[Resensi] Perempuan Suamiku - Intan Savitri



Judul: Perempuan Suamiku

Penulis: Intan Savitri

Penyunting: Mursyidah

Penerbit: Noura Publishing

Terbit: September 2017, cetakan pertama

Tebal: xii + 244 hlm.

ISBN: 9786023853410

***

Aku menangis, sebab aku begitu ingin menemui lelaki yang menyimpan tatapan matanya di surga. Sebab aku begitu lelah dengan mata lelaki yang meneliti setiap pori pada kulitku. Sebab aku begitu jenuh dengan tubuhku yang menyimpan magnet sehingga mata-mata itu lekat padanya.

Adakah? Lelaki surga yang menyimpan tatapan matanya? Menukarnya dengan cinta sebab aku seorang mukminah, sebab aku seorang salihah? Dan, bukan karena wajah serta tubuhku yang membuatnya terpikat?

***

Buku ini berisi 24 cerita pendek. Tema yang mendominasi mengenai dinamika persoalan rumah tangga. Ada dua ciri khas dari cerpen-cerpen di buku ini. Pertama, penulis membawa satu poin masalah yang ia jabarkan dalam satu judul, sehingga cerpen yang muncul terbilang pendek. Kedua, cerita pendek yang dibuat dibalut nilai-nilai islami dan ini terasa sekali.

Perempuan Suamiku merupakan salah satu judul cerita pendek di dalamnya. Ini menceritakan mengenai seorang istri yang ditinggal mati suaminya. Belum juga meninggalkan makam, si istri mendapat pengakuan dari seorang perempuan peziarah yang mengaku istri dari mendiang suaminya. Hatinya kacau dan penuh tanda tanya. Namun kesimpulan sekaligus pesannya, ketika si istri tidak bisa memenuhi kebutuhan suaminya, bukan tidak mungkin si suami mencari kebutuhan tersebut di sosok yang lain. Dalam cerita ini, alasan kenapa suaminya menikah diam-diam dan memilih perempuan tersebut masih di koridor yang mewajarkan menurut syariat islam.

Lalu, blurb pada halaman belakang merupakan penggalan dari cerita pendek lainnya yang berjudul Laki-Laki Surga. Tentang perempuan dewasa yang cantik, yang merasa risih dengan kecantikannya karena dia sering menjadi bahan tatapan laki-laki lain. Ketika usia dewasanya menuntut untuk menikah, dia ingin mendapatkan laki-laki yang melihatnya bukan karena cantik. Sampai pada akhirnya dia benar-benar menemukan laki-laki yang menjaga matanya untuk di surga. Ini kiasan saja, untuk paham yang dimaksud 'menjaga mata', saya sarankan kalian membaca langsung buku ini.

Emosi dan perasaan yang disampaikan oleh penulis dalam cerita pendeknya memiliki ragam. Ada perasaan lucu menggemaskan, ada perasaan nelangsa, ada juga perasaan membahagiakan. Ini menyiratkan jika dinamika rumah tangga selalu naik dan turun. berpotensi besar akan bisa mempererat rumah tangga, bisa pula menghancurkan rumah tangga. Dan nilai islam ini yang kemudian menjadi modal utama untuk membuat rumah tangga tetap di jalan yang benar sesuai syariat.



Menurut saya kekurangan buku ini ada tiga. Pertama, buku ini terlalu memuat banyak cerita. Efek satu poin atau masalah dalam satu cerita membuat ceritanya jadi pendek dan jadi banyak. Saya merasa kekenyangan ketika membaca bukunya. Apalagi menjelang cerita ke 12 dan selanjutnya, minat saya menurun.

Kedua, meski dibuat dalam POV yang beragam, saya merasa gaya bercerita penulis tidak berubah dari semua ceritanya. Baik dari narasi maupun pemilihan diksi. Sehingga cerita-ceritanya memiliki rasa yang sama. Ini juga membuat saya merasa sedikit bosan dari paruh keduanya.

Ketiga, pesan yang disampaikan penulis lebih banyak langsung ke poinnya sehingga pembaca merasa digurui. Penulis tidak bermain dengan alur cerita pendeknya sehingga pembaca merasa dikasih cerita dengan intonasi yang datar dan pesan yang lugas.

Secara keseluruhan, membaca buku ini memberikan saya pandangan baru mengenai dinamika dalam rumah tangga. Ada wawasan yang bertambah mengenai nilai islam juga. Jadi saya memberikan nilai 2 bintang dari 5 bintang.

Terakhir dari saya, jangan lupa jaga kesehatan dan terus membaca buku!

0 komentar:

Posting Komentar