itu, kita akan dibuat geram dengan opsi yang akan dipilih si suami. Karena dua kali mempunyai anak dan dua kali harus menguburkannya, seorang suami dibingungkan untuk setia atau menikah lagi demi mendapatkan keturunan. Yang bikin cerpen ini berbobot karena penulis membangun ceritanya utuh, dimulai dari proses perkenalan sampai pasangan suami istri ini bersatu.

"Sampai maut memisahkan, takkan aku memadumu. Tidak harus punya anak, yang penting aku selalu bersamamu.... Tidak di dunia ini, di akhirat nanti pasti akan diberi oleh Sang Mahapasti." -hal.41

Cerita mengenai kehilangan kakak yang dibalut dunia musik dapat dinikmati pada cerpen berjudul Ketukan 1/64. Pembaca akan diajak mengenal lebih dulu kedekatan kakak-adik sebelum pada bagian yang cukup memilukan. Kedekatan sesama saudara sedarah biasanya akan mengoneksikan firasat-firasat dan pada cerpen ini cukup kerasa hal tersebut. Sayangnya, takdir ingin cerita lain sehingga firasat saja tidak bisa membelokkan takdir.

Takdir tragis lagi-lagi akan kita temukan di cerita Mungkin Aku yang Jahanam. Seorang ibu yang mengalami kekerasan dalam rumah tangga dan akhirnya melarikan diri. Namun cengkraman suami yang berjubah loreng begitu erat sampai tega memisahkan hubungan anak dan ibu. Bertahun-tahun mencoba untuk baik-baik saja tidak bisa mencegah kewarasannya. Apalagi sejak tahu anaknya justru tidak menghendaki keberadaannya. Makin terguncanglah kewarasannya. 

Selain tema keluarga, kita juga akan menemukan cerita roman yang penuh warna. Untuk cerita Bunga Rinai, yang tampaknya merupakan ide judul buku ini, belum membuat saya tersentuh. Ceritanya sendiri tentang kisah cinta Luthfi dari SMA yang tidak pernah tuntas, dan dia harus menemukan takdir lain setelah bertahun-tahun berpisah yaitu pujaan hatinya mendahului menghadap Tuhan. Dan alurnya ya sebatas bagaimana si cowok melalui kisah cintanya tanpa melibatkan konflik lain. 

Mungkin yang paling masuk ke emosi saya adalah cerita Langsung Tidurkah Engkau, Kekasihku? Di sini kita akan menemukan sosok bajingan dari lelaki yang sudah tunangan tapi secara sembunyi-sembunyi masih sering menggoda perempuan lain. Ketika apes salah kirim pesan, si lelaki menggunakan sahabatnya sebagai alibi. Walau tidak tahu nanti kehidupan pasangan ini akan berakhir apa, saya sih percaya kelakuan begitu enggak akan sembuh. Kapan waktu pasti akan kumat. Sayang aja gitu dengan perempuannya yang kapan waktu akan jadi korban.


***

Resensi

Keragaman tema yang disajikan penulis dalam cerpen-cerpennya membuat kita bisa memetik banyak pelajaran hidup. Tapi memang kekurangan dalam cerpen adalah tidak punya cerita utuh, penggalian karakter, dan pendalaman konflik, sehingga kita hanya bisa menemukan pelajarah hidup yang terbatas pada kapan cerpen dimulai dan kapan cerpen diakhiri.

Pada cerpen Do[s]a kita bisa memaknai mengenai memaafkan dan berdamai dengan keadaan. Sedangkan pada cerpen Mungkin Aku yang Jahanam kita bisa menemukan betapa besarnya cinta seorang ibu.

Untuk gaya menulis Kak J.S. Khairen bagi saya terlalu lugas, tegas, dan lincah. Kesan ini muncul sejak saya membaca novel beliau yang berjudul Kami (Bukan) Sarjana Kertas. Bagi saya, gaya menulis beliau belum nyaman dinikmati sebab saya tidak merasakan kekhasan yang tebal dari gaya Kak Khairen memilih kata dan meramu kalimat untuk media beliau memaparkan kisah. Istilah saya untuk tulisan beliau itu, belum legit, terlalu to the point, padahal beberapa sudut tulisan beliau membutuhkan sentuhan rasa.

Yang saya harapkan dari novel atau cerpen Kak J.S. Khairen adalah beliau membawakan nilai budaya yang kental. Saya bisa menangkap setting yang digunakan beliau dalam beberapa cerpen di buku ini bukan lokasi yang mainstream seperti Jakarta, Bandung, atau Bali. Tapi di luar itu, dan saya menunggu sekali beliau untuk menggali nilai kebudayaan tersebut agar jadi bahan utama dalam cerpen atau novelnya. Benar atau tidak, saya merasakan sedikit rasa persamaan beliau dengan penulis novel Puya Ke Puya, Fasial Oddang (ralat ya jika ternyata Kak JS Khairen sudah punya novel atau cerpen yang nilai budayanya sudah kental, hehe)


Untuk kovernya sendiri sangat bagus. Suasananya begitu sendu nan romantis kala gerimis dengan fokus pandangan ke dua sosok utama, muda-mudi, yang berjalan berpapasan saling membelakangi. Dan menurut saya kover ini paling pas untuk kover novel dibandingkan kover kumcer. Potensial banget mempresentasikan cerita roman yang nggak ceria-ceria amat.

Secara keseluruhan buku ini masih dapat dinikmati. Perbaikannya adalah bisa tidak ya dalam satu buku jangan sampai isinya berbelas cerpen, sebab setelah baca lewat 7 cerpen, saya suka lupa dengan cerita cerpen awalnya. Mungkin bisa ditambahkan detail untuk beberapa cerpen sehingga jumlah katanya menjadi lebih banyak dan ini akan memangkas beberapa judul. Dan untuk buku ini saya memberikan nilai 3/5 bintang.

Sekian ulasan dari saya. Sebelumnya saya mohon maaf untuk Kak J.S. Khairen dan beberapa pihak yang membantu saya mendapatkan novel ini, karena ulasan saya molornya terlalu-terlalu-terlalu lama. Alasan sebabnya bisa saya jabarkan banyak, tetapi saya mengakui intinya adalah saya masih belum bisa berkomitmen secara tegas. Ini jadi pelajaran besar untuk saya ke depannya.

Terakhir, jaga kesehatan dan jangan lupa terus membaca buku!